Firman Tuhan Membuatku Mengenal Diriku Sendiri

07 Agustus 2020

Firman Tuhan berkata: "Perkataan ini tidak sama dengan perkataan yang diucapkan oleh Kristus saat Dia menghakimi manusia selama akhir zaman. Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. ... Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Setelah membaca firman Tuhan, aku dapat melihat bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dilakukan dengan mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan kita, sehingga kita dapat mengetahui natur jahat kita sendiri melalui firman Tuhan dan memahami kebenaran tentang betapa dalamnya kita telah dirusak oleh Iblis. Sehingga kita kemudian mampu merasakan penyesalan, membenci diri sendiri, dan sungguh-sungguh bertobat. Aku dahulu selalu merasa sepertinya aku ini adalah orang yang memiliki kemanusiaan yang baik, bahwa aku toleran dan sabar terhadap orang lain, dan ketika aku melihat seseorang mengalami kesulitan, aku akan melakukan apa pun yang kubisa untuk membantu. Kupikir aku adalah orang yang baik. Namun setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan mengalami penghakiman dan penyingkapan firman-Nya, aku memahami bahwa meskipun aku terlihat berperilaku baik secara lahiriah dan tidak melakukan dosa yang kelihatan, di dalam diriku ada banyak watak jahat seperti kecongkakan, kecurangan, kedengkian. Aku tak mampu menahan diri untuk tidak melawan kebenaran dan menentang Tuhan. Aku memahami bahwa aku telah dirusak begitu dalam oleh Iblis dan aku benar-benar membutuhkan penghakiman dan penahiran firman Tuhan.

Aku ingat pada bulan Maret 2018, aku mendapat sebuah tugas di gereja untuk membuat video. Aku adalah orang baru di tim ini, dan aku mendengar seorang saudari berkata bahwa Saudara Zhao, ketua tim, cukup keras dan memiliki standar kerja yang ketat. Kupikir, "Bersikap ketat artinya bertanggung jawab dan itu dapat mendorong kami untuk melakukan tugas kami dengan lebih baik. Ini adalah hal yang baik." "Lagi pula," pikirku, "aku adalah orang yang supel dan bisa bergaul dengan siapa pun. Aku tidak bisa membayangkan akan menghadapi masalah saat bekerja dengan Saudara Zhao."

Saudara Zhao mengunduh beberapa video untuk kami pelajari terlebih dahulu untuk membantu kami agar dapat dengan cepat memahami pekerjaan kami, termasuk mempelajari hal-hal seperti estetika, komposisi bidikan kamera, pencahayaan, dan koordinasi warna. Mempelajari semua ini agak membosankan bagiku dan perhatianku terus mengembara. Kupikir, "Ada begitu banyak informasi, aku akan segera melupakannya. Dengan berlatih, aku akan secara bertahap memahami semua itu. Pada titik ini akan lebih baik untuk belajar membuat video yang lebih baik dengan perangkat lunak baru, untuk membantu kami belajar dan merangsang minat kami." Aku menyampaikan ideku, berpikir bahwa Saudara Zhao akan mempertimbangkannya, tetapi di luar dugaanku, dia mendengarkan ideku dan kemudian berkata dengan sangat tegas, "Mempelajari keterampilan profesional ini sangat penting. Kita harus memahami semua itu agar dapat membuat video yang bagus. Kita harus mengarahkan diri kita dan berjalan selangkah demi selangkah. Jangan melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Mempelajari semua ini bertujuan agar kita dapat melakukan tugas kita dengan baik. Dengan menyesuaikan pola pikir kita, kita akan lebih termotivasi untuk belajar dan itu tidak akan tampak membosankan." Tepat setelah dia mengatakan itu, saudara-saudari yang lain menatapku. Seluruh wajah dan leherku merah padam. Aku merasa malu sekali. Kupikir, "Apa yang akan mereka pikirkan tentang diriku kalau kau berbicara seperti itu kepadaku? Akankah mereka mengira aku tidak serius dalam mengerjakan tugasku? Bagaimana aku bisa menunjukkan wajahku setelah ini?" Namun kemudian aku berpikir, "Aku tidak boleh berpikiran picik. Saudara Zhao mengatakan ini demi kebaikan kami. Bagaimana aku bisa bekerja sama dalam tugas ini jika aku picik dalam segala sesuatu?" Sejak saat itu aku mulai dengan sungguh-sungguh mempelajari keterampilan-keterampilan ini dan aku mendapatkan pemahaman dasar tentang beberapa aspek darinya dengan cepat. Setelah beberapa saat aku merasa agak congkak, berpikir bahwa aku memiliki kualitas yang baik dan dapat memahami semuanya dengan cepat.

Suatu hari Saudara Zhao mengajarkan kepada kami cara menggunakan beberapa perangkat lunak baru. Aku langsung mampu mengingat semua yang diajarkan, tetapi saudara-saudari lainnya harus mengulanginya sekali lagi. Saudara Zhao dengan sabar mengajarkannya dua kali, tetapi aku kehilangan kesabaran. Kupikir, "Apanya yang sulit? Aku sudah memahaminya, tidak ada gunanya mengulangi penjelasan itu." Aku mulai melihat-lihat materi lainnya. Melihat bahwa aku tidak benar-benar berfokus pada tugas yang ada, Saudara Zhao berkata, "Saudari, kau sudah memahami ini? Sini dan cobalah." "Memangnya apa yang harus kulakukan?" pikirku. "Kau sebenarnya tidak percaya kepadaku, bukan?" Aku mencoba menggunakannya, benar-benar penuh percaya diri, tapi aku gagal di tengah jalan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Saudara-saudari lainnya berdiri menyaksikan dari samping. Wajahku mulai memerah. Aku benar-benar ingin mencari sebuah lubang untuk tempat bersembunyi. Dengan ekspresi tegas di wajahnya, Saudara Zhao berkata, "Saudari, kau terlalu congkak dan merasa diri benar, dan selalu kurang memperhatikan apa pun yang sedang kau pelajari. Bagaimana kau bisa melakukan tugasmu dengan baik dengan cara seperti itu?" Aku sama sekali tidak setuju dengan apa yang dia katakan. "Kau hanya tidak menyukaiku, bukan?" pikirku. "Kau tidak bertanya kepada orang lain, hanya aku. Bukankah itu karena kau ingin agar aku terlihat bodoh? Dan kau menegurku di depan semua orang; bukankah itu untuk membuat semua orang menganggapku congkak? Bagaimana aku bisa bergaul dengan semua orang setelah ini?" Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa bahwa Saudara Zhao dengan sengaja ingin berdebat denganku bahwa dia hanya ingin membuatku terlihat buruk. Tanpa kusadari, aku mulai berprasangka terhadapnya. Sejak saat itu, aku mulai menghindarinya baik dengan sengaja maupun tidak disengaja. Ketika dia bertanya kepadaku tentang tugasku, aku hampir tidak menjawabnya, hanya mengatakan ini atau itu. Aku takut dia akan menegurku jika dia menemukan masalah lagi dalam pekerjaanku. Namun semakin aku berusaha menghindari Saudara Zhao, semakin banyak masalah dan kesalahan yang kujumpai. Aku terus-menerus diingatkan dan diarahkan olehnya. Ini membuatku benar-benar jengkel, dan semakin tidak senang dengan Saudara Zhao. Kupikir, "Kau selalu membuatku malu. Lain kali aku melihat kesalahanmu, aku akan menyebutnya di depan semua orang, sehingga kau bisa merasakan apa yang kau lakukan terhadapku."

Beberapa saat kemudian saudari lain bergabung dengan kelompok kami. Aku memberinya orientasi dasar, dan dalam hal mengenai Saudara Zhao, aku melampiaskan begitu saja semua pendapat dan prasangkaku tentang dia. Aku merasa sedikit tidak nyaman setelah itu, bertanya-tanya apakah aku menghakimi dia dari belakang. Namun kemudian aku memandang sikapku dengan sudut pandang yang berbeda. Aku menyampaikan pendapat jujurku tentang Saudara Zhao kepada saudari itu sehingga saudari itu bisa tahu sesuatu tentang dia dan menangani kelebihan dan kelemahan Saudara Zhao dengan tepat. Aku tidak memikirkan hal itu lagi.

Tak lama kemudian aku mendengar bahwa seorang saudari telah memberi tahu seorang pemimpin gereja tentang beberapa masalah Saudara Zhao dalam tugasnya. Kupikir, "Ini juga adalah kesempatan baik bagiku untuk membagikan pemikiranku. Pemimpin mungkin akan menangani Saudara Zhao berdasarkan apa yang kami katakan, jadi kali ini dia akan tahu bagaimana rasanya. Dan mungkin setelah ditangani, dia bahkan akan diberhentikan dari tugasnya, jadi aku tidak lagi harus bertemu dengannya setiap hari." Dengan pemikiran ini, aku menceritakan kerusakan dan kesalahan Saudara Zhao kepada pemimpin. Aku mengira dia akan diganti, tetapi di luar dugaan, beberapa hari kemudian ketika pemimpin menyimpulkan evaluasi semua orang, dia mengatakan bahwa Saudara Zhao menyingkapkan beberapa kerusakan tetapi juga memiliki kesadaran diri, dan bahwa dia bertanggung jawab atas tugasnya dan mampu melakukan pekerjaan praktis. Dia diizinkan untuk mempertahankan perannya sebagai pemimpin tim. Aku sangat kecewa ketika mendengar hal itu. Kemudian, pemimpin mencariku untuk bersekutu. "Saudari, ketika kami mendiskusikan masalah-masalah Brother Zhao, engkau hanya menyebutkan kerusakan dan kesalahannya. Apakah kau berprasangka terhadapnya? Saudara Zhao adalah orang yang sangat terus terang jadi ketika dia melihat seseorang melakukan sesuatu yang salah, atau sesuatu yang bertentangan dengan prinsip kebenaran, dia tidak bertele-tele. Terkadang dia sedikit kasar, tetapi dia hanya ingin membantu saudara-saudari dan menjunjung tinggi pekerjaan gereja. Kita tidak boleh mengambil pendekatan yang salah di sini. Jika kita memindahkannya ke tugas lain, itu akan mengganggu pekerjaan gereja. Ketika membicarakan tentang masalah Brother Zhao, kita harus memeriksa apakah yang kita katakan dan lakukan itu sesuai dengan kebenaran, apakah motif kita benar, dan kerusakan apa yang tercampur di dalam ...." Apa yang disampaikan pemimpin itu membuatku berpikir bahwa aku mungkin memiliki masalah serius. Aku mengingat kembali tentang caraku bersikap selama aku melakukan tugasku bersama Saudara Zhao, dan aku merasa agak gelisah. Aku membawa keadaanku ke hadapan Tuhan dalam doa.

Dan kemudian membaca firman Tuhan ini: "Mereka di antara saudara-saudari yang selalu menyebarkan kenegatifan mereka adalah kaki tangan Iblis dan mereka mengacaukan gereja. Orang-orang seperti ini suatu hari kelak harus diusir dan disingkirkan. Dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, jika orang tidak memiliki hati yang menghormati Tuhan, jika mereka tidak memiliki hati yang taat kepada Tuhan, mereka bukan saja tidak akan mampu melakukan pekerjaan apa pun bagi-Nya, tetapi justru sebaliknya, mereka akan menjadi orang-orang yang mengganggu pekerjaan Tuhan dan yang menentang Dia. Percaya kepada Tuhan, tetapi tidak menaati ataupun menghormati-Nya, dan malah menentang Dia, adalah hal paling memalukan sebagai orang percaya. ... Orang-orang yang dengan tulus percaya kepada Tuhan selalu memiliki Dia di dalam hati mereka, dan mereka selalu memelihara hati yang menghormati Tuhan, hati yang mengasihi Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan harus melakukan segala sesuatu dengan hati-hati dan bijaksana, dan semua yang mereka lakukan haruslah sesuai dengan tuntutan Tuhan dan mampu memuaskan hati-Nya. Mereka tidak boleh keras kepala, melakukan apa pun yang mereka sukai; itu tidak sesuai dengan tata tertib orang kudus. Orang tidak boleh mengamuk, mengibarkan panji Tuhan sembari menyombongkan diri dan menipu di mana-mana; ini adalah jenis perilaku yang paling memberontak. Keluarga mempunyai aturan mereka sendiri dan negara memiliki hukum mereka sendiri—bukankah terlebih lagi di rumah Tuhan? Bukankah standarnya bahkan lebih ketat? Bukankah bahkan ada lebih banyak ketetapan administratif? Orang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan, tetapi ketetapan administratif Tuhan tidak dapat diubah seenaknya. Tuhan adalah Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran manusia ..." (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Firman Tuhan benar-benar menegurku. Aku dapat memahami bahwa watak Tuhan tidak menoleransi pelanggaran, bahwa ada ketetapan administratif di rumah Tuhan, dan bahwa Dia memiliki tuntutan. Jika seseorang berbicara dan bertindak tanpa rasa hormat kepada Tuhan, mengamuk seperti yang dilakukan orang tidak percaya, secara diam-diam menghakimi orang lain, menabur perselisihan, membentuk kelompok, dan mengganggu pekerjaan gereja, maka orang itu adalah antek Iblis. Tuhan tidak akan pernah membiarkan seseorang seperti itu tetap ada dalam gereja. Aku merenungkan perilakuku sendiri dan apa yang telah kusingkapkan dalam melakukan tugasku bersama Saudara Zhao. Aku menjadi berprasangka terhadapnya hanya karena dia menunjukkan kekuranganku di depan orang lain, melukai harga diriku. Aku juga melampiaskan prasangkaku tentang Saudara Zhao kepada seorang saudari baru dan menghakimi dia dari belakang, mencoba membuat saudari itu berpihak kepadaku dan mengucilkan Saudara Zhao. Ketika aku mendengar bahwa ada orang lain yang melaporkan beberapa masalah dalam tugas Saudara Zhao, aku segera mengambil kesempatan itu untuk menunjukkan kesalahan dia, sangat ingin agar pemimpin gereja mengganti dan menyingkirkannya. Bukankah aku sedang menunjukkan watak jahat yang penuh kedengkian? Bagaimana itu bisa disamakan dengan orang beriman? Aku menyadari bahwa, dengan menunjukkan kesalahan dan kekuranganku dalam tugasku, Saudara Zhao sedang menunjukkan tanggung jawab atas pekerjaan rumah Tuhan, dan dia melakukannya untuk membantuku. Namun aku menjadi berprasangka terhadapnya karena hal itu melukai harga diriku. Aku terus berusaha untuk mencari-cari kesalahan pada dirinya, menghakiminya, dan menciptakan perselisihan, berharap untuk menyingkirkannya. Peran macam apa yang sedang kumainkan? Bukankah aku sedang mengganggu dan menyabotase pekerjaan rumah Tuhan? Bukankah aku sedang menjadi antek Iblis? Pikiran ini membuatku takut. Jika pemimpin gereja tidak memeriksa ini berdasarkan prinsip kebenaran dan mempertahankan Saudara Zhao dalam tugasnya, pekerjaan tim pasti akan terpengaruh. Aku merasa menyesal dan mencela diri sendiri, dan merasa sedikit bersalah tentang Saudara Zhao. Aku melihat bahwa aku sama sekali tidak berperikemanusiaan. Jika bukan karena penghakiman yang keras dan penyingkapan firman Tuhan, dengan keadaanku yang mati rasa ini, aku tidak akan merenungkan diriku atau mengenal diriku sama sekali. Aku pasti akan terus melakukan kejahatan dan mengganggu pekerjaan gereja, dan Tuhan pasti akan membenci dan menyingkirkanku. Aku akhirnya menyadari betapa berbahayanya jika watak jahatku yang penuh kedengkian tidak diselesaikan. Aku mulai merenungkan berbagai hal, bertanya-tanya apa akar sebenarnya di balik watak jahat yang telah kusingkapkan.

Kemudian aku membaca firman Tuhan ini: "Terlahir di negeri yang najis seperti itu, manusia telah dirusak teramat parah oleh masyarakat, dia telah dipengaruhi oleh etika feodal, dan telah diajar di 'institusi pendidikan tinggi.' Pemikiran terbelakang, moralitas yang rusak, pandangan hidup yang jahat, falsafah hidup yang menjijikkan, keberadaan diri yang sepenuhnya tak berguna, dan adat-istiadat serta gaya hidup yang bejat—semua ini telah sedemikian parahnya memasuki hati manusia, dan telah sangat merusak dan menyerang hati nuraninya. Akibatnya, manusia menjadi semakin jauh dari Tuhan, dan semakin menentang-Nya. Watak manusia menjadi lebih jahat hari demi hari, dan tidak seorang pun yang akan rela mengorbankan segalanya untuk Tuhan, tidak seorang pun yang akan rela taat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, tidak seorang pun yang akan rela mencari penampakan Tuhan. Sebaliknya, di bawah wilayah kekuasaan Iblis, manusia tidak melakukan apa pun selain mengejar kesenangan, menyerahkan diri mereka pada kerusakan daging dalam kubangan lumpur. Bahkan ketika mereka mendengar kebenaran, mereka yang hidup dalam kegelapan tidak berpikir untuk menerapkan kebenaran tersebut, mereka juga tidak ingin mencari Tuhan bahkan sekalipun mereka telah melihat penampakan-Nya. Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu bejat memiliki kesempatan untuk diselamatkan? Bagaimana mungkin seorang manusia yang begitu merosot martabatnya hidup dalam terang?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan"). "Orang-orang berpikir seperti ini: 'Jika engkau tidak mau bersikap baik, aku tidak akan bersikap adil! Jika engkau bersikap kasar kepadaku, aku juga akan bersikap kasar kepadamu! Jika engkau tidak memperlakukanku dengan penuh hormat, untuk apa aku memperlakukanmu dengan penuh hormat?' Pemikiran macam apakah ini? Bukankah itu adalah cara berpikir yang penuh dendam? Dalam pandangan orang biasa, bukankah jenis sudut pandang ini tidak layak? 'Mata ganti mata, dan gigi ganti gigi'; 'rasakan perbuatanmu sendiri'—di kalangan orang-orang tidak percaya, semua ini adalah alasan-alasan yang masuk akal dan sepenuhnya sesuai dengan gagasan manusia. Namun, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan—sebagai orang yang berusaha memahami kebenaran dan mencari perubahan dalam watak—akankah engkau mengatakan bahwa kata-kata seperti itu benar atau salah? Apa yang harus engkau lakukan untuk membedakannya? Berasal dari manakah hal-hal seperti itu? Semua itu berasal dari natur jahat Iblis; semua itu mengandung racun, dan mengandung wajah Iblis yang sesungguhnya dalam segala kejahatan dan keburukannya. Kata-kata itu mengandung esensi inti dari natur Iblis tersebut. Apa sifat dari sudut pandang, pemikiran, ungkapan, ucapan, dan bahkan tindakan yang mengandung esensi natur itu? Bukankah itu semua berasal dari Iblis? Bukankah aspek-aspek Iblis ini sejalan dengan manusia? Apakah itu semua sejalan dengan kebenaran, atau dengan kenyataan kebenaran? Apakah semua itu merupakan perbuatan yang harus dilakukan oleh pengikut Tuhan, dan pemikiran serta sudut pandang yang seharusnya mereka miliki?" (Rekaman Pembicaraan Kristus) Aku memahami dari firman Tuhan bahwa penyingkapan watak jahat yang penuh kedengkian ini dan melakukan hal yang tidak manusiawi semacam ini tidak hanya menunjukkan kerusakan sesaat, tetapi itu karena aku dikendalikan oleh racun dan natur Iblis. Melalui pengaruh pendidikan dan pengkondisian sosial, Iblis mencuci otak manusia dengan banyak racunnya, seperti "Kita tidak akan menyerang kecuali jika diserang; jika kita diserang, kita pasti akan menyerang balik," "Mata ganti mata, dan gigi ganti gigi," dan "rasakan perbuatanmu sendiri." Dirusak dan diracuni oleh falsafah iblis ini, orang-orang semakin lama menjadi semakin congkak, egois, curang, dan licik, dan mereka menjadi rela melakukan apa saja demi melindungi kepentingan dan citra mereka sendiri. Orang tidak dapat berinteraksi satu sama lain dengan benar, mereka tidak memiliki pengertian, apalagi kesabaran. Segera setelah kata-kata atau tindakan orang lain menganggu kepentingan pribadi mereka, mereka menjadi berprasangka terhadap orang-orang tersebut, membenci dan mengucilkan mereka, atau bahkan membalas dendam. Itu sama saja seperti PKT. Untuk mempertahankan kediktatorannya dan melindungi citranya sebagai organisasi yang "hebat, mulia, dan benar," tak seorang pun diizinkan untuk menyingkapkan perbuatan jahat mereka, betapa pun banyaknya itu. Orang hanya diizinkan untuk memuji-mujinya. Siapa pun yang mengatakan kebenaran dan menyingkapkan Partai Komunis, melukai citranya yang "mulia", pasti akan dihukum. Mereka memenjarakan orang dengan segala macam tuduhan palsu, bahkan membunuh mereka untuk membungkam mereka. Si naga merah yang sangat besar itu sangat kejam! Aku telah diracuni oleh racun si naga merah yang sangat besar sejak aku masih kecil dan aku penuh dengan watak jahat. Aku sangat congkak, aku tidak menerima kebenaran, dan aku tidak mengizinkan orang lain menyingkapkan kerusakanku. Aku tidak bisa bergaul dengan siapa pun yang membahayakan kepentingan pribadiku, dan aku bahkan memperlakukan mereka seperti musuh yang sengit. Ketika Saudara Zhao berani bersikap jujur, menunjukkan kekuranganku yang sebenarnya, aku tidak saja gagal menanganinya dengan baik atau dengan rendah hati menerima bantuannya, tetapi aku menjadi dendam terhadapnya karena hal itu memengaruhi reputasi dan statusku. Aku bergosip, merongrongnya, dan tidak sabar untuk menunggu dia diganti. Aku bertindak sebagai antek Iblis bahkan tanpa menyadarinya, aku mengganggu pekerjaan gereja. Baru pada saat itulah aku memahami betapa dalamnya Iblis telah merusakku. Naturku congkak, curang, egois, dan jahat. Aku hanya menyingkapkan watak jahatku, tanpa memiliki keserupaan dengan manusia yang benar. Aku memahami bahwa jika watak jahatku tidak diselesaikan aku pasti akan dihancurkan oleh Tuhan. Sekarang aku tahu bahwa, ketika sebelumnya aku menganggap diriku toleran, sabar terhadap orang lain, dan memiliki kemanusiaan, itu karena kepentingan pribadiku tidak dilanggar, tetapi begitu sesuatu terjadi, natur jahatku muncul dengan sendirinya. Aku mulai semakin membenci diriku sendiri. Aku tidak mau lagi hidup dalam watak jahatku dan menentang Tuhan. Aku kemudian menaikkan doa pertobatan kepada Tuhan, rela mengejar kebenaran, untuk menerima penghakiman dan penahiran firman Tuhan, dan membuang watak jahatku secepat mungkin.

Beberapa saat kemudian, aku membaca bagian ini dalam firman Tuhan: "Jika, dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, orang tidak sering hidup di hadirat-Nya, mereka pun tidak akan mampu memiliki rasa hormat bagi-Nya, dan dengan demikian, tidak mampu menjauhi kejahatan. Hal-hal ini berkaitan. Jika hatimu sering hidup di hadirat Tuhan, engkau akan terkendali dan akan takut kepada Tuhan dalam berbagai hal. Engkau tidak akan bertindak terlalu jauh atau melakukan apa pun yang buruk. Engkau tidak akan melakukan apa yang dibenci oleh Tuhan dan tidak akan mengucapkan perkataan yang tidak masuk akal. Jika engkau menerima pengamatan Tuhan, dan menerima disiplin Tuhan, engkau akan menghindar dari melakukan banyak hal jahat. Dengan demikian, bukankah engkau telah menjauhi kejahatan?" ("Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Aku memahami dari firman Tuhan bahwa memiliki rasa hormat kepada Tuhan dalam kepercayaan seseorang sangatlah penting. Kita harus selalu hidup di hadapan Tuhan dan menerima pemeriksaan Tuhan dalam kata-kata dan tindakan kita. Meskipun itu sulit untuk diterima atau kita mungkin ada perasaan menentang ketika sesuatu menyentuh kepentingan kita, dengan hati yang penuh hormat kepada Tuhan, melalui doa, kita dapat mengesampingkan diri kita sendiri, mencari kebenaran, berfokus pada pekerjaan rumah Tuhan dan tugas kita, dan tidak melakukan apa pun yang memberontak atau menentang Tuhan. Begitu aku mulai melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, aku secara berangsur-angsur melepaskan prasangkaku terhadap Saudara Zhao dan merasa bahwa dengan dia menunjukkan masalahku, itu dapat membantuku semakin meningkat, dan bahwa dia melakukannya untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam tugas kami. Sekarang ketika aku menghadapi masalah, aku dapat berkonsultasi dengannya dengan pola pikir yang benar, dan melalui saran dan bantuannya, kelemahanku telah semakin berkurang. Aku telah mulai melakukan tugasku dengan lebih baik, dan aku merasa nyaman dan damai. Hanya melalui penghakiman dan hajaran firman Tuhan aku dapat mengalami perubahan ini. Aku melihat betapa praktisnya pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia.

Sebelumnya: Rohku Dibebaskan
Selanjutnya: Cara Memandang Tugasmu

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Setelah Mimpiku Hancur

Sejak usia dini, aku selalu sangat suka menari. Ibuku mengatakan kepadaku bahwa ketika aku masih sangat kecil, setiap kali musik dimainkan,...