Aku Tidak Akan Pernah Lagi Membatasi Gender Tuhan (Bagian 2)

18 April 2021

Oleh Saudara Xinming, Amerika Serikat

Tuhan Akan Datang Kembali Sebagai Laki-laki atau Perempuan?

Suatu hari dalam sebuah pertemuan, aku mengutarakan kebingunganku, "Tuhan Yesus telah berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, jadi menurutku Tuhan pasti akan datang kembali sebagai seorang laki-laki. Namun engkau mengatakan bahwa Tuhan telah berinkarnasi sebagai seorang perempuan. Aku tidak bisa sepenuhnya menerima hal ini. Dapatkah engkau mempersekutukan kepadaku mengenai hal ini?" Saudara Lu berkata, "Saudara, engkau berpikir bahwa karena Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, Dia pasti akan datang kembali sebagai seorang laki-laki, tetapi pernahkah kau berpikir apakah pandangan ini sesuai dengan fakta atau tidak, dan apakah itu memiliki dasar dalam firman Tuhan atau tidak? Mungkinkah Tuhan hanya mampu berinkarnasi sebagai seorang laki-laki? Jika kita tidak berusaha memahami masalah ini, akan sangat mudah bagi kita untuk membatasi dan menentang Tuhan. Marilah kita terlebih dahulu melihat apa yang dikatakan Alkitab dan firman Tuhan. Itu dicatat dalam Kejadian pasal 1 ayat 1–2: 'Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam. Dan Roh Tuhan bergerak di atas permukaan air.' Firman Tuhan Yang Mahakuasa berkata: 'Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). 'Pada intinya, Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan").

Saudara Lu bersekutu: "Kita semua tahu bahwa Tuhan adalah Roh, tidak terlihat dan tidak berwujud, manusia tidak dapat melihatnya atau merasakannya, dan tidak ada perbedaan gender. Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki atau perempuan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan-Nya. Apa pun daging yang dikenakan oleh Tuhan yang berinkarnasi, laki-lakikah atau perempuankah, selama itu adalah daging inkarnasi Roh Tuhan, itu adalah Tuhan itu sendiri. Esensi Tuhan selamanya tidak berubah. Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai laki-laki dan menyelesaikan pekerjaan untuk menebus umat manusia. Jika Tuhan Yesus berinkarnasi sebagai seorang perempuan, Dia tetap akan mampu melakukan pekerjaan penebusan. Dengan kata lain, apakah daging inkarnasi Tuhan adalah laki-laki atau perempuan, esensinya adalah Tuhan itu sendiri, dan itu selalu dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan penyelamatan umat manusia. Ulangan pasal 4 ayat 15–17 berbunyi: 'Karena itu berhati-hatilah; sebab engkau tidak melihat rupa apa pun pada hari Yahweh berkata-kata kepadamu di Gunung Horeb dari tengah api yang menyala-nyala: Supaya engkau jangan merusak dirimu sendiri dengan memahat bagimu patung berhala yang menyerupai bentuk apa pun, yang menyerupai laki-laki atau perempuan, yang menyerupai binatang apa pun di darat, atau yang menyerupai burung yang terbang di angkasa.' Kita dapat memahami dalam ayat-ayat Alkitab ini bahwa ketika Yahweh berbicara kepada orang-orang di Gunung Horeb, mereka tidak dapat melihat rupa-Nya, karena Tuhan tidak akan membiarkan manusia membatasi-Nya dengan rupa apa pun. Hikmat Tuhan adalah sesuatu yang tidak mampu dipahami oleh manusia. Kita hanyalah makhluk ciptaan yang sangat kecil, jadi bagaimana kita mampu memahami pekerjaan Tuhan? Jika kita menyimpulkan bahwa Tuhan hanya dapat berinkarnasi sebagai laki-laki berdasarkan pada pemikiran dan imajinasi kita sendiri, bukankah itu berarti kita sedang menentang dan menghujat Tuhan?"

Setelah mendengar ini, aku akhirnya mengerti: Tuhan pada hakikatnya adalah Roh dan tidak ada perbedaan gender dengan Tuhan. Tuhan dapat berinkarnasi sebagai seorang laki-laki, dan Dia juga dapat berinkarnasi sebagai seorang perempuan—itu semua dikarenakan kebutuhan dalam pekerjaan-Nya. Jika aku menyimpulkan bahwa gender Tuhan adalah laki-laki berdasarkan gagasan dan imajinasiku sendiri, itu tentu saja tidak sesuai dengan kehendak Tuhan! Pada saat itu, gagasanku bahwa "daging inkarnasi Tuhan harus seorang laki-laki" perlahan-lahan mulai hancur, tetapi aku masih tidak mengerti mengapa Tuhan mengambil rupa seorang perempuan untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Kemudian, Saudara Lu melanjutkan persekutuannya: "Apakah Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki ataukah perempuan, itu semua adalah demi keselamatan manusia, demi pekerjaan pengelolaan-Nya, dan itu memiliki makna yang luar biasa. Pada akhir zaman, Tuhan telah datang berinkarnasi untuk mengungkapkan kebenaran dan untuk menyingkapkan misteri ini. Mari kita membaca bagian lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa dan kemudian kita akan mengerti. Firman Tuhan mengatakan: 'Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tidak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Dari firman Tuhan kita dapat memahami bahwa Tuhan Yesus datang untuk bekerja dalam rupa seorang laki-laki, dan jika Tuhan datang kembali tetap dalam rupa seorang laki-laki, kita akan selamanya menyimpulkan bahwa Tuhan adalah laki-laki, dan berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan atas laki-laki, bukan Tuhan atas perempuan. Tuhan tahu keadaan kita yang sebenarnya sebagai manusia yang rusak, jadi pada akhir zaman, Tuhan sekarang telah datang untuk bekerja dalam rupa seorang perempuan untuk secara kuat menentang gagasan kita. Pada saat yang sama, Dia juga mengubah pemahaman kita yang keliru tentang Tuhan, menyingkirkan gagasan kita yang membatasi Tuhan, dan membuat kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuhan atas seluruh umat manusia. Tuhan tidak hanya menyelamatkan laki-laki tetapi juga perempuan. Di mata Tuhan, laki-laki dan perempuan adalah sama. Tuhan mengambil jenis kelamin yang berbeda saat dua kali Dia telah berinkarnasi, dan dengan melakukan ini, Tuhan telah menyelesaikan seluruh pekerjaan-Nya dalam daging, dan Dia juga telah menunjukkan kemahakuasaan, hikmat, keajaiban, dan keadilan-Nya. Inkarnasi Tuhan sebagai seorang perempuan pada akhir zaman sangatlah bermakna!"

Ketika aku mendengar persekutuan saudara itu, aku merasa sangat setuju, dan aku berpikir: "Ternyata Tuhan berinkarnasi sebagai seorang perempuan pada akhir zaman mengandung makna yang sangat mendalam. Tuhan berinkarnasi dua kali benar-benar menunjukkan hikmat, keadilan, dan keajaiban-Nya." Gagasan yang ditanamkan dalam diriku sebelumnya oleh para pendeta dan penatua telah meninggalkan kesan yang kuat dalam diriku sehingga aku berpegang teguh pada gagasan itu dan percaya bahwa, karena Tuhan Yesus adalah seorang laki-laki, Tuhan yang datang kembali tidak mungkin seorang perempuan, dan aku sama sekali tidak peduli untuk menyelidiki pekerjaan dan firman Tuhan pada akhir zaman, melainkan aku membatasi Tuhan dengan mengandalkan gagasan dan imajinasiku. Aku benar-benar sangat bodoh, dan itu membuatku cenderung melakukan kesalahan yang sama dengan yang orang Farisi lakukan, yaitu menolak Tuhan Yesus. Tuhan adalah Sang Pencipta dan kita hanyalah makhluk ciptaan. Tuhan memiliki hak untuk memutuskan pekerjaan apa yang Dia ingin lakukan, dan rupa apa yang Dia pilih untuk berinkarnasi. Bagaimana mungkin aku bisa memenuhi syarat untuk membatasi pekerjaan Tuhan? Sebagai makhluk ciptaan, aku tahu bahwa aku harus mencari, menaati, dan menerima dengan rendah hati.

Aku Memahami Esensi Para Pendeta dan Penatua yang Sebenarnya

Persekutuan saudara itu banyak membantuku. Aku juga merasa bahwa Tuhan Yang Mahakuasa kemungkinan besar adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Namun begitu aku merenungkan tentang bagaimana para pendeta dan pengkhotbah sering mengatakan kepada kami untuk menjaga diri dari ajaran sesat, aku mulai ragu lagi. Aku berpikir dalam hati, "Mengapa para pendeta dan penatua semuanya menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa? Mereka semua mengenal Alkitab dengan baik dan mereka semua bekerja untuk Tuhan, jadi adalah lebih aman untuk mengindahkan perkataan pendeta. Jika aku tersesat dalam kepercayaanku, bukankah aku akan mengkhianati Tuhan?" Namun kemudian aku berpikir, "Jika Tuhan benar-benar telah datang kembali tetapi aku tidak menerima Dia, maka aku akan kehilangan kesempatan untuk diangkat ke dalam surga." Aku kemudian berdoa kepada Tuhan memohon kepada-Nya untuk membimbing dan menuntunku.

Aku kemudian membuka YouTube dan menyaksikan banyak video khotbah oleh para pendeta terkenal dan aku mendapati bahwa semua yang mereka khotbahkan adalah teori teologis, yang sama sekali tidak dapat memenuhi kebutuhan rohaniku, atau yang mereka khotbahkan itu tuduhan dan fitnah terhadap Kilat dari Timur yang tidak memiliki bukti faktual. Aku merasa sangat kecewa. Kemudian aku merenungkan dengan saksama firman Tuhan yang telah dibacakan oleh saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku, dan aku merasa bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa mengandung kebenaran. Aku mengambil firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mulai membaca, dan semakin aku membaca, semakin aku merasa bahwa perkataan ini memiliki otoritas, kuasa, dan kemegahan, dan bukan perkataan yang mampu diucapkan oleh manusia. Dalam hatiku, aku menjadi yakin bahwa perkataan ini benar-benar perkataan Roh Kudus. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan banyak kebenaran dan misteri dalam Alkitab, seperti misteri tentang nama-nama Tuhan, makna penting inkarnasi, orang-orang macam apa yang bisa masuk ke dalam kerajaan surga, jalan menuju kerajaan surga, dan sebagainya. Firman Tuhan menghilangkan banyak kebingunganku dan memungkinkanku menikmati pembekalan dan penyiraman air kehidupan Tuhan. Iman dan kasihku kepada Tuhan dipulihkan, dan rohku dipenuhi dengan sukacita. Aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali—Tuhan benar-benar telah datang kembali dalam daging! Setelah itu, aku menyaksikan film-film Injil dan video tarian dan lagu yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semua itu menyebarkan dan mempersaksikan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan semakin banyak orang percaya sejati dalam Tuhan yang mendengar suara Tuhan dan berbalik kepada Tuhan satu per satu. Ini memungkinkanku untuk melihat bahwa segala sesuatu yang berasal dari Tuhan pasti berkembang!

Kemudian, selama pertemuan dengan saudara-saudari, kami membaca satu bagian firman Tuhan: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan").

Seorang saudari menyampaikan persekutuannya kepadaku, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah menyingkapkan esensi kebencian para pemimpin yang agamawi terhadap kebenaran. Meskipun mereka mengenal Alkitab dengan baik dan dapat bekerja keras untuk Tuhan, mereka tidak mengenal Tuhan ataupun pekerjaan-Nya. Mereka sama sekali tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan. Mereka tidak pernah mengajar orang percaya untuk melakukan penerapan atau mengalami firman Tuhan. Mereka bahkan memanfaatkan pelayanan dan khotbah mereka untuk meninggikan diri mereka sendiri dan pamer, untuk membuat orang percaya memuja dan mengagumi diri mereka, dan membawa orang-orang kepada diri mereka sendiri. Mereka benar-benar terlibat dalam usaha pribadi mereka sendiri. Pada akhir zaman, ketika Tuhan Yang Mahakuasa menampakkan diri dan bekerja, orang-orang percaya yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mengasihi kebenaran mendengarkan perkataan Tuhan Yang Mahakuasa, dan satu per satu mereka menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Melihat begitu banyak orang percaya berbalik kepada Tuhan Yang Mahakuasa, para pendeta dan penatua takut tidak mampu mempertahankan kedudukan dan mata pencaharian mereka, sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyegel gereja, menyebarkan kekeliruan dan ajaran sesat untuk menipu orang percaya dan menghentikan mereka dari menyelidiki dan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Mereka menahan orang-orang percaya dengan kuat di bawah wilayah kekuasaan mereka, dan mereka bahkan membuat orang-orang percaya yang tidak mengetahui kebenaran mengikuti mereka dalam penentangan mereka terhadap Tuhan. Para pendeta dan penatua benar-benar merupakan penghalang dan batu sandungan yang menghalangi orang untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Mereka tidak akan berhenti sampai mereka menarik orang langsung ke neraka! Marilah kita mengingat kembali ke masa ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja dan berkhotbah. Dia melakukan banyak tanda dan mukjizat, seperti memberi makan 5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan, membuat orang lumpuh berjalan dan orang buta melihat, membangkitkan orang mati, dan sebagainya. Itu menimbulkan kegemparan di tanah Yahudi dan jumlah orang yang mengikuti Tuhan Yesus semakin bertambah. Para imam kepala, ahli Taurat dan orang-orang Farisi melihat bahwa pekerjaan dan perkataan Tuhan Yesus memiliki otoritas dan kuasa, tetapi demi melindungi status dan mata pencaharian mereka, mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk mengutuk, menciptakan kabar angin tentang Tuhan Yesus dan menjebak-Nya, dan pada akhirnya mereka bahkan menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib. Mereka menyinggung watak Tuhan dan mereka mengalami hukuman Tuhan. Dapat dilihat bahwa para pendeta dan penatua pada zaman sekarang menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa karena alasan yang sama dengan alasan orang-orang Farisi Yahudi menentang Tuhan Yesus. Mereka semua adalah orang-orang yang muak akan kebenaran, membenci kebenaran, dan menentang Tuhan. Mereka semua adalah orang Farisi dan antikristus yang munafik."

Dari persekutuan saudari itu aku memahami bahwa, meskipun para pendeta dan penatua mengenal Alkitab dengan baik dan meskipun mereka sering melayani dan berkhotbah, mereka tidak sungguh-sungguh merindukan penampakan Tuhan. Sebaliknya, mereka menyimpan kebencian yang luar biasa terhadap kebenaran. Demi melindungi kedudukan dan mata pencaharian mereka, meskipun mereka tahu betul bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, mereka tidak menuntun kami untuk mencari dan menyelidikinya. Mereka bahkan menyebarkan gagasan dan kekeliruan untuk membingungkan kami, membuat kami membatasi dan menentang Tuhan bersama mereka, dan menolak untuk menyelidiki jalan yang benar. Mereka sangat berbahaya dan jahat! Mereka adalah batu sandungan yang menghalangi kami untuk menyambut Tuhan, mereka adalah orang-orang Farisi modern, dan antikristus yang menelan jiwa kami!

Setelah menyelidiki dan mencari selama beberapa waktu, aku memahami dari firman Tuhan Yang Mahakuasa makna penting dari Tuhan yang berinkarnasi sebagai seorang perempuan pada akhir zaman, dan juga menyadari esensi menentang Tuhan dan antikristus dalam diri para pendeta dan penatua. Dari pengalamanku, aku benar-benar merasa bahwa jika kita tidak mencari kebenaran dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, dan malah menjadi congkak, memperlakukan pekerjaan Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi kita, atau kita tidak memiliki tempat untuk Tuhan di hati kita, memuja para pendeta dan penatua secara membabi buta serta mendengarkan ajaran mereka, maka sangat mudah bagi kita untuk membuat kesalahan dengan menolak Tuhan, dan dengan demikian kita kehilangan keselamatan-Nya. Syukur kepada Tuhan bahwa aku memiliki kesempatan untuk mendengar apa yang Roh Kudus katakan kepada gereja-gereja dan menyambut kedatangan Tuhan kembali—ini semua adalah berkat khusus dari Tuhan dan aku bersyukur kepada Tuhan karena menyelamatkanku!

Artikel sebelumnya: Aku Tidak Akan Pernah Lagi Membatasi Gender Tuhan (Bagian 1)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kisahku Menyambut Tuhan

Oleh Saudari Su Yang, Tiongkok Saat kecil, aku tak bisa berjalan karena rasa sakit parah di kakiku, jadi ibuku membawaku ke hadapan Tuhan....

Kasih yang Berbeda

Oleh Chengxin, Brasilia Sebuah kesempatan yang tak terduga pada tahun 2011 memungkinkan aku untuk datang ke Brasilia dari Tiongkok. Ketika...