Keluar dari Rumah Sakit Jiwa

04 April 2022

Oleh Saudari Xiao Cao, Tiongkok

Pada Januari 2012. Seorang tetangga memberitakan Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman kepadaku, Aku telah kelelahan menjalankan bisnis, membuatku mengalami ketegangan otot pinggang yang serius dan bahu yang kaku. Sangat menyakitkan sehingga aku hampir tak mampu menyisir rambut atau berpakaian sendiri, dan obat-obatan tidak membantu. Aku sembuh secara ajaib setelah percaya kepada Tuhan, jadi suami dan anakku sangat senang, dan sangat mendukung imanku. Namun, beberapa bulan kemudian, suamiku melihat beberapa kebohongan yang telah disebarkan Partai Komunis secara online tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan mulai menentang imanku. Dia berkata, "Pemerintah menentang Tuhanmu ini. Jika kau akhirnya ditangkap karenanya, itu bisa berdampak pada karier anak kita. Kau harus melepaskan imanmu." Suatu kali, ketika aku baru saja pulang dari memberitakan Injil, Dia berkata dengan ekspresi marah di wajahnya, "Brigade Keamanan Nasional meneleponku dan bertanya apakah kau adalah orang percaya, dan jika benar, kau harus menyerahkan buku-buku tentang Tuhan milikmu Mereka juga memintaku untuk mengidentifikasi orang-orang dari sekumpulan foto. Kau pasti akan ditangkap jika terus percaya kepada Tuhan." Aku menjawab, "Aku sedang menempuh jalan yang benar dalam hidup, dan aku tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Mereka tidak berhak menangkapku!" Dia berkata, "Kau sangat naif! PKT secara khusus memburu orang-orang percaya. Jika kau terus percaya, mereka bisa menangkap dan memukulimu, lalu kau akan melihat betapa kejamnya mereka." Dalam hati kupikir bahwa dengan suamiku menentang, pasti akan menjadi lebih sulit untuk menempuh jalan ini. Aku berdoa kepada Tuhan dalam hatiku dan memohon Dia untuk membimbing jalanku di depan. Aku juga bertekad bahwa bagaimanapun suamiku menghalangiku, aku takkan pernah melepaskan imanku.

Itu pada Desember 2012, hampir setahun setelah aku menjadi orang percaya. Aku ditangkap dan ditahan selama lima hari karena seseorang melaporkanku karena memberitakan Injil. Pada hari mereka membebaskanku, seorang petugas memperingatkanku, "Ketika kau bebas, sebaiknya kau melepaskan imanmu atau kau pasti akan berakhir di penjara!" Setelah kira-kira setengah jam, suamiku datang menjemputku terlihat sangat marah, dengan ekspresi mengerikan di wajahnya. Dia keluar dari mobil dan masuk ke kantor polisi. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan di dalam, dan kemudian dia membawaku pulang. Sesampainya di rumah, aku melihat kakak, adik, dan iparku semuanya menungguku di luar. Kupikir satu-satunya alasan mereka semua berada di sana adalah untuk menghentikanku agar tidak menerapkan imanku. Selain itu, kakak laki-lakiku adalah pemimpin tingkat provinsi, dan sebelumnya dia telah menyuruhku melepaskan imanku karena dia telah melihat berbagai macam kebohongan Partai Komunis yang secara online mengutuk dan menghujat Gereja. Dia juga mengatakan bahwa imanku dapat memengaruhi karier anakku, dan itu bisa memengaruhi dia juga, bahwa dia bisa kehilangan kedudukannya sebagai pejabat. Aku tahu dia mungkin berada di sana untuk kembali berusaha memaksaku melepaskan imanku. Aku menaikkan doa singkat, memohon Tuhan untuk membimbing dan melindungiku dari gangguan ini. Segera setelah keluar dari mobil, kakak laki-lakiku menghampiriku dan berkata, sambil tersenyum, "Kau harus melepaskan imanmu. Tinggal saja di rumah dan mengurus keluarga ini. Jangan begitu keras kepala. Anakmu punya pekerjaan yang bagus, dan itu akan terancam jika kau terus percaya. Dia akan membencimu selamanya." Kemudian kakak iparku memarahiku, menggertakkan giginya sambil menggerak-gerakkan tangannya, "Iman kepada Tuhan? Di manakah Tuhan? Aku tidak percaya kepada-Nya dan hidupku baik-baik saja!" Kemudian suamiku berkata dengan marah, "Tak mudah bagi anak kita untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, untuk menonjol. Bagaimana jika dia kehilangan pekerjaannya karena imanmu?" Adik perempuanku datang dan berkata, "Hei, kau harus melepaskan imanmu. Suamimu sangat baik kepadamu dan anakmu punya pekerjaan yang baik. Itu seharusnya cukup. Jaga saja keluargamu baik-baik." Mendengar semua ini, aku teringat tentang aku dan suamiku yang bekerja sangat keras demi mendapatkan cukup uang untuk pendidikan anak kami, dan sekarang dia telah mendapatkan pekerjaan yang baik, di mana bukanlah hal yang mudah. Jika dia benar-benar kehilangan pekerjaannya karena imanku, dia mungkin saja membenciku seumur hidupnya! Namun kemudian, kupikir melepaskan imanku berarti mengkhianati Tuhan, dan aku merenungkan kebenaran yang kupelajari sebagai orang percaya. Aku tahu menyembah Tuhan adalah hal yang benar bagi makhluk ciptaan, jalan yang benar untuk ditempuh, dan Tuhan juga telah menyembuhkan penyakitku. Aku tidak boleh menentang hati nuraniku. Diam-diam aku berdoa kepada Tuhan dalam hatiku, "Ya Tuhan, keluargaku berusaha memaksaku untuk melepaskan imanku, dan aku merasa tidak nyaman. Kumohon beri aku iman dan kekuatan." Kemudian, aku teringat firman dari Tuhan ini: "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Aku memahami bahwa di belakang keluargaku yang mengeroyokku sebenarnya adalah Iblis yang mencobai dan menyerangku. Keluargaku telah tertipu oleh kebohongan PKT dan menggunakan pekerjaan anakku untuk mengintimidasiku agar aku mengkhianati Tuhan. Aku tidak boleh jatuh ke dalam tipu daya Iblis, tetapi aku harus menjadi kesaksian bagi Tuhan. Kemudian terpikir juga olehku bahwa pekerjaan apa pun yang anakku miliki sepenuhnya tergantung pada aturan dan pengaturan Tuhan. Tak seorang pun mampu mengubah hal itu. Jadi aku berkata, "Memiliki iman adalah jalan yang benar dalam hidup, dan aku tidak melanggar hukum apa pun. Penangkapanku oleh PKT yang menyeret kalian ke dalamnya adalah kejahatan PKT sendiri. Kalian seharusnya tidak menindasku bersama dengan mereka, atau menghalangi imanku. Kalian semua tahu sebelum percaya kepada Tuhan, penyakitku sangat parah sehingga aku bahkan tak mampu merawat diriku sendiri. Aku sembuh total setelah percaya kepada Tuhan, dan semua ini berkat kasih karunia dan berkat Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang benar, Juruselamat yang datang. Bencana terus makin besar, dan Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran. Dia melakukannya untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa, dari bencana, agar kita dapat memiliki perlindungan-Nya dan selamat dari bencana, serta masuk ke dalam kerajaan-Nya. Jika aku membiarkan penganiayaan Partai Komunis membuatku takut untuk percaya kepada Tuhan, aku akan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Bagaimanapun kalian menentangnya, aku berkomitmen pada jalan imanku." Suamiku, dengan sangat marah, berdiri di depanku dan menunjuk ke arahku, berkata, "Kau sudah tak tertolong lagi!" Kemudian dia dan kakak laki-lakiku saling bertukar pandang dan berjalan menuju ke rumah bersama-sama dan mulai membicarakan sesuatu. Aku merasa kebingungan. Apa yang sedang mereka bicarakan secara diam-diam? Tak lama kemudian, mereka kembali, Kakak laki-lakiku menatap adik perempuanku, lalu berkata dengan senyuman culas di wajahnya, "Ayo kita cari makan!" Adik perempuanku dan keponakanku datang menghampiriku dan menarikku menuju ke mobil dengan menarik kedua tanganku. Aku merasa sepertinya ada yang tidak beres. Aku berusaha melepaskan tangan mereka dan berkata aku tidak mau pergi, tetapi mereka mendorongku secara paksa ke dalam mobil. Mobil berhenti setelah sekitar setengah jam mengemudi, dan di luar dugaanku, aku melihat kami berada di rumah sakit jiwa. Suamiku, kakak laki-laki dan iparku semuanya keluar dari mobil. Aku terkejut. Apakah mereka benar-benar akan memasukkanku ke rumah sakit jiwa? Aku berpikir bahwa aku harus keluar dari mobil dan melarikan diri, tetapi aku terkunci dengan kunci pengaman. Aku melihat mereka semua berjalan menuju ke kantor rumah sakit itu, dan tiba-tiba semuanya menjadi jelas. Mereka telah sejak lama merencanakan hal ini. Mereka menipuku untuk masuk ke sana, mengatakan bahwa kami akan makan di luar. Aku marah dan merasa muak. Aku tak menyangka mereka membawaku ke sana, betapa kejamnya mereka. Yang disebut orang yang kaukasihi! Aku teringat bagaimana, ketika suamiku bertemu denganku di kantor polisi, dia berbicara sebentar dengan polisi di dalam, dan bagaimana keluargaku bertukar tatapan penuh arti ketika mereka mengatakan kami akan pergi makan. Aku menyadari bahwa kemungkinan besar ini adalah rencana yang dibuat oleh Partai Komunis. Mereka mencoba segalanya untuk membuatku mengkhianati Tuhan. Aku merasa kesal tak tergambarkan dan air mata mengalir di mataku. Aku berkata kepada mereka dengan marah, "Kalian membawaku ke sini untuk menyiksaku, hanya karena aku percaya kepada Tuhan. Kalianlah yang gila! Yang kalian lakukan benar-benar salah, tidak masuk akal. Kalian akan menerima pembalasan." Saat itu, beberapa perawat keluar dari rumah sakit itu, membawa baju kekang untuk dikenakan padaku. Suami, kakak laki-laki, dan iparku hanya berdiri di sana memandangiku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku hancur hati dan penuh dengan keputusasaan. Aku tak pernah membayangkan bahwa keluargaku, hanya demi melindungi kepentingan diri mereka sendiri, agar tidak dilibatkan mau mendengarkan kebohongan Partai Komunis dan memasukkanku ke rumah sakit jiwa di mana aku akan disiksa, tanpa memikirkan entah aku hidup atau mati, padahal aku tidak gila. Mereka bukanlah orang yang kukasihi—mereka adalah setan-setan. Dengan pemikiran itu, aku tak mampu lagi menahan air mataku. Aku bahkan tak sanggup melihat mereka. Aku berkata kepada para perawat itu dengan marah, "Tidak ada yang salah denganku! Mereka menipuku untuk datang ke sini. Mereka memaksaku berobat di sini hanya karena aku percaya kepada Tuhan. Kalian bahkan belum menyelidikinya. Mengapa kalian menahanku?" Namun, mereka sama sekali mengabaikanku.

Mereka memasukkanku sebagai pasien gangguan jiwa yang parah dan mengurungku di Bangsal 1 di mana semua koridor, pintu, dan jendelanya memiliki jeruji besi yang dilas di atasnya. Kamarku berukuran sekitar 3,7 atau 4,6 meter persegi. dan ruangannya sama sekali kosong. Hanya ada satu tempat tidur dengan selimut kotor di atasnya yang masih ada bekas urine di atasnya. Ada bau urine yang menyengat. Tidak ada toilet di dalam ruangan itu, hanya ada kamar mandi unisex di aula yang dikunci. Aku harus mencari seorang perawat setiap kali ingin menggunakan kamar mandi, dan jika mereka sedang sibuk, mereka tidak mau membukakan pintu. Aku hanya harus menahannya. Rumah sakit itu terus-menerus dipenuhi dengan suara ratapan pasien gangguan jiwa. Terkadang mereka bernyanyi atau menangis, atau mulai berteriak, "Keluarkan aku! Keluarkan aku!" Mereka juga memukuli jeruji besi tanpa henti. Seluruh tempat itu terdengar seperti dipenuhi oleh hantu dan serigala yang meratap. Itu membuatku merasa sangat ketakutan. Aku merasa itu bukan tempat bagi manusia. Hanya karena imanku, aku ditangkap dan dikurung oleh Partai Komunis, dan segera setelah aku bebas, keluargaku sendiri membawaku untuk disiksa di rumah sakit jiwa. Itu bagaikan keluar dari penggorengan dan masuk ke dalam api, ke dalam sarang singa. Bagaimana aku bisa hidup seperti itu? Makin kupikirkan, makin aku merasa tak nyaman, dan mulai menangis. Saat aku menangis, aku teringat dengan saudara-saudari dalam pertemuan, menyanyikan lagu pujian dan memuji Tuhan. Aku sangat ingin membaca firman Tuhan dan melakukan tugasku bersama mereka, tetapi aku tidak bisa keluar, dan tidak tahu berapa lama aku akan ditahan di sana. Kapan penderitaanku akan berakhir? Aku berdoa, "Ya Tuhan, Aku dikurung bersama pasien gangguan jiwa. Aku merasa sangat menderita. Tuhan, Aku tidak tahu bagaimana melewati ini. Kumohon bimbing aku." Setelah berdoa, aku teringat satu bagian firman Tuhan: "Mungkin engkau semua ingat kata-kata ini: 'Sebab penderitaan ringan kami, yang hanya sementara, mengerjakan bagi kami kemuliaan yang lebih besar dan kekal.' Engkau semua pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, tetapi tak satu pun darimu yang memahami arti sebenarnya dari kata-kata tersebut. Hari ini, engkau sadar sepenuhnya akan makna penting sejatinya. Kata-kata ini akan dipenuhi oleh Tuhan pada akhir zaman, dan akan dipenuhi dalam diri orang-orang yang telah dianiaya secara brutal oleh si naga merah yang sangat besar di negeri tempatnya berbaring melingkar. Si naga merah yang sangat besar itu menganiaya Tuhan dan ia adalah musuh Tuhan, dan karenanya, di negeri ini, mereka yang percaya kepada Tuhan dipaksa menanggung penghinaan dan penindasan, dan sebagai hasilnya, perkataan-perkataan ini terpenuhi dalam diri engkau semua, sekelompok orang ini. Karena dimulai di sebuah negeri yang melawan Tuhan, semua pekerjaan Tuhan menghadapi rintangan-rintangan yang luar biasa, dan memenuhi sekian banyak firman-Nya membutuhkan waktu; akibatnya, orang-orang dimurnikan sebagai hasil dari firman Tuhan, yang juga adalah bagian dari penderitaan. Teramat sulit bagi Tuhan untuk menjalankan pekerjaan-Nya di negeri si naga merah yang sangat besar—tetapi lewat kesulitan inilah Tuhan mengerjakan satu tahap pekerjaan-Nya, membuat hikmat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang menakjubkan menjadi nyata, dan menggunakan kesempatan ini untuk menyempurnakan kelompok orang ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Pekerjaan Tuhan Sesederhana yang Manusia Bayangkan?"). Aku memahami bahwa PKT adalah musuh bebuyutan Tuhan, dan mereka takkan membiarkan orang memiliki iman dan mengikut Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa sedang mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia, jadi mereka dengan gila-gilaan menangkap dan menganiaya orang percaya, dan menyebarkan berbagai macam kabar bohong dan fitnah, mengutuk Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk menipu mereka yang tidak memahami kebenaran. Ini melibatkan anggota keluarga orang percaya selama beberapa generasi, menghancurkan karier mereka dan membuat mereka menentang orang percaya dalam hidup mereka. Mereka memperalat anggota keluarga untuk memaksa orang percaya mengkhianati Tuhan. PKT sangat jahat. Keluargaku ditipu oleh PKT dan mengikuti keinginan mereka, menganiayaku karena imanku, bahkan memasukkanku ke rumah sakit jiwa. Itu adalah tempat yang mengerikan, tetapi aku dapat melihat esensi jahat Partai Komunis, dan Tuhan menyempurnakan imanku dengan cara ini, jadi aku harus bersandar kepada Tuhan dan menjadi kesaksian. Dengan pemikiran ini, aku berdoa, meminta Tuhan menyertaiku dan melindungiku dari Iblis si setan. Makin Iblis menindasku, makin aku percaya kepada Tuhan.

Hari keduaku di rumah sakit jiwa, seorang petugas membawakan pil untuk kumakan. Dengan marah, kukatakan kepadanya, "Sudah kubilang tak ada yang salah dengan diriku. Aku sangat normal dan tidak mau makan pil ini." Dia berkata, "Tak seorang pun bisa berada di sini kecuali ada sesuatu yang salah dengan diri mereka. Jika kau bekerja sama dengan perawatan ini, kau akan sembuh dan keluar lebih cepat." Namun, apa pun yang dia katakan, aku takut untuk memakannya. Pada hari ketiga, orang yang mengalami gangguan jiwa yang parah dimasukkan dan aku dipindahkan ke Bangsal 3 karena bangsalku tidak memiliki tempat tidur lagi. Bangsal itu tidak begitu dijaga dengan ketat—aku bisa keluar dari kamarku untuk beraktivitas. Di sana aku melihat beberapa celana pasien begitu usang sehingga bokong mereka terlihat, wajah dan leher mereka kotor, dan rambut mereka seperti sarang burung. Beberapa orang mengenakan pakaian yang sangat kotor sehingga terlihat berminyak—itu benar-benar membuatku merasa mual. Ada dua pasien yang berada satu sel bersamaku di bangsal itu. Yang satu bermata kusam dan tanpa ekspresi, dan terkadang tiba-tiba bergumam sendiri. Aku tak tahu sudah berapa lama yang satunya lagi telah dikurung di sana. Setiap pagi, dia bangun dan mondar-mandir di koridor, merokok. Mereka benar-benar membuatku takut. Aku takut saat mereka sedang kambuh, mereka mungkin memukulku atau menarik rambutku ketika aku sedang lengah, atau mungkin mencekikku sampai mati dalam tidurku, jadi aku tidak pernah tidur nyenyak di malam hari. Setiap kali sebelum tidur, aku berdoa dalam hati kepada Tuhan berulang kali, memohon Dia untuk melindungiku. Itulah satu-satunya cara aku bisa merasa cukup tenang untuk bisa sedikit tidur nyenyak. Seorang perawat selalu datang setiap hari dan memberi obat-obatan kami, satu per satu. Aku hanya akan memakannya saat dia melihat ke arahku, kalau tidak, aku tidak menelan pil-pil itu, tetapi aku akan membuangnya saat aku menggunakan kamar mandi. Suatu kali, pasien lainnya melihatku membuangnya dan dia berkata kepadaku, "Kau tidak boleh membuangnya. Aku pernah tertangkap basah oleh perawat ketika membuang obat. Dia memukulku beberapa kali, kemudian mengambil tabung plastik yang dia tempelkan ke hidungku, dan memasukkan obat melalui tabung itu. Itu benar-benar menyakitkan." Aku tidak pernah tahu apakah wanita itu memberi tahu para perawat atau tidak tentang aku membuang pilku, tetapi staf rumah sakit menjadi lebih ketat mengawasi pasien yang memakan obat mereka setelah itu. Para perawat akan berdiri di meja setiap hari untuk mengawasi kami, menggunakan senter dan memastikan kami membuka mulut dan menelannya. Aku tak punya pilihan selain menelan pil-pil itu.

Beberapa hari kemudian, direktur rumah sakit datang untuk memeriksa kamar-kamar dan tiba-tiba bertanya kepadaku, "Apakah malapetaka besar terjadi pada tanggal 21?" Kupikir pertanyaan itu sangat aneh, dan menjawab, "Hanya Tuhan yang bisa mengatakan kapan malapetaka itu akan datang." Tanggapannya adalah, "Aku bisa melihat bahwa kau benar-benar tidak waras. Kami perlu menaikkan dosismu." Setelah itu, aku harus minum dua pil, bukan satu. Aku sangat marah. Direktur itu tidak tahu apakah sebenarnya ada yang salah denganku, tetapi dengan begitu saja menggandakan dosisku. Dia tidak mempedulikan hidup manusia. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat untuk menyelamatkan jiwa dan membantu yang terluka, tetapi itu telah menjadi tempat di mana Partai Komunis dapat menganiaya orang-orang Kristen. Mereka dengan jahat menyakitiku hanya karena imanku. Aku sangat membenci PKT.

Sepuluh hari setelah aku makan obat, aku mulai merasa sangat lemah, dan bahkan berjalan pun sulit. Aku bertanya-tanya apakah itu adalah akibat dari obat yang mereka berikan kepadaku. Aku merasa tidak enak setelah beberapa waktu, Akan membuatku tidak sehat jika terus memakannya, meskipun aku tidak memulai dengan cara itu. Dan menghadapi semua pasien gangguan jiwa itu setiap hari, aku merasa menderita dan tertekan, Aku merasa sepertinya akan mengalami gangguan mental karena siksaan itu. Aku banyak berdoa kepada Tuhan, dan aku bisa berhasil melewatinya hanya berkat bimbingan firman Tuhan. Aku teringat suatu kali setelah berdoa, aku teringat tentang Tuhan Yesus yang menyuruh Lazarus keluar dari kuburnya. Dia sudah mati selama empat hari, dan tubuhnya sudah berbau busuk, tetapi Tuhan membangkitkan dia dari kematian dengan beberapa patah kata. Tuhan itu Maha Kuasa. Dia mengendalikan nasib manusia. Jadi, aku tahu hidupku juga berada di tangan Tuhan. Aku teringat sesuatu yang Tuhan katakan: "Dari segala sesuatu yang ada di alam semesta, tidak ada satu pun yang mengenainya Aku tidak mengambil keputusan yang terakhir. Apakah ada sesuatu, yang tidak berada di tangan-Ku?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 1"). Apakah obat-obatan itu akan membuatku gila atau tidak dan kapan aku akan keluar semuanya berada di tangan Tuhan. Aku harus melewati ini dengan iman dan bersandar kepada Tuhan. Pemikiran ini memperkuat imanku dan aku tidak lagi merasa takut.

Suatu malam, beberapa minggu kemudian, terpikir olehku bahwa aku bisa menelepon keluargaku dan melihat apakah aku bisa keluar lebih cepat. Keesokan harinya, suamiku pergi ke rumah sakit dan aku menyuruhnya untuk membawaku keluar dari sana. Aku mengatakan kepadanya bahwa itu bukan tempat yang cocok untuk manusia, dan tinggal terlalu lama akan membuat orang waras menjadi gila. Dia menelepon kakak laki-lakiku untuk mendiskusikannya, dan aku dapat mendengar kakak laki-lakiku berkata melalui telepon, "Pertama, minta dia menandatangani jaminan untuk melepaskan imannya, dan baru dia bisa keluar. Dia bisa mati di sana jika dia mempertahankan imannya." Aku tak pernah membayangkan bahwa kakak kandungku akan mengatakan sesuatu seperti itu. Itu benar-benar mengerikan. Dia bukan keluarga, dia adalah setan berwajah manusia! Melihat dia tak berniat mengeluarkanku, aku berpikir dalam hati bahwa jika dia meninggalkanku di sana, aku takkan pernah bisa keluar, lalu bagaimana aku akan menerapkan imanku? Jadi, aku berkata kepadanya dengan cerdik, "Aku tidak percaya lagi." Lalu dia setuju untuk mengantarku pulang. Suamiku selalu mengikutiku. Dia tidak mengizinkanku pergi ke pertemuan atau membaca firman Tuhan. Terkadang saat aku tidur siang dia bahkan masuk untuk melihat apakah aku sedang membaca firman Tuhan atau tidak, tetapi aku masih bisa secara diam-diam membaca firman Tuhan dengan pemutar MP5 milikku. Kemudian suatu pagi, dia menangkap basah diriku ketika sedang mengisi dayanya. Dia mengambilnya dan berteriak marah, "Mengapa kau masih percaya? Jika kau tertangkap dan kau masuk penjara dan anak kita kehilangan pekerjaannya karenamu, bagaimana kau mampu menghadapi dia? Kau tidak boleh mengikut Tuhan lagi!" Sambil mengatakan ini, dia mendorongku dengan keras dan kepalaku membentur samping tempat tidur dengan bunyi gedebuk. Aku tidak mengerti mengapa dia bisa begitu kejam. Aku hanya percaya kepada Tuhan. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi dia memperlakukanku dengan sangat buruk. Dia tidak hanya memasukkanku ke rumah sakit jiwa, tetapi sekarang dia memukulku, dan tidak mengizinkanku membaca firman Tuhan. Merasa makin buruk, aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Suamiku memperlakukanku dengan sangat buruk, dan aku merasa lemah. Aku tidak tahu bagaimana bisa tetap berada di jalan ini. Kumohon bimbing aku!" Kemudian aku teringat sesuatu dari firman Tuhan: "Sekarang ini, sebagian besar orang tidak memiliki pengetahuan itu. Mereka percaya bahwa penderitaan tidak ada nilainya, mereka dijauhi oleh dunia, kehidupan rumah tangga mereka bermasalah, mereka tidak dikasihi Tuhan, dan prospek mereka suram. Penderitaan sebagian orang mencapai titik ekstrem, dan pikiran mereka mengarah kepada kematian. Ini bukanlah kasih kepada Tuhan yang sejati; orang-orang seperti itu adalah pengecut, mereka tidak memiliki ketekunan, mereka lemah dan tidak berdaya! Tuhan benar-benar ingin manusia mengasihi-Nya, tetapi makin manusia mengasihi-Nya, makin besar penderitaan manusia, dan makin manusia mengasihi-Nya, makin besar ujiannya. ... Maka, selama akhir zaman ini engkau semua harus menjadi saksi bagi Tuhan. Seberapa besarnya pun penderitaanmu, engkau harus menjalaninya sampai akhir, dan bahkan sampai helaan napasmu yang terakhir, engkau tetap harus setia kepada Tuhan, dan berada dalam pengaturan Tuhan; hanya inilah yang disebut benar-benar mengasihi Tuhan, dan hanya inilah kesaksian yang kuat dan bergema" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"). Dengan merenungkan firman Tuhan, menjadi jelas bagiku bahwa meskipun aku menderita dari kesulitan itu, Tuhan menggunakan keadaan itu untuk menyempurnakan imanku, memberiku kesempatan untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis. Itu adalah kasih Tuhan. Namun, tanpa memahami kehendak Tuhan, aku merasa lemah dan negatif karena penderitaanku. Aku menyadari betapa pengecutnya diriku. Kemudian aku teringat dengan suamiku yang berusaha membuatku melepaskan Tuhan. Tidak peduli apakah aku hidup atau mati, dia secara pribadi membawaku ke rumah sakit jiwa dan sekarang dia bahkan memukulku. Pada saat itu aku benar-benar melihat bahwa dia adalah setan yang membenci dan menentang Tuhan. Aku teringat apa yang Tuhan katakan: "Orang percaya dan orang tidak percaya sama sekali tidak sesuai; sebaliknya mereka saling bertentangan satu sama lain" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"). Aku dan suamiku adalah dua jenis orang yang berbeda pada dua jalan yang berbeda. Aku akan terus mengikut Tuhan bagaimanapun dia menindasku. Aku tak mau dikendalikan olehnya. Jadi aku berkata kepadanya, "Ayo kita bercerai. Kau berada di jalan duniawi, mengejar uang, dan aku berada di jalan iman. Kita berada di jalan yang berbeda dan kita tidak memiliki kesamaan. Kau takut anak kita terlibat, jadi kita harus bercerai. Maka imanku takkan memengaruhi kalian berdua. Aku tidak membutuhkan harta kita. Aku hanya butuh sebuah kamar, tempat tinggal sehingga aku bisa mengikut Tuhan." Dia berkata, "Aku tahu kau wanita yang baik. Aku tidak mau bercerai." Kukatakan kepadanya, "Jika kau tidak mau bercerai, maka beri aku kebebasan. Aku adalah orang percaya, dan kau tidak boleh menghalangi jalanku." Dia berkata, "Kau boleh memiliki kebebasanmu, tetapi kau harus terlebih dahulu menandatangani perjanjian denganku bahwa kau akan melepaskan Tuhan Yang Mahakuasa!" Mendengar hal ini, aku berkata, "Aku harus mempertahankan imanku—aku tidak mau menandatangani perjanjian itu." Dia tak mampu berkata-kata. Setelah itu, menyadari dia tak mampu menghalangiku untuk percaya, dia tidak lagi terlalu menghalangiku untuk menerapkan imanku. Aku bisa menjalani kehidupan bergereja dan melakukan tugas secara normal.

Suatu malam, aku pergi menemui saudari yang tinggal di dekat rumah untuk membahas penyiraman pendatang baru. Anakku muncul tepat setelah kami duduk dan berkata kepada saudari itu dengan marah, "Kaulah yang membuat ibuku percaya kepada Tuhan!" Kemudian dia berusaha memukul saudari itu. Aku bergegas memeluknya, untuk menahannya. Dia menyeretku pulang ke rumah dengan gusar dan dengan marah berkata, "Kau harus melepaskan imanmu. Lihatlah apa yang mereka katakan tentang Gerejamu di Internet!" Kemudian dia mengulang beberapa kebohongan Partai Komunis yang memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah itu, dia berteriak, "Ayah, telepon rumah sakit jiwa dan kirim dia kembali ke sana!" Rasanya kepalaku ingin meledak saat mendengarnya mengatakan itu. Aku tak pernah membayangkan bahwa anakku akan bergabung dengan ayahnya untuk menghalangi imanku, demi pekerjaannya. Itu sangat kejam. Aku bisa mendengar suamiku menelepon rumah sakit jiwa itu, dari suara di seberang telepon kudengar mereka mengatakan tempatnya penuh. Suamiku berkata, "Ayo kita telepon polisi dan minta mereka membawanya pergi." Anakku menjawab, "Dia tidak boleh dikurung di sana. Bagaimana kalau kita kurung saja dia di ruangan gelap tempat kita dahulu memelihara kelinci?" Kemudian mereka berdua memasukkanku secara paksa ke dalam ruangan itu, mengunci pintu besinya dan pergi. Melihat bagaimana penipuan PKT membuat suami dan anakku menjadi begitu kejam terhadapku benar-benar mengerikan, dan aku makin membenci Partai Komunis dari lubuk hatiku. Aku teringat firman Tuhan: "Selama ribuan tahun, negeri ini telah menjadi negeri yang najis. Negeri ini tak tertahankan kotornya, penuh kesengsaraan, hantu merajalela di mana-mana, menipu dan menyesatkan, membuat tuduhan tak berdasar,[1] dengan buas dan kejam, menginjak-injak kota hantu ini, dan meninggalkannya penuh dengan mayat; bau busuk menyelimuti negeri ini dan memenuhi udara dengan pekatnya, dan tempat ini dijaga ketat.[2] Siapa yang bisa melihat dunia di balik langit? Iblis mengikat erat seluruh tubuh manusia, ia menutupi kedua matanya dan membungkam mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beberapa ribu tahun sampai sekarang, di mana ia terus mengawasi kota hantu ini dengan saksama, seakan-akan ini adalah istana setan yang tak bisa ditembus; ... Nenek moyang? Pemimpin yang dikasihi? Mereka semuanya menentang Tuhan! Tindakan ikut campur mereka membuat segala sesuatu di kolong langit ini menjadi gelap dan kacau! Kebebasan beragama? Hak dan kepentingan yang sah bagi warga negara? Semua itu hanya tipu muslihat untuk menutupi dosa!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)"). PKT menangkap dan menganiaya orang Kristen, menyebarkan berbagai macam kabar bohong dan fitnah tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan melibatkan anggota keluarga mereka. Jadi, keluargaku ditipu oleh PKT dan mengikuti keinginan mereka, berusaha menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan, bahkan secara pribadi memasukkanku ke rumah sakit jiwa di mana aku disiksa, dan mereka kembali mengurungku. Keluarga yang sangat bahagia berubah menjadi seperti ini. PKT adalah biang keladi yang sesungguhnya dan aku membenci mereka, setan itu, dari lubuk hatiku.

Tak lama kemudian, anakku mengambil bangku, datang dan duduk di luar pintu besi dan berkata, "Bu, kau harus berhenti percaya kepada Tuhan. Kau telah bekerja sangat keras saat berbisnis dan membiayai pendidikanku tidak mudah. Sekarang, aku sudah bekerja dan punya banyak uang. Bagaimana kalau aku membiayaimu untuk pergi jalan-jalan?" Ketika dia mengatakan hal ini, aku menyadari itu adalah tipuan dari Iblis, jadi kukatakan kepadanya, "Sebelum aku menjadi orang percaya, aku hanya ingin menghasilkan uang. Itu adalah cara hidup yang sulit dan melelahkan. Sekarang, setelah aku menemukan Tuhan dan memahami sedikit kebenaran, hidupku jauh lebih bebas dan bahagia. Tak bisakah kalian berdua membiarkanku? Aku akan mempertahankan imanku meskipun kau menolakku sebagai ibu dan ayahmu menceraikanku. Aku berkomitmen di jalan ini." Dia tidak mengatakan sepatah kata pun sebagai tanggapan, tetapi pergi begitu saja. Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan karena telah menguatkan imanku, dan benar-benar merasa damai. Aku mulai menyanyikan lagu pujian ini: "Tuhan Mahakuasa yang sejati, hatiku milik-Mu. Penjara hanya bisa mengendalikan tubuhku. Penjara tak bisa menghentikan langkahku dalam mengikuti-Mu. Penderitaan menyakitkan, jalan tak rata, dengan bimbingan firman-Mu, hatiku tanpa rasa takut, dengan penyertaan kasih-Mu, hatiku terpuaskan" ("Sebuah Pilihan Tanpa Penyesalan" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Aku bisa merasakan Tuhan berada di sisiku. Bahkan duduk di ruangan kecil yang gelap di mana aku tak bisa melihat apa pun di sekelilingku, aku tidak merasa sedih. Keesokan harinya, anakku tiba-tiba membuka pintu dan membebaskanku, dan berkata, "Bu, kami akan membiarkanmu sekarang. Kau dapat melakukan apa pun yang kauinginkan." Ketika dia mengatakan itu, aku tahu bahwa Iblis telah dipermalukan dan dikalahkan dan aku bersyukur kepada Tuhan.

Mengalami penangkapan oleh Partai Komunis dan penindasan keluargaku membantuku sepenuhnya melihat esensi jahat PKT yang menentang Tuhan Mereka menangkap dan menganiaya orang percaya dan menyebarkan berbagai macam kebohongan untuk menipu orang, membuat keluarga-keluarga orang percaya menghalangi jalan iman mereka. PKT adalah dalang yang menghancurkan keluarga Kristen. Keluargaku mengikuti keinginan PKT, menghalangi imanku untuk kepentingan diri mereka sendiri, dan bahkan memasukkanku ke rumah sakit jiwa tanpa memikirkan entah aku hidup atau mati. Aku sepenuhnya melihat esensi mereka yang menentang Tuhan, dan aku takkan pernah membiarkan mereka mengendalikanku lagi. Pengalaman ini menunjukkan kepadaku bahwa hanya Tuhan yang mengasihi kita, dan hanya Tuhan yang mampu menyelamatkan kita. Saat aku berada dalam keadaan paling menderita dan tak berdaya, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk mencerahkanku, menghibur dan menyemangatiku, dan membimbingku melewati hari-hari yang sulit itu. Sekarang, aku secara pribadi telah mengalami bahwa kasih Tuhan itu sangat nyata, dan aku ingin mengikut Tuhan dan melakukan tugasku. Aku takkan pernah menyesalinya.

Catatan kaki:

1. "Membuat tuduhan tak berdasar" merujuk kepada metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia.

2. "Dijaga ketat" mengindikasikan bahwa metode yang digunakan Iblis untuk menyakiti manusia terutama kejam dan sangat mengendalikan manusia sehingga mereka tidak memiliki ruang untuk bergerak.

Sebelumnya: Terbelenggu

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Hidup di Hadapan Tuhan

Oleh Saudari Yong Sui, KoreaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Untuk memasuki realitas, orang harus mengarahkan semuanya ke kehidupan nyata....