Kembali ke Rumah
"Kasih Tuhan melimpah dib'rikan ke manusia, dilingkupi kasih-Nya. Manusia, tanpa dosa dan tiada yang mengikat, hidup bahagia di mata Tuhan. …Jika kau berhati nurani dan manusiawi, kamu 'kan merasa hangat, dirawat dan dicintai, diberkati kebahagiaan" ("Lagu Pujian Firman Tuhan" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Setiap kali aku mulai menyanyikan lagu pujian dari firman Tuhan ini, sulit untuk mengendalikan emosi yang bergelora di dalam diriku. Itu karena aku pernah menjauhi Tuhan dan memberontak terhadap-Nya. Aku seperti anak domba yang tersesat, tidak dapat menemukan jalan pulang, dan kasih Tuhan yang setialah yang membawaku kembali ke rumah Tuhan. Dalam artikel berikut ini, aku ingin membagikan pengalamanku kembali ke rumah Tuhan kepada saudara-saudariku di dalam Tuhan, serta kepada teman-teman yang belum berpaling kepada Tuhan.
Aku hidup setiap hari dalam ketakutan sebagai seorang anak karena ibu dan ayahku selalu bertengkar. Setelah aku lulus dari SMP, ibuku mulai percaya kepada Tuhan Yesus atas dorongan dari seorang tetangga, dan aku mengikutinya ke gereja. Sejak saat itu, aku tahu bahwa Tuhan adalah Tuhan atas semua makhluk ciptaan, dan bahwa demi menebus umat manusia dari dosa, Tuhan yang berinkarnasi itu sendiri disalibkan di kayu salib untuk menjadi korban penghapus dosa bagi manusia—kasih Tuhan bagi manusia sungguh besar! Terinspirasi oleh kasih Tuhan, aku memutuskan untuk percaya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan membalas kasih-Nya, dan dengan demikian aku menemukan arahan dan tujuan dalam hidup. Setelah itu, aku sering menghadiri ibadah, membaca Alkitab, dan memuji Tuhan, dan seiring berjalannya waktu aku mulai merasa bahagia. Terutama ketika aku membaca dalam Alkitab bahwa pada akhir zaman Tuhan akan datang kembali di atas awan dan menyambut kita ke dalam kerajaan surga, hatiku bahkan semakin dipenuhi dengan harapan. Selain itu, pendeta sering menguraikan ayat Alkitab ini secara terperinci untuk kami di ibadah: "Engkau semua, orang-orang Galilea, mengapa engkau sekalian berdiri memandang ke langit? Yesus yang sama ini, yang terangkat dari antara kalian ke surga, juga akan datang kembali dengan cara yang sama seperti engkau melihat Dia naik ke surga" (Kisah Para Rasul 1:9-11). Aku menjadi semakin yakin bahwa Tuhan Yesus akan turun di atas awan putih untuk menyambut kita ke dalam rumah surgawi kita!
Pada tahun 2005, aku bertemu dengan seorang pemuda Korea yang menjadi pacarku dan aku pergi bersamanya ke Korea. Karena kendala bahasa, aku berusaha mencari gereja ekspatriat Tionghoa tetapi aku tidak dapat menemukannya, dan akhirnya rohku menjadi semakin lemah. Tanpa menyadarinya, aku menjadi semakin jauh dari Tuhan. Kami menikah, tetapi karena perbedaan budaya yang terlalu besar, kami tidak mampu mempertahankan perkawinan kami, jadi kami segera bercerai. Kemunduran dalam perkawinanku ini sangat menggoncangkanku secara rohani, dan itu membuatku sangat menderita. Apa lagi dengan berada di negeri asing yang tanpa teman atau keluarga, aku merasa sangat kesepian. Yang bisa kulakukan adalah berdoa dalam hati kepada Tuhan dan menceritakan penderitaan di hatiku kepada-Nya. Aku memohon kepada Tuhan untuk menuntunku ke gereja Tionghoa sehingga aku dapat kembali ke rumah Tuhan.
Setahun kemudian aku menemukan sebuah pelayanan Tionghoa di sebuah gereja Presbiterian, dan aku sangat bahagia. Akhirnya, aku bisa kembali memuji Tuhan di gereja. Namun yang mengecewakanku adalah, setiap kali kami mengadakan ibadah, para pendeta hanya akan membacakan ayat-ayat Alkitab kepada kami dan menguraikan sedikit kepada kami tentang arti harfiah dari firman tersebut. Semua khotbah mereka sama sekali tidak memberikan pencerahan atau apa pun untuk dinikmati. Mereka sama sekali tidak membekali apa pun untuk hidup kami, dan ibadah menjadi hanya sekadar formalitas saja. Selama ibadah, beberapa orang akan saling berbisik, beberapa orang akan bermain permainan di ponsel mereka, beberapa akan tidur, beberapa hanya berada di sana untuk mencari pacar, dan bahkan akan ada beberapa orang yang menaruh lengan mereka di pundak satu sama lain. Aku berpikir: "Gereja adalah bait Tuhan, tempat untuk menyembah Tuhan. Kita datang ke sini untuk menghadiri ibadah tetapi tidak seorang pun yang bahkan memiliki hati yang takut akan Tuhan sedikit pun. Tuhan pasti sangat muak dengan apa yang dilihat-Nya! Bukankah Tuhan akan meninggalkan tempat yang kotor seperti ini?" Namun para pendeta dan pengkhotbah bersikap seolah-olah mereka tidak melihat semua yang sedang terjadi ini, dan mereka sama sekali tidak memperhatikannya.
Hidup di dalam kawah kejahatan yang sangat besar di dunia ini, perlahan-lahan aku mulai mengambil jalan kebejatan, dan akan sering pergi keluar minum-minum bersama teman-teman di waktu senggangku, tidak pernah berperilaku seperti orang yang percaya kepada Tuhan. Namun, setiap kali hatiku mulai menjauh dari Tuhan, firman-Nya akan muncul di benakku: "Ketika roh najis keluar dari manusia, dia berjalan berkeliling ke tempat-tempat yang kering, mencari tempat perhentian, dan tidak menemukannya. Kemudian dia berkata, aku akan kembali ke dalam rumah yang telah kutinggalkan sebelumnya; dan ketika dia datang, dia mendapati rumah itu kosong, tersapu bersih, dan terhias indah. Lalu pergilah dia, dan membawa bersamanya tujuh roh lainnya yang lebih jahat daripada dia, dan mereka masuk serta tinggal di sana: dan keadaan orang itu sekarang lebih buruk daripada yang sebelumnya" (Matius 12:43-45). Firman Tuhan menahan dan melindungiku, dan itu menghentikanku dari menjadi terlalu jauh dari Tuhan atau melakukan apa pun yang terlalu ekstrem, karena takut aku akan menjengkelkan Tuhan dan menyebabkan Dia menjadi muak kepadaku. Aku takut ditinggalkan oleh Tuhan dan jatuh ke tangan roh jahat.
Pada Natal tahun 2016, untuk membangkitkan semangat di gereja, gerejaku meminta sekelompok saudara-saudari yang berbakat untuk mengadakan sebuah pertunjukan. Ada seorang saudari yang belum pernah kulihat sebelumnya yang menyanyikan sebuah lagu kepada kami dalam pujian kepada Tuhan: "Adegan yang terlukis di Alkitab 'P'rintah Tuhan kepada Adam' menyentuh dan juga mengharukan. Meski hanya antara Tuhan dan manusia, hubungan antara mereka begitu intim hingga kita merasa heran dan juga kagum. Kasih Tuhan melimpah dib'rikan ke manusia, dilingkupi kasih-Nya. Manusia, tanpa dosa dan tiada yang mengikat, hidup bahagia di mata Tuhan. Tuhan jagai manusia di bawah sayap-sayap-Nya. S'mua perbuatan, ucapan manusia, m'nyatu dengan Tuhan, tak terpisah. Sejak saat pertama kali Tuhan menciptakan umat manusia, Tuhan miliki mereka dalam tanggung jawab-Nya. Dan itu artinya? Tuhan yang jaga manusia dan melindunginya. Dia berharap agar manusia percaya, percaya dan mematuhi firman-Nya. Ini hal pertama yang Tuhan harapkan dari umat manusia. Tentang hal ini Tuhan telah berfirman, 'Dari setiap pohon di taman, kau bebas makan. Tapi pohon pengetahuan yang baik dan jahat, kau tak boleh memakan buahnya. Hari kau memakannya, pasti kau akan mati.' Firman ini kehendak Tuhan, bahwa manusia t'lah diperhatikan-Nya. Jadi dalam firman ini, kita ta'u hati Tuhan. Kasih dalam hati-Nya. Kasih sayang dan perhatian. Itu ialah sesuatu yang bisa dirasakan. Jika kau berhati nurani dan manusiawi, kamu 'kan merasa hangat, dirawat dan dicintai, diberkati kebahagiaan. Saat kau merasakannya, apa tindakanmu ke Tuhan? Bergantungkah pada-Nya? Akankah ada cinta mendalam tumbuh di hatimu? Mendekat kepada Tuhan? Kini kita tahu pentingnya kasihnya Tuhan. Tapi bahkan yang lebih penting lagi ialah merasakan dan mengerti kasih-Nya" ("Lagu Pujian Firman Tuhan" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru").
Mendengar setiap kata dari lagu tersebut, jantungku berdetak lebih cepat dan air mata haru tidak mau berhenti mengalir dari mataku. Aku merasa berada dalam gambar yang indah ditemani oleh Tuhan, dikasihi oleh Tuhan dan menikmati segala sesuatu yang Dia anugerahkan atas ciptaan. Udara, terang, air dan sebagainya—semuanya dipenuhi dengan kasih Tuhan! Aku menikmati segala sesuatu yang telah Tuhan berikan kepada kita, tetapi hatiku semakin menjauh dari Tuhan, dan Tuhan pasti merasa sedih karena hal ini. Aku khususnya merasakan bahwa kata-kata "Jika kau berhati nurani dan manusiawi, kamu 'kan merasa hangat, dirawat dan dicintai, diberkati kebahagiaan" adalah panggilan Tuhan kepada hati dan jiwaku. Pada tahun 2007, ketika aku tidak bisa lagi hidup bersama dengan suamiku dan tidak punya tempat yang bisa kuanggap sebagai rumahku, Tuhan mengatur Pusat Hak Asasi Manusia Migran Wanita di Korea untukku. Mereka menyediakan makanan dan tempat tinggal gratis untukku di sana dan menemukanku seorang pengacara. Mereka mengurus proses hukum perceraianku secara cuma-cuma. Ketika tiba saatnya bagiku untuk mengajukan naturalisasi (pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing), Tuhan menggerakkan seorang pendeta dari gereja Presbiterian untuk berfungsi sebagai sponsorku. Biasanya, orang Korea jarang bersedia menjadi sponsor untuk seseorang, terutama karena aku adalah orang asing dan, selain itu, aku hanya pergi ke gereja itu tiga atau empat kali. Aku tahu ini semua dimungkinkan melalui pertolongan Tuhan yang tersembunyi. Ada juga fakta bahwa orang asing yang mengajukan naturalisasi harus memiliki 30 juta won dalam bentuk aset tetap, tetapi aku bahkan tidak memiliki 3 juta. Kantor Imigrasi memintaku untuk memberikan bukti pekerjaan untuk menunjukkan bahwa aku mampu memenuhi kebutuhanku sendiri, dan mereka sama sekali tidak menyulitkanku…. Tuhan selalu membuat mukjizat bagiku ketika aku sangat membutuhkannya, dan itu semua adalah demonstrasi dari kedaulatan-Nya! Kasih Tuhan sangat luas dan dalam, namun aku terlalu memberontak. Aku sudah lama melupakan Tuhan dan menghancurkan hati-Nya. Lagu pujian ini menjamah rohku, dan aku bertekad untuk mendapatkan kembali imanku dan tidak pernah lagi terlibat dalam pesta pora dan membuat Tuhan sedih.
Pada 19 Februari 2017, kepala dan mataku mulai terasa sangat sakit. Aku pergi ke rumah sakit tetapi perawatan yang kuterima tidak berhasil. Saudari Li, yang ada di gereja kami, memperkenalkanku kepada salah seorang temannya yang mengetahui pengobatan tradisional Tiongkok dan berkata bahwa perawatannya hanya akan memakan waktu satu minggu untuk menjadi efektif. Aku pergi bersamanya untuk mendapatkan perawatan, dan pada hari itu kami bertemu dengan seorang saudara yang bermarga Jin, yang adalah teman dari orang yang mengetahui pengobatan Tiongkok itu. Aku tidak berharap bertemu dengan seorang saudara di dalam Tuhan, dan menurutku itu pasti diatur oleh Tuhan. Aku harus berbicara tentang Alkitab dengan Saudara Jin. Saudara Jin membacakan kepada kami perumpamaan tentang sepuluh gadis dari Alkitab. Dia bertanya kepadaku, "Saudari, apakah kau sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali?" Aku berkata, "Tentu saja!" Saudara itu berkata, "Lalu bagaimana caranya Tuhan akan datang kembali?" Aku menjawab tanpa ragu, "Alkitab mengatakan bahwa Dia akan turun di atas awan!" Saudara itu berkata, "Tahukah kau? Tuhan telah datang kembali." Aku heran mendengarnya, dan berkata, "Markus pasal 13 ayat 32 mengatakan: 'Tetapi tentang hari dan saat itu, tidak yang tahu, tidak ada malaikat di surga yang tahu, Anak juga tidak, hanya Bapa saja yang tahu' Tidak seorang pun yang tahu kapan Tuhan akan datang kembali. Kau mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali, tetapi bagaimana kau bisa tahu?" Saudara Jin tidak memberiku jawaban langsung tetapi malah menemukan beberapa nubuat dalam Alkitab tentang kedatangan Tuhan kembali. Lukas 12:40 mengatakan: "Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga." Lukas 17:24–26 mengatakan: "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini. Dan sama seperti di zaman Nuh, begitu juga kelak di hari-hari Anak Manusia." Wahyu 3:20 mengatakan: "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku." Yohanes 10:27 mengatakan: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku."
Setelah Dia selesai membaca, Saudara Jin berkata, "Tuhan meminta kita untuk berjaga-jaga karena tidak ada yang tahu hari di mana Dia akan datang. Namun menurut apa yang dikatakan oleh nubuat-nubuat, ketika Tuhan datang kembali, Dia akan datang dalam rupa Anak Manusia. Anak manusia adalah Tuhan yang menjadi manusia, yang berarti Tuhan berinkarnasi dalam daging. Meskipun kita tidak tahu kapan tepatnya Tuhan akan datang, kita akan mengenal Dia dari suara-Nya. Ini karena domba-domba Tuhan akan mendengar suara Tuhan, dan ketika mereka mendengarnya, mereka akan mengikuti-Nya...." Aku kemudian teringat tentang pendetaku yang mengatakan bahwa siapa pun yang bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali dalam daging adalah seorang penipu. Aku tidak boleh lagi mendengarkan apa yang dikatakan Saudara Jin, jadi aku mengirim SMS kepada pendetaku yang isinya, "Seseorang sedang mengatakan kepadaku bahwa Tuhan telah datang kembali berinkarnasi. Dari mana asal gereja mereka?" Pendetaku menjawab, "Mereka berasal dari Kilat dari Timur." Dia menyuruhku untuk segera pergi dan tidak berhubungan lagi dengan mereka. Dia juga memintaku untuk tidak pernah membaca buku-buku mereka dan terus mengirimiku beberapa khotbah tentang cara menjaga diri terhadap penyesatan. Aku berpikir bahwa apa pun yang dikatakan pendetaku pasti benar, maka aku memutuskan untuk tidak mendengarkan persekutuan mereka lagi dan mengabaikannya.
Tidak kusangka, pada sore hari tanggal 20, Saudara Jin dan adik perempuannya datang ke tempat di mana aku sedang menjalani perawatan dan dia memberitahuku begitu banyak tentang pekerjaan Tuhan yang datang kembali. Namun, karena pagi itu aku baru saja menerima kabar tentang kematian ibuku, dan juga memiliki keraguan tentang apa yang sedang mereka beritakan, aku tidak bisa menerima apa pun yang mereka katakan. Ini berlangsung selama tiga hari, dan sepertinya Saudara Jin belum menyerah menyerah untuk memberitakan Injil kepadaku. Namun karena kekacauan batinku, aku menyuruhnya untuk jangan datang lagi. Aku berkata, "Sudahlah. Kalau kau terus berbicara kepadaku, maka jika kau tidak pergi, aku yang akan pergi!" Saudara Jin melihat bahwa aku benar-benar tidak mendengarkan dan tidak punya pilihan selain pergi. Aku mengira Saudara Jin tidak akan mencoba datang lagi, tetapi tak kusangka, keesokan harinya dia membawa seseorang yang bernama Saudara Cheng dan terus memberitakan Injil kepadaku. Aku berpikir dalam hati: "Mengapa dia terus seperti ini?" Untuk menyembunyikan rasa maluku, yang bisa kulakukan hanyalah mendengarkan, tetapi aku tidak melakukan diskusi apa pun dengan mereka. Meskipun aku bersikap dingin terhadap mereka, Saudara Cheng terus dengan sabar berbicara kepadaku. Dia berkata, "Tuhan telah datang berinkarnasi ke dalam dunia dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran...." Melihat betapa sabar dan penuh kasihnya dia dan bagaimana dia berpikir tidak merepotkan baginya untuk memberitakan Injil kepadaku, aku berpikir: "Jemaat di gereja kami lemah. Iman dan kasih mereka telah menjadi dingin. Mengapa iman dan kasih orang-orang yang percaya kepada Kilat dari Timur begitu besar? Kuasa apa yang mendukung mereka untuk bertahan dengan upaya mereka dalam menyebarkan Injil kepadaku? Jika itu bukan karena pekerjaan Roh Kudus, mereka tidak akan pernah mampu melakukan ini dengan kekuatan mereka sendiri!"
Selama waktu ini, ada saudara lainnya yang bermarga Yang yang menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman seperti aku. Meskipun aku selalu memiliki sikap yang tidak peduli dan acuh tak acuh, Saudara Yang bersikap sungguh-sungguh dalam penyelidikannya tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Saudara Yang mengatakan bahwa dia telah menolak Injil Tuhan Yang Mahakuasa ketika sebelumnya banyak orang telah memberitakannya kepadanya, tetapi mendengarnya kembali hari ini pasti merupakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan, jadi dia mau menyelidiki hal itu. Saudara Yang melihat bahwa aku hanya tertarik mendengarkan perkataan pendeta dan tidak mencari dengan pikiran terbuka. Dia menemukan ayat untukku, yaitu Matius 5:3–6: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka. ... Diberkatilah orang yang lemah lembut, sebab mereka akan mewarisi bumi. Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran: karena mereka akan dipuaskan." Setelah aku membaca firman Tuhan, aku bertanya-tanya: "Mengapa aku tidak bisa menenangkan diri di hadapan Tuhan dan mencari kebenaran? Jika memang benar Tuhan sungguh telah datang kembali, dan aku tidak mendengarkan atau menyelidiki pemberitaan mereka, tidakkah aku akan tertinggal dalam pengangkatan? Aku juga seharusnya lebih berpikiran terbuka, dan aku tidak boleh secara membabi buta mengambil kesimpulan berdasarkan imajinasiku sendiri." Tepat ketika aku memutuskan untuk menenangkan hati dan menyelidikinya dengan tulus, seorang pengkhotbah dari gerejaku tiba-tiba meneleponku dan bertanya apakah aku masih bersama jemaat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku berkata bahwa aku masih bersama mereka, dan pengkhotbah itu kembali mengingatkanku untuk berhenti berhubungan dengan mereka. Nasihat pengkhotbah itu menghilangkan pemikiran yang baru saja kumiliki tentang menyelidiki Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku berpikir, "Pendeta dan pengkhotbah memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang Alkitab daripadaku, dan mereka tidak mengakui bahwa Tuhan telah datang kembali. Aku memiliki terlalu sedikit pemahaman tentang Alkitab dan aku kurang memiliki ketajaman, jadi lebih baik aku mengikuti saja apa yang dikatakan pendeta dan pengkhotbah itu." Ketika aku menutup telepon, aku berkata kepada Saudara Cheng, "Jika Saudara Yang ingin menyelidikinya, kalian berdua bisa melanjutkan diskusi kalian. Aku tidak akan mendengarkannya lagi." Dengan begitu saja, aku kembali secara tiba-tiba menolak keselamatan Tuhan.
Aku kembali bekerja setelah seminggu dirawat. Karena kematian ibuku, hatiku penuh dengan kesedihan dan kegundahan dan aku tidak bisa berhenti memikirkan dia. Setiap hari ketika aku pulang kerja, aku akan melihat foto ibuku dan berbicara dengannya. Suatu hari, aku tiba-tiba berpikir: "Aku adalah orang yang percaya kepada Tuhan dan setiap kali aku mengalami kesulitan atau kelemahan, aku dapat selalu menceritakan hal-hal ini kepada Tuhan." Setelah itu, setiap kali aku menghadapi kesulitan, aku akan datang ke dalam hadirat Tuhan dan berdoa, memohon kepada Tuhan untuk menghiburku. Namun bagaimanapun aku berdoa, hatiku tidak pernah merasa terjamah. Terkadang aku akan tertidur ketika berdoa. Aku hidup dalam kondisi kecemasan yang parah setiap hari pada waktu itu, sedemikian rupa sehingga suara sekecil apa pun di belakangku membuatku merasakan ketakutam yang tak terlukiskan. Dalam ketakutan dan ketidakberdayaanku, aku berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Hatiku penuh kegelapan dan aku gemetar ketakutan. Mungkinkah aku telah membuat kesalahan? Ya Tuhan! Selama beberapa hari terakhir orang-orang mengatakan kepadaku bahwa Engkau telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Ya Tuhan! Jika Engkau sungguh telah datang kembali dan benar-benar adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka katakan kepadaku, aku memohon kepada-Mu untuk mengatur waktu dan mempersiapkan keadaan yang tepat bagi Saudara Yang untuk menelepon atau mengirim SMS kepadaku. Ketika mereka datang kembali, apa pun yang mereka katakan, aku akan memiliki hati yang menerima pekerjaan dan firman-Mu yang baru dengan taat dan bersemangat. Kalau itu bukan pekerjaan-Mu, dan kalau pesan yang mereka beritakan kepadaku adalah salah dan menipu, maka kumohon halangi jalan mereka dan jangan izinkan mereka datang kembali."
Luar biasanya, setelah aku berdoa seperti ini, Tuhan menjawab apa yang kudoakan. Saudara Yang benar-benar meneleponku, dan aku menceritakan kepadanya tentang semua yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Saudara Yang mengatakan bahwa hatiku telah menjadi gelap karena aku telah menolak pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan telah memberontak terhadap-Nya. Dia berharap aku akan terus menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan kali ini aku tidak menolak sarannya.
Segera setelah itu, Saudara Yang mengirimiku sebuah film Injil. Ada dialog dalam film ini yang membuatku tersadar: "Karena kita percaya kepada Tuhan, seharusnya Tuhan yang kita dengarkan bukan manusia." "Benar!" Pikirku. "Tuhanlah yang aku percayai, dan firman Tuhanlah yang harus aku dengarkan! Namun selama waktu itu, ketika Saudara Jin dan Saudara Cheng memberitahuku tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku terus bertanya kepada pendetaku tentang hal itu. Aku menuruti apa yang dikatakan pendeta dan pengkhotbah dan tidak mau dengan sungguh-sungguh menyelidiki pekerjaan baru Tuhan Yang Mahakuasa atau mendengarkan firman Tuhan. Aku telah percaya kepada Tuhan tetapi tidak berdoa atau mencari dari Tuhan, dan sebaliknya telah secara membabi buta memercayai apa yang dikatakan pendeta dan pengkhotbah. Betapa bodohnya diriku! Alkitab berkata: 'Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada manusia' (Kisah Para Rasul 5:29). Aku percaya kepada Tuhan tetapi tidak menaati-Nya. Sebaliknya, aku menaati manusia, jadi bukankah ini artinya aku menjadi orang yang percaya kepada manusia dan mengikuti manusia? Bukankah ini artinya menentang dan mengkhianati Tuhan? Jika Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku telah memberontak terhadap-Nya dan menentang-Nya seperti ini, tidak mau menerima Tuhan Yang Mahakuasa, bukankah artinya aku adalah orang bodoh yang buta? Bukankah ini artinya aku telah menolak Tuhan?" Dengan pemikiran ini, aku sangat bertobat di dalam hatiku dan air mata menggenang di mataku.
Aku kembali masuk ke dalam hadirat Tuhan dan berdoa: "Tuhan Yesus Kristus! Seseorang memberitakan Injil dengan mengatakan bahwa Engkau telah datang kembali berinkarnasi, dan bahwa Engkau adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus zaman akhir. Aku tidak mempu membuat diriku merasa yakin akan hal ini, tetapi aku bersedia masuk ke dalam hadirat-Mu untuk mencari dan memohon kepada-Mu untuk mencerahkanku, sehingga aku dapat mengenali suara-Mu. Jika Engkau benar-benar telah datang kembali dan adalah Tuhan Yang Mahakuasa, aku ingin bertobat kepada-Mu dan menerima pekerjaan serta keselamatan-Mu. Aku memohon kepada-Mu untuk membawaku kembali masuk ke dalam hadirat-Mu." Setelah berdoa, aku merasakan semacam sukacita dan perasaan terhibur yang tidak dapat kuungkapkan. Itu adalah sesuatu yang telah lama tidak kurasakan dalam waktu yang lama, dan aku tahu bahwa Tuhan telah mendengar doa-doaku, bahwa Tuhanlah yang menghiburku, dan bahwa itu adalah bukti yang diberikan Tuhan kepadaku. Aku ingin segera pergi ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk menyelidikinya, tetapi aku memikirkan tentang bagaimana aku pasti telah menyinggung saudara-saudari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan karena itu aku merasa terlalu malu untuk pergi ke gereja mereka.
Tepat di tengah dilema ini, Saudara Yang meneleponku untuk bertanya apakah aku punya waktu dan berkata bahwa dia berharap aku dapat terus menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku mengatakan kepadanya tentang kekhawatiranku. Saudara Yang berkata, "Tidak masalah, kita orang yang percaya kepada Tuhan adalah satu keluarga, dan itu sama sekali tidak mengganggu saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa." Ketika aku mendengar Saudara Yang mengatakan ini, aku tahu bahwa Tuhan sedang menunjukkan pengertian atas tingkat pertumbuhanku yang belum dewasa, jadi pada keesokan harinya aku pergi ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bersama Saudara Yang.
Saudara-saudari di sana senang melihatku telah menemukan jalan yang benar. Mereka secara resmi memberikan kesaksian kepadaku bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan pada akhir zaman. Mereka juga mempersekutukan denganku tentang makna dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman serta pentingnya inkarnasi bagi keselamatan umat manusia. Setelah itu, aku membaca firman Tuhan yang mengatakan: "Aku berkata kepada engkau sekalian, mereka yang percaya kepada Tuhan karena mengikuti tanda-tanda pasti tergolong sebagai orang-orang yang akan mengalami kehancuran. Mereka yang tidak mampu menerima perkataan Yesus yang telah kembali menjadi daging pastilah keturunan neraka, keturunan penghulu malaikat, golongan yang akan mengalami kehancuran kekal. Mungkin banyak orang tidak peduli dengan apa yang Aku katakan, tetapi Aku tetap ingin memberi tahu setiap orang yang disebut orang suci yang mengikuti Yesus bahwa, ketika engkau sekalian melihat Yesus turun dari surga di atas awan putih dengan matamu sendiri, itu akan menjadi penampakan terbuka dari Sang Matahari kebenaran. Barangkali itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan bagimu, tetapi ketahuilah bahwa saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itulah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itulah tanda berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan, dan saatnya Tuhan memberi upah kepada orang baik dan menghukum yang jahat. Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa 'Yesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsu' akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang mengumumkan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan kehidupan yang sebenarnya. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus menangani mereka pada saat Ia secara terbuka datang kembali di atas awan putih. Mereka terlalu keras kepala, terlalu percaya diri, terlalu sombong. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berakhlak itu bisa diberi upah oleh Yesus? Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman. Engkau sekalian harus memilih jalanmu sendiri dan jangan menghujat Roh Kudus dan menolak kebenaran. Jangan menjadi orang yang bebal dan sombong, tetapi patuhilah tuntunan Roh Kudus dan rindukanlah mencari kebenaran; hanya dengan cara inilah engkau sekalian akan mendapatkan manfaatnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru").
Setelah membaca firman Tuhan, aku merenungkan dengan saksama tentang kebenaran yang saudara-saudariku telah persekutukan kepadaku dan kebenaran yang telah disampaikan mereka kepadaku. Aku mengerti bahwa ada dua cara di mana Tuhan datang kembali pada akhir zaman, salah satunya adalah kedatangan secara diam-diam dan yang satunya lagi adalah kedatangan Tuhan secara terbuka kepada semua orang. Kini, pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi yang dimulai dari rumah Tuhan sesungguhnya adalah pekerjaan dari kedatangan Tuhan secara diam-diam. Karena Tuhan yang berinkarnasi telah datang kembali di antara umat manusia, penampakan-Nya adalah seorang manusia biasa dan tidak seorang pun dapat mengenali-Nya hanya dengan melihat-Nya bahwa Dia adalah Tuhan. Tidak seorang pun yang tahu identitas aslinya, dan ini dirahasiakan dari manusia. Hanya mereka yang mampu membedakan suara Tuhan yang akan mengetahui, menerima, dan mengikuti-Nya. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Mereka yang tidak mengenali suara Tuhan pasti akan memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi sebagai orang biasa. Mereka akan menyangkal, menentang, dan menolak untuk mengikuti Tuhan, sama seperti yang dilakukan orang Farisi Yahudi pada zaman mereka. Mereka melihat Tuhan Yesus tetapi tidak mengenali identitas-Nya, dan mereka secara membabi buta mengutuk Tuhan. Masa sekarang ini adalah tahap pekerjaan Tuhan yang tersembunyi untuk menyelamatkan umat manusia. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan firman untuk menghakimi, menyucikan, dan menyempurnakan manusia. Sebelum malapetaka, Dia akan membuat sekelompok orang menjadi para pemenang, dan begitu kelompok pemenang ini terbentuk, pekerjaan inkarnasi Tuhan pada kedatangannya yang secara diam-diam akan berakhir. Ketika malapetaka dimulai, Tuhan akan memberi upah kepada orang baik dan menghukum orang jahat, dan Dia akan muncul secara terbuka kepada semua bangsa dan manusia. Pada saat itu, nubuat-nubuat bahwa Tuhan akan datang secara terbuka akan digenapi, seperti yang dikatakan dalam Alkitab: "Dan saat itulah akan muncul tanda Anak Manusia di langit: dan kemudian semua suku bangsa di bumi akan meratap, lalu mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar" (Matius 24:30). "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia" (Wahyu 1:7). Inilah sebabnya semua kaum di bumi akan meratap ketika Tuhan turun di atas awan. Pada saat ini, hatiku tiba-tiba dipenuhi dengan terang, dan aku melihat bahwa pekerjaan Tuhan dari kedatangan-Nya yang secara diam-diam adalah keselamatan besar bagi kita. Kita hanya dapat ditahirkan dan memperoleh keselamatan Tuhan dengan menerima penghakiman firman Tuhan selama kedatangan Tuhan yang secara diam-diam. Jika kita tidak menerima pekerjaan penghakiman Tuhan sekarang, ketika Dia datang secara terbuka di atas awan, kita akan menjadi orang-orang yang menentang Tuhan, dan kita pasti akan menangis dan menggertakkan gigi kita. Pada saat itu, penyesalan kita akan terlambat, karena Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran."
Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa! Firman Tuhan menyingkapkan semua misteri dan dengan jelas menerangkan kebenaran dalam semua aspek—mataku terbuka dan aku diyakinkan di dalam hati dan dengan perkataan. Pada hari-hari selanjutnya, aku pergi ke gereja secara teratur untuk membaca firman yang diungkapkan oleh Tuhan pada akhir zaman bersama saudara-saudari. Kami mendengarkan lagu-lagu pujian dan menonton video musik, video pembacaan firman Tuhan, dan film-film Injil, semua diproduksi oleh saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku merasa mendapatkan sesuatu yang baru di setiap pertemuan dan aku merasa sangat bahagia. Khususnya dalam film-film Injil, saudara-saudari mempersekutukan setiap hal dengan sangat rinci dan jelas sehingga semua keraguan dan kebingungan yang kusimpan dalam kepercayaanku kepada Tuhan selama bertahun-tahun telah diselesaikan sedikit demi sedikit. Aku melihat bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar memiliki pekerjaan Roh Kudus, dan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali! Yang membuatku lebih bersemangat adalah, pada hari ketiga setelah aku bergabung dengan gereja itu, aku melihat saudari yang telah menyanyikan lagu pujian di atas panggung pada Natal tahun 2016. Dia juga telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan, karena bimbingan dan pencerahan Tuhanlah yang menuntun kami untuk mengikuti langkah kaki Anak Domba, yang menuntun kami untuk sampai ke tanah Kanaan dari padang belantara dan kembali ke rumah Tuhan, dan itu menuntun kami untuk menikmati kelimpahan dan pembekalan firman kehidupan Tuhan bersama-sama dengan-Nya!
Menurutku, adalah karena kebaikan istimewa dari Tuhanlah aku bisa kembali ke rumah Tuhan. Mengingat naturku yang memberontak, bagaimana mungkin aku bisa menyambut kedatangan Tuhan kembali tanpa kepemimpinan dan bimbingan Tuhan atau kesabaran saudara-saudari dalam mempersekutukan firman Tuhan kepadaku? Kasih Tuhan bagiku sungguh luar biasa sehingga aku merasa mustahil untuk menggambarkannya! Aku hanya ingin menaikkan pujianku kepada Tuhan melalui lagu-lagu pujian dan dengan teguh mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.