Tidak Takut Akan Tuhan Adalah Jalan yang Berbahaya

12 Mei 2022

Oleh Saudari Xiao Mo, Spanyol

Mulai tahun lalu, aku bertanggung jawab untuk pekerjaan penyiraman di gereja pendatang baru. Suatu kali dalam rapat, Saudara Wang, pengawas tim Injil, memberiku beberapa umpan balik, katanya akhir-akhir ini beberapa orang percaya yang baru tidak hadiri pertemuan, ada masalah dalam penyiraman yang perlu kutangani secepatnya. Awalnya aku bisa menerima umpan baliknya. Aku mendiskusikan masalahnya dengan saudara-saudari dan mencoba semampuku untuk membuat perubahan yang perlu. Namun, setiap bulan beberapa orang percaya baru tetap meninggalkan kelompok karena berbagai alasan. Saudara Wang memberitahuku lagi aku tidak bertanggung jawab dalam tugasku, belum menangani masalah pekerjaan penyiraman. Kupikir sudah kulakukan yang terbaik untuk memperbaikinya, melakukan yang seharusnya kulakukan, jadi kenapa dia fokus kepadaku? Apakah dia mencari-cari kesalahan? Selain itu, ada banyak alasan orang percaya baru untuk tidak hadiri pertemuan. Beberapa orang masih memiliki gagasan agama, yang berarti tim Injil belum mempersekutukan kebenaran dengan jelas, jadi mengapa dia tidak merenungkan masalahnya sendiri? Jika mereka telah bersekutu dengan baik, tidak banyak dari mereka akan meninggalkan kelompok. Jadi, aku menaruh dendam terhadap Saudara Wang dan mengabaikan sarannya. Aku kaget ketika beberapa saudara-saudari tim Injil melaporkan ini kepada seorang pemimpin atasan. Aku tidak merenungkan diri ketika tahu, tapi aku khawatir setelah pemimpin mendengar itu, dia akan berpikir aku tidak melakukan pekerjaan nyata, aku pemimpin palsu. Jika itu buruk, aku bahkan mungkin diberhentikan, yang akan sangat memalukan. Bukankah itu mengadukanku kepada pemimpin? Makin kupikirkan, makin aku marah dan membenci mereka. Kemudian ketika mereka memberiku saran, aku merasa mereka mengoceh dan tidak kupedulikan.

Tidak Takut Akan Tuhan Adalah Jalan yang Berbahaya

Suatu ketika dalam perkumpulan, seorang diaken penyiraman mengajukan pendapat tertentu tentang saudara-saudari tim Injil, dan berkata terus terang mereka belum menyelesaikan gagasan agama pendatang baru, dan itu tidak bertanggung jawab. Jika persekutuan mereka jelas, orang percaya baru akan menghadiri pertemuan. Itulah yang kurasakan, jadi aku langsung menjawab, "Ya, pendatang baru itu diserahkan kepada kami untuk disiram tapi mereka masih memiliki gagasan. Bagaimana kami bisa melakukannya dengan sukses?" Setelah itu semua staf penyiraman mulai bicara satu demi satu. Aku merasa sedikit resah, bertanya-tanya apakah aku mengalihkan tanggung jawab, menghakimi orang di belakang mereka. Namun, kemudian kupikir yang kukatakan sepenuhnya tepat. Aku tidak memikirkannya lebih jauh. Suatu saat kemudian ketika sedang mendiskusikan pekerjaan dengan seorang diaken penyiraman, dia tiba-tiba berkata dia harus pergi, karena seorang saudara tim Injil ingin mengatur beberapa materi bersama. Aku berpikir anggota tim Injil selalu mengatakan kami bermasalah, jadi mengapa mereka membutuhkan bantuan bahkan untuk mengatur dokumen? Aku bilang, "Dia tidak bisa lakukan sendiri? Kenapa membutuhkanmu untuk semuanya? Engkau punya pekerjaan sendiri. Jika dia tidak bisa lakukan sendiri, berarti dia tidak kompeten." Hatiku berdebar setelah mengatakan itu: Mengapa aku mengatakan itu? Saudara itu perlu bantuan dengan dokumen agar pertemuan akan efektif. Itu normal. Aku menghasut masalah antara saudara-saudari. Bukankah itu mengganggu pekerjaan rumah Tuhan? Aku segera mengoreksi diri, berkata, "Silakan." Namun, memikirkannya setelah kejadian itu, aku agak gugup, jadi aku berdoa agar Tuhan membimbingku mengenal diriku.

Kubaca kutipan firman Tuhan ini dalam pertemuan hari berikutnya: "Bagaimana cara Tuhan memeriksa hati manusia? Dia tidak hanya melihat dengan mata-Nya; Dia mengatur lingkungan untukmu, menjamah hatimu dengan tangan-Nya. Dan mengapa Kukatakan ini? Karena ketika Tuhan mengatur lingkungan untukmu, Dia melihat keadaan pikiranmu, Dia melihat apakah engkau merasa jijik dan muak, atau sukacita dan ketaatan; Dia melihat apakah engkau menanti dengan tenang, atau mencari kebenaran; Tuhan melihat bagaimana hati dan pemikiranmu berubah, dan ke arah mana hati dan pemikiranmu bertumbuh. Terkadang keadaan di dalam dirimu positif, terkadang negatif. Jika engkau mampu menerima kebenaran, maka, di lubuk hatimu, engkau akan menerima dari Tuhan orang-orang, peristiwa, hal-hal, dan berbagai situasi yang Dia atur untukmu, dan menghadapi semua itu dengan benar. Melalui membaca firman Tuhan, dan melalui perenungan, semua pemikiran, gagasan, dan suasana hatimu akan berubah sesuai dengan firman Tuhan—semuanya akan menjadi jelas bagimu, dan Tuhan akan melihatnya. Engkau belum memberi tahu siapa pun tentang hal-hal ini atau mendoakannya. Engkau hanya memikirkannya di dalam hatimu, di duniamu sendiri—tetapi Tuhan mengetahuinya dengan jelas, dan itu sejelas siang hari bagi-Nya" ("Mereka yang Tidak Dapat Selalu Hidup Di hadapan Tuhan Adalah Orang yang Tidak Percaya" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Tidak menerapkan kebenaran ketika sesuatu terjadi padamu adalah pelanggaran. Dan jika engkau tetap tidak menerapkan kebenaran ketika sesuatu terjadi lagi padamu—jika engkau meninggalkan kebenaran demi melindungi kepentingan, kesombongan, dan harga dirimu sendiri—perilaku macam apa ini? Apakah ini melakukan kejahatan? Jika setiap saat engkau tidak menerapkan kebenaran dan pelanggaranmu semakin bertambah banyak, maka kesudahanmu sudah ditentukan. Jelas terlihat bahwa jika semua pelanggaranmu itu digabungkan, dan ditambahkan dengan pilihanmu dan hal-hal yang kaukejar, keinginan subjektifmu, juga arah yang kauambil dan jalan yang kaupilih ketika melakukan segala sesuatu—jika semua ini dijumlahkan, maka adalah mungkin untuk menentukan kesudahanmu: engkau harus dilemparkan ke neraka, yang berarti engkau akan dihukum. Bagaimana menurutmu, apakah ini sesuatu yang sepele? Jika digabungkan, semua pelanggaranmu adalah sekumpulan perbuatan jahat, dan karenanya engkau harus dihukum—yang merupakan konsekuensi akhir ketika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak menerima kebenaran" ("Bagian Terpenting dari Percaya kepada Tuhan adalah Menerapkan Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Ini mengajariku Tuhan menggunakan situasi yang Dia tetapkan untuk mengamati hati kita, melihat apakah kita kesal dan menolak ketika sesuatu terjadi, atau apakah kita mencari dan menerapkan kebenaran. Jika kita selalu kesal dengan hal-hal yang Tuhan atur dan bertindak karena kerusakan, kita akan melakukan lebih banyak pelanggaran dan akhirnya disingkirkan. Memikirkan kembali baru-baru ini, setiap kali anggota tim Injil memberi saran, aku terobsesi dengan benar dan salah, dan kritis terhadap mereka. Aku tidak mencari kebenaran dan bahkan menaruh dendam terhadap mereka. Aku menghakimi di belakang mereka. Begitukah orang beriman bertindak? Aku merusak pekerjaan rumah Tuhan, melakukan kejahatan. Kesadaran ini membuatku takut, jadi aku berdoa dalam hati: "Tuhan, aku sudah menghakimi, memecah belah, dan melawan-Mu. Aku siap merenungkan diri—tolong bimbing aku."

Kemudian, kubaca beberapa bagian firman Tuhan: "Mereka yang percaya kepada Tuhan harus melakukan segala sesuatu dengan hati-hati dan bijaksana, dan semua yang mereka lakukan haruslah sesuai dengan tuntutan Tuhan dan mampu memuaskan hati-Nya. Mereka tidak boleh keras kepala, melakukan apa pun yang mereka sukai; itu tidak sesuai dengan tata tertib orang kudus. Orang tidak boleh mengamuk, mengibarkan panji Tuhan sembari menyombongkan diri dan menipu di mana-mana; ini adalah jenis perilaku yang paling memberontak. Keluarga mempunyai aturan mereka sendiri dan negara memiliki hukum mereka sendiri—bukankah terlebih lagi di rumah Tuhan? Bukankah standarnya bahkan lebih ketat? Bukankah bahkan ada lebih banyak ketetapan administratif? Orang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan, tetapi ketetapan administratif Tuhan tidak dapat diubah seenaknya. Tuhan adalah Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran manusia; Dia adalah Tuhan yang menghukum mati manusia. Sungguhkah manusia belum mengetahui hal ini?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). "Orang-orang yang melakukan kebenaran pada akhirnya akan diselamatkan dan disempurnakan oleh karena kebenaran. Orang-orang yang tidak melakukan kebenaran pada akhirnya akan mendatangkan pemusnahan atas diri mereka sendiri oleh karena kebenaran. Inilah kesudahan yang menanti orang-orang yang melakukan kebenaran dan yang tidak melakukan kebenaran. Aku menasihati setiap orang yang tidak berniat untuk melakukan kebenaran agar meninggalkan gereja secepat mungkin agar tidak semakin banyak berbuat dosa. Bila saatnya tiba, sudah terlambat untuk menyesal. Khususnya mereka yang suka membentuk kelompok-kelompok ekslusif dan menciptakan perpecahan, beserta para perundung lokal di dalam gereja, mereka harus meninggalkan gereja lebih cepat lagi. Orang-orang seperti ini, yang memiliki natur serigala jahat, tidak dapat berubah. Akan lebih baik jika mereka meninggalkan gereja secepat mungkin, jangan pernah lagi mengganggu kehidupan normal saudara-saudari, dan dengan demikian, terhindar dari hukuman Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). "Aku menasihatimu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang tercantum dalam ketetapan administratif, dan berupaya untuk mengenal watak Tuhan. Jika tidak, engkau akan kesulitan untuk menjaga bibirmu terkatup, lidahmu akan bergunjing terlalu bebas dengan perkataan yang terdengar mengesankan, dan engkau tanpa disadari akan menyinggung watak Tuhan dan jatuh ke dalam kegelapan, kehilangan hadirat Roh Kudus dan terang. Karena engkau semua tidak berprinsip dalam tindakan-tindakanmu, karena engkau melakukan dan mengatakan yang tidak seharusnya, engkau akan menerima ganjaran yang setimpal. Engkau harus tahu bahwa meskipun engkau tidak berprinsip dalam perkataan dan perbuatan, Tuhan sangat berprinsip dalam keduanya. Alasan engkau menerima ganjaran adalah karena engkau telah menyinggung Tuhan, bukan manusia. Jika, dalam hidupmu, engkau melakukan banyak pelanggaran terhadap watak Tuhan, engkau pasti masuk neraka. Bagi manusia, mungkin kelihatannya engkau hanya melakukan sedikit perbuatan yang tidak sesuai dengan kebenaran, dan tidak lebih dari itu. Namun, sadarkah engkau bahwa di mata Tuhan, engkau sudah menjadi seseorang yang baginya tidak ada lagi korban penghapus dosa? Karena engkau telah melanggar ketetapan administratif Tuhan lebih dari sekali dan, terlebih lagi, tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan, tidak ada pilihan lain selain engkau jatuh ke dalam neraka, tempat Tuhan menghukum manusia. ... Jika dalam tindakan-tindakanmu engkau tidak menyinggung watak Tuhan, dan engkau mencari kehendak Tuhan, serta memiliki hati yang menghormati Tuhan, maka imanmu sesuai standar. Siapa pun yang tidak menghormati Tuhan dan tidak memiliki hati yang gemetar ketakutan, sangatlah mungkin melanggar ketetapan administratif Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tiga Peringatan"). Firman Tuhan membuatku tertekan dan takut. Watak Tuhan tidak menoleransi pelanggaran. Ada ketetapan administratif di rumah Tuhan. Berbicara dan bertindak tanpa takut akan Tuhan, seperti orang tak percaya, menghakimi, menyerang orang, memecah belah, dan merusak pekerjaan gereja ialah menjadi penolong Iblis. Tuhan tidak akan pernah menjaga orang seperti itu. Mereka kekurangan kemanusiaan, tak mendukung pekerjaan gereja, jadi pasti akan disingkirkan dan dihukum karena melakukan terlalu banyak kejahatan. Ketika Saudara Wang menunjukkan masalah dalam tugasku, Tuhanlah yang menanganiku. Namun, alih-alih menerimanya, merenungkan diri, dan menyelesaikannya tepat waktu, aku kritis dan menghakimi, berpikir dia mencari-cari kesalahan, jadi aku kesal padanya. Ketika kutahu anggota tim Injil telah memberi tahu pimpinan atasan tentang masalah, aku masih tidak berusaha bertobat, tapi mengira mereka mengadukanku. Ide itu membuatku benar-benar menentang mereka. Dalam pertemuan, ketika diaken penyiraman menyatakan ketidakpuasan dengan tim Injil, alih-alih bersekutu untuk membantunya merenungkan masalahnya, aku menghasut, menggunakan kesempatan itu untuk memecah belah orang, membebankan tanggung jawab atas kehadiran pendatang baru yang buruk pada mereka. Kemudian staf penyiraman menentang anggota tim Injil, mengeluhkan, dan mengkritik mereka. Ketika seorang anggota tim Injil perlu bantuan penyiraman dengan dokumen, kuambil kesempatan untuk menghalangi, mencemoohnya tanpa mempertimbangkan kepentingan gereja. Aku tak punya rasa hormat kepada Tuhan atau menerima kebenaran. Untuk melindungi nama dan statusku, aku menghasut masalah dan menghakimi. Aku memecah belah, melakukan kejahatan, dan melawan Tuhan. Saudara-saudari tim Injil menyampaikan masalah kepadaku berulang kali untuk membantuku melihat dan menyelesaikannya dengan cepat sehingga pendatang baru bisa menghadiri pertemuan secara normal. Itu bagus untuk pekerjaan gereja. Namun, aku tidak memahami kehendak Tuhan. Aku hanya ingin melindungi status dan citraku, tidak menyelesaikan masalah nyata, yang membuat banyak orang percaya baru tidak hadiri pertemuan. Perilakuku menunjukkan aku seharusnya sudah diberhentikan dari tugasku, tapi alih-alih memberiku apa yang pantas, Tuhan mencerahkanku dengan firman-Nya, menghentikanku di jalan jahatku. Aku dipenuhi penyesalan ketika melihat ini. Aku berdoa, bertekad untuk benar-benar bertobat.

Dalam pertemuan kemudian, aku menyatakan tentang perilakuku baru-baru ini yang kritis dan merusak, untuk membantu orang lain belajar juga. Kemudian, orang lain juga mulai belajar tentang diri mereka, kerusakan dan perilaku mereka yang menghakimi baru-baru ini, dan bagaimana tidak bekerja sama dengan tim Injil menghambat pekerjaan penyiraman. Mereka siap untuk berubah. Aku merasa lebih buruk ketika mendengar persekutuan mereka. Sebagai seorang pemimpin, Kulihat banyak pendatang baru tidak menghadiri pertemuan dan beberapa telah keluar. Aku tidak hanya tidak memimpin orang dalam perenungan, melihat letak kesalahan kita dan mencari kebenaran, tapi terlebih dahulu mengkritik orang dan menolak tanggung jawab, menciptakan perpecahan di gereja. Aku melakukan kejahatan, melawan Tuhan, dan bahkan membimbing orang lain melawan Tuhan. Aku tidak layak menjadi pemimpin!

Setelah itu, aku bertanya-tanya mengapa aku tega melakukan hal-hal ini untuk mengganggu pekerjaan gereja. Watak apa ini sebenarnya? Lalu suatu hari kubaca firman Tuhan yang mengungkap kejijikan antikristus terhadap kebenaran yang menolongku memahami diriku. Firman Tuhan katakan: "Sikap khas para antikristus terhadap penanganan dan pemangkasan adalah menolak dengan keras untuk menerima atau mengakuinya. Sebanyak apa pun kejahatan yang telah mereka lakukan, sebanyak apa pun kerugian yang telah mereka timbulkan terhadap jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan dan pekerjaan rumah Tuhan, mereka tidak merasakan penyesalan sedikit pun atau merasa bahwa mereka berutang sesuatu. Dari sudut pandang ini, apakah para antikristus memiliki kemanusiaan? Sama sekali tidak. Mereka telah menyebabkan berbagai macam kerugian terhadap umat pilihan Tuhan, menimbulkan kerugian terhadap berbagai pekerjaan rumah Tuhan—umat pilihan Tuhan dapat melihatnya dengan jelas, dan mereka telah melihat perbuatan jahat antikristus satu demi satu. Namun, para antikristus tidak menerima atau mengakui fakta ini, mereka dengan keras kepala tidak mau mengakui bahwa mereka salah atau bahwa mereka bertanggung jawab. Bukankah ini adalah suatu tanda bahwa mereka muak terhadap kebenaran? Sampai sejauh itulah perasaan muak antikristus terhadap kebenaran, dan sebanyak apa pun kejahatan yang mereka lakukan, mereka tidak mau mengakuinya, dan mereka tetap tidak menyerah sampai akhir. Ini membuktikan bahwa antikristus tidak pernah menganggap serius pekerjaan rumah Tuhan dan menerima kebenaran. Mereka belum percaya kepada Tuhan—mereka adalah kaki tangan Iblis, datang untuk mengganggu dan mengacaukan pekerjaan rumah Tuhan. Di dalam hati mereka hanya ada reputasi dan status. Mereka yakin bahwa jika mereka mengakui kesalahan mereka, itu berarti mereka harus menerima tanggung jawab, dan kemudian status dan gengsi mereka pun pasti menjadi sangat rusak. Jadi, mereka dengan tegas menolak untuk mengakuinya, mereka sama sekali tidak mengakuinya, dan bahkan sekalipun di dalam hatinya mereka mengakui hal ini, mereka tetap tidak akan mengakuinya secara verbal, percaya bahwa begitu mereka mengakui hal ini, tamatlah riwayat mereka. Entah penyangkalan mereka disengaja atau tidak, singkatnya, di satu sisi, ini berkaitan dengan natur para antikristus dan esensi yang muak dan membenci kebenaran. Di sisi lain, ini memperlihatkan betapa para antikristus menghargai status, gengsi, dan kepentingan mereka sendiri. Sementara itu, apa sikap mereka terhadap rumah Tuhan dan kepentingan gereja? Sikap mereka adalah sikap penghinaan dan penolakan tanggung jawab. Mereka tidak memiliki hati nurani dan nalar. Apakah pengabaian tanggung jawab para antikristus menunjukkan masalah-masalah ini? Di satu sisi, pengabaian tanggung jawab membuktikan sikap mereka yang muak dan membenci kebenaran, sedangkan di sisi lain, itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki hati nurani, nalar, dan kemanusiaan. Sebanyak apa pun kepentingan orang lain dirugikan karena mereka, mereka tidak merasa bersalah dan tidak akan pernah merasa sedih karena hal ini. Makhluk macam apa ini? Sekalipun mereka hanya mengakui di dalam hati mereka, berpikir 'Aku memang ada hubungannya dengan hal ini, tetapi tidak semuanya adalah kesalahanku,' pengakuan kecil ini pun masih bisa dianggap sebagai memiliki sedikit kemanusiaan, sedikit hati nurani, dasar moral—tetapi para antikristus bahkan tidak memiliki kemanusiaan sedikit pun. Jadi, apa sebutan engkau semua terhadap mereka? Esensi orang-orang semacam itu adalah Iblis. Mereka tidak melihat kerugian sangat besar yang telah mereka timbulkan terhadap kepentingan rumah Tuhan, mereka sama sekali tidak merasa sedih dalam hati mereka, dan mereka juga tidak merasa bersalah, apalagi merasa berutang. Apakah hati mereka pun terdiri dari darah dan daging? Apakah mereka masih manusia? Ini sama sekali bukan apa yang seharusnya terlihat dalam diri manusia normal. Ini adalah Iblis" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan yang menyingkap antikristus, aku melihat mereka sangat muak dan membenci kebenaran secara natur. Mereka menolak mengakuinya sebanyak apa pun mereka merusak pekerjaan rumah Tuhan, tidak hanya tidak akan menerima kebenaran dan perenungan diri ketika dikritik, tapi bahkan mencoba melindungi nama dan status mereka, berdalih dan menolak tanggung jawab tanpa terusik hati nurani. Mereka pada dasarnya setan-setan. Firman Tuhan sangat menyentuhku. Pemimpin harus menerima kekeliruan saudara-saudari dan segera mengatasi masalah. Itulah yang Tuhan tuntut, itulah tanggung jawab dan tugas pemimpin. Namun, aku tidak melakukan pekerjaan penyiraman dengan baik, dan ketika disampaikan kepadaku, aku tidak menyesal atau bersalah karena melalaikan tugasku, tapi mengkritik orang lain, menganggap bantuan mereka sebagai upaya mencari-cari kesalahanku. Dan ketika umpan balik mereka membahayakan statusku, aku menyerang di belakang mereka, menciptakan perpecahan, membuat orang lain berpihak padaku melawan mereka. Aku terang-terangan membentuk kelompok, geng, bertindak sebagai antek Iblis dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku tidak melampiaskan kemarahanku pada siapa pun, tapi pada pekerjaan rumah Tuhan, melakukan kejahatan terhadap Tuhan! Setiap orang waras dengan hati nurani yang dikritik karena tidak menyirami pendatang baru dengan baik, yang menyebabkan beberapa orang keluar, akan merasa bersalah, berutang, tunduk, dan merenungkan diri. Pertama mereka mungkin ingin membela diri, tapi kemudian mereka akan tunduk, melihat masalahnya, dan mengurus orang percaya baru. Namun, ketika aku melihat masalah besar dalam tugasku, aku tidak mau menerima bantuan orang dan merenungkan kesalahan dalam pekerjaanku, mencari cara untuk berubah dan menerapkan setelah itu. Aku justru berdalih dan mengabaikan tanggung jawab. Aku tidak ingin menerima tanggung jawab sedikit pun, tapi hanya melindungi diriku. Aku hanya memikirkan kepentinganku, bukan kepentingan rumah Tuhan. Aku benar-benar kekurangan kemanusiaan. Aku benar-benar menyingkapkan watak antikristus. Aku sangat membenci kebenaran. Menyadari hal ini membuatku makin menyesal.

Aku pun ingat beberapa firman Tuhan. "Perikop berikut ini tercatat di Kitab Yunus 4:10-11: 'Lalu Yahweh berfirman, "Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: dan apakah Aku tidak boleh menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?"' Ini adalah kata-kata yang sebenarnya dari Tuhan Yahweh, yang dicatat dari sebuah percakapan antara Tuhan dan Yunus. Walau percakapan ini singkat, percakapan ini penuh dengan kepedulian Sang Pencipta bagi umat manusia dan keengganan-Nya untuk melepaskan umat manusia. Kata-kata ini mengungkapkan sikap dan perasaan sebenarnya yang Tuhan simpan dalam hati-Nya bagi ciptaan-Nya. Lewat kata-kata ini, yang jelas dan tepat yang jarang didengar oleh manusia, Tuhan menyatakan maksud-Nya yang sebenarnya bagi umat manusia. Percakapan ini merepresentasikan sikap Tuhan terhadap penduduk Niniwe—tetapi sikap semacam apakah ini? Ini adalah sikap yang Dia tunjukkan kepada penduduk Niniwe sebelum dan sesudah pertobatan mereka, sikap yang Dia gunakan dalam memperlakukan umat manusia. Dalam kata-kata ini terdapat pikiran-Nya dan watak-Nya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). "Walau Yunus dipercayai untuk menyatakan firman Tuhan Yahweh kepada penduduk Niniwe, ia tidak memahami niat Tuhan Yahweh, ia juga tidak memahami kekhawatiran dan harapan-Nya bagi orang-orang kota itu. Lewat teguran ini, Tuhan bermaksud mengatakan kepadanya bahwa umat manusia adalah hasil tangan Tuhan sendiri, dan bahwa Dia telah mengerahkan upaya yang sungguh-sungguh pada setiap manusia, bahwa setiap manusia memikul harapan Tuhan, dan bahwa setiap manusia menikmati penyediaan kehidupan Tuhan; bagi setiap manusia, Tuhan telah membayar harga dari upaya yang sungguh-sungguh. Teguran ini juga memberitahu Yunus bahwa Tuhan menyayangi umat manusia, yang adalah pekerjaan tangan-Nya sendiri, sama seperti Yunus sendiri sayang kepada pohon jarak. Tuhan pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan umat manusia, atau sampai saat terakhir, terutama karena ada begitu banyak anak dan ternak yang tidak bersalah di dalam kota itu. Ketika menangani hasil ciptaan Tuhan yang muda dan bodoh ini, yang bahkan tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri mereka, bahkan lebih tidak terbayangkan lagi bahwa Tuhan akan mengakhiri hidup mereka dan menentukan kesudahan mereka dengan terburu-buru. Tuhan berharap melihat mereka bertumbuh; Dia berharap mereka tidak berjalan di jalan yang sama seperti para tua-tua mereka, berharap mereka tidak perlu mendengar peringatan Tuhan Yahweh lagi, dan berharap mereka akan menjadi saksi tentang masa lalu Niniwe. Terlebih lagi, Tuhan berharap melihat Niniwe setelah kota itu bertobat, melihat masa depan Niniwe setelah pertobatannya, dan yang terpenting, melihat Niniwe hidup di bawah belas kasih Tuhan sekali lagi. Karena itulah, di mata Tuhan, objek ciptaan yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kirinya adalah masa depan Niniwe. Mereka akan menanggung masa lalu Niniwe yang tercela, sama seperti mereka akan menanggung tugas penting untuk menjadi saksi tentang masa lalu dan masa depan Niniwe di bawah bimbingan Tuhan Yahweh" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). Dari percakapan Tuhan dan Yunus, kulihat kasih dan belas kasihan Tuhan bagi manusia. Tuhan sama sekali mengenal semua orang di Niniwe, Dia membayar harga nyata untuk masing-masing mereka. Dia tidak ingin menyerah sampai saat terakhir. Aku berpikir tentang bagaimana orang yang baru percaya menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, tidak memahami banyak kebenaran, dan lemah dalam hidup mereka. Mereka cenderung berhenti ketika menghadapi gangguan antikristus dunia keagamaan. Saudara-saudari berpikir bagaimana bekerja sama untuk mendukung mereka sehingga mereka dapat berakar di jalan yang benar. Itu sebabnya mereka memberiku saran dan menunjukkan masalah. Namun, aku tidak menerimanya. Banyak orang percaya baru tidak menghadiri pertemuan karena aku tidak bertanggung jawab, tapi aku nyaman saja—bagaimana aku bisa dianggap manusia! Aku berdoa: "Tuhan, aku tidak akan melalaikan tanggung jawab, dan siap bertobat, bersandar pada-Mu menemukan solusi mendukung orang-orang percaya baru ini dengan baik."

Setelah itu, aku mendiskusikan masalah pekerjaan penyiraman dengan orang lain dan mendapati banyak pendatang baru tidak memahami kebenaran pekerjaan Tuhan, jadi ketika para pendeta menyebarkan gagasan agama, mereka mulai ragu tentang pekerjaan Tuhan dan mulai bimbang. Jadi kami mengadakan pertemuan untuk mereka mengatasi masalah ini dan menekankan tiga tahap pekerjaan Tuhan dan pekerjaan penghakiman-Nya di akhir zaman, serta mengapa Tuhan perlu datang dalam daging untuk bekerja. Ketika selesai, seorang pendatang baru berkata, "Aku punya begitu banyak gagasan, tapi sekarang tidak lagi, terima kasih atas persekutuanmu. Semoga kami bisa lebih banyak bersekutu denganmu karena banyak orang lain masih belum memahami ini." Dan seorang saudara lebih tua berkata, "Dulu aku sangat bingung dengan pekerjaan Tuhan, berpikir untuk keluar dari perkumpulan. Namun, berkat persekutuanmu semuanya jelas bagiku sekarang. Aku senang sekali, dan akan menghadiri lebih banyak pertemuan. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!" Aku benar-benar tersentuh mendengar mereka mengatakan itu, tapi aku juga merasa sangat tidak nyaman. Jika aku menerima saran orang dan melakukan lebih banyak pekerjaan nyata sebelumnya, mengatasi kesulitan pendatang baru, beberapa dari mereka tidak akan jadi lemah dan keluar. Setelah itu, aku sampaikan kepada Saudara Wang tentang kerusakan yang sudah kutunjukkan, dan dia pun menyampaikan tentang keadaan dan masalahnya dalam pekerjaan penginjilannya. Dia bilang ingin berubah. Penghalang di antara kami langsung menghilang dan aku merasa sangat lega. Aku mulai berusaha berkoordinasi dengan saudara-saudari tim Injil, dan meski ada sedikit konflik, kami semua punya tujuan yang sama: untuk menyirami pendatang baru dengan baik sehingga mereka bisa dapatkan fondasi secara benar dan cepat.

Setelah itu aku bertanya-tanya bagaimana menyikapi kritik dengan cara yang sejalan dengan kehendak Tuhan. Aku membaca firman Tuhan ini: "Berkenaan dengan dipangkas dan ditangani, apa yang setidaknya harus orang ketahui? Orang harus mengalami dirinya dipangkas dan ditangani agar dia mampu melaksanakan tugasnya secara memadai. Dipangkas dan ditangani juga sangat diperlukan, dan sesuatu yang harus orang hadapi setiap hari dan yang harus sering dialami dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan dan dalam memperoleh keselamatan. Tak seorang pun dapat meluputkan dirinya dipangkas dan ditangani. Apakah memangkas dan menangani orang merupakan sesuatu yang menyangkut masa depan dan nasib mereka? (Tidak.) Jadi, untuk apa dipangkas dan ditangani? Apakah itu untuk menghukum orang? (Tidak, ini untuk membantu orang memahami kebenaran.) Benar. Itulah pemahaman yang paling tepat mengenai hal tersebut. Memangkas dan menangani orang adalah semacam disiplin, semacam hajaran, tetapi juga merupakan suatu bentuk pertolongan kepada orang lain. Dipangkas dan ditangani memampukanmu untuk mengubah pengejaranmu yang salah tepat waktu. Hal ini memampukanmu untuk dengan segera mengenali masalah yang kauhadapi sekarang, serta memampukanmu untuk mengenali watak rusak yang kausingkapkan pada waktunya. Apa pun yang terjadi, dipangkas dan ditangani membantumu melaksanakan tugas-tugasmu dengan lebih baik, memampukanmu memenuhi tugas-tugasmu sesuai prinsip, memampukanmu untuk mendapatkan keselamatan tepat waktu, menyelamatkanmu agar tidak tersesat tepat waktu, dan itu mencegahmu agar tidak menimbulkan bencana" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Delapan)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Di sini aku paham bahwa dipangkas dan ditangani adalah disiplin Tuhan, bukan seseorang yang mencoba mempersulit atau terlalu kritis. Ini untuk membantu kita merenungkan diri, menyelesaikan masalah dalam keadaan atau tugas kita, dan melakukan tugas kita dengan lebih baik. Itu salah satu cara pekerjaan Tuhan mengubah dan membersihkan kita, dan yang harus kita alami untuk diselamatkan. Menghadapi kritik dan saran seharusnya kuterima itu dari Tuhan, menanganinya dengan benar, dan merenungkan diri berdasarkan firman Tuhan. Itu sesuai kehendak Tuhan. Ini mencerahkanku, dan kutahu bagaimana menghargai kritik saudara-saudari kelak.

Kemudian suatu kali, Saudara Wang memberi tahuku beberapa orang percaya baru tidak berkumpul dan tidak mendapat dukungan. Dia tak tahu kenapa. Dia ingin aku menyelidikinya. Aku berpikir sendiri kami telah banyak membantu dan mendukung mereka, dan mencari prinsip dengan para pemimpin. Kami telah menyerah pada mereka setelah memastikan mereka orang-orang tidak percaya, jadi apa lagi yang perlu dicari tahu? Namun, kemudian kupikir dia mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan, bertanggung jawab untuk pendatang baru. Aku harus tunduk padanya dan melihat apa yang terjadi, kemudian membalikkan keadaan jika ada masalah. Ketika kulihat detailnya, ternyata mereka benar-benar orang tak percaya, tapi juga kulihat beberapa masalah dalam pekerjaan penyiraman. Itu membantuku melihat ada banyak yang bisa diperoleh jika menerima saran, jika tidak, aku tidak akan melihat masalah atau memperbaikinya, dan itu akan buruk bagi pekerjaan gereja.

Pengalaman ini benar-benar menunjukkanku bahwa dengan menerima saran saudara-saudari dalam tugasku, berkeinginan mencari dan tidak berdalih, aku dapat melihat dan merenungkan kerusakanku, dan lebih cepat menemukan kesalahan dalam tugasku. Jika aku selalu membenci dan menolak kebenaran, itu tidak hanya akan menghalangiku mengubah kerusakanku, tapi aku juga akan merusak pekerjaan rumah Tuhan. Kemudian Tuhan akan menyingkirkanku. Aku juga melihat apa pun yang kuhadapi, betapa pun aku tidak menyukainya, aku harus takut akan Tuhan dan tidak bertindak karena kebutaan. Aku perlu berdoa dan mencari prinsip agar tidak berbuat jahat lagi.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait