Perjalanan Pulang Seorang Imam
Keluargaku telah menganut Katolik selama beberapa generasi. Di usia 20 tahun, kuputuskan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan dan seumur hidup melayani Dia. Lalu, setelah tujuh tahun pelatihan teologi sistematika di seminari, aku ditahbiskan sebagai imam pada usia 27, dan pada usia 30, dipromosikan menjadi kepala biara. Saat itu, aku sangat congkak. Di satu sisi, aku merasa telah menjadi kepala biara di usia sangat muda, tapi juga, setelah mendengar khotbahku, para imam dan biarawan berkata itu sangat bermanfaat, jadi aku merasa memahami Alkitab dan punya pengetahuan tentang Tuhan, serta saat Tuhan datang, aku akan mendapat perkenanan Tuhan dan masuk kerajaan surga.
Di bulan Juni 2001. Suatu malam, Diaken Wang mendatangiku tergesa-gesa untuk memberi tahu dua orang Kristen telah datang, dan mereka bicara sangat mendalam tentang iman. Saat mendengar mereka orang Kristen, aku tak menganggap serius. Kupikir Gereja Katolik adalah gereja yang benar dan punya kebenaran penuh tentang penyelamatan Yesus. Aku bertahun-tahun dilatih dalam teologi dan telah mempelajari setiap pasal Alkitab baris demi baris. Karena mereka datang, kupikir aku sebaiknya mendiskusikan masalah iman dengan mereka dan lihat apa aku bisa membuat mereka menganut Katolik. Kemudian, Diaken Wang membawaku menemui mereka. Yang satu bernama Saudara Cheng, yang satunya Saudara Gao. Setelah bertemu, saat tahu mereka baru percaya kepada Tuhan selama enam atau tujuh tahun, aku makin meremehkan mereka, tapi untuk membuat mereka bergabung dengan gereja Katolik, aku masih bicara dengan sabar tentang sejarah Katolik. Aku juga berkata kepada mereka, "Jika ingin jaminan masuk kerajaan surga, kalian harus bergabung dengan gereja yang benar, gereja Katolik." Namun, setelah mendengarnya, mereka bukan saja tidak mau pindah, tapi bersekutu denganku tentang keadaan gereja. Saudara Gao bilang, "Bagi umat Katolik dan Kristen, keadaan gereja kini tandus. Pengkhotbah membaca kitab suci dan berkhotbah tanpa terang, tidak bisa menyampaikan khotbah baru atau mendalam, beberapa pengkhotbah juga mulai mengejar hal-hal duniawi dan meninggalkan jalan pelayanan. Orang percaya juga merasa negatif dan lemah, iman mereka meredup, dan selama pertemuan, mereka mendiskusikan kehidupan sehari-hari atau cara menghasilkan uang, serta saling mengenalkan pekerjaan dan pacar. Banyak orang percaya mengejar tren duniawi, beberapa bahkan telah kembali ke dunia. Apa bedanya keadaan gereja saat ini dengan keadaan bait suci pada hari-hari terakhir Zaman Hukum Taurat? Pada akhir Zaman Hukum Taurat, bait suci jelas-jelas tandus. Orang bertukar uang secara terbuka di bait suci, mendagangkan sapi, domba, dan merpati, dan bait suci menjadi sarang pencuri. Roh Kudus tidak lagi bekerja di bait suci. Di mana Roh Kudus bekerja? Pada saat itu, Tuhan Yesus memulai pekerjaan baru di luar bait suci, dan pekerjaan Roh Kudus telah beralih ke pekerjaan Tuhan Yesus. Ini seperti punya kompor dalam ruangan di musim dingin. Ruangan itu terasa hangat, tapi jika kompornya diambil, ruangan itu akan dingin. Begitu juga dengan gereja. Saat Roh Kudus bekerja dalam gereja, saudara-saudari punya iman dan bersemangat mengejar, tapi begitu pekerjaan Roh Kudus hilang, gereja tandus. Keadaan semua gereja sama dengan bait suci di penghujung Zaman Hukum Taurat. Semuanya tandus. Apa kau mempertimbangkan pekerjaan Roh Kudus telah bergeser? Di mana Roh Kudus bekerja kini?" Setelah mendengar perkataan saudara itu, aku sangat terkejut. Aku tidak menduga mereka akan menghubungkan ketandusan bait suci dengan pekerjaan Tuhan Yesus. Pemahaman ini baru bagiku. Kami tidak pernah memahami hal seperti ini di gereja kami. Aku juga setuju dengan penilaian mereka tentang keadaan gereja. Hanya mempertimbangkan membaca kitab suci dan memelihara hari Tuhan, banyak anggota gereja tidak lagi melaksanakannya. Mereka seperti orang tidak percaya, mengejar uang dan kesenangan duniawi, jumlah orang di gereja pun makin sedikit. Ini fakta. Gereja memang tandus. Kulihat persekutuan mereka sejalan dengan Alkitab dan fakta, pemahaman mereka juga dalam, jadi kupikir, "Aku telah bertahun-tahun mempelajari Alkitab tanpa memahami ini, tapi mereka memahaminya setelah hanya beberapa tahun percaya. Sepertinya aku meremehkan mereka." Saat kulihat aku tidak bisa membujuk mereka dan tidak bisa menjawab pertanyaan mereka, agar tak mempermalukan diri, aku hanya sedikit bicara, berdalih, dan pulang.
Namun, kupikir Roh Kudus itu jiwa gereja, jadi jika Roh Kudus tidak bekerja di gereja, di mana lagi Dia bekerja? Aku tidak memahaminya saat itu, jadi tidak terlalu memikirkannya. Lalu, dua saudara itu datang menemuiku beberapa kali lagi. Melanjutkan topik terakhir persekutuan, mereka berkata, "Tuhan telah datang kembali berinkarnasi untuk mengungkapkan firman baru, melakukan pekerjaan penghakiman dan menyucikan orang, membebaskan dari belenggu dosa, serta membawa kita ke kerajaan surga." Aku sangat bimbang saat mendengar itu. Kupikir, "Apa kalian sungguh memahami Alkitab? Tuhan Yesus telah menyelesaikan pekerjaan penebusan dan akan datang kembali dalam tubuh spiritual di atas awan untuk menentukan akhir manusia. Bagaimana mungkin Dia datang berinkarnasi lagi untuk melakukan pekerjaan baru?" Saat itu, aku tiba-tiba teringat seseorang memberitahuku belum lama ini tentang orang-orang mengkhotbahkan Kilat dari Timur. Mereka mengeklaim Tuhan telah datang kembali berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan baru, dan khotbah mereka sangat dalam. Aku merasa mereka mungkin percaya kepada Kilat dari Timur. Aku merasa Gereja Katolik adalah gereja ortodoks, dan karena tidak seorang pun pernah mendengar Kilat dari Timur, itu mustahil gereja ortodoks. Karena bukan gereja ortodoks, khotbah mereka pasti salah. Jadi, aku menyela mereka dan bertanya, "Apa kalian percaya kepada Kilat dari Timur? Kalian bilang Tuhan telah datang kembali berinkarnasi dan melakukan pekerjaan baru. Ini mustahil. Aku tidak percaya. Jika kalian ingin mengkhotbahkan Injil ini kepadaku, tak perlu repot!" Kedua saudara itu masih sangat sabar memberiku persekutuan, tapi karena gagasanku terlalu kuat, aku tidak mendengarkan sama sekali. Dengan marah aku berkata, "Khotbah kalian bertentangan dengan kepercayaan tradisional, aku tidak ingin mendengarnya lagi!" Saat kedua saudara itu melihat sikapku, mereka berhenti bersekutu denganku. Lalu, mereka datang dua kali lagi, tapi karena penolakan batinku terhadap mereka, bagaimanapun mereka bersekutu, aku tak bisa mendengarkan perkataan mereka. Akhirnya, mereka memberiku salinan Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia dan memintaku menyelidikinya. Saat melihat sikap tulus mereka, aku terlalu malu untuk menolak, jadi kuizinkan mereka meninggalkan buku itu.
Aku sedikit penasaran saat pertama menerimanya, dan ingin melihat apa persisnya isi buku itu. Jadi, aku membuka buku itu, membaca daftar isinya, lalu membuka beberapa halaman acak, dan menemukan beberapa tulisan, seperti apakah Trinitas itu ada serta akhir dan tempat tujuan umat manusia. Itu berbeda dengan ajaran tradisional kami, jadi kututup buku itu dan tidak melihatnya lagi. Kupikir sebagai kepala biara, tugasku adalah melindungi kawanan, aku harus beri tahu para imam dan biarawan agar mereka tidak tertipu. Jadi, dalam salah satu retret calon biarawan, aku berkata, "Kita ada di akhir zaman dan banyak Kristus palsu muncul. Beberapa hari lalu, aku bertemu orang Kilat dari Timur. Mereka berkata Tuhan telah datang kembali berinkarnasi, dan melakukan pekerjaan baru. Bagaimana bisa? Kubaca sekilas beberapa halaman buku mereka, dan yang diajarkannya berbeda dari kepercayaan tradisional kita. Aku yakin Kilat dari Timur tidak datang dari Tuhan!" Aku juga menginstruksikan agar berhati-hati dan tidak menghubungi mereka, tidak membaca buku atau mendengarkan kata-kata mereka, serta pastikan melindungi anggota gereja agar tidak tertipu mereka. Saat itu, setelah mendengarku, para imam dan biarawan berkata ini hal penting terkait hidup-mati, dan anggota gereja harus dilindungi. Saat itu, kulihat semua orang sangat patuh setelah mendengarku, aku merasa telah melakukan hal yang sangat benar, atau setidaknya memenuhi tanggung jawab kepala biara untuk melindungi kawanan, jadi aku sama sekali tidak sadar sedang menentang Tuhan.
Beberapa hari setelah kejadian ini, Saudara Gao menemuiku, bertanya apa aku telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku bilang, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa berbeda dari ajaran tradisional kami, jadi aku tidak akan menyelidikinya, juga tidak akan membiarkan orang lain menyelidikinya, karena ini masalah iman. Kami tidak akan pernah mengkhianati Tuhan dengan mendengarkan khotbahmu." Setelah mendengar ini, Saudara Gao dengan sabar bersekutu, berkata, "Kau belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Kau hanya menemukan beberapa hal berbeda dari ajaran tradisional gerejamu, lalu memutuskan ini bukan firman dan pekerjaan Tuhan, dan menolak menyelidikinya. Bukankah ini terlalu ceroboh? Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Kusarankan agar engkau melangkah di jalan kepercayaanmu kepada Tuhan dengan berhati-hati. Jangan langsung mengambil kesimpulan; terlebih lagi, jangan bersikap sembrono dan tak ambil pusing dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Engkau sekalian harus tahu bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan setidaknya harus rendah hati dan menunjukkan rasa hormat. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi menolak untuk menerimanya adalah orang yang bodoh dan bebal. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi dengan sembarangan mengambil kesimpulan atau mengutukinya, dipenuhi dengan kecongkakan. Tidak seorang pun yang percaya kepada Yesus pantas menyumpahi atau mengutuki orang lain. Engkau sekalian harus menjadi orang yang berakal sehat dan menerima kebenaran' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). Kita bisa lihat untuk percaya kepada Tuhan, kita harus punya hati yang takut akan Tuhan. Kita tidak bisa serta-merta mengutuk saat melihat firman dan pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan atau imajinasi kita. Jika tidak punya sikap rendah hati dan mencari di hadapan Tuhan, selalu mengevaluasi firman dan pekerjaan Tuhan yang baru dengan imajinasi kita, terlalu mudah melakukan dosa besar menentang dan mengutuk Tuhan. Ini seperti saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, lalu orang Farisi melihat perkataan dan pekerjaan-Nya melampaui hukum. Mereka sengaja mencari kesalahan Tuhan Yesus, mengutuk Dia, dan akhirnya memperdaya orang untuk memaku Tuhan Yesus di kayu salib. Ini sangat menyinggung watak Tuhan, lalu mereka akhirnya dikutuk dan dihukum. Ini pelajaran sangat mahal. Di masa ini, kita harus menangani kedatangan Tuhan kembali dengan hati-hati, karena jika keliru mengutuknya, kita bisa menghujat Roh Kudus. Tuhan Yesus telah lama berfirman, 'Setiap dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi siapa pun yang menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni' (Matius 12:31). Sungguh mengerikan melakukan dosa ini! Sejak Tuhan Yang Mahakuasa muncul dan bekerja, banyak pemimpin dari berbagai denominasi serta-merta mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Bahkan memfitnah dan menghujat Tuhan Yang Mahakuasa. Banyak dari mereka yang menentang dihukum berat. Jika tidak hati-hati, kita bisa kehilangan tempat tujuan kita."
Saat itu, kupikir, "Aku memikirkan anggota gerejaku dan melindungi mereka dari penipuan. Ini mustahil menyinggung Tuhan." Namun, saat memikirkannya baik-baik, aku merasa perkataan saudara itu masuk akal. Aku tidak tahu banyak tentang Kilat dari Timur, tapi begitu cepat mengutuknya, aku juga mengkhotbahkan itu kepada para imam dan biarawan. Jika aku keliru mengutuk seperti katanya, itu menyinggung Tuhan. Konsekuensinya sangat berat. Jadi, aku beri tahu Saudara Gao, "Aku tidak pernah memikirkan yang kau katakan, tapi aku akan hati-hati di masa depan." Namun, ada kejadian di gereja kami yang membuatku merenung. Suatu kali, aku bertemu uskup kami, dan dia berkata kepadaku dengan sedih bahwa banyak imam di keuskupan kami mencari alasan untuk tidak menyerahkan persembahan, dan ada imam yang melakukan perbuatan tidak bermoral dan menolak bertobat. Seorang imam tua mengungkapkan secara pribadi bahwa dia diam-diam menyalahgunakan persembahan untuk orang lain, yang mendirikan pabrik. Saat mendengar itu, kupikir, "Sebagai imam, menghamburkan dan menggelapkan persembahan, memanjakan diri dalam kebejatan adalah dosa besar terhadap Tuhan. Tuhan berfirman: 'Jika tidak bertobat, engkau semua juga akan binasa dengan cara seperti itu' (Lukas 13:3). Jika imam hidup dalam dosa dan tidak pernah bertobat, bagaimana mereka akan masuk kerajaan surga? Dahulu hanya sedikit imam yang melakukan hal seperti itu, tapi kini begitu banyak imam terperosok ke kebejatan." Mau tak mau aku memikirkan ketandusan di gereja yang dibicarakan Saudara Gao. Kupikir, "Dahulu, saat Roh Kudus bekerja di gereja, saat kita berdosa, kita didisiplin oleh Roh Kudus. Namun, kini dengan begitu banyak imam berdosa terhadap Tuhan, kenapa tidak ada pendisiplinan dari Roh Kudus? Apa Roh Kudus benar-benar tidak lagi bekerja di gereja?" Aku tidak bisa memahaminya.
Kemudian, setelah beberapa saat, Saudara Gao dan yang lainnya mendatangiku lagi. Aku masih punya penentangan terhadap mereka pada saat itu. Kupikir, "Kalian selalu bersaksi Tuhan telah datang kembali berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan baru. Apa ada dasar alkitabiah untuk ini? Aku hendak menanyakan pertanyaan telak hari ini. Jika kalian tidak bisa menjawab, maka jangan bicara lagi." Jadi, kutanya mereka, "Alkitab berkata pada akhir zaman, Tuhan akan datang kembali dalam tubuh rohani di atas awan, tapi kalian bersaksi Dia telah datang kembali berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan baru. Apa dasar kalian mengatakan ini?" Saudara Gao menjawab, "Pada akhir zaman, kedatangan Tuhan yang berinkarnasi sudah diatur sejak lama oleh Tuhan, dan ada bukti dalam nubuat Tuhan Yesus sendiri. Misalnya, Lukas 17:24–25 mengatakan, 'Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Namun pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.' 'Karena itu engkau juga harus bersiap-siap, karena engkau tidak tahu kapan Anak Manusia akan datang' (Matius 24:44). 'Dan seperti pada zaman Nuh, seperti demikianlah nanti kedatangan Anak Manusia' (Matius 24:37). Seperti kita lihat, ayat-ayat ini menyebutkan 'Anak manusia'. Apa yang dimaksud dengan 'Anak manusia' di sini? Kita semua tahu Tuhan Yesus adalah Anak manusia dan Tuhan yang berinkarnasi. Tidak ada keraguan tentang ini. Anak manusia mengacu pada Roh Tuhan yang mengenakan daging untuk menjadi manusia biasa, artinya, ini mengacu pada inkarnasi Tuhan. Jadi, Tuhan menubuatkan 'kedatangan Anak manusia' menunjukkan saat Dia datang kembali, itu daging yang berinkarnasi. Selain itu, kitab suci juga mengatakan, 'Namun pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.' Apa artinya ini? Artinya saat Tuhan datang kembali, orang-orang tidak akan tahu atau mengenali Dia, serta seluruh generasi akan mengutuk dan menolak Dia. Ini menunjukkan hanya saat Tuhan menjadi Anak manusia, Dia bisa mengalami semua ini dan ditolak generasi ini. Jika Dia datang kembali dalam tubuh spiritual berpenampilan orang Yahudi, megah dan menampakkan diri kepada semua orang dalam kemuliaan besar, siapa yang akan melihat Dia tidak akan sujud dan menyembah? Bagaimana Dia akan menanggung penderitaan besar? Bagaimana Dia akan ditolak oleh generasi ini? Jadi, sudah pasti Tuhan akan datang kembali sebagai Anak manusia yang berinkarnasi pada akhir zaman."
Setelah mendengar persekutuan ini darinya, aku terkejut. Persekutuannya sangat masuk akal dan logis! Tak satu pun teolog dan tokoh spiritual dalam dunia agama bisa menerangkan nubuat Tuhan Yesus ini dengan jelas. Mereka berkata ini misteri Tuhan, yang tidak bisa manusia pahami sepenuhnya. Aku bertahun-tahun mempelajari Alkitab, tapi setiap kali melihat ayat ini, aku tidak mengerti. Aku tidak tahu kenapa Tuhan harus menderita, karena Dia datang dalam bentuk roh. Aku terkejut orang-orang Kilat dari Timur bisa menjelaskan misteri nubuat ini. Pengetahuan mereka yang dalam mengubah citraku tentang mereka! Aku bertanya-tanya, "Mungkinkah Tuhan sungguh datang kembali berinkarnasi?" Namun, saat memikirkan banyak nubuat dalam Alkitab bahwa Tuhan akan datang di atas awan, aku masih belum yakin. Jadi, aku bertanya lagi, "Banyak nubuat dalam Alkitab berkata pada akhir zaman, Tuhan akan turun dalam bentuk roh untuk menghakimi semua orang di depan umum. Misalnya, Tuhan berfirman, 'Dan saat itulah akan tampak tanda Anak Manusia di langit: dan kemudian semua suku bangsa di bumi akan meratap, lalu mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan yang besar' (Matius 24:30). 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua suku bangsa di muka bumi akan meratap karena Dia' (Wahyu 1:7). Jika kedatangan Tuhan kembali benar-benar dalam daging yang berinkarnasi, bagaimana nubuat ini digenapi?"
Saudara Gao bersekutu, "Tuhan Yesus bernubuat bahwa saat Dia datang kembali pada akhir zaman, Dia akan turun di atas awan dalam bentuk roh, menghakimi semua bangsa dan orang secara terbuka. Nubuat-nubuat ini pasti akan digenapi. Namun, Tuhan yang berinkarnasi diam-diam datang lebih dulu, lalu muncul secara terbuka kepada semua orang di atas awan. Dengan kata lain, Tuhan datang kembali dalam dua cara. Pertama, datang dalam daging untuk mengungkapkan kebenaran, serta menghakimi dan menyucikan orang untuk membuat sekelompok pemenang. Lalu, bencana besar turun, dan pekerjaan inkarnasi diam-diam Tuhan selesai. Setelah bencana, Tuhan muncul secara terbuka dalam kemuliaan, memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Maka selama periode inkarnasi dan pekerjaan rahasia Tuhan, mereka yang menentang dan mengutuk Tuhan, lalu menolak bertobat, benar-benar kehilangan kesempatan diselamatkan serta akhirnya meratap dan menggertakkan gigi dalam bencana. Ini menggenapi nubuat dalam Kitab Wahyu: 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua suku bangsa di muka bumi akan meratap karena Dia' (Wahyu 1:7)."
Setelah mendengar persekutuannya, hatiku terasa cerah. Kedatangan kedua Tuhan bukan hanya turun secara terbuka di atas awan. Sebelum datang secara terbuka, Dia terlebih dahulu berinkarnasi secara rahasia. Ini adalah dua cara Tuhan muncul. Di masa lalu, aku hanya tahu satu cara Tuhan muncul. Aku sadar pemahamanku berat sebelah. Saat itulah aku lihat Kilat dari Timur menyingkap misteri nubuat dalam Alkitab, penjelasan mereka juga masuk akal dan logis, jadi aku merasa itu mungkin berasal dari Tuhan dan layak diselidiki. Setelah itu, aku bersedia bersekutu dengan mereka dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa tanpa penentangan. Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa selama beberapa waktu, aku sangat yakin Tuhan akan datang kembali dalam daging yang berinkarnasi, tapi aku masih bingung. Aku yakin tentang inkarnasinya, tapi bagaimana bisa yakin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali? Aku ingat gereja Katolik adalah gereja yang benar, dan punya kebenaran penuh tentang penyelamatan Yesus. Aku tahu hanya dengan agama Katolik kita bisa memasuki kerajaan Tuhan, jika aku menerima Tuhan Yang Mahakuasa dan tersesat dalam keyakinanku, aku akan mengkhianati Tuhan. Bagaimana aku akan masuk kerajaan Tuhan? Aku tidak memahami pertanyaan ini, jadi masih merasa tak nyaman. Kudengar Imam Yuan juga telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, jadi aku ingin menemuinya. Dia sebelumnya menganut Katolik, ajaran dan pandangan kami sama, jadi aku ingin dengar bagaimana dia memahami masalah ini. Beberapa hari kemudian, aku menemui Imam Yuan dan memberi tahu dia semua kekhawatiranku.
Setelah mendengarkan, Saudara Yuan bersekutu denganku, berkata, "Dahulu kekhawatiranku sama denganmu. Aku khawatir percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa itu mengkhianati Tuhan Yesus. Namun, menyangkut pertanyaan ini, yang terpenting adalah tahu Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah Roh yang sama, Mereka adalah Tuhan yang sama yang bekerja. Di Zaman Hukum Taurat, Yahweh yang bekerja, dan di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus yang bekerja. Meskipun nama Tuhan berubah dan pekerjaan yang Dia lakukan berbeda, bisakah kau mengatakan Yesus dan Yahweh bukanlah satu Tuhan? Bisakah kau mengatakan percaya kepada Tuhan Yesus berarti mengkhianati Yahweh? Tentu tidak. Jadi, untuk menentukan apakah Mereka Tuhan yang sama bukan dari nama Mereka. Yang terpenting adalah melihat apakah Tuhan Yang Mahakuasa bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Selama Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan suara Tuhan, melakukan pekerjaan penyelamatan, maka Dia adalah Tuhan itu sendiri. Kita semua tahu di Zaman Hukum Taurat, Yahweh mengumumkan hukum dan perintah untuk membimbing kehidupan manusia di bumi, agar mereka tahu apa itu dosa, cara mempersembahkan korban untuk menebus dosa, dan cara menyembah Tuhan. Namun, pada akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang makin banyak berdosa, dan tidak bisa ditebus berapa pun persembahannya. Setiap orang terancam dihukum dan dieksekusi oleh hukum, jadi Yahweh bernubuat melalui para nabi, 'Sesungguhnya seorang perawan akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel' (Matius 1:23). 'Sebab seorang ANAK TELAH LAHIR bagi kita, dan seorang Putra telah dianugerahkan kepada kita, dan pemerintahan ada di atas bahu-Nya' (Yesaya 9:6). Yahweh memberi tahu orang Israel melalui nubuat bahwa Mesias akan datang menjadi korban penghapus dosa yang menebus umat manusia. Setelah itu, Tuhan datang berinkarnasi sebagai Tuhan Yesus seperti yang dijanjikan, dan atas dasar pekerjaan hukum, melakukan pekerjaan penebusan umat manusia. Tuhan Yesus mengungkapkan banyak kebenaran dan memberikan jalan pertobatan, lalu disalibkan untuk umat manusia sebagai korban penghapus dosa yang kekal, dengan ini menyelesaikan pekerjaan penebusan seluruh umat manusia. Setelah itu, orang hanya perlu menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka. Saat berdosa, mereka hanya perlu bertobat kepada Tuhan Yesus, lalu Tuhan akan mengampuni dosa mereka, mereka tidak akan dihukum mati karena melanggar hukum, orang-orang juga memenuhi syarat berdoa di hadapan Tuhan untuk mencari kasih karunia dan berkat Tuhan. Jadi, pekerjaan Tuhan Yesus menggenapi nubuat para nabi Perjanjian Lama. Itu membebaskan manusia dari belenggu hukum, mengakhiri Zaman Hukum Taurat, dan membawa umat manusia ke Zaman Kasih Karunia. Ini membuktikan Tuhan Yesus adalah Juruselamat, bahwa Mesias telah datang, juga Yesus dan Yahweh adalah satu Roh dan satu Tuhan. Seperti firman Tuhan Yesus, 'Bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku' (Yohanes 14:11). 'Bapa dan Aku adalah satu' (Yohanes 10:30). Setelah Tuhan Yesus menyelesaikan pekerjaan penebusan, orang yang percaya kepada Tuhan diampuni dosanya, tapi natur berdosa manusia belum diperbaiki. Mereka masih bisa terus berdosa dan menentang Tuhan, tidak sepenuhnya bebas dari belenggu dosa. Karena kita masih bisa berbohong dan menipu demi keuntungan pribadi. Kita masih bisa cemburu, membenci orang lain, dan memperebutkan kekuasaan. Saat penyakit atau musibah datang, kita masih bisa menyalahkan, menyangkal, dan mengkhianati Tuhan. Tertulis dalam Alkitab, 'Siapa pun yang berbuat dosa, dia adalah hamba dosa. Hamba tidak selamanya tinggal di dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal di dalam rumah untuk selamanya' (Yohanes 8:34-35). 'Jadilah engkau kudus; karena Aku kudus' (1 Petrus 1:16). Tuhan itu kudus, dan yang Dia inginkan adalah orang yang bisa sepenuhnya mendengarkan firman-Nya dan mencapai kekudusan, tapi kita masih sering berdosa, kotor, dan rusak, tidak lepas dari belenggu dosa, serta tidak memenuhi syarat masuk kerajaan surga. Karena itu, Tuhan Yesus bernubuat berkali-kali bahwa Dia akan datang kembali untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman, menyelamatkan kita dari dosa dan pengaruh iblis, serta membawa kita ke kerajaan Tuhan. Seperti firman Tuhan Yesus, 'Masih banyak hal lain yang ingin Kukatakan kepadamu, tetapi engkau belum mampu menerima semuanya itu sekarang. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan mengajarkan kepadamu seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). 'Dan jika ada orang yang mendengar firman-Ku tetapi tidak menaatinya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkannya. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Kunyatakan, itulah yang akan menghakiminya pada akhir zaman' (Yohanes 12:47-48). Lalu, dalam 1 Petrus 4:17 dikatakan, 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan.' Pada akhir zaman, Tuhan Yesus datang kembali dalam daging, seperti yang dijanjikan, sebagai Tuhan Yang Mahakuasa demi mengungkapkan semua kebenaran yang diperlukan untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia, dan berdasarkan pekerjaan Tuhan Yesus, Dia melakukan pekerjaan penghakiman dimulai dari rumah Tuhan untuk memperbaiki natur berdosa manusia dan memimpin umat manusia ke dalam semua kebenaran. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan Yesus."
Lalu, Saudara Yuan membacakan satu kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Setelah membaca firman Tuhan, Saudara Yuan bersekutu, "Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan dan mengampuni dosa manusia, tapi itu hanya setengah dari pekerjaan penyelamatan. Pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa adalah pekerjaan yang sepenuhnya menyelamatkan umat manusia. Hanya dengan menerima penghakiman Tuhan pada akhir zaman, ditahirkan dari kerusakan, membebaskan kita dari dosa, dan tidak lagi dikendalikan iblis, barulah kita sepenuhnya diselamatkan dan memenuhi syarat untuk dibawa ke kerajaan surga oleh Tuhan. Karena itu, Pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa melanjutkan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, dan juga pekerjaan yang mengakhiri zaman. Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus, lalu Tuhan Yang Mahakuasa dan Yesus adalah satu Roh dan satu Tuhan."
Persekutuannya tentang tiga tahap pekerjaan sesuai dengan Alkitab dan fakta, hatiku pun terasa sangat cerah. Aku kini tahu tujuan kedatangan Tuhan kembali adalah melakukan pekerjaan penghakiman untuk memperbaiki natur berdosa dan menyelamatkan kita dari belenggu dosa. Aku sadar kita hidup dalam dosa dan tidak berdaya untuk melepaskan diri. Kita berdosa, lalu mengaku, dan setelah itu, kita berdosa lagi. Kita menghabiskan hidup terjebak dalam siklus tanpa akhir ini. Jangankan orang percaya biasa, bahkan para imam tidak bisa lepas dari belenggu dosa. Ini fakta tak terbantahkan. Di masa lalu, aku tidak pernah bisa memahami alasan untuk ini, tapi kini aku mengerti. Kita sangat membutuhkan tahap akhir pekerjaan Tuhan untuk sepenuhnya menyucikan orang-orang pada akhir zaman. Tampaknya sangat masuk akal pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa berasal dari Tuhan. Lalu, Saudara Yuan membacakan kutipan lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Pekerjaan pada zaman sekarang telah mendorong maju pekerjaan Zaman Kasih Karunia; artinya, pekerjaan di bawah seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun telah bergerak maju. Meskipun Zaman Kasih Karunia telah berakhir, telah ada kemajuan dalam pekerjaan Tuhan. Mengapa Kukatakan berulang kali bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas Zaman Kasih Karunia dan Zaman Hukum Taurat? Karena pekerjaan pada zaman sekarang merupakan kelanjutan dari pekerjaan yang dilakukan pada Zaman Kasih Karunia, dan merupakan kelanjutan atas apa yang telah dilakukan pada Zaman Hukum Taurat. Ketiga tahap itu saling terkait erat, dengan setiap mata rantai terpaut erat dengan yang berikutnya. Mengapa Aku juga mengatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas pekerjaan yang telah Yesus lakukan? Seandainya tahap ini tidak dibangun di atas pekerjaan yang Yesus lakukan, penyaliban lain akan harus dilakukan di tahap ini, dan pekerjaan penebusan dari tahap sebelumnya harus dilakukan kembali. Semua ini akan menjadi tidak berarti. Jadi, ini bukan berarti bahwa pekerjaan itu sudah sepenuhnya selesai, tetapi zaman telah bergerak maju dan tingkat pekerjaan telah dinaikkan lebih tinggi dari sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa tahap pekerjaan ini dibangun di atas dasar Zaman Hukum Taurat dan di atas batu karang pekerjaan Yesus. Pekerjaan Tuhan dibangun tahap demi tahap, dan tahap ini bukanlah sebuah awal yang baru. Hanya gabungan dari ketiga tahap pekerjaan yang dapat dianggap sebagai rencana pengelolaan enam ribu tahun. Pekerjaan pada tahap ini dilakukan di atas dasar pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Jika kedua tahap pekerjaan ini tidak terkait, lalu mengapa penyaliban tidak diulangi dalam tahap ini? Mengapa Aku tidak menanggung dosa manusia, melainkan datang untuk menghakimi dan menghajar manusia secara langsung? Jika pekerjaan-Ku untuk menghakimi dan menghajar manusia tidak mengikuti penyaliban, dengan kedatangan-Ku sekarang yang bukan dikandung dari Roh Kudus, maka Aku tidak memenuhi syarat untuk menghakimi dan menghajar manusia. Justru karena Aku dan Yesus adalah satu, maka Aku datang untuk secara langsung menghajar dan menghakimi manusia. Pekerjaan pada tahap ini dibangun sepenuhnya di atas pekerjaan tahap sebelumnya. Itulah sebabnya hanya pekerjaan semacam ini yang dapat membawa manusia, selangkah demi selangkah, ke dalam keselamatan. Yesus dan Aku berasal dari satu Roh. Walaupun Kami tidak terkait di dalam daging Kami, Roh Kami adalah satu; meskipun muatan dari apa yang Kami lakukan dan pekerjaan yang Kami lakukan tidak sama, Kami sama dalam esensi; daging Kami mengambil wujud yang berbeda, tetapi ini dikarenakan perubahan pada zaman dan kebutuhan yang berbeda dari pekerjaan Kami; pelayanan Kami tidak sama, jadi pekerjaan yang Kami hasilkan dan watak yang Kami ungkapkan kepada manusia pun berbeda. Itulah sebabnya apa yang manusia lihat dan pahami saat ini berbeda dengan apa yang mereka lihat dan pahami di masa lalu, yaitu karena perubahan pada zaman. Karena semua itu, Mereka berbeda dalam gender dan wujud daging Mereka, dan Mereka tidak terlahir di keluarga yang sama, apalagi pada periode waktu yang sama, Roh Mereka bagaimanapun juga adalah satu. ... Roh Yahweh bukanlah bapa dari Roh Yesus, dan Roh Yesus bukanlah anak dari Roh Yahweh: Mereka adalah satu dan Roh yang sama. Demikian pula, Tuhan yang berinkarnasi pada zaman sekarang dan Yesus tidak memiliki hubungan darah, tetapi Mereka adalah satu, ini karena Roh Mereka adalah satu. Tuhan dapat melakukan pekerjaan belas kasihan dan kasih setia, juga pekerjaan penghakiman yang adil dan hajaran terhadap manusia, serta pekerjaan mendatangkan kutuk atas manusia; dan pada akhirnya, Dia dapat melakukan pekerjaan memusnahkan dunia dan menghukum orang yang jahat. Bukankah Dia sendiri yang melakukan semuanya ini? Bukankah ini adalah kemahakuasaan Tuhan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). Saudara Yuan melanjutkan, "Walaupun kandungan ketiga tahapan pekerjaan yang dilakukan Tuhan itu berbeda dan nama Tuhan berbeda di setiap zaman, semuanya dilakukan oleh satu Roh dan satu Tuhan. Ketiga tahapan pekerjaan itu saling terkait erat, dan tiap tahap dibangun di atas pekerjaan tahap sebelumnya, lebih dalam dan lebih tinggi dari yang terakhir, sampai akhirnya manusia diselamatkan dari kekuasaan iblis dan dibawa ke kerajaan Tuhan. Karena itu, kita tidak mengkhianati Tuhan dengan menerima pekerjaan baru-Nya. Sebaliknya, kita mengikuti pekerjaan-Nya."
Setelah mendengar persekutuannya, hatiku makin cerah. Tiga tahap pekerjaan itu terkait erat, masing-masing berlanjut ke tahap terakhir, dan tidak ada tahap pekerjaan yang berdiri sendiri. Bukankah ini tiga tahap pekerjaan yang dilakukan Tuhan yang sama? Yahweh, Tuhan Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa tampaknya benar-benar Tuhan yang sama. Aku selalu berpikir gereja Katolik adalah gereja yang benar, hanya Katolik yang bisa menyelamatkan jiwa dan membawa mereka ke kerajaan surga, meninggalkan Katolik berarti mengkhianati Tuhan dan kehilangan kesempatan diselamatkan. Kini aku paham yang kujaga hanyalah pekerjaan penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Jika aku menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa, artinya mengikuti jejak Anak Domba, dan aku tidak mengkhianati Tuhan. Namun, jika tetap menganut Katolik dan berpegang teguh pada penyelamatan Tuhan Yesus, aku tidak akan menerima penyelamatan Tuhan pada akhir zaman, dan tidak akan masuk kerajaan surga. Pada titik ini, aku sangat yakin pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa adalah pekerjaan baru Tuhan pada akhir zaman. Lalu, Saudara Yuan bersekutu denganku tentang kebenaran nama Tuhan, misteri kisah Alkitab, bagaimana Tuhan menentukan akhir dan tempat tujuan umat manusia, serta lainnya. Setelah mendengarkan persekutuannya, aku dipenuhi emosi. Aku telah sangat lama percaya kepada Tuhan, tapi belum pernah mendengar khotbah sebagus itu. Aku merasa yang kudapatkan hari itu terlalu hebat. Hari itu aku mengerti lebih banyak daripada selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan!
Hari itu, Saudara Yuan membacakanku banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa. Kulihat Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran dan misteri, dan kuyakin firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah suara Tuhan. Setibanya di rumah, aku baca sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Menyelidiki hal semacam ini tidaklah sulit, tetapi itu menuntut setiap kita untuk mengetahui satu kebenaran ini: Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Aku paham dari kutipan ini untuk menentukan apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan Tuhan, aku harus lihat firman yang Dia ungkapkan dan pekerjaan yang Dia lakukan. Jika Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan dan menyucikan orang, Dia pasti penampakan Tuhan. Tuhan Yesus berfirman, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kecuali melalui Aku" (Yohanes 14:6). Karena itu, hanya Tuhan yang bisa mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan manusia. Setelah itu, aku meluangkan waktu setiap hari untuk membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Dua bulan kemudian, aku mengerti lebih banyak hal, seperti misteri inkarnasi dan nama Tuhan, perbedaan pekerjaan Tuhan dan pekerjaan manusia, cara membedakan Kristus asli dari yang palsu, dan seterusnya. Aku lihat firman Tuhan Yang Mahakuasa kaya dan beragam, yang membuka mataku. Saat itu, kupikir, "Selain Tuhan yang datang kembali, siapa yang bisa mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan menyingkap begitu banyak misteri? Tuhan telah datang kembali, dan sedang melakukan pekerjaan baru menghakimi dan menyucikan orang." Aku kini sepenuhnya yakin pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa adalah pekerjaan baru Tuhan, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan kembali!
Tuhan Yesus, yang kedatangannya bertahun-tahun kutunggu, telah datang kembali, dan aku merasa sangat beruntung bisa menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, terutama mengingat saudara-saudari ini hampir satu tahun memberitakan Injil kepadaku. Selama masa itu, aku terus menolak, jika bukan karena belas kasih dan penyelamatan Tuhan, dan saudara-saudari yang berkali-kali memberitakan Injil kepadaku, aku takkan datang ke hadapan Tuhan, jadi aku sangat bersyukur kepada Tuhan. Namun, aku ingat belum menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Aku serta-merta menghakimi dan mengutuknya, bahkan melarangnya di gereja agar anggota gereja tidak menyelidiki. Saat mengingat ini, aku merasa sangat menyesal dan membenci diriku karena terlalu buta untuk mengenal Tuhan, tidak takut akan Tuhan, dan menentang Tuhan. Bukankah aku sama dengan orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus? Awalnya, kupikir karena telah bertahun-tahun belajar teologi dan melayani Tuhan, aku cukup berwawasan tentang Tuhan. Namun, aku sungguh tidak menyangka akan "menyambut" Tuhan dengan cara ini. Aku sangat gelisah saat itu. Aku menentang Tuhan dan melakukan dosa besar, jadi bagaimana Tuhan akan memperlakukanku? Aku berlutut berdoa di hadapan Tuhan untuk mengakui dosa-dosaku. "Tuhan Yang Mahakuasa, aku terlalu congkak. Aku tidak mengenal-Mu, jadi aku menentang dan menghakimi pekerjaan-Mu, juga menyegel gereja serta melarang anggota gereja mencari dan menyelidiki. Perbuatanku sama dengan orang Farisi, dan aku pantas menerima hukuman-Mu. Aku sungguh tidak layak untuk penyelamatan-Mu!" Selama masa itu, aku selalu dalam keadaan menyesal dan cemas. Tiap kali membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa yang menyingkap penentangan orang terhadap Tuhan, aku sangat tertekan. Aku merasa telah dikutuk dan Tuhan takkan menyelamatkanku. Kemudian, aku menceritakan keadaanku kepada saudara-saudariku, dan mereka membacakanku sebuah kutipan firman Tuhan yang sangat menghiburku. Tuhan berfirman: "Setiap orang yang telah tunduk oleh penaklukan firman Tuhan akan memiliki banyak kesempatan untuk menerima keselamatan; keselamatan Tuhan atas setiap orang ini merupakan kemurahan hati-Nya yang terbesar. Dengan kata lain, mereka akan diberi toleransi yang terbesar. Selama manusia berpaling dari jalan yang salah, selama mereka mau bertobat, maka Tuhan akan memberi mereka kesempatan untuk memperoleh keselamatan-Nya. Ketika manusia pertama kali memberontak melawan Tuhan, Dia tidak memiliki keinginan untuk membunuh mereka, tetapi sebaliknya melakukan segala yang Dia sanggup lakukan untuk menyelamatkan mereka. Jika seseorang memang tidak bisa menerima keselamatan, Tuhan akan menyingkirkannya. Alasan mengapa Tuhan lambat untuk menghukum orang-orang tertentu adalah karena Dia ingin menyelamatkan semua orang yang dapat diselamatkan. Dia menghakimi, mencerahkan, dan membimbing manusia hanya dengan firman, dan tanpa menggunakan tongkat untuk membinasakan mereka. Menggunakan firman untuk menyelamatkan manusia adalah tujuan dan makna penting dari tahap akhir pekerjaan ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). Setelah membaca firman Tuhan, seorang saudara berkata, "Kita telah dirusak oleh Iblis, punya watak rusak dan tidak takut akan Tuhan. Saat melihat firman dan pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan kita, kita akan memberontak dan menentang, dengan mudah menyangkal dan mengutuk. Namun, jika bisa memahami kebenaran, berpaling dari jalan yang salah, dan sungguh-sungguh bertobat kepada Tuhan, Tuhan masih memberi kita kesempatan diselamatkan. Namun, mereka yang keras kepala, tidak bertobat, dan dengan gigih menentang Tuhan dikutuk oleh Tuhan, dan pada akhirnya, dijatuhi hukuman." Saat mendengar ini, aku sangat tersentuh. Kupikir, "Aku menentang Tuhan dan melakukan kejahatan besar, tapi Tuhan mengasihani dan menyelamatkanku. Kasih Tuhan sungguh luar biasa! Di masa depan, aku harus lebih banyak memberitakan Injil dan membalas kasih Tuhan, memberi tahu orang-orang setia tentang kabar baik kedatangan Tuhan kembali, agar mereka juga bisa mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan." Jadi, setelah itu, aku mulai menyebarkan Injil. Suatu kali, aku bersaksi kepada seorang anggota gereja tentang pekerjaan baru Tuhan Yang Mahakuasa. Aku terkejut saat uskup mengetahuinya. Dia menelepon dan memintaku menemuinya.
Aku ingat saat tiba di gereja, aku bertemu kepala biara, yang berusia 80-an, di pintu. Dia diam-diam memberitahuku uskup sangat menentang kepercayaanku kepada Kilat dari Timur, dan membujukku mengakui kesalahan kepada uskup, bertobat, dan memohon dia bersikap lunak kepadaku. Saat mendengar perkataannya, aku sangat marah. Jadi, aku segera berdoa kepada Tuhan. "Tuhan Yang Mahakuasa! Aku mengadapi lingkungan ini hari ini, dan tidak tahu cara menghadapinya. Lindungilah aku, beri aku iman dan tekad. Apa pun yang terjadi selanjutnya, bimbinglah aku agar bisa berdiri teguh di jalan yang benar." Setelah berdoa, aku merasa bisa sedikit menenangkan diri. Saat bertemu uskup, pertama-tama dia bertanya apa aku percaya kepada Kilat dari Timur, dan aku bilang ya. Dia lalu murka dan berkata, "Kudengar kau telah lama berhubungan dengan orang-orang Kilat dari Timur, tapi aku tidak tak anggap itu serius. Kupikir karena kau seorang imam dan spesialis teologi, kau tidak akan pernah menerima Kilat dari Timur. Sulit dipercaya kau benar-benar menerimanya!" Aku menjelaskan semuanya kepadanya dengan sabar, berkata, "Aku tidak serta-merta menerima Kilat dari Timur. Aku telah menyelidikinya lebih dari setengah tahun dan banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Firman ini adalah kebenaran, hal-hal yang tidak bisa diucapkan manusia, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali—" Namun, sebelum aku selesai bicara, uskup sudah sangat tidak sabar. Dia bilang, "Paus-lah yang bisa memutuskan apakah Kilat dari Timur adalah Tuhan yang datang kembali. Paus tidak mungkin salah dalam hal iman. Jika Paus mengakuinya, kita juga begitu. Jika tidak mengakui, dan mengatakan Kilat dari Timur sesat, kita tidak bisa memercayainya!" Setelah mendengar perkataannya, aku berpikir, "Paus juga manusia yang rusak. Jika tidak mencari, dia tidak akan dicerahkan atau diterangi oleh Roh Kudus, dan tidak akan memahami pekerjaan baru Tuhan. Kau percaya kepada Tuhan, tapi bukannya percaya firman-Nya, kau hanya mendengarkan Paus, seorang manusia. Bagaimana ini bisa disebut percaya kepada Tuhan? Bukankah itu hanya percaya kepada manusia?" Dengan pemikiran ini, aku terus bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, tapi dia tak mendengarkan sama sekali. Dia bilang, "Paus tidak berkata Kilat dari Timur adalah pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, jadi kita tidak bisa memercayainya. Apakah itu jalan yang benar adalah keputusan Paus!"
Benar. Awalnya, aku juga menyembah Paus dan berpikir Paus mewakili Tuhan, jadi kita harus mendengarkan Paus dalam segala hal. Namun, aku membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mengubah pandanganku tentang hal ini. Aku ingat kutipan yang mengatakan ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ada beberapa agama besar di dunia, dan masing-masing memiliki pemuka, atau pemimpinnya sendiri, dan para pengikutnya tersebar di berbagai negara dan wilayah di seluruh dunia; hampir setiap negara, baik besar maupun kecil, memiliki berbagai agama di dalamnya. Namun, sebanyak apa pun agama di dunia, semua orang di alam semesta pada akhirnya akan berada di bawah tuntunan satu Tuhan, dan keberadaan mereka tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama. Ini berarti, umat manusia tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama tertentu; sebaliknya, seluruh umat manusia dipimpin oleh Sang Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, dan juga yang menciptakan umat manusia—ini adalah fakta. Meskipun dunia memiliki beberapa agama besar, sebesar apa pun agamaitu, semuanya berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, dan tidak satu pun dapat melampaui cakupan kekuasaan ini. Perkembangan manusia, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan alam—masing-masing tak terpisahkan dari pengaturan Sang Pencipta, dan pekerjaan ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh pemimpin agama tertentu. Seorang pemimpin agama hanyalah pemimpin agama tertentu, dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan, mereka juga tidak dapat merepresentasikan Dia yang yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Seorang pemimpin agama dapat memimpin semua orang yang berada dalam agama itu, tetapi tidak dapat memerintah semua makhluk ciptaan di kolong langit—ini adalah fakta yang diakui secara universal. Seorang pemimpin agama hanyalah sekadar seorang pemimpin dan tidak dapat disetarakan dengan Tuhan (Sang Pencipta). Segala sesuatu berada di tangan Sang Pencipta, dan pada akhirnya segalanya akan kembali ke tangan Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan apa pun agamanya, semua orang akan kembali di bawah kekuasaan Tuhan—ini tak terelakkan. Hanya Tuhan-lah yang Mahatinggi di antara segala sesuatu, dan para penguasa tertinggi di antara semua ciptaan pun harus kembali di bawah kekuasaan-Nya. Setinggi apa pun status seorang manusia, manusia tersebut tidak dapat membawa umat manusia ke tempat tujuan yang sesuai, dan tak seorang pun mampu mengelompokkan segala sesuatu menurut jenisnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"). Aku paham dari kutipan ini bahwa Paus hanyalah pemimpin, makhluk ciptaan, dan bukan wakil Tuhan. Tuhan adalah Sang Pencipta. Dia menciptakan segala sesuatu di dunia, serta manusia, dan memimpin umat manusia hingga saat ini. Hanya Tuhan yang punya kedaulatan atas nasib umat manusia, hanya Tuhan yang bisa mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan manusia dan membawa kita ke tempat tujuan yang indah. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan makhluk ciptaan mana pun, oleh Paus atau pemimpin mana pun. Meskipun paus punya status tinggi, mereka juga manusia rusak. Mereka tidak bisa mengungkapkan kebenaran, apalagi melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia, jadi setinggi apa pun statusnya, mereka tidak bisa mewakili Tuhan. Jika Tuhan datang dan melakukan pekerjaan baru, dan mereka tidak mencari, mereka tidak akan dicerahkan atau diterangi Roh Kudus, lalu akhirnya ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Para imam kepala dan orang Farisi, pada zaman dahulu, juga punya status tinggi, tapi saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, mereka tidak tertarik mencari, mereka menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, dan pada akhirnya, dikutuk dan dihukum oleh Tuhan.
Lalu, uskup menyuruhku tidak berhubungan lagi dengan orang-orang Kilat dari Timur. Aku tidak setuju, jadi dia murka dan berkata, "Kalau begitu tugasmu sebagai kepala biara ditangguhkan. Serahkan akun biara, lalu pergilah ke rubanah dan renungkan perbuatanmu." Saat mendengar dia mengatakan itu, aku sangat terkejut. Aku tidak menyangka dia akan memecatku begitu cepat. Aku merasa sedikit tersesat. Selama menjadi kepala biara, ke mana pun aku pergi, ada imam dan biarawan yang mengelilingiku, mendengarkan kata-kataku dan melakukan apa pun yang kukatakan, tapi setelah uskup memecatku, aku tahu semuanya tidak akan sama lagi. Aku juga memikirkan usaha yang kukerahkan untuk menjadi imam dan kepala biara. Begitu mulai mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa dan memilih, aku tidak bisa lagi menjadi imam dan kepala biara. Meskipun sudah yakin tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku masih belum berani sepenuhnya memutuskan diri dari Katolik. Kupikir, "Pilihan ini bukan masalah sepele. Aku harus berpikir matang-matang sebelum memutuskan." Kemudian, aku pergi ke rubanah seperti perintah uskup. Di sana, aku bertemu Imam Zhao, yang dikirim ke sana untuk merenungkan percabulannya. Kuberi tahu dia aku dikirim ke sana karena menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Dia sangat terkejut saat mendengar ini. Dia bilang dia melakukan dosa percabulan di saat lemah, tapi jika mengakui dosanya kepada Tuhan, dia masih bisa diselamatkan. Dia pikir masalahku lebih serius, dan bilang itu permasalahan iman, jika iman kita keliru, kita tidak bisa masuk kerajaan surga.
Setelah dua atau tiga hari, Imam Wang membawa akuntan ke rubanah untuk memverifikasi akun denganku. Aku melihat rasa jijik di mata Imam Wang saat dia melihatku, lalu saat bertanya tentang akun itu, dia seperti menginterogasi tahanan. Semuanya terasa sangat tak nyaman. Setelah mereka pergi, aku merasa sangat terhina dan sengsara. Sambil berbaring, aku memikirkan bagaimana, saat aku menjalankan biara, semua orang selalu sangat menghormatiku. Keluarga tuan rumah mana pun yang kukunjungi, para imam dan biarawan keluar menyambutku tanpa bertanya, dan tuan rumah dengan antusias menyiapkan buah untuk menjamuku. Para imam dan biarawan selalu menantikan mendengar khotbahku, dan biasanya menungguku mengambil keputusan saat mendiskusikan pekerjaan apa pun. Aku juga sering mengatur pekerjaan mereka, mereka semua mendengarkan dan menaatiku. Namun, sekarang, begitu aku diberhentikan, mereka memandang hina dan tidak menghormatiku, aku juga tidak punya teman bicara di rubanah. Bagaimana bisa semua sangat berbeda dari saat aku menjadi kepala biara? Kupikir jika memilih mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, aku tidak akan pernah bisa menikmati kehidupan kepala biara lagi, semua status dan kenikmatan yang kuterima dari situ pun hilang. Pikiran itu membuatku sedikit kecewa. Namun, aku lalu berpikir, "Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Namun, jika tidak mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa demi status dan kesenangan, apa aku masih orang percaya kepada Tuhan? Apa aku masih bisa diselamatkan Tuhan?" Aku tidak tahu jalan mana yang harus kupilih, dan hatiku sangat tersiksa. Aku berlutut dan berdoa kepada Tuhan untuk meminta bimbingan agar tidak lagi dikuasai status dan reputasi, serta bisa mengikuti jejak Tuhan. Setelah berdoa, aku teringat sebuah kutipan firman Tuhan yang dibacakan saudara-saudariku. "Tuhan telah merendahkan diri-Nya sedemikian rendahnya sampai-sampai Dia melakukan pekerjaan-Nya dalam diri orang-orang yang kotor dan rusak ini, dan menyempurnakan sekelompok orang ini. Tuhan tidak hanya menjadi manusia untuk hidup dan makan di tengah-tengah manusia, untuk menggembalakan manusia, dan untuk menyediakan kebutuhan manusia. Yang lebih penting adalah Dia melakukan pekerjaan besar-Nya untuk menyelamatkan dan menaklukkan orang-orang yang rusaknya tak tertahankan ini. Dia datang ke jantung si naga merah yang sangat besar untuk menyelamatkan orang-orang yang paling rusak ini, sehingga semua orang dapat diubahkan dan dijadikan baru. Penderitaan dahsyat yang Tuhan tanggung bukan hanya penderitaan yang ditanggung oleh Tuhan yang berinkarnasi, tetapi yang terberat dari semua itu adalah karena Roh Tuhan menderita penghinaan yang ekstrem—Dia merendahkan diri-Nya dan menyembunyikan diri-Nya sampai sedemikian rupa hingga Dia menjadi seorang manusia biasa. Tuhan berinkarnasi dan mengambil rupa daging, sehingga orang-orang melihat bahwa Dia memiliki kehidupan manusia biasa dan kebutuhan manusia biasa. Ini cukup untuk membuktikan bahwa Tuhan telah merendahkan diri-Nya sampai sedemikian rendahnya. Roh Tuhan mewujudkan diri-Nya dalam rupa daging. Roh-Nya sangat agung dan besar, tetapi Dia mengambil rupa seorang manusia pada umumnya, manusia yang kecil, untuk melakukan pekerjaan Roh-Nya. Kualitas, wawasan, akal sehat, kemanusiaan, dan kehidupanmu masing-masing menunjukkan bahwa engkau semua benar-benar tidak layak untuk menerima pekerjaan Tuhan yang semacam ini. Engkau semua benar-benar tidak layak membuat Tuhan menanggung penderitaan seperti itu demi dirimu. Tuhan begitu agung, dan manusia begitu hina, tetapi Dia tetap bekerja dalam diri mereka. Dia bukan hanya berinkarnasi untuk menyediakan kebutuhan manusia, berbicara kepada manusia, tetapi Dia bahkan hidup bersama manusia. Tuhan begitu rendah hati, begitu penuh kasih" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan"). Itu benar, tidak ada negara yang lebih menentang Tuhan daripada Tiongkok. Tuhan datang berinkarnasi ke negara naga merah yang sangat besar untuk bicara dan bekerja, tapi dipersekusi dan difitnah oleh Partai Komunis, juga dikutuk dan ditolak kalangan agama. Tuhan begitu agung dan mulia, tapi Dia menanggung penghinaan besar dan datang ke bumi, segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah demi menyelamatkan kita. Saat itu kulihat Tuhan benar-benar rendah hati dan baik hati! Kemudian kuingat aku hanya ingin menikmati keuntungan status, menikmati dikagumi dan dihormati orang, bahkan saat tahu telah menemukan pekerjaan Tuhan, aku tak mau melepaskan status dan mengikuti Tuhan. Bukankah ini tahu jalan yang benar, tapi sengaja menolak? Bukankah ini tidak masuk akal? Saat menyadari ini, aku merasa sangat bersalah dan malu. Saat itu juga, aku bersiap untuk melepaskan posisiku.
Beberapa hari kemudian, sepupuku datang ke rubanah untuk membujuk dan memintaku merenung. Dia bilang jika aku tak bertobat, uskup akan mengeluarkanku dari gereja. Saat mendengar itu, aku terkejut. Aku belum pernah mendengar ekskomunikasi di gereja ini. Saat itu kupikir, "Jika aku diusir, anggota gereja yang kukenal dan seluruh keuskupan akan menolakku." Setelah sepupuku pergi, aku tidak bisa berhenti bertarung dengan diriku. Sejak saat aku percaya kepada Tuhan, tidak pernah terlintas aku bisa dikucilkan. Aku memikirkan semua ini berulang-ulang selama masa itu. Setiap kali melihat nubuat dalam Alkitab tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku teringat saudara-saudari yang bersaksi kepadaku tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan kutipan firman Tuhan yang kubaca. Adegan-adegan ini terlintas di benakku seperti berasal dari film. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali, dan aku tidak bisa menyerah untuk mengikuti-Nya! Namun, memikirkan meninggalkan gereja atau diusir, aku tidak bisa memutuskan.
Di lain waktu, uskup datang ke rubanah dan menanyakan renunganku. Saat melihat aku terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dia sangat tidak senang, dia bilang, "Kepercayaanmu kepada Kilat dari Timur bukan masalah kecil. Kau harus benar-benar merenungkan diri. Jika kau bisa dengan tulus mengenal diri sendiri, bertobat, dan menolak Kilat dari Timur, kami bisa lupakan kesalahanmu, kau pun bisa mempertahankan posisimu sebagai kepala biara." Setelah uskup pergi, Imam Zhao, yang ada di sana, juga datang untuk membujukku. Dia bilang, "Kau harus menulis kesimpulan dari renunganmu. Jika kau tulis dengan baik, kau bisa terus menjadi kepala biara. Jika tidak menulisnya, uskup tidak akan membebaskanmu!" Setelah mendengar itu, aku tahu uskup telah memberiku ultimatum, dan jika aku tidak menuliskan hasil renunganku, posisi kepala biaraku hilang, dan aku menghadapi pengusiran dari gereja. Memikirkan ini, aku merasa sedikit sedih. Meskipun tahu aku harus memilih mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, aku masih sedikit berat melepaskan posisiku. Masa itu sangat menyakitkan, jadi aku sepenuh hati berseru kepada Tuhan, berkata, "Tuhan Yang Mahakuasa, aku menghadapi keputusan akhir hari ini. Bimbing dan tuntunlah aku untuk membuat pilihan yang tepat." Setelah berdoa, aku teringat kutipan firman Tuhan yang dibacakan saudara-saudariku untukku. Tuhan berfirman: "Tuhan pasti tidak akan pernah memulai lagi di tempat lain. Tuhan akan menggenapi kenyataan ini: Dia akan membuat semua orang di seluruh alam semesta datang ke hadapan-Nya, dan menyembah Tuhan di bumi, dan pekerjaan-Nya di tempat-tempat lain akan berhenti, dan orang akan dipaksa untuk mencari jalan yang benar. Itu akan menjadi seperti Yusuf: semua orang datang kepadanya untuk memperoleh makanan, dan sujud menyembahnya, karena ia memiliki banyak makanan. Demi menghindari bencana kelaparan, orang akan dipaksa mencari jalan yang benar. Seluruh komunitas keagamaan akan menderita bencana kelaparan yang hebat, dan hanya Tuhan zaman sekarang merupakan sumber air hidup, yang memiliki sumber mata air yang selalu mengalir, yang disediakan untuk manusia nikmati, dan orang akan datang dan mengandalkan diri-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kerajaan Seribu Tahun Telah Tiba"). Itu benar. Sekarang, gereja di mana-mana tandus, dan tak punya pekerjaan Roh Kudus. Para uskup dan imam berkhotbah tanpa terang, hanya bisa membicarakan teori teologi dan doktrin agama atau meminta orang mengamati ritual dan aturan agama yang diciptakan manusia. Namun, menjunjung semua ini tidak memberikan pasokan dan peneguhan dalam kehidupan orang, dan semua orang hidup dalam siklus berdosa, mengaku dosa, dan berdosa lagi. Sekeras apa pun mencoba, kau tidak bisa menuntaskan masalah berdosa. Bahkan para klerus tidak bisa menahan diri dari dosa yang jelas seperti mencuri persembahan dan percabulan, seperti Imam Zhao yang bersamaku di rubanah yang tidak malu melakukan dosa besar. Kemerosotan sebesar itu terlalu menyedihkan. Katolik di zaman ini hanyalah kolam yang stagnan! Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berbeda. Kita membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa di setiap pertemuan, yang membantu kita memahami kebenaran, memasok dan memberi manfaat bagi kehidupan kita. Jika aku tidak mengikuti pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan tidak mendapatkan kebenaran yang diungkapkan Tuhan pada akhir zaman, aku takkan pernah lepas dari dosa. Aku akan terjebak dalam dosa setiap hari. Apa gunanya didukung semua orang dalam agama?
Lalu, aku teringat firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kristus adalah pintu gerbang bagi manusia menuju kerajaan pada akhir zaman, yang tidak bisa dilangkahi oleh siapa pun. Tidak seorang pun bisa disempurnakan oleh Tuhan kecuali melalui Kristus. Engkau percaya kepada Tuhan, karena itu, engkau harus menerima firman-Nya dan menaati jalan-Nya. Engkau tidak bisa hanya berpikir tentang memperoleh berkat sementara engkau tidak mampu menerima kebenaran dan tidak mampu menerima perbekalan hidup. Kristus datang pada akhir zaman agar semua yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya bisa diberi hidup. Pekerjaan-Nya adalah untuk mengakhiri zaman lama dan memasuki zaman baru, dan pekerjaan-Nya adalah jalan yang harus ditempuh oleh semua orang yang ingin memasuki zaman baru. Kalau engkau tidak bisa mengakui-Nya, malah mengutuk, menghujat, atau bahkan menganiaya Dia, maka engkau pasti akan dibakar sepanjang keabadian, dan tidak akan pernah memasuki kerajaan Tuhan. Karena Kristus sesungguhnya adalah pengungkapan Roh Kudus, pengungkapan Tuhan, Pribadi yang Tuhan beri kepercayaan untuk melakukan pekerjaan-Nya di bumi. Oleh karena itu, Aku mengatakan bahwa jika engkau tidak bisa menerima segala hal yang dilakukan oleh Kristus akhir zaman, berarti engkau menghujat Roh Kudus. Hukuman setimpal yang harus ditanggung oleh mereka yang menghujat Roh Kudus sangat jelas bagi semua orang. Aku juga mengatakan kepadamu bahwa jika engkau menentang Kristus akhir zaman, jika engkau menghinakan Kristus akhir zaman, tidak ada seorang lain pun yang akan memikul konsekuensinya bagimu. Selain itu, mulai hari ini engkau tidak akan memiliki kesempatan lain untuk memperoleh perkenanan Tuhan; meskipun engkau berupaya menebus kesalahanmu, engkau tidak akan pernah lagi melihat wajah Tuhan. Karena yang engkau lawan bukanlah manusia, yang engkau tolak bukanlah makhluk yang lemah, melainkan Kristus. Apakah engkau menyadari akan seperti apa konsekuensinya? Engkau tidak akan telah melakukan suatu kesalahan kecil, tetapi melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Karena itu, Aku menasihati semua orang agar tidak menentang kebenaran, atau melontarkan kritik yang gegabah, karena hanya kebenaran yang bisa memberimu hidup, dan tidak ada suatu pun selain kebenaran yang bisa memungkinkanmu untuk lahir kembali dan melihat wajah Tuhan kembali" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal"). Tuhan Yang Mahakuasa memberi kita kebenaran, jalan, dan hidup. Kebenaran ini satu-satunya cara kita bisa disucikan dan diselamatkan. Aku bisa menerima kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa hari ini dan punya cara untuk mengubah watak rusakku, adalah peninggian derajat dan kasih karunia Tuhan. Jika aku memilih tetap menganut Katolik, mendambakan kenikmatan status, dan menolak penyelamatan Tuhan pada akhir zaman, aku akan dikutuk oleh Tuhan selamanya dan benar-benar kehilangan kesempatan penyelamatanku! Aku akan menjadi seperti mantan imam kepala dan orang Farisi. Mereka punya status tinggi di antara orang Yahudi, menikmati rasa hormat dan dukungan dari semua orang, tapi saat Tuhan Yesus datang, mereka jelas tahu firman Tuhan Yesus punya otoritas dan kuasa, tapi untuk melindungi status dan pendapatan, mereka menolak menerima penyelamatan Tuhan Yesus, bahkan memaku Dia ke kayu salib, lalu pada akhirnya, dikutuk dan dihukum selamanya oleh Tuhan. Pada titik ini, aku tahu tidak boleh mengikuti jejak orang Farisi! Aku telah menerima pekerjaan baru Tuhan Yang Mahakuasa, menikmati penyiraman dan pasokan firman Tuhan. Aku bisa merenungkan diri dalam firman Tuhan dan menemukan akar dosaku, juga memahami cara disucikan dari kerusakan. Hanya dengan mengikuti jalan ini, aku bisa mencapai penyelamatan dan mendapat perkenanan Tuhan. Bukankah itu lebih berharga dan bermakna daripada punya status tinggi? Memikirkan ini, hatiku terasa sangat cerah. Kulihat dengan jelas mempertahankan agama itu tidak sepadan, dan aku tidak perlu bertahan lagi. Jadi, kulepas posisiku sebagai imam dan kepala biara, lalu dengan tegas memutuskan untuk pergi.
Meskipun mengalami penderitaan selama beberapa hari di rubanah, bimbingan dan kepemimpinan firman Tuhan membuatku mengerti status bukanlah hal yang harus kukejar, Tuhan juga tak memperkenankannya, dan aku merasa jalan di depanku jelas. Dahulu, kupikir memahami pengetahuan Alkitab dan teologi adalah mengenal Tuhan. Aku tidak sadar teori teologis yang kupahami adalah gagasan dan imajinasi tentang Tuhan. ama sekali tidak sesuai dengan kebenaran. Itu penghalang tak tertembus yang membuatku membatasi dan menolak pekerjaan Tuhan, juga membuatku makin congkak dan merasa benar sendiri, tanpa kerendahan hati untuk mencari atau takut akan Tuhan. Jika bukan karena kasih dan belas kasihan Tuhan Yang Mahakuasa, aku mustahil menerima penyelamatan-Nya! Juga, saat aku mendambakan status dan kesenangan, tidak tahu harus memilih apa, Tuhan memakai firman-Nya untuk mencerahkan dan membimbingku berulang kali, menuntunku melepaskan posisi dan mengikuti pekerjaan-Nya. Jika bukan karena pemeliharaan dan dukungan Tuhan, aku tidak akan pernah bisa kembali kepada Tuhan, karena itulah aku merasa kasih Tuhan itu praktis dan nyata.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.