Buah dari Membagikan Injil

10 Desember 2021

Oleh Saudari Chu Xin, Korea

Beberapa waktu lalu, aku bertemu seorang Kristen Filipina secara daring, bernama Teresa. Makin mengenalnya, kulihat dia punya iman sejati kepada Tuhan. Dia bilang tidak mendapatkan apa pun dari kebaktian gereja dan melihat makin banyak orang percaya lainnya mengikuti tren sekuler. Gerejanya terasa tandus baginya, dan dia ingin menemukan gereja dengan pekerjaan Roh Kudus. Dia juga bilang ingin membaca lebih banyak firman Tuhan, mengenal Dia, dan menjalani hidup baru. Melihat kerinduan rohaninya, aku sangat ingin membagikan Injil dengannya agar dia bisa mendengar suara Tuhan dan bergabung dengan rumah-Nya. Suatu ketika aku bertanya apa yang dia inginkan dari imannya. Dia bilang, "Aku ingin pergi ke kerajaan Tuhan dan ada di sisi Dia selamanya, tetapi aku pendosa dan tidak layak untuk kerajaan-Nya." Aku beri tahu dia bahwa kita harus memahami standar kerajaan Tuhan jika ingin masuk, lalu bertanya apa dia ingin belajar lebih banyak. Dia berkata dengan sangat bersemangat, "Tentu saja!" Kulihat dia orang percaya sejati yang ingin mencari, jadi aku sangat ingin berbagi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Namun, dia harus pergi bekerja, jadi kami harus mengakhiri obrolan hari itu.

Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya, bekerja dari pagi hingga larut malam, lalu setelah bekerja dia kelelahan dan perlu istirahat. Dia menghabiskan sedikit waktu yang dia punya setiap minggu pergi ke kebaktian gereja, jadi kami tidak punya banyak kesempatan untuk mengobrol. Dia sedang bekerja hampir setiap kali aku menghubunginya, jadi kami tidak punya waktu untuk bicara. Aku mulai merasa putus asa setelah beberapa saat. Kupikir kami harus berkomunikasi secara daring karena tidak berada di negara yang sama, jadi jika dia tidak punya waktu untuk log masuk, bagaimana aku bisa berbagi pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dengan dia? Aku mulai berpikir itu jalan buntu, jadi aku harus melupakannya. Mungkin orang lain akan membagikan Injil dengannya. Saat hampir menyerah, aku teringat sesuatu yang Tuhan firmankan. "Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, yang tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa resahnya mereka berharap, dan bagaimana mereka bertahan, siang dan malam, untuk hal ini? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). Memikirkan firman Tuhan, aku merasa sangat menyesal. Aku belum melakukan segala cara untuk membagikan Injil dengannya, bahkan belum memberi tahu dia bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali. Dia punya iman yang tulus kepada Tuhan dan sangat ingin memahami kehendak-Nya, tetapi dia dalam kegelapan rohani, tanpa makanan. Saat dia benar-benar membutuhkan bantuan, aku menyerah atasnya. Lalu, kapan dia akan mendengar suara Tuhan? Kini bencana makin membumbung, jika aku tidak segera bersaksi tentang pekerjaan Tuhan, dia bisa kehilangan penyelamatan. Aku merasa makin bersalah memikirkan itu, dan berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku tahu segalanya mungkin bagi-Mu. Jika dia salah satu domba-Mu, aku ingin melakukan segala dayaku untuk membagikan Injil. Tolong bimbing aku." Setelah berdoa, tiba-tiba tercetus di benakku dia tak punya waktu, tetapi aku bisa mengatur waktu untuk kami berdoa bersama. Jadi, aku menanyakan itu kepadanya, dan dia langsung setuju. Kami mengatur waktu sekitar pukul lima di pagi hari. Aku sangat sibuk dengan tugasku saat itu dan bekerja sampai pukul 2 atau 3 pagi setiap malam. Kupikir aku tidak akan punya waktu tidur jika harus bangun sepagi itu. Namun, aku berkata kepada diriku jika mengkhawatirkan kenyamanan fisikku, itu akan menunda Teresa datang ke hadapan Tuhan. Aku tahu itu salah. Aku ingat Tuhan berfirman "Daging adalah milik Iblis. Di dalam daging, terdapat keinginan-keinginan yang berlebihan, daging hanya memikirkan dirinya sendiri, ingin menikmati kenyamanan dan bersenang-senang dalam waktu luang, berkubang dalam kemalasan dan keengganan untuk bekerja, dan setelah memuaskannya sampai titik tertentu, engkau akhirnya akan dimakan olehnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Aku tahu memuaskan daging berarti memuaskan Iblis. Aku akan gagal memberikan kesaksian dan melakukan tugas, serta kehilangan kesempatan menjadi saksi pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Aku mengucapkan doa, siap berpaling dari daging, membayar lebih mahal untuk membagikan Injil dengannya, dan membawanya ke rumah Tuhan. Kami mulai bertemu untuk doa pagi, dan saat aku mengucapkan doa yang sangat tulus untuknya, berharap dia akan punya lebih banyak waktu untuk kami bersekutu tentang firman Tuhan, dia memberitahuku dengan sangat serius, "Aku bisa merasakan betapa tulusnya dirimu. Terima kasih atas doamu. Aku benar-benar terharu." Perkataannya membuat hatiku hangat, dan aku melihat orang bisa merasakannya saat seseorang tulus. Aku diam-diam bertekad kepada Tuhan bahwa aku pasti akan membawa Teresa ke rumah-Nya. Jadi, aku menyarankan kepadanya agar kami meluangkan waktu untuk bersekutu tentang Alkitab bersama-sama. Dia setuju, dan berhasil menyempatkan persekutuan 30 menit setiap hari, serta menyebutkan lagi bahwa dia ingin tahu cara memasuki kerajaan Tuhan.

Kami membicarakan itu dalam persekutuan esok harinya. Aku berkata, "Setiap orang percaya ingin masuk kerajaan, jadi apa yang perlu kita lakukan? Kita harus mendengarkan Tuhan. Tuhan Yesus berkata, 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). Tuhan sangat jelas. Kunci untuk masuk ke kerajaan surga adalah melakukan kehendak Tuhan. Apa artinya itu? Sederhananya, melakukan kehendak Tuhan adalah menerapkan firman Tuhan dan mengikuti perintah-Nya. Itu berarti menjauhkan diri dari dosa dan menerapkan firman Tuhan, serta mengasihi dan tunduk kepada Tuhan dari hati. Orang-orang yang selalu berbohong, berbuat dosa, dan menentang Tuhan, melawan tuntutan-Nya, tidak melakukan kehendak-Nya, apakah mereka layak masuk kerajaan surga?" Dia bilang, "Tidak. Kita terus berbohong, berdosa dengan perkataan kita, dan makin banyak orang mengikuti tren duniawi, mengejar uang. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tulus, bahkan tidak terkecuali para pendeta. Bagaimana kita bisa masuk ke kerajaan jika seperti itu?" Aku menjawab, "Ya. Kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dan dosa kita telah diampuni, tetapi kita terus berbohong dan berbuat dosa. Kita berdosa di siang hari, mengaku di malam hari. Alkitab berkata, 'tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). Kita tidak layak untuk kerajaan jika seperti ini. Namun, kita semua tahu bahwa Tuhan mengasihi manusia, Dia ingin kita semua diselamatkan, dan masuk ke dalam kerajaan-Nya, hidup dalam terang-Nya. Jadi, bagaimana Tuhan membuat ini terjadi kepada kita? Alkitab berkata, 'Jadi Kristus satu kali dikorbankan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya, Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan' (Ibrani 9:28). Tuhan datang lagi pada akhir zaman untuk menyelamatkan kita, sepenuhnya membebaskan kita dari jeratan dosa, menjadikan kita orang yang tunduk kepada Tuhan dan melakukan kehendak-Nya, agar sepenuhnya diselamatkan serta bisa memasuki kerajaan." Dia sangat senang mendengar ini dan berkata, "Aku ingin berhenti berbuat dosa. Jadi, bagaimana Tuhan menyelamatkan kita dari dosa?" Aku mengiriminya beberapa ayat Kitab Suci. Yang pertama adalah "Sucikanlah mereka dengan kebenaran-Mu: firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17). Lalu, ini: "Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di takhta, ada sebuah kitab yang ditulisi sisi dalam dan sisi belakangnya, dan dimateraikan dengan tujuh materai. Dan aku melihat seorang malaikat kuat berkata dengan suara nyaring, Siapakah yang layak membuka kitab itu dan membuka materainya? ... Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka kitab itu dan melepaskan ketujuh materainya" (Wahyu 5:1-5). Aku berkata, "Tuhan berfirman akan menggunakan kebenaran untuk menguduskan umat manusia, lalu kitab Wahyu dan Kitab Daniel mengatakan bahwa sebuah buku yang dimeteraikan akan dibuka pada akhir zaman. Buku ini mengacu pada firman baru yang diucapkan Tuhan pada akhir zaman, dan inilah kebenaran yang akan menguduskan umat manusia. Hanya Tuhan yang bisa membuka buku itu dan mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia. Tuhan mengucapkan banyak kebenaran untuk menyucikan dan mengubah kita saat Dia datang pada akhir zaman, untuk menyelamatkan kita dari dosa. Kitab Wahyu juga mengatakan beberapa kali 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu Bab 2, 3). Tuhan akan bicara kepada gereja-gereja pada akhir zaman. Kita hanya perlu mendengarkan suara-Nya. Kita tidak bisa menyambut Tuhan kecuali mendengar suara-Nya, dan ini satu-satunya kesempatan kita untuk disucikan dan diselamatkan agar layak bagi kerajaan."

Pada titik ini dalam persekutuan, Teresa bertanya, "Kenapa Tuhan perlu mengucapkan firman baru pada akhir zaman? Aku telah membaca Alkitab sepanjang hidupku dan itu memberiku iman serta mengajariku banyak hal, mengajariku toleransi, kesabaran, dan pengampunan. Aku merasa Alkitab sudah cukup, dan pendeta kami selalu berkata semua firman Tuhan ada di dalam Alkitab, tidak ada firman Tuhan di luar itu." Aku bisa melihat Teresa punya gagasan tentang Tuhan yang bicara pada akhir zaman, bahwa dia tidak menerimanya, jadi aku tidak langsung membantah perkataannya. Aku berbagi pengalamanku dengannya. Aku berkata, "Aku dahulu juga berpikir begitu. Kupikir semua firman Tuhan ada di dalam Alkitab dan tidak ada firman baru dari Tuhan di luar itu. Namun, kemudian, kudengar seorang saudara menyebutkan sesuatu yang Tuhan firmankan yang membuat pandanganku berubah. Tuhan Yesus berkata, 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Itu sesuatu yang Tuhan firmankan kepada murid-murid-Nya saat itu. Dia berkata punya lebih banyak hal untuk dibagikan, tetapi orang-orang tidak punya tingkat pertumbuhan dan tidak bisa menanggungnya saat itu. Dia perlu berfirman lebih banyak pada akhir zaman untuk membimbing orang agar memahami dan masuk ke dalam semua kebenaran, sehingga kita bisa dibebaskan dari jerat dosa dan diselamatkan sepenuhnya." Lalu, aku ingat contoh yang baik untuk dibagikan dengannya. "Bayangkan seorang anak kecil. Saat dia muda dan ibunya mengajarinya bicara serta berjalan, akankah ibunya menyuruh dia mencari nafkah yang baik agar bisa merawat Ibu dan Ayah? Tentu saja tidak. Dia terlalu muda untuk memahami itu, jadi pada usia itu, orang tuanya hanya akan memberitahunya hal-hal yang bisa dia mengerti. Lalu, saat dewasa dan belajar lebih banyak, mereka akan memberitahunya lebih banyak tentang kehidupan, seperti mencari pekerjaan dan berkeluarga. Itu seperti Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan di Zaman Kasih Karunia berdasarkan kebutuhan manusia, mengungkapkan jalan pertobatan, mengajari orang agar rendah hati dan toleran, memikul salib, memaafkan orang lain tujuh puluh kali tujuh kali. Namun, ada hal lain yang tidak diberitahukan Tuhan kepada orang-orang—semua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia. Dia menyimpan ini untuk saat Tuhan datang pada akhir zaman, dan inilah kitab bermaterai yang dinubuatkan dalam Kitab Wahyu. Selama 2.000 tahun ini, tidak seorang pun membaca buku itu, karena pintu itu tidak dibuka sampai Tuhan datang kembali pada akhir zaman. Menurutmu mungkinkah yang tertulis di buku itu ada di dalam Alkitab?" Dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Mustahil ada di dalam Alkitab." Aku berbagi persekutuan ini dengannya beberapa kali lagi sampai dia bilang memahaminya.

Namun, esok harinya saat aku membahas Tuhan berfirman pada akhir zaman lagi, dia berkata semua firman Tuhan untuk akhir zaman seharusnya ada dalam Alkitab. Awalnya kupikir aku salah dengar, jadi aku memastikan itu dengannya. Dia benar-benar mengatakan itu. Aku sangat kecewa dan berpikir ternyata dia belum benar-benar mengerti. Aku merasa sangat berkecil hati. Kupikir mengatur waktu dengan dia saja sudah sangat sulit, dan kini dia masih tidak mengerti bahkan setelah kujelaskan beberapa kali. Akankah dia bisa memahami ini? Aku tidak mengatakan apa-apa, tetapi mulai berpikir untuk mundur. Namun, aku lalu sadar itu bukan karena dia tidak mendapat apa pun dari persekutuan kami. Mengkotak-kotakkan seseorang begitu mudah tidak sejalan dengan kehendak Tuhan. Lalu, aku tiba-tiba teringat ini dari firman Tuhan: "Tuhan memberimu tugas mengabarkan Injil ini; engkau harus memperlakukan setiap target penginjilan yang kaujumpai dengan kasih dan kesabaran dengan kemampuan terbaikmu, menanggung kesulitan apa pun yang diperlukan, mengabarkan Injil secara bertanggung jawab, menyampaikan kebenaran dengan jelas, dan mampu mempertanggungjawabkan semua tindakanmu kepada Tuhan. Inilah sikap yang harus kautunjukkan untuk memenuhi tugasmu" ("Semua Orang Percaya Terikat Secara Moral pada Tugas untuk Menyebarkan Injil" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Jika seorang calon petobat berulang kali mengajukan pertanyaan, bagaimanakah seharusnya engkau menanggapinya? Engkau seharusnya tidak berkeberatan untuk meluangkan waktu dan upaya untuk menjawabnya, memikirkan setiap cara yang mungkin untuk menjawab pertanyaan mereka, sampai mereka memahami dan tidak menanyakannya lagi. Maka engkau akan sudah memenuhi tanggung jawabmu, dan hatimu akan bebas dari rasa bersalah. Apakah ini berarti bebas dari rasa bersalah kepada mereka? Tidak. Engkau akan bebas dari rasa bersalah kepada Tuhan, karena tugas ini, tanggung jawab ini, dipercayakan kepadamu oleh Tuhan" ("Semua Orang Percaya Terikat Secara Moral pada Tugas untuk Menyebarkan Injil" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Aku merasa malu kepada diriku saat memikirkan yang Tuhan minta. Aku hanya bersekutu beberapa kali, tetapi tidak mau terus mencoba karena dia belum melepaskan gagasan-gagasannya. Aku tidak bersikap mengasihi. Aku juga punya banyak gagasan saat pertama menjadi orang percaya, tetapi saudara-saudari bersekutu denganku berulang kali dan berdoa untukku sebelum aku melepaskan semua gagasan itu dan datang ke hadapan Tuhan untuk menerima penyelamatan-Nya. Ini karena kasih dan toleransi Tuhan. Jadi, kenapa aku tidak bisa sabar bersekutu dengannya saat membagikan Injil? Merasa sangat malu, aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, jika dia salah satu domba-Mu, tolong bimbing aku. Aku akan kerahkan segala upaya untuk bekerja sama dengan-Mu." Setelah berdoa, aku berpikir tentang bagaimana Alkitab menjadi dasar iman Teresa selama bertahun-tahun. Wajar dia tidak bisa langusng sepenuhnya menerima saat mendengar firman baru Tuhan untuk akhir zaman tidak ada dalam Alkitab. Kupikir aku bisa berbicara dengannya tentang itu dari sudut pandang berbeda. Setelah itu, aku membagikan beberapa kutipan firman Tuhan dengannya. "Tuhan sendiri adalah hidup, dan kebenaran, dan hidup dan kebenaran-Nya ada berdampingan. Mereka yang tidak mampu memperoleh kebenaran tidak akan pernah mendapatkan hidup. Tanpa bimbingan, dukungan, dan perbekalan dari kebenaran, engkau hanya akan mendapatkan hukum yang tertulis, doktrin, dan, terutama sekali, kematian. Hidup Tuhan selalu-ada, kebenaran dan hidup-Nya ada berdampingan. Jika engkau tidak bisa menemukan sumber kebenaran, engkau tidak akan memperoleh makanan untuk hidup; jika engkau tidak bisa mendapatkan perbekalan hidup, engkau tentu tidak memiliki kebenaran, dan oleh karena itu, selain dari imajinasi dan konsepsi, keseluruhan tubuhmu tidak lebih dari sekedar daging—dagingmu yang berbau busuk. Ketahuilah bahwa kata-kata dari buku tidak dapat dianggap sebagai hidup, catatan sejarah tidak bisa dipuja sebagai kebenaran, dan berbagai peraturan di masa lalu tidak bisa menjadi catatan tentang firman yang diucapkan oleh Tuhan saat ini. Hanya yang diungkapkan Tuhan ketika Dia datang ke bumi dan tinggal di antara manusia adalah kebenaran, hidup, kehendak Tuhan, dan cara kerja-Nya saat ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). "Kenyataan yang ingin Kujelaskan di sini adalah sebagai berikut: siapa Tuhan dan apa yang dimiliki-Nya tiada habisnya dan tak terbatas untuk selamanya. Tuhan adalah sumber kehidupan dan segala sesuatu; Dia tidak dapat dipahami oleh makhluk ciptaan apa pun. Akhirnya, Aku harus terus mengingatkan semua orang: jangan lagi membatasi Tuhan dengan buku-buku, firman, atau perkataan-perkataan-Nya di masa lalu. Hanya ada satu kata untuk menggambarkan karakteristik pekerjaan Tuhan: baru. Dia tidak suka mengambil jalan lama atau mengulang pekerjaan-Nya; lebih dari itu, Dia tidak ingin manusia menyembah-Nya dengan membatasi-Nya dalam lingkup tertentu. Inilah watak Tuhan" ("Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Setelah itu, aku bersekutu dengannya, "Tuhan adalah sumber dari segala kebenaran, dan hikmat-Nya tidak terbatas. Tuhan selalu bisa mengungkapkan lebih banyak kebenaran berdasarkan kebutuhan manusia. Bagaimana Dia bisa dibatasi pada yang tercantum dalam Alkitab? Bukankah itu membatasi Tuhan pada isi Alkitab?" Lalu, aku menceritakan fabel Tiongkok tentang katak di dasar sumur. Aku berkata, "Ada seekor katak yang hidup di dasar sumur dan hanya bisa melihat langit melalui mulut sumur, jadi dia mengira langit sama besarnya dengan bukaan itu. Lalu, suatu hari hujan turun sangat deras dari badai besar sehingga dia bisa melompat keluar dari sumur. Dia melihat hamparan langit yang tak terbatas, yang sebenarnya jauh lebih besar dari mulut sumur. Dia sadar dirinya hanya tak bisa melihat seluruh langit karena berada di dasar sumur." Aku berkata diriku juga seperti itu, dan pemahamanku tentang Tuhan sangat dangkal. Tuhan begitu besar, dan kita begitu kecil. Tuhan tidak terbatas dan berlimpah, kita tidak akan pernah tahu apa yang Dia miliki dan siapa Dia dengan nalar kita sendiri. Bagaimana mungkin kita membatasi Tuhan? Tuhan Yesus berkata "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup" (Yohanes 14:6). Tuhan adalah sumber kebenaran. Aku bertanya kepadanya apakah Tuhan bisa mengungkapkan lebih banyak kebenaran daripada yang ada di dalam Alkitab, hal-hal yang lebih tinggi dari itu, segala sesuatu yang dibutuhkan orang-orang pada akhir zaman. Dia berkata, "Tentu saja Dia bisa." Aku bisa melihat gagasannya mulai mengendur, hatinya membuka. Aku mengiriminya ayat yang sama: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). Aku memberitahunya bahwa yang dikatakan Roh kepada gereja-gereja adalah yang Tuhan firmankan saat Dia datang kembali pada akhir zaman. Lalu, Alkitab punya catatan tentang apa yang Tuhan firmankan dan lakukan di Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Saat aku bertanya apakah firman baru yang diungkapkan Tuhan saat Dia datang kembali bisa ada di dalam Alkitab sebelumnya, dia tersenyum dan berkata, "Kini aku mengerti. Firman Tuhan saat Dia datang kembali tidak ada dalam Alkitab, dan Tuhan bisa mengucapkan firman di luar Alkitab." Dia sangat tersentuh dan berkata orang-orang tidak cukup memahami Tuhan. Dia ingin membaca lebih banyak firman Tuhan dan lebih memahami Dia.

Aku juga senang melihat Teresa siap menerima bahwa Tuhan akan datang kembali dan berfirman lagi. Jadi, aku bertanya kepadanya, "Karena Tuhan akan datang kembali dan berfirman lagi, menurutmu media apa yang akan Dia gunakan untuk perkataan-Nya?" Dia berkata, "Melalui Roh." Aku memberi tahu dia bahwa aku dahulu juga berpikir begitu, tetapi aku menyelidiki Kitab Suci dengan saudara-saudari dan melihat kitab itu berkata: "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24-25). Ada juga "Dan sama seperti di zaman Nuh, begitu juga kelak di hari-hari Anak Manusia" (Lukas 17:26), dan "Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" (Matius 24:44). Aku berkata, "Ayat-ayat ini menyebutkan bahwa Tuhan akan datang kembali sebagai 'Anak manusia'. Anak manusia berarti Dia lahir dari manusia dan punya kemanusiaan yang normal. Dia tidak akan disebut demikian jika Dia dalam wujud spiritual. Tuhan Yahweh menggunakan wujud rohani, jadi Dia tidak disebut demikian. Itu berarti Tuhan datang kembali dalam daging pada akhir zaman. Jika Dia datang dalam tubuh rohani yang dibangkitkan, datang di atas awan, dan menampakkan diri secara terbuka kepada semua orang, semua orang akan bersujud, gemetar ketakutan, dan tidak seorang pun berani menolak-Nya. Lalu, bagaimana firman Tuhan 'pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini' tergenapi?" Sepertinya Teresa memikirkan sesuatu, jadi aku bertanya, "Kenapa Tuhan memutuskan untuk datang dalam daging pada akhir zaman dan bukan sebagai Roh?" Dia menggelengkan kepala. Aku berkata, "Orang tidak bisa melihat atau menyentuh Tuhan dalam wujud rohani. Jika tubuh rohani tiba-tiba muncul dan berbicara, bagaimana perasaanmu?" Orang akan takut dan bingung. Apakah Tuhan ingin semua orang merasa takut saat Dia berbicara kepada kita? Tentu saja tidak. Lalu, kemanusiaan yang rusak terlalu ternoda; kita tidak layak melihat Roh Tuhan. Melihat Roh Tuhan hanya akan membunuh kita. Setelah menjelaskan semua ini, aku membacakan lebih banyak firman Tuhan kepadanya. "Cara Tuhan menyelamatkan manusia tidaklah dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode Roh dan identitas Roh, karena Roh-Nya tidak dapat disentuh ataupun dilihat manusia, serta tidak dapat didekati oleh manusia. Jika Dia mencoba menyelamatkan manusia secara langsung dengan menggunakan perspektif Roh, manusia tidak akan mampu menerima keselamatan-Nya. Dan, jika bukan karena Tuhan mengenakan bentuk luar manusia ciptaan, manusia tidak akan mungkin menerima keselamatan ini. Karena manusia sama sekali tidak dapat mendekati-Nya, sama seperti tak seorang pun mampu mendekati awan Yahweh. Hanya dengan menjadi seorang manusia ciptaan, yakni memasukkan firman-Nya ke dalam daging, Dia akan menjadi manusia, dapat secara pribadi mengerjakan firman-Nya dalam diri semua orang yang mengikuti-Nya. Hanya dengan demikian, manusia dapat mendengar sendiri firman-Nya, melihat firman-Nya, menerima firman-Nya, dan kemudian melalui hal ini, sepenuhnya diselamatkan. Jika Tuhan tidak menjadi daging, tidak ada manusia daging yang akan menerima keselamatan yang demikian agung, tidak akan ada seorang pun yang akan diselamatkan. Jika Roh Tuhan bekerja secara langsung di antara manusia, manusia akan diremukkan dan ditawan sepenuhnya oleh Iblis karena manusia tidak mampu untuk berhubungan dengan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). "Inilah manfaat Tuhan menjadi daging: Dia dapat memanfaatkan pengetahuan manusia dan menggunakan bahasa manusia untuk berbicara kepada orang-orang, dan mengungkapkan kehendak-Nya. Dia menjelaskan atau 'menerjemahkan' bagi manusia bahasa ilahi-Nya yang dalam dan sukar orang pahami ke dalam bahasa manusia, melalui cara manusia. Ini membantu orang untuk memahami kehendak-Nya dan mengetahui apa yang ingin Dia lakukan. Dia juga bisa bercakap-cakap dengan orang-orang dari sudut pandang manusia, dengan menggunakan bahasa manusia, dan berkomunikasi dengan manusia dengan cara yang mereka pahami. Dia bahkan dapat berbicara dan bekerja dengan menggunakan bahasa dan pengetahuan manusia sehingga orang dapat merasakan kebaikan dan kedekatan Tuhan, sehingga mereka dapat memahami isi hati-Nya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"). Lalu, aku melanjutkan persekutuanku: "Tuhan memutuskan datang dalam daging dan menjalani kehidupan nyata di antara kita agar bisa lebih dekat dengan kita dan memberi kita kebenaran untuk menyelamatkan kita. Seperti orang tua kepada anaknya. Apakah orang tua ingin anaknya takut setiap kali melihat mereka?" Tentu saja tidak. Jadi, aku katakan kepadanya, "Orang tua tidak akan pernah ingin anaknya takut, bersembunyi setiap kali melihat mereka, lalu bagaimana dengan Tuhan? Jika Tuhan hanya bicara dari surga, kita akan takut dan menjauh dari-Nya. Tuhan tidak ingin kita menjauh, merasa Dia sulit didekati, jadi kedatangan Tuhan kembali akan seperti saat Tuhan Yesus datang. Dia datang dalam daging, sebagai Anak manusia biasa yang normal, makan dan bicara dengan murid-murid-Nya, serta selalu membantu menyelesaikan masalah dan kebingungan mereka. Melihat Tuhan sungguhan yang hidup, benar-benar hidup di antara manusia membantu kita merasa lebih dekat dengan Tuhan. Juga, Tuhan bisa menggunakan bahasa kita untuk mengungkapkan kebenaran, membekali dan memelihara kita. Dia bisa menggunakan contoh dan analogi agar kita bisa memahami kehendak-Nya dengan lebih baik, lalu kita akan lebih mudah memahami dan masuk ke dalam kebenaran. Kasih Tuhan kepada kita begitu nyata, sangat berharga! Dengan menjadi daging, Tuhan menanggung penghinaan dan penderitaan sangat besar untuk berfirman dan bekerja agar kita memahami kebenaran, dibebaskan dari dosa, dan diselamatkan sepenuhnya. Ini penyelamatan terbesar-Nya bagi umat manusia yang rusak." Pada titik ini, Teresa meneteskan air mata. Dia berkata, "Kini aku mengerti. Tuhan datang kembali dalam wujud inkarnasi. Aku juga ingin Tuhan datang di antara kita dalam daging. Dia sangat mengasihi kita. Kita tidak pantas mendapatkan itu ..." Aku sangat tersentuh melihat betapa terharunya Teresa dan teringat sesuatu yang Tuhan firmankan: "Apakah engkau mampu menyampaikan tentang watak yang diungkapkan Tuhan di setiap zaman dengan cara yang konkret, dengan bahasa yang secara tepat menjelaskan makna penting zaman tersebut? Apakah engkau, yang mengalami pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, mampu menjelaskan watak benar Tuhan secara rinci? Dapatkah engkau bersaksi tentang watak Tuhan dengan jelas dan akurat? Bagaimana engkau akan menyampaikan apa yang telah engkau lihat dan alami kepada orang-orang percaya agamawi yang taat, malang, dan menyedihkan, yang lapar dan haus akan kebenaran dan yang sedang menantikanmu untuk menggembalakan mereka?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). "Untuk memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, engkau harus mengandalkan pengalamanmu, pengetahuanmu, dan harga yang sudah engkau bayar. Hanya dengan demikianlah engkau dapat memuaskan kehendak-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Aku merenungkan saat aku membagikan Injil. Seringnya aku hanya berbagi teori dengan orang-orang dan tidak pernah berpikir apa aku punya pemahaman yang tulus tentang Tuhan, apa aku bisa membagikan kesaksian dari pengalaman nyata pribadiku. Pengalaman ini menunjukkan kepadaku membagikan Injil bukan hanya bicara kepada orang lain, tetapi kesempatan bagiku untuk lebih mengenal Tuhan. Aku juga bisa merasakan kasih Tuhan melalui persekutuanku dengan Teresa. Jika Dia tidak datang untuk bekerja dan bicara dalam daging, tidak mungkin kita bisa memahami kebenaran atau watak rusak kita ditahirkan. Kita hanya akan hancur dalam bencana. Makin memikirkannya, makin aku merasakan betapa besar kasih Tuhan untuk kita. Lalu, Teresa berkata, "Persekutuan hari ini sungguh baru bagiku. Aku benar-benar mendapatkan banyak dari ini."

Aku senang mendengarnya mengatakan ini dan memberitahunya, "Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan firman baru dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman untuk sepenuhnya mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia. Ini menggenapi nubuat alkitabiah, termasuk 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17), dan 'Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, tetapi telah menyerahkan seluruh penghakiman itu kepada Anak' (Yohanes 5:22)." Teresa sangat senang mendengar Tuhan telah datang kembali, tetapi dia juga bingung. Dia bertanya kepadaku, "Tuhan Yesus sudah mengampuni dosa-dosa kita saat Dia disalibkan. Kenapa Tuhan perlu datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelamatkan manusia pada akhir zaman?" Aku membacakan beberapa firman Tuhan untuknya. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). Setelah membaca firman Tuhan, aku berkata, "Tuhan Yesus memang sudah menebus kita. Apa yang dicapai oleh penebusan ini? Kita ditebus dari dosa agar tidak lagi dihukum karena melanggar hukum. Inilah yang dicapai oleh pekerjaan penebusan Tuhan Yesus. Dosa-dosa kita diampuni melalui iman kepada Tuhan, tetapi kita tetap tidak bisa menahan diri berbohong dan berbuat dosa sepanjang waktu. Kita hidup dalam lingkaran iblis berdosa saat siang, mengaku saat malam, tidak pernah bisa lepas dari belenggu dosa. Kenapa ini terjadi? Itu karena kita belum menyingkirkan natur berdosa kita. Natur berdosa ini seperti tumor ganas jauh di dalam diri kita. Jika tidak dihilangkan, kita bisa diampuni seribu, sepuluh ribu kali, tetapi tidak akan pernah bisa lepas dari dosa atau layak untuk kerajaan. Inilah sebabnya Tuhan perlu datang kembali dan melakukan pekerjaan penghakiman. Pekerjaan penghakiman itu adalah untuk menyelesaikan natur berdosa kita agar bisa sepenuhnya bebas dari belenggu dosa serta disucikan dan sepenuhnya diselamatkan."

Teresa sangat senang mendengar ini dan berkata, "Bisakah kau menjelaskan tentang pekerjaan penghakiman? Bagaimana Tuhan melakukan penghakiman ini untuk menyelamatkan kita dari dosa?" Aku membacakan sebuah kutipan firman Tuhan untuknya. "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Setelah membaca, aku berkata, "Pada akhir zaman, Tuhan melakukan penghakiman-Nya dengan firman untuk mengungkap natur iblis manusia yang menentang Tuhan. Ini menyingkap semua pengungkapan watak iblis dan penentangan kita terhadap Tuhan agar kita tahu kebenaran tentang seberapa dalam Iblis telah merusak kita seraya melihat watak Tuhan yang kudus dan benar. Dengan dihakimi, dihajar, dipangkas dan ditangani dengan firman Tuhan, kita melihat semua watak iblis yang kita perlihatkan, seperti congkak, curang, egois, dan serakah. Kita mungkin bisa berkorban untuk Tuhan, tetapi saat terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, seperti sakit atau menghadapi bencana, kita salah paham dan menyalahkan Tuhan. Penghakiman ini satu-satunya cara agar kita tahu bahwa meskipun kita berkorban untuk Tuhan, itu hanya demi berkat dan upah, serta masuk ke kerajaan. Kita melakukan kesepakatan dengan Tuhan. Kita tidak punya ketundukan sejati kepada Tuhan, apalagi kasih sejati. Melalui penghakiman dan hajaran firman Tuhan, serta yang disingkap oleh hal-hal yang terjadi kepada kita, kita melihat kebenaran dari kerusakan kita dan kemudian membencinya. Kita juga mengalami watak Tuhan yang kudus dan benar yang tidak akan menoleransi pelanggaran serta mengembangkan rasa hormat dan ketundukan kepada Tuhan. Ini satu-satunya cara kita bisa melihat sedalam apa Iblis telah merusak kita. Tanpa penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman, kita tidak akan pernah bisa melihat kebenaran dari kerusakan kita atau dibebaskan darinya. Kita terutama tidak akan pernah punya kasih atau ketaatan kepada Tuhan. Seperti orang sakit, jika tidak tahu ada yang salah dengan mereka, mereka tidak akan berobat atau tahu perawatan apa yang mereka butuhkan, jadi mereka tidak akan pulih. Namun, jika mereka pergi ke dokter, dokter bisa memberi tahu mereka apa yang salah, apa penyebabnya, dan cara mengobatinya, lalu mereka akan pulih jika mengikuti saran dokter. Jadi, Tuhan menghakimi manusia dengan firman-Nya pada akhir zaman untuk menyelesaikan natur berdosa kita dan watak rusak iblis. Kita harus menerima penghakiman dan hajaran itu agar dibebaskan dari dosa, menyingkirkan watak rusak iblis, diselamatkan oleh Tuhan, dan masuk ke kerajaan surga." Saat itu, Teresa berkata, "Aku mengerti sekarang. Pekerjaan penghakiman adalah cara Tuhan mentahirkan dan menyelamatkan kita. Aku ingin lepas dari kehidupan berbuat dosa dan mengaku ini, jadi aku harus menerima penghakiman dan pentahiran Tuhan." Kami menonton beberapa film Injil bersama setelah itu, lalu banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Teresa memberitahuku, "Firman ini punya otoritas dan kuasa yang sangat besar. Ini mengguncang dunia. Ini suara Tuhan! Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar Yesus yang datang kembali. Dialah Tuhan yang kembali untuk menyucikan dan menyelamatkan kita!" Lalu, dia bertanya kepadaku dengan mendesak, "Bagaimana aku bisa mendapatkan salinan firman Tuhan Yang Mahakuasa? Di mana aku bisa bersekutu dengan orang percaya lain secara langsung?" Aku bilang bisa memperkenalkannya kepada anggota gereja lokal dan mengiriminya versi daring Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Dia sangat bersemangat—matanya menjadi sangat besar, lalu berkata ingin mendapatkan buku itu dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa sesegera mungkin.

Melihat betapa gembiranya dia menyambut Tuhan, aku sangat bersyukur atas pencerahan dan bimbingan Tuhan yang memungkinkan Teresa mendengar suara Tuhan dan masuk ke rumah-Nya. Dua atau tiga hari kemudian, dia memberitahuku telah memberitakan kepada teman terdekatnya bahwa Tuhan sudah datang kembali, yang memperingatkan dia agar tidak memercayainya. Pendetanya juga menelepon dan mengancamnya, berkata ini akan membuatnya dikeluarkan dari gereja. Dia berkata, "Aku yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Kristus pada akhir zaman karena firman-Nya adalah kebenaran, dan hanya Kristus yang bisa mengungkapkan kebenaran. Dia adalah Yesus yang datang kembali. Aku tidak akan terpengaruh oleh temanku, dan pendeta tidak bisa menghentikanku." Dia juga berkata, "Aku telah mencari gereja sungguhan selama bertahun-tahun, tetapi selalu kecewa. Tak satu pun dari mereka yang memelihara, dan makin banyak anggota yang mengikuti tren duniawi. Aku merasa tidak berdaya. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak pernah bermimpi akan mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Aku akhirnya menemukan gereja Tuhan." Dia benar-benar emosional dan aku bisa melihat air mata di matanya—dia terlihat penuh harapan. Aku sangat tersentuh. Aku melihat saat salah satu domba Tuhan mendengar suara-Nya, mereka akan mengikuti-Nya dan mempertahankan iman mereka bagaimanapun Iblis campur tangan. Namun, teringat bagaimana aku berkecil hati dan ingin menyerah saat menemui jalan buntu, aku juga siap untuk meninggalkan dia, hampir menyerah untuk berbagi kesaksian dengannya tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku dipenuhi penyesalan dan rasa bersalah. Aku juga melihat hanya Tuhan yang benar-benar mengasihi dan memedulikan kita, karena saat hendak menyerah, firman Tuhan mencerahkan dan membimbingku tepat pada waktunya, agar aku bisa melihat pemberontakanku dan memahami urgensi kehendak Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Lalu, aku bisa bekerja bersama Tuhan sedikit demi sedikit untuk memberi kesaksian kepada Teresa tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.

Ini juga pengalaman yang mendalam bagiku bahwa membagikan Injil membantu menyelamatkan orang. Menggunakan perasaan dan pengalaman kehidupan nyata untuk menjadi saksi pekerjaan Tuhan, membawa seseorang yang merindukan kedatangan Tuhan, yang ada di dunia kegelapan, ke rumah Tuhan. Tidak ada yang lebih bermakna. Aku juga melihat sukacita dan emosi seseorang yang benar-benar merindukan kedatangan Tuhan kembali saat mereka mendengar suara-Nya dan menyambut-Nya. Lalu, aku bisa merasakan bagaimana Tuhan berharap lebih banyak orang percaya sejati akan datang ke hadapan-Nya dan menerima penyelamatan-Nya. Ada begitu banyak orang di dunia hidup dalam kegelapan, merindukan kedatangan Tuhan. Tuhan dipenuhi kesedihan dan mengkhawatirkan mereka. Jadi, aku makin merasa membagikan Injil adalah tanggung jawabku, panggilanku. Aku juga bersumpah demi Tuhan bahwa apa pun rintangan yang kutemui, aku akan bersandar kepada-Nya dan melakukan tugasku membagikan Injil. Aku akan membagikan kesaksian berdasarkan pemahamanku sesungguhnya tentang Tuhan dan membawa domba-domba-Nya ke hadapan-Nya, agar mereka bisa segera menerima kasih karunia penyelamatan-Nya pada akhir zaman.

Selanjutnya: Jalan Penginjilan

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait