Tuhan Itu Teramat Benar

10 Desember 2020

Oleh Saudara Zhang Lin, Jepang

Pada bulan September 2012, aku bertanggung jawab atas pekerjaan gereja saat bertemu dengan pemimpinku, Yan Zhuo. Aku mendapati dia telah meminta saudara-saudari untuk mengkhotbahkan Injil dari rumah ke rumah. Ini adalah pelanggaran prinsip yang serius. Jadi, aku dan rekan kerjaku berkata kepadanya, "Kita harus mematuhi prinsip-prinsip rumah Tuhan saat menyebarkan Injil. Yang kau lakukan saat ini bertentangan dengan prinsip, dan jika orang tidak percaya atau orang jahat akhirnya datang ke Gereja, itu akan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Bagaimanapun, berbahaya jika mengkhotbahkan Injil dengan cara itu. Jika seseorang memanggil polisi, kau akan melemparkan saudara-saudari kita ke singa." Dia bukan hanya mengabaikan, tetapi menyebut kami kerbau yang dicocok hidungnya. Dalam sejumlah pertemuan setelah itu, dia sering memarahiku dan rekan kerjaku, berkata kami menghalangi pekerjaan Injil di rumah Tuhan. Kami berdua merasa sangat dikekang olehnya. Pada bulan Desember tahun itu, anggota regional kami pergi mengkhotbahkan Injil seperti perintah Yan Zhuo, dan lebih dari 100 orang ditangkap. Ini adalah pukulan besar bagi pekerjaan rumah Tuhan, tetapi Yan Zhuo sama sekali tidak menyesal. Aku tidak pernah melihatnya membedah atau merenungkan secara mendalam tentang kecongkakan atau kecerobohannya. Pada bulan November 2013, aku bertanggung jawab membuat video gereja. Aku perhatikan dia masih dengan congkak melakukan sesuai kehendak hatinya. Dia akan memarahi dan menghukum siapa pun yang menyatakan pendapat berbeda. Dia berulang kali menahan video yang dikirim orang-orang untuk ditinjau, yang berarti saudara-saudari tidak bisa mendapatkan petunjuk atau bantuan tepat waktu dari rumah Tuhan. Aku menunjukkan kepadanya beberapa kekurangan dalam cara dia melakukan tugasnya dan memberi beberapa saran, tetapi dia tak berubah. Dia tidak mendengarkan dan berkata akulah yang congkak. Pada bulan Mei 2014, dia membuatku diberhentikan, dan mengirimku pulang. Setelah tiba di rumah, aku kebetulan membaca beberapa prinsip tentang mengenali antikristus dan pemimpin palsu. Membandingkan perilaku konsisten Yan Zhuo dengan prinsip ini, aku akhirnya menyadari betapa congkak dan jahatnya dia. Dia selalu ceroboh dan berlaku seperti diktator dalam tugasnya. Dia tidak menerima kebenaran atau saran dari saudara-saudari, justru menindas dan menghukum orang-orang. Bukankah perilakunya menunjukkan dia adalah antikristus yang membenci kebenaran? Melihat perilakunya yang sesungguhnya, aku merasa terkejut. Selama dua tahun kami bekerja bersama, aku telah melihat perilaku dan pendekatannya, tetapi aku menganggap itu semua sebagai ungkapan kerusakan. Aku tidak pernah menggunakan firman Tuhan untuk membedah naturnya, esensinya, atau jalan yang dia ikuti. Jadi, setiap kali berada di dekatnya, aku harus bersikap toleran dan sabar yang akhirnya menunda dan memengaruhi pekerjaan rumah Tuhan. Aku berpikir, "Jika Yan Zhuo terus menjadi pemimpin gereja, dia akan makin mengganggu pekerjaan rumah Tuhan." Aku memutuskan untuk melaporkan masalah tentang dia ke rumah Tuhan. Aku berdoa kepada Tuhan dan menulis surat untuk melaporkan dia. Di akhir surat itu, aku menambahkan satu hal lagi. Aku tahu saat itu ada video yang bermasalah, jadi aku meminta rumah Tuhan untuk menyelidiki masalah ini dan meninjaunya.

Saat hendak mengirimkan surat lengkapnya, aku mulai mengalami keraguan. Kupikir, "Aku telah memberikan saran kepada dia sebelumnya dan menunjukkan masalah dalam tugasnya, tetapi itu tidak berjalan dengan baik, dan dia mengirimku pulang. Kini aku bahkan tidak bisa melakukan tugasku. Jika aku mengirim surat yang melaporkan masalah tentangnya, lalu entah bagaimana dia membacanya, dia akan menuduhku menyerang para pemimpin dan pekerja, jika begitu, bagaimana denganku? Aku harus melupakannya. Karena aku sudah keluar, sebaiknya aku tidak mengacaukan keadaan." Namun, kemudian aku berpikir, "Tuhan telah membimbingku hari ini untuk melihat bahwa Yan Zhuo berjalan di jalan antikristus. Jika aku tak melaporkan ini, pekerjaan rumah Tuhan dan saudara-saudari-lah yang akan terdampak." "Jika begitu, bukankah aku akan menjadi pelayan Iblis dan orang jahat?" Aku merasa sangat bimbang antara kepentingan rumah Tuhan dan saudara-saudari di satu sisi dengan prospek masa depanku di sisi lain. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Selama beberapa hari, aku sering datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, meminta Dia membimbingku ke jalan yang benar. Aku lalu membaca satu kutipan firman Tuhan. "Engkau harus memiliki keinginan dan keberanian untuk disempurnakan, dan jangan selalu berpikir dirimu tidak mampu. Apakah kebenaran itu pilih kasih? Bisakah kebenaran sengaja menentang orang? Jika engkau mengejar kebenaran, bisakah itu memberatkanmu? Jika engkau berdiri teguh demi keadilan, apakah itu akan menjatuhkanmu? Jika benar cita-citamu adalah mengejar kehidupan, dapatkah kehidupan menghindarimu? Jika engkau tidak memiliki kebenaran, itu bukan karena kebenaran tidak mengakuimu, tetapi karena engkau menjauhi kebenaran; jika engkau tidak dapat berdiri teguh demi keadilan, itu bukan karena ada sesuatu yang tidak beres dengan keadilan, tetapi karena engkau yakin itu tidak sesuai dengan fakta; jika engkau belum memperoleh kehidupan setelah mengejarnya selama bertahun-tahun, itu bukan karena hidup tidak memiliki hati nurani terhadap engkau, tetapi karena engkau tidak memiliki hati nurani terhadap kehidupan dan justru telah menghalaunya; jika engkau hidup dalam terang, tetapi tidak mampu mendapatkan terang, itu bukan karena terang itu tidak dapat menerangimu, tetapi karena engkau tidak memperhatikan keberadaan terang itu, sehingga terang itu diam-diam meninggalkanmu. Jika engkau tidak sungguh-sungguh mengejar, bisa diartikan bahwa engkau hanyalah sampah yang tidak berguna, dan tidak memiliki keberanian dalam hidupmu dan tidak memiliki semangat untuk melawan kekuatan kegelapan. Engkau terlampau lemah! Engkau tidak mampu melepaskan diri dari kekuatan Iblis yang mengepungmu dan hanya bersedia menjalani kehidupan yang aman dan terjamin semacem ini dan mati dalam kebodohan. Hal yang harus engkau capai adalah pengejaranmu supaya ditaklukkan; inilah tugas yang wajib kaulakukan. Jika engkau puas hanya dengan ditaklukkan, engkau menghalau kehadiran terang itu. Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus menyerahkan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Membaca kutipan ini memberiku keyakinan dan kekuatan. "Ya," pikirku. "Aku tak bisa membiarkan kekuatan gelap ini mengalahkanku." Aku tidak pernah mengamati Yan Zhuo sebelumnya. Namun, kini Tuhan telah mengatur segalanya agar aku bisa melihat naturnya, esensinya, dan jalan yang dia ikuti. Aku seharusnya mengambil sikap dan melaporkan dia, tetapi aku justru mendengarkan filosofi Iblis, "Biarkan hal-hal berlalu jika tidak memengaruhi seseorang secara pribadi" demi prospek masa depanku sendiri. Aku melihat betapa egoisnya diriku, tanpa hati nurani atau nalar. Aku memikirkan tahun-tahunku percaya kepada Tuhan serta menikmati penyiraman dan makanan firman Tuhan. Namun, pada saat genting ini, aku mengabaikan hati nuraniku untuk melindungi kepentinganku dan menutup mata terhadap rumah Tuhan. Aku orang yang tidak tahu berterima kasih, jahat, dan tercela! Menyadari hal ini, aku berpikir, "Aku harus bertindak dengan hati nurani dan rasa keadilan, melakukan kebenaran, dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan." Jadi, aku datang ke hadapan Tuhan lagi berkali-kali dalam doa dan akhirnya membuat resolusi ini, "Apa pun konsekuensi dari menulis surat laporan ini, aku tidak bisa menjadi pembantu Iblis hanya untuk melindungi kepentinganku sendiri. Aku telah melihat masalah Yan Zhuo, jadi aku harus mengambil sikap, mengungkap perbuatan jahatnya, dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan." Aku lalu mengirim laporan itu ke rumah Tuhan. Aku merasa sangat lega setelahnya dan memiliki perasaan damai di hatiku. Aku menunggu dengan cemas setiap hari setelah itu, agar rumah Tuhan mengirim seseorang untuk menyelidiki masalah Yan Zhuo dan agar saudara-saudari melihat antikristus itu apa adanya, lalu menolaknya. Sayangnya, keadaanku makin parah karena surat itu.

Pada bulan Agustus 2014, Gereja setuju untuk mengizinkanku melakukan tugasku lagi. Namun, suatu hari pada pertengahan Oktober, seorang pemimpin bernama Li datang ke rumah pemondokan tempatku tinggal. Dengan ekspresi galak di wajahnya, dia bertanya, "Apakah kau menulis surat laporan sebelumnya?" Aku mengiyakan. Tampak tidak senang, dia berkata, "Yan Zhuo bertanggung jawab atas pekerjaan gereja dan aku sering berhubungan dengannya. Aku tidak pernah menyadari atau mendengar indikasi dia berperilaku seperti pemimpin palsu atau antikristus. Surat yang kau tulis itu hanya serangan serampangan terhadap para pemimpin dan pekerja." Aku tak bisa memercayai telingaku saat dia mengatakan itu. Aku tak pernah membayangkan kesudahan yang seperti itu setelah menunggu empat bulan. Apa pun perkataannya, aku tetap tenang. Aku tahu aku menulis surat tentang Yan Zhuo menurut fakta dan prinsip. Tidak mungkin itu tuduhan palsu. Pemimpin Li lalu berkata, "Surat laporanmu menyebutkan menonton beberapa video, jadi rumah Tuhan menghabiskan dua bulan untuk menyelidiki dan meninjau. Itu sangat mengganggu pekerjaan rumah Tuhan dan menyinggung watak Tuhan." Dia juga mengatakan itulah yang dikatakan oleh para pemimpin senior. Ucapan ini membuatku terguncang. Aku tidak pernah membayangkan suratku akan menyebabkan gangguan yang begitu parah pada pekerjaan rumah Tuhan dan menyinggung watak Tuhan. Jika keadaannya seperti yang dia katakan, aku benar-benar telah melakukan kejahatan besar. Aku tiba-tiba merasa kehabisan energi dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Pemimpin Li lalu berkata, "Ambil barang-barangmu, pulanglah, dan renungkan apa yang telah kau lakukan. Setelah selesai merenung, kau bisa mulai melakukan tugasmu lagi." Aku duduk di bus pulang dengan pikiranku yang kalut dan beban berat di hatiku. Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi aku telah menjadi orang jahat yang sangat parah mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku tenggelam dalam rasa menyalahkan diri sendiri dan penyesalan serta tidak tahu apa yang menantiku di masa depan. Aku memanggil Tuhan dan meminta-Nya untuk melindungi hatiku. Bagaimanapun Tuhan memperlakukanku, aku akan mematuhi pengaturan-Nya. Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan. Setelah berdoa, aku perlahan-lahan menjadi tenang. Tiga hari setelah pulang, aku memikirkan perkataan Li, dan mulai memiliki beberapa pertanyaan, Kristus dan kebenaran berkuasa di rumah Tuhan, serta ada prinsip untuk semua tindakannya, termasuk cara menangani orang-orang. Rumah Tuhan takkan menilai berdasarkan perilaku sementara seseorang. Jadi, prinsip apa yang mendasari Li dan yang lainnya untuk memperlakukanku seperti ini? Apakah yang dikatakan Pemimpin Li benar? Aku tidak bisa memahaminya, tetapi aku tahu, apa pun kebenarannya, Tuhan membiarkan itu semua terjadi, jadi aku harus tunduk pada pengaturan-Nya. Tidak lama kemudian, seorang pemimpin gereja menempatkanku dalam sebuah kelompok untuk pertemuan. Lebih dari sebulan setelah itu, aku ditugaskan untuk menghadiri pertemuan di rumah dengan ibuku, dan kami tak diizinkan melakukan tugas lagi. Aku tahu kami sedang dikucilkan. Aku telah percaya kepada Tuhan selama ini, tetapi kini aku tidak hanya terisolasi di rumah, aku bahkan tidak bisa melakukan tugasku lagi. Aku merasa sangat kehilangan. Selama masa itu, hampir setiap malam aku bermimpi menghadiri pertemuan dan melakukan tugas bersama saudara-saudariku. Aku akan bangun dan tidak akan bisa tidur lagi. Setiap malam terasa begitu lama, sangat tak tertahankan. Ibuku menderita bersamaku selama masa itu. Terutama saat mendengarnya menangis pada malam hari saat dia berdoa kepada Tuhan, aku akan menyalahkan diri sendiri dan merasa sangat sedih. Aku merasa menjadi penyebabnya. Masa-masa itu adalah yang paling menyakitkan dan tersulit yang pernah kualami sejak mulai percaya kepada Tuhan. Selain terus berdoa kepada Tuhan, aku tidak punya cara lain untuk menghilangkan rasa sakit di hatiku. Aku lalu bertanya kepada pemimpin gerejaku apakah aku bisa melakukan tugasku lagi. Dia berkata, "Kau masih ingin melakukan tugasmu? Jika tidak merenungkan diri sebagaimana mestinya, kau akan dikeluarkan!" Mendengar dia mengatakan ini, aku merasa sangat putus asa. Saat itulah aku tahu melakukan tugasku hanya mimpi belaka. Para pemimpin datang ke rumah kami untuk pertemuan setiap minggu, tetapi sebenarnya mereka datang untuk bertanya tentangku untuk melihat apakah aku menyebarkan hal-hal negatif atau membentuk kelompok. Jadi, setiap kali mereka datang untuk bertanya tentangku, aku akan sangat tertekan. Terkadang aku ingin bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian memperlakukanku seperti ini? Aku melaporkan Yan Zhuo berdasarkan prinsip. Namun, alih-alih menyelidiki dia, kalian malah mengurungku di rumah. Apakah ada yang salah dengan melakukan kebenaran?" Aku merasa sangat kesal. Terkadang, aku akan berpikir, "Mengapa melakukan kebenaran mengakibatkan ini? Aku percaya Tuhan itu benar, tetapi aku tidak bisa melihat kebenaran-Nya pada apa yang terjadi sekarang." Aku sangat bingung. Aku hanya berpegang pada hal paling dasar, tidak melakukan dosa lidah, atau menyalahkan Tuhan. Aku sering datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, meminta-Nya membimbingku untuk memahami kehendak-Nya, dan tidak salah paham terhadap-Nya.

Itu adalah masa tersulit dan paling menyakitkan aku membaca firman Tuhan. "Bagaimana tepatnya seharusnya orang dapat mengetahui dan memahami watak Tuhan yang benar? Ketika orang benar menerima berkat-berkat-Nya dan ketika orang jahat dikutuk-Nya—ini semua adalah contoh-contoh keadilan Tuhan, bukan? Dikatakan bahwa Tuhan memberi upah kepada orang yang baik dan menghukum orang yang jahat, dan bahwa Dia membalas setiap orang menurut perbuatannya. Benar, bukan? Namun, dewasa ini, orang-orang yang menyembah Tuhan dibunuh atau dikutuk, atau tidak pernah diberkati atau diakui oleh-Nya; betapapun banyaknya mereka menyembah Dia, Dia mengabaikan mereka. Tuhan tidak memberkati orang jahat, ataupun menghukum mereka, tetapi mereka kaya dan memiliki banyak keturunan, dan semuanya berjalan seperti yang mereka rencanakan; mereka berhasil dalam segala hal. Apakah ini keadilan Tuhan? Akibatnya, beberapa orang berkata, 'Tuhan tidak adil. Kami menyembah Dia, tetapi Dia tidak pernah memberkati kami, sedangkan dalam segala hal, orang jahat yang menentang dan tidak menyembah Dia hidup makmur dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan kami. Tuhan tidak adil!' Apa yang hal ini tunjukkan kepadamu? Aku baru saja memberimu dua contoh. Yang mana yang berbicara tentang keadilan Tuhan? Sebagian orang berkata, 'Keduanya adalah perwujudan dari keadilan Tuhan!' Mengapa mereka berkata begitu? Pengetahuan manusia akan watak Tuhan keliru; pengetahuan itu ada di antara pemikiran dan cara pandang mereka sendiri, dalam sudut pandang yang bersifat transaksi, atau dalam sudut pandang baik dan jahat, sudut pandang benar dan salah, atau sudut pandang yang logis. Hal-hal ini adalah sudut pandang yang mereka bawa pada pengetahuan mereka tentang Tuhan; orang-orang semacam itu tidak sesuai dengan Tuhan, dan cenderung menentang Dia dan mengeluh tentang Dia" ("Cara Memahami Watak Benar Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman").

"Tuhan akan melakukan apa yang seharusnya Dia lakukan, dan watak-Nya adalah adil. Keadilan itu bukan berarti adil atau masuk akal; itu bukan egalitarianisme[a], juga bukan perkara mengalokasikan kepadamu apa yang pantas engkau terima sesuai dengan berapa banyak pekerjaan yang telah kauselesaikan, atau memberimu upah untuk pekerjaan apa pun yang telah kaukerjakan, atau memberi kepadamu hakmu sesuai dengan upaya yang telah kaukeluarkan. Ini bukanlah keadilan. Seandainya Tuhan menyingkirkan Ayub setelah Ayub menjadi kesaksian bagi Dia: maka Tuhan sudah berlaku benar juga. Mengapa ini disebut kebenaran? Dari sudut pandang manusia, jika sesuatu selaras dengan gagasan-gagasan manusia, maka sangat mudah bagi mereka untuk mengatakan bahwa Tuhan itu benar; tetapi, jika mereka tidak melihat bahwa hal itu selaras dengan gagasan-gagasan mereka—jika hal itu adalah sesuatu yang tidak mampu mereka pahami—maka menjadi sulit bagi mereka untuk mengatakan bahwa Tuhan itu benar. ... Esensi Tuhan adalah keadilan. Walaupun tidak mudah untuk memahami apa yang Dia lakukan, semua yang Dia lakukan itu adil; hanya saja orang-orang tidak memahaminya. Ketika Tuhan menyerahkan Petrus kepada Iblis, bagaimana Petrus meresponinya? 'Umat manusia tidak mampu memahami apa yang Kaulakukan, tetapi semua yang Kaulakukan mengandung maksud baik-Mu; ada keadilan di dalam semua itu. Bagaimana bisa aku tidak mengucapkan pujian atas perbuatan bijak-Mu?' Saat ini, engkau seharusnya memahami bahwa Tuhan tidak memusnahkan Iblis untuk menunjukkan kepada manusia betapa Iblis telah merusak mereka dan bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka; pada akhirnya, karena tingkat kerusakan yang dilakukan Iblis terhadap manusia, mereka seharusnya melihat dosa yang mengerikan karena kerusakan yang diakibatkan Iblis pada diri mereka, dan ketika Tuhan memusnahkan Iblis, mereka akan melihat kebenaran Tuhan dan memahami bahwa hal itu mengandung watak Tuhan. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah benar. Walaupun hal itu mungkin tidak terpahami olehmu, engkau tidak boleh membuat penilaian sesuka hatimu. Jika sesuatu yang Dia lakukan tampak tidak masuk akal bagimu, atau jika engkau memiliki gagasan apa pun tentang hal itu, dan hal itu membuatmu mengatakan bahwa Dia tidak adil, maka engkaulah yang sangat tidak masuk akal. Engkau melihat bahwa Petrus mendapati beberapa hal tidak bisa dipahami, tetapi dia yakin bahwa ada hikmat Tuhan dan ada maksud baik-Nya di dalam hal-hal tersebut. Manusia tidak mampu memahami segala sesuatu; ada begitu banyak hal yang tidak dapat mereka pahami. Jadi, mengenal watak Tuhan bukanlah hal yang mudah" ("Cara Memahami Watak Benar Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan bersinar seperti lentera dalam kegelapan, dan aku tiba-tiba mengerti. Aku tidak bisa melihat kebenaran Tuhan karena aku mencoba memahaminya menggunakan gagasan dan imajinasiku. Saat melihat para antikristus dan pemimpin palsu itu mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, aku percaya melaporkan mereka dengan jujur adalah perbuatan baik dan benar yang seharusnya memberiku kemurahan dan perlindungan Tuhan. Kupikir mereka akan segera ditangani, dan hanya itulah kebenaran Tuhan. Namun, setelah melaporkan masalah ini, mereka bergeming dan tetap bertindak sembrono, sementara aku dikurung dan dikucilkan. Aku mulai meragukan kebenaran Tuhan pada titik itu. Setelah membaca firman Tuhan, aku akhirnya mengerti bahwa esensi Tuhan adalah benar. Entah tindakan-Nya sesuai dengan gagasan kita atau tidak, itu selalu mengungkapkan kebenaran-Nya. Ini seperti ujian Ayub. Dia adalah pria yang sempurna di mata Tuhan, tetapi Tuhan menyerahkan dia kepada Iblis dan mengambil semua kekayaan serta anak-anaknya. Ini adalah kebenaran Tuhan. Ayub takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dia juga mengandalkan imannya untuk memberikan kesaksian yang kukuh dan nyaring tentang Tuhan. Tuhan kemudian memberkatinya dengan umur panjang dan lebih banyak kekayaan, serta anak-anak yang lebih baik juga. Ini juga adalah kebenaran Tuhan. Misalkan setelah Ayub memberikan kesaksian tentang Tuhan, Tuhan tidak memberkatinya, justru menghancurkannya, itu pasti kebenaran Tuhan juga. Esensi dan watak Tuhan pada dasarnya benar, jadi semua yang Dia lakukan adalah benar. Aku lalu teringat tentang Petrus yang menjalani beberapa ratus ujian dan pemurnian, tetapi tetap memuji kebenaran Tuhan. Dia tidak bisa memahami semua yang terjadi, tetapi percaya bahwa kebenaran dan hikmat Tuhan ada di balik itu semua. Lalu, aku. Aku tidak benar-benar memahami kebenaran Tuhan, tetapi menilainya berdasarkan bagaimana hal-hal muncul dan kesudahannya sesuai dengan gagasanku atau tidak. Saat yang Tuhan lakukan sesuai dengan gagasanku dan menguntungkanku, aku percaya kepada kebenaran-Nya. Namun, saat Dia mengatur situasi yang tak menguntungkanku, aku mulai meragukan kebenaran-Nya, percaya hal-hal yang telah Dia atur tidak adil. Meskipun tidak pernah menyalahkan Tuhan secara terbuka, aku terus-menerus berdebat dengan-Nya di dalam hatiku. Aku melihat betapa tidak masuk akalnya diriku. Tuhan bukannya tidak benar. Akulah yang tidak memahami Tuhan. Aku terlalu egois dan curang. Aku tidak mencari kebenaran atau belajar dari situasi yang Dia atur untukku. Sebaliknya, aku berdebat dan terobsesi dengan masa depan dan kepentinganku, jadi bagaimana mungkin aku tidak merasa buruk serta jatuh ke dalam kegelapan dan kesakitan? Aku akhirnya mengerti kehendak Tuhan. Tuhan menggunakan situasi ini untuk memperbaiki pandanganku yang keliru agar aku tak mencoba memahami kebenaran-Nya melalui gagasanku sendiri lagi. Aku merasa akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi. Aku datang ke hadapan Tuhan dalam doa, bersedia untuk tunduk kepada pengaturan-Nya, dan memahami Dia dalam situasi ini.

Aku lalu membaca firman Tuhan ini: "Kebanyakan orang tidak memahami pekerjaan Tuhan. Memang hal itu bukanlah hal yang mudah untuk dipahami; orang harus pertama-tama mengetahui bahwa ada suatu perencanaan untuk semua pekerjaan Tuhan dan semua itu dilakukan pada waktunya Tuhan. Manusia selamanya tidak mampu memahami apa dan kapan Tuhan bekerja; Tuhan melakukan pekerjaan tertentu pada suatu waktu tertentu, dan Dia tidak menunda; tak seorang pun dapat memusnahkan pekerjaan-Nya. Bekerja menurut rencana-Nya dan menurut maksud-Nya adalah prinsip yang Dia gunakan untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan tak seorang pun yang bisa mengubah hal ini. Di sana, engkau seharusnya memahami watak Tuhan" ("Hanya dengan Mengetahui Kemahakuasaan Tuhan, Engkau Dapat Memiliki Kepercayaan yang Sejati" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Segala sesuatu yang Tuhan lakukan itu perlu dan memiliki makna penting yang luar biasa karena semua yang Dia lakukan dalam diri manusia berkaitan dengan pengelolaan-Nya dan penyelamatan umat manusia. Tentu saja, pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri Ayub juga demikian, meskipun Ayub tak bercela dan jujur di mata Tuhan. Dengan kata lain, terlepas dari apa yang Tuhan lakukan atau cara Dia melakukannya, terlepas dari harga yang harus dibayar, terlepas dari sasaran-Nya, tujuan dari tindakan-Nya tidak berubah. Tujuan-Nya adalah untuk memasukkan firman Tuhan, serta tuntutan dan kehendak Tuhan bagi manusia ke dalam diri manusia; dengan kata lain, tujuannya adalah untuk memasukkan semua yang Tuhan anggap positif ke dalam diri manusia sesuai dengan langkah-langkah-Nya, memampukan manusia untuk memahami hati Tuhan dan memahami hakikat Tuhan, dan memungkinkan manusia menaati kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan dengan demikian memungkinkan manusia untuk mencapai takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan—semua ini merupakan salah satu aspek dari tujuan Tuhan dalam semua yang Dia lakukan. Aspek lainnya adalah bahwa, karena Iblis adalah kontras dan objek pelayanan dalam pekerjaan Tuhan, manusia sering diserahkan kepada Iblis; ini adalah sarana yang Tuhan gunakan untuk memungkinkan manusia melihat kejahatan, keburukan, dan kekejian Iblis dalam pencobaan dan serangan Iblis, sehingga menyebabkan manusia membenci Iblis dan mampu mengetahui dan mengenali apa yang negatif. Proses ini membuat mereka untuk secara berangsur-angsur membebaskan diri mereka sendiri dari kendali Iblis dan dari tuduhan, gangguan, dan serangan Iblis—sampai, karena firman Tuhan, pengetahuan dan ketaatan mereka kepada Tuhan, serta iman mereka kepada Tuhan dan sikap mereka yang takut akan Dia, mereka menang atas serangan dan tuduhan Iblis; baru setelah itulah mereka akan benar-benar dibebaskan dari wilayah kekuasaan Iblis" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa Dia bertindak dengan prinsip dan selalu dalam waktu-Nya yang tepat, lalu kebenaran serta kebijaksanaan-Nya ada di balik semua ini. Aku membayangkan kebenaran Tuhan berarti ganjaran langsung dan orang jahat harus segera dihukum. Namun, jika semuanya terjadi sesuai bayanganku, bagaimana Tuhan menyingkap semua jenis orang dan memungkinkan orang-orang pilihan-Nya memperoleh kearifan? Tuhan sebenarnya membiarkan para antikristus dan pemimpin palsu muncul di Gereja untuk menggunakan orang-orang ini membantu kita tumbuh dalam hidup, untuk mendorong kita mencari kebenaran, dan mengembangkan daya pengamatan. Saat kita bisa mengenali orang-orang ini dengan menggunakan prinsip kebenaran, saat itulah kita memahami dan masuk ke dalam kebenaran. Saat itu terjadi, fungsi para antikristus dan pemimpin palsu telah terpenuhi. Meskipun beberapa antikristus dan pemimpin palsu saat itu berada dalam posisi berkuasa di gereja dan sepertinya mampu mengendalikan serta menipu beberapa orang, Kristus dan kebenaran tetap berkuasa di Gereja, jadi mereka semua akan tersingkap dan diusir cepat atau lambat.

Aku juga menyadari betapa berbahaya dan jahatnya natur antikristus, sama sekali tidak memiliki kemanusiaan. Mereka hanya memedulikan martabat dan status serta sama sekali tak memedulikan menjadi pilihan Tuhan. Siapa pun yang melanggar kepentingan mereka menjadi duri dalam daging mereka. Mereka akan menyerang dan membalas dendam kepada orang itu, tidak berhenti sampai selesai. Mereka berperilaku persis seperti Iblis. Sampai antikristus diusir, pilihan Tuhan tidak akan punya waktu istirahat untuk menjalani kehidupan gereja atau melakukan tugas mereka. Tuhan telah mengizinkan ini terjadi kepadaku agar aku benar-benar bisa melihat dari orang-orang ini bagaimana mereka menipu dan merugikan orang lain, mengenali natur dan esensi mereka, melihat kekeliruan sesat mereka, serta melepaskan diri dari kendali dan tipu daya mereka. Tuhan juga ingin aku belajar dari kesalahan mereka agar aku tak mengambil jalan yang salah. Semua ini menunjukkan kepadaku Tuhan benar-benar mengatur situasi ini untuk menyelamatkan dan menyempurnakan aku. Seperti firman Tuhan: "Melalui adanya banyak hal negatif dan bertentangan, dan melalui segala macam perwujudan Iblis—tindakannya, tuduhannya, gangguannya dan tipu dayanya—Tuhan memperlihatkan kepadamu wajah jahat Iblis dengan jelas, dan dengan demikian menyempurnakan kemampuanmu untuk membedakan Iblis, sehingga engkau akan membenci Iblis dan meninggalkannya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Aku bersyukur kepada Tuhan karena membimbingku untuk memahami upaya-Nya yang besar dan untuk menuntunku keluar dari kegelapan.

Pada bulan Januari 2015, aku menulis surat lain yang melaporkan Yan Zhuo. Aku menunggu dengan cemas lagi setiap hari agar rumah Tuhan mengirim seseorang untuk menyelidiki dia. Namun, dua bulan berlalu, dan aku masih menunggu seseorang untuk menyelidikinya. Pemimpin gereja kami datang untuk menanyaiku berulang kali. Dia bertanya, "Apakah kau punya masalah dengan Tuhan atau dengan rumah Tuhan?" Aku mulai merasa khawatir saat dia mengatakan itu. Aku berpikir, "Aku ingin tahu apa yang akan terjadi kepadaku sekarang setelah menulis surat ini. Aku sudah diisolasi, jadi jika terjadi hal lain, aku pasti akan dikeluarkan dari Gereja." Aku tiba-tiba menyadari bahwa aku mulai meragukan kebenaran Tuhan lagi. Aku segera datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, sambil berkata, "Ya Tuhan, aku secara lisan mengakui kebenaran-Mu, aku juga percaya Kristus dan kebenaran berkuasa di rumah Tuhan. Namun, saat diuji oleh waktu dan fakta, aku melihat betapa kecilnya iman yang kumiliki, dan aku masih belum benar-benar memahami kebenaran-Mu. Kini aku ingin melepaskan kepentinganku dan tunduk pada pengaturanmu. Tolong bimbing aku untuk memahami keinginan-Mu." Aku kemudian membaca kutipan firman Tuhan "Bagi semua orang yang bercita-cita untuk mengasihi Tuhan, tidak ada kebenaran yang tidak dapat dicapai, dan tidak ada keadilan yang tidak dapat mereka tegakkan. Bagaimana seharusnya engkau menjalani hidupmu? Bagaimana seharusnya engkau mengasihi Tuhan, dan mencurahkan kasih ini untuk memuaskan keinginan-Nya? Tidak ada perkara yang lebih besar dalam hidupmu. Di atas segalanya, engkau harus memiliki cita-cita dan ketekunan seperti itu, janganlah seperti orang-orang yang tak punya nyali, orang-orang yang lemah. Engkau harus belajar bagaimana menghayati kehidupan yang berarti dan mengalami kebenaran yang bermakna, dan tidak seharusnya memperlakukan dirimu sendiri secara sembrono dengan cara seperti itu. Tanpa engkau sadari, hidupmu akan berlalu begitu saja; setelah itu, masih adakah kesempatan lain bagimu untuk mengasihi Tuhan? Bisakah manusia mengasihi Tuhan setelah dia mati? Engkau harus memiliki cita-cita dan hati nurani yang sama seperti Petrus; hidupmu harus bermakna, dan jangan main-main dengan dirimu sendiri" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku yang Dia sempurnakan adalah kerinduan kita akan hakikat dan kebenaran, serta tekad kita untuk mencintai Tuhan. Apa pun kesulitan, kemunduran, atau serangan yang kita hadapi, kita tidak boleh mundur, tetapi harus hidup untuk Tuhan dan kebenaran. Kita tidak boleh tunduk kepada kekuatan Iblis apa pun. Hanya dengan begitu kita bisa mendapatkan kebenaran dan disempurnakan. Aku tidak memiliki tekad dan kemauan seperti itu. Meskipun telah berdoa dan bertekad kepada Tuhan untuk melindungi pekerjaan rumah-Nya dan melakukan kebenaran, saat melihat kekuatan jahat muncul, aku menjadi takut dikurung dan mundur. Aku menyadari masih belum benar-benar memahami kebenaran Tuhan dan hanya memikirkan diriku sendiri saat sesuatu terjadi. Sebuah firman Tuhan kemudian muncul dalam benak, "Orang Jahat Pasti akan Dihukum". Firman Tuhan akan tercapai, dan apa yang Dia capai berlangsung selamanya. Semua orang jahat akan mendapatkan hukuman dari kebenaran Tuhan. Tidak peduli berapa lama atau bagaimana itu terjadi, semuanya akan selalu terjadi seperti firman Tuhan pada akhirnya. Jadi, aku berpikir, "Aku harus melepaskan gagasanku, meninggalkan watak iblisku yang licik, memercayai firman Tuhan, dan percaya bahwa Tuhan itu benar. Aku tidak akan tunduk pada kekuatan Iblis apa pun!" Setelah menyadari ini, aku perlahan-lahan menjadi tenang dan berhenti khawatir.

Pada bulan April 2015, aku menerima surat dari Pemimpin Li serta pemimpin dan pekerja lainnya tentang bagaimana Yan Zhuo memperdaya mereka, dan bagaimana mereka begitu menyakitiku. Mereka semua meminta maaf. Dalam suratnya, Pemimpin Li mengakui, "Bukan para pemimpin senior yang menuduhmu sangat mengganggu pekerjaan gereja, itu adalah Yan Zhuo." Aku tahu pada saat itu bahwa Yan Zhuo telah membaca kedua suratku yang melaporkan dia. Untuk menyelamatkan mukanya sendiri, dia telah menyiapkan bukti untuk membuatku dikeluarkan, tetapi kemudian beberapa pemimpin dan pekerja melihat masalah dari dirinya, jadi mereka mengirim surat bersama ke rumah Tuhan untuk melaporkan dia. Saat membaca semua surat ini, aku menghela napas lega. Aku berlutut di hadapan Tuhan dan menangis. Aku merasa sangat berutang budi kepada Tuhan pada saat itu. Aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi selalu melihat kebenaran-Nya melalui lensa imajinasiku. Saat masalah muncul, aku mencoba menyesuaikannya dengan bayanganku, dan saat itu tidak berhasil, aku salah paham, dan menyalahkan Tuhan. Namun, Dia mengabaikan kelemahan dan kerusakanku serta membimbingku selama waktu yang paling menyakitkan dan tak tertahankan itu. Pengalaman ini menunjukkan kepadaku Tuhan menggunakan pertempuran rohani untuk mengenali dan melaporkan para pemimpin palsu itu guna memperbaiki pemahamanku yang salah arah dan memberiku pemahaman sejati tentang kebenaran-Nya. Aku juga sadar bahwa aku melihat semua yang Tuhan lakukan melalui lensa imajinasiku. Aku sebenarnya menghujat dan membatasi Tuhan, aku juga menyinggung watak-Nya. Pengalaman ini menunjukkan kepadaku esensi Tuhan adalah benar. Segala sesuatu yang Tuhan katakan dan lakukan, entah itu sesuai dengan gagasan orang-orang atau tidak adalah pengungkapan dari watak benar-Nya. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Watak benar Tuhan adalah hakikat sejati Tuhan. Ini bukan sesuatu yangditulis atau dibentuk oleh manusia. Watak benar-Nya adalah watak benar-Nya dan tidak ada hubungannya atau kaitannya dengan ciptaan mana pun. Tuhan sendiri adalah Tuhan sendiri. Dia tidak akan pernah menjadi bagian dari ciptaan, dan bahkan jika Dia menjadi anggota makhluk ciptaan, watak dan hakikat dasar-Nya tidak akan berubah. Karena itu, mengenal Tuhan tidak sama dengan mengenal sebuah objek; mengenal Tuhan bukanlah membedah sesuatu, juga tidak sama dengan memahami seseorang. Jika manusia menggunakan konsep atau metodenya sendiri untuk mengenal sebuah objek atau memahami seseorang untuk mengenal Tuhan, engkau tidak akan pernah bisa mendapatkan pengenalan akan Tuhan. Mengenal Tuhan tidak bergantung pada pengalaman atau imajinasi, dan karena itulah, engkau tidak boleh memaksakan pengalaman atau imajinasimu pada Tuhan; sekaya apa pun pengalaman atau imajinasimu, semua itu tetaplah terbatas. Terlebih lagi, imajinasimu tidak sesuai dengan fakta, apalagi dengan kebenaran, dan imaginasimu tidak sesuai dengan watak dan hakikat benar Tuhan. Engkau tidak akan pernah berhasil jika bergantung pada imajinasimu untuk memahami hakikat Tuhan. Satu-satunya jalan adalah ini: menerima semua yang datang dari Tuhan, lalu secara bertahap mengalami dan memahaminya. Akan ada hari di mana Tuhan akan mencerahkanmu supaya engkau benar-benar memahami dan mengenal Dia karena kerja samamu dan karena lapar dan hausmu akan kebenaran" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II").

Pada bulan Mei 2015, antikristus Yan Zhuo diusir dari Gereja karena melakukan banyak kejahatan. Para kroni dan kaki tangannya juga ditangani. Saat membaca pemberitahuan pengusiran itu, aku merasakan dari lubuk hatiku betapa benarnya Tuhan! Kebenaran dan Kristus berkuasa di rumah Tuhan! Syukur kepada Tuhan!

Catatan kaki:

a. Egalitarianisme: Doktrin atau pandangan yang menyatakan bahwa manusia itu ditakdirkan sama derajatnya.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tugas Tak Kenal Pangkat

Oleh Saudari Li Karen, Filipina Sebelum memercayai Tuhan Yang Mahakuasa, aku terbiasa dipuji guru. Aku selalu ingin diperhatikan, dan...

Tinggalkan Balasan