Renungan tentang Mengejar Reputasi dan Keuntungan

31 Januari 2022

Oleh Saudara Martial, Pantai Gading

Pada Mei 2021, aku dipilih menjadi pemimpin tim dan bertanggung jawab atas pekerjaan penyiraman. Aku sangat senang ketika mendengar berita itu karena dengan menyirami saudara-saudariku, aku pasti mampu memperoleh tingkat pencerahan yang besar dan pengalaman yang lebih kaya. Jika aku mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dalam jalan masuk kehidupan, saudara-saudariku pasti akan mengatakan aku cakap dan orang yang memahami kebenaran, dan bahwa aku mampu menjadi sokoguru di gereja Jadi, kudedikasikan diriku ke dalam tugasku, sering pergi ke pertemuan untuk bersekutu dengan saudara-saudariku, dan ketika mereka menghadapi kesulitan, aku berinisiatif mencari dalam firman Tuhan untuk membantu mereka menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini. Setelah beberapa waktu, saudara-saudariku datang menemuiku untuk bersekutu jika mereka memiliki pertanyaan apa pun, dan aku merasa sangat senang.

Seiring waktu, karena makin banyak orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, jumlah orang di gereja secara berangsur meningkat. Suatu hari, aku mengetahui bahwa seorang pemimpin gereja akan datang untuk menyirami para petobat baru dan menindaklanjuti pekerjaanku. Jika saudara-saudari memiliki masalah untuk diselesaikan, mereka juga dapat bertanya kepadanya. Ketika mendengar hal ini, aku sama sekali tidak terlalu senang karena pemimpin ini telah menyiramiku sebelumnya dan memiliki kualitas yang baik, memiliki pemahaman yang lebih baik daripada diriku, mempersekutukan firman Tuhan dengan cukup jelas, dan mampu menyelesaikan masalah saudara-saudari dengan mudah. Kupikir dalam hatiku, "Sekarang, dia datang untuk menjadi rekan sekerjaku, jadi akankah saudara-saudari datang menemuiku dengan semua pertanyaan mereka seperti sebelumnya? Akankah mereka mengesampingkanku dan bertanya kepada pemimpinku? Siapa yang kelak akan menghormatiku? Statusku di hati saudara-saudari akan lenyap." Dengan pemikiran ini, aku sama sekali tidak mau bekerja sama dengan pemimpin itu. Pada saat yang sama, aku merasakan keadaan genting. Kupikir dalam hatiku, "Aku tak boleh membiarkan hal ini. Aku harus mempertahankan statusku di hati saudara-saudari." Sejak saat itu, ketika mendengar saudara-saudari dalam keadaan buruk atau menghadapi kesulitan, aku segera bersekutu dengan mereka dan menyelesaikan masalah mereka karena takut pemimpinku akan bersekutu dengan mereka terlebih dahulu. Aku juga menghubungi saudara-saudari secara pribadi untuk menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan atau tidak, dan memberi tahu mereka jika mereka memiliki pertanyaan atau merasa kebingungan, mereka dapat menghubungiku dan bahwa aku dapat membantu. Dengan begitu, kupikir saudara-saudari pasti tidak mencari pemimpin untuk menyelesaikan masalah mereka. Namun, segala sesuatunya tidak berjalan semulus seperti yang kurencanakan. Aku tidak mampu mengetahui yang sebenarnya mengenai banyak masalah yang mereka tanyakan kepadaku dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya, tetapi aku tidak mau bertanya kepada pemimpin. Kupikir dalam hatiku, "Jika aku bertanya kepada pemimpin, tidakkah dia akan berpikir bahwa aku tidak memahami kebenaran dan bahwa aku tak mampu menyelesaikan masalah? Selain itu, jika aku membiarkan pemimpin itu menyelesaikan masalah saudara-saudari, tidakkah mereka akan berpikir aku tidak cakap dan tak mampu membantu mereka?" Aku tidak ingin memperlihatkan kepada mereka bahwa aku tidak mampu membantu mereka. Aku ingin semua orang tahu bahwa aku memenuhi syarat untuk pekerjaan ini, sehingga mereka dapat terus bertanya kepadaku ketika mereka memiliki pertanyaan. Namun, sulit bagiku untuk membantu saudara-saudariku sendirian. Ada beberapa hal yang belum kualami dan tidak tahu bagaimana mempersekutukannya dengan mereka untuk menemukan solusi, dan terkadang dibutuhkan waktu beberapa hari untuk aku menemukan bagian firman Tuhan yang relevan untuk menyelesaikan masalah mereka, dan ketika saudara-saudari lainnya datang menemuiku untuk bertanya, aku tak punya waktu untuk menemui mereka. Sebulan berlalu dengan keadaan seperti ini, dan karena aku tidak mampu membantu beberapa saudara-saudariku tepat waktu, masalah mereka tetap tak terselesaikan dan mereka terus berada dalam keadaan yang buruk. Aku memahami dengan jelas bahwa jika saja aku memberi tahu pemimpin tentang masalah-masalah yang tak kupahami ini, kami pasti sudah mencari kebenaran bersama-sama untuk membantu mereka, dan masalah semua orang pasti sudah diselesaikan secepat mungkin, tetapi aku tidak melakukan hal itu. Aku merasa sedikit bersalah, mengetahui bahwa jika aku terus melakukan hal ini, aku pasti akan sangat menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku.

Suatu hari, aku membaca satu bagian firman Tuhan, dan baru pada saat itulah aku mendapatkan sedikit pemahaman tentang sikapku terhadap tugasku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Tugas adalah amanat yang dipercayakan Tuhan kepada manusia; tugas adalah misi yang harus orang selesaikan. Namun, tugas tentu saja bukan pekerjaanmu sendiri, juga bukan batu loncatan bagimu untuk terlihat paling menonjol. Ada orang-orang yang menggunakan tugas mereka sebagai kesempatan untuk mengurus pekerjaan mereka sendiri dan membentuk kelompok tertutup; ada yang menggunakan tugas untuk memuaskan keinginan mereka; ada yang menggunakan tugas untuk mengisi kekosongan yang mereka rasakan di dalam diri mereka; dan ada yang menggunakan tugas untuk memuaskan mentalitas mereka yang percaya pada keberuntungan, beranggapan bahwa selama mereka melaksanakan tugasnya, mereka akan mendapat bagian dalam keluarga Tuhan dan mendapatkan tempat tujuan indah yang Tuhan atur bagi manusia. Sikap terhadap tugas seperti itu tidak benar; sikap seperti itu dibenci Tuhan dan harus segera dibereskan" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Apa Arti Pelaksanaan Tugas yang Memadai?"). Setelah membaca firman Tuhan aku memahami bahwa tugas kita adalah amanat yang diberikan kepada kita oleh Tuhan, dan bukan urusan pribadi, dan bahwa kita tidak boleh memperlakukan tugas kita sebagai sarana untuk pamer dan membuat orang lain mengagumi kita, juga kita tidak boleh menggunakan pelaksanaan tugas sebagai kesempatan untuk mengejar reputasi dan status untuk membuat orang lain mengagumi kita. Sebaliknya, kita harus memperlakukan tugas kita sebagai kewajiban dan melaksanakannya sebagaimana yang dituntut Tuhan. Namun, bagaimana sikapku terhadap tugasku? Aku melaksanakan tugasku demi mengejar ketenaran dan keuntungan, dan untuk memuaskan keinginanku. Aku ingin saudara-saudariku mengagumi dan memujaku. Aku tidak terbeban mengenai hidup mereka, mereka, dan tidak benar-benar ingin membantu mereka, tetapi ingin mereka memiliki kesan yang baik tentang diriku sehingga ketika mereka membicarakanku, mereka selalu mengatakan bahwa aku sangat ramah dan baik hati. Aku menggunakan tugasku untuk mengejar ketenaran, keuntungan, dan status agar mendapat tempat di hati orang, dan agar mereka selalu datang kepadaku dengan masalah dan mengesampingkan Tuhan. Aku sedang mengurus urusanku sendiri. Saat itulah aku sadar bahwa sikapku terhadap tugas adalah keliru. Sekalipun aku mampu membantu saudara-saudari, niatku bukan untuk melakukan tugasku dengan baik, yang pasti tidak pernah memuaskan Tuhan.

Kemudian, aku membaca satu bagian firman di mana Tuhan menyingkapkan antikristus, dan bagian itu menggambarkan keadaanku dengan baik. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apa pun konteksnya, tugas apa pun yang mereka laksanakan, antikristus akan berusaha memberi kesan bahwa mereka tidak lemah, bahwa mereka selalu kuat, penuh keyakinan, dan tidak pernah negatif, sehingga orang tidak pernah melihat tingkat pertumbuhan mereka yang sebenarnya atau sikap mereka yang sebenarnya terhadap Tuhan. Sebenarnya, di lubuk hati mereka, apakah mereka benar-benar yakin bahwa tidak ada yang tidak mampu mereka lakukan? Apakah mereka benar-benar yakin bahwa mereka tidak memiliki kelemahan, kenegatifan, atau penyingkapan kerusakan? Sama sekali tidak. Mereka pandai berpura-pura, mahir menyembunyikan segala sesuatu. Mereka suka memperlihatkan sisi mereka yang kuat dan sangat baik kepada orang-orang; mereka tidak mau orang-orang melihat sisi mereka yang lemah dan sebenarnya. Tujuan mereka jelas: sederhananya, menjaga reputasi mereka, melindungi tempat yang mereka miliki di hati orang-orang. Mereka berpikir bahwa jika mereka membuka diri di hadapan orang lain tentang kenegatifan dan kelemahan mereka sendiri, jika mereka menyingkapkan sisi mereka yang memberontak dan rusak, ini akan menjadi kehancuran besar bagi status dan reputasi mereka—lebih banyak kerugian daripada keuntungannya. Jadi mereka lebih suka mati daripada mengakui bahwa mereka mengalami saat-saat ketika mereka lemah, memberontak, dan negatif. Dan suatu saat semua orang melihat sisi mereka yang lemah dan memberontak, ketika orang melihat bahwa mereka rusak, dan sama sekali belum berubah, mereka akan tetap berpura-pura. Mereka berpikir jika mereka mengakui bahwa mereka memiliki watak yang rusak, bahwa mereka orang biasa, seseorang yang tidak penting, mereka akan kehilangan tempat mereka di hati orang-orang, akan kehilangan pemujaan dan kekaguman semua orang, dan dengan demikian mereka akan sepenuhnya gagal. Jadi, apa pun yang terjadi, mereka tidak akan membuka diri kepada orang-orang; apa pun yang terjadi, mereka tidak bisa memberikan kekuasaan dan status mereka kepada orang lain; sebaliknya, mereka berusaha sekuat tenaga untuk bersaing, dan tidak akan pernah menyerah" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Sepuluh)). Setelah membaca bagian firman Tuhan ini aku memahami bahwa antikristus menyukai status. Untuk mempertahankan citra mereka yang baik di hati orang lain, mereka tidak pernah memberi tahu orang-orang tentang kesulitan mereka, karena takut semua orang akan melihat kekurangan mereka. Meskipun menghadapi kesulitan dalam tugas, mereka berpura-pura sehingga orang lain melihat mereka sebagai yang mahakuasa dan sebagai orang yang memahami kebenaran. Inilah keadaanku. Aku jelas memiliki banyak masalah yang tidak mampu kuselesaikan, tetapi aku tidak meminta bantuan siapa pun dan aku selalu menyamarkan diriku karena aku ingin membangun citraku yang baik di hati orang untuk membuat saudara-saudariku berpikir bahwa aku tidak memiliki kelemahan atau kekurangan, dan bahwa aku mampu membantu menyelesaikan semua masalah mereka. Untuk mempertahankan kedudukan dan citraku di hati mereka, aku menyamarkan diriku, memilih untuk menghabiskan banyak waktu mencari di dalam firman Tuhan daripada mencari dari pemimpin. Akibatnya, aku menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Aku sadar bahwa watakku yang rusak itu serius, dan aku seorang munafik. Aku teringat bagaimana, pada awal Yudaisme, orang Farisi di luarnya terlihat rendah hati dan toleran. Mereka sering berdoa di persimpangan jalan atau menjelaskan Kitab Suci kepada orang lain. Mereka memiliki citra yang baik di hati orang-orang, tetapi kenyataannya, di dalam dirinya, mereka munafik, congkak, jahat, mereka tidak memiliki ketaatan atau takut akan Tuhan, dan segala sesuatu yang mereka lakukan bukan dalam ketaatan terhadap firman Tuhan. Sebaliknya, mereka menipu orang dengan perilaku yang baik dan menciptakan ilusi untuk membuat orang lain mengagumi dan memuja mereka. Aku sadar bahwa aku sama munafiknya seperti orang Farisi dan sedang menempuh jalan antikristus yang menentang Tuhan.

Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Esensi perilaku antikristus adalah selalu menggunakan berbagai cara dan metode untuk memuaskan ambisi dan keinginan mereka, untuk menyesatkan dan menjerat orang, dan untuk memiliki status yang tinggi sehingga orang-orang akan mengikuti dan memuja mereka. Bisa jadi di kedalaman hati mereka, mereka tidak secara sengaja bersaing dengan Tuhan untuk memperebutkan manusia, tetapi ada satu hal yang pasti: sekalipun mereka tidak bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia, mereka masih berharap untuk memiliki status dan kekuasaan di antara manusia. Sekalipun saatnya tiba ketika mereka menyadari bahwa mereka sedang bersaing dengan Tuhan demi status, dan mereka sedikit menahan diri, mereka tetap menggunakan berbagai cara untuk mengejar status dan reputasi; mereka tahu jelas di dalam hatinya bahwa mereka akan mendapatkan status yang sah dengan cara mendapatkan persetujuan dan kekaguman orang-orang tertentu. Singkatnya, meskipun segala sesuatu yang antikristus lakukan tampaknya merupakan suatu pelaksanaan tugas, tujuannya adalah untuk menyesatkan orang, membuat orang memuja dan mengikuti mereka—dalam hal ini, melaksanakan tugas mereka dengan cara ini adalah meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri. Ambisi mereka untuk mengendalikan orang dan mendapatkan status serta kekuasaan di gereja tidak akan pernah berubah. Antikristus itu sepenuhnya seperti ini. Apa pun yang Tuhan firmankan atau lakukan, dan apa pun yang Dia perintahkan untuk orang lakukan, antikristus tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan atau melaksanakan tugas-tugas mereka dengan cara yang sesuai dengan firman dan tuntutan-Nya, juga tidak menyerah dalam pengejaran mereka akan kekuasaan dan status sebagai hasil dari memahami kebenaran apa pun. Sepanjang waktu, ambisi dan keinginan mereka masih tetap ada, semua itu tetap menguasai hati mereka dan mengendalikan seluruh keberadaan mereka, mengarahkan perilaku dan pemikiran mereka, dan menentukan jalan yang mereka tempuh. Mereka adalah antikristus sejati. Apa yang paling terlihat dalam diri antikristus? Ada orang-orang yang berkata, 'Antikristus bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan orang-orang, mereka tidak mengakui Tuhan.' Mereka bukannya tidak mengakui Tuhan; di dalam hatinya, mereka sungguh-sungguh mengakui dan percaya akan keberadaan-Nya. Mereka mau mengikuti Dia dan ingin mengejar kebenaran, tetapi mereka tak mampu menahan diri sehingga mampu melakukan kejahatan. Meskipun mereka mungkin mengatakan banyak hal yang terdengar bagus, ada satu hal yang tidak pernah berubah: ambisi dan keinginan mereka untuk mendapatkan kekuasaan dan status tidak akan pernah berubah. Mereka tidak akan pernah menyerah dalam mengejar kekuasaan dan status karena kegagalan atau kemunduran, atau karena Tuhan telah mengesampingkan atau meninggalkan mereka. Seperti itulah natur antikristus itu" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Lima: Mereka Menyesatkan, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan Orang"). Tuhan berkata bahwa antikristus mengejar ketenaran dan status, membuat orang mengikuti mereka dan mencapai ambisi mereka untuk mengendalikan dan menguasai manusia. Mereka bersaing dengan Tuhan untuk menguasai manusia. Inilah jalan menentang Tuhan yang sedang kutempuh. Aku percaya kepada Tuhan dan ingin mengasihi-Nya, dan aku juga tahu Tuhan berdaulat atas segala sesuatu dan berada di atas segalanya. Dia adalah Sang Pencipta, dan kita harus menyembah Dia. Namun, dalam pelaksanaan tugasku, aku selalu ingin membuat orang mengagumi dan memujaku untuk mendapatkan tempat bagi diriku sendiri di hati orang-orang. Aku sedang menempuh jalan antikristus! Aku teringat para pendeta dan penatua di dunia keagamaan, dan bagaimana meskipun mereka memberitakan Injil, menafsirkan Alkitab, berdoa untuk orang-orang, mendoakan berkat, dan berpura-pura melakukan beberapa perbuatan baik, tujuan mereka melakukan semua ini adalah untuk mempertahankan status mereka dan membuat orang percaya menghormati dan mengikuti mereka sehingga setiap kali orang percaya memiliki pertanyaan, mereka akan datang menemui mereka untuk menerima bimbingan. Meskipun mereka mendengar tentang kedatangan Tuhan kembali dan ingin mencari dan menyelidiki jalan yang benar, mereka mencari persetujuan pendeta mereka. Bukankah ini membuat orang memperlakukan mereka sebagai Tuhan? Para pendeta dan pemimpin ini menjalankan kendali yang kuat atas orang-orang, mereka secara terang-terangan memusuhi Tuhan, dan menjadi antikristus yang percaya kepada Tuhan sekaligus menentang Dia. Aku pun sama. Aku ingin saudara-saudariku mengagumiku dan datang kepadaku dengan semua masalah mereka, bukan datang kepada pemimpin. Sebenarnya, aku belum lama menjadi orang percaya dan memiliki sedikit pengalaman. Aku tidak memiliki wawasan tentang keadaan dan masalah saudara-saudariku. Aku sama sekali tidak mampu membantu mereka dengan baik, tetapi aku tetap tidak mencari kebenaran dan tidak mau bekerja sama dengan pemimpin, aku hanya ingin saudara-saudari mengerumuniku. Aku sangat congkak dan tak bernalar! Dahulu, aku merasa hanya pemimpin tingkat tinggi yang sangat mungkin menempuh jalan antikristus dan menjadi antikristus, dan sebagai pemimpin tim, tanpa status yang tinggi, aku pasti tidak menempuh jalan itu. Namun, sekarang aku sadar pandangan ini keliru. Tanpa penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, aku pasti tidak pernah sadar bahwa aku sedang menempuh jalan antikristus, dan aku pasti telah hidup berdasarkan watak yang rusak dan melakukan lebih banyak kejahatan, dan ditolak serta disingkirkan oleh Tuhan seperti orang Farisi. Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah mencerahkan dan membimbingku untuk menyadari hal ini, dan berjanji untuk bertobat, tidak lagi mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, dan melaksanakan tugasku sesuai dengan tuntutan Tuhan.

Kemudian, aku membaca bagian lain firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Ketika Tuhan menuntut agar orang-orang melaksanakan tugas mereka dengan baik, Dia tidak meminta mereka untuk menyelesaikan sejumlah tugas atau melakukan upaya besar apa pun, atau melakukan hal-hal besar apa pun. Yang Tuhan inginkan adalah agar orang melakukannya semampu mereka dengan praktis dan realistis, dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Tuhan tidak menginginkanmu menjadi orang yang hebat atau mulia, atau melakukan mukjizat apa pun, dan Dia juga tidak ingin melihat kejutan yang menyenangkan dalam dirimu. Dia tidak membutuhkan hal-hal seperti itu. Yang Tuhan butuhkan adalah agar engkau dengan teguh melakukan penerapan sesuai dengan firman-Nya. Ketika engkau mendengarkan firman Tuhan, lakukanlah apa yang telah kaupahami, laksanakanlah apa yang telah kaupahami, ingatlah baik-baik apa yang telah kaudengar, dan kemudian, ketika tiba waktunya untuk menerapkannya, terapkanlah sesuai dengan firman Tuhan. Biarkan semua itu menjadi hidupmu, menjadi kenyataanmu, dan menjadi apa yang kaujalani. Dengan demikian, Tuhan akan dipuaskan. Engkau selalu mencari kebesaran, kemuliaan, dan status; engkau selalu mencari keagungan. Bagaimana perasaan Tuhan ketika Dia melihat hal seperti ini? Dia membencinya, dan Dia akan menjauhkan diri-Nya darimu. Makin engkau mengejar hal-hal seperti kebesaran, kemuliaan, dan menjadi lebih unggul daripada orang lain, terkemuka, luar biasa, dan patut diperhatikan, makin Tuhan menganggapmu menjijikkan. Jika engkau tidak merenungkan dirimu sendiri dan bertobat, Tuhan akan membencimu dan meninggalkanmu. Janganlah menjadi seseorang yang menurut Tuhan menjijikkan; jadilah orang yang Tuhan kasihi. Jadi, bagaimana orang dapat memperoleh kasih Tuhan? Dengan menerima kebenaran secara patuh, berdiri pada posisi sebagai makhluk ciptaan, bertindak berdasarkan firman Tuhan dengan jujur dan terbuka, melaksanakan tugas dengan benar, menjadi orang yang jujur, dan hidup dalam keserupaan dengan manusia. Ini sudah cukup, Tuhan akan dipuaskan. Orang tidak boleh berambisi atau memiliki impian yang tidak realistis, mencari ketenaran, keuntungan, dan status atau ingin terlihat paling menonjol. Terlebih lagi, mereka tidak boleh berusaha menjadi orang yang hebat atau manusia super, unggul di antara manusia dan membuat orang lain memuja mereka. Itu adalah keinginan manusia yang rusak, dan ini adalah jalan Iblis; Tuhan tidak menyelamatkan orang-orang semacam itu. ... Melaksanakan tugasmu sebenarnya tidak sulit, juga tidak sulit untuk melakukannya dengan loyal, dan berdasarkan standar yang dapat diterima. Engkau tidak perlu mengorbankan nyawamu atau melakukan sesuatu yang istimewa atau sulit, engkau hanya perlu mengikuti firman dan menaati perintah Tuhan dengan jujur dan teguh, tidak menambahkan gagasanmu sendiri ataupun menjalankan urusanmu sendiri, tetapi menempuh jalan mengejar kebenaran. Jika orang mampu melakukan hal ini, mereka pada dasarnya akan memiliki keserupaan dengan manusia. Ketika mereka memiliki ketundukan yang sejati kepada Tuhan, dan telah menjadi orang yang jujur, mereka akan memiliki keserupaan dengan manusia sejati" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Penyelesaian Tugas yang Benar Membutuhkan Kerja Sama yang Harmonis"). Firman Tuhan membuatku memahami kehendak-Nya. Sekarang ini, Tuhan telah mengungkapkan banyak firman untuk menyelamatkan manusia dengan harapan kita mendengarkan firman-Nya, memosisikan diri kita sebagai makhluk ciptaan, melaksanakan tugas kita dengan setia sesuai dengan tuntutan-Nya, menyingkirkan watak rusak kita, dan diselamatkan. Dalam tugas kita, kita tidak boleh mengurus urusan pribadi kita untuk mempertahankan reputasi dan status kita. Sebaliknya, kita harus mengesampingkan motif tersembunyi, dengan rajin mengejar kebenaran dan memenuhi tugas kita sebagai makhluk ciptaan untuk memuaskan Tuhan. Berkat bimbingan firman Tuhan, aku menemukan jalan penerapan.

Beberapa hari kemudian, seorang saudari memberitahuku tentang kesulitannya dan berkata bahwa dia membutuhkan bantuan. Aku tidak berpengalaman dalam area ini dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Aku sadar bahwa aku tidak boleh berperilaku seperti yang dahulu kulakukan dan tidak mau bekerja sama dengan pemimpinku demi membuktikan kecakapanku, jadi aku bertanya kepada pemimpinku tentang masalah ini. Aku berkata, "Aku tak mampu menyelesaikan masalah ini. Bisakah kau membantuku?" Pemimpin menemukan bagian firman Tuhan yang sesuai dan mengirimkannya kepadaku, dan bersama-sama, kami bekerja sama dalam persekutuan dan menyelesaikan masalah saudari itu. Setelah itu, setiap kali menghadapi masalah yang tidak kumengerti, aku akan mencari bersama pemimpinku dan bekerja sama dengannya dan tidak lagi melakukan segala sesuatunya sendirian seperti dahulu. Sikapku berbeda dari sebelumnya. Aku tidak mau berpikir tentang apakah saudara-saudari akan menghormatiku atau tidak. Sebaliknya, aku berpikir tentang bagaimana menyelesaikan masalah mereka dengan lebih baik. Melakukan penerapan seperti ini sangat melegakan bagiku. Syukur kepada Tuhan!

Selanjutnya: Sadarnya Pemimpin Palsu

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait