Jalan menuju Penyucian

08 September 2020

Aku dibaptis dalam nama Tuhan Yesus pada tahun 1990, dan pada tahun 1998, aku telah menjadi rekan kerja sebuah gereja. Saat itu, berkat pekerjaan dan bimbingan Roh Kudus, aku merasa punya tenaga yang tak ada habisnya untuk bekerja bagi Tuhan, bahan khotbah pun tidak pernah habis. Aku sering menyokong saudara-saudari yang merasa lemah dan negatif dan tetap sabar dan toleran saat keluarga mereka yang bukan orang percaya bersikap kasar kepadaku. Aku merasa telah banyak berubah sejak menjadi seorang Kristen. Namun, sejak tahun 2010, aku tak bisa merasakan bimbingan Tuhan lagi dan tak punya tenaga sebesar itu lagi untuk pekerjaanku. Bahan khotbahku pun basi, tanpa ada pencerahan baru. Di rumah, saat melihat suami dan putriku melakukan hal yang tak kusukai, aku tak bisa menahan amarahku dan menghardik mereka. Aku tahu itu tak sejalan dengan kehendak Tuhan.Lalu aku berdoa, mengaku dosa dan bertobat, tetapi setelahnya, aku kembali berbuat dosa, tak bisa toleran dan bersabar. Ini membuatku sedih. Aku rajin membaca Alkitab, berpuasa, dan berdoa untuk lepas dari hidup dalam dosa dan pengakuan dosa terus-menerus. Aku cari bantuan para pendeta dan mendiskusikan ini bersama, tetapi tidak berhasil.

Pada tahun 2017, aku masih bekerja dan berkothbah di mana-mana, tetapi aku merasakan kehampaan dan kegelisahan karena aku selalu hidup dalam dosa, dan perasaan itu makin lama makin kuat. Suatu hari, suamiku bertanya padaku, "Kau tampak muram belakangan ini. Ada masalah apa?" Mendengar suamiku bertanya begitu, aku langsung menceritakan masalahku. Aku bilang, "Beberapa tahun ini aku berpikir, aku telah begitu lama jadi orang percaya, juga pengkhotbah, lantas kenapa aku tak bisa berhenti hidup dalam dosa? Aku tak bisa merasakan kehadiran Tuhan. Seakan Dia telah meninggalkanku. Aku telah lama percaya kepada Tuhan, sering membaca Alkitab dan mendengarkan jalan Tuhan. Aku selalu bertekad untuk memikul salib dan mengendalikan diri, tetapi aku selalu terikat oleh dosa. Aku berbohong demi kepentingan dan gengsiku sendiri, dan tak bisa mencapai, 'Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta' (Wahyu 14:5). Aku tahu Tuhan mengizinkan kesulitan dan pemurnian yang kuhadapi, tetapi aku tak bisa mencegah diriku untuk menyalahkan dan salah paham kepada-Nya. Aku tak bisa tunduk sepenuh hati. Aku takut, jika terus hidup dalam dosa seperti ini, aku tak akan masuk ke dalam kerajaan-Nya saat Tuhan datang!"

Suamiku membalas, "Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? Milikilah iman, kau seorang pengkhotbah! Bukankah kau sering bilang, meski kita hidup dalam dosa dan belum terbebas dari itu, tetapi dalam Alkitab dikatakan: 'Karena itu jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Tuhan telah membangkitkan Dia dari Kematian, Engkau akan diselamatkan. Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat' (Roma 10:9-10), dan 'Siapa pun yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan' (Roma 10:13) Kita hidup dalam dosa dan tak terbebas darinya, tetapi dosa kita diampuni. Kita dibenarkan dan diselamatkan oleh iman. Selama kita menghadiri kebaktian, membaca Alkitab, memikul salib kita, dan mengikuti Tuhan, kita akan masuk kerajaan surga dan diberkati." Aku bilang padanya, "Dahulu aku berpikir begitu, tetapi baru-baru ini aku membaca 1 Petrus 1:16, 'Jadilah engkau kudus; karena Aku kudus' Dan Ibrani 12:14, Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan.' Kita telah diselamatkan, tetapi kita selalu berbuat dan mengaku dosa. Kita belum meraih kekudusan. Aku khawatir, bisakah kita masuk ke kerajaan surga dalam keadaan kita sekarang?"

Setelah mendengarkanku, dia setuju denganku dan bilang bahwa gereja telah mengundang Pendeta Chen dari Hong Kong dan menyarankan agar aku menanyakan soal ini padanya. Menurutku aku perlu mendapatkan kejelasan soal ini, bahwa aku tak boleh sembrono dalam imanku, atau jika tidak, aku akan mencelakakan diriku sendiri dan saudara-saudariku. Kemudian, saat sedang mencari informasi tentang Pendeta Chen di internet, di halaman yang muncul, aku melihat sebuah situs, Injil Kerajaan Surga. Aku buka situs itu dan melihat kata-kata yang menarik. "Manusia menerima banyak kasih karunia, seperti kedamaian dan kesenangan daging, berkat bagi seluruh keluarga karena iman satu orang, kesembuhan atas penyakit, dan lain sebagainya. Sisanya adalah perbuatan baik manusia dan penampilan saleh mereka; jika manusia bisa hidup berdasarkan hal-hal itu, ia dianggap orang percaya yang baik. Hanya orang-orang percaya semacam itu yang dapat masuk ke surga setelah meninggal, yang artinya mereka telah diselamatkan. Namun, semasa hidup, mereka sama sekali tidak mengerti jalan kehidupan. Mereka sekadar melakukan dosa dan mengakui dosa, terus begitu dalam siklus yang terus menerus berputar tanpa jalan untuk mengubah watak mereka; seperti itulah keadaan manusia di Zaman Kasih Karunia. Apakah manusia sudah menerima keselamatan yang lengkap? Tidak! Karena itu, setelah tahap itu selesai, masih ada pekerjaan penghakiman dan penghajaran. Tahap ini akan menyucikan manusia melalui firman sehingga manusia akan memiliki jalan untuk mereka ikuti. Tahap ini tidak akan berbuah atau bermakna jika dilanjutkan dengan pengusiran roh-roh jahat, karena sifat manusia yang berdosa tidak bisa diusir dan manusia hanya akan sekadar berhenti pada pengampunan dosa mereka. Melalui korban penghapus dosa, manusia telah diampuni dosa-dosanya, karena pekerjaan penyaliban telah berakhir dan Tuhan telah mengalahkan Iblis. Namun, watak manusia yang rusak tetap ada dalam dirinya dan manusia masih tetap dapat berbuat dosa dan melawan Tuhan; Tuhan belum mendapatkan umat manusia. Itulah mengapa pada tahap pekerjaan ini, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyingkapkan watak manusia yang rusak, menyebabkan dirinya menjalani hidup menurut jalan yang benar. Tahap ini lebih bermakna dan lebih berbuah dibandingkan tahap sebelumnya, karena sekarang firman-lah yang secara langsung membekali hidup manusia dan memampukan watak manusia untuk sepenuhnya diperbarui. Ini adalah tahap pekerjaan yang lebih menyeluruh" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Aku senang sekali membaca ini. Ini menjabarkan kondisi kita sebagai orang-orang percaya, dan sekalipun aku tak sepenuhnya memahaminya, aku melihat harapan di dalamnya. Aku merasa bisa menemukan jalan di sini untuk disucikan dan berubah. Aku sungguh bersyukur pada Tuhan karena mendengarkan doa-doaku. Saat lanjut membacanya, aku merasa bahwa semua ini ditulis dengan begitu baiknya, dan bahwa jiwaku yang kering ini sedang disirami dan digembalakan. Lantas akupun berpikir, apakah orang-orang ini bisa menjawab kebingunganku? Di situs itu ditulis, "Seandainya Anda punya pertanyaan apa pun, silakan tinggalkan pesan untuk kami di sini." Jadi, tanpa ragu, aku pun mengirimkan pesan kepada mereka, dengan mencantumkan nomor telepon dan alamat surelku.

Kemudian, aku memberitahukan ini pada suamiku, dan dia bilang dia juga mau mencari tahu lebih banyak. Keesokan harinya, anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menghubungiku. Sore itu, kami berbincang daring, lalu aku pun menceritakan kebingunganku. "Kita biasa membaca ayat dalam kitab Roma ini yang berbunyi, 'Karena itu jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Tuhan telah membangkitkan Dia dari kematian, engkau akan diselamatkan' (Roma 10:9). Kita berpikir dosa-dosa kita diampuni oleh Tuhan Yesus, jadi kita telah diselamatkan dan kita akan masuk kerajaan surga saat Dia datang kembali. Namun, kita tetap hidup dalam dosa, kita tak bisa berpegang teguh pada ajaran Tuhan atau melepaskan diri dari dosa. Dalam Alkitab dikatakan bahwa tanpa kekudusan, kita tak bisa melihat Tuhan. Dalam hati aku bingung, 'Bisakah seseorang sepertiku yang terus berbuat dosa masuk ke kerajaan surga?' Dalam situs Gereja Tuhan Yang Mahakuasa disebutkan bahwa Tuhan akan melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran pada akhir zaman. Apa hubungannya itu dengan melepaskan natur dosa kita dan masuk kerajaan surga?"

Saudara Chen menjelaskan ini pada kami, "Untuk memahami ini, pertama kita harus tahu apa yang disebut dengan 'diselamatkan'. Di akhir Zaman Hukum Taurat, orang-orang semakin jauh dari Tuhan dan mereka tak takut pada-Nya lagi. Karena tak ada yang mematuhi hukum lagi, dan mereka semakin berbuat dosa, mereka semua terancam dikutuk dan dihukum mati. Dalam konteks ini, untuk menyelamatkan orang dari kematian di bawah hukum Taurat Tuhan sendiri menjadi daging dan disalib sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia, Dia menebus semua manusia dari dosa. Sejak saat itu, kita cukup berdoa dalam nama Tuhan Yesus, mengakui dan bertobat kepada-Nya, lalu dosa-dosa kita pun diampuni. Kemudian kita dapat menikmatikasih karunia dan berkat Tuhan tanpa dihukum oleh hukum itu. Inilah arti sesungguhnya dari 'diselamatkan' dalam Zaman Kasih Karunia." "Dengan kata lain, 'diselamatkan' hanya merujuk pada pengampunan dosa, sehinga kita tidak lagi dikutuk dan dihukum mati oleh hukum itu, dan bahwa Tuhan tak melihat dosa-dosa itu lagi. Tetapi bukan berarti manusia itu sendiri bebas dari dosa, tak lagi berbuat dosa atau menentang Tuhan. Diselamatkan bukan berarti kita tak rusak atau kita disucikan, terlebih lagi bukan berarti kita pantas untuk masuk ke kerajaan Tuhan. Untuk disucikan, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman."

Setelah mendengar penjelasan SaudaraChen, aku mengerti, ternyata maksud "diselamatkan" dalam Kitab Roma adalah, menerima penyelamatan Tuhan Yesus dan tak lagi dikutuk dan dihukum mati di bawah hukum tersebut, tetapi itu bukan disucikan. Aku merasa ada kebenaran untuk dicari di dalam ini.

Selanjutnya, SaudaraChen kembali membacakan beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah pekerjaan untuk menebus seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan perlahan-lahan masih harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, melainkan bahwa manusia tidak lagi menjadi milik dosa, bahwa dosa-dosanya telah diampuni. Asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi menjadi milik dosa." "Manusia ... diampuni dosa-dosanya, tetapi pekerjaan mengenyahkan watak rusak Iblis dalam diri manusia belumlah dilakukan dalam dirinya. Manusia hanya diselamatkan dan diampuni dosanya karena imannya, tetapi sifat dosa manusia tidak diambil daripadanya dan masih tetap ada dalam dirinya. Dosa manusia diampuni melalui Tuhan yang berinkarnasi, namun bukan berarti manusia tidak lagi memiliki dosa dalam dirinya. Dosa manusia dapat diampuni melalui korban penghapusan dosa, tetapi manusia belum mampu menyelesaikan masalah bagaimana ia dapat untuk tidak lagi berbuat dosa dan bagaimana agar sifat dosanya dapat dibuang sepenuhnya dan diubahkan. Dosa manusia diampuni karena pekerjaan penyaliban Tuhan, tetapi manusia tetap hidup dalam watak lama Iblis yang rusak. Dengan demikian, manusia harus sepenuhnya diselamatkan dari watak rusak Iblis sehingga sifat dosa manusia sepenuhnya dibuang dan tidak akan pernah lagi berkembang, sehingga memungkinkan watak manusia berubah. Hal ini mengharuskan manusia memahami jalan pertumbuhan dalam kehidupan, jalan hidup, dan cara untuk mengubah wataknya. Hal ini juga mengharuskan manusia untuk bertindak sesuai dengan jalan ini sehingga watak manusia dapat secara bertahap diubahkan dan ia dapat hidup di bawah cahaya terang, sehingga segala sesuatu yang ia lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ia dapat membuang watak rusak Iblisnya, dan supaya dia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kegelapan Iblis, sehingga ia pun benar-benar lepas dari dosa. Hanya dengan begitu, manusia akan menerima keselamatan yang lengkap." "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Ia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak melepaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Lalu Saudara Chen membagikan persekutuan ini: "Firman Tuhan sudah menjelaskan alasan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman. Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan pada zaman kasih karunia, dan meskipun dia telah mengampuni dosa-dosa kita, natur dosa kita telah berakar dalam, dan kita tetap memiliki watak iblis. Kita berbohong dan menipu demi kepentingan kita sendiri, kita iri dan penuh kebencian, kita mengikuti kecenderungan duniawi, kita serakah, dan suka akan ketidakadilan. Jika natur iblis kita tak diselesaikan, kita bisa berdosa dan menentang Tuhan kapan saja. Tuhan Yesus berkata, 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya' (Yohanes 8:34-35). Tuhan adalah kudus dan watak benar-Nya tak akan membiarkan pelanggaran. Bagaimana bisa Dia membiarkan orang-orang yang terus berbuat dosa dan menentang-Nya masuk ke kerajaan-Nya? Jadi, Tuhan telah kembali menjadi daging pada akhir zaman untuk menyelamatkan umat manusia sepenuhnya. Dia mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan manusia berdasarkanpekerjaan penyelamatan agar kita manusia bisa sepenuhnya dibebaskan dari dosa, disucikan, dan masuk ke kerajaan Tuhan. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:48). Dan dalam 1 Petrus dikatakan: 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17). Jika kita hanya berpegang pada pekerjaan penebusan di Zaman Kasih Karunia tanpa menerima penghakiman Tuhan pada akhir zaman, akar kedosaan kita tidak akan pernah bisa diselesaikan. Menerima penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman adalah satu-satunya cara kita bisa disucikan dari kerusakan dan masuk kerajaan Tuhan."

Mendengarkan penjelasan Saudara Chen menerangkan hatiku. Pantas aku tak bisa mencegah diri dari berbuat dosa seperti apa pun aku berdoa, membaca Alkitab atau berusaha mengendalikan diriku sendiri. Itu karena kedosaanku belum dicabut. Aku belum mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Bagaimana pekerjaan penghakiman Tuhan menyucikan, mengubah dan benar-benar menyelamatkan orang-orang? Aku menanyakan ini padanya dengan menggebu-gebu.

Dia membacakan bagian lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk kami: Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Saudara Chen lalu melanjutkan penjelasannya kepada kami. "Pada akhir zaman, Tuhan utamanya mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan orang-orang. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan semua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya, membuka misteri dari rencana-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, menyingkap akar kejahatan dan kegelapan di dunia ini, bagaimana Iblis merusak manusia dan bagaimana Tuhan menyelamatkan manusia, kebenaran tentang perusakan Iblis pada manusia, natur iblis dari manusia dalam berbuat dosa dan menentang Tuhan dan berbagai watak iblis mereka, bagaimana orang-orang disucikan melalui penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian akan firman Tuhan, dan lain-lain. Setelah melalui penghakiman dan hajaran firman Tuhan selama beberapa tahun, kami merasa firman Tuhan yang menghakimi dan mengungkap umat manusia bagaikan belati yang setajam pisau cukur, menyingkap penentangan, kerusakan, dan alasan-alasan yang salahdari kita, Benar. dan menunjukkan kita bagaimana kita telah begitu dalam dirusak Iblis. Kita penuh dengan watak-watak iblis seperti kecongkakan, kebohongan, keegoisan, dan kerendahan budi, tanpa keserupaan dengan manusia sama sekali. Sekalipun kita berkorban dalam iman kita, kita melakukannya hanya agar diberkati dan masuk ke kerajaan surga. Kita melakukannya untuk membuat kesepakatan dengan Tuhan untuk mendapatkan kasih karunia dan berkatnya. Kita tak melakukannya untuk mematuhi dan memuaskan Dia. Saat bencana menimpa kita atau kita menemui kesulitan lainnya, kita menyalahkan Tuhan dan tak sungguh tunduk kepada-Nya. Jika kita mendapatkan suatu kualitas, bakat, atau prestasi dalam tugas kita, kita pamer agar orang lain mengagumi kita, dan kita bahkan menghardik orang dengan sombong. Saat pekerjaan dan firman Tuhan tak cocok dengan gagasan kita, kita menghakimi dan menentang Tuhan. Kita tak takut kepada Tuhan. Saat kita diungkap oleh firman Tuhan dan kebenarannya, kita merasa malu, seolah kita tak punya tempat untuk bersembunyi. Kita sungguh menyesal dan membenci diri kita sendiri dan tak mau hidup lagi dengan watak-watak iblis kita yang rusak. Kita pun mendapatkan pemahaman tentang watak benar Tuhan dan pemujaan kita untuk-Nya tumbuh. Kita mau menerima dan tunduk kepada penghakiman dan hajaran Tuhan dan menerapkan kebenaran untuk menyingkirkan kerusakan. Watak hidup kita perlahan-lahan mulai berubah. Semua ini diraih dengan mengalami penghakiman Tuhan di akhir zaman.

Mendengarkan penjelasannya sungguh menyentuhku. Aku melihat betapa pentingnya pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, bagaimana dia mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyingkap manusia dalam cara-cara yang praktis. Semua itu untuk menyucikan dan menyelamatkan kita sepenuhnya. Watak rusak kita tak akan pernah disucikan tanpa merasakan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan kita tak akan pantas untuk kerajaan Tuhan. Setelah persekutuan beberapa hari, aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan bahwa firmannya adalah apa yang Roh Kudus katakan pada gereja-gereja. Aku menerima pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa tanpa keraguan. Sekian lama sebagai orang percaya, aku terjebak hidup dalam dosa, tetapi kini akhirnya aku menemukan jalan menuju penyucian dan keselamatan penuh. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Selanjutnya: Misteri Nama-Nama Tuhan

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait