Menyebarkan Injil Selama Pandemi
Suatu hari di bulan Mei 2023, Saudari Zhao Fei mengajakku untuk menyebarkan Injil akhir zaman Tuhan kepada seseorang yang percaya Tuhan bersama dengannya. Nama orang percaya itu adalah Li Hao. Dia sebelumnya memimpin pertemuan pemuda di sebuah gereja, tetapi kehadiran di gereja menurun beberapa tahun terakhir, dan orang-orang muda terpikat oleh pesona harta benda dan uang, mengikuti tren-tren duniawi. Hanya tersisa para lansia sebagai orang percaya di gereja tersebut. Iman Li Hao mulai pudar; dia tak lagi menghadiri pertemuan dan hanya membaca Alkitab di rumah. Dia tahu bahwa meningkatnya frekuensi bencana jelas merupakan tanda bahwa Tuhan akan segera datang, dan dia terus menantikan kedatangan-Nya kembali. Menyadari bahwa Li Hao adalah orang percaya sejati dan mendambakan kembalinya Tuhan, aku makin bersemangat menyebarkan Injil kepadanya.
Saat bertemu, kami membahas pengalaman kami dalam iman dan harapan kami dalam kepercayaan kami. Kami juga berbincang tentang berbagai fenomena jahat dan gelap di dunia saat ini, kerusakan dan kemerosotan umat manusia, apa yang akan terjadi pada umat manusia tanpa keselamatan dari Tuhan, dll. Li Hao setuju dan mengatakan, "Orang-orang sekarang ini benar-benar terlalu rusak dan akan melakukan apa saja demi keuntungan dan hasil. Jika Tuhan tidak datang untuk menyelamatkan umat manusia, mereka akan binasa." Sesudah itu, aku memberi kesaksian kepadanya tentang tiga tahap pekerjaan Tuhan. Aku berbicara tentang bagaimana di akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang makin sering berbuat dosa, tidak memiliki cukup korban penghapus dosa untuk dipersembahkan, dan semuanya terancam dihukum serta dikutuk oleh hukum. Tuhan kemudian berinkarnasi untuk melaksanakan pekerjaan penebusan di Zaman Kasih Karunia. Tuhan Yesus disalibkan sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia, menebus manusia dari cengkeraman Iblis dan memastikan bahwa mereka mampu bertahan hidup. Kami juga berbicara tentang bagaimana meskipun orang-orang diampuni dosanya sebagai orang percaya, serta menikmati banyak berkat dan kasih karunia, tak ada yang bisa menyangkal bahwa mereka belum terbebas dari belenggu dosa, dan semua hidup dalam siklus berbuat dosa-lalu-mengaku dosa terus menerus, tidak mampu menerapkan firman Tuhan. Ketidakmampuan mereka untuk bersabar dan bersikap toleran terhadap orang lain, kebohongan, kecurangan, keegoisan, kejahatan dan keserakahan mereka—kerusakan ini tidak mampu mereka singkirkan. Saudara-saudari saling iri dan bersaing, membentuk kelompok-kelompok kecil, dan ketika menyangkut keuntungan pribadi, mereka menilai di belakang satu sama lain dan saling menyerang. Tuhan berfirman: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). "Bisakah orang yang penuh kerusakan memasuki kerajaan surga?" tanyaku. Li Hao berkata, "Orang yang tidak murni tidak bisa masuk kerajaan surga, tetapi bagaimana kita bisa menjadi murni?" Aku menjawab, berkata, "Kita tidak bisa menyucikan diri sendiri, kita harus diselamatkan oleh Tuhan. Jika Tuhan tidak datang untuk menyelamatkan kita, kita tidak akan terbebas dari dosa dengan usaha kita sendiri. Dengan percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni, tetapi natur dosa kita masih berakar kuat di dalam diri kita. Jika kita tidak menyelesaikan akar masalahnya, kita akan terus berbuat dosa, seperti lalang yang tumbuh kembali setelah dipotong. Ini menunjukkan bahwa kita masih hidup di bawah kuasa Iblis dan belum benar-benar didapatkan oleh Tuhan. Agar dapat sepenuhnya menyelamatkan umat manusia dari dosa, melepaskan mereka dari cengkeraman pengaruh gelap Iblis, dan memungkinkan mereka diselamatkan serta masuk kerajaan surga, Tuhan Yesus telah kembali pada akhir zaman untuk melaksanakan pekerjaan penghakiman dan penyucian melalui firman berdasarkan pekerjaan penebusan. Dia mengungkapkan kebenaran untuk menyingkapkan serta menghakimi akar penyebab dosa manusia—watak dan esensi manusia yang rusak. Hanya melalui penghakiman dari firman-Nya, kita menyadari bahwa kita sudah dirusak terlalu dalam oleh Iblis dan kehilangan rupa manusia, dan baru kemudian kita mulai membenci serta memberontak terhadap diri kita sendiri, dan menjadi bersedia mengejar kebenaran, berusaha hidup dalam rupa manusia sejati dan diselamatkan. Ini menggenapi firman Tuhan: 'Masih ada banyak hal lain yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak dapat menanggungnya saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13)." Li Hao kemudian berkata, "Aku mengerti, kita tidak membuang dosa hanya dengan percaya kepada Tuhan, dan belum layak untuk masuk ke kerajaan surga. Kita masih perlu menerima penghakiman dan keselamatan dari Tuhan agar kita dapat disucikan." Kukatakan padanya, "Ya, untuk menyelamatkan umat manusia, Tuhan telah melaksanakan tiga tahap pekerjaan di Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan. Seperti dalam bertani, di mana orang harus membajak, menanam, dan memanen, pekerjaan itu baru selesai setelah tiga tahap dan tidak satu pun boleh dilewatkan. Ditebus oleh Tuhan Yesus saja tidak cukup. Hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman di akhir zaman, watak rusak kita dapat dibersihkan, sehingga kita bisa bertahan hidup dan masuk ke kerajaan Tuhan." Kami juga memberi kesaksian kepadanya tentang bagaimana ketiga tahap pekerjaan itu dilakukan oleh Tuhan yang sama, masing-masing tahap membangun dan memperdalam pekerjaan di tahap sebelumnya, dan semuanya bertujuan menyelamatkan manusia serta menuntunnya ke dalam kerajaan Tuhan. Li Hao memahami semua ini dan dengan semangat berkata, "Tuhan Yesus telah kembali untuk menyelamatkan kita? Kabar yang luar biasa!"
Suatu malam, beberapa hari kemudian, kami mengunjungi Li Hao di rumahnya sekali lagi. Namun begitu kami masuk, dia terlihat panik dan berkata kepada kami, "Kalian harus pergi sekarang juga. Aku tidak bisa menerima kalian di sini!" Aku bingung dan lantas bertanya padanya apa yang terjadi. Dia menjawab dengan cemas, "Aku terkena COVID, aku belum bisa makan apa pun, aku menderita diare dan merasa lemas. Rasanya aku tidak akan bertahan lebih lama lagi. Kalian harus pergi sekarang juga, aku tidak mau menulari kalian." Ketika aku melihat betapa kurus dan lemahnya dia, aku ingin tinggal di sana dan bersekutu dengannya tentang bagaimana menghadapi situasi ini, tetapi aku juga khawatir jika aku tinggal di sana, aku bisa tertular. Banyak orang telah meninggal karena COVID belakangan ini dan aku takut tertular jika melakukan kontak erat dengannya. Haruskah aku tinggal di sini atau pergi? Aku tidak bisa mengambil keputusan. Aku berdoa dalam hati kepada Tuhan dan mengingat satu bagian firman-Nya. "Tuhan menciptakan segala sesuatu, dan setelah menciptakan segala sesuatu, Dia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu. Selain memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, Dia juga mengendalikan segala sesuatu. Apa artinya gagasan bahwa 'Tuhan mengendalikan segala sesuatu'? Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Bagaimana hal ini berlaku dalam kehidupan nyata? Bagaimana memahami fakta bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu dapat menuntun pada pemahaman tentang otoritas-Nya? Dari frasa 'Tuhan mengendalikan segala sesuatu' itu sendiri, kita seharusnya melihat bahwa yang Tuhan kendalikan bukanlah sebagian dari planet atau sebagian dari ciptaan, apalagi sebagian dari umat manusia, melainkan segala sesuatu: dari yang berukuran raksasa sampai yang mikroskopis, dari yang kelihatan sampai yang tak kelihatan, dari bintang-bintang di jagat raya sampai makhluk hidup di bumi, juga mikroorganisme yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang dan wujud yang hadir dalam bentuk-bentuk lain. Inilah definisi yang tepat dari 'segala sesuatu' yang Tuhan 'kendalikan'; inilah cakupan otoritas-Nya, jangkauan kedaulatan dan kekuasaan-Nya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"). Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, temasuk wabah dan virus. Mengingat bahwa Li Hao adalah orang percaya sejati serta memiliki pemahaman yang murni dan tidak tercemar, aku harus memberikan kesaksian tentang firman Tuhan kepadanya saat dia menderita COVID. Firman Tuhan adalah kebenaran, jalan, dan kehidupan. Hanya dengan firman Tuhanlah kita dapat menemukan dukungan yang tepat. Tanpa firman-Nya, Li Hao tidak akan tahu bagaimana menjalaninya dan akan tersesat dalam bencana. Soal apakah aku tertular atau tidak, itu terserah Tuhan. Bahkan jika aku tertular, aku tidak akan mati tanpa seizin Tuhan. Hidupku ada di tangan Tuhan, dan bahkan jika aku harus terkena COVID agar saudari ini bisa menerima jalan yang benar, aku akan tunduk. Aku berkata kepada Li Hao, "Jangan khawatir, Tuhan berdaulat atas segala sesuatu. Yang terpenting sekarang adalah kita harus mengandalkan Tuhan dan membaca firman-Nya. Tidak ada yang mampu menyelamatkan kita selain Tuhan." Aku bersekutu dengannya tentang otoritas Tuhan dan bahkan pandemi serta mikroorganisme pun berada di bawah kekuasaan Tuhan, dan bagaimana Iblis tidak dapat menyakiti hidup kita tanpa izin Tuhan. Tuhan berfirman: "Tanpa izin Tuhan, sulit bagi Iblis untuk menyentuh bahkan setetes air pun atau butiran pasir di atas tanah; tanpa izin Tuhan, Iblis bahkan tidak bebas untuk memindahkan semut di atas tanah, apalagi umat manusia, yang diciptakan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"). Setelah mendengarkan persekutuanku, dia mengajak kami masuk.
Kami melanjutkan persekutuan bersamanya, berkata, "Tuhan Yesus telah menubuatkan dalam Alkitab bahwa akan terjadi bencana besar pada saat kedatangan-Nya. Kitab Wahyu juga menubuatkan bahwa akan terjadi bencana besar di akhir zaman. Sekarang bencana-bencana itu telah menjadi makin besar, apa maksud Tuhan?" Li Hao menjawab, berkata, "Kiamat akan datang dan Tuhan akan memusnahkan umat manusia." Aku berkata, "Apakah satu-satunya tujuan bencana adalah memusnahkan umat manusia? Mari kita lihat apa yang dikatakan firman Tuhan tentang hal ini. Tuhan berfirman: 'Tuhan menggunakan peristiwa-peristiwa terkini di seluruh dunia sebagai kesempatan untuk membuat manusia merasa panik, mendorong mereka untuk mencari Tuhan sehingga mereka dapat berhamburan datang kembali ke hadapan-Nya. Dengan demikian, Tuhan berkata, "Inilah salah satu cara-Ku bekerja, dan tanpa keraguan merupakan tindakan penyelamatan bagi umat manusia, dan apa yang Kulakukan terhadap mereka tetaplah merupakan bentuk kasih sayang."' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penafsiran Rahasia 'Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta', Bab 10"). Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan menggunakan bencana untuk membuat orang mencari jalan yang benar dan menunjukkan kepada mereka bahwa Dia telah datang sehingga mereka bisa bangun dan segera menyambut Tuhan. Bagi pelaku kejahatan, bencana adalah hukuman dan pemusnahan, tetapi bagi orang percaya sejati yang mau mencari, bencana adalah peringatan dan keselamatan." Li Hao menjawab, "Aku mengerti. Orang-orang hanya akan mencari Tuhan ketika menghadapi kesulitan. Maksud baik Tuhan tercermin dalam semua ini!" Aku berkata, "Ya, tetapi ketika banyak orang di dunia agamawi mendengar tentang kedatangan Tuhan kembali, mereka tidak fokus mencari, berpikir bahkan jika bencana besar datang, Tuhan akan melindungi mereka, dan mereka akan terhindar dari bencana tersebut. Mereka berpikir bahwa begitu Tuhan datang, mereka akan langsung diangkat ke kerajaan surga. Semua ini adalah gagasan dan imajinasi mereka. Tuhan telah melakukan pekerjaan penghakiman mulai dari rumah Tuhan. Bisakah orang benar-benar menyambut Tuhan jika dia hanya menunggu di gereja? Ini seperti bagaimana ketika Tuhan Yesus datang, banyak orang hanya tinggal di bait suci, menyembah Yahweh dan tidak pergi mendengarkan khotbah Tuhan Yesus. Lantas, bagaimana mereka bisa memperoleh jalan pertobatan dan kasih karunia Tuhan? Pada saat itu, Tuhan Yesus tidak bekerja di bait suci. Dia menyampaikan khotbah-Nya kepada para pengikut di puncak gunung dan padang belantara. Selain Petrus, Yohanes, dan beberapa orang lainnya yang mengikuti Tuhan pada saat itu, sebagian besar orang yang ada di bait suci mengikuti para imam kepala dan orang Farisi dalam menentang serta mengutuk Tuhan Yesus. Mereka semua telah ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan dan pada akhirnya menghadapi hukuman serta kutukan-Nya. Hal yang sama sedang terjadi sekarang. Saat Tuhan Yang Mahakuasa melaksanakan pekerjaan penghakiman di akhir zaman, ada banyak orang di dunia agamawi yang mendengar firman Tuhan Yang Mahakuasa tetapi tidak mencari atau menyambut Tuhan. Ada yang bahkan bekerja keras untuk menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka percaya kepada Tuhan tapi tidak mendengarkan suara Tuhan dan menerima kebenaran, tetapi mereka masih ingin masuk surga. Mereka pasti sedang bermimpi. Bencana menjadi makin dahsyat, dan jika kita tidak segera bertobat, kita akan berakhir binasa dalam bencana itu sama seperti orang-orang yang tidak percaya. Gerbang kasih karunia akan segera ditutup, tetapi Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bertobat. Semua orang yang menyambut Tuhan dan menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman serta dibersihkan dari watak rusak mereka akan dilindungi Tuhan selama bencana." Kami kemudian menonton beberapa video kesaksian Injil yang memperlihatkan bagaimana saudara-saudari mencari dan mendengarkan suara Tuhan serta menyambut Tuhan. Meskipun sangat lemah dan sakit, Li Hao terpaku pada layar dan bersedia untuk terus menyelidiki. Setelah bersekutu dengannya hari itu, aku merasa bahwa berapa pun harga yang harus kubayar untuk menyebarkan Injil padanya itu sepadan.
Beberapa hari kemudian, saat tiba waktunya untuk bersekutu lagi dengan Li Hao, Zhao Fei memberitahuku bahwa Li Hao dan suaminya sama-sama sakit parah serta diinfus, dan bahwa suami Li Hao mengetahui bahwa kami menyebarkan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman serta melarang Li Hao menerimanya. Dia juga keluar di muka umum dan memberi tahu beberapa tetangga bahwa kami telah menyebarkan COVID kepada mereka. Begitu mendengarnya, aku berpikir, "Bagaimana dia bisa mengatakan ini? Aku tidak terkena COVID, jadi bagaimana mungkin aku menyebarkannya kepada mereka? Li Hao waktu itu sakit parah, tetapi aku tidak tertular olehnya, dan sekarang suaminya mengatakan ini. Ini jelas-jelas bohong, tuduhan yang tidak berdasar!" Aku juga berpikir, "Sekarang setelah suami Li Hao mengatakan bahwa aku menyebarkan COVID kepada mereka, apakah penduduk desa lainnya akan melaporkanku ke polisi dan menangkapku jika mereka melihatku? Aku sudah pernah ditangkap sekali karena menyebarkan Injil, jadi apakah PKT akan bersikap lunak kepadaku jika aku ditangkap lagi?" Setelah mempertimbangkan semua itu, aku tidak merasa yakin untuk menyebarkan Injil kepada Li Hao dan aku memberi tahu Zhao Fei bahwa aku akan memantau situasinya dan pergi ketika aku bisa. Namun, setelah itu, aku merasa bersalah, berpikir, "Li Hao belum membaca banyak firman Tuhan. Apa yang akan terjadi jika dia dibuat percaya pada rumor-rumor itu? Mengingat bahwa dia masih belum pulih, dia membutuhkan persekutuan, dukungan, serta perlu makan dan minum firman Tuhan lebih dari sebelumnya. Tidak tepat jika aku tidak pergi, tetapi bagaimana aku harus melakukan ini?" Kemudian, aku melihat suatu bagian firman Tuhan ini: "Saat menyebarkan Injil, orang akan sering menghadapi ejekan, cemooh, hinaan, dan fitnah, atau mendapati diri mereka berada dalam keadaan berbahaya. Sebagai contoh, ada saudara-saudari yang ditolak atau diculik oleh orang jahat, dan ada yang dilaporkan ke polisi, lalu diserahkan kepada pemerintah. Ada yang mungkin ditangkap dan dipenjara, bahkan ada yang dipukuli sampai mati. Semua ini adalah hal-hal yang terjadi. Namun sekarang, setelah kita mengetahui hal-hal ini, haruskah kita mengubah sikap kita terhadap pekerjaan menyebarkan Injil? (Tidak.) Menyebarkan Injil adalah tanggung jawab dan kewajiban semua orang. Kapan pun itu, apa pun yang kita dengar, atau apa pun yang kita lihat, atau perlakuan seperti apa pun yang kita hadapi, kita harus selalu menjunjung tinggi tanggung jawab untuk menyebarkan Injil ini. Dalam keadaan apa pun kita tidak boleh menyerah dalam melaksanakan tugas ini karena hal-hal negatif atau kelemahan. Tugas menyebarkan Injil bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi penuh dengan bahaya. Ketika engkau semua menyebarkan Injil, engkau tidak akan berhadapan dengan para malaikat, atau makhluk ruang angkasa, atau robot. Engkau semua hanya akan menghadapi manusia yang jahat dan rusak, setan-setan yang hidup, binatang buas—mereka semua adalah manusia yang bertahan hidup di alam semesta yang jahat ini, di dunia yang jahat ini, yang telah dirusak sedemikian dalam oleh Iblis, dan menentang Tuhan. Oleh karena itu, selama proses menyebarkan Injil, tentunya akan ada berbagai macam bahaya, apalagi fitnahan yang picik, ejekan, dan kesalahpahaman, yang biasa terjadi. Jika engkau sungguh-sungguh menganggap menyebarkan Injil sebagai suatu tanggung jawab, sebagai suatu kewajiban, dan sebagai tugasmu, maka engkau akan mampu memandang hal-hal ini dengan benar dan bahkan menanganinya dengan tepat. Engkau tidak akan melepaskan tanggung jawab dan kewajibanmu, engkau juga tidak akan menyimpang dari niat awalmu untuk menyebarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan karena hal-hal ini, dan engkau tidak akan pernah mengesampingkan tanggung jawab ini, karena ini adalah tugasmu. Bagaimana seharusnya tugas ini dipahami? Pahamilah tugas ini sebagai nilai dan kewajiban utama hidup manusia. Menyebarkan kabar baik tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan Injil tentang pekerjaan Tuhan adalah nilai hidup manusia" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan"). Firman Tuhan membuatku menyadari bahwa jalan yang benar selalu dianiaya. Akan selalu ada bahaya dan kesulitan ketika menyebarkan Injil. Ketika murid-murid Tuhan Yesus menyebarkan Injil-Nya, ada yang dirajam sampai mati, dan ada yang dipotong dengan gergaji, ada yang dicabik-cabik oleh kuda sementara yang lain disalibkan. Mereka telah mati dengan segala cara yang mengerikan, tetapi mereka memberikan kesaksian tentang Tuhan dan mempermalukan Iblis. Di akhir zaman, Tuhan telah berinkarnasi kembali dan datang di antara manusia untuk menyelamatkan umat manusia, menyatakan kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan manusia. Iblis tidak senang melihat semua orang mengikuti Tuhan dan diselamatkan, jadi Iblis bekerja keras untuk menghalangi dan mengganggu pekerjaan Tuhan. Tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh dunia agamawi juga berusaha menentang pekerjaan Tuhan, dan merekayasa segala macam rumor untuk memfitnah serta mengutuk Tuhan. Selain itu, keluarga dan tetangga kami, yang terpengaruh oleh perkataan setan dari rezim Iblis, menyangkal dan menentang Tuhan, mengejek serta memfitnah kami, dan beberapa dari mereka bahkan melaporkan kami agar kami ditangkap. Ini semua merupakan rintangan besar dalam menyebarkan Injil. Contohnya adalah suami Li Hao, dia telah mendengar rumor yang disebarkan PKT dan tidak mengizinkan kami menyebarkan Injil kepada istrinya. Karena khawatir akan dilaporkan dan ditangkap, aku tidak berani menyebarkan Injil kepada Li Hao. Aku melihat bahwa aku gentar menghadapi kesulitan dan tidak memperhatikan maksud Tuhan. Aku hanya khawatir tentang melindungi diri sendiri, tidak menunjukkan tanggung jawab atas kehidupan Li Hao dan tidak melaksanakan tugasku dengan sungguh-sungguh. Bukankah aku telah kehilangan fungsiku sebagai makhluk ciptaan? Menyebarkan Injil adalah kewajiban dan misiku. Hidup untuk memberikan kesaksian tentang Sang Pencipta adalah pengejaran yang paling berarti. Betapa pun sulitnya, aku tidak dapat meninggalkan tugasku. Aku harus mengandalkan Tuhan untuk menemukan cara agar Li Hao membaca firman Tuhan. Aku berdoa kepada Tuhan, meminta-Nya untuk membimbingku dan memberiku kecerdasan serta hikmat, agar aku dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Setelah berdoa, aku menyadari bahwa meskipun aku tidak dapat pergi ke rumah Li Hao, aku bisa menuliskan firman Tuhan dan meminta orang lain untuk menyampaikannya kepada Li Hao.
Tidak lama kemudian, aku mengatakan bahwa aku ingin mengunjungi Li Hao, tetapi Zhao Fei memberitahuku dengan panik, "COVID sedang parah sekali sekarang, empat anggota keluarga Li Hao telah meninggal berturut-turut dan ibunya sendiri juga telah meninggal. Li Hao tidak ingin bertemu siapa pun saat ini." Aku tidak tahu harus berbuat apa pada saat itu. Bukan hanya suami Li Hao yang tidak mengizinkanku untuk pergi ke rumah mereka, Li Hao sendiri tidak mau bertemu denganku. Apa yang harus kulakukan? Ditambah lagi, dengan COVID yang separah itu, aku takut akan dilaporkan oleh warga desa, jadi mengurungkan niat untuk pergi. Beberapa hari kemudian, aku menemukan sebuah artikel kesaksian pengalaman yang berjudul "Hari-hariku Memberitakan Injil di Garis Depan" yang memberikan dampak yang mendalam bagiku. Tidak lama setelah saudara tersebut, si penulis artikel, menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, dia mempertaruhkan nyawanya untuk menyebarkan Injil di sebuah desa di garis depan perang. Meskipun sempat menunjukkan kelemahan ketika menghadapi bahaya, saudara itu mengandalkan Tuhan untuk terus menyebarkan Injil. Melalui pengalaman itu, dia menyaksikan perlindungan Tuhan dan perbuatan-Nya dalam membawa begitu banyak orang kembali kepada-Nya. Aku merasa malu ketika membandingkan pengalamanku dengan pengalaman saudara itu. Meskipun sudah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan serta makan dan minum begitu banyak firman Tuhan, aku belum mampu melaksanakan tugasku untuk menyebarkan Injil. Setelah mendengar bahwa suami Li Hao berbicara dengan kasar dan melarangku pergi ke rumah mereka, dan mengetahui bahwa Li Hao sendiri tidak ingin bertemu denganku, aku tidak mau menyebarkan Injil kepadanya. Aku menyadari bahwa imanku terlalu lemah.
Aku menemukan bagian lain dari firman Tuhan: "Jadi, bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang sedang menyelidiki cara yang benar? Selama mereka sesuai dengan prinsip-prinsip rumah Tuhan dalam hal penyebaran Injil, kita berkewajiban memberitakan Injil kepada mereka; dan sekalipun sikap mereka saat ini buruk dan tidak mau menerimanya, kita harus bersabar terhadap mereka. Sampai berapa lama dan sampai sejauh mana kita harus bersabar? Sampai mereka menolakmu, tidak mengizinkanmu masuk ke rumah mereka, sampai tidak ada diskusi yang berhasil, sampai engkau tidak dapat lagi menelepon mereka, atau tidak dapat meminta orang lain untuk mengundang mereka, dan sampai mereka tidak mengakuimu. Jika inilah yang terjadi, tidak mungkin lagi untuk menyebarkan Injil kepada mereka. Pada saat itulah engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Itu berarti engkau telah melaksanakan tugasmu. Namun, selama masih ada secercah harapan, engkau harus memikirkan segala cara dan berusaha semaksimal mungkin untuk membacakan firman Tuhan dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya kepada mereka. Sebagai contoh, engkau berelasi dengan seseorang selama dua atau tiga tahun. Engkau telah berkali-kali mencoba menyebarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan kepadanya, tetapi dia tidak berniat untuk menerimanya. Namun, pemahaman orang itu cukup baik, dan dia benar-benar seorang calon penerima Injil. Apa yang harus kaulakukan? Pertama-tama, engkau sama sekali tidak boleh menyerah terhadapnya, sebaliknya engkau harus terus berinteraksi dengannya seperti biasa, terus membacakan firman Tuhan kepadanya, dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya. Jangan menyerah terhadapnya; bersabarlah sampai akhir. Mungkin suatu hari nanti, dia akan tersadar dan merasa bahwa sudah waktunya untuk menyelidiki jalan yang benar. Itulah sebabnya bersabar dan bertekun sampai akhir adalah aspek yang sangat penting dalam menyebarkan Injil. Dan mengapa melakukan hal ini? Karena ini adalah tugas makhluk ciptaan. Karena engkau berelasi dengannya, engkau berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil Tuhan kepadanya. Terdapat banyak proses di antara pertama kalinya dia mendengar firman Tuhan dan Injil sampai dia berbalik, dan ini membutuhkan waktu. Periode ini mengharuskanmu untuk bersabar dan menunggu, sampai tiba saatnya dia berbalik dan engkau membawanya ke hadapan Tuhan, kembali ke rumah-Nya. Ini adalah kewajibanmu" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan"). Melalui firman Tuhan, aku belajar bahwa selama orang mematuhi prinsip penerimaan Injil dan mampu memahami kebenaran, maka apa pun kesulitan yang mereka hadapi, seperti apa pun sikap mereka terhadap kita, kita tidak boleh meninggalkan mereka begitu saja. Kita harus melakukan apa pun yang bisa kita lakukan untuk menyebarkan Injil dengan penuh kasih kepada mereka. Inilah maksud Tuhan dan tanggung jawab kita. Li Hao benar-benar percaya kepada Tuhan, mampu memahami kebenaran, dan memiliki kemanusian yang baik, yang semuanya itu membuatnya memenuhi syarat sebagai calon penerima Injil. Hanya karena rintangan dari suaminya, kematian anggota keluarganya, dan rumor yang disebarkan oleh PKT, hatinya menjadi lemah. Aku harus berusaha sebaik mungkin untuk bersekutu dan mendukungnya. Namun, aku tidak ingin menyebarkan Injil kepadanya karena takut dilaporkan oleh suaminya. Di mana rasa tanggung jawabku? Aku memikirkan firman Tuhan: "Sangat sederhana sekarang: pandanglah diri-Ku dengan hatimu, dan rohmu akan segera tumbuh dengan kuat. Engkau akan memiliki jalan untuk kauterapkan, dan Aku akan memandu setiap langkahmu. Firman-Ku akan diungkapkan kepadamu sepanjang waktu dan di semua tempat. Di mana pun atau kapan pun, atau seburuk apa pun lingkungannya, Aku akan membuatmu mengerti dengan jelas, dan hati-Ku akan diungkapkan kepadamu jika engkau memandang-Ku dengan hatimu; dengan cara inilah, engkau akan menempuh jalan ke depan dan tidak pernah tersesat" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Firman Tuhan telah memberiku jalan penerapan. Aku harus berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam tugasku. Li Hao sakit parah, tetapi aku tetap tidak tertular COVID darinya. Dan mengenai suaminya, bukankah pikirannya juga ada di tangan Tuhan? Tanpa izin Tuhan, dia tidak bisa berbuat apa-apa kepadaku. Aku harus mengandalkan Tuhan untuk menyebarkan Injil kepada Li Hao dan memenuhi tanggung jawabku. Setelah menyadari hal ini, aku mendapatkan kembali iman dan kekuatan untuk melaksanakan tugasku.
Yang mengherankan, suami Li Hao tidak mengatakan apa-apa ketika melihat kami, dan Li Hao dengan senang hati menyambut kami masuk. Ini membuatku memikirkan firman Tuhan: "Hati dan roh manusia berada di tangan Tuhan, segala sesuatu dalam kehidupannya berada dalam pengamatan mata Tuhan. Entah engkau memercayainya atau tidak, setiap dan segala hal, apakah hidup atau mati, akan berganti, berubah, diperbarui, dan lenyap sesuai dengan pemikiran Tuhan. Begitulah cara Tuhan memimpin segala sesuatu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Alkitab juga mengatakan: "Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini" (Amsal 21:1). Itu benar sekali! Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, segala hal, hidup atau mati, semuanya ada di tangan Tuhan. Begitu aku bersedia bekerja sama, seluruh situasi berubah. Aku sangat senang, lalu aku bertanya padanya, "Apakah kau sudah membaca firman Tuhan yang kusalin untukmu?" Dia menjawab, berkata, "Ya, aku sudah membacanya. Aku benar-benar mengira bahwa aku tidak akan berhasil. Namun kemudian, aku membaca firman Tuhan: 'Firman Tuhan adalah obat yang manjur!' 'Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tabib yang mahakuasa!' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 6"). Ini memberiku iman dan kekuatan. Firman Tuhan telah menyelamatkanku." Selama pertemuan itu, aku berbicara tentang pertempuran rohani dalam konteks rumor yang disebarkan oleh naga merah yang sangat besar dan dunia agamawi. Gangguan dan penganiayaan oleh Iblis menyertai pekerjaan Tuhan, di mana pun itu. Ketika Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan-Nya, orang-orang juga menyebarkan rumor tentang Dia, mengutuk Dia, dan menyalibkan Dia. Penganiayaan terhadap Tuhan ketika Dia bekerja di akhir zaman bahkan lebih buruk. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus: "Namun, pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:25). Saat kembali pada akhir zaman untuk mengungkapkan firman-Nya dan melaksanakan pekerjaan penghakiman, Tuhan terus-menerus dianiaya oleh dunia agamawi serta pemerintahan PKT Iblis, tetapi hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan rencana jahat Iblis, dan Dia menggunakan penganiayaan oleh Iblis untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dia menyingkapkan orang percaya yang palsu dari yang sejati, dan juga menyingkapkan orang yang pengecut dan yang hanya ingin makan sampai kenyang. Orang yang memiliki iman sejati dan benar-benar mencintai kebenaran mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa dengan saksama, makan dan minum firman-Nya, serta mengejar kebenaran, tidak pernah meninggalkan jalan yang benar, apa pun kesulitan atau penganiayaan yang mereka alami, dan melalui pengalaman penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian dari firman Tuhan, mereka akhirnya membuang watak rusak mereka serta disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan. Kitab Wahyu menggambarkan mereka sebagai: "Mereka adalah orang-orang yang keluar dari sengsara besar dan telah membasuh jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba" (Wahyu 7:14). Orang-orang percaya yang palsu, pengecut, dan penakut disingkapkan serta disingkirkan. Tanpa penganiayaan dan kesukaran, mustahil untuk membedakan orang percaya yang sejati dari yang palsu. Li Hao berkata, "Tuhan sungguh bijak! Aku tidak menyadari bahwa ketika Tuhan kembali untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia memisahkan masing-masing menurut jenisnya dengan cara seperti ini."
Kami kemudian membaca beberapa bagian bersama-sama tentang pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman. Inilah salah satu bagiannya: "Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan maksud-maksud Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Setelah membaca firman Tuhan, aku bersekutu lebih banyak, "Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman. Dia telah menerangkan dengan jelas misteri rencana pengelolaan Tuhan, kisah yang mendalam dari tiga tahap pekerjaan, misteri inkarnasi, makna nama Tuhan, dll. Dia juga telah menerangkan dengan jelas bagaimana Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia, dan bagaimana seharusnya manusia berupaya agar bisa membebaskan diri dari belenggu dosa, agar diselamatkan dan memasuki kerajaan surga. Tuhan Yang Mahakuasa juga mengungkapkan akar dosa manusia, aspek-aspek yang menentang Tuhan dalam natur manusia, watak rusak manusia dan semua racun Iblis. Jika Tuhan tidak datang untuk mengungkapkan kebenaran, kita tidak akan pernah mengetahui akar kerusakan kita. Kita tidak akan pernah disucikan meskipun kita menerapkan iman dalam dunia keagamaan seumur hidup. Pekerjaan penghakiman adalah tahap terakhir pekerjaan dalam rencana pengelolaan Tuhan, pekerjaan akhir dalam penyelamatan Tuhan atas umat manusia, jadi menerima penghakiman Tuhan pada akhir zaman adalah satu-satunya cara agar umat manusia dapat mencapai penyucian, diselamatkan, dan memasuki kerajaan Tuhan. Mereka yang tidak menerima kebenaran yang diungkapkan Tuhan di akhir zaman dan bahkan menentang serta mengutuk pekerjaan Tuhan, termasuk mereka yang sudah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan tetapi masih hidup dalam dosa, dan yang watak rusaknya belum dibersihkan serta diubah, tidak akan diselamatkan dan semuanya akan dimusnahkan dalam bencana besar akhir zaman. Enam ribu tahun pekerjaan pengelolaan Tuhan akan segera berakhir, dan segala macam bencana sedang terjadi. Orang-orang yang tidak menyambut Tuhan dan tidak menerima penghakiman serta penyucian dari-Nya di akhir zaman tidak akan memiliki kesempatan untuk memasuki kerajaan Tuhan. Gerbang kasih karunia akan segera ditutup. Kita sangat beruntung telah mengikuti pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Ini adalah kasih karunia Tuhan." Li Hao dengan bersemangat menjawab, "Terima kasih kepada Tuhan karena tidak meninggalkanku dan bergerak melalui dirimu untuk menyebarkan Injil akhir zaman kepadaku sehingga aku dapat menyambut Tuhan. Aku sangat diberkati telah mengikuti pekerjaan Tuhan. Aku benar-benar harus rajin membaca firman Tuhan!"
Selama memberitakan Injil kepada Li Hao, aku melihat kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan, serta perlindungan-Nya yang luar biasa, Aku tidak terkena COVID bahkan setelah berbicara dengan Li Hao secara tatap muka selama dua jam. Ini makin menunjukkan kepadaku bahwa segala sesuatu ada di tangan Tuhan dan membuatku makin beriman dalam menyebarkan Injil!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.