Hari-hari Perjuangan Mengejar Reputasi dan Status

31 Januari 2022

Oleh Saudari Xiao Dan, Tiongkok

Aku mengambil tanggung jawab untuk pekerjaan penyiraman gereja Juni lalu, dan pekerjaan kami dipengaruhi oleh kekurangan para penyiram. Aku benar-benar merasa khawatir tentang hal itu. Kupikir jika tidak mengisi kekurangan itu, para pemimpin mungkin berpikir aku tidak melakukan pekerjaan nyata. Tepat ketika sedang mengkhawatirkan hal ini, seorang pemimpin memberiku seorang calon, mengatakan Saudari Xiaodan, yang baru saja dipindahkan, bisa melakukan penyiraman. Aku sangat senang dengan hal itu dan itu benar-benar membuat pikiranku tenang. Aku segera mengatur pertemuan dengan Saudari Xiaodan. Untuk melatihnya dan meningkatkan pekerjaan penyiraman kami dengan cepat, aku mengatur beberapa orang untuk membantunya familier dengan prinsip-prinsip dan terus memantau kemajuannya. Tak lama kemudian, pemimpin mengirim pesan bahwa Saudari Zhou membutuhkan Saudari Xiaodan untuk membantu dengan pembuatan video, dan Saudari Xiaodan mengiyakan. Aku tercengang melihat hal itu. Aku secara pribadi telah mengurus semuanya, mulai dari menghubunginya hingga mengatur tugasnya, dan ingin segera melatihnya untuk meningkatkan pekerjaan kami, tetapi Saudari Zhou menerobos di tengah jalan. Aku harus mencari orang lain untuk membantu, dan para pendatang baru takkan disirami jika aku tidak bisa mendapatkan siapa pun. Apa yang akan para pemimpin pikirkan tentang diriku? Selain itu, jika Saudari Xiaodan dilatih, semua orang akan berpikir Saudari Zhou-lah yang cakap, dan upayaku jadi sia-sia. Aku ingin menemukan cara untuk mempertahankannya. Jadi, aku menjawab pemimpin itu, mengatakan bahwa kami sangat membutuhkan para penyiram, dan kami harus mengukur kekuatan orang-orang. Saudari Xiaodan telah melakukan pekerjaan penyiraman sebelumnya, jadi aku ingin mereka berbicara dengan Saudari Zhou tentang mempertahankan dia dalam tugas itu. Aku mendapat jawaban dua hari kemudian bahwa Saudari Xiaodan memiliki pengalaman mengedit gambar dari perguruan tinggi, jadi dia punya dasar untuk produksi video. Dia juga tertarik dengan tugas itu, jadi secara keseluruhan, dia lebih cocok untuk produksi video. Aku merasa sangat kecewa dan berpikir bahwa Saudari Xiaodan takkan pernah berpikir untuk melakukan tugas itu jika Saudari Zhou tidak memintanya. Namun, hal itu sudah diputuskan, jadi aku harus segera mencari orang lain, atau pekerjaan kami pasti terganggu dan pemimpin pasti mengatakan bahwa aku tidak melakukan pekerjaan nyata. Aku meninjau jemaat gereja lainnya dan menemukan beberapa saudari berkualitas baik yang merupakan pencari yang baik, dan akan cocok untuk dibina. Di antara mereka, Saudari Yang ramah dan mudah diajak bicara, dan para pendatang baru suka berkumpul dengannya. Dia cocok untuk posisi itu. Aku sangat senang, dan mulai melatih para saudari itu dengan fokus khusus pada Saudari Yang. Kupikir aku harus benar-benar menindaklanjuti hal ini dan membinanya sesegera mungkin agar semua orang akan melihatku sebagai orang yang cakap.

Suatu hari, dalam satu pertemuan, pemimpin lain bertanya tentang Saudari Xiaodan dan aku diam-diam merasa sedih. Aku ingin memberi tahu dia tentang Saudari Zhou yang mengajak Saudari Xiaodan untuk produksi video sehingga dia akan menangani Saudari Zhou dan membantuku mendapatkan Saudari Xiaodan kembali. Maka aku akan memiliki satu orang lagi untuk penyiraman dan hasil pekerjaan kami dapat menjadi lebih baik. Jadi aku memberi tahu pemimpin ini tentang Saudari Zhou yang mengajak Saudari Xiaodan untuk belajar produksi video dan menekankan bahwa akulah yang pertama kali melatihnya, tetapi Saudari Zhou merebutnya dariku. Dia berkata, "Rumah Tuhan adalah satu kesatuan dan tidak dapat dipecah belah. Kemanapun dia diutus, itu untuk pekerjaan kita dan produksi video membutuhkan lebih banyak orang, jadi kita tidak boleh bertengkar. Karena Saudari Xiaodan ditugaskan untuk itu, kita harus tunduk." Aku tahu itu benar, tetapi aku merasa kecewa melihat pemimpin tidak berpihak padaku. Beberapa saudari yang kami bina memang akhirnya melakukan pekerjaan penyiraman, jadi aku merasa sepertinya upayaku tidak sia-sia dan aku akan terlihat baik di mata para pemimpin. Namun di luar dugaan, suatu hari seorang pemimpin tim penyiraman, Saudari Li, memberitahuku bahwa Saudari Zhou menginginkan Saudari Yang untuk produksi video. Aku merasakan gelombang kekesalan dalam diriku. Aku sudah melatih Saudari Yang, jadi mengapa Saudari Zhou akan mengambilnya? Dia mengambil Saudari Xiaodan terlebih dahulu, dan sekarang Saudari Yang. Dia mengambil semua yang telah kukerjakan dan meninggalkanku dengan tangan kosong. Bukankah upayaku semuanya sia-sia? Aku merasa sangat kesal, dan membentak Saudari Li, "Tidak bisakah kau bersekutu dengan Saudari Zhou? Saudari Yang sudah melakukan penyiraman, jadi biarkan dia mencari orang lain." Dia tidak tahu harus berbuat apa, dan dia berkata, "Baik penyiraman maupun produksi video sangat penting. Kita harus mendiskusikan lebih lanjut apa yang paling bermanfaat bagi pekerjaan rumah Tuhan." Kupikir: "Apa lagi yang perlu didiskusikan? Saudari Zhou mengambil orang yang kuinginkan, aku tak mampu mempertahankan semua orang yang kulatih, jadi apa yang akan semua orang pikirkan tentang diriku? Apa pun yang terjadi, kali ini aku harus berbicara dengan pemimpin tentang hal itu dan meminta mereka mengomentarinya, atau itu akan sangat memalukan."

Aku akan menulis surat kepada mereka segera setibanya di rumah tetapi aku tidak tahu harus menulis apa. Kupikir, lupakan saja. Aku harus mengatur waktu untuk mengobrol langsung dengan Saudari Yang dan memintanya untuk terus bekerja di penyiraman, agar aku bisa mempertahankannya. Saat hendak menulis surat kepada Saudari Yang, otakku benar-benar kosong dan tidak tahu harus menulis apa. Aku merasa sangat tidak nyaman dan mengingat kembali semua yang telah terjadi. Mengapa aku sangat marah ketika orang yang kulatih dipindahkan ke Saudari Zhou dan bahkan ingin mengadu ke pemimpin? Mengapa aku begitu ingin mendapatkan Saudari Yang kembali? Jadi, aku berdoa kepada Tuhan dan mulai menenangkan diri, dan membaca bagian ini dalam firman Tuhan: "Di dalam rumah Tuhan, asalkan orang mengejar kebenaran, maka mereka bersatu di hadapan Tuhan dan tidak terpisah, serta memiliki tujuan yang sama: melaksanakan tugas mereka, melakukan pekerjaan mereka, bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan memenuhi kehendak Tuhan. Jika sasaranmu bukan untuk tujuan ini, tetapi demi dirimu sendiri, demi memuaskan keinginan egoismu sendiri, maka ini adalah pengungkapan watak jahat yang rusak. Di dalam rumah Tuhan, orang melaksanakan tugas berdasarkan prinsip kebenaran. Tindakan orang-orang tidak percaya dikuasai oleh watak jahat mereka. Ini adalah dua jalan yang sangat berbeda. Di antara orang-orang tidak percaya, masing-masing orang memiliki kepercayaannya sendiri, masing-masing memiliki tujuan dan rencananya sendiri, masing-masing hidup untuk kepentingan dirinya sendiri. Jadi, mereka terdorong untuk berjuang demi keuntungan apa pun yang bisa mereka peroleh. Mereka berbeda, terbagi, terpecah karena mereka tidak memiliki tujuan yang sama. Namun, sifat tujuan mereka adalah sama—mereka semua bertindak untuk diri mereka sendiri. Dalam hal ini, kebenaran tidak berkuasa, watak jahat Iblis yang memegang kekuasaan dan penguasaan total, kendali atas diri mereka sendiri telah direbut dari mereka oleh watak jahat mereka yang rusak—yang mengakibatkan mereka semakin terjerumus ke dalam dosa. Di dalam rumah Tuhan, jika prinsip, metode, motivasi, dan titik awal tindakanmu tidak berbeda dengan tindakan orang-orang tidak percaya, jika tindakanmu juga tunduk pada manipulasi, kendali, dan manuver dari watak jahat yang rusak, dan titik awalnya adalah kepentingan, kebanggaan, status dan reputasimu sendiri, maka pelaksanaan tugasmu tidak akan berbeda dengan tindakan orang-orang tidak percaya" ("Cara Mengalami Firman Tuhan Dalam Tugas Seseorang" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Manusia sungguh kejam! Kelicikan dan intrik, perampasan dan perebutan satu sama lain, persaingan demi ketenaran dan kekayaan, pembantaian satu sama lain—kapankah semuanya ini akan berakhir? Sekalipun Tuhan telah mengucapkan ratusan ribu kata, tak seorang pun yang tersadar. Manusia bertindak hanya demi kepentingan keluarga dan putra-putri mereka, demi karier, prospek masa depan, kedudukan, kesombongan, dan uang, demi makanan, pakaian, dan kedagingan mereka. Namun adakah seorang pun yang tindakannya benar-benar demi kepentingan Tuhan? Bahkan di antara mereka yang bertindak demi Tuhan, hanya sedikit yang mengenal Tuhan. Berapa banyak orang yang tidak bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri? Berapa banyak yang tidak menindas atau mengucilkan sesamanya untuk melindungi kedudukan mereka sendiri?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang Jahat Pasti akan Dihukum"). Kemudian, aku merenungkan tindakanku belakangan ini. Bukankah aku dalam keadaan bertengkar dengan orang lain demi reputasi dan statusku sendiri? Seorang pemimpin menyuruhku untuk membina Saudari Xiaodan dan pemikiran pertamaku adalah itu dapat meningkatkan hasil tim penyiraman kami dan memamerkan keterampilanku, mendapatkan persetujuan pemimpin. Jadi aku berupaya sekeras mungkin untuk melatih Saudari Xiaodan. Ketika mengetahui dia dipindahkan ke produksi video, aku takut pekerjaan kami terganggu jika tak mampu menemukan calon lain yang baik, maka aku akan terlihat buruk di depan pemimpin dan kehilangan kedudukanku. Aku mulai berprasangka terhadap Saudari Zhou dan berusaha membuat pemimpin berpihak padaku, dan menangani dia. Kemudian, aku membentak Saudari Li ketika mendengar bahwa Saudari Yang akan dipindahkan, menyalahkannya karena tidak berbicara dengan Saudari Zhou untuk mempertahankan Saudari Yang, dan bahkan ingin mengadu kepada pemimpin dan mendapatkannya kembali, semua demi menjaga status dan citraku dengan saudara-saudari. Aku bertindak sama seperti orang tidak percaya, berjuang mengejar reputasi dan statusku, hidup dalam keserupaan dengan iblis. Rumah Tuhan membina orang sehingga saudara-saudari dapat menggunakan kelebihan mereka dan melakukan bagian mereka dalam pemberitaan Injil. Namun, aku memperlakukan tugasku untuk membina orang sebagai saluran untuk kepentingan pribadiku, bersaing dengan orang lain demi melindungi reputasi dan statusku sendiri. Itu bukan kemanusiaan yang normal! Aku harus merenungkan mengapa aku selalu berjuang mengejar reputasi dan statusku dengan orang lain.

Dalam pencarianku, aku membaca bagian ini dalam firman Tuhan: "Ketika antikristus bersaing untuk mengejar kedudukan kepemimpinan gereja dan ketenaran di antara umat pilihan Tuhan, mereka tidak mempertimbangkan seberapa parahnya mereka dapat merugikan pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Mereka hanya memikirkan apakah ambisi dan keinginan mereka dapat terpenuhi, dan apakah ada bahaya terhadap status dan reputasi mereka sendiri. Peran mereka dalam berbagai gereja di mana-mana dan di antara umat pilihan Tuhan tak lain adalah sebagai antek-antek Iblis. Mereka bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, juga bukan pengikut Tuhan, apalagi orang yang mencintai dan menerima kebenaran. Oleh karena itu, ketika niat dan tujuan mereka tidak tercapai, pendekatan pertama mereka bukanlah mencari kebenaran atau memperlakukannya dengan ketaatan. Sebaliknya, mereka memutar otak untuk memikirkan bagaimana menentang pemimpin gereja dari setiap tingkatan, bagaimana menentang rumah Tuhan dan Kristus untuk mendapatkan umat pilihan Tuhan, bagaimana memastikan mereka memiliki pijakan yang kuat di gereja, dan bagaimana mendapatkan status. Mereka tidak akan membiarkan diri mereka gagal dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan status, dan tujuan mereka adalah untuk memegang kendali atas umat pilihan Tuhan. Inilah hal-hal yang menjadi perhatian mereka, siang dan malam" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Antikristus memikirkan dengan serius bagaimana cara memperlakukan prinsip-prinsip kebenaran, amanat Tuhan, dan pekerjaan rumah Tuhan, atau cara menangani sesuatu yang mereka hadapi. Mereka tidak memikirkan bagaimana memenuhi kehendak Tuhan, bagaimana menjaga agar tidak merugikan kepentingan rumah Tuhan, bagaimana memuaskan Tuhan, atau bagaimana memberi manfaat bagi saudara-saudari; semua ini bukanlah hal-hal yang mereka pikirkan. Yang para antikristus pikirkan adalah apakah status dan reputasi mereka sendiri akan terpengaruh atau tidak dan apakah gengsi mereka bisa menurun atau tidak. Jika melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip kebenaran akan menguntungkan pekerjaan gereja dan membawa manfaat bagi saudara-saudari, tetapi akan menyebabkan reputasi mereka sendiri terpengaruh dan membuat banyak orang menyadari tingkat pertumbuhan mereka yang sebenarnya serta mengetahui natur dan esensi seperti apa yang mereka miliki, mereka pasti tidak akan bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran. Jika melakukan sesuatu dengan cara tertentu akan memungkinkan mereka untuk mendapatkan gengsi yang lebih tinggi dalam rumah Tuhan, membuat lebih banyak orang mengagumi dan menghormati mereka, serta memungkinkan perkataan mereka memiliki otoritas dan membuat lebih banyak orang tunduk kepada mereka, maka mereka akan memilih untuk melakukannya dengan cara itu; jika tidak, mereka sama sekali tidak akan memikirkan kepentingan rumah Tuhan atau saudara-saudari ataupun memilih untuk menyingkirkan kepentingan mereka sendiri. Inilah natur dan esensi antikristus. Bukankah ini egois dan keji? Dalam situasi apa pun, antikristus memandang status dan reputasi mereka sebagai hal yang terpenting; tak seorang pun yang dapat bersaing dengan mereka" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Tuhan menyingkapkan antikristus sebagai orang yang sangat egois, menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas segalanya. Jika ada orang yang memengaruhi reputasi dan status mereka, mereka akan memutar otak untuk bersaing dengan mereka, tanpa sedikit pun memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Aku merenungkan diriku sendiri dan menyadari bahwa aku bersikap sama seperti antikristus. Aku ingin mendapatkan kembali Saudari Xiaodan dan Saudari Yang untuk melatih mereka agar berguna bagiku, untuk meningkatkan kinerja pekerjaanku dan mendapatkan persetujuan pemimpin. Ketika Saudari Zhou memindahkannya, memengaruhi reputasiku, aku ingin berhadapan langsung dengannya, tanpa memikirkan apakah perilakuku dapat merugikan saudara-saudari dan kepentingan rumah Tuhan. Aku hanya memikirkan kepentinganku sendiri. Itu sangat egois, sama sekali tidak memiliki kemanusiaan dan nalar. Saudara-saudari adalah milik Tuhan—mereka bukan milik pribadi siapa pun. Kualitas dan keahlian khusus mereka semua ditentukan oleh Tuhan, dan diberikan kepada mereka untuk pekerjaan-Nya. Tidak ada, "Yang ini milikku, yang itu milikmu" atau "Siapa cepat, dia dapat." Orang harus pergi kemana pun mereka dibutuhkan di rumah Tuhan. Itulah yang benar. Adalah masuk akal dan tepat bahwa Saudari Zhou mengikuti prinsip-prinsip dan melatih orang untuk rumah Tuhan berdasarkan keahlian khusus mereka. Namun, akulah yang pertama kali menemukan kedua saudari itu, jadi kupikir tak seorang pun yang boleh memakai mereka meskipun dengan alasan melatih orang untuk rumah Tuhan, memperlakukan mereka seperti milik pribadiku, seperti asisten pribadiku, memakai mereka demi memenuhi ambisi dan keinginanku sendiri. Ketika tindakan Saudari Zhou memengaruhi reputasi dan statusku, aku menggunakan berbagai taktik untuk menghalangi jalannya, dan melampiaskan kefrustrasianku. Bukankah itu sama seperti pendeta gereja mengeklaim "Ini adalah dombaku, dan tak seorang pun yang boleh mencurinya"? Pendeta dan penatua mengkritik dan mengutuk pekerjaan Tuhan demi mempertahankan status mereka dengan orang percaya dan mempertahankan mata pencaharian mereka. Mereka menghalangi orang agar tidak menyelidiki jalan yang benar, mengendalikan jemaat dengan kuat dalam genggaman mereka. Aku ingin mempertahankan orang-orang yang telah kulatih dalam genggamanku demi mendapatkan pengakuan dari para pemimpin dan penghormatan dari jemaat gereja, tidak membiarkan mereka dipindahkan. Apa bedanya aku dengan para pendeta yang munafik dan licik itu? Bukankah aku berada di jalan antikristus yang menentang Tuhan? Aku berkeringat dingin ketika menyadari hal ini. Aku sadar betapa egois dan hinanya diriku, bahwa aku sama sekali tidak menjunjung tinggi pekerjaan rumah Tuhan, tetapi hanya kepentinganku sendiri. Aku dibutakan oleh keinginanku akan reputasi dan status—alangkah berbahayanya. Aku teringat dengan antikristus yang telah dikeluarkan dari gereja. Mereka dikeluarkan karena mereka tidak bertobat dari mengejar reputasi dan status dan akhirnya melakukan terlalu banyak kejahatan. Jika terus menempuh jalan itu, aku tahu aku akan berakhir dengan cara yang sama.

Aku membaca bagian firman Tuhan ini: "Engkau harus menyadari ketika engkau selalu memiliki keinginan untuk bersaing. Jika tidak diselesaikan, keinginan untuk bersaing hanya dapat mengarah pada hal-hal buruk, jadi segeralah mencari kebenaran, segeralah menghentikan sikapmu yang suka bersaing, dan menggantikan sikap kompetitif ini dengan menerapkan kebenaran. Ketika engkau menerapkan kebenaran, sikap kompetitif, keinginan liar, dan hasratmu akan berkurang sepenuhnya, dan tidak akan lagi mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Dengan demikian, tindakanmu akan dikenang dan dipuji oleh Tuhan" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Ini memberiku jalan penerapan. Ketika aku berjuang mengejar kepentingan pribadiku, aku harus segera berdoa kepada Tuhan dan menyangkali diriku sendiri, melepaskan keinginanku sendiri, mencari prinsip kebenaran, dan mengikutinya. Di mana pun Saudari Xiaodan dan Yang ditugaskan, semua itu adalah tentang membina orang untuk rumah Tuhan, dan tujuan akhirnya adalah untuk melakukan tugas kita dan bersaksi tentang Tuhan. Aku seharusnya senang, tidak berjuang mengejar reputasi dan statusku sendiri. Dan pembinaan di rumah Tuhan memiliki prinsip. Itu dilakukan berdasarkan kebutuhan pekerjaan gereja, dan menurut kelebihan orang itu sendiri. Kecocokan orang untuk tugas apa pun harus dinilai berdasarkan keahlian mereka. Jika seseorang memiliki banyak bakat, maka dia seharusnya pergi ke tempat yang paling membutuhkannya. Jika sebuah tugas membutuhkan lebih banyak orang dan orang yang cocok untuk tugas itu sulit didapat, serta tak seorang pun yang mampu mengisinya, jika ada orang yang siap dan bersedia, dia seharusnya ditempatkan ke dalam tugas itu. Tidak banyak orang yang memiliki kualitas dan keahlian khusus untuk produksi video. Namun untuk penyiraman, orang-orang dengan pemahaman yang murni dan yang bersekutu dengan baik, yang penuh kasih dan sabar, dapat melakukan tugas itu dengan baik. Kita memiliki lebih banyak calon untuk tugas penyiraman daripada produksi video. Saudari Xiaodan melakukan pengeditan gambar di perguruan tinggi, jadi dia memiliki sedikit keterampilan untuk produksi video. Dia juga tertarik untuk mempelajarinya, jadi masuk akal jika Saudari Zhou menempatkannya dalam tugas itu. Meskipun kehilangan Saudari Xiaodan sebagai orang yang kulatih, aku masih bisa menemukan saudara-saudari lain untuk dibina. Itu hanya membutuhkan sedikit lebih banyak waktu dan upaya. Setelah memahami semua itu, aku berdoa kepada Tuhan, siap untuk memperbaiki motifku dan mengikuti prinsip-prinsip dalam tugasku. Jika Saudari Yang memiliki keahlian dalam produksi video, aku siap untuk tunduk dan berhenti bersaing dengan Saudari Zhou demi reputasi dan statusku sendiri.

Beberapa hari kemudian, Saudari Zhou mengirim pesan mengatakan gereja lain telah memindahkan beberapa orang untuknya, jadi dia tidak lagi membutuhkan Saudari Xiaodan dan Saudari Yang. Dia mengatakan mereka dapat ditugaskan kembali dengan tepat. Aku yakin inilah yang telah Tuhan atur. Ketika benar-benar melepaskan ambisi dan keinginanku sendiri, segala sesuatunya berubah. Aku sadar bahwa aku bertindak seperti badut di sepanjang peristiwa itu. Itu benar-benar memalukan. Setelah itu, aku mengatur agar para saudari itu kembali ke tugas penyiraman. Tak lama kemudian, aku mendengar pemimpin gereja lain akan meminta Saudari Yang mengambil tugas menulis. Kupikir, Saudari Yang sangat baik dalam penyiraman, jadi mengapa dia dipindahkan untuk tugas itu? Aku ingin berbicara dengannya dan memintanya untuk tetap melakukan tugas penyiraman. Bukankah semua upayaku akan sia-sia jika dia mengambil tugas menulis? Ketika pemikiran ini muncul, aku sadar bahwa aku kembali berjuang mengejar reputasi dan status, jadi aku segera memanjatkan doa, memohon Tuhan agar membimbingku untuk menyangkali diri sendiri dan mendahulukan kepentingan rumah Tuhan. Ke mana pun Saudari Yang diutus, itu pasti untuk kebutuhan gereja. Aku tidak boleh bekerja demi reputasi dan status, melainkan harus tunduk. Aku merasa jauh lebih nyaman ketika memikirkannya seperti itu. Kemudian, aku bertemu pemimpin itu dan dia berkata dia telah membaca beberapa artikel kesaksian yang ditulis Saudari Yang baru-baru ini, bahwa isinya praktis dan ditulis dengan baik. Saudari Yang juga suka menulis, dan bahasanya tertata dengan baik dan berwawasan luas. Dia tampak sangat cocok untuk tugas itu. Aku tidak marah atau merasa kecewa mendengarnya, tetapi aku tersenyum dan berkata, "Syukur kepada Tuhan! Sebelumnya, aku pasti akan berjuang mengejar reputasi dan statusku, tetapi melalui apa yang disingkapkan dalam firman Tuhan, aku sadar betapa egoisnya diriku, betapa itu membuat Tuhan jijik, dan aku tahu bahwa pengaturan apa pun yang dibuat, itu dilakukan berdasarkan prinsip. Saudari Yang adalah seorang penulis yang baik, jadi menempatkan dia dalam tugas menulis adalah kehendak Tuhan, dan aku tidak keberatan." Mendengar aku mengatakan itu, pemimpin itu tersenyum.

Pengalaman ini benar-benar menunjukkan kepadaku bahwa memikirkan kepentingan rumah Tuhan dan saudara-saudari daripada berjuang mengejar reputasi dan statusku membuatku merasa nyaman, dan damai di hati. Syukur kepada Tuhan!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Mengapa Aku begitu congkak?

Oleh Saudara Rui Zhi, Korea Aku bertanggung jawab atas pekerjaan video gereja. Setelah berlatih beberapa waktu, aku mulai memahami beberapa...