Bisakah Pastor dan Uskup Mengampuni Dosa-Dosa Orang Atas Nama Tuhan?
Oleh Qianbei, China Sejak menjadi seorang Katolik aku sering melihat para pastor dan uskup berjubah putih mengadakan Misa untuk umat...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pada tahun 1998, sepupuku, Yang, datang untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus kepadaku. Dia membawakanku sebuah Alkitab, dan berkata bahwa seluruh isi Alkitab diilhamkan oleh Tuhan, semua yang ada di dalamnya adalah firman Tuhan, dan di dalamnya ada jalan menuju kerajaan Tuhan dan hidup yang kekal. Mendengar aku dapat memperoleh hidup yang kekal, segera membangkitkan rasa keingintahuanku, dan setelah itu, aku membaca Alkitab saat ada waktu. Aku dengan segera mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Penebus umat manusia, lalu menerima Dia. Karena bersemangat mencari Tuhan, aku menjadi pekerja dan mulai menginjil dan berkhotbah di gereja. Aku sangat percaya bahwa Alkitab adalah dasar dan tuntunan imanku.
Beberapa tahun kemudian, gereja menjadi kering dan kian sulit merasakan pekerjaan Roh Kudus. Sebagian besar orang percaya menjadi negatif dan lemah, iman mereka mengendur, dan bahkan ada banyak dari mereka yang kembali ke dunia sekuler. Menghadapi semua ini membuatku merasa cemas dan tak berdaya, hatiku pun lemah. Mungkinkah Tuhan telah meninggalkan kami? Namun, setiap kali aku mengingat firman Tuhan yang berkata, "Orang yang terus bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan" (Matius 10:22), hatiku semakin teguh. Aku yakin Tuhan tidak akan menganiaya orang yang mengikuti-Nya dengan hati yang tulus, dan terus mengorbankan diriku untuk Tuhan. Aku sering berdoa dalam hati, memohon agar Tuhan menguatkan iman kami. Pada saat inilah sebuah gereja bernama Kilat dari Timur muncul. Mereka bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Banyak saudara-saudari yang percaya kepada Tuhan bergabung dengan Kilat dari Timur, dan itu membuatku sedih. Yang sangat sulit kuterima adalah mendengar pengikut Kilat dari Timur berkata bahwa Alkitab berisi firman Tuhan dan perkataan manusia. Kupikir, "Alkitab jelas-jelas menyatakan, 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan' (2 Timotius 3:16). Semua isi Alkitab adalah firman Tuhan, pendeta dan penatua selalu mengatakannya. Jadi, bukankah yang dikatakan Kilat dari Timur bertentangan dengan Alkitab dan mengkhianati Tuhan?" Karena hal ini, aku sangat menentang Kilat dari Timur. Sejak itu, sebagian besar pertemuan kami membahas cara menolak dan menentang Kilat dari Timur, serta cara melindungi gereja agar tak kehilangan jemaatnya. Untuk menghalangi para pengikuti Kilat dari Timur agar tidak mencuri domba kami, aku berkata kepada saudara-saudariku: "Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, dan semua firman Tuhan ada di dalamnya. Jika kita percaya kepada Tuhan, kita tidak boleh menyimpang dari Alkitab." Melakukannya berarti penghujatan. Dengan melakukan ini, aku berharap untuk menghalangi mereka agar tidak menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, tetapi mereka tetap menerima Tuhan Yang Mahakuasa.
Suatu kali, sepulang dari pertemuan gereja, kulihat istriku sedang menguleni adonan, dan di sampingnya duduk seorang wanita berusia 60-an, bersekutu kepada istriku. Aku menebak dia percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan wajahku menjadi buram, lalu aku berkata, "Kau menyangkal dan telah meninggalkan Alkitab, tetapi masih mengaku percaya kepada Tuhan? Keluar dari sini!" Saudari itu dengan sabar berkata, "Saudara, jangan marah. Jangan terburu-buru menyimpulkan. Dahulu kami juga membaca Alkitab dan menganggap ayat yang berkata 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan' (2 Timotius 3:16), memiliki arti bahwa semua perkataan di dalam Alkitab adalah firman Tuhan. Baru kemudian kami sadar bahwa penafsiran ini tidak akurat." "Bukti apa yang kau punya?" tanyaku sembari mencibir. Saudari itu berkata, "Misalnya, Injil Lukas berkata: 'Karena banyak orang sudah berusaha mengumpulkan berita tentang apa yang dipercaya oleh kebanyakan dari kita, bahkan mereka yang mengatakannya kepada kita adalah saksi mata dari awalnya dan adalah pelayan firman' (Lukas 1:1-2). Bukankah ini berarti Injil Lukas ditulis oleh Lukas dari pengalaman dan penyelidikannya? Lukas hanya menuliskan fakta yang dia lihat dan dengar pada waktu itu. Alkitab adalah buku yang ditulis oleh manusia, jadi bagaimana kita bisa menganggap seluruh isinya adalah firman Tuhan. Hal-hal yang diilhamkan oleh Tuhan tak perlu dialami oleh manusia ataupun dicampur dengan gagasan manusia. Keduanya jelas berbeda." Perkataan saudari itu memang masuk akal. Aku menghela napas dan memandang sekilas ke arah saudari itu dan berpikir: "Dia sudah berusia lanjut dan tak terlihat berpendidikan tinggi, tetapi dia memiliki wawasan seperti ini. Sulit dipercaya!" Untuk sesaat aku tak mampu menanggapi perkataannya, dan wajahku memerah. Karena khawatir akan disesatkan jika terus mendengar perkataannya, aku berdeham dan berkata: "Cukup, kita memiliki keyakinan yang berbeda. Jangan datang lagi ke sini." Sembari mengatakannya, kudorong saudari itu keluar dari pintu. Dia berulang kali menasihatiku untuk membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, untuk meyakini apakah Tuhan telah datang kembali atau tidak, tetapi aku menutup hatiku untuknya. Aku tak mau mendengar perkataannya. Dengan berlinang air mata, dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Saudara, tolong renungkan lagi tentang hal ini!" Mendengar ketulusan dalam perkataannya dan ekspresi sungguh-sungguh di matanya serta sosoknya yang lemah diterpa angin musim dingin, aku merasa ada tusukan tajam di hatiku, dan aku tak tahu perasaan apa ini. Namun, aku ingat bahwa semua perkataan dalam Alkitab berasal dari Tuhan, dan bahwa menyimpang dari Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan. Apa yang mereka khotbahkan tidak ada di dalam Alkitab, dan mereka datang ke gereja kami untuk mencuri domba kami. Aku tak boleh mendengarkan khotbah mereka dan harus teguh pada pendirianku. Setelah ini, aku masih merasa tenang dengan pemikiran dan tindakanku, berusaha sekeras mungkin untuk "melindungi" kawanan domba. Meski begitu, aku merasa gugup setiap kali seseorang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa disebutkan. Persekutuan mereka masuk akal dan sulit disangkal. Aku hanya bisa bersikap keras dan tanpa kompromi terhadap mereka dan menerapkan kebijakan untuk tidak mendengarkan mereka, tidak membaca buku mereka, dan tidak berinteraksi dengan mereka.
Tak terasa sudah awal musim gugur 2004. Sepupuku, Yang, meneleponku dan dia berkata bahwa dia membutuhkanku untuk hal yang mendesak. Aku bergegas ke sana, dan sepupuku memperkenalkan Saudara Wang Chuanyang kepadaku. Dia berkata Chuanyang adalah seorang pengkhotbah dan meminta kami mendiskusikan pemahaman kami tentang Tuhan. Aku sangat senang, dan setelah menyapa, sepupuku memberiku sebuah Alkitab dan mengeluarkan dua buku bersampul tebal. Kulihat sampul itu bertuliskan: Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Ini buku Kilat dari Timur! Aku melompat berdiri, berkata: "Yang, apa kau telah menerima Kilat dari Timur?" Sepupuku tertawa dan berkata: "Benar. Aku memintamu datang hari ini karena aku ingin bersekutu denganmu. Kuharap kau mau menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman." Saat itu, aku ingat pendeta dan penatua selalu berkata bahwa Alkitab sepenuhnya diilhamkan oleh Tuhan dan seluruh firman Tuhan telah tercakup di dalamnya. Ajaran Kilat dari Timur keluar dari Alkitab, menyimpang dari ajaran Tuhan. Kita sama sekali tak boleh mendengarkan mereka. Cara terbaik adalah dengan menghindari mereka. Jadi, aku berdalih ada urusan yang harus kuselesaikan di rumah. Sepupuku dengan santai berkata, "Mengapa kau menghindar setiap kali bertemu orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Jika kau memahami kebenaran, mengapa kau takut disesatkan? Karena kau sudah berada di sini, mengapa tak menenangkan hatimu dan sedikit berdiskusi?" Aku hanya bisa kembali ke tempat dudukku, tetapi pikiranku kacau: bagaimana aku harus menangani situasi ini sekarang? Aku berdoa dalam hati kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Kupercayakan keadaan ini kepada-Mu. Kumohon lindungi dan tuntunlah aku." Lalu, sepupuku mengambil buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia dan membacakan satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Kusarankan agar engkau melangkah di jalan kepercayaanmu kepada Tuhan dengan berhati-hati. Jangan langsung mengambil kesimpulan; terlebih lagi, jangan percaya kepada Tuhan dengan seenaknya atau sembarangan. Engkau sekalian harus tahu bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan setidaknya harus memiliki hati yang rendah hati dan takut akan Tuhan. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi mencibir dan menghinanya adalah orang yang bodoh dan bebal. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi dengan sembarangan mengambil kesimpulan atau mengutukinya, dipenuhi dengan kecongkakan. Tidak seorang pun yang percaya kepada Yesus pantas menyumpahi atau mengutuki orang lain. Engkau sekalian harus menjadi orang yang bernalar dan menerima kebenaran. Mungkin, setelah mendengar tentang jalan kebenaran dan setelah membaca firman kehidupan, engkau yakin bahwa hanya satu dari 10.000 perkataan ini yang sesuai dengan keyakinanmu dan Alkitab, maka engkau harus terus mencari dalam 1/10.000 dari perkataan ini. Aku tetap menasihatimu agar engkau bersikap rendah hati, jangan terlalu percaya diri, dan jangan meninggikan dirimu terlalu tinggi. Dengan memiliki sedikit hati yang takut akan Tuhan, engkau akan mendapatkan terang yang lebih besar. Jika engkau teliti mengkaji dan berulang-ulang merenungkan perkataan ini, engkau akan mengerti apakah perkataan ini merupakan kebenaran atau bukan, dan apakah perkataan ini merupakan hidup atau bukan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan kembali Langit dan Bumi"). Aku duduk di sana tampak tak tergerak, padahal sebenarnya perkataan dalam buku itu sangat berkesan bagiku. Semua tuntutan ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus. Tuhan berfirman: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). Orang yang percaya kepada Tuhan harus memiliki sikap yang rendah hati dan mencari. Aku secara membabi buta mengutuk dan menghakimi Kilat dari Timur tanpa mencari atau menyelidikinya. Aku benar-benar congkak dan merasa diri benar. Aku merasa bersalah, dan kupikir dalam hatiku: "Perkataan ini adalah sesuatu yang istimewa, semua ini sama dengan ajaran Tuhan. Mungkinkah ini benar-benar perkataan yang diucapkan oleh Tuhan yang datang kembali?" Aku juga teringat saat-saat ketika aku berinteraksi dengan orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa: mereka bermartabat dan jujur, mereka mengabarkan Injil dengan penuh kasih, sabar, dan penjelasan mereka atas berbagai pertanyaan sangat beralasan dan meyakinkan. Bagaimana mungkin mereka mencapai hal ini tanpa pekerjaan Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa jalan Tuhan Yang Mahakuasa pastilah istimewa. Jika Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku tidak mencari atau menyelidikinya, bukankah kesempatanku untuk menerima kedatangan Tuhan akan hilang, dan pada akhirnya aku akan ditolak oleh-Nya? Kupikir: "Aku tak boleh lagi keras kepala. Bagaimana jika sekarang aku berusaha mencari tentang apakah Tuhan itu sebenarnya telah datang atau tidak? Dengan demikian, aku akan mendapatkan kejelasan." Aku berpikir sejenak, lalu berkata dengan tegas: "Perkataan yang kaubaca memang bagus dan sangat istimewa. Namun, aku tak mengerti. Alkitab adalah kanon Kekristenan. Selama lebih dari 2.000 tahun, dunia keagamaan selalu meyakini bahwa Alkitab sepenuhnya diilhamkan oleh Tuhan, dan segala sesuatu yang dicatat dalam Alkitab adalah firman Tuhan, dan karena itu, Alkitab merepresentasikan Tuhan. Aku menerima ini sebagai kebenaran selama bertahun-tahun menjadi orang Kristen, tetapi kini kau berkata Alkitab berisi firman Tuhan dan perkataan manusia. Bukankah ini bertentangan dengan Alkitab? Ini artinya menyangkal Tuhan, mengkhianati-Nya, dan merupakan penghujatan yang mengerikan!" Chuanyang berkata dengan sabar: "Apakah menganggap Alkitab sepenuhnya diilhamkan oleh Tuhan sesuai dengan kenyataan? Perkataan Tuhan Yesus mana yang membuktikan hal ini? Tuhan Yesus tak pernah mengatakan bahwa Alkitab sepenuhnya diilhamkan oleh Tuhan, dan Roh Kudus pun tidak mempersaksikan hal ini. Perkataan Paulus hanya merepresentasikan pemahamannya sendiri tentang Alkitab, dan sama sekali tidak merepresentasikan Tuhan." Aku tertegun. Yang dia katakan masuk akal—mengapa aku tak pernah menyadari hal ini? Lalu, Chuanyang bertanya: "Paulus berkata, 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan' (2 Timotius 3:16). Saat dia mengatakan 'kitab suci', apakah yang dia maksudkan adalah seluruh Alkitab, atau hanya sebagian dari Alkitab?" Aku berkata dengan penuh keyakinan, "Yang dia maksud tentu saja seluruh Alkitab." Chuanyang melanjutkan: "Sebenarnya, Paulus menulis surat 2 Timotius lebih dari 60 tahun setelah Tuhan datang, dan pada waktu itu, Perjanjian Baru belum disusun, hanya ada Perjanjian Lama. Lebih dari 90 tahun setelah Tuhan datang, Yohanes menuliskan penglihatannya di Pulau Patmos, yang kemudian menjadi Kitab Wahyu. Lebih dari 300 tahun setelah Tuhan datang, di sebuah pertemuan di Nicea, para pemuka agama dari berbagai negara memilih keempat Injil dan beberapa epistel lain dari dari sejumlah besar surat dari para murid, beserta Kitab Wahyu Yohanes, lalu menyusun semua itu menjadi Perjanjian Baru. Setelah itu, mereka menggabungkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menjadi satu kitab, yang adalah seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang kita baca hari ini. Perjanjian Baru disusun 300 tahun setelah Tuhan datang, dan Paulus menulis surat 2 Timotius 60 tahun setelah Tuhan datang, yaitu lebih dari 200 tahun sebelum Perjanjian Baru disusun. Dari sini, kita bisa melihat bahwa ketika Paulus berkata, 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan,' kitab suci yang dia maksud tidak termasuk Perjanjian Baru." Setelah mendengar perkataannya, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku dan berkata: "Jika kitab suci yang dibicarakan Paulus tidak termasuk Perjanjian Baru, maka yang dia maksud adalah Perjanjian Lama." Chuanyang berkata: "Ya, tetapi bahkan Perjanjian Lama pun tidak sepenuhnya diilhamkan oleh Tuhan. Ini akan jelas setelah kita membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa."
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Engkau harus mengetahui ada berapa banyak bagian di dalam Alkitab; Perjanjian Lama terdiri dari Kejadian, Keluaran ..., dan ada juga kitab-kitab nubuat yang ditulis oleh para nabi. Pada akhirnya, Perjanjian Lama diakhiri dengan Kitab Maleakhi. ... Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). "Tidak segala sesuatu di dalam Alkitab merupakan catatan perkataan yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi. Alkitab hanya mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, di mana satu bagian berupa catatan tentang nubuatan para nabi, dan satu bagian lagi merupakan pengalaman dan pengetahuan yang ditulis orang-orang yang dipakai Tuhan di sepanjang zaman. Pengalaman manusia dicemari oleh pendapat dan pengetahuan manusia, ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Di banyak kitab dalam Alkitab terdapat gagasan manusia, prasangka manusia, dan pemahaman manusia yang menyimpang. Tentu saja, sebagian besar perkataan itu adalah hasil pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan merupakan pemahaman yang benar—tetapi tetap tidak dapat dikatakan bahwa perkataan tersebut seluruhnya merupakan pengungkapan kebenaran yang akurat. Pandangan mereka tentang hal-hal tertentu tidak lebih dari pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi, atau pencerahan Roh Kudus. Nubuat para nabi diberi petunjuk oleh Tuhan secara pribadi: nubuatan nabi-nabi seperti Yesaya, Daniel, Ezra, Yeremia, dan Yehezkiel berasal dari petunjuk langsung Roh Kudus; orang-orang ini adalah para pelihat, mereka telah menerima Roh nubuat, dan mereka semua adalah nabi Perjanjian Lama. Selama Zaman Hukum Taurat, orang-orang ini, yang telah menerima ilham dari Yahweh, menyampaikan banyak nubuat, yang secara langsung diberi petunjuk oleh Yahweh" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"). Setelah ini, Chuanyang bersekutu: "Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Nubuat para nabi diperintahkan oleh Roh Kudus secara langsung dan disampaikan oleh para nabi. Ini adalah firman Tuhan, dan menyampaikan maksud Tuhan yang sebenarnya. Perkataan yang diilhami oleh Tuhan selalu ditandai dengan jelas dalam Alkitab; misalnya, di awal kitab Yesaya dikatakan, 'Penglihatan Yesaya, putra Amos' (Yesaya 1:1). Awal dari kitab Yeremia berkata, 'Yahweh berfirman kepada Yeremia' (Yeremia 1:2). Orang hanya perlu memperhatikan untuk memastikan perkataan mana yang diilhami oleh Tuhan. Selain firman Tuhan dan nubuat para nabi, bagian lain dari Perjanjian Lama adalah kisah-kisah yang ditulis orang-orang setelah mengalami pekerjaan Tuhan. Sebagian besar adalah catatan kenangan, semua pengalaman dan perkataan-perkataan ini berasal dari manusia, kita tak bisa mengatakan semua itu adalah firman Tuhan, jadi sulit menghindari itu tercemari oleh pemikiran manusia. Sebagaimana tertulis dalam 2 Samuel 24:1, 'Dan kemarahan Yahweh terhadap Israel menyala lagi, dan Dia menggerakkan Daud melawan mereka dan mengatakan, Pergilah, hitunglah jumlah orang Israel dan Yehuda.' Namun, 1 Tawarikh 21:1 berkata: 'Dan Iblis berdiri melawan Israel, dan menghasut Daud untuk menghitung bangsa Israel.' Kedua ayat ini mencatat ketika Daud menghitung bangsa Israel. Di satu ayat dikatakan Tuhan Yahweh menggerakkan Daud untuk menghitung bangsa Israel, dan di ayat yang lain dikatakan Iblislah yang menggerakkan Daud. Jika itu diilhami oleh Tuhan, bagaimana bisa ada perbedaan yang begitu besar? Jika seluruh Perjanjian Lama diilhami oleh Tuhan, akankah Tuhan membuat kesalahan saat mengilhami kisah dari peristiwa yang sama?" Setelah mendengar perkataan Chuanyang, pikiranku jauh lebih terbuka, dan penolakan dari pikiranku yang keras mulai runtuh. Aku berkata: "Jika Perjanjian Lama tidak sepenuhnya diilhami Tuhan, kita juga tidak boleh menganggap Perjanjian Baru sepenuhnya adalah firman Tuhan, karena semua itu adalah catatan dari para rasul." Chuanyang berkata dengan gembira: "Syukur kepada Tuhan, pemahamanmu benar. Sebenarnya, dalam Perjanjian Baru, hanya firman Tuhan Yesus dan nubuat dalam kitab Wahyu yang adalah firman Tuhan. Selebihnya adalah perkataan dari para murid, orang Farisi, orang biasa, tentara, dan iblis. Bukankah tak masuk akal mengatakan semua yang ada di dalam Alkitab adalah firman Tuhan? Bukankah ini penghujatan?"
Setelah ini, Chuanyang membacakan bagian lain firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang menyimpang, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Korintus, Galatia, dan jemaat-jemaat lain pada masa itu. ... Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk pada catatan surat-surat Paulus dan perkataan yang ia ucapkan seolah-olah itu adalah kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah firman Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"). Semakin aku mendengarkan penjelasannya, semakin aku mengerti. Aku menyesali: "Sebelumnya, aku tak memahami konteks saat Paulus mengucapkan perkataan ini. Aku mengira Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, dan semua perkataan di dalamnya adalah firman Tuhan, bahwa memercayai Alkitab artinya percaya kepada Tuhan. Penafsiran ini sangat menyimpang! Aku bersikeras menganggap perkataan manusia dalam Alkitab sebagai firman Tuhan, dan menjadikannya landasan imanku. Bukankah ini menyimpang dari jalan Tuhan?"
Kemudian, Chuanyang bersekutu, "Alkitab hanyalah kesaksian tentang pekerjaan Tuhan. Itu adalah buku sejarah dan catatan pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat dan Kasih Karunia. Bagaimana bisa itu disetarakan dengan Tuhan? Jadi, Tuhan Yesus menegur orang Farisi, berkata: 'Selidikilah kitab-kitab suci; karena engkau berpikir di dalamnya ada kehidupan kekal itu: padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku. Dan engkau tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh kehidupan' (Yohanes 5:39-40). Alkitab hanyalah kesaksian tentang Tuhan, itu tidak mengandung hidup yang kekal. Hanya Tuhan yang mampu memberikan hidup yang kekal kepada manusia!" Aku ingat sepupuku juga bersekutu bahwa dengan membaca Alkitab, kita memahami pekerjaan Tuhan pada Zaman Hukum Taurat dan Kasih Karunia, kita memahami segala sesuatu di alam semesta diciptakan oleh Tuhan, bagaimana Tuhan memaklumkan hukum Taurat untuk memimpin umat manusia, serta bagaimana kita harus hidup di bumi dan menyembah Tuhan. Kita memahami apa arti dosa, dan jenis orang yang diberkati atau dikutuk Tuhan. Kita juga tahu bagaimana harus mengaku dosa dan bertobat kepada Tuhan, bagaimana bersikap rendah hati, sabar, mengampuni, serta bagaimana memikul salib dan mengikut Tuhan. Kita melihat belas kasihan dan kasih Tuhan Yesus yang tak berkesudahan bagi kita, serta memahami bahwa hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus dan datang ke hadapan-Nya, barulah kita bisa menikmati kasih karunia dan kebenaran Tuhan. Namun, tentang kebenaran apa yang akan Tuhan ungkapkan pada akhir zaman, bagaimana Tuhan akan menghakimi dan mentahirkan kerusakan manusia, serta menyelesaikan sumber dosa kita, kita sama sekali tidak tahu karena kebenaran ini tidak dicatat dalam Alkitab. Di atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman telah melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, mengungkapkan semua kebenaran tentang menyucikan umat manusia, dan menyingkapkan watak dan natur Iblis manusia yang rusak, agar kerusakan kita disucikan dan kita menjadi orang yang mengasihi dan tunduk kepada Tuhan, dan kita juga jadi memahami bahwa watak Tuhan itu kudus dan benar, serta tidak mengizinkan pelanggaran. Firman ini adalah jalan menuju hidup kekal yang benar dan menggenapi nubuat Tuhan Yesus sepenuhnya: "Masih ada banyak hal lain yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak dapat menanggungnya saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). Buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia ini adalah firman yang Roh Kudus sampaikan ke semua gereja, yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Ini adalah gulungan kitab yang dibuka oleh Anak Domba. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, orang percaya sejati dari dunia keagamaan telah mengenali suara Tuhan, berpaling kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan mengikuti jejak langkah Anak Domba.
Setelah sepupuku mengatakan ini, Chuanyang membacakan bagian lain firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh kata-kata, dan belenggu sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak dibekali dengan air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, tetap bergeming dan mempertahankan segala sesuatunya apa adanya, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa membuktikan bahwa Tuhan yang engkau pegang teguh sebagai Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah kata-kata yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kata-kata dalam kitab suci yang kaubaca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata falsafah yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Tidakkah perbedaan ini membuatmu merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah kau membawa dirimu ke surga untuk menemui Tuhan seorang diri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). Setelah mendengar firman ini, aku sangat terguncang. Pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju, dan firman Tuhan tidak terbatas. Firman Tuhan dan pekerjaan-Nya tidak dapat dibatasi oleh Alkitab. Jika aku mempertahankan pandanganku yang agamawi, pada akhirnya akulah yang akan rugi. Aku mengingat betapa banyaknya pengetahuan Alkitab yang kuperoleh selama bertahun-tahun sebagai orang Kristen, tetapi aku sangat sedikit memahami tentang kebenaran atau tentang Tuhan. Sebaliknya, aku menjadi semakin congkak. Tuhan telah datang kembali, tetapi aku bukan saja tidak menyelidiki, aku bahkan memakai perkataan dari Alkitab untuk menentang dan mengkritik penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Aku sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus. Aku benar-benar buta dan tidak mengenal Tuhan! Aku bukan saja berpegang teguh pada gagasanku, aku bahkan menghalangi orang lain agar tidak menyelidiki. Bukankah ini menyebabkan gangguan? Jika orang tidak dapat menyambut Tuhan atau mengikuti pekerjaan baru-Nya, mereka telah kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Aku sedang menyeret orang lain ke dalam neraka dan menentang Tuhan! Aku telah melakukan kejahatan besar, tetapi Tuhan tetap menunjukkan belas kasihan kepadaku dan mengizinkanku mendengar suara-Nya. Ini benar-benar adalah penyelamatan Tuhan! Setelah ini, kami terus mempersekutukan Alkitab. Kami juga membicarakan mengapa gereja pada Zaman Kasih Karunia menjadi tandus, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia melalui tiga tahap pekerjaan, dan masih banyak lagi.
Setelah itu, aku banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Semakin banyak aku membacanya, semakin aku yakin bahwa ini adalah suara Tuhan, bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan Dia adalah Kristus akhir zaman. Benar, jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan surga tidak ditemukan dalam Alkitab—hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang mampu memberi manusia jalan menuju hidup yang kekal. Aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Beberapa waktu kemudian, istriku juga menerimanya. Bersama-sama, kami mengabarkan Injil dan membawa beberapa anggota gereja kami yang setia ke dalam rumah Tuhan. Syukur kepada Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Qianbei, China Sejak menjadi seorang Katolik aku sering melihat para pastor dan uskup berjubah putih mengadakan Misa untuk umat...
Oleh Saudara Zhizhong, Tiongkok Suatu hari pada Agustus 2012, setelah pulang bekerja dan makan malam, aku sedang beristirahat di kepala...
Oleh Saudari Su Jie, Tiongkok Suatu hari pada tahun 1999 setelah ibadah berakhir, pendeta menghampiriku dan berkata, "Su Jie, ini ada surat...
Oleh Saudari Xinshou , Amerika Serikat Setelah Saudari Li mendengarkan, dia tersenyum dan berkata, "Syukur kepada Tuhan, engkau telah...