Apakah Seluruh Alkitab Diberikan atas ilham Tuhan?

27 Juli 2022

Oleh Saudara Zhao Guang, Tiongkok

Pada tahun 1998, sepupuku, Yang, datang untuk membagikan Injil Tuhan Yesus. Dia membawakanku salinan Alkitab, dan bilang bahwa seluruh Alkitab diilhami oleh Tuhan, segala sesuatu di dalamnya adalah firman Tuhan, di sana ada jalan ke kerajaan Tuhan dan kehidupan kekal. Mendengar bisa mendapat kehidupan kekal, rasa ingin tahuku tergelitik, lalu aku membaca Alkitab saat punya waktu. Tak lama, aku tahu Tuhan Yesus adalah Penebus umat manusia, lalu menerima Dia. Karena bersemangat mencari Tuhan, aku menjadi pekerja, lalu mulai menginjil dan berkhotbah ke gereja. Aku sangat percaya bahwa Alkitab adalah dasar dan tuntunan imanku.

Seiring waktu, gereja mengering dan makin sulit merasakan pekerjaan Roh Kudus. Sebagian besar orang percaya pasif dan lemah, iman mereka mengendur, dan banyak yang kembali ke dunia sekuler. Menghadapi semua ini membuatku cemas dan tak berdaya, hatiku pun lemah. Mungkinkah Tuhan telah meninggalkan kami? Namun, setiap kali mengingat firman Tuhan, "Orang yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan" (Matius 10:22), Aku percaya Tuhan tak akan menganiaya pengikuti-Nya yang tulus, aku pun terus berkorban untuk Tuhan. Aku sering berdoa dalam hati, memohon agar iman kami dikuatkan. Pada saat inilah sebuah gereja bernama Kilat dari Timur muncul. Mereka bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Banyak saudara-saudari percaya Tuhan bergabung dengan Kilat dari Timur. Kudengar mereka bersekutu Alkitab berisi firman Tuhan dan ucapan manusia, aku tak bisa terima. Alkitab jelas-jelas menyatakan "Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan" (2 Timotius 3:16). Isi Alkitab adalah firman Tuhan, pendeta dan penatua selalu mengatakan ini. Jadi, pernyataan Kilat dari Timur bertentangan dengan Alkitab dan mengkhianati Tuhan. Karena itu, aku sangat menentang Kilat dari Timur. Sejak itu, sebagian besar pertemuan kami membahas cara berjaga dan menahan Kilat dari Timur, serta cara melindungi gereja agar tak kehilangan kawanan. Agar orang Kilat dari Timur tak mencuri domba kami, kuberi tahu saudara-saudariku: Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, semua firman Tuhan ada di sana. Jangan menyimpang dari Alkitab jika percaya Tuhan. Melakukannya adalah penghujatan. Dengan melakukan ini, kuharap mereka tak menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, tapi mereka tetap menerima Tuhan Yang Mahakuasa.

Suatu kali, sepulang dari pertemuan gereja, kulihat istriku menguleni adonan, di sampingnya duduk wanita berusia 60-an, memegang sebuah buku dan bersekutu dengannya. Aku langsung menebak dia percaya Tuhan Yang Mahakuasa, wajahku memuram, lalu berkata, "Kau menyangkal dan meninggalkan Alkitab, tapi masih mengaku percaya Tuhan? Keluar!" Saudari tua itu dengan sabar bilang, "Saudaraku, jangan marah. Jangan terburu-buru menyimpulkan. Kami juga dulu membaca Alkitab dan menganggap ayat 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan' (2 Timotius 3:16), berarti semua isi Alkitab adalah firman Tuhan. Setelah sekian lama kami sadar interpretasi ini tak akurat." "Bukti apa yang kau punya?" Kutanya dengan jijik. Saudari itu bilang, "Misalnya, Injil Lukas mengatakan: 'Teofilus yang mulia, karena banyak orang sudah berusaha mengumpulkan berita tentang apa yang dipercaya oleh kebanyakan dari kita, bahkan mereka yang mengatakannya kepada kita adalah saksi mata dari awalnya dan adalah pelayan firman' (Lukas 1:1-2). Bukankah ini berarti Injil Lukas ditulis oleh Lukas dari pengalamannya? Lukas hanya menuliskan fakta yang dia lihat dan dengar saat itu. Ini buku buatan manusia, kita tak bisa bilang semuanya firman Tuhan. Hal-hal yang diilhami oleh Tuhan tak perlu dialami oleh manusia atau dicampur dengan gagasan manusia. Keduanya jelas berbeda." Aku terkejut dengan perkataan saudari itu: Memang ada perbedaan antara kata-kata yang diilhami Tuhan, ditulis berdasarkan yang dilihat dan didengar. Aku tak bisa menemukan kesalahan dari perkataannya. Aku menghela napas dan menilai saudari itu dari sudut mataku: "Dia sudah tua dan tak terlihat berpendidikan tinggi, tapi berwawasan. Sulit dipercaya!" Aku tak terpikirkan jawaban atas perkataannya, dan wajahku memerah. Khawatir tersesat jika terus mendengarkan, aku terbatuk dan bilang: "Cukup, kita berbeda keyakinan. Jangan datang lagi." Saat mengatakan ini, kudorong saudari itu keluar dari pintu. Melihat ekspresi tulus dan sosok lemahnya diterpa angin musim dingin, ada tusukan tajam di hatiku, aku tak tahu perasaan apa ini. Namun, aku ingat isi Alkitab berasal dari Tuhan, dan yang lain bukanlah percaya Tuhan. Khotbah mereka melampaui Alkitab, tapi mereka mencuri domba kami. Aku tak boleh dengarkan khotbah mereka dan harus teguh. Setelah ini, aku masih berdamai dengan pikiran dan tindakanku, berusaha keras "melindungi" kawanan. Meski begitu, aku gugup setiap kali melihat orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Persekutuan mereka masuk akal dan sulit disangkal. Aku hanya bisa mengambil pendekatan keras dan menerapkan kebijakan tak boleh mendengarkan, membaca buku mereka, atau berinteraksi dengan mereka.

Tak terasa sudah awal musim gugur 2004. Sepupuku, Yang, menelepon, dia bilang butuh aku untuk hal mendesak. Aku bergegas ke sana, dan sepupuku memperkenalkan Saudara Wang kepadaku. Dia bilang Saudara Wang adalah pengkhotbah dan meminta kami mendiskusikan pemahaman kami tentang Tuhan. Aku sangat senang, dan setelah menyapa, sepupuku memberiku Alkitab dan mengeluarkan dua buku bersampul tebal. Kulihat sampul itu bertuliskan: Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia. Itu buku Kilat dari Timur! Aku melompat berdiri, berkata: "Yang, apa kau menerima Kilat dari Timur?" Sepupuku tertawa kecil dan berkata: "Benar. Aku memintamu datang karena ingin bersekutu denganmu. Kuharap kau mau menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman." Di titik ini, aku ingat pendeta dan penatua selalu bilang Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan dan semua firman Tuhan ada di sana. Ajaran Kilat dari Timur melampaui Alkitab, menyimpang dari ajaran Tuhan. Kita sama sekali tak boleh mendengarkan. Tindakan balas terbaik adalah menghindarinya. Jadi, aku berdalih ada urusan di rumah. Sepupuku berkata datar, "Kenapa kau lari setiap kali melihat orang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Jika kau tahu kebenarannya, kenapa takut disesatkan? Karena sudah di sini, kenapa tak tenangkan hatimu dan sedikit berdiskusi?" Aku hanya bisa kembali ke tempat dudukku, tapi pikiranku kacau: Bagaimana aku harus menangani situasi ini hari ini? Aku berdoa dalam hati kepada Tuhan: "Tuhan! Kupercayakan ini kepada-Mu. Lindungi dan tuntunlah aku." Lalu, sepupuku mengambil Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia dan membaca sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Kusarankan agar engkau melangkah di jalan kepercayaanmu kepada Tuhan dengan berhati-hati. Jangan langsung mengambil kesimpulan; terlebih lagi, jangan bersikap sembrono dan tak ambil pusing dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Engkau sekalian harus tahu bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan setidaknya harus rendah hati dan menunjukkan rasa hormat. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi menolak untuk menerimanya adalah orang yang bodoh dan bebal. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi dengan sembarangan mengambil kesimpulan atau mengutukinya, dipenuhi dengan kecongkakan. Tidak seorang pun yang percaya kepada Yesus pantas menyumpahi atau mengutuki orang lain. Engkau sekalian harus menjadi orang yang berakal sehat dan menerima kebenaran. Mungkin, setelah mendengar tentang jalan kebenaran dan setelah membaca firman kehidupan, engkau yakin bahwa hanya satu dari 10.000 perkataan ini yang sesuai dengan keyakinanmu dan Alkitab, maka engkau harus terus mencari dalam 1/10.000 dari perkataan ini. Aku tetap menasihatimu agar engkau bersikap rendah hati, jangan terlalu percaya diri, dan jangan meninggikan dirimu terlalu tinggi. Dengan memiliki hati yang sedikit takut kepada Tuhan, engkau akan mendapatkan terang yang lebih besar. Jika engkau teliti mengkaji dan berulang-ulang merenungkan perkataan ini, engkau akan mengerti apakah perkataan ini merupakan kebenaran atau bukan, dan apakah perkataan ini merupakan hidup atau bukan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). Aku duduk tampak tak tergerak, tapi kenyataannya kata-kata dalam buku itu menorehkan kesan. Semua tuntutan ini sejalan dengan firman Tuhan Yesus. Tuhan berfirman: "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). Orang percaya kepada Tuhan harus punya sikap rendah hati dan mencari. Aku serta-merta mengutuk dan menghakimi Kilat dari Timur tanpa mencari atau menyelidiki. Aku congkak dan merasa benar sendiri. Aku merasa bersalah, dan berpikir: "Kata-kata ini adalah hal istimewa, serupa ajaran Tuhan. Mungkinkah ini benar-benar ucapan Tuhan yang datang kembali?" Aku juga mengingat setiap kali berinteraksi dengan orang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa: Mereka bermartabat dan lurus, dengan penuh kasih menyebarkan Injil, sabar, dan penjelasan mereka atas pertanyaan sangat beralasan dan meyakinkan. Mereka tak mungkin mencapai ini tanpa pekerjaan Roh Kudus. Ini menunjukkan jalan Tuhan Yang Mahakuasa memang istimewa. Jika Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku tak menyelidiki, bukankah kesempatanku menerima kedatangan Tuhan akan hilang, lalu ditolak oleh-Nya? Kupikir: "Jangan keras kepala. Hari ini aku harus coba mencari apakah Tuhan benar datang atau tidak. Barulah aku akan dapatkan kejelasan." Aku berpikir sejenak, lalu berkata dengan tegas: "Kata-kata yang kau baca memang bagus dan sangat istimewa. Namun, aku tak mengerti. Alkitab adalah kanon Kekristenan. Dunia agama percaya selama lebih dari 2000 tahun Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, dan segala sesuatu yang dicatat dalam Alkitab adalah firman Tuhan, oleh karena itu Alkitab mewakili Tuhan. Aku menerima ini selama menganut Kristen, tapi kau bilang Alkitab berisi firman Tuhan dan ucapan manusia. Bukankah ini bertentangan dengan Alkitab? Ini menyangkal Tuhan, berpaling dari-Nya, dan penghujatan yang keji!" Saudara Wang berkata dengan sabar: "Apa mengatakan Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan sesuai dengan kenyataan? Firman Tuhan mana yang kita punya sebagai bukti?" Pertanyaan ini membungkamku. Benar. Kata-kata ini diucapkan oleh Paulus, bukan Tuhan Yesus. Saudara Wang lalu berkata: "Tuhan Yesus tak pernah mengatakan Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, dan Roh Kudus pun tak bersaksi tentang ini. Perkataan Paulus hanya mewakili pemahamannya sendiri tentang Alkitab, dan sama sekali tak mewakili Tuhan." Aku terdiam. Dia benar. Lalu, Saudara Wang bertanya: "Paulus berkata, 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan' (2 Timotius 3:16). Saat dia mengatakan 'kitab suci', apa dia mengacu pada seluruh Alkitab, atau hanya sebagian?" Aku berpikir dalam hati, "Yang dia maksud tentu seluruh Alkitab." Saudara Wang melanjutkan: "Sebenarnya, Paulus menulis 2 Timotius lebih dari 60 tahun setelah Tuhan datang, dan pada saat itu, Perjanjian Baru belum disusun, hanya Perjanjian Lama. Lebih dari 90 tahun setelah Tuhan datang, Yohanes menuliskan penglihatannya di pulau Patmos, yang menjadi Kitab Wahyu. Lebih dari 300 tahun setelah Tuhan datang, di sebuah pertemuan di Nicea, pemuka agama dari berbagai negara memilih keempat Injil dan beberapa epistel lain dari sejumlah besar surat para murid, beserta Kitab Wahyu Yohanes, menyusunnya ke dalam Perjanjian Baru. Setelah itu, mereka gabungkan Perjanjian Lama dan Baru menjadi satu buku, yang adalah seluruh Perjanjian Lama dan Baru yang kita baca kini. Perjanjian Baru disusun setelah tahun 300 M, dan Paulus menulis 2 Timotius setelah tahun 60 M, itu lebih dari 200 tahun sebelum Perjanjian Baru disusun. Dari sini, kita bisa lihat saat Paulus berkata, 'Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan,' kitab suci yang dia maksud tak termasuk Perjanjian Baru." Mendengar ini, aku hanya bisa mengangguk dan bilang: "Jika kitab suci yang dibicarakan Paulus tak termasuk Perjanjian Baru, yang dia maksud adalah Perjanjian Lama." Saudara Wang bilang: "Ya, tapi bahkan Perjanjian Lama tak sepenuhnya diilhami oleh Tuhan. Ini akan jelas setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa."

Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Engkau harus mengetahui ada berapa banyak bagian di dalam Alkitab; Perjanjian Lama terdiri dari Kejadian, Keluaran ..., dan ada juga kitab-kitab nubuat yang ditulis oleh para nabi. Pada akhirnya, Perjanjian Lama diakhiri dengan Kitab Maleakhi. ... Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"). "Tidak segala sesuatu di dalam Alkitab merupakan catatan perkataan yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi. Alkitab hanya mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, di mana satu bagian berupa catatan tentang nubuatan para nabi, dan satu bagian lagi merupakan pengalaman dan pengetahuan yang ditulis orang-orang yang dipakai Tuhan di sepanjang zaman. Pengalaman manusia dicemari oleh pendapat dan pengetahuan manusia, ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Di banyak kitab dalam Alkitab terdapat gagasan manusia, prasangka manusia, dan pemahaman manusia yang tidak masuk akal. Tentu saja, sebagian besar perkataan itu adalah hasil pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan merupakan pemahaman yang benar—tetapi tetap tidak dapat dikatakan bahwa perkataan tersebut seluruhnya merupakan pengungkapan kebenaran yang kurat. Pandangan mereka tentang hal-hal tertentu tidak lebih dari pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi, atau pencerahan Roh Kudus. Nubuat para nabi diberi petunjuk oleh Tuhan secara pribadi: nubuatan nabi-nabi seperti Yesaya, Daniel, Ezra, Yeremia, dan Yehezkiel berasal dari petunjuk langsung Roh Kudus; orang-orang ini adalah para pelihat, mereka telah menerima Roh nubuat, dan mereka semua adalah nabi Perjanjian Lama. Selama Zaman Hukum Taurat, orang-orang ini, yang telah menerima ilham dari Yahweh, menyampaikan banyak nubuat, yang secara langsung diberi petunjuk oleh Yahweh" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"). Setelah ini, Saudara Wang bersekutu: "Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Nubuat para nabi secara langsung diperintahkan oleh Roh Kudus dan disampaikan oleh para nabi. Ini adalah firman Tuhan, dan menyampaikan maksud Tuhan yang sebenarnya. Kata-kata yang diilhami oleh Tuhan selalu ditandai dengan jelas dalam Alkitab; misalnya, di awal Yesaya dikatakan, 'Penglihatan Yesaya, putra Amos' (Yesaya 1:1). Awal dari Yeremia mengatakan, 'Yahweh berfirman kepada Yeremia' (Yeremia 1:2). Orang hanya perlu memperhatikan untuk memastikan kata-kata mana yang diilhami oleh Tuhan. Selain kitab nubuat, bagian lain dari Alkitab adalah kisah yang ditulis orang-orang setelah mengalami pekerjaan Tuhan. Sebagian besar adalah catatan kenangan, semua pengalaman dan kata-kata ini dari manusia, kita tak bisa bilang itu firman Tuhan, jadi sulit menghindari itu tercemari penafsiran manusia. Seperti yang tertulis dalam 2 Samuel 24:1, 'Dan kemarahan Yahweh terhadap Israel menyala lagi, dan Dia menggerakkan Daud melawan mereka dan mengatakan, Pergilah, hitunglah jumlah orang Israel dan Yehuda.' Namun, 1 Tawarikh 21:1 mengatakan: 'Iblis berdiri melawan Israel, dan menghasut Daud untuk menghitung bangsa Israel.' Kedua ayat ini mencatat saat Daud menghitung bangsa Israel. Di satu tempat dikatakan Tuhan Yahweh menggerakkan Daud untuk menghitung bangsa Israel, dan di sisi lain dikatakan Iblislah yang menggerakkan Daud. Jika itu diilhami oleh Tuhan, bagaimana bisa ada perbedaan yang begitu besar? Jika seluruh Perjanjian Lama diilhami oleh Tuhan, akankah Tuhan membuat kesalahan saat mengilhami cerita tentang peristiwa yang sama?" Setelah mendengar kata-kata Saudara Wang, pikiranku jauh lebih terbuka, dan pertahanan mentalku yang keras mulai runtuh. Aku bilang: "Jika Perjanjian Lama tak sepenuhnya diilhami Tuhan, kita juga tak bisa menganggap Perjanjian Baru sepenuhnya firman Tuhan, karena itu semua catatan dari para rasul." Saudara Wang berkata dengan gembira: "Syukur kepada Tuhan, pemahamanmu benar. Sebenarnya, dalam Perjanjian Baru, hanya firman Tuhan Yesus dan nubuat dalam kitab Wahyu yang berasal dari Tuhan. Selebihnya adalah kata-kata dari para murid, orang Farisi, orang biasa, tentara, dan iblis. Bukankah tak masuk akal mengatakan semua yang ada di dalam Alkitab adalah firman Tuhan? Bukankah ini penghujatan?"

Setelah ini, Saudara Wang membacakan kutipan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. ... Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk pada catatan surat-surat Paulus dan perkataan yang ia ucapkan seolah-olah itu adalah kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah firman Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"). Makin didengar, makin kupaham. Aku menyesali: "Sebelumnya, aku tak memahami konteks Paulus mengucapkan kata-kata ini. Kupikir Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Tuhan, dan semua kata di dalamnya adalah firman Tuhan, bahwa memercayai Alkitab artinya percaya kepada Tuhan. Penafsiran ini sangat tak masuk akal! Aku bersikeras menganggap ucapan manusia dalam Alkitab sebagai firman Tuhan, dan menjadikannya landasan imanku. Bukankah ini menyimpang dari jalan Tuhan?"

Lalu, Saudara Wang bersekutu bahwa Alkitab hanyalah bukti pekerjaan Tuhan, dan itu buku sejarah. Dia bilang itu catatan pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat dan Kasih Karunia. Bagaimana bisa itu setara dengan Tuhan? Maka Tuhan Yesus menegur orang Farisi dengan berfirman: "Selidikilah kitab-kitab suci; karena engkau berpikir di dalamnya ada kehidupan kekal itu: padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku. Dan engkau tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh kehidupan" (Yohanes 5:39-40). Alkitab hanyalah kesaksian tentang Tuhan, tak punya kehidupan kekal. Hanya Tuhan yang bisa memberikan kehidupan kekal kepada manusia! Aku ingat sepupuku bersekutu juga bahwa dengan membaca Alkitab, kita memahami pekerjaan Tuhan di Zaman Hukum Taurat dan Kasih Karunia, tahu segala sesuatu di alam semesta diciptakan oleh Tuhan, bagaimana Tuhan menegakkan hukum untuk memimpin umat manusia, serta bagaimana kita harus hidup di bumi dan menyembah Tuhan. Kita tahu apa itu dosa, serta jenis orang yang diberkati dan dikutuk Tuhan. Kita juga tahu bagaimana harus mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan, bersikap rendah hati, sabar, pemaaf, serta cara memikul salib dan mengikuti Tuhan. Kita melihat belas kasih dan kasih Tuhan Yesus yang tiada akhir, serta paham hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus dan datang ke hadapan-Nya, kita bisa menikmati kasih karunia dan kebenaran Tuhan. Namun, tentang kebenaran apa yang Tuhan ungkapkan pada akhir zaman, bagaimana Tuhan akan menghakimi dan mentahirkan kerusakan manusia, serta menyelesaikan akar dosa kita, kita sama sekali tak tahu karena kebenaran ini tak dicatat dalam Alkitab. Atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman telah melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, mengungkapkan semua kebenaran tentang menyucikan umat manusia, menyingkap watak dan natur jahat manusia yang rusak, agar kerusakan kita disucikan, menjadi orang yang mengasihi dan taat kepada Tuhan, agar kita juga tahu watak Tuhan itu kudus dan benar, serta tak mengizinkan pelanggaran. Firman ini adalah jalan kehidupan kekal yang sejati dan menggenapi nubuat Tuhan Yesus sepenuhnya: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). Buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia adalah yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu bahwa Roh Kudus bicara kepada semua gereja. Itu gulungan yang dibuka Anak Domba. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, orang percaya kepada Tuhan sejati dari dunia agama telah mengenali suara Tuhan, berpaling kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan mengikuti jejak Anak Domba.

Setelah mengatakan ini, Saudara Wang membaca kutipan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh hukum yang tertulis, dan terbelenggu oleh sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak menerima air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, hanya mencoba untuk mempertahankan hal-hal sebagaimana adanya dengan tidak berubah sama sekali, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa menyatakan bahwa Tuhan yang engkau yakini dengan teguh adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah hukum yang tertulis yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kitab suci yang engkau baca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata falsafah yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Apakah kesenjangan ini tidak memberimu alasan untuk merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk bertemu Tuhan dengan caramu sendiri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). Setelah mendengar firman ini, aku terguncang. Jika aku mempertahankan pandangan agamaku, akulah yang rugi. Aku mengingat pengetahuan Alkitab yang kudapatkan selama bertahun-tahun menganut Kristen, tapi aku sangat sedikit memahami kebenaran atau Tuhan. Sebaliknya, aku makin congkak. Tuhan telah datang kembali, tapi bukan saja tak menyelidiki, aku bahkan memakai Alkitab untuk mengutuk penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Aku sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan. Aku benar-benar buta dan tak mengenal Tuhan! Bukan hanya berpegang teguh pada gagasanku, aku bahkan memeras otak untuk menghalangi orang lain menyelidiki. Bukankah ini mengganggu pekerjaan Tuhan? Jika orang tak bisa menyambut Tuhan atau mengikuti pekerjaan baru-Nya, mereka akan kehilangan kesempatan memasuki kerajaan Tuhan. Aku adalah orang jahat yang menyeret orang lain ke neraka dan menentang Tuhan! Aku telah melakukan kejahatan besar, tapi Tuhan masih menunjukkan rahmat dan kasih karunia. Tuhan izinkan aku mendengar suara-Nya dan menyaksikan penampakan-Nya. Kasih Tuhan sungguh luas! Setelah itu, kami melanjutkan persekutuan tentang Alkitab. Kami juga membicarakan kenapa gereja di Zaman Kasih Karunia menjadi tandus, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia melalui tiga tahap pekerjaan, dan banyak lagi.

Setelah itu, aku banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Lalu, istriku juga menerimanya. Syukur kepada Tuhan!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Aku Telah Mendengar Suara Tuhan

Oleh Saudara Mathieu, Prancis Aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman lebih dari dua tahun lalu. Sejujurnya, aku...