Pilihan Seorang Imam Katolik

04 April 2022

Oleh Saudara Wei Mo, Tiongkok

Orang tuaku membesarkanku di Gereja Katolik dan aku menjadi imam saat dewasa. Belakangan, gereja makin suram. Uskup dan imam terus-menerus bertikai dan berebut kekuasaan, lalu biarawan dan biarawati selalu cemburu dan bertengkar satu sama lain. Salah satu uskup sufragan kami marah karena konsekrasinya tidak dijalankan oleh uskup diosesan, jadi dia bekerja sama dengan imam lain, lalu berkata karena uskup diosesan itu memakai uang gereja untuk mobil dan kondominium, serta telah bergabung dengan Gereja Tiga Pendirian, dia harus dicopot dari jabatannya. Mereka bahkan terlibat adu fisik dengan umat yang mendukung dia. Contoh dari kecemburuan dan kebencian ini makin serius dan ada pertempuran antara imam yang memecah seluruh gereja menjadi faksi. Aku benar-benar jijik melihat mereka memperebutkan status seperti itu. Sama sekali tidak seperti gereja, justru sama gelapnya dengan dunia sekuler. Uskup diosesan mulai mengecualikanku karena tidak mau bergabung dengan Tiga Pendirian. Dia menugaskan seorang imam untuk menjadi asistenku, tetapi itu sebenarnya untuk merebut posisiku. Setelah imam itu datang, dia menghasut umat paroki untuk mengucilkanku, lalu tak lama, gereja terbagi menjadi dua faksi, dan banyak konflik muncul. Aku tidak ingin ambil bagian, jadi aku mengajukan pengunduran diri kepada uskup. Kutinggalkan gereja penuh kebencian dan konflik itu dan bergabung dengan gereja lain di pegunungan, bersama beberapa biarawan dan biarawati.

Kupikir anggotanya sederhana dan bersahaja tanpa banyak perebutan kekuasaan, situasinya akan lebih baik di sana. Namun, yang mengejutkan, keadaan di gereja itu sama suramnya. Iman umat paroki itu redup, berbuat dosa dengan enteng, bahkan tidak mengikuti perintah. Mereka tidak jujur, selalu meneriaki orang, dan terlibat konflik. Orang-orang tidak percaya datang tanpa henti, mengajukan keluhan tentang mereka kepadaku. Itu masalah yang tidak bisa kuselesaikan. Rohaniku terasa kering dan aku tidak punya hal baru untuk dikhotbahkan.

Saat aku merasa tersesat, sengsara, dan tak berdaya, Imam Liu dan Diaken Zhang memberi kesaksian kepadaku tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, berkata Tuhan Yesus telah datang kembali. Aku sangat kaget mendengarnya. Aku tidak berani percaya mutlak, tetapi juga tak berani sepenuhnya tidak percaya. Kupikir akhir zaman telah tiba, serta gereja tidak punya terang dan pekerjaan Roh Kudus. Kita berbuat dosa di siang hari, mengaku di malam hari, dan tidak bisa menerapkan firman Tuhan. Aku terus gelisah, bahkan takut, merasa sesuatu yang mengerikan sedang terjadi. Aku merindukan hari Tuhan datang kembali dan menyelamatkan kita dari kegelapan dan kesengsaraan. Jadi, saat mereka memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, aku sangat berharap itu benar, tetapi takut untuk percaya sepenuhnya. Aku ingin tahu lebih banyak tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus ini, jadi aku meminta kedua saudara itu menjelaskan lebih banyak. Mereka berbagi banyak persekutuan denganku dan membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa, termasuk kutipan yang meninggalkan kesan mendalam padaku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Setelah pekerjaan Yahweh, Yesus menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Pekerjaan-Nya tidak dilakukan secara terpisah, tetapi dibangun di atas pekerjaan Yahweh. Itu adalah pekerjaan untuk zaman yang baru yang Tuhan lakukan setelah Dia menyelesaikan Zaman Hukum Taurat. Demikian pula, setelah pekerjaan Yesus berakhir, Tuhan melanjutkan pekerjaan-Nya untuk zaman berikutnya, karena seluruh pengelolaan Tuhan selalu bergerak maju. Ketika zaman lama berlalu, zaman itu akan digantikan dengan zaman yang baru, dan begitu pekerjaan lama telah selesai, akan ada pekerjaan baru untuk melanjutkan pengelolaan Tuhan. Inkarnasi ini adalah inkarnasi Tuhan yang kedua, yang menyusul setelah pekerjaan Yesus. Tentu saja, inkarnasi ini tidak terjadi secara terpisah; itu merupakan tahap ketiga pekerjaan setelah Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Setiap kali Tuhan memulai tahap pekerjaan yang baru, pasti selalu ada awal yang baru dan pasti selalu membawa zaman yang baru. Demikian pula, ada perubahan dalam watak Tuhan, dalam cara kerja-Nya, dalam lokasi pekerjaan-Nya, dan dalam nama-Nya. Maka tak heran jika manusia sulit menerima pekerjaan Tuhan pada zaman yang baru. Namun bagaimanapun Tuhan ditentang oleh manusia, Dia selalu melakukan pekerjaan-Nya, dan selalu memimpin seluruh umat manusia bergerak maju. Ketika Yesus datang ke dalam dunia manusia, Dia memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Selama akhir zaman, Tuhan sekali lagi menjadi daging, dan dengan inkarnasi ini Dia mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Semua orang yang dapat menerima inkarnasi Tuhan yang kedua akan dibawa ke dalam Zaman Kerajaan, dan selanjutnya akan bisa menerima bimbingan Tuhan secara pribadi. Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Kemudian mereka berbagi lebih banyak persekutuan denganku. Aku belajar bahwa pekerjaan Tuhan terus berlanjut, bahwa Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan dan iman kepada Tuhan hanya membuat dosa kita diampuni, tetapi natur berdosa kita tidak diselesaikan dengan cara itu, jadi kita hidup dalam lingkaran berdosa di siang hari dan mengaku di malam hari, kita pun masih terbelenggu dosa. Untuk sepenuhnya menyelamatkan orang dari dosa dan kekuatan Iblis, Tuhan perlu melakukan tahap pekerjaan lain, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan kita. Begitulah cara menyelesaikan natur berdosa dan watak rusak kita agar bisa lepas dari dosa, ditahirkan, dan memasuki kerajaan Tuhan. Dunia agama telah lama kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Agar mendapatkan bimbingan Roh dan makanan kebenaran, kita harus menerima kebenaran yang Tuhan ungkapkan dalam pekerjaan akhir zaman-Nya, mengikuti langkah-Nya. Itulah satu-satunya cara bertumbuh dalam hidup. Aku banyak membaca Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia setelah itu. Aku tidak kunjung puas membacanya—hatiku terpikat firman Tuhan. Aku bergadang sampai pukul 2 pagi setiap hari membacanya. Setelah beberapa waktu, aku yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Jadi, aku membawa saudara-saudari yang membagikan Injil Tuhan Yang Mahakuasa ke gerejaku untuk membantu membawa umat paroki yang adalah orang percaya sejati ke hadapan Tuhan. Kami berkumpul dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa bersama dan menemukan pencerahan baru setiap hari. Rasanya begitu menenangkan dan menyenangkan. Kami menghadiri perjamuan kawin Anak Domba!

Banyak uskup dan imam dari wilayah itu coba menghalangiku. Pertama, Uskup Zhao, yang berkata, "Kudengar kau bergabung dengan Kilat dari Timur. Kau tidak membicarakan hal sepenting itu denganku dan membawa banyak umat denganmu. Itu pengkhianatan terhadap Tuhan. Saat Dia datang kembali, Dia pasti mengungkapkannya kepada kami para uskup lebih dahulu. Bagaimana mungkin aku tak tahu jika Dia benar-benar telah kembali? Lepaskanlah itu dan kembali. Aku tahu kau tinggal di daerah terpencil dan hidupmu sulit. Jika kau kembali, kami akan mengurus semua kesulitan atau kebutuhanmu." Dia juga mengatakan banyak hal yang menghujat dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. aku hanya sangat terkejut. Dia seorang uskup, dan telah berkali-kali berkata Tuhan akan segera datang kembali, jadi kita harus memimpin umat berdoa dan siaga menyambut Tuhan, tetapi kini Tuhan telah kembali, dia tidak berniat mencari, bahkan menghujat dan mengutuk. Dia bukan orang percaya sejati. Aku terus menyebarkan Injil, tidak terpengaruh olehnya.

Lalu, Uskup Wang datang bersama orang lain dan berkata kepadaku, tersenyum lebar, "Uskup Zhao memintaku meyakinkanmu menemui dia di rumah. Dia sangat memperhatikan kesejahteraanmu, takut kau akan ambil jalan yang salah!" Aku sangat kesal mendengarnya mengatakan itu. Mereka tidak peduli umat paroki mengalami masa sulit, justru menolak keras imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Ini jelas upaya untuk mencegahku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Aku bilang kepadanya, "Kalian semua sungguh bertekad menjauhkanku dari imanku. Gereja-gereja telah tandus, tak memiliki pekerjaan Roh Kudus selama bertahun-tahun. Iman saudara-saudari meredup serta terjebak dalam lingkaran dosa dan pengakuan. Aku bekerja untuk Tuhan, tetapi terbelenggu dosa, dan terus merasakan sakit. Aku belajar dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, iman kita kepada Tuhan hanya membawa pengampunan dosa, bukan penyucian. Jika natur berdosa kita tidak diselesaikan, kita tidak akan lepas dari belenggu dosa. Tuhan telah datang kembali pada akhir zaman, mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelesaikan akar dosa umat manusia, agar kita bebas dari dosa. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menunjukkan kepadaku jalan untuk disucikan dan diselamatkan sepenuhnya, lalu setelah mempelajarinya, aku yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali. Aku takkan melepaskan imanku apa pun yang kau katakan." Lalu, Uskup Wang berkata, "Memang benar gereja tak memiliki pekerjaan Roh Kudus dan kehadiran Tuhan, tetapi itu sementara, dan itu ujian Tuhan untuk kita. Asalkan tetap kuat sampai akhir, kita akan melihat kebangkitan gereja. Jika kau membawa semua orang ke Kilat dari Timur, gereja akan kosong, bagaimana kita bisa punya kebangkitan? Tuhan akan datang kembali, tetapi Dia belum datang. Kau sungguh berpikir Dia takkan memberi tahu Paus saat Dia datang kembali? Tuhan memberi Petrus kunci kerajaan, dan Petrus memberikannya kepada Paus yang menggantikan dia. Dalam Katolik, Paus berada di puncak, dan para uskup kongregasi di bawah. Semua anggota klerus ini ditunjuk oleh Tuhan, jika Tuhan sudah datang kembali, Dia pasti akan memberi tahu kita lebih dahulu. Karena Paus dan para uskup belum mendengar tentang kedatangan Tuhan kembali, berita ini sudah pasti salah. Jika kau pergi ke Kilat dari Timur tanpa persetujuan Paus atau uskup, bukankah itu kemurtadan?" Dahulu aku juga berpikir begitu, tetapi aku secara khusus menanyakan itu saat menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Uskup Wang bilang Tuhan akan mengungkapkan kedatangan-Nya kembali kepada mereka lebih dahulu, tetapi aku tahu Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan itu, dan itu tidak ada dalam Alkitab. Untuk menyambut kedatangan-Nya kembali, kita harus ikuti firman Tuhan. Tuhan berfirman, "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu bagi-Ku, Aku akan datang masuk mendapatinya, dan makan bersamanya, dan dia bersama-Ku" (Wahyu 3:20). "Masih banyak hal lain yang ingin Kukatakan kepadamu, tetapi engkau belum mampu menerima semuanya itu sekarang. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan mengajarkan kepadamu seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). Firman Tuhan sangat jelas. Dia akan bicara lebih banyak dan memberi tahu kita kebenarannya saat Dia datang, hanya jika kita mendengar suara-Nya dan menerima kebenaran Tuhan, kita bisa menyambut Tuhan. Tuhan Yesus berfirman, "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku dan Aku kenal mereka, dan mereka mengikuti Aku" (Yohanes 10:27). Pengikut seperti Petrus dan Matius yang mengikuti Tuhan mendengarkan yang Dia khotbahkan dan baru menyadari Dia adalah Mesias yang mereka tunggu-tunggu. Lalu, Tuhan memutuskan apa kita bagian dari kawanan domba-Nya berdasarkan apa kita mendengar suara-Nya. Itulah kenapa kunci menyelidiki jalan yang benar adalah mendengarkan suara Tuhan, lalu menggunakan itu untuk mengenali dan menerima Dia. Hanya itu yang bisa kita andalkan. Lalu, dikatakan dalam kitab Wahyu berkali-kali, "Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang Roh katakan kepada gereja-gereja" (Wahyu 3:6). Tuhan tidak mengungkapkannya kepada pemimpin agama dan uskup lebih dahulu saat datang pada akhir zaman, tetapi langsung bicara kepada gereja-gereja, membiarkan suara-Nya didengar. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, menyingkap begitu banyak misteri Alkitab. Ini menggenapi firman Tuhan Yesus: "Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan mengajarkan kepadamu seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara dari diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:13). Firman Tuhan jelas mengatakan mereka yang mendengar suara-Nya dan mengikuti-Nya adalah domba-domba-Nya, dan hanya mereka yang bisa menyambut Tuhan. Jadi, aku membantah Uskup Wang, dengan mengatakan, "Kau bilang Paus dan para uskup pasti tahu lebih dahulu tentang kedatangan Tuhan kembali, tetapi apa ini berdasarkan firman Tuhan? Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan itu, tidak juga Allah Bapa atau Roh Kudus. Tidak ada yang seperti itu tercatat dalam Alkitab. Jadi, bukankah yang kau katakan hanya gagasan manusia? Untuk menyambut Tuhan, kita harus ikuti firman Tuhan sendiri, bukan gagasan dan imajinasi kita. Tercatat dalam Perjanjian Lama bahwa si kecil Samuel melayani Yahweh di hadapan Eli. Menurut pemahaman manusia, wahyu Yahweh seharusnya diberikan kepada Eli lebih dahulu, tetapi bukan itu yang Yahweh lakukan. Dia memanggil si kecil Samuel empat kali untuk memberitahukan kehendak-Nya. Lalu, saat Tuhan Yesus datang, alih-alih mengungkapkannya kepada para imam kepala dan ahli Taurat, Dia menampakkan diri kepada para gembala dan memberi tahu mereka tentang kelahiran Tuhan Yesus. Jelas Tuhan tidak bekerja menurut gagasan manusia. Berapa lama pun seseorang menjadi orang percaya atau apa statusnya, asalkan bersedia melepaskan gagasan, dengan rendah hati mencari, dan mendengarkan suara Tuhan, mereka bisa menyaksikan penampakan Tuhan. Tuhan telah datang pada akhir zaman, mengungkapkan kebenaran, melakukan pekerjaan penghakiman. Dia tidak perlu meminta pendapat siapa pun atau memberi tahu orang tertentu. Ini pekerjaan Tuhan yang tidak bisa dicampurtangani manusia. Siapa pun yang memberontak hanya akan menyinggung watak Tuhan, seperti para ahli Taurat dan orang Farisi yang mempertahankan gagasan mereka melawan Tuhan Yesus dan membuat Dia dipakukan di kayu salib. Mereka melakukan dosa keji dan dikutuk serta dihukum oleh Tuhan. Bukankah pelajaran pahit itu layak menjadi renungan kita?"

Dia hanya berkata dengan murka, "Kau sungguh bernyali, berani melawan Paus! Kau tahu? Imam Liu dikeluarkan dari gereja setelah bergabung dengan Kilat dari Timur. Anggota gereja menolak dia, bahkan keluarganya menentang. Dia melepaskan imamatnya, menolak mobil dan uang. Tidakkah menurutmu itu masalah?" Gereja Katolik benar-benar tidak punya pekerjaan Roh Kudus, uskup memiliki uang, status, dan kesenangan di genggamannya, seperti orang tidak percaya. Bagaimana itu melayani Tuhan? Jadi, bagaimanapun mereka coba menghalangiku, aku bertekad mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Kubilang, "Alkitab berkata, 'Kita harus lebih taat kepada Tuhan dibandingkan kepada manusia' (Kisah Para Rasul 5:29). Aku hanya menuruti firman Tuhan, bukan ucapan manusia. Kau bisa hilangkan pikiran itu dan berhenti menasihatiku." Dia pergi dengan gusar saat melihatku tidak mau mendengarkannya.

Setelah itu, Uskup Zhao dan Uskup Wang terus datang untuk coba menghalangiku. Mereka bilang, "Imam Wei, jangan durhaka! Dahulu, untuk membantumu menjadi imam, uskup dan imam lain mengambil risiko dipenjara untuk melindungimu, membayar mahal untuk membantu 10 tahun pelatihanmu menyampaikan khotbah. Kami telah memberimu makanan dan minuman. Orang tuamu bekerja sangat keras agar kau bisa mendapatkan imamat lebih cepat, tetapi kau mengecewakan mereka karena Kilat dari Timur. Apakah kau masih bisa menghadapi para uskup dan imam? Masih bisa menghadapi orang tuamu? Lepaskan imanmu dan kembalilah kepada kami. Kami menunggumu." Pikiranku kacau saat mereka mengatakan semua itu. Aku teringat masa-masa para uskup merawatku—mereka benar-benar berjasa. Polisi telah mengejarku selama bertahun-tahun dan para uskup mengatur segalanya dengan sangat matang untukku, memastikan keselamatanku. Keluargaku miskin dan para uskup menjagaku. Aku takut akan durhaka jika tidak mendengarkan mereka. Namun, aku tahu Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan aku tidak bisa membelakangi-Nya. Jadi, aku berdoa: "Ya Tuhan, aku merasa lemah. Berilah aku iman dan kekuatan agar tidak goyah oleh pengaruh luar. Aku ingin mengikuti-Mu sampai akhir." Aku membuka Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia setelahnya dan melihat kutipan ini: "Dari saat engkau lahir dengan menangis ke dalam dunia ini, engkau mulai melakukan tugasmu. Oleh karena rencana Tuhan dan oleh karena penentuan-Nya dari semula, engkau melakukan peranmu dan memulai perjalanan hidupmu. Apa pun latar belakangmu, dan apa pun perjalanan yang ada di hadapanmu, tak seorang pun dapat lolos dari pengaturan dan rencana Surga, dan tak seorang pun dapat mengendalikan nasibnya sendiri, sebab hanya Dia yang mengatur segala sesuatu yang mampu melakukan pekerjaan tersebut. Sejak hari manusia diciptakan, Tuhan telah bekerja sedemikian rupa, mengelola alam semesta, mengarahkan irama perubahan untuk segala sesuatu dan jalur pergerakannya. Sebagaimana halnya segala sesuatu, manusia secara diam-diam dan tanpa sadar dipelihara oleh kemanisan dan hujan serta embun dari Tuhan; seperti segala sesuatu, manusia tanpa sadar hidup di bawah pengaturan tangan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Aku juga ingat Tuhan Yesus berfirman: "Lihatlah burung-burung di udara, yang tidak menabur, tidak menuai, juga tidak mengumpulkan makanan ke dalam lumbung; tetapi dipelihara oleh Bapamu yang di surga. Bukankah engkau jauh lebih berharga daripada burung-burung itu?" (Matius 6:26). Tuhan memelihara burung-burung di udara—apalagi manusia! Aku diciptakan oleh Tuhan, dan Dia memberiku hidup. Makananku, pakaianku diberikan kepadaku oleh Tuhan. Uskup yang merawatku adalah berkat pengaturan Tuhan, dan kesempatanku melayani Tuhan sebagai imam juga ditentukan oleh-Nya, dan itu kasih-Nya. Kepada Tuhan-lah aku harus bersyukur. Jika aku mengkhianati Tuhan untuk membalas budi seseorang, itu sungguh tidak masuk akal! Para uskup dan imam itu juga cemburu dan haus kekuasaan, serakah akan keuntungan status. Tuhan telah datang kembali, dan mereka bukan hanya menolak mempelajarinya, tetapi mencegah orang lain mengikuti Tuhan, bahkan menyebarkan kebohongan dan menghujat. Bukankah itu melakukan kejahatan? Sebaik hati apa pun mereka terlihat, mereka tidak berusaha membawa orang ke hadapan Tuhan, membantu orang mengenal Tuhan serta mendapat kebenaran dan kehidupan dari-Nya. Itu untuk membawa orang ke hadapan mereka sendiri, membuat orang memuja dan mengikuti mereka, yang makin menjauhkan orang dari Tuhan. Itu mengingatkanku pada perkataan Tuhan kepada orang Farisi: "Celakalah kalian, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi yang munafik, karena kalian menutup kerajaan Surga bagi manusia, padahal kalian sendiri tidak pernah pergi ke sana, tetapi kalian menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana. Celakalah kalian, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi yang munafik, karena kalian menggasak rumah para janda, memanjatkan doa yang panjang. Karena inilah kalian akan menerima hukuman yang lebih berat" (Matius 23:13-14). Para uskup dan imam mencengkeram erat orang-orang di bawah kekuasaan mereka dan menghentikan orang menyambut kedatangan Tuhan kembali. Apa bedanya itu dengan ahli Taurat dan orang Farisi? Bukankah mereka hamba jahat yang disingkap oleh pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Coba mempertimbangkan mereka adalah pengkhianatan nyata terhadap Tuhan!

Kemudian, saat klerus dari provinsi lain tahu tentang imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa, mereka mulai mengganggu, menyerbuku. Mereka menyalahkan, menyerang, dan mengutuk, mengatakan imanku adalah pengkhianatan terhadap Tuhan, bahwa aku pengkhianat dan harus dikutuk. Yang terburuk adalah mereka mengarang dan memutarbalikkan fakta untuk memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan menghujat Tuhan Yang Mahakuasa. Hampir tidak seorang pun mau mendengarkanku dengan tenang. Aku sangat marah. Kupikir, bagaimana mungkin orang-orang ini, yang seolah bekerja untuk Tuhan, bersikap seperti itu? Yang keluar dari mulut mereka hanyalah kutukan dan hujatan, begitu membenci Tuhan. Untuk beberapa waktu, rasanya ada yang mencengkeram hatiku, dan aku tidak bisa menemukan kedamaian. Aku tahu dengan mereka mengutuk dan menolakku seperti itu, perlakuan umat paroki mereka terhadapku pasti sama, jadi mereka mungkin akan meludahiku ke mana pun aku pergi. Ini sungguh menyakitkan dan mengecewakan bagiku. Aku ingat firman Tuhan: "Berbahagialah engkau jika manusia mencaci maki dan menganiayamu serta memfitnahmu karena Aku" (Matius 5:11). Tuhan menjadi daging dan datang ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia, serta mengalami cacian dunia agama. Orang-orang begitu kejam, sangat jahat terhadap Tuhan, dan kita yang mengikuti Tuhan pasti akan difitnah seperti ini juga, tetapi menderita demi kebenaran itu diberkati dan bermakna. Memikirkannya seperti itu, aku tidak mengkhawatirkan kecaman dan penolakan orang lain. Mereka mungkin memperlakukanku seperti itu, tetapi punya kesempatan menyambut Tuhan, membaca firman Tuhan dan bertatap muka dengan Tuhan adalah berkat terbesar. Tuhan adalah segalanya bagiku, dan memiliki Dia berarti memiliki segalanya. Ini sangat menghibur dan memberiku kedamaian. Di gereja lamaku, aku tidak dibekali secara rohani, justru hidup dalam kegelapan. Namun, mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, aku mendapatkan makanan kebenaran dan penyelamatan ada di ufuk. Rasanya seperti bangkit dari kematian. Aku telah menemukan jalan hidup yang kekal, dan bagaimanapun klerus Katolik menghakimi dan mengutukku, aku akan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Aku membaca kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa ini setelahnya. "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Membaca ini membantuku melihat bahwa serangan mereka terhadapku adalah bagian dari pertempuran rohani dan ujian besar bagiku. Mereka memakai uang, kekuasaan, dan prestise untuk mencobaiku agar mengkhianati Tuhan dan menyerangku saat tidak mendapatkan yang mereka inginkan. Mereka ingin memaksaku melepaskan iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Mencoba mencegahku mengikuti Tuhan dan menerima penyelamatan-Nya, mereka benar-benar mengambil peran Iblis. Aku tidak boleh teperdaya tipu daya iblis. Makin para klerus menghakimi dan mengutukku, makin aku melihat kebenaran tentang bagaimana mereka membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Tidak seorang pun dari mereka mencari atau merindukan penampakan Tuhan, atau menyambut kedatangan Tuhan. Mereka semua adalah orang tidak percaya, orang Farisi zaman modern yang melawan Tuhan.

Aku sangat terkejut ketika suatu pagi, tepat di waktu fajar, saat aku berada di gereja berdoa dengan beberapa biarawan dan biarawati yang baru saja menerima Tuhan Yang Mahakuasa, Imam Wang dan Li muncul bersama beberapa umat yang biasanya tidak taat, mungkin sekitar 70 orang, dan semuanya menyerbu ke halaman gereja. Ekspresi wajah mereka sangat mengancam, dan kupikir mereka memakai kekerasan untuk mencegah saudara-saudari menemukan jalan yang benar. Aku takut dan segera berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Tingkat pertumbuhanku kecil, berilah aku iman dan keteguhan agar tidak tunduk pada kekuatan agama jahat ini." Aku lebih tenang setelah berdoa, tidak terlalu takut. Aku dengan sangat tenang mendekati mereka dan berkata, "Imam Wang, Imam Li, kenapa kalian membawa semua orang ini ke sini?" Imam Wang berkata, "Kau telah menerima Kilat dari Timur, dan lebih buruk lagi, melibatkan umat paroki. Menyambut kedatangan Tuhan kembali adalah hal penting, tetapi kau diam-diam pergi ke Kilat dari Timur tanpa mendiskusikannya dengan kami. Kau memberontak! Apa kau melupakan firman Tuhan? Alkitab berkata, 'Jadi, apabila ada orang yang berkata kepadamu: Lihatlah, Kristus ada di sini, atau Kristus ada di sana; janganlah engkau percaya. Karena akan bangkit Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu yang akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat luar biasa; sehingga, sebisa mungkin, mereka akan menyesatkan umat pilihan' (Matius 24:23-24). Jadi, semua berita tentang inkarnasi kedua Tuhan itu salah. Kau telah disesatkan dan mengkhianati Tuhan, kau juga diberi kesempatan terakhir. Lepaskan Kilat dari Timur dan bawa yang lain kembali, kau pun akan tetap menjadi imam." Aku berkata dengan sangat tegas, "Imam Wang, kau bisa lakukan apa pun kepadaku, tetapi mencegah orang menyelidiki jalan yang benar, mendengar suara Tuhan, dan menyambut kedatangan Tuhan kembali tidak bisa diterima. Memang benar ada Kristus palsu dan nabi palsu pada akhir zaman, tetapi Tuhan Yesus bilang Dia pasti akan datang kembali. Kita tidak boleh gagal menyambut kedatangan Tuhan kembali karena takut akan Kristus palsu. Bukankah itu terlalu gegabah? Tuhan Yesus menyuruh kita waspada terhadap Kristus palsu karena mereka tidak bisa mengungkapkan kebenaran, tetapi hanya menyesatkan orang dengan tanda dan mukjizat. Hanya Kristus dalam daging yang bisa mengungkapkan kebenaran, menganugerahkan kehidupan kepada umat manusia, dan mengarahkan kita ke jalan penyelamatan, ke dalam kerajaan Tuhan. Kristus adalah Roh Tuhan dalam bentuk daging dan Dia punya esensi ilahi, jadi hanya Dia yang bisa mengungkapkan kebenaran untuk menopang dan menggembalakan manusia, hanya Dia yang bisa mengungkapkan watak Tuhan dan menyelesaikan pekerjaan untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Tidak ada manusia yang bisa melakukan itu, tidak ada manusia yang bisa meniru itu. Tuhan Yang Mahakuasa telah muncul dan bekerja pada akhir zaman, menyingkap misteri rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan dan inkarnasi, mengungkapkan semua kebenaran yang menyucikan dan sepenuhnya menyelamatkan umat manusia. Hanya Tuhan yang bisa melakukan semua pekerjaan ini. Siapa lagi, selain Tuhan, yang bisa mengungkapkan kebenaran? Siapa lagi yang bisa melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman? Siapa lagi yang bisa menyucikan dan sepenuhnya menyelamatkan umat manusia? Tidak seorang pun. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan begitu banyak kebenaran sepenuhnya membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, Dia adalah Kristus pada akhir zaman."

Imam Wang berkata, dengan mata terbelalak, "Kami tidak peduli apa kau benar! Kau tidak ingin kembali, tetapi mantap di Kilat dari Timur. Para uskup menyuruh kami memperingatkanmu agar segera melepaskannya dan menyerahkan buku-buku Kilat dari Timur itu." Lalu, Imam Li menunjukku dan berkata, "Serahkan kunci gereja dan pengkhotbah Kilat dari Timur itu!" Imam Wang memerintahkan umat paroki, "Geledah tempat ini, dan cari semua buku Kilat dari Timur mereka! Mereka tidak bisa menerapkan iman tanpa buku-buku itu." Lalu, dia memerintahkan beberapa orang untuk menahanku, seorang diaken berlutut di depanku dan berteriak, "Kau tidak boleh percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa! Kami harus bagaimana jika kau bukan imam kami lagi? Kau harus bimbing kami ke surga ...." Aku tidak bisa melepaskan diri. Aku hanya bisa melihat mereka bergegas ke halaman gereja dengan membawa sekop dan cangkul, kemudian kudengar suara jendela dan pintu dirusak. Aku sangat marah dan khawatir karena Saudara Chen, yang membagikan Injil, ada di dalam dan akan gawat jika mereka menangkap dia. Orang lain di sana baru mengenal Injil Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan tak punya fondasi bagus. Aku khawatir mereka tidak punya kekuatan untuk berdiri kuat dengan gangguan semacam itu. Tak lama, hampir setiap ruangan di gereja telah mereka obrak-abrik, mereka bahkan menjungkirkan tabernakel. Dalam Katolik, tabernakel itu kudus, hanya imam yang bisa menyentuhnya. Kulihat orang-orang itu terlalu berani dan tidak menghormati Tuhan. tetapi mereka tetap tidak menyerah. Mereka pergi ke rumah anggota gereja, mengintimidasi dan menyebarkan rumor, serta mendapatkan sebagian besar salinan firman Tuhan. Mereka memukulinya sangat parah sampai dia tidak bisa bangun, bahkan berkata akan membawa dia ke polisi. Aku sangat marah, dan memberi tahu mereka, "Saudara Chen adalah orang percaya sejati. Memukulinya begitu parah dan bahkan mengancam membawa dia ke polisi—apa kalian bahkan punya hati nurani? Apa kalian percaya kepada Tuhan? Tuhan itu benar, dan kejahatan apa pun yang dilakukan terhadap Dia pasti akan dihukum." Mereka tidak menyerahkan dia ke polisi setelah mendengarku mengatakan itu. Lalu, Imam Wang berkata kepadaku, "Sebagai imam, niat kami melakukan ini baik, dan kuharap kau bisa paham. Kembalilah ke rumah uskup bersama kami." Aku bilang kepadanya, "Aku tidak akan ikut denganmu. Aku telah mendengar suara Tuhan dan aku mengikuti jejak Anak Domba. Aku sudah mantab di jalan ini!" Mereka pergi dengan gusar setelah itu. Malam itu, aku tidak bisa tidur di ranjang. Peristiwa hari itu diputar di kepalaku seperti film. Pikiranku kacau dan aku bertanya-tanya bagaimana para uskup dan imam, hamba Tuhan seumur hidup, bisa begitu membenci kami menyelidiki jalan yang benar. Gereja adalah tempat ibadah, tetapi mereka berani mengobrak-abriknya, memukuli saudara yang membagikan Injil, dan mengambil buku firman Tuhan milik orang percaya. Mereka bisa melakukan segala jenis kejahatan. Para imam punya koneksi di pemerintahan, jadi tidak ada yang tahu kapan mereka akan melaporkanku ke polisi. Aku selalu menolak bergabung dengan gereja yang dikelola pemerintah, jadi aku dilihat sebagai duri oleh kapten Brigade Keamanan Nasional. Dia pernah mengancamku, berkata, aku tidak bergabung dengan Gereja Tiga-Pendirian membuatnya dikritik oleh Biro Keamanan Publik Kota, dan dia akan memberiku pelajaran saat punya kesempatan. Kini sebagai orang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, jika polisi menangkapku, mereka mungkin menyiksaku sampai mati. Kecaman dunia agama dan pengejaran Partai benar-benar menyakitkan bagiku. Aku hanya mengikuti jejak Tuhan, mengikuti Kristus pada akhir zaman. Kenapa itu begitu sulit? Aku tidak bisa tidur nyenyak malam itu. Aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, bantulah aku, beri aku iman dan kekuatan agar bisa mengatasi kelemahan dagingku dan berdiri teguh melewati situasi ini." Lalu, aku teringat sebuah lagu pujian dari firman Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa, Kepala segala sesuatu, menjalankan kuasa kerajaan-Nya dari takhta-Nya. Dia memerintah atas alam semesta dan segala sesuatu, dan Dia sedang menuntun kita di seluruh muka bumi. Kita harus mendekat kepada-Nya setiap saat dan datang ke hadapan-Nya dalam kesunyian, tanpa pernah melewatkan satu saat pun, dan mempelajari berbagai hal setiap waktu. Segalanya, mulai dari lingkungan di sekitar kita, hingga orang-orang, perkara-perkara, dan berbagai hal, semuanya ada seturut izin dari takhta-Nya. Jangan sekali-kali membiarkan keluhan apa pun timbul dalam hatimu, atau Tuhan tidak akan mencurahkan kasih karunia-Nya kepadamu. ... Iman itu seperti jembatan dari satu gelondong kayu: mereka yang dengan tercela mempertahankan hidup akan mengalami kesulitan menyeberanginya, tetapi mereka yang siap untuk mengorbankan diri dapat menyeberanginya dengan pasti, tanpa rasa khawatir. Jika manusia memiliki pikiran yang kerdil dan penakut, itu karena mereka telah dibodohi oleh Iblis, yang takut bahwa kita akan menyeberangi jembatan iman untuk masuk ke dalam Tuhan" ("Jika Sakit Datang, Ada Kasih Tuhan" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Menyanyikan lagu pujian ini berulang-ulang memberiku kekuatan batin. Benar. Alam semesta, semuanya ada di tangan Tuhan, termasuk nasibku, jadi entah aku ditangkap atau tidak juga terserah Tuhan. Iblis tahu kelemahanku, jadi dia memakai nama, status, dan keamanan pribadi untuk menyerangku, agar aku mengkhianati Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan juga memakai situasi itu untuk menguji imanku, melihat apakah aku punya tekad melepaskan segalanya untuk terus mengikuti Tuhan. Ada penderitaan, tetapi aku bisa merasakan bimbingan Tuhan, dan itu memberiku kekuatan. Aku ingat Tuhan berfirman "Karena orang yang mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya, tetapi orang yang kehilangan nyawanya karena Aku, akan mendapatkan nyawanya" (Matius 16:25). Untuk menebus umat manusia, Tuhan Yesus disalibkan oleh dunia agama dan pemerintah, murid-murid yang mengikuti Dia juga semuanya dipersekusi. Ada yang dirajam sampai mati, diseret kuda sampai mati, ada yang digantung. Mereka menjadi martir untuk menyebarkan Injil, memberikan kesaksian yang indah. Tuhan memperkenankan itu. Mengikuti Tuhan berarti mengambil jalan salib. Tuhan Yesus sudah menjadi teladan bagi kita. Kita harus minum dari cawan pahit yang diminum Tuhan dan berjalan di jalan yang Dia lalui. Sekarang aku mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, bahkan jika itu berarti ditangkap dan disiksa oleh Partai Komunis, itu demi kebenaran. Tuhan akan memberi perkenanan dan itu akan menjadi sesuatu yang mulia. Apa pun yang akan kuhadapi setelah itu, aku siap memberikan hidupku untuk itu, mengikuti Tuhan sampai akhir.

Lalu, aku tebersit tentang kenapa para uskup dan imam tidak punya keinginan menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, justru sangat menentangnya. Aku membaca ini dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Apakah engkau sekalian ingin tahu apa akar masalahnya mengapa orang Farisi menentang Yesus? Apakah engkau ingin tahu esensi orang-orang Farisi? Mereka penuh dengan khayalan tentang Mesias. Terlebih lagi, mereka hanya percaya bahwa Mesias akan datang, tetapi mereka tidak mengejar hidup kebenaran. Jadi, sampai hari ini mereka masih menunggu Mesias, karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang jalan kehidupan, dan tidak tahu apa itu jalan kebenaran. Menurutmu, bagaimana mungkin orang-orang bodoh, keras kepala, dan bebal seperti itu bisa mendapatkan berkat Tuhan? Bagaimana mereka bisa melihat Mesias? Mereka menentang Yesus karena mereka tidak mengetahui arah pekerjaan Roh Kudus, karena mereka tidak mengetahui jalan kebenaran yang diucapkan Yesus, dan terlebih lagi, karena mereka tidak memahami Mesias. Dan, karena mereka tidak pernah melihat Mesias, dan tidak pernah bersama-Nya, mereka membuat kesalahan dengan berpegang teguh pada nama Mesias sambil menentang esensi Mesias dengan segala cara yang memungkinkan. Orang-orang Farisi ini pada esensinya keras kepala, congkak, dan tidak menaati kebenaran. Prinsip kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah: sedalam apa pun khotbah-Mu, setinggi apa pun otoritas-Mu, Engkau bukan Kristus kecuali jika Engkau disebut Mesias. Apakah keyakinan ini tidak masuk akal dan konyol?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). Melalui ini aku belajar bahwa orang Farisi menentang Tuhan Yesus karena natur mereka yang keras kepala dan congkak. Mereka membenci kebenaran dan menolak menerimanya. Mereka mendengar firman Tuhan Yesus, tetapi tidak tahu itu berasal dari Roh Kudus, juga tidak ingin mengakui Dia mengatakan kebenaran. Mereka lihat Tuhan membuat orang buta melihat, menyembuhkan penderita kusta, dan menghidupkan orang mati, menunjukkan begitu banyak tanda-tanda dan mukjizat, tetapi tidak mau mengakui Dia adalah Mesias yang dinubuatkan, Tuhan itu sendiri. Mereka yakin Dia hanyalah manusia, bahkan menghujat, berkata Dia mengusir iblis melalui pangeran Iblis. Mereka tidak mengakui pekerjaan Roh Kudus, menerima kebenaran, atau menaati firman Tuhan. Mereka berpegang teguh pada nama "Mesias" dan bersikeras pada gagasan dan imajinasi sendiri, lalu akhirnya Tuhan Yesus dipaku di kayu salib. Kini Tuhan telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan kerusakan orang dan secara terbuka menunjukkan watak Tuhan yang benar, megah, dan tidak bisa disinggung. Firman Tuhan Yang Mahakuasa itu kuat dan berwibawa, dan telah mengguncang roh orang percaya sejati kepada Tuhan dari setiap denominasi. Mereka mengakui bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan ucapan Roh Kudus kepada gereja-gereja. Namun, para uskup dan imam tidak memahami ini. Mereka berpegang teguh pada kitab suci harfiah dan gagasan sendiri, dengan congkak menunggu Tuhan datang kembali dan memberi tahu mereka lebih dahulu. Mereka tidak mencari kebenaran atau coba mendengarkan suara Tuhan, tetapi mati-matian menghalangi orang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Semua perbuatan mereka menyingkap wajah sejati mereka yang membenci kebenaran dan Tuhan. Mereka adalah orang Farisi zaman modern, tiada beda.

Setelah mereka datang mencari buku, aku meninggalkan gereja bersama beberapa biarawan dan biarawati yang ingin membagikan Injil. Beberapa hari kemudian, seorang saudara mengirimiku pesan yang menyuruhku tidak kembali apa pun yang terjadi, katanya sehari setelah aku pergi, polisi datang ke gereja untuk menangkapku. Karena tidak menemukanku, mereka mulai berkemah di gereja, menungguku. Mereka menangkap beberapa orang yang baru menerima Injil, dan menuntut diberi tahu lokasiku. Saudara itu bilang kapten Brigade Keamanan Nasional mendapat laporan gabungan tentangku dari diaken beberapa paroki, menyatakan aku belum bergabung dengan Tiga Pendirian, serta menyuruh diaken dan imam lain tidak bergabung juga, sehingga secara langsung menentang pemerintah. Yang lebih serius, kapten itu berkata memberitakan Kilat dari Timur adalah kejahatan yang bisa dihukum mati, dan mereka bisa menembak mati. Polisi mengancam, berkata mereka bisa dipidana jika tidak membocorkan keberadaanku. Aku murka saat mendengar berita itu. Partai telah bertahun-tahun mengusikku tanpa henti agar aku bergabung dengan Tiga Pendirian, lalu kini aku mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa dan membagikan Injil akhir zaman, aku makin menjadi duri dalam daging bagi mereka. Mereka ingin menangkapku dan membunuhku secepatnya. Iblis Partai Komunis itu keji! Namun, aku tahu di dalam hatiku tanpa izin uskup, mereka tidak akan melakukannya sendiri. Perbuatan itu lebih jelas menunjukkan natur jahat mereka. Aku teringat orang Farisi. Untuk mencegah orang percaya Yahudi menerima penyelamatan Tuhan Yesus, mereka bekerja dengan pemerintah Romawi untuk memaku Tuhan dengan kejam di kayu salib, dan memburu serta mempersekusi murid-murid-Nya. Sekarang klerus itu bekerja dengan Partai Komunis untuk membuatku ditangkap dan memaksaku melepaskan iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka sama dengan orang Farisi saat itu!

Tak lama kemudian, aku mengetahui rumah tuan rumahku diawasi polisi, jadi saudara-saudari segera menyelundupkanku. Esok harinya, aku mengetahui suami-istri tuan rumah telah ditangkap. Polisi punya fotoku dan menuntut diberi tahu keberadaanku. Setelah itu aku harus terus bergerak agar tak ditangkap. Aku selalu bersembunyi mencoba melarikan diri dari Partai Komunis, dan bertanya-tanya kapan masa itu akan berakhir. Selama Revolusi Kebudayaan, pamanku dipukuli sampai mati karena menganut Katolik, jasadnya pun penuh tanda bekas rantai dan luka bakar karena dicap. Itu masih terukir di benakku. Kupikir entah bagaimana mereka akan menyiksaku jika aku jatuh ke tangan Partai.

Ada lagu pujian firman Tuhan yang membimbing dan memberiku iman. "Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus menyerahkan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kehidupan keluarga yang damai, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas hidupmu demi kesenangan sesaat. Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna" ("Engkau Harus Tinggalkan Semua demi Kebenaran" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Menyanyikan ini, aku memikirkan makna lagu pujian itu dan sedikit lebih memahami kehendak Tuhan. Mengikuti Tuhan dan mendapatkan kebenaran butuh penderitaan. Hanya lewat kesulitan dan ujian, iman kita bisa disempurnakan dan kita mendapatkan kebijaksanaan atas banyak hal. Aku ditolak dan diadukan oleh dunia agama karena mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, dan kini dikejar naga merah yang sangat besar, selalu dalam pelarian. Aku hidup dalam ketakutan tanpa henti dan sangat menderita. Namun, pengalaman itu membantuku lebih jelas melihat kenyataan bahwa klerus itu membenci kebenaran dan membenci Tuhan. Aku juga benar-benar merasakan bimbingan Tuhan. Setiap kali aku sengsara dan lemah, Tuhan akan membimbingku untuk memahami kehendak-Nya, menguatkan dan memberiku iman agar aku tidak lagi lemah dan takut. Aku bisa merasakan Tuhan terus membimbing dan mengawasiku. Ada juga banyak kesengsaraan, tetapi itu punya makna dan nilai. Bahkan jika akhirnya ditangkap, aku tahu itu atas izin Tuhan, dan aku siap tunduk pada Tuhan dan pengaturan-Nya. Aku siap mengikuti Tuhan sesulit apa pun keadaannya, untuk tidak pernah goyah!

Mereka terus mencoba segala macam hal untuk mencegahku menyebarkan Injil. Suatu hari aku pergi menemui seseorang di stasiun bus, dan begitu mendekati area kedatangan, beberapa orang tiba-tiba mengerumuni dan memegangiku. Aku sangat terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian, beberapa kerabatku turun dari mobil dan memasukkanku ke situ tanpa penjelasan. Saat itu aku tidak tahu, tetapi kemudian tahu bahwa uskup meminta Diaken Feng menelepon keluargaku dan anggota gereja lain, memberi tahu mereka aku telah bergabung dengan Kilat dari Timur, aku ada di atas awan, kehilangan akal, tidak ingin menjadi imam, bahkan tidak peduli dengan uang. Dia bilang aku dikendalikan dan telah melanggar sumpahku kepada Tuhan, menikahi seorang janda, dan anak-anakku berusia sekian tahun. Dia meminta teman dan keluargaku bekerja dengan uskup untuk mendapatkanku kembali, menghentikanku mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa dan membagikan Injil. Kerabatku sangat memuja klerus, jadi sangat memercayai hal-hal yang mereka katakan. Mereka mengira uskup dan imam tidak akan pernah berbohong. Aku sangat marah saat mendengar itu dan makin melihat jelas bahwa klerus adalah iblis dalam daging. Difirmankan dalam Alkitab, "Engkau berasal dari Iblis, yang adalah bapamu, dan keinginan bapamulah yang kauperbuat. Dia adalah pembunuh dari sejak mulanya, dan dia tidak hidup dalam kebenaran karena tidak ada kebenaran di dalam dirinya. Ketika dia berdusta, dia berbicara dari dirinya sendiri: karena dia adalah pendusta, dan bapa pendusta" (Yohanes 8:44). Hanya iblis yang berbohong dan menyebarkan rumor, memberi kesaksian palsu untuk menipu.

Lalu, mereka membawaku ke kediaman uskup. Dia tersenyum lebar dan bicara dengan manis, "Kau sudah kembali—domba yang hilang telah pulang." Dia lalu menyuruh semua orang pergi agar kami bisa bicara empat mata. Dia bilang, "Dahulu, kau ingin melanjutkan pendidikan, tetapi kami tidak setuju. Kali ini kami akan setujui semua permintaanmu dan kau bisa pergi ke universitas mana pun yang kau mau. Banyak sekolah teologi kekurangan pengajar dan banyak paroki kekurangan imam. Jika tidak ingin kuliah, kau bisa menjadi dosen di sekolah teologi atau memilih di paroki mana kau ingin melayani sebagai imam. Kau sudah tidak muda, dan mengalami kesulitan beberapa tahun terakhir. Kami telah menyiapkan uang, mobil, dan rumah untukmu. Lepaskanlah Kilat dari Timur untuk menjadi imam, dan kau tidak perlu khawatir." Aku sangat jijik mendengar dia mengatakan ini. Yang dipikirkan para uskup itu hanya status, uang, dan nama. Mereka percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengikuti firman-Nya. Mereka sama sekali tidak menyelidiki berita Tuhan telah datang kembali, justru hanya ingin melindungi nama dan status sendiri, mati-matian mencegah orang lain menerima Injil Tuhan pada akhir zaman. Bisakah status dan nama menyelamatkan mereka dari dosa? Jadi, aku bilang kepada Uskup Zhao, "Uskup, aku tidak menginginkan semua itu. Saat Iblis mencobai Tuhan Yesus, dia memakai uang dan ketenaran untuk mencoba membuat Dia tunduk kepadanya. Jadi, siapa yang melakukan hal-hal yang kau katakan ini? Saat kau mentahbiskanku sebagai imam, kami semua bersumpah kepada Tuhan untuk memikul salib dan mengikuti Dia seumur hidup. Kini Tuhan telah datang kembali dan aku bertekad mengikuti-Nya. Tidak ada penentangan atau penolakan dari gereja yang bisa menghentikanku." Saat melihat tidak bisa memikatku, dia memperingatkanku, "Kau harus berhenti memberi tahu anggota gereja tentang Kilat dari Timur!" Lalu, Uskup Zhao mengajak kami makan, dan beberapa kerabatku ada di sana. Salah satu dari mereka berkata kepadaku, "Kau satu-satunya imam di keluarga kita selama beberapa generasi, dan kau kebanggaan keluarga. Kami tidak pernah membayangkan kau akan bergabung dengan Kilat dari Timur. Ayahmu kini berusia 80-an, dan kau mengkhotbahkan Kilat dari Timur, bukannya merawat orang tuamu. Kau telah melepaskan imamatmu. Ini pengkhianatan terhadap Tuhan dan kau akan masuk neraka karenanya!" Lalu, saudaraku menimpali, "Aku sangat menderita agar kau bisa menjadi imam. Saat kau sekolah teologi, kami hampir tidak punya apa-apa untuk dimakan, aku juga berusaha keras mendapatkan makanan dan uang untukmu. Tidak mudah mewujudkan itu dan membuatmu mendapatkan imamat. Namun, kini kau masuk Kilat dari Timur—kau telah mengkhianati Tuhan. Kau bukan imam dan tidak peduli dengan uang. Apa kau sudah kehilangan akal?" Aku menjawab, "Memang benar aku butuh dukunganmu untuk menjadi imam, tetapi kenapa kau bilang aku tidak mau pulang untuk menjaga orang tua kita? Saat mendapatkan imamat, aku bersumpah kepada Tuhan untuk melepaskan rumah, keluarga, dan kesempatan menikah demi melayani Dia seumur hidup. Difirmankan dalam Alkitab, 'Orang yang mengasihi ayah atau ibunya lebih dari Aku, tidak layak bagi-Ku: dan orang yang mengasihi putra atau putrinya lebih dari Aku tidak layak bagi-Ku. Dan orang yang tidak mau memikul salibnya dan mengikut Aku, dia tidak layak bagi-Ku' (Matius 10:37-38). Kau bilang aku harus berhenti membagikan Injil dan pulang untuk berbakti, tetapi apa itu sejalan dengan firman Tuhan? Iman kita berarti memikul salib dan membagikan Injil, membawanya ke banyak rumah. Kini Tuhan telah datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, jadi membagikan Injil ini adalah hal yang sangat benar." Sebelum bisa selesai bicara, saudaraku mengulurkan tangan seperti hendak memukulku, dia bilang aku telah mempermalukan generasi keluarga kami dan dia akan mematahkan kakiku jika terus membagikan Injil, lalu dia melontarkan kata-kata hujatan. Setelah itu, Uskup Zhao menahanku di sana dan tidak mengizinkanku pergi, dengan mengatakan aku butuh perawatan medis. Jika pergi, aku akan diikuti, tanpa kebebasan, seperti penjahat. Jadi, aku hanya berdoa dan bersandar pada Tuhan. Hari keempat, aku melarikan diri saat mereka tidak memperhatikan, kembali ke saudara-saudari dan terus membagikan Injil.

Kulihat klerus tidak hanya menghalangi orang mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan, dia juga memakai semua taktik itu untuk menipu orang percaya dan menuntun mereka ke jalan melawan Tuhan, menjadikan mereka objek pengorbanan. Lalu, keluargaku yang melawan Tuhan, menghujat Dia, sepenuhnya konsekuensi dari kebohongan uskup, dan serangannya terhadap Tuhan. Aku ingat saat Tuhan mengutuk orang Farisi, Dia berkata, "Celakalah kalian, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi yang munafik, karena kalian menutup kerajaan Surga bagi manusia, padahal kalian sendiri tidak pernah pergi ke sana, tetapi kalian menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana. ... Celakalah kalian ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi yang munafik; karena kalian pergi menyeberangi lautan dan daratan untuk membuat satu orang menjadi pengikutmu, tetapi begitu dia menjadi pengikutmu, kalian menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri" (Matius 23:13, 15). Para uskup dan imam juga mengajak orang-orang masuk agama, meminta semua orang mendengarkan, melawan Tuhan, dan menjadikan mereka anak neraka. Mereka iblis yang melahap jiwa orang! Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku orang macam apa para pemimpin agama itu sebenarnya. Mereka selalu menyombongkan otoritas mereka mengampuni dosa. Saat berdosa, orang percaya harus berlutut di depan mereka dan mengaku untuk mendapatkan pengampunan, sehingga imam menjadi seperti Tuhan di mata umat. Kini Tuhan telah datang kembali dan mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia, mereka tidak mau mencari atau mengizinkan orang percaya menerimanya, justru menyebarkan kebohongan, menghakimi, mengutuk, dan memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka tidak mengasihi Tuhan atau kebenaran, hanya status dan uang, serta haus akan keuntungan prestise. Mereka ingin melindungi posisi dan nafkah, sehingga mencengkeram orang beriman dalam genggaman mereka, melahap jiwa orang-orang sambil mengaku melayani Tuhan. Mereka adalah iblis tulen, antikristus yang bersembunyi di gereja yang membenci kebenaran dan musuh Tuhan. Mengalami gangguan para pemimpin agama berkali-kali, aku dengan jelas melihat mereka punya esensi anti-Tuhan, antikristus. Firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mengembangkan ketajamanku, serta memberiku iman dan kekuatan sehingga bisa mengatasi pencobaan dan serangan mereka, melihat bahwa esensi mereka adalah antikristus, dibebaskan dari kekangan mereka, dan mengikuti Tuhan. Aku mengalami secara langsung bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan kehidupan. Aku sangat bersyukur atas penyelamatan Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kebangkitan Roh yang Tertipu

Oleh Saudara Yuanzhi, Brasil Aku dilahirkan di sebuah kota kecil di Tiongkok Utara dan pada tahun 2010, aku mengikuti kerabat ke Brasil. Di...

Dihalangi dalam Imanku

Oleh Saudara Pinbo, TiongkokAku memeluk Katolik tahun 1988. Beberapa tahun kemudian, aku diangkat sebagai diaken. Sesibuk apa pun, aku...

Sebuah Terobosan

Oleh Saudari Fangfang, Tiongkok Kami semua dalam keluargaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan walaupun aku hanya orang percaya awam di gereja...