Dapatkah Alkitab Merepresentasikan Tuhan?
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Tuhan sendiri adalah kehidupan dan kebenaran, dan kehidupan dan kebenaran-Nya hidup berdampingan. Mereka...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Aku beriman kepada Tuhan Yesus bersama ibuku sejak aku masih kecil dan menikmati limpahan kasih karunia serta berkat dari-Nya. Ini membuatku sangat merasakan belas kasihan dan kasih Tuhan Yesus yang mendalam bagi manusia. Tumbuh dalam kasih karunia Tuhan, aku terbiasa meminta kasih karunia dari-Nya. Setiap kali menghadapi masalah, aku berdoa kepada Tuhan dan saat berdosa, aku datang ke hadapan-Nya untuk mengakuinya. Aku percaya bahwa karena Tuhan itu penuh belas kasihan dan pengasih, Dia akan selalu mengampuni dosa-dosaku.
Suatu hari pada bulan Mei 2019, aku bertemu Saudari Diana dan Saudari Vanessa di Facebook. Kami ikut kelompok belajar Alkitab bersama dan menurutku persekutuan Vanessa tentang Alkitab sangat mencerahkan. Suatu kali, dalam pertemuan, Vanessa berkata, "Tuhan berkata bahwa Dia akan datang kembali pada akhir zaman, jadi bagaimana kita dapat menyambut-Nya? Tuhan Yesus berkata: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku' (Yohanes 10:27). 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku' (Wahyu 3:20). Selain itu, 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu 2:7). Dari bagian ini, kita bisa melihat bahwa saat Tuhan datang pada akhir zaman, Dia akan mengungkapkan firman-Nya. Kunci untuk menyambut Tuhan adalah mendengarkan suara Tuhan dengan cermat, dan mereka yang bisa menyambut Tuhan dengan mendengar suara-Nya seperti gadis bijaksana." Aku sangat terkejut saat mendengar persekutuan Vanessa. Aku belum pernah mendengar kata-kata yang begitu mendalam. Dia telah mengidentifikasi kunci untuk menyambut Tuhan. Aku tak pernah menyadari ini sebelumnya. Setelah itu, Vanessa menunjukkan kepada kami sebuah video lagu pujian yang sangat bergelora. Di akhir video, aku melihat tulisan, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa," dan aku pun menjadi penasaran. Setelah pertemuan selesai, aku bergegas mencari di internet. Aku melihat banyak informasi negatif, jadi aku segera menghubungi Diana untuk mencari tahu lebih lanjut. Diana berkata bahwa menyambut Tuhan adalah hal yang sangat penting, dan dia mendorongku agar tidak terpengaruh oleh desas-desus, dan menyarankanku untuk terlebih dahulu mengesampingkan kekhawatiranku dan berusaha dengan rendah hati mencari tahu apakah ini adalah jalan yang benar. Beberapa hari kemudian, Diana mengundangku menghadiri pertemuan. Aku merasa sangat bimbang: Sebaiknya aku hadir atau tidak? Persekutuan Vanessa tentang Alkitab sangat mencerahkan, dan aku ingin mendengar lebih banyak, tetapi aku juga khawatir bahwa apa yang dia khotbahkan bukanlah jalan yang benar. Di tengah keragu-raguan, aku berdoa kepada Tuhan, meminta bimbingan-Nya. Setelahnya, aku menghadiri pertemuan itu.
Selama pertemuan, Vanessa dengan bersemangat memberitahuku, "Tuhan Yesus telah datang kembali, Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan, telah mengungkapkan jutaan firman dan, berdasarkan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Dia melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, untuk sepenuhnya menyucikan dan menyelamatkan umat manusia. Firman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, menyingkapkan misteri inkarnasi Tuhan, tiga tahap pekerjaan-Nya, dan kisah dalam Alkitab, Firman-Nya juga menceritakan sumber dosa manusia, bagaimana Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia secara bertahap, dan arti pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa juga telah menunjukkan kepada kita cara yang digunakan orang percaya agar dapat mencapai keselamatan. Misalnya, Tuhan menjelaskan bagaimana mengalami penghakiman firman-Nya untuk menyingkirkan watak rusak kita, bagaimana menerapkan kebenaran dan menjadi orang jujur, bagaimana takut akan Dia dan menjauhi kejahatan, bagaimana menjadi orang yang mengikuti kehendak-Nya, dan sebagainya." Dia juga berkata bahwa firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa menggenapi nubuat Tuhan Yesus: "Masih ada banyak hal lain yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak dapat menanggungnya saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:48). "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). Aku merasa bahwa apa yang telah dikatakan Vanessa itu memberi penerangan, tetapi masih ada banyak keraguan di hatiku. Jadi, aku berdoa di dalam hati kepada Tuhan, lalu aku teringat akan firman Tuhan: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). Aku berpikir: "Kedatangan Tuhan kembali adalah hal besar, aku tak boleh sembarangan menyimpulkan. Aku harus mencari dengan rendah hati dan terus mendengarkan."
Setelah itu, Vanessa menyuruhku membaca suatu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh kata-kata, dan belenggu sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak dibekali dengan air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, tetap bergeming dan mempertahankan segala sesuatunya apa adanya, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa membuktikan bahwa Tuhan yang engkau pegang teguh sebagai Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah kata-kata yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kata-kata dalam kitab suci yang kaubaca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata falsafah yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Tidakkah perbedaan ini membuatmu merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah kau membawa dirimu ke surga untuk menemui Tuhan seorang diri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). Saat membacanya, aku mulai merasa ada yang berbeda dengan kata-kata ini dan aku pun merasa takut padanya: Kata-kata ini terdengar begitu tegas dan tajam; setiap kata dan frasanya dipenuhi otoritas dan kuasa. Kata-kata itu tidak seperti yang diucapkan manusia biasa. Hanya Tuhan yang bisa berbicara seperti ini. Namun, kemudian aku juga berpikir, "Itu tak benar, Tuhan itu penuh belas kasihan dan pengasih; firman-Nya penuh dengan penghiburan dan kelembutan. Namun, kata-kata ini sangat keras, seperti kutukan atau hukuman bagi umat manusia. Apakah ini benar-benar firman Tuhan? Mengingat betapa penuh otoritasnya kata-kata ini, itu pasti firman Tuhan, bukan? Namun, jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali, cara bicaranya seharusnya sama dengan Dia, penuh belas kasihan serta pengasih kepada umat manusia, dan firman-Nya pun harus lembut serta penuh perhatian. Namun, ucapan Tuhan Yang Mahakuasa begitu keras. Mungkinkah Dia benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali?" Aku merasa sangat bingung, jadi aku memberi tahu Vanessa tentang keraguanku.
Vanessa dengan sabar menyampaikan persekutuan kepadaku, berkata: "Kita selalu percaya bahwa Tuhan itu penuh belas kasihan dan pengasih, bahwa Dia berbicara kepada kita dengan cara yang lembut dan penuh perhatian, jadi jika kata-kata-Nya keras, itu bukan firman Tuhan. Namun, pernahkah kita memikirkan apakah ide ini benar-benar sesuai dengan fakta dan kebenaran? Sebenarnya, di setiap zaman, Tuhan tak hanya mengucapkan kata-kata penuh perhatian dan menghibur, tetapi juga kata-kata keras yang menegur, menghakimi, dan mengutuk orang. Hanya saja, kita tidak memperhatikan hal ini. Mari kita lihat bagaimana hal ini dicatat dalam Alkitab. Tuhan Yahweh berfirman: 'Para pengawalnya adalah orang-orang buta: mereka semua tak tahu apa-apa, mereka semua adalah anjing dungu, yang tak bisa menyalak, hanya senang tidur, berbaring, dan melamun. Mereka adalah anjing-anjing rakus yang tak pernah kenyang; orang-orang itu adalah para gembala yang tak bisa mengerti: mereka semua berbuat sekehendak hatinya, masing-masing mencari keuntungannya sendiri' (Yesaya 56:10-11). Lalu, Tuhan Yesus berfirman, 'Hai engkau ular-ular, keturunan ular beludak, bagaimana engkau bisa luput dari kutukan neraka?' (Matius 23:33). 'Jangan kauberikan barang yang kudus kepada anjing, dan jangan kaulemparkan mutiaramu kepada babi, agar mereka jangan menginjak-injaknya, lalu berbalik dan menyerangmu' (Matius 7:6). Ada banyak lagi ayat seperti ini. Dari ayat-ayat ini, kita bisa lihat bahwa pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, Tuhan menegur, menghukum, dan mengutuk orang. Meskipun firman-Nya terdengar keras dan memedihkan, semuanya benar serta mengungkapkan esensi orang yang menentang dan memberontak terhadap Tuhan. Pada kenyataannya, entah firman Tuhan lembut atau keras, semuanya adalah pengungkapan watak Tuhan. Namun, jika kita tidak memahami watak Tuhan, kita akan cenderung membatasi-Nya sebagai penuh belas kasihan dan baik hati; kita akan memiliki gagasan saat Dia berbicara dengan keras, berpikir bahwa Tuhan hanya berbicara dengan cara yang lembut dan tak seharusnya berbicara dengan nada yang keras seperti itu, jika tidak, kata-kata itu tak mungkin berasal dari Tuhan. Menentukannya berdasarkan apakah kata-kata itu lembut atau keras itu salah serta merupakan konsekuensi dari gagasan dan imajinasi kita sendiri. Contohnya, jika kita hanya mengakui orang tua kita sebagai orang tua kita saat mereka berbicara dengan lembut kepada kita, tetapi tidak mengakui mereka sebagai orang tua kita saat mereka berbicara dengan tegas atau memarahi kita karena melakukan kesalahan, bukankah itu konyol?" Setelah mendengar persekutuan saudari ini, aku merasa lebih memahami hal ini. Aku berpikir: "Benar, entah orang tua kita berbicara kepada kita dengan lembut atau dengan tegas, bukankah mereka tetap orang tua kita? Baik Tuhan Yahweh maupun Tuhan Yesus pernah berbicara dengan kasar, lalu mengapa aku tak menyadari hal ini sebelumnya? Kurasa memang salah menentukan apakah ini adalah firman Tuhan atau bukan berdasarkan lembut atau kerasnya kata-kata itu." Setelah menyadari hal ini, penentanganku terasa berkurang. Namun, setiap kali aku membaca bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa yang menyingkapkan dan menghakimi umat manusia, aku merasa bahwa firman itu tajam, seolah aku telah dikutuk. Batinku terus berkecamuk: Tuhan Yesus itu penuh belas kasihan dan pengasih, jadi mengapa Tuhan Yang Mahakuasa begitu keras?
Suatu kali dalam sebuah pertemuan, aku bertanya kepada Saudari Susie: "Aku benar-benar tak bisa melihat Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus sebagai Tuhan yang sama; watak mereka terlalu berbeda. Saat membayangkan Tuhan Yesus, aku memikirkan bagaimana Tuhan itu penuh belas kasihan dan pengasih, tetapi Tuhan Yang Mahakuasa tampak sangat keras, dan banyak dari firman-Nya menyingkapkan dan menelaah orang-orang. Mengapa Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus sangat berbeda?" Saudari itu bersekutu dengan berkata, "Orang sering bingung tentang hal ini terutama karena mereka tidak memahami watak Tuhan. Mari kita lihat kembali pekerjaan Tuhan sebelumnya. Begitu kita memahami watak benar Tuhan, masalah ini akan teratasi dengan sendirinya. Kita semua tahu bahwa saat Tuhan mengetahui perbuatan jahat orang-orang Sodom dan Niniwe, watak-Nya murka dan Dia memutuskan untuk menghancurkan kedua kota ini. Sebelum menghancurkannya, Tuhan mengirim dua malaikat ke Sodom dan hanya Lot yang menjamu mereka. Para penduduk lain bukan hanya tak menyambut para malaikat, melainkan juga ingin membunuh mereka. Tuhan melihat kejahatan mereka dan murka. Setelah para malaikat menyelamatkan Lot dan keluarganya, Tuhan menurunkan hujan api dari langit, melenyapkan semua orang, ternak, dan tumbuhan di kota itu. Sekarang, mari kita lihat Niniwe. Tuhan juga berencana menghancurkan kota ini, jadi Dia mengutus Yunus untuk menyampaikan pesan-Nya: 'Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan' (Yunus 3:4). Saat raja Niniwe mendengar kabar ini, dia memimpin penduduk kotanya dengan mengenakan kain kabung, duduk di atas abu, berpuasa, berdoa, membuang kejahatan yang mereka lakukan, dan bertobat kepada Tuhan. Saat Tuhan melihat ini, Dia menarik kembali murka-Nya dan dengan penuh belas kasihan tidak jadi memusnahkan mereka. Dari perbedaan sikap Tuhan terhadap Niniwe dan Sodom, kita bisa melihat bahwa watak Tuhan itu nyata dan jelas. Dia tidak hanya pengasih dan penuh belas kasihan, tetapi juga megah dan murka. Saat orang berbuat dosa, Tuhan beri mereka kesempatan untuk bertobat, menunjukkan kepada mereka watak-Nya yang pengasih dan penuh belas kasihan. Saat orang-orang keras kepala dan tak mau bertobat, bahkan bersikeras menentang Tuhan dan berseru melawan-Nya, Tuhan melepaskan murka-Nya kepada mereka, menunjukkan watak-Nya yang benar dan megah. Ini memungkinkan kita untuk melihat bahwa watak benar Tuhan tak hanya pengasih dan penuh belas kasihan, tetapi juga megah dan murka. Kedua aspek ini terkandung dalam watak dasar Tuhan. Sekarang mari kita pertimbangkan Zaman Kasih Karunia tempat Tuhan Yesus melakukan pekerjaan-Nya. Saat orang berdosa dan datang ke hadapan Tuhan untuk mengakuinya dan bertobat, Dia akan membebaskan mereka dari dosa dan menganugerahkan kasih karunia yang berlimpah. Maka dari itu, banyak orang percaya bahwa watak Tuhan hanya penyayang dan penuh belas kasihan, tidak murka dan mengutuk. Sebenarnya, ini hanyalah gagasan dan imajinasi orang. Tentang orang Farisi yang mengutuk dan menentang Tuhan, dan bahkan secara terbuka berteriak kepada-Nya, Tuhan Yesus sangat murka. Dia menghukum dan mengutuk, serta menyatakan tujuh celaka atas mereka. Dia tak punya sedikit pun belas kasihan untuk mereka. Sejak saat penciptaan hingga saat ini, Tuhan selalu mengungkapkan watak benar-Nya kepada umat manusia. Tuhan itu pengasih dan penuh belas kasihan, tetapi juga megah, murka, mengutuk, dan menghukum. Seperti firman Tuhan Yang Mahakuasa: 'Belas kasihan dan toleransi Tuhan memang ada, tetapi kekudusan dan keadilan Tuhan ketika Dia melepaskan murka-Nya juga memperlihatkan kepada manusia sisi dari Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran. Ketika manusia sepenuhnya mampu menaati perintah Tuhan dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, Tuhan pun berlimpah dalam belas kasihan-Nya terhadap manusia; ketika manusia telah dipenuhi kerusakan, kebencian dan permusuhan terhadap-Nya, Tuhan sangat marah. Sampai sejauh manakah kemarahan-Nya yang sedemikian mendalam itu? Murka-Nya akan terus berlanjut sampai Tuhan tidak lagi melihat penentangan dan perbuatan jahat manusia, sampai semua itu tidak lagi ada di depan mata-Nya. Baru setelah itulah kemarahan Tuhan akan lenyap. ... Dia toleran dan penuh belas kasihan terhadap hal-hal yang baik, indah dan bagus; terhadap hal-hal yang buruk, berdosa dan jahat, Dia sangat murka, sedemikian murkanya sampai Dia tidak berhenti dalam kemurkaan-Nya. Inilah dua aspek utama dan yang paling menonjol dari watak Tuhan, dan terlebih dari itu, keduanya telah diungkapkan oleh Tuhan dari awal hingga akhir yaitu: belas kasihan yang berkelimpahan dan murka yang mendalam' (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Melalui firman Tuhan, kita bisa melihat bahwa 'belas kasihan yang berkelimpahan dan murka yang mendalam' adalah dua aspek watak Tuhan yang terus Dia perlihatkan kepada manusia. Kedua aspek watak-Nya ini tak bertentangan. Semuanya adalah bagian dari watak dasar-Nya. Kita tak boleh membatasi bahwa Tuhan hanya mampu menganugerahkan limpahan belas kasihan dan tidak akan menunjukkan kemurkaan yang mendalam karena kita telah menikmati kasih karunia-Nya di masa lalu. Pemahaman semacam ini terlalu sepihak." Setelah mendengar ini, aku menyadari bahwa Tuhan bukan hanya pengasih dan penuh belas kasihan, melainkan juga megah, murka, dan mengutuk. Semua ini adalah aspek dari watak dasar Tuhan. Karena pemahamanku akan watak Tuhan terlalu sedikit, aku memiliki kepercayaan sepihak bahwa Tuhan hanya penuh belas kasihan dan pengasih. Ini benar-benar merupakan gagasan serta imajinasiku, dan tidak sejalan dengan kenyataan. Aku menyadari bahwa aku harus mendengarkan lebih banyak persekutuan untuk memperdalam pemahamanku.
Susie juga berkata bahwa watak yang Tuhan perlihatkan di setiap zaman didasarkan pada tuntutan pekerjaan penyelamatan Tuhan, serta kebutuhan umat manusia yang rusak. Kemudian, kami membaca dua bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa yang membantuku memperoleh pemahaman yang lebih jelas akan kebenaran dalam hal ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Pekerjaan yang Yesus lakukan sesuai dengan kebutuhan manusia pada zaman itu. Tugas-Nya adalah menebus manusia, mengampuni dosa-dosa mereka, dan karena itu, watak-Nya secara keseluruhan adalah kerendahhatian, kesabaran, kasih, ketaatan, kelapangan hati, belas kasihan, dan kasih setia. Dia memberi kepada manusia kasih karunia dan berkat yang melimpah, dan segala sesuatu yang dapat manusia nikmati, Dia memberikan hal berikut untuk mereka nikmati: kedamaian dan kebahagiaan, kesabaran dan kasih-Nya, belas kasihan dan kasih setia-Nya. Pada masa itu, kelimpahan segala sesuatu yang dapat manusia nikmati—perasaan damai dan aman di dalam hati mereka, perasaan jaminan kepastian dalam roh mereka, ketergantungan mereka kepada Yesus Sang Juruselamat—semua itu mereka dapatkan karena mereka hidup pada zaman itu" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan"). "Dalam pekerjaan terakhir-Nya untuk mengakhiri zaman, Watak Tuhan adalah menghajar dan menghakimi. Dengan watak ini Dia menyingkapkan segala sesuatu yang tidak benar untuk menghakimi semua orang secara terbuka dan menyempurnakan mereka yang mengasihi-Nya dengan hati yang tulus. Hanya watak seperti inilah yang dapat mengakhiri zaman. Akhir zaman telah tiba. Semua makhluk ciptaan akan dipisahkan menurut jenis mereka, dan dibagi ke dalam kategori berbeda berdasarkan sifat mereka. Ini saat ketika Tuhan mengungkap kesudahan manusia dan tempat tujuan mereka. Jika manusia tidak mengalami hajaran dan penghakiman, tidak akan ada jalan untuk mengungkap pemberontakan serta ketidakbenaran mereka. Hanya melalui hajaran dan penghakimanlah kesudahan semua makhluk ciptaan bisa diungkapkan. Manusia hanya menunjukkan wujud aslinya ketika dia dihajar dan dihakimi. Yang jahat akan dikumpulkan bersama yang jahat, yang baik dengan yang baik, dan semua manusia akan dipisahkan berdasarkan jenis mereka. Melalui hajaran dan penghakiman, kesudahan semua ciptaan akan diungkap, sehingga yang jahat bisa dihukum dan yang baik diberikan upah, dan semua orang menyerahkan diri di bawah kekuasaan Tuhan. Semua pekerjaan ini harus dicapai melalui hajaran dan penghakiman yang benar. Karena kerusakan manusia telah mencapai puncaknya dan pemberontakan mereka makin parah, hanya watak Tuhan yang benar, yang terutama adalah termasuk hajaran dan penghakiman serta diungkapkan di akhir zaman—yang bisa benar-benar mengubah dan menyempurnakan manusia. Hanya watak ini yang bisa menyingkap kejahatan dan menghukum semua yang tidak benar dengan keras. Oleh karena itu, watak seperti ini memiliki makna penting zaman, dan pengungkapan serta pergelaran watak-Nya dinyatakan demi kepentingan pekerjaan setiap zaman yang baru. Namun, tidak berarti bahwa Tuhan menyatakan watak-Nya secara sewenang-wenang dan tanpa makna. Andaikan dalam menyingkapkan kesudahan manusia selama akhir zaman, Tuhan masih menganugerahi manusia dengan belas kasihan dan kasih yang tak terhingga dan terus mengasihinya; tidak membuat manusia mengalami penghakiman yang benar, melainkan menunjukkan toleransi, kesabaran, dan pengampunan kepadanya dan mengampuni manusia tanpa peduli betapa beratnya dosa mereka dan tanpa penghakiman yang benar sedikit pun: lalu kapankah seluruh pengelolaan Tuhan akan diakhiri? Kapankah watak seperti itu dapat menuntun orang ke tempat tujuan yang pantas bagi umat manusia? Misalkan saja, ada seorang hakim, yang selalu mengasihi, seorang hakim yang berwajah ramah dan berhati lembut. Dia panjang sabar dan selalu mengasihi orang tanpa memandang bulu dan tanpa memandang kejahatan yang mungkin dilakukannya. Dapatkah dia memberi putusan yang benar dalam penghakiman? Selama akhir zaman, hanya penghakiman yang benar yang dapat memisahkan manusia menurut jenisnya dan membawa manusia ke dalam dunia baru. Dengan demikian, seluruh zaman diakhiri melalui watak benar Tuhan dari penghakiman dan hajaran" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)").
Setelah kami membaca firman Tuhan, Susie bersekutu, dengan berkata, "Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh mengungkapkan watak-Nya yang didominasi oleh kutukan, pembakaran, dan murka. Selama masa itu, pemahaman orang-orang sangat kurang. Mereka tak tahu apa itu dosa, bagaimana seharusnya mereka hidup, atau bagaimana cara menyembah Tuhan, jadi berdasarkan kebutuhan mereka pada saat itu, Tuhan mengeluarkan hukum dan perintah untuk membimbing orang-orang dalam hidup mereka. Mereka yang menaati hukum Tuhan menerima belas kasihan-Nya, tetapi mereka yang melanggarnya dihukum, dan bahkan dibakar oleh api surgawi Tuhan atau dirajam sampai mati. Namun, menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang menjadi makin rusak, sering berbuat dosa dan melanggar hukum tanpa sengaja, dan mereka semua akan dihukum mati di bawah hukum jika tindakan mereka dinilai oleh hukum saat itu. Jadi, di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Sendiri menjadi daging untuk menebus umat manusia sesuai kebutuhan mereka, memperlihatkan watak-Nya yang terutama penuh belas kasihan dan pengasih serta menganugerahkan kasih karunia yang berlimpah kepada manusia. Dia memperlakukan mereka dengan kasih serta belas kasihan yang tak terbatas, menoleransi dan mengampuni dosa mereka, lalu akhirnya disalibkan sebagai korban penghapus dosa untuk menebus semua orang dari dosa mereka. Dia mengampuni hukuman mereka menurut hukum dan membiarkan mereka tetap hidup. Pada Zaman Kasih Karunia, jika Tuhan terus mengungkapkan watak-Nya terutama dalam bentuk kutukan, pembakaran, dan murka, dosa manusia tak akan pernah diampuni, orang-orang di bawah hukum tak akan pernah ditebus, umat manusia akan musnah tak bersisa dan tak akan berada di posisinya sekarang. Jadi, Tuhan mengungkapkan watak-Nya yang terutama penuh belas kasihan dan pengasih pada Zaman Kasih Karunia. Selama orang-orang datang ke hadapan-Nya dan menerima penebusan-Nya, mengakui dosa dan bertobat, Dia akan mengampuni dosa mereka. Pada akhir zaman, orang-orang menjadi makin rusak. Meskipun telah menerima penebusan Tuhan Yesus dan diampuni dari dosa, natur berdosa kita, seperti kecongkakan, kelicikan, kejahatan, sifat keras kepala, dan kekejaman, semuanya masih berakar jauh di dalam diri kita. Watak Iblis kita masih belum sepenuhnya dimusnahkan, sehingga kita masih sering berbohong, berbuat dosa, menentang, dan memberontak terhadap Tuhan. Kita belum memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Untuk menyelamatkan umat manusia dan sepenuhnya membersihkan diri kita dari dosa, Tuhan telah berinkarnasi kembali, melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian melalui firman-Nya atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus untuk benar-benar menghilangkan watak Iblis dalam diri kita, menyucikan kita dari dosa, dan membuat kita benar-benar tunduk serta takut akan Tuhan, lalu akhirnya membawa kita ke dalam kerajaan-Nya. Karena kebutuhan pekerjaan-Nya, Tuhan tidak lagi mengungkapkan watak-Nya yang penuh belas kasihan dan pengasih, tetapi justru memilih untuk memperlihatkan watak-Nya yang benar, megah, dan murka untuk menghakimi dan menyingkapkan watak rusak manusia. Hanya dengan melakukan itu, Dia bisa mengubah dan menyucikan umat manusia. Meskipun watak yang terutama Tuhan perlihatkan di setiap zaman berbeda-beda, esensi Tuhan tidak pernah berubah. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dan mengungkapkan watak-Nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan-Nya dan kebutuhan manusia yang rusak, sehingga mereka dapat lebih memahami serta mengenal Tuhan, dan agar mereka tidak membatasi-Nya serta watak-Nya. Kita tak boleh berpikir bahwa Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus bukanlah Tuhan yang sama hanya karena mereka mengungkapkan watak yang berbeda." Setelah mendengar persekutuan Susie, barulah aku baru menyadari bahwa Tuhan menentukan watak macam apa yang Dia perlihatkan di setiap zaman berdasarkan tuntutan pekerjaan penyelamatan-Nya dan kebutuhan umat manusia yang rusak. Dalam pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa memperlihatkan watak-Nya yang benar dan megah untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia; meskipun watak yang Dia ungkapkan berbeda dengan watak Tuhan Yesus, itu tetap diperlihatkan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia yang rusak. Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah Tuhan yang sama. Persekutuan Susie sangatlah jelas dan menghilangkan semua kebingunganku.
Pada pertemuan berikutnya, Vanessa membacakan bagian lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku: "Melalui apa penyempurnaan Tuhan atas manusia bisa dicapai? Ini dicapai melalui watak benar-Nya. Watak Tuhan terutama terdiri atas kebenaran, murka, kemegahan, penghakiman, dan kutuk, dan Dia menyempurnakan manusia terutama melalui penghakiman-Nya. Sebagian orang tidak paham, dan bertanya mengapa Tuhan hanya bisa menjadikan manusia sempurna melalui penghakiman dan kutuk. Mereka berkata, 'Jika Tuhan mengutuk manusia, bukankah manusia akan mati? Jika Tuhan menghakimi manusia, bukankah manusia akan terkutuk? Lalu bagaimana ia masih bisa disempurnakan?' Demikianlah perkataan orang yang tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Yang Tuhan kutuk adalah pemberontakan manusia, dan yang dihakimi-Nya adalah dosa-dosa manusia. Walaupun Dia berbicara dengan keras dan tanpa belas kasihan, Dia menyingkapkan segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia, menyingkapkan apa yang hakiki di dalam diri manusia melalui perkataan yang keras ini, kendati demikian, melalui penghakiman seperti itu, Dia memberi manusia pengetahuan yang mendalam tentang hakikat daging, dan dengan demikian manusia tunduk di hadapan Tuhan. Daging manusia itu milik dosa dan Iblis, yang memberontak, dan merupakan sasaran hajaran Tuhan. Jadi, untuk memungkinkan manusia mengenal dirinya sendiri, firman penghakiman Tuhan harus dijatuhkan atasnya dan berbagai jenis pemurnian harus digunakan; baru saat itulah pekerjaan Tuhan bisa efektif" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"). Setelah membaca firman Tuhan, Vanessa berkata dalam persekutuannya, "Pada akhir zaman, pekerjaan penghakiman dan penyucian adalah tahap terakhir dari pekerjaan penyelamatan oleh Tuhan terhadap umat manusia, dan ini juga merupakan akhir dari rencana pengelolaan-Nya selama 6.000 tahun. Dengan memperlihatkan watak-Nya yang benar dan megah, Dia mengakhiri seluruh zaman, serta memilah masing-masing menurut jenisnya; yang baik dengan yang baik, dan yang jahat dengan yang jahat. Jika Tuhan hanya mengungkapkan watak-Nya yang penuh belas kasihan dan pengasih, selalu bersikap toleran, sabar, dan memaafkan kita sebanyak apa pun dosa yang kita lakukan, kita tak akan pernah lepas dari dosa dan selamanya akan tunduk pada kekuasaan serta penghancuran Iblis. Selain itu, pekerjaan penyelamatan Tuhan tak akan pernah selesai, yang baik dan yang jahat juga tak akan bisa dibedakan dengan benar. Jadi, pada akhir zaman, Tuhan mengungkapkan watak-Nya yang benar, megah, dan murka dalam pekerjaan-Nya, serta menyingkapkan natur Iblis manusia dengan perkataan-Nya yang kasar. Mereka yang mencintai kebenaran mengenal diri sendiri dan menerima penghakiman serta hajaran firman Tuhan, memahami watak benar Tuhan yang tidak mentoleransi pelanggaran, dan dengan demikian, menumbuhkan hati yang takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan, dan pada akhirnya mencapai perubahan watak. Adapun orang-orang yang muak akan kebenaran dan menolak penghakiman serta hajaran Tuhan, mereka disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Dengan cara ini, semua dikelompokkan menurut jenisnya." Aku menyadari, jika Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman dengan cara yang sama sama seperti Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan-Nya, hanya memperlihatkan belas kasihan serta kasih kepada manusia, dan tidak menghakimi mereka dengan tegas, Dia tak akan bisa memilah masing-masing orang menurut jenisnya, natur kita yang berdosa dan menentang Tuhan tak akan pernah teratasi, dan kita tak akan pernah bisa diselamatkan atau masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Jadi, Tuhan mengungkapkan watak yang benar, megah, menghakimi, dan menghajar pada akhir zaman itu sangat bermakna!
Kemudian, kami membaca dua bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa, yang membuatku lebih memahami pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan watak yang Dia ungkapkan pada akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Hari ini Tuhan menghakimi, menghajar dan menghukum engkau, tetapi ketahuilah bahwa penghukuman atasmu bertujuan supaya engkau dapat mengenal dirimu sendiri. Penghukuman, kutukan, penghakiman, hajaran—semua ini bertujuan agar engkau dapat mengenal dirimu sendiri, sehingga watakmu bisa berubah, dan terlebih lagi, supaya engkau dapat mengetahui nilaimu, dan melihat bahwa semua tindakan Tuhan adalah benar, dan sesuai dengan watak-Nya dan kebutuhan pekerjaan-Nya, bahwa Dia bekerja sesuai dengan rencana-Nya untuk keselamatan manusia, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang benar yang mengasihi dan menyelamatkan manusia, yang menghakimi dan menghajar manusia. ... Tuhan tidak datang untuk membunuh, atau membinasakan, tetapi menghakimi, mengutuk, menghajar, dan menyelamatkan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Maksud Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). "Meskipun firman-Ku mungkin keras, semuanya disampaikan untuk keselamatan manusia, karena Aku hanya menyampaikan firman dan tidak menghukum daging manusia. Firman ini menyebabkan manusia hidup dalam terang, supaya mereka tahu bahwa terang itu ada, bahwa terang itu berharga, terlebih lagi supaya manusia tahu bahwa firman ini mendatangkan keuntungan baginya, dan mengetahui bahwa Tuhan adalah keselamatan. Meskipun Aku telah menyampaikan banyak perkataan tentang hajaran dan penghakiman, semua itu belum dinyatakan kepadamu dalam perbuatan. Aku datang untuk melakukan pekerjaan-Ku, untuk menyampaikan firman-Ku. Sekalipun firman-Ku mungkin keras, firman itu disampaikan untuk menghakimi kerusakan dan pemberontakanmu. Tujuan-Ku melakukan ini tetaplah untuk menyelamatkan manusia dari kuasa Iblis, menggunakan firman-Ku untuk menyelamatkan manusia. Tujuan-Ku bukanlah untuk menyakiti manusia dengan firman-Ku. Firman-Ku keras sehingga ada hasil yang dapat dicapai dari pekerjaan-Ku. Hanya melalui bekerja dengan cara demikian, manusia dapat mengenal diri mereka sendiri dan melepaskan diri dari watak mereka yang membangkang" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Maksud Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). Vanessa bersekutu dengan berkata, "Dari firman Tuhan, kita bisa melihat bahwa pada akhir zaman, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia. Betapa pun keras dan memedihkan firman-Nya, semuanya dimaksudkan untuk membantu kita mengenali kebenaran dari kerusakan kita, membebaskan diri dari pengaruh gelap Iblis, dan menerima keselamatan dari Tuhan. Kita semua tahu watak Tuhan itu benar dan kudus, sedangkan kita manusia, yang telah dirusak sedemikian dalamnya oleh Iblis, mengejar tren-tren duniawi yang jahat, saling bertarung dan bersiasat licik demi mengejar uang dan keuntungan individu, tanpa memiliki keserupaan dengan manusia sama sekali. Bahkan mereka yang percaya kepada Tuhan tidak mampu melakukan tuntutan-Nya, dan sering menuntut kasih karunia serta berkat dari-Nya. Mereka melakukan setiap kontribusi hanya untuk masuk surga dan memperoleh hidup yang kekal, bukan untuk mengasihi Tuhan dan memuaskan-Nya. Itu semua dilakukan hanya untuk menggunakan Tuhan demi mencapai tujuan tercela mereka. Beberapa pemimpin agama dari luarnya tampak seperti hamba Tuhan yang rendah hati, sabar, dan antusias, tetapi dalam khotbahnya, mereka sering meninggikan dan bersaksi tentang dirinya sendiri agar dikagumi dan dihormati orang. Saat Tuhan kembali dalam daging dan muncul untuk melakukan pekerjaan-Nya, tak ada yang menyambut-Nya, lalu dunia keagamaan bekerja sama dengan pemerintah ateis untuk mengutuk dan menolak kedatangan-Nya kembali, dengan sembarangan membuat berita bohong untuk mendiskreditkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan mencegah orang agar tidak menyelidiki jalan yang benar. Artinya, seluruh umat manusia telah mengutuk dan menentang Tuhan, serta menolak kedatangan-Nya. Seperti yang dikatakan Alkitab, 'Dan seluruh dunia ada dalam kejahatan' (1 Yohanes 5:19). Umat manusia yang rusak menentang Tuhan dalam segala hal. Mereka semua sejenis Iblis dan ular berbisa. Saat Tuhan mengungkapkan firman-Nya yang keras untuk menyingkapkan kenyataan kerusakan umat manusia, hanya mereka yang mencintai kebenaran yang mampu mengenali natur Iblis mereka yang menentang dan mengkhianati Tuhan, dan menyadari bahwa mereka tidak berusaha mengenal Tuhan dalam iman, dan bahwa mereka hanya memiliki niat tercela seperti memperoleh berkat dan bertransaksi dengan Tuhan. Mereka dengan jelas melihat buruknya kerusakan yang mendalam di diri mereka yang ditimbulkan oleh Iblis, sungguh-sungguh bertobat, bertekad untuk bertindak sesuai permintaan Tuhan, dan akhirnya mendapatkan sedikit keserupaan dengan manusia. Dari sini, kita bisa melihat bahwa betapa pun keras dan memedihkannya firman Tuhan, semua itu mengungkapkan kenyataan tentang kerusakan kita dan bertujuan membantu menghidupkan kembali roh kita yang mati rasa, mengenali esensi rusak kita, sepenuhnya membebaskan diri dari belenggu dosa, dan memungkinkan kita untuk disucikan. Firman pengungkapan dan penghakiman Tuhan yang keras sangat bermanfaat bagi kita dalam mengenal diri sendiri dan mencapai keselamatan!" Setelah mendengar persekutuan Vanessa, aku akhirnya menyadari bahwa Tuhan mengungkapkan begitu banyak firman yang keras pada akhir zaman untuk menyingkapkan diri kita yang sebenarnya. Ini adalah keselamatan dari-Nya, bukan hukuman. Aku memikirkan bagaimana aku hanya percaya kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat dan kasih karunia, dan bahkan membatasi Tuhan bahwa Dia hanya penuh belas kasihan dan penyayang, juga tidak mau mengakui-Nya saat Dia berbicara dengan kasar. Aku sangat tidak masuk akal! Sejak saat itu, aku mampu menerima firman Tuhan yang keras dan menghakimi, dan bahkan aku lebih bersedia untuk membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali.
Setelah memastikan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman itu benar, aku aktif menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa setiap hari. Suatu hari, aku melihat bagian firman Tuhan: "Jika orang tetap tinggal dalam Zaman Kasih Karunia, mereka tidak akan pernah terbebas dari watak mereka yang rusak, apalagi mengenal watak dasar Tuhan. Jika orang selalu hidup di tengah kelimpahan kasih karunia, tetapi tidak memiliki jalan hidup yang membuat mereka dapat mengenal dan memuaskan Dia, mereka tidak akan pernah benar-benar mendapatkan Dia dalam kepercayaan mereka kepada-Nya. Jenis kepercayaan ini sungguh menyedihkan. Setelah engkau selesai membaca buku ini, ketika engkau telah mengalami setiap langkah pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi pada Zaman Kerajaan, engkau akan merasa bahwa kerinduan yang telah kaumiliki selama bertahun-tahun akhirnya telah terwujud. Engkau akan merasa bahwa baru sekaranglah engkau benar-benar melihat Tuhan berhadapan muka. Baru sekaranglah engkau menatap wajah-Nya, mendengar perkataan pribadi-Nya, menghargai hikmat pekerjaan-Nya, dan benar-benar merasakan betapa nyata dan mahakuasanya Dia. Engkau akan merasa bahwa engkau telah mendapatkan banyak hal yang belum pernah dilihat atau dimiliki orang-orang di masa lampau. Pada saat ini, engkau akan dengan jelas memahami apa arti percaya kepada Tuhan dan apa arti sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. Tentu saja, jika engkau berpegang teguh pada pandangan masa lalu, dan menolak atau menyangkal fakta inkarnasi Tuhan yang kedua, engkau akan tetap bertangan kosong dan tidak mendapat apa pun, dan pada akhirnya, engkau akan dinyatakan bersalah karena menentang Tuhan. Mereka yang mampu tunduk pada kebenaran dan tunduk pada pekerjaan Tuhan akan diakui di bawah nama Tuhan yang berinkarnasi kedua kalinya—Yang Mahakuasa. Mereka akan dapat menerima tuntunan pribadi Tuhan, mendapatkan kebenaran yang lebih banyak dan lebih tinggi, serta kehidupan sejati. Mereka akan mendapat penglihatan yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh orang-orang di masa lampau: 'Kemudian aku berbalik untuk melihat suara yang berbicara denganku. Dan ketika berpaling, aku melihat tujuh kaki dian dari emas; dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seseorang yang menyerupai Anak Manusia, berpakaian jubah sampai ke kaki, dan mengenakan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya seputih bulu domba, putih seperti salju, dan mata-Nya seperti nyala api. Dan kaki-Nya seperti tembaga mengkilap, seakan-akan membara dalam perapian dan suara-Nya bagaikan gemuruh air bah. Dan di tangan kanan-Nya ada tujuh bintang: dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua; dan wajah-Nya bercahaya bagaikan matahari yang bersinar dengan terik' (Wahyu 1:12-16). Penglihatan ini merupakan pengungkapan seluruh watak Tuhan, dan pengungkapan seluruh watak-Nya juga merupakan pengungkapan pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi-Nya saat ini. Dalam derasnya hajaran dan penghakiman, Anak Manusia mengungkapkan watak-dasar-Nya melalui perkataan-Nya, memungkinkan semua orang yang menerima hajaran dan penghakiman-Nya untuk melihat wajah Anak Manusia yang sesungguhnya, yang merupakan gambaran sebenarnya dari wajah Anak Manusia yang dilihat oleh Yohanes. (Tentu saja, semua ini tidak akan dapat dilihat oleh orang-orang yang tidak menerima pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan.) Wajah Tuhan yang sesungguhnya tidak dapat dilukiskan sepenuhnya menggunakan bahasa manusia, jadi Tuhan menggunakan cara mengungkapkan watak dasar-Nya untuk menunjukkan wajah-Nya yang sesungguhnya kepada manusia" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Melalui firman Tuhan, aku menyadari bahwa penglihatan yang dimiliki Yohanes dalam Kitab Wahyu merupakan pengungkapan tentang seluruh watak Tuhan dan memberi pertanda bahwa firman penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman seperti nyala api atau pedang yang tajam dan penuh dengan watak benar Tuhan. Hanya mereka yang menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman yang bisa benar-benar memahami watak benar Tuhan serta menghargai niat-Nya yang sungguh-sungguh dalam menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan menyelamatkan umat manusia. Aku pun merasa bersyukur di dalam lubuk hatiku dan memuji Tuhan, lalu aku berdoa dengan tulus, "Tuhan Yang Mahakuasa! Melalui pengungkapan dan penghakiman firman-Mu, aku menyadari bahwa Engkau tak hanya pengasih dan penuh belas kasihan, tetapi juga megah dan murka. Ini semua adalah aspek dari watak dasar-Mu yang benar. Tuhan Yang Mahakuasa! Firman-Mu benar-benar berharga. Aku benar-benar harus menerima penghakiman dan hajaran dari firman-Mu untuk mengenal diriku. Mulai sekarang, aku akan rajin makan dan minum firman-Mu, menerima penghakiman dan hajaran dari Firman-Mu, serta menempuh jalan mengejar kebenaran!"
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Tuhan sendiri adalah kehidupan dan kebenaran, dan kehidupan dan kebenaran-Nya hidup berdampingan. Mereka...
Oleh Saudari Li Chunmei, Korea Aku memperoleh iman kepada Tuhan pada tahun 2012. Aku sering mendengar pendeta berkata dalam pertemuan,...
Aku dibaptis dalam nama Tuhan Yesus pada tahun 1990, dan pada tahun 1998, aku telah menjadi rekan kerja sebuah gereja. Saat itu, berkat...
Oleh Saudara Martin, Korea SelatanDahulu aku adalah jemaat gereja Presbiterian Korea. Semua orang di keluargaku menjadi orang percaya...