Kebenaran Tidak Bisa Didapatkan dalam Agama

20 Juli 2022

Oleh Saudari Mei Xiang, Taiwan

Aku mengikuti orang tuaku percaya Tuhan saat kecil dan dengan giat mengejar kepercayaanku. Aku aktif terlibat dalam semua kegiatan gereja, apa pun itu. Aku memberikan sepersepuluh penghasilanku sebagai persepuluhan dan selalu ikut pelayanan gereja. Karena pengejaranku yang giat, aku menjadi diaken gereja, lalu menjadi penatua gereja pada usia 30. Namun, meski bertahun-tahun percaya, ada sesuatu yang selalu menggangguku. Aku melihat firman Tuhan Yesus, "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23). Ini membuatku bingung. Bukankah kami yang berkhotbah dan bekerja demi nama Tuhan dan menyerukan "Tuhan, Tuhan"? Kenapa Tuhan berfirman Dia tak mengenal orang-orang itu dan mereka adalah pelaku kejahatan? Bukankah bekerja bagi Dia dengan cara ini adalah kehendak-Nya untuk kita? Lalu, apa kehendak Tuhan? Aku tak pernah bisa menemukan jawaban.

Pada Maret 2020, suatu hari, seorang saudari mengundangku mendengarkan khotbah daring. Kupikir, "Selama pandemi, kita tak bisa ke gereja, jadi ini hal bagus." Aku dengan senang hati setuju. Dalam pertemuan daring itu, Saudari Weiwei bersekutu tentang arti gadis bijaksana dan gadis bodoh, apakah Kristus itu, apakah kerajaan surga ada di surga atau di bumi, dan seterusnya. Kupikir dia membicarakan semua itu dengan sangat baik. Itu adalah masalah yang tak bisa kupersekutukan dengan jelas dalam khotbahku, jadi persekutuannya sangat menarik bagiku. Dia juga bilang, "Kita orang percaya Tuhan berharap masuk ke kerajaan surga, tapi orang macam apa yang bisa memasuki kerajaan surga?" Kemudian dia membaca ayat-ayat Alkitab ini, "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23). Dia bilang, "Tuhan berfirman tak semua orang percaya bisa masuk kerajaan surga. Hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan yang bisa masuk. Jadi, apa artinya melakukan kehendak Tuhan? Banyak orang berpikir asalkan melakukan lebih banyak pelayanan, membaca Alkitab, berdoa, dan melakukan banyak perbuatan baik, mereka melakukan kehendak Tuhan, lalu saat Tuhan datang kembali, mereka akan memasuki kerajaan. Apakah pandangan ini benar? Apakah sesuai dengan kehendak Tuhan? Orang Farisi dari Yudaisme mengembara ke seluruh daratan dan lautan untuk memenangkan satu petobat, dan punya banyak perilaku baik, tapi saat Tuhan Yesus datang dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran, mereka tak mengenali Tuhan, membabi buta menentang dan mengutuk Dia, bahkan memaku Tuhan Yesus ke kayu salib, dan akhirnya menjadi pelaku kejahatan. Dari sini, kita bisa lihat melakukan kehendak Bapa bukan hanya, seperti yang kita bayangkan, memberitakan Injil, membaca Alkitab, berdoa, dan melakukan perbuatan baik. Ini hanya salah satu aspek dari kewajiban orang Kristen. Jadi, apa sebenarnya arti melakukan kehendak Bapa? Alkitab berkata, 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). 'Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). Dari sini kita bisa lihat tuntutan Tuhan bagi manusia adalah mencapai kekudusan dan bebas dari dosa, yang artinya mampu menaati Tuhan, mendengarkan firman-Nya, tak lagi berbuat dosa dan menentang Tuhan, tak lagi mengkhianati Tuhan, serta bahkan saat pekerjaan Tuhan tak sesuai gagasan manusia, bisa menaati dan menerimanya. Inilah orang yang melakukan kehendak Tuhan, yang akan tinggal di kerajaan Tuhan. Meskipun kita percaya Tuhan, meninggalkan daging dan berkorban untuk Tuhan, kita sering berbohong dan berbuat dosa, sering ada kecemburuan dan perselisihan antar rekan kerja, lalu saat menghadapi bencana dan penyakit, kita masih bisa mengeluh, menghakimi, bahkan mengkhianati Tuhan. Apa ini benar-benar melakukan kehendak Tuhan?" Setelah dia bersekutu, aku tiba-tiba tersadar: Melakukan kehendak Tuhan bukan tergantung pada kesibukan kita dari luar, tapi apa kita mendengarkan firman Tuhan, menaati Tuhan, berhenti berbuat dosa dan menentang Tuhan. Namun, kita masih sering berbuat dosa, hidup dalam keadaan berdosa di siang hari dan mengaku di malam hari, kita tak luput dari dosa, tak bisa menerapkan firman Tuhan, lalu saat hal buruk terjadi, kita marah dan mengeluh tentang Tuhan. Bagaimana kita bisa bilang telah melakukan kehendak Tuhan?

Lalu, di setiap pertemuan, Saudari Weiwei berbagi kata denganku. Kupikir kata-kata ini bagus, segar, dan sangat cerah. Lambat laun, aku mulai menyukai pertemuan seperti ini, dan selalu menantikan yang berikutnya. Inilah saat aku mendapati semua khotbahku, serta banyak khotbah pendeta, hanyalah doktrin yang kami gunakan untuk mendorong orang. Sejujurnya, kami tak punya pemahaman tentang Tuhan dan kebenaran sama sekali. Namun, saat bertemu saudara-saudari secara daring dan mendengarkan persekutuan mereka, aku sungguh merasa sedang dibekali, juga merasakan kebebasan dan pelepasan. Aku bisa bertanya jika tak memahami Kitab Suci atau tak tahu sesuatu, aku pun selalu menemukan jawaban di sana. Aku tak pernah mendapatkan begitu banyak di pertemuan gerejaku.

Dalam suatu pertemuan, Saudari Weiwei mengirimkan sebuah kutipan untuk kubaca. "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan. Kendati demikian, saat ini Aku bukan lagi Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu; Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Akulah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Dia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan api yang berkobar-kobar, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan disucikan melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman akan melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, bahwa Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Dan semua orang akan melihat bahwa Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi pada akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang menghanguskan segala sesuatu, dan juga Surya kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Inilah pekerjaan-Ku pada akhir zaman. Aku memakai nama ini dan memiliki watak ini supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, matahari yang menyala-nyala, dan api yang berkobar-kobar, supaya semua manusia dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat wajah-Ku yang sesungguhnya: Aku bukan saja Tuhan atas orang Israel, dan Aku bukan saja Sang Penebus; Akulah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan bumi dan lautan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'"). Setelah membaca kutipan ini, Saudari Weiwei bertanya, "Menurutmu siapa yang mengatakan ini?" Aku segera membacanya lagi dalam hati. Aku merasa kata-kata ini punya otoritas dan kekuaan, dan dari kata-kata "Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia," kurasakan kemegahan Tuhan. Aku yakin Tuhan mengucapkan kata-kata ini, karena tak ada manusia yang bisa mengatakan hal seperti itu. Tak ada orang terkenal, tokoh, atau pemuka agama bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. Aku bilang kepada Saudari Weiwei, "Jelas Tuhan yang mengatakan ini, karena hanya Tuhan yang tahu apa yang akan Tuhan lakukan, dan tak seorang pun berani mengatakan, 'Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan.'" Setelah mendengar jawabanku, dia berkata penuh semangat, "Amin! Ini adalah suara Tuhan! Mereka yang bisa mengenali firman Tuhan diberkati oleh Tuhan." Belum pernah kubaca ini di dalam Alkitab, jadi aku penasaran dari mana ini berasal. Saat itulah dia memberitahuku bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, Juruselamat. Tuhan Yang Mahakuasa telah membuka gulungan dan merobek tujuh meterai, kata-kata ini berasal dari gulungan itu, itulah kebenaran yang diungkapkan Tuhan pada akhir zaman. Aku sangat gembira saat mendengar ini dan berpikir, "Gulungan telah dibuka? Kalau begitu, aku harus cepat membaca firman Tuhan!" Lalu, dia melanjutkan persekutuannya, "Tuhan Yesus datang kembali pada akhir zaman. Dia muncul dan bekerja dengan nama 'Tuhan Yang Mahakuasa.' Dia telah mengungkapkan banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, yaitu pekerjaan mentahirkan dan menyelamatkan manusia sepenuhnya. Hanya dengan menerima penghakiman dalam firman Tuhan, kita bisa menyingkirkan dosa dan kerusakan serta disucikan, diselamatkan, dan masuk kerajaan surga. Nama baru Tuhan pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa, menggenapi nubuat dalam kitab Wahyu, 'Akulah Alfa dan Omega, ... yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa' (Wahyu 1:8). 'Haleluya: karena Tuhan yang mahakuasa memerintah' (Wahyu 19:6). Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah nama-nama Tuhan. Meskipun Tuhan punya nama berbeda di tiap zaman, Dia adalah satu Tuhan dan satu Roh." Baru setelah mendengar persekutuannya kusadar nama baru Tuhan pada akhir zaman sudah lama dinubuatkan dalam kitab Wahyu, tapi aku tak menyadarinya. Aku hanya tahu Tuhan barang tentu mahakuasa. Aku tak pernah berpikir "Tuhan Yang Mahakuasa" adalah nama yang digunakan Tuhan saat datang kembali pada akhir zaman. Aku sangat senang dan bersemangat. Ternyata Tuhan telah datang kembali, dan Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa! Dia juga memberitahuku, "Tuhan Yang Mahakuasa muncul dan mulai bekerja pada tahun 1991, 30 tahun yang lalu. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan banyak kebenaran dan jutaan kata, semuanya diunggah secara publik di internet. Kini firman-Nya telah menyebar dari Timur ke Barat, ke banyak negara di dunia. Makin banyak orang mendengar suara Tuhan dan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan Yesus, 'Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak' (Matius 24:27)." Aku sangat terkejut. Ternyata Kilat dari Timur adalah penampakan dan pekerjaan Tuhan. Beberapa tahun lalu, kubaca di surat kabar bahwa Kilat dari Timur bersaksi tentang kedatangan Tuhan kembali. Namun, saat itu, kulihat sebagian besar pendeta dan penatua mengutuknya, tak menginzinkan orang percaya mendengarkan khotbah mereka, jadi kupikir ini bukan jalan yang benar, aku tak mencari dan menyelidiki, juga tak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tak pernah membayangkan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, serta telah muncul dan bekerja selama 30 tahun. Aku sedikit gugup dan merasa terlalu jauh tertinggal, jadi aku ingin membaca lebih banyak firman Tuhan. Setelah beberapa waktu, lewat pertemuan dan persekutuan firman Tuhan dengan saudariku, aku lebih mengerti kenapa Tuhan harus datang berinkarnasi untuk bekerja pada akhir zaman, cara Tuhan menggunakan firman-Nya untuk melakukan pekerjaan penghakiman, cara kita mengalami penghakiman untuk ditahirkan dan masuk ke kerajaan surga, serta banyak lagi. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan semua misteri ini, dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran, yang menggenapi nubuat Tuhan Yesus, "Ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:13). Aku makin yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Setelah itu, dia mengirimiku buku firman Tuhan. Kubaca firman Tuhan setiap hari dan menemukan perbekalan rohani.

Kemudian, aku mengikuti sebanyak mungkin pertemuan. Namun, karena masih menghadiri kebaktian di gerejaku, waktu pertemuan sering bentrok. Kupikir, "Haruskah aku meninggalkan gerejaku?" Namun, aku telah 18 tahun menjadi penatua. Tiap masa jabatan adalah empat tahun, dan akhir masa jabatanku saat ini masih satu tahun lagi. Apa pendapat saudara-saudariku jika aku meninggalkan gereja di tengah masa jabatan? Apa mereka pikir aku pergi dengan mudah dan tak punya kesetiaan kepada Tuhan? Namun, aku lalu berpikir, Tuhan telah datang kembali, haruskah aku tetap menganut agama? Aku tahu betul yang dikatakan para pendeta di mimbar tak bisa lagi membekali orang percaya. Mereka terus membicarakan tanda-tanda dan mukjizat Tuhan Yesus, mereka pun sering berdiskusi tentang meniru Tuhan, mengasihi sesama seperti dirimu sendiri, sabar, dan seterusnya. Selama puluhan tahun, pendeta telah mengkhotbahkan doktrin lawas dan usang ini. Aku juga tak bisa membekali saudara-saudariku. Aku tahu betul dunia keagamaan sudah tandus. Saat itu, aku sangat bimbang, jadi aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku ingin meninggalkan gereja, tapi masih khawatir saudara-saudariku akan menggosipkanku. Tuhan, apa yang harus kulakukan? Bimbinglah aku." Saat berdoa, aku teringat yang tertulis di Alkitab, "Lihatlah harinya akan tiba, ... Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan roti atau kehausan akan air, tetapi akan mendengarkan firman Yahweh" (Amos 8:11). "Aku juga telah menahan hujan darimu, saat tiga bulan lagi menjelang panen: satu kota akan turun hujan, dan kota yang lain tidak turun hujan: satu bagian turun hujan, dan bagian yang tidak mendapatkan hujan itu layu" (Amos 4:7). Aku teringat tujuh tahun kelaparan Israel, saat tak ada makanan, dan saudara-saudari Yusuf pergi ke Mesir untuk meminta makanan kepadanya. Kini seluruh dunia keagamaan menderita kelaparan dan tak punya pekerjaan Roh Kudus, tapi yang kumakan dan minum di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah firman Tuhan saat ini, yang kudapatkan adalah terang sejati, dan aku jelas punya bimbingan Roh Kudus. Jika tak bisa mengikutinya, aku akan disingkirkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Sekarang, aku telah menemukan gereja dengan pekerjaan Roh Kudus, telah mendengar suara Tuhan, dan telah menyambut Tuhan, jadi aku tak perlu terus tinggal dalam ketandusan agama. Setelah itu, jika gereja tak memberiku pekerjaan, aku tak pergi ke sana, tapi karena aku adalah penatua, terkadang aku pergi untuk beribadah.

Suatu hari, setengah tahun kemudian, aku menonton sandiwara di internet, Pilihan yang Bijaksana. Ceritanya sangat menyentuhku. Tokoh protagonisnya, Li Mingzhi, adalah kader pemerintah kota. Setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dia memahami beberapa kebenaran. Dia merenungkan tahun-tahun pengabdiannya kepada PKT dan bagaimana dia mengikutinya berbuat jahat. Dia sadar sedang menempuh jalan menuju kehancuran dan melihat dengan jelas bahwa hanya dengan mengikuti Kristus dan berkorban untuk Tuhan, dia bisa mendapatkan kebenaran dan kehidupan. Dia berdoa kepada Tuhan, bertekad untuk berhenti dari pekerjaannya dan mengabdikan diri kepada Tuhan. Setelah istrinya tahu, dia sangat menentang itu, lalu keluarganya coba memaksa dia berhenti percaya Tuhan. Dikepung oleh seluruh keluarganya, dia tak berkompromi, dia berdebat dengan keluarganya, lalu akhirnya dengan teguh berhenti dari pekerjaannya dan memilih mengikuti Tuhan. Lalu, aku memikirkan diriku. Jika tetap menganut agama dan tak mengikuti Tuhan sepenuh hati, aku tak akan pernah mendapatkan kebenaran dan akan disingkirkan oleh Tuhan. Juga, selama masa yang kukumpulkan untuk bersekutu tentang firman Tuhan, makin terlihat jelas fakta sebenarnya dari penentangan dunia keagamaan terhadap Tuhan. Aku merasa Tuhan membimbingku dan ini saatnya aku meninggalkan agama.

Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman menyebar ke Taiwan beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu, firman Tuhan Yang Mahakuasa diterbitkan di surat kabar, tapi dunia agama Taiwan bersama-sama menyatakan boikot terhadap Kilat dari Timur, pernyataan yang ditandatangani oleh banyak pendeta. Para pendeta ini sudah lama tahu Tuhan telah datang kembali, tapi mereka tak mencari atau menyelidiki, juga tak memberi tahu umat mereka tentang kabar kedatangan Tuhan kembali. Mereka juga bersatu untuk menentang Tuhan dan mencegah penyebaran Injil kerajaan Tuhan di Taiwan. Ini mengingatkanku kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang Farisi 2.000 tahun lalu. Mereka jelas-jelas melihat perkataan dan pekerjaan Tuhan Yesus punya otoritas dan kuasa, tapi tak mengakui Tuhan Yesus adalah Mesias karena khawatir semua orang percaya akan mengikuti Tuhan Yesus, lalu mereka akan kehilangan status dan nafkah. Oleh karena itu, mereka membuat penilaian keliru dan mengutuk Tuhan Yesus. Begitu juga dengan dunia keagamaan saat ini. Para pendeta takut jika semua orang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan tak pergi ke gereja, tak akan ada yang memberi persembahan dan tak akan mendapatkan gaji, jadi untuk melindungi status dan nafkah, mereka bersama-sama mengutuk dan menentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Ini mengingatkanku pada ucapan Tuhan Yesus saat mengutuk orang Farisi, "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana. ... Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau melintasi lautan dan daratan untuk menjadikan satu orang bertobat menjadi pengikutmu, tetapi begitu ia bertobat, engkau menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada dirimu sendiri" (Matius 23:13-15). Para pendeta agama ini tahu benar bahwa Tuhan telah datang kembali dan menyatakan banyak kebenaran, tapi tak menyelidiki, juga menipu dan membatasi orang lain untuk menyelidiki pekerjaan baru Tuhan, dan mencegah orang percaya menyambut Tuhan. Para pemimpin agama ini sangat penuh kebencian! Mereka bukan orang yang sungguh-sungguh mengikuti Tuhan, melainkan orang Farisi zaman modern.

Dalam pertemuan, kubaca firman Tuhan Yang Mahakuasa ini, "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). Saat merenungkan firman Tuhan, aku sadar pendeta di dunia keagamaan dibayar dari persembahan saudara-saudari kepada Tuhan, tapi mereka menghentikan orang berpaling kepada Tuhan, artinya merusak kesempatan orang untuk menyambut Tuhan dan masuk ke kerajaan surga. Bukankah mereka hanya iblis yang melahap jiwa manusia? Aku juga berpikir karena pandemi, gereja menangguhkan semua pelayanan. Dalam sebuah pertemuan, para pendeta membahas menaruh hasil tani saudara-saudari di luar kantor komite kami untuk dijual agar meningkatkan pendapatan orang percaya. Dengan begitu, saudara-saudari bisa melanjutkan persepuluhan mereka. Aku sangat marah saat mendengar ini, juga sangat keberatan. Aku bilang, "Sebagai pendeta, kau harus memedulikan kehidupan orang. Bagaimana kau bisa hanya memedulikan uang?" Sekretaris umum berkata kepadaku, "Saat gereja menunda pertemuan, persembahan dari saudara-saudari berkurang, yang secara signifikan mengurangi pendapatan gereja." Kulihat para pendeta hanya peduli tentang gaji dan pendapatan, serta tak menyirami saudara-saudari dan memperkuat iman mereka. Mereka adalah orang Farisi munafik yang dibicarakan Tuhan Yesus. Mereka mendambakan persembahan yang dipersembahkan saudara-saudari kepada Tuhan. Mereka tak peduli dengan kehidupan jemaat mereka, menghalangi orang menyambut Tuhan, dan berusaha mencengkeram jemaat mereka. Aku melihat wajah pendeta yang sebenarnya dengan lebih jelas. Para pendeta agama ini adalah antikristus yang menyangkal dan menentang Tuhan. Setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, akhirnya aku mengenali mereka. Aku akhirnya sadar. Aku bersyukur kepada Tuhan atas belas kasih-Nya, juga karena memberiku kesempatan mendengar suara-Nya dan menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Jika tidak, aku pasti mengikuti pendeta melakukan kejahatan dan menentang Tuhan, lalu kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan.

Kemudian, aku menonton video pembacaan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Saat ini, apakah engkau benar-benar memahami apa arti iman pada agama dan iman kepada Tuhan? Adakah perbedaan antara iman pada agama dan iman kepada Tuhan? Di manakah letak perbedaannya? Sudahkah engkau mengetahui jawaban atas pertanyaan ini? Seperti apakah biasanya orang yang beragama itu? Apa fokus mereka? Bagaimana mendefinisikan iman pada agama? Ketika orang percaya pada agama, mereka mengakui bahwa Tuhan itu ada, dan mereka melakukan perubahan tertentu pada perilaku mereka: mereka tidak memukul atau memaki orang, tidak melakukan hal-hal buruk yang merugikan orang, dan tidak melakukan berbagai kejahatan atau melanggar hukum. Pada hari Minggu, mereka pergi beribadah. Inilah orang yang percaya pada agama. Artinya, berperilaku baik dan sering menghadiri ibadah merupakan bukti bahwa orang percaya pada agama. Ketika orang percaya pada agama, mereka mengakui bahwa Tuhan itu ada, dan mereka berpikir percaya kepada Tuhan berarti menjadi orang yang baik; asalkan mereka tidak berbuat dosa atau melakukan hal-hal buruk, mereka akan masuk surga setelah mereka mati, mereka akan memiliki kesudahan yang baik. Iman mereka memberi mereka makanan rohani. Dengan demikian, kepercayaan pada agama juga dapat didefinisikan sebagai berikut: percaya pada agama berarti mengakui, di dalam hatimu, bahwa Tuhan itu ada, percaya bahwa setelah meninggal dunia, engkau akan masuk surga, itu berarti memiliki penopang emosi dalam hatimu, serta mengubah beberapa perilakumu—bersikap baik, dan tidak lebih. Tentang apakah Tuhan yang mereka percayai itu ada atau tidak, apa yang Tuhan ini sedang lakukan sekarang, apa yang Tuhan ini tuntut dari mereka—mereka sama sekali tidak tahu, mereka menyimpulkan dan membayangkan semua ini berdasarkan doktrin Alkitab. Inilah arti kepercayaan pada agama. Iman pada agama terutama mengejar perubahan perilaku dan makanan rohani. Namun, jalan yang orang-orang ini tempuh—jalan mengejar berkat—belum berubah. Tidak ada perubahan dalam pandangan, gagasan, dan imajinasi mereka yang keliru tentang iman kepada Tuhan. Dasar keberadaan mereka, serta tujuan dan arah hidup yang mereka kejar, didasarkan pada gagasan dan pendapat budaya tradisional, dan sama sekali belum berubah. Seperti itulah keadaan semua orang yang percaya pada agama. Jadi apa arti iman kepada Tuhan? Apa definisi Tuhan tentang iman kepada Tuhan? (Percaya pada kedaulatan Tuhan.) Ini artinya percaya pada keberadaan Tuhan, dan percaya pada kedaulatan Tuhan—hal-hal inilah yang paling mendasar. Percaya kepada Tuhan berarti mendengarkan firman Tuhan, ada, hidup, melaksanakan tugas, dan terlibat dalam semua aktivitas kemanusiaan yang normal seperti yang firman Tuhan tuntut. Maksudnya, percaya kepada Tuhan berarti mengikuti Tuhan, melakukan apa yang Tuhan tuntut, hidup seperti yang Tuhan kehendaki; percaya kepada Tuhan berarti mengikuti jalan Tuhan. Bukankah tujuan dan arah hidup orang yang percaya kepada Tuhan sama sekali berbeda dengan orang yang percaya pada agama? Berkaitan dengan apakah kepercayaan kepada Tuhan? Ini berkaitan dengan arah dan tujuan hidup orang, berkaitan dengan jalan yang mereka pilih; semua ini berkaitan langsung dengan apakah mereka dapat diselamatkan atau tidak. ... Iman kepada Tuhan harus sesuai dengan firman Tuhan dan apa yang Tuhan tuntut, orang harus melakukan penerapan sesuai dengan apa yang Tuhan tuntut; hanya inilah artinya iman yang sejati kepada Tuhan—ini sampai ke sumber masalahnya. Menerapkan kebenaran, mengikuti firman Tuhan, dan hidup sesuai dengan firman Tuhan: inilah jalan hidup manusia yang benar; iman kepada Tuhan berkaitan dengan jalan hidup manusia. Iman kepada Tuhan berkaitan dengan begitu banyak kebenaran, dan para pengikut Tuhan harus memahami semua kebenaran ini; bagaimana mereka bisa mengikuti Tuhan jika mereka tidak memahami dan menerima semua kebenaran ini? Orang yang percaya pada agama hanya mengakui bahwa Tuhan itu ada, dan mereka percaya bahwa Tuhan itu ada—tetapi mereka tidak memahami kebenaran ini dan juga tidak menerimanya, dan karena itu, orang yang percaya pada agama bukanlah pengikut Tuhan" ("Kepercayaan pada Agama Tidak akan Membawa pada Keselamatan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan sangat benar! Aku memikirkan diriku dalam naungan agama, tak punya pekerjaan Roh Kudus dan perbekalan firman Tuhan terbaru. Aku hanya bisa mematuhi aturan dan ritual agama, serta dari luar melakukan perbuatan baik. Saat melihat saudara-saudariku negatif, aku akan dukung mereka. Aku sering menggenggam tangan mereka dan berdoa, aktif ikut serta dalam pelayanan, dan kupikir ini sejalan dengan kehendak Tuhan. Setelah membaca firman Tuhan, aku baru tahu bahwa aku percaya agama, bukan percaya Tuhan. Ini hanya perbuatan baik lahiriah, bukan menerapkan firman Tuhan dan menaati Tuhan, itu tak akan mengubah watakku. Kerja keras dan jerih payah kita hanyalah angan-angan kita dan tak sejalan dengan kehendak Tuhan. Aku juga ingat sering memberi tahu saudara-saudariku agar mengejar dan bekerja keras untuk Tuhan, bahwa saat kita masuk surga, kita akan mengelola lima atau sepuluh kota. Kini setelah membaca firman Tuhan, aku merasa khotbahku tak masuk akal dan tak realistis. Tak satu pun dari kami pernah mengalami penghakiman Tuhan pada akhir zaman, watak rusak kami belum disucikan, dan sama sekali tak memenuhi syarat memasuki kerajaan Tuhan. Pernyataanku bahwa saat masuk surga, kita akan mengelola lima atau sepuluh kota adalah murni imajinasiku. Perbuatan baik lahiriah tak cukup dalam kepercayaan kepada Tuhan. Kuncinya adalah mengalami pekerjaan dan firman Tuhan, mencapai perubahan watak, serta taat dan menyembah Tuhan. Ini sejalan dengan kehendak Tuhan. Kulihat di masa lalu, kepercayaanku kepada Tuhan dalam agama hanyalah kepercayaan yang keliru, dan bukan sesuatu yang Tuhan akan puji. Jika terus percaya kepada Tuhan dan berkumpul dalam agama, aku tak akan pernah mendapatkan kebenaran. Namun, kupikir, aku bekerja sebagai penatua, jadi masih harus pergi ke gereja. Jika meninggalkan gereja, aku pasti diasingkan dan dihina, orang lain akan kelihangan rasa hormat dan menganggapku tak setia kepada Tuhan. Saat memikirkan ini, aku meragu. Terlintas juga memberi tahu mereka bahwa aku telah menyambut Tuhan dan menerima Tuhan Yang Mahakuasa, tapi aku tahu begitu mengatakannya, aku akan dipersekusi dan dihalangi oleh pendeta dan rekan kerja lain. Aku terombang-ambing dalam hatiku. Aku tahu cepat atau lambat akan meninggalkan agama, tapi tak tahu cara menyerahkan pengunduran diri kepada mereka. Aku sering berdoa dan mencari dengan Tuhan tentang ini.

Aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, "Tuhan mencari orang-orang yang merindukan penampakan-Nya. Dia mencari orang-orang yang dapat mendengar firman-Nya, orang-orang yang tidak melupakan amanat-Nya, dan mempersembahkan hati dan tubuh mereka kepada-Nya. Dia mencari orang-orang yang taat seperti orang yang lugu di hadapan-Nya, dan tidak menentang-Nya. Jika engkau dapat mengabdikan dirimu kepada Tuhan tanpa dihalangi oleh kuasa atau kekuatan apa pun, Tuhan akan memandangmu dengan kemurahan, dan akan melimpahkan berkat-Nya kepadamu. Jika engkau termasuk orang yang terkemuka, bereputasi tinggi, mempunyai banyak pengetahuan, memiliki harta yang melimpah, dan didukung oleh banyak orang, tetapi semuanya ini tidak menghalangimu untuk datang ke hadapan Tuhan untuk menerima panggilan-Nya dan amanat-Nya serta melakukan apa yang diminta-Nya darimu, maka semua yang kaulakukan akan menjadi tujuan yang paling bermakna di bumi dan upaya umat manusia yang paling benar. Jika engkau menolak panggilan Tuhan demi status dan tujuanmu sendiri, semua yang kaulakukan itu akan dikutuk dan bahkan dibenci oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 2: Tuhan Mengendalikan Nasib Seluruh Umat Manusia"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa aku ragu-ragu beberapa kali untuk meninggalkan gereja karena tak bisa melepaskan posisiku sebagai penatua. Berkat statusku, saudara-saudariku meneladani dan menghormatiku. Perlakuan mereka kepadaku berbeda, juga selalu ingat aku saat ada untungnya bagi mereka. Aku khawatir akan kehilangan semua ini saat meninggalkan gereja. Aku mendambakan status dan manfaat dari status. Ini bukan jalan yang benar dan Tuhan tak menyukainya. Aku tahu benar harus membebaskan diri dari belenggu status. Jika tak mengubah jalanku, aku akan menempuh jalan menentang Tuhan. Ini bukan hasil yang kuinginkan. Aku tak bisa lagi memikirkan rasa hormat dari saudara-saudariku. Rasa hormat orang lain tidaklah penting. Yang penting adalah apa aku bisa mendapatkan perkenanan Tuhan. Aku harus setia kepada Tuhan, bukan status. Mengetahui hal ini, tekadku meninggalkan gereja makin kuat.

Suatu hari, aku pergi ke gereja seperti biasa, dan setelah kebaktian hari Minggu, kuberi tahu semua orang bahwa aku berhenti dari pekerjaanku sebagai penatua. Semua orang terkejut saat mendengar ini dan coba meyakinkanku untuk tinggal. Setelah itu, beberapa pendeta memanggilku, berkata menjadi penatua adalah perjanjian dengan Tuhan yang tak bisa dilanggar. Kupikir, "Tuhan telah datang kembali, mengungkapkan banyak kebenaran, dan melakukan pekerjaan baru. Apa aku masih perlu menepati perjanjian ini dan tak menyambut Tuhan?" Aku ingat bagaimana para imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi melayani Tuhan di bait suci sepanjang tahun, tapi saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, mereka mengutuk, menentang, dan memakukan Tuhan Yesus di kayu salib. Apakah ini kesetiaan kepada Tuhan? Mereka bukan orang yang setia kepada Tuhan. Mereka menentang Tuhan. Kini Tuhan Yesus telah datang kembali dan mengungkapkan firman baru. Jika aku mematuhi "perjanjian" ini dan bertahan di gereja, tak mengikuti firman dan pekerjaan Tuhan saat ini, maka aku tak setia kepada Tuhan! Aku teringat firman Tuhan Yesus, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Domba Tuhan harus mendengarkan firman Tuhan dan mengikuti Dia tanpa ragu. Jadi, bagaimanapun para pendeta coba membujukku, aku tak goyah. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah menuntunku keluar dari agama, mengizinkanku makan dan minum firman Tuhan yang nyata, serta memberiku pekerjaan Roh Kudus, yang memberiku ketenangan dan kelegaan yang belum pernah kurasakan. Dengan hilangnya status penatuaku, aku tak lagi mengucapkan kata-kata doktrin yang kering dan hampa dari mimbar. Sebaliknya, aku fokus memperlengkapi diri dengan firman Tuhan Yang Mahakuasa, setiap hari terasa sangat memuaskan dan menyenangkan.

Tak lama, tersiar kabar bahwa aku telah meninggalkan gereja. Dua bulan kemudian, aku tahu seorang saudari mengunggah video dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dalam sebuah grup daring, jadi para pendeta mulai menyegel gereja dan menyiarkan pesan berisi bahwa karena seseorang meninggalkan gereja, gereja harus mengambil tindakan pencegahan terhadap Kilat dari Timur. Aku sedih mendengar berita ini, dan sedih untuk para pendeta, tapi makin yakin bahwa kebanyakan pendeta di dunia keagamaan tak suka kebenaran. Secara natur, mereka muak dan membenci kebenaran. Mereka pikir mengenal Alkitab dan Tuhan, tapi sebenarnya mereka orang buta yang menuntun orang buta ke dalam lubang. Masih banyak domba Tuhan yang berkeliaran di luar dan tak menyambut kedatangan Tuhan kembali. Aku harus memberitakan Injil kerajaan kepada mereka, memenuhi tanggung jawabku dan membalas kasih Tuhan. Jadi, aku mulai mengkhotbahkan Injil Tuhan pada akhir zaman, dan kulihat orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, kembali kepada Tuhan satu demi satu, yang membuatku sangat senang dan bersemangat. Aku juga merasa setiap hari penuh dan bermakna. Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah menuntunku keluar dari agama dan mengizinkanku mengikuti jejak-Nya. Untuk ini, aku benar-benar merasa diberkati.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Aku Telah Pulang

Oleh Saudara Chu Keen Pong, Malaysia Aku telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun dan melayani di gereja selama dua...