Pengalamanku Saat Menyelidiki Jalan yang Benar

28 Juni 2022

Oleh Saudari Florence, Indonesia

Aku mengikuti orang tuaku percaya kepada Tuhan waktu masih kecil. Kemudian, aku menjadi guru, dan mengajar mata pelajaran pendidikan Kristen dan moral. Sekarang ini, aku mengajar di sekolah menengah negeri di Sumatera Utara. Suatu malam pada Maret 2020, aku membuka YouTube, mencari khotbah untuk kupakai sebagai contoh untuk mengajar murid-muridku. Aku mendengar puluhan khotbah hingga larut malam, tetapi semua khotbah itu usang, klise, dan tidak memberi terang. Aku merasa bosan setelah mendengar semua khotbah itu. Kemudian, aku melihat sebuah film Kristen, Sungguh Suara yang Indah. Film ini langsung menarik perhatianku. Dalam film tersebut, aku melihat beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengar beberapa persekutuan tentang cara Tuhan datang kembali, yang semuanya belum pernah kudengar sebelumnya. Aku telah menonton beberapa film rohani sebelumnya, tapi aku belum pernah menonton film yang mengejutkanku seperti ini. Setelah itu, aku melihat film lain yang berjudul Nama Tuhan Telah Berubah?! dan ini membuatku penasaran, jadi kutonton sampai akhir. Malam itu, merenungkan apa yang kulihat di film itu, aku sama sekali tak bisa tidur. Apakah nama Tuhan benar-benar telah berubah? Aku sangat ingin tahu. Apakah itu hanya sebuah cerita, atau apakah yang dikatakan film itu benar, bahwa Tuhan benar-benar telah datang kembali? Apakah firman yang mereka bacakan benar-benar firman Tuhan? Jika Tuhan telah datang kembali, dan nama-Nya telah berubah, bukankah akan mengerikan jika aku melewatkannya? Aku sangat ingin menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Kemudian, karena epidemi, aku harus bekerja dari rumah, jadi aku punya banyak waktu menonton film-film ini secara online. Aku sangat senang, karena aku belum pernah menonton film Kristen yang begitu bagus sebelumnya. Aku membagikan film-film ini di lini masa Facebookku agar orang lain juga bisa menontonnya. Banyak orang berkomentar bahwa mereka menyukainya, tetapi aku juga melihat beberapa perkataan yang menyerang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di komentar, dan seorang pendeta menasihatiku agar tidak memposting apa pun tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Sebelumnya, aku tidak tahu bahwa film-film ini semuanya dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku baru menyadarinya ketika pendeta itu memberitahuku. Karena penasaran, aku mencari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di Internet, dan menemukan situs web bernama "INJIL TURUNNYA KERAJAAN TUHAN". Aku mulai membaca isi situs web itu dan membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Di dalam kerajaan-Ku, banyak sekali hal dari ciptaan mulai bangkit kembali dan mendapatkan kembali kekuatan hidup mereka. Karena perubahan keadaan di bumi, batasan antara satu daratan dengan yang lain juga mulai bergeser. Sebelumnya, Aku telah menubuatkan bahwa saat daratan terpisah dari daratan, dan daratan bersatu dengan daratan, ini akan menjadi saat Aku akan menghancurkan semua bangsa menjadi berkeping-keping. Pada waktu inilah, Aku akan memperbarui semua ciptaan dan memisahkan ulang seluruh alam semesta, dengan demikian menata alam semesta secara teratur dan mengubah keadaan yang lama menjadi baru—inilah rencana-Ku dan inilah pekerjaan-Ku. Ketika bangsa-bangsa dan suku bangsa di dunia semua kembali di hadapan takhta-Ku, Aku kemudian akan mengambil seluruh karunia surgawi dan menganugerahkannya kepada dunia manusia, sehingga, berkat Aku, dunia itu akan penuh dengan segala karunia yang tak tertandingi. Tetapi selama dunia lama terus ada, Aku akan melontarkan amarah-Ku atas bangsa-bangsanya, secara terang-terangan mengumumkan ketetapan administratif-Ku di seluruh alam semesta, dan menimpakan hajaran kepada siapa pun yang melanggarnya:

"Saat Aku mengarahkan wajah-Ku ke alam semesta untuk berfirman, semua manusia mendengar suara-Ku, dan kemudian melihat semua pekerjaan yang telah Kuperbuat di seluruh alam semesta. Mereka yang menetapkan diri melawan kehendak-Ku, yang berarti, mereka yang menentang Aku dengan perbuatan manusia, akan tumbang di bawah hajaran-Ku. Aku akan mengambil sangat banyak bintang di langit dan menjadikannya baru, dan berkat Aku, matahari dan bulan akan diperbarui—langit tidak akan lagi seperti sebelumnya, dan banyak hal di bumi akan diperbarui. Semuanya akan menjadi lengkap melalui firman-Ku. Bangsa-bangsa di alam semesta yang banyak itu akan dipisahkan sekali lagi dan digantikan oleh Kerajaan-Ku, sehingga bangsa-bangsa di muka bumi akan lenyap selamanya dan semuanya akan menjadi sebuah Kerajaan yang menyembah Aku; semua bangsa di bumi akan dihancurkan, dan akan lenyap. Mengenai manusia di alam semesta, semua yang menjadi milik setan akan dimusnahkan, dan semua orang yang menyembah Iblis akan ditumbangkan oleh api-Ku yang menyala-nyala—kecuali mereka yang sekarang berada di dalam aliran ini, semuanya akan diubah menjadi abu. Ketika Aku menghajar orang banyak itu, mereka yang berada di dunia agamawi, dalam tingkat yang beragam, akan kembali ke kerajaan-Ku, ditaklukkan oleh pekerjaan-Ku, karena mereka akan melihat kedatangan Yang Mahakudus yang berada di atas awan putih. Semua orang akan dipisahkan sesuai jenis mereka sendiri, dan akan menerima hajaran yang sepadan dengan perbuatan mereka. Semua orang yang telah menentang Aku akan binasa; sedangkan mereka yang perbuatannya di bumi tidak melibatkan Aku, karena cara mereka membebaskan diri mereka sendiri, mereka akan terus berada di bumi di bawah pemerintahan anak-anak-Ku dan umat-Ku. Aku akan menyatakan diri-Ku kepada banyak orang dan banyak bangsa, dan dengan suara-Ku sendiri, Aku akan memperdengarkannya di bumi untuk menyatakan selesainya pekerjaan-Ku yang besar bagi segenap umat manusia yang akan menyaksikannya dengan mata kepala mereka sendiri" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 26"). Firman ini mengguncang hatiku, dan aku merasakan hatiku bergetar. Otoritas dalam firman ini mengejutkanku. Ada kemegahan di dalamnya yang tidak menoleransi pelanggaran. Aku merasa firman ini memiliki otoritas dan kuasa, dan tak ada manusia yang mampu mengucapkan firman ini, jadi itu sepertinya berasal dari Tuhan. Itu adalah perasaan yang tak mampu kuungkapkan dengan kata-kata. Pada saat yang sama, aku sedikit bingung. Kupikir, "Aktor di film ini semuanya orang Tionghoa, jadi apakah film-film ini dibuat oleh orang Tionghoa? Tiongkok adalah negara yang dikuasai oleh partai ateis, dan orang Tionghoa biasanya membakar dupa dan menyembah Buddha dan berhala. Mungkinkah Tuhan datang kembali di Tiongkok? Apakah perkataan ini benar-benar firman Tuhan?" Aku sangat bingung. Makin bingung, makin aku ingin memahami apa yang sedang terjadi. Jadi, melalui informasi kontak yang dicantumkan di situs web, aku terhubung dengan seorang saudari. Dia bertanya apakah aku mau pergi ke pertemuan. Aku berkata aku ingin tahu lebih banyak tentang firman kebenaran Tuhan Yang Mahakuasa, jadi dia membantuku bergabung dengan kelompok pertemuan online, dan juga membacakan firman Tuhan Yang Mahakuasa untukku serta mempersekutukan misteri inkarnasi Tuhan dan tiga tahap pekerjaan Tuhan. Kudengarkan persekutuannya dengan saksama dan menemukan jawaban atas kebingunganku, dan juga menerima beberapa kabar baik yang luar biasa, bahwa Tuhan benar-benar telah datang kembali, dan Dia telah datang dalam daging inkarnasi. Aku pasti sangat bersemangat. Namun tak lama kemudian, aku kembali diganggu dan dihalangi oleh seorang pendeta agamawi.

Seorang pendeta mengirimiku beberapa perkataan yang menyerang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di Facebook, mengatakan, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebohongan. Mereka berkata perkataan Tuhan Yang Mahakuasa adalah firman Tuhan, tetapi perkataan itu tidak ada di dalam Alkitab. Sebagai orang Kristen, kau harus tahu bahwa tidak ada firman Tuhan di luar Alkitab, Jauhi mereka sekarang!" Saudara-saudari lainnya dalam kelompok itu juga menerima pesan dari pendeta itu. Beberapa orang, yang memiliki hubungan baik denganku sebelumnya, keluar dari kelompok pertemuan setelah mendengarkan pendeta itu dan menasihatiku agar keluar juga. Awalnya, aku sebenarnya bingung. Kupikir, "Dia adalah pendeta dan tahu lebih banyak tentang Alkitab daripadaku. Mungkinkah yang dia katakan itu benar?" Jadi, aku ingin mencari tahu apakah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa itu kebohongan atau bukan. Aku tak begitu saja memercayai apa yang dikatakan pendeta itu, karena aku telah membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan aku merasa firman ini memang adalah kebenaran. Firman ini memiliki otoritas dan terdengar seperti suara Tuhan. Namun, firman ini memang tidak ada di dalam Alkitab, jadi apa yang terjadi di sini? Aku mencari dengan Saudari Elsa dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Dia mengirimiku sebuah ayat dari Alkitab. Dari Injil Yohanes pasal 21 ayat 25, "Dan ada pula banyak hal lainnya yang Yesus lakukan, yang jika ditulis satu per satu, menurutku seluruh dunia ini pun tidak cukup untuk memuat kitab-kitab yang ditulis itu." Saudari Elsa bersekutu denganku, "Dari ayat ini, kita bisa melihat bahwa perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus tidak sepenuhnya dicatat dalam Alkitab. Pada waktu itu, Rasul Yohanes sedang bersama Tuhan Yesus, dan dia mendengar lebih banyak perkataan Tuhan Yesus daripada yang tertulis di dalam Alkitab. Nah, mari kita renungkan. Ketika Tuhan Yesus bekerja, Dia berkhotbah setidaknya selama tiga tahun. Jika Dia berbicara selama satu jam setiap hari, berapa banyak yang akan Dia katakan selama tiga tahun? Jauh lebih banyak daripada yang bisa dihitung siapa pun. Bagaimana mungkin perkataan-Nya hanya perkataan yang dicatat dalam Alkitab itu? Sebenarnya, perkataan Tuhan di dalam Alkitab sangat terbatas. Semua ini jelas bukan semua yang Tuhan katakan selama waktu itu. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Pendeta itu berkata, 'Tidak ada firman Tuhan di luar Alkitab.' Apa dasarnya dia mengatakan hal itu?" Aku mendengar hal itu dan berpikir, "Ya, apa yang dikatakan pendeta itu tidak sesuai dengan fakta. Itu salah." Aku telah membaca Alkitab, tetapi aku tak pernah memperhatikan ayat dalam Injil Yohanes ini. Baru setelah itulah aku sadar ayat ini sudah memberitahu kita bahwa tidak semua perkataan Tuhan ada di dalam Alkitab. Kemudian Saudari Elsa mengirimiku beberapa ayat Alkitab lagi. Dia mengirimiku Yohanes 16:12-13, "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu." Dan dia mengirimiku beberapa ayat dari kitab Wahyu. "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). "Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di takhta, ada sebuah kitab yang ditulisi sisi dalam dan sisi belakangnya, dan dimateraikan dengan tujuh materai. Dan aku melihat seorang malaikat kuat berkata dengan suara nyaring, Siapakah yang layak membuka kitab itu dan membuka materainya? Dan tidak ada manusia di surga atau di bumi, maupun di bawah bumi, yang bisa membuka kitab itu, atau melihat ke dalamnya. Dan aku menangis tersedu-sedu, karena tidak seorang pun yang dianggap layak untuk membuka dan membaca kitab itu, ataupun melihat isinya. Lalu salah seorang dari tua-tua itu berkata kepadaku: Jangan menangis: Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka kitab itu dan melepaskan ketujuh materainya" (Wahyu 5:1-5). Setelah kami membaca ayat-ayat Alkitab, Saudari Elsa bersekutu, "Perkataan Tuhan Yesus sangat jelas: Dia masih memiliki banyak hal untuk dikatakan kepada kita, tetapi tingkat pertumbuhan orang pada saat itu terlalu rendah untuk menerimanya, jadi Roh kebenaran akan datang pada akhir zaman untuk menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran, yang berarti bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia akan mengungkapkan lebih banyak kebenaran dan memberi tahu kita hal-hal yang akan datang. Ini membuktikan bahwa Tuhan memiliki pekerjaan dan firman baru di luar Alkitab. Jadi bagaimana orang bisa berkata, 'Semua firman Tuhan ada di dalam Alkitab, dan di luar Alkitab tidak ada firman atau pekerjaan Tuhan?' Bukankah ini berarti menolak firman Tuhan?" Setelah persekutuannya, aku mengerti bahwa adalah salah bagi pendeta itu mendefinisikan firman dan pekerjaan Tuhan hanya terbatas pada Alkitab, dan bahwa Tuhan akan mengucapkan lebih banyak firman pada akhir zaman, jauh lebih banyak daripada yang dicatat dalam Alkitab. Kitab Wahyu menyebutkan bahwa tak seorang pun mampu membuka atau membaca gulungan kitab yang termeterai, jadi gulungan kitab itu jelas bukan Alkitab, karena kita bisa membaca Alkitab setiap hari. Ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia akan membuka gulungan kitab itu dan memberitahukan isinya kepada kita. Ini membuat jelas bagiku bahwa Tuhan akan mengucapkan firman baru di luar Alkitab.

Kemudian, kami membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Hal-hal yang dicatat dalam Alkitab terbatas; hal-hal itu tidak dapat merepresentasikan pekerjaan Tuhan dalam keseluruhannya. Keempat kitab Injil berisi kurang dari seratus pasal, di mana tertulis sejumlah peristiwa-peristiwa yang terbatas, seperti peristiwa Yesus mengutuk pohon ara, penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali terhadap Tuhan, Yesus menampakkan diri di hadapan para murid setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya, pengajaran tentang puasa, pengajaran tentang doa, pengajaran tentang perceraian, kelahiran dan silsilah Yesus, penunjukkan murid-murid oleh Yesus, dan seterusnya. Namun, manusia menilai apa yang tercatat dalam Alkitab itu sebagai harta karun, bahkan membandingkan pekerjaan yang terjadi pada zaman sekarang untuk dipertentangkan dengan apa yang tertulis. Mereka bahkan percaya bahwa semua pekerjaan yang Yesus lakukan dalam kehidupan-Nya hanyalah sebanyak itu, seolah-olah Tuhan hanya mampu melakukan sebanyak itu, dan tidak lebih dari itu. Bukankah ini konyol?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (1)"). "Pada waktu itu, Yesus hanya menyampaikan kepada murid-murid-Nya serangkaian khotbah pada Zaman Kasih Karunia tentang topik-topik seperti cara melakukan penerapan, cara berkumpul bersama, cara meminta dalam doa, cara memperlakukan orang lain, dan sebagainya. Pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia hanya menjelaskan secara terperinci tentang bagaimana murid-murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya harus melakukan penerapan. Dia hanya melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan sama sekali tidak melakukan pekerjaan akhir zaman. Ketika Yahweh menurunkan hukum Taurat Perjanjian Lama pada Zaman Hukum Taurat, mengapa pada waktu itu Dia tidak melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia? Mengapa Dia tidak menjelaskan terlebih dahulu pekerjaan Zaman Kasih Karunia? Bukankah itu akan membantu manusia untuk menerimanya? Dia hanya bernubuat bahwa seorang bayi laki-laki akan lahir dan berkuasa, tetapi Dia tidak terlebih dahulu melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan Tuhan pada setiap zaman memiliki batasan-batasan yang jelas; Dia hanya melakukan pekerjaan pada zaman yang bersangkutan, dan tidak pernah melakukan pekerjaan zaman selanjutnya terlebih dahulu. Hanya dengan cara inilah pekerjaan-Nya yang mewakili setiap zaman dapat dimunculkan. Yesus hanya berbicara tentang tanda-tanda akhir zaman, tentang bagaimana menjadi sabar dan bagaimana diselamatkan, tentang cara bertobat dan mengaku dosa, serta bagaimana memikul salib dan menanggung penderitaan; Dia tidak pernah berbicara tentang bagaimana manusia pada akhir zaman seharusnya memperoleh jalan masuk, atau bagaimana dia harus berusaha memuaskan kehendak Tuhan. Dengan demikian, bukankah bodoh untuk menyelidiki Alkitab tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Apa yang dapat engkau pahami dengan hanya memegang Alkitab? Entah itu penafsir Alkitab atau pengkhotbah, siapa yang bisa melihat pekerjaan zaman sekarang ini sebelumnya?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?"). Firman Tuhan Yang Mahakuasa membuatku mengerti bahwa Alkitab hanyalah buku sejarah. Itu mencatat dua tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, dan baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru disusun oleh orang-orang bertahun-tahun setelah pekerjaan Tuhan. Setelah Tuhan bekerja, barulah catatan tentang pekerjaan itu dituliskan di dalam Alkitab. Karena itu, firman dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tidak mungkin tertulis dalam Alkitab sebelumnya. Jika kita membatasi Tuhan pada Alkitab dan berpikir tidak ada firman Tuhan di luar Alkitab, ini adalah pandangan yang sangat absurd. Aku telah percaya kepada Tuhan selama puluhan tahun, tetapi baru pada saat itulah aku mengerti apa isi Alkitab! Kemudian, Saudari Elsa melanjutkan persekutuannya. Dia berkata, "Tuhan adalah sumber kehidupan, dan firman-Nya tak terbatas dan tak terhingga. Dari penciptaan hingga saat ini, Tuhan selalu berbicara, bekerja, memimpin untuk membekali dan menyelamatkan manusia. Pekerjaan Tuhan tidak pernah dibatasi oleh manusia atau hal apa pun, apalagi oleh Alkitab. Tuhan mengucapkan firman baru dan melakukan pekerjaan baru berdasarkan rencana pengelolaan-Nya dan kebutuhan manusia, dan firman dan pekerjaan-Nya tidak pernah berulang. Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh mengumumkan hukum Taurat untuk memimpin orang-orang dalam kehidupan di bumi dan mengucapkan banyak firman. Namun, pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus mengkhotbahkan jalan pertobatan, bekerja untuk menebus umat manusia, dan mengucapkan banyak perkataan. Perkataan ini tidak dicatat dalam Perjanjian Lama dan sama sekali berbeda dengannya. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman untuk mengungkapkan kebenaran berdasarkan pekerjaan Tuhan Yesus, melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, yang menyucikan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya dari dosa dan belenggunya, dan membawa manusia masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Ini adalah tahap pekerjaan yang lebih baru dan lebih tinggi, sesuatu yang tak mungkin dicatat dalam Alkitab sebelumnya. Jika kita secara membabi buta menggunakan Alkitab untuk menilai dan membatasi pekerjaan Tuhan, artinya kita menjadi orang yang menentang Tuhan, seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus. Mereka dengan keras kepala berpegang teguh pada kitab suci, dengan gila-gilaan mengutuk dan menentang Tuhan Yesus karena firman dan pekerjaan-Nya tidak ada dalam Perjanjian Lama, dan akhirnya memakukan Tuhan Yesus di kayu salib. Sungguh menyedihkan!" Kemudian, kami membaca dua bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Orang Farisi Yahudi menggunakan hukum Musa untuk mengecam Yesus. Mereka tidak berupaya untuk sesuai dengan Yesus pada waktu itu, tetapi dengan giat mematuhi hukum Taurat hingga ke huruf-hurufnya, sampai—setelah menuduh-Nya tidak mematuhi hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan menuduh-Nya bukan Mesias—mereka akhirnya memakukan Yesus yang tak berdosa itu ke kayu salib. Apa esensi mereka? Bukankah itu berarti mereka tidak mencari cara agar dapat sesuai dengan kebenaran? Mereka terobsesi dengan setiap kata dalam Kitab Suci tetapi tidak mengindahkan kehendak-Ku ataupun langkah serta cara-Ku bekerja. Mereka bukanlah orang yang mencari kebenaran, melainkan orang yang dengan kaku berpegang pada kata-kata; mereka bukanlah orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi orang yang percaya pada Alkitab. Intinya, mereka adalah anjing-anjing penjaga Alkitab. Untuk menjaga kepentingan Alkitab, menjunjung tinggi martabat Alkitab, dan melindungi reputasi Alkitab, mereka bahkan sampai memakukan Yesus yang penuh belas kasihan itu ke kayu salib. Hal ini mereka lakukan hanya demi membela Alkitab, dan demi mempertahankan status setiap kata dalam Alkitab di hati manusia. Jadi mereka memilih meninggalkan masa depan dan korban penghapus dosa mereka untuk menghukum Yesus, yang tidak sesuai dengan doktrin Kitab Suci, sampai mati. Bukankah mereka semua adalah kacung-kacung bagi setiap kata dalam Kitab Suci?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus"). "Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak dengan mempertimbangkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan doktrin-doktrin ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). Dia melanjutkan persekutuannya, "Para pendeta dan penatua sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus. Mereka secara membabi buta memuja Alkitab, dan mereka memperlakukan Alkitab sebagai Tuhan. Mereka selalu membela kitab suci, tetapi tidak pernah mencari jejak langkah Tuhan, dan tidak pernah mendengarkan untuk mengetahui apakah itu suara Tuhan atau bukan. Mereka melihat bahwa firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa tidak tercatat dalam Alkitab, jadi mereka dengan gila-gilaan mengutuk, menentang, dan berusaha menghalangi orang agar tidak menyelidiki jalan yang benar. Bukankah mereka hanyalah orang Farisi modern? Mereka tidak dapat melihat bahwa Alkitab hanyalah catatan pekerjaan Tuhan di masa lalu, buku yang harus dibaca oleh orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi Alkitab tidak bisa merepresentasikan Tuhan, juga tidak dapat bekerja atas nama Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Jika orang percaya kepada Tuhan, tetapi hanya mengikuti Alkitab dan firman serta pekerjaan Tuhan di masa lalu, mereka tidak bisa memperoleh kebenaran dan hidup. Yang terpenting adalah mengikuti jejak langkah Tuhan dan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa untuk membebaskan kita dari dosa. Hanya dengan cara demikianlah kita dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Semua kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa ini adalah perkataan Roh Kudus kepada gereja-gereja. Hanya perkataan inilah yang mampu mentahirkan dan menyelamatkan manusia sepenuhnya, dan hanya inilah jalan hidup kekal yang diberikan Tuhan kepada manusia pada akhir zaman. Jika kita tidak bisa mengikuti tahap pekerjaan ini, kita akan ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan, dan akan jatuh ke dalam bencana dan dihukum." Aku merasa mendapat banyak dari persekutuan saudari itu. Setelah memiliki pemahaman yang objektif tentang Alkitab, aku tak lagi merasa terganggu. Dari persekutuan ini aku mengerti bahwa setiap kali Tuhan menampakkan diri dan bekerja, para pemimpin agama menentang Tuhan dan memusuhi-Nya. Untuk melindungi kepentingan mereka sendiri, mereka menciptakan segala macam kekeliruan untuk mengutuk pekerjaan Tuhan dan menghentikan orang agar tidak menerima jalan yang benar. Jika kau tidak memahami kebenaran dan tak mampu membedakan, fitnah mereka akan menipumu, kau akan mengikuti mereka untuk menentang dan menolak Tuhan, dan akan kehilangan keselamatan Tuhan, di mana ini sangat menyedihkan. Aku berkata dalam hati, "Aku harus memperlengkapi diriku dengan kebenaran dan kearifan. Aku tak mau menolak Tuhan."

Sekitar sebulan kemudian, pendeta lain menggangguku dengan pesan melalui Messenger dan WhatsApp. Dia berkata, "Tuhan Yesus lahir dua ribu tahun yang lalu, yang menggenapi nubuat Alkitab. Sekarang, kau berkata Tuhan telah datang kembali sebagai perempuan. Apakah ada nubuat dalam Alkitab bahwa Tuhan akan datang sebagai perempuan? Tak mungkin bagi Tuhan untuk datang berinkarnasi, apalagi datang sebagai perempuan. Tuhan Yang Mahakuasa yang Kau percayai adalah seorang manusia." Pada saat yang sama, dua pendeta lain menyerangku bersama-sama. Mereka mengkritik dan mengutuk, berkata aku memegang kepercayaan yang salah. Kukatakan kepada mereka bahwa kita tak boleh mendefinisikan Tuhan. Esensi Tuhan adalah Roh, dan Dia tak memiliki jenis kelamin. Itu hanya karena pekerjaan-Nya mengharuskan Dia menjadi daging dan mengambil rupa manusia. Kita percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena Dia memiliki esensi keilahian Tuhan dan mampu mengungkapkan kebenaran, bukan karena penampilan daging-Nya.

Aku juga mencari bersama Saudari Elsa, dan dia bersekutu denganku, "Banyak nubuat dalam Alkitab berbicara tentang inkarnasi Tuhan sebagai Anak manusia pada akhir zaman, seperti 'kedatangan Anak Manusia', 'Anak Manusia menampakkan diri-Nya', dan 'Anak Manusia datang'. Sekarang, Tuhan Yang Mahakuasa telah datang untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman, yang sepenuhnya menggenapi nubuat-nubuat ini. Tuhan datang sebagai perempuan pada akhir zaman, yang memang tidak sesuai dengan gagasan manusia, tetapi makin sedikit pekerjaan Tuhan sesuai dengan gagasan kita, makin banyak itu mengandung misteri dan makna penting. Apa kebenaran dan misteri inkarnasi Tuhan sebagai perempuan? Mari kita membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mencari tahu." Setelah selesai berbicara, saudari itu mengirimiku firman Tuhan. "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. ... Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan. Sebelum ini, semua manusia yakin bahwa Tuhan hanya bisa menjadi laki-laki dan bahwa seorang perempuan tidak dapat disebut sebagai Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). "Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Saudari Elsa melanjutkan persekutuannya dengan berkata, "Tuhan adalah Roh, tidak berwujud dan tanpa jenis kelamin, tetapi karena Dia ingin bekerja untuk menyelamatkan umat manusia, Dia berinkarnasi dalam wujud laki-laki atau perempuan untuk menampakkan diri dan bekerja di dunia manusia. Pertama kali, Tuhan datang berinkarnasi sebagai laki-laki, dan pada akhir zaman, Dia menjadi perempuan. Dia melakukan ini untuk membuat orang memahami Tuhan dengan lebih baik dan tidak membatasi Dia. Pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Oleh karena itu, Tuhan yang berinkarnasi bisa menjadi laki-laki dan perempuan. Jika Tuhan yang berinkarnasi selalu laki-laki, maka manusia akan menentukan bahwa Tuhan akan selalu menjadi laki-laki, dengan keliru menganggap Tuhan adalah Tuhan atas laki-laki, dan bahwa Tuhan hanya menyelamatkan laki-laki dan bukan perempuan. Bukankah ini salah memahami Tuhan? Di mata Tuhan, laki-laki dan perempuan sama. Tuhan menyelamatkan laki-laki dan perempuan, karena laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Tuhan. Entah Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki atau perempuan, Dia tetap Tuhan, dan esensi Tuhan takkan pernah berubah, dan Dia tetap mampu mengungkapkan kebenaran dan menyelesaikan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Kita tak boleh menolak inkarnasi, penampakan, dan pekerjaan Tuhan hanya karena Tuhan berinkarnasi sebagai perempuan."

Kemudian, aku membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mencerahkan hatiku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Lepaskanlah pendapatmu tentang 'kemustahilan'! Semakin orang percaya bahwa sesuatu itu mustahil, semakin besar kemungkinan itu akan terjadi, karena hikmat Tuhan membubung lebih tinggi dari langit, pikiran Tuhan di luar jangkauan pikiran manusia, dan pekerjaan Tuhan melampaui batas pemikiran dan gagasan manusia. Semakin mustahil sesuatu, semakin itu mengandung kebenaran yang dapat dicari; semakin sesuatu berada di luar jangkauan gagasan dan imajinasi manusia, semakin banyak itu mengandung kehendak Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"). "Penampakan Tuhan tidak dapat diselaraskan dengan gagasan manusia, terlebih lagi, Tuhan tidak dapat menampakkan diri atas permintaan manusia. Tuhan membuat pilihan-pilihan-Nya sendiri dan rencana-rencana-Nya sendiri saat Dia melakukan pekerjaan-Nya; lagipula, Dia memiliki tujuan-tujuan dan cara-cara-Nya sendiri. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, Dia tidak perlu membahasnya dengan manusia atau meminta nasihat manusia, apalagi memberi tahu setiap orang mengenai pekerjaan-Nya. Inilah watak Tuhan, yang harus, terlebih lagi, dikenali oleh semua orang. Jika engkau ingin menyaksikan penampakan Tuhan, ingin mengikuti jejak langkah Tuhan, maka engkau harus terlebih dahulu meninggalkan gagasanmu sendiri. Engkau tidak boleh menuntut Tuhan melakukan ini atau itu, apalagi menempatkan-Nya dalam batas-batasmu sendiri dan membatasi-Nya dengan gagasanmu sendiri. Sebaliknya, engkau seharusnya menuntut dirimu sendiri tentang bagaimana engkau harus mencari jejak langkah Tuhan, bagaimana engkau harus menerima penampakan Tuhan, dan bagaimana engkau harus tunduk pada pekerjaan baru Tuhan: inilah yang seharusnya manusia lakukan. Karena manusia bukanlah kebenaran, dan tidak memiliki kebenaran, manusia harus mencari, menerima, dan taat" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru"). Saudari Elsa mengingatkanku, "Mengingat kembali, pekerjaan Tuhan seringkali tidak sesuai dengan gagasan manusia. Jika orang tidak mencari kebenaran, terlalu mudah untuk menentang Tuhan. Misalnya, Tuhan Yesus datang dan lahir di palungan. Apakah ini sesuai dengan gagasan manusia? Tuhan Yesus berasal dari Nazaret, dan nama-Nya bukan Mesias. Apakah ini sesuai dengan gagasan manusia? Tuhan Yesus adalah Tuhan, tetapi Dia tidak masuk ke dalam bait suci atau menguduskan hari Sabat, dan Dia diburu dan dipakukan di kayu salib. Apakah ini sesuai dengan gagasan manusia? Banyak hal tentang penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus tidak sesuai dengan gagasan manusia. Oleh karena itu, dapatkah kita mengatakan Tuhan Yesus bukan Tuhan? Tidak. Tuhan Yesus adalah penampakan Tuhan, kedatangan Mesias. Lalu mengapa begitu banyak orang tidak mengenal Dia, dan mengutuk serta menentang Dia? Bukankah itu hanya karena orang menggunakan gagasan dan imajinasi mereka untuk menilai Tuhan? Semua orang Farisi berkata bahwa Tuhan Yesus adalah orang Nazaret, anak seorang tukang kayu, dan bukan Tuhan. Akhirnya, mereka menyalibkan Tuhan Yesus, dan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Sekarang ini, para pendeta dan penatua agamawi membatasi Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka, menolak dan menentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, Ini mengulangi kesalahan orang Farisi dan kembali menyalibkan Tuhan. Tuhan adalah Sang Pencipta, dan Dia bekerja sesuai dengan rencana-Nya tanpa batasan apa pun. Apa pun yang Tuhan lakukan, Dia memiliki hikmat-Nya, dan kita tak boleh menggunakan gagasan dan imajinasi kita untuk membatasi di mana Tuhan harus bekerja atau dengan cara apa Dia harus menampakkan diri. Sikap kita terhadap Tuhan haruslah ketaatan. Ketaatan berarti menerima firman dan pekerjaan Tuhan serta memahami Tuhan melalui firman dan pekerjaan-Nya, alih-alih menggunakan gagasan dan imajinasi kita untuk mendefinisikan dan membatasi Tuhan, dan mengatakan Tuhan tidak bisa melakukan ini atau itu, yang mana terlalu irasional."

Kemudian, Saudari Elsa membacakanku dua bagian lain firman Tuhan. "Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). "Ketika Tuhan menjadi daging, Dia hanya turun dari surga ke dalam daging tertentu. Adapun yang turun ke dalam daging tersebut ialah Roh-Nya, dan melalui daging itu, Dia melakukan pekerjaan Roh. Roh inilah yang diungkapkan dalam daging dan Roh inilah yang melakukan pekerjaan-Nya dalam daging. Pekerjaan yang dilakukan dalam daging sepenuhnya merepresentasikan Roh-Nya, dan daging tersebut adalah demi kepentingan pekerjaan itu. Namun demikian, bukan berarti bahwa gambar manusia itu menggantikan gambar sejati Tuhan sendiri; ini bukan tujuan atau makna penting dari Tuhan menjadi manusia. Dia menjadi daging hanya agar Roh dapat menemukan tempat tinggal yang sesuai dengan pekerjaan-Nya, tempat yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam daging, sehingga orang dapat melihat perbuatan-Nya, memahami watak-Nya, mendengarkan firman-Nya, dan mengetahui keajaiban pekerjaan-Nya. Nama-Nya merepresentasikan watak-Nya, pekerjaan-Nya merepresentasikan identitas-Nya, tetapi Dia tidak pernah mengatakan bahwa penampakan-Nya dalam daging merepresentasikan gambar-Nya. Itu semata-mata gagasan manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Dia melanjutkan persekutuannya, "Tidak masalah jika inkarnasi Tuhan adalah laki-laki atau perempuan, dan tidak masalah seperti apa pun rupa-Nya. Yang penting apakah yang Dia katakan adalah kebenaran, apakah Dia mengungkapkan watak Tuhan, dan apakah Dia melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Inilah yang penting. Misalnya, jika kita pergi ke dokter saat sakit, yang kita fokuskan apakah dokter dapat menyembuhkan penyakit kita, bukan apakah dokter itu laki-laki atau perempuan. Jika kita mengatakan bahwa hanya dokter laki-laki yang bisa mengobati penyakit, tetapi dokter perempuan tidak bisa, bukankah itu menggelikan? Karena itu, selama Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia, maka Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi." Namun, pendeta agamawi tidak mendengarkan suara Tuhan atau menyelidiki jalan yang benar, dan ketika mereka mendengar Tuhan telah berinkarnasi sebagai perempuan, mereka menolak dan mengutuknya, dan menyebarkan gagasan untuk menghalangi orang agar tidak menyambut Tuhan. Ini adalah kesalahan yang sangat besar. Untuk menghentikan mereka agar tidak menggangguku, aku memblokir semua orang yang berusaha menghalangiku, termasuk pendeta dan penatua dari gerejaku yang semula. Aku sungguh yakin aku sedang menyambut Tuhan, dan bagaimanapun pendeta dan penatua menggangguku, aku harus mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa.

Sejak April 2020, aku dan putriku berhenti pergi ke gereja. Dua bulan kemudian, pendeta gereja itu mulai menyerangku. Pertama, dia datang ke rumahku untuk membujukku agar tidak menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, mengatakan pertemuan di gerejanya sudah cukup. Dia juga memberi tahu suamiku bahwa aku menempuh jalan yang salah dan aku harus kembali. Dia bahkan berusaha menghasut anakku untuk menghentikanku agar tidak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Suami dan anak-anakku menentang pendekatan pendeta itu. Anak-anakku berkata aku memberitakan Injil kepada mereka, dan sering membahas hal-hal kepercayaan kepada Tuhan dengan mereka, jadi mereka semua berpikir kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa telah dipertimbangkan dengan matang, dan aku memperoleh iman dari Tuhan untuk membuat keputusan ini. Kemudian, para penatua mengancamku, mengatakan jika aku tidak pergi ke gereja, aku akan dikeluarkan dan saudara-saudariku akan menolakku. Aku dengan tegas berkata, "Sekalipun gereja mengeluarkanku, aku akan tetap percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa." Kemudian, mereka memberi tahu para pemimpin sekolahku tentang kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa, berharap sekolah akan menanganiku, tapi kepala sekolah mengabaikan mereka. Aku merenungkan apa yang Saudari Elsa katakan kepadaku, bahwa kebenaran selalu ditolak dan dikutuk oleh dunia keagamaan. Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus mengungkapkan kebenaran untuk menebus umat manusia, dan Dia dikutuk dan ditolak oleh Yudaisme, khususnya para pemimpin agama, imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi. Mereka menyerang dan menghujat Tuhan Yesus untuk mempertahankan kedudukan dan penghasilan mereka, dan menipu dan menghalangi orang agar tidak mengikuti Tuhan. Mereka semua adalah antikristus yang menentang Tuhan dan menghancurkan manusia. Saat ini, kebanyakan pendeta dan penatua di dunia keagamaan sama seperti orang Farisi dalam Yudaisme. Untuk melindungi kedudukan dan penghasilan mereka sendiri, mereka dengan gila-gilaan mengutuk dan menolak penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan berusaha menghalangi orang percaya agar tidak menyelidiki jalan yang benar. Mereka juga adalah antikristus yang telah disingkapkan oleh Tuhan. Kemudian, aku teringat yang Tuhan Yesus katakan ketika Dia mengutuk orang-orang Farisi, "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13). "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau melintasi lautan dan daratan untuk menjadikan satu orang bertobat menjadi pengikutmu, tetapi begitu ia bertobat, engkau menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada dirimu sendiri" (Matius 23:15). Pendeta dan penatua agamawi tahu bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, tetapi tidak menerimanya. Mereka ingin menikmati pemujaan dan persembahan orang, jadi untuk mempertahankan kedudukannya, mereka menghentikan kita agar tidak menyambut Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Inilah yang dilakukan antikristus. Mereka semua adalah setan yang menelan jiwa manusia, dan mereka semua akan dikutuk oleh Tuhan, dan orang yang mengikuti mereka juga akan masuk neraka dan dihukum.

Meskipun aku masih sering diserang dan diganggu oleh para pendeta dan penatua, apa pun kekeliruan yang mereka sebarkan, aku tak lagi terpengaruh, karena aku tahu firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, dan jalan hidup kekal yang menyucikan dan menyelamatkan manusia. Siapa pun yang dengan tulus rindu mencari penampakan Tuhan hanya perlu membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan mereka akan mengenali suara Tuhan dan kembali ke takhta Tuhan Yang Mahakuasa. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kisahku Menyambut Tuhan

Oleh Saudari Su Yang, Tiongkok Saat kecil, aku tak bisa berjalan karena rasa sakit parah di kakiku, jadi ibuku membawaku ke hadapan Tuhan....