Baru Kusadari Bahwa Aku Tidak Memiliki Kenyataan Kebenaran

24 Maret 2024

Oleh Saudari Guangchun, Tiongkok

Pada Agustus 2022, sebuah artikel kesaksian pengalaman yang kutulis dibuat menjadi video dan diunggah secara daring. Aku sangat terkejut sekaligus senang, dan aku segera pergi untuk memberi tahukan hal ini pada salah seorang saudari yang kukenal baik. Pada waktu itu, aku tidak terlalu menyebarluaskannya, karena aku tahu semua itu berkat pencerahan dan bimbingan Tuhan, dan aku tidak boleh pamer. Beberapa bulan kemudian, dua artikel kesaksian pengalaman lain yang kutulis juga dijadikan video dan diunggah. Kali ini, aku tak mampu menahan kegembiraanku lebih lama lagi, dan kupikir, "Tiga artikel kesaksian pengalamanku dipilih untuk dijadikan video. Ini yang terbanyak dari semua anggota gereja kami, yang membuktikan bahwa aku memiliki beberapa pengalaman nyata, mengetahui cara mengenal diriku sendiri, dan mampu membagikan kesaksian pengalaman. Tampaknya aku tidak terlalu jauh dari memperoleh keselamatan." Saat itu, kebetulan aku sedang berkumpul dengan beberapa saudari, dan kupikir, "Jika mereka tahu bahwa artikel kesaksian pengalamanku difilmkan menjadi video dan dipublikasikan secara daring, mereka pasti akan iri padaku dan mengagumiku. Mereka akan menganggapku sebagai orang yang mengejar kebenaran dan memiliki jalan masuk kehidupan." Aku teringat pada perkataan Saudari Xiaoxiao ketika dia berbicara tentang keadaannya beberapa hari sebelumnya. Dalam hatinya, ada rasa penolakan terhadap orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaannya, dan dia tidak tahu bagaimana mengubah keadaannya itu. Jadi, aku berkata, "Artikel kesaksian pengalaman yang kutulis membahas keadaan yang sama seperti yang dialami Xiaoxiao. Itu tentang keengganan untuk menerima pengawasan pemimpinku ketika melaksanakan tugasku. Kita semua bisa menyaksikannya bersama-sama." Setelah itu, aku mengirimkan videonya kepada saudara-saudari, dan menganalisis secara terperinci bagaimana selama pengalaman ini, aku mampu menargetkan keadaanku, menganalisis, serta mengenalinya. Setelah Xiaoxiao menyaksikan video tersebut, wajahnya memperlihatkan ekspresi iri. Saudari lainnya yang bernama Li Qi berkata, "Aku tidak tahu bagaimana caranya memahami kerusakanku yang tersingkap dan merenungkan serta mengenal diriku sendiri sepertimu, atau caranya mencari kebenaran yang relevan untuk membereskannya. Aku hanya memiliki gambaran kasar tentang keadaanku. Sekarang, dengan bersekutu seperti ini, aku sedikit memahami tentang jalan masuk kehidupan. Aku benar-benar banyak kekurangan." Aku sangat senang, dan kupikir, "Aku sangat memahami kebenaran dan memiliki jalan masuk kehidupan, dan aku mampu mengubah keadaanmu. Aku juga mampu membahas tentang jalan penerapan." Aku menganggap diriku lebih baik daripada semua orang di sana, dan aku sangat percaya diri. Sebelumnya, Li Qi hidup dalam keadaan negatif, dan dia tidak mau datang ke pertemuan, jadi aku sengaja bertanya kepadanya, "Maukah kau menghadiri pertemuan berikutnya?" Li Qi dengan senang menjawab, "Ya, aku mau. Aku akan hadir asalkan kau berada di sana. Sebelumnya, aku tidak tahu caranya berfokus pada jalan masuk kehidupan, dan kini aku memiliki sedikit pemahaman. Menghadiri pertemuan sangat bermanfaat!" Melihat ekspresi Li Qi yang puas, aku merasakan pencapaian yang luar biasa, dan kurasa aku adalah pemimpin yang hebat. Aku bukan saja mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, aku juga mampu membimbing saudara-saudari untuk mengejar jalan masuk kehidupan. Selama waktu itu, aku sering hidup dalam keadaan bangga akan diriku sendiri. Aku merasa diriku luar biasa, dan di mana pun aku berada, aku selalu menganggap diriku sebagai orang yang paling memiliki pengalaman, jalan masuk kehidupan, dan kenyataan kebenaran.

Dalam sebuah pertemuan, Saudari Yi Ran memintaku menceritakan caraku melakukan pekerjaanku. Mendengar permintaannya, aku merasa sedikit senang. Kupikir, "Aku tahu kalian semua tidak tahu cara bekerja. Tunggu saja, nanti akan kuceritakan kepada kalian semua tentang caraku melakukan pekerjaanku dan akan kuperlihatkan kepada kalian bahwa aku cakap dalam bekerja." Pada awalnya, aku berkata dengan rendah hati, "Ketika pertama kali mulai melaksanakan tugas ini, aku pun tidak tahu caranya bekerja, dan aku tidak tahu cara mengatur prioritasku." Setelah itu, aku berbicara panjang lebar tentang caraku melakukan pekerjaanku. Kulihat semua saudara-saudari mendengarkan persekutuanku dengan penuh perhatian, dan memandangku dengan tatapan iri. Kurasa persekutuanku cukup bagus, dan aku sangat senang. Setelah itu, aku pergi ke pertemuan kelompok lain. Saat aku sedang bersekutu, aku berpikir, "Bagaimana caranya aku bisa bersekutu agar saudara-saudari melihat bahwa aku cakap dalam bekerja?" Pekerjaan penginjilan yang kupimpin telah membuahkan beberapa hasil, jadi aku menekankan bagaimana aku mengambil alih pekerjaan penginjilan ini. Aku berkata, "Pertama, orang harus mengatur personelnya dengan baik. Aku mengatur tugas saudara-saudari berdasarkan kualitas dan spesialisasi mereka masing-masing. Selain itu, aku lebih berfokus untuk mengubah keadaan dan menyelesaikan masalah para penginjil. Ketika aku melakukan pekerjaan penginjilan dengan segenap hatiku, jumlah orang yang kumenangkan bertambah setiap bulan. Saudara-saudari memujiku, mengatakan bahwa aku memiliki kualitas yang bagus dan cakap dalam bekerja." Melihat mereka semua mendengarkan dengan sungguh-sungguh aku merasa senang, sekaligus sedih. Karena pada waktu itu, hanya ada tiga orang yang mendengarkan persekutuanku. Kupikir, "Akan sangat bagus jika ada lebih banyak orang yang mendengarkan dan mengetahui tentang kemampuan kerjaku." Setelah pertemuan itu, hatiku merasa tidak nyaman. Samar-samar, aku merasa bahwa aku telah meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri. Namun, aku mempaertimbangkannya kembali, dan berpikir bahwa ini hanya pengalamanku, dan semua yang kukatakan adalah fakta. Itu tidak termasuk meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri. Saat aku sedang menikmati kebahagiaanku, tiba-tiba aku menerima surat dari seorang saudari. Dalam suratnya, dia menunjukkan dan menyingkapkan masalahku: "Ketika kau bersekutu di pertemuan, kau selalu memamerkan dirimu sendiri, berbicara tentang bagaimana kau melakukan pekerjaanmu, hasil apa yang kaucapai pada akhirnya, dan bagaimana orang lain mengagumimu. Kau membahasnya dengan sangat terperinci, tetapi tak sedikit pun aku mendengarmu bersaksi tentang Tuhan. Setelah mendengarkan persekutuanmu, aku pun sangat mengagumimu, dan merasa bahwa kau masih sangat muda, tapi sangat cakap dalam pekerjaanmu, dan bahwa kau sedang mengejar kebenaran. Dengan begitu saja, kau sudah memenangkan hatiku, dan saudara-saudari lainnya pun sangat mengagumimu. Kau membawa semua orang ke hadapanmu dan membuat mereka mengagumi dan memujamu. Berbahaya jika kau terus seperti ini; ini adalah jalan antikristus." Ketika membaca surat itu, aku merasa tidak enak. Namun, aku hanya mengakui bahwa aku sedang menempuh jalan yang salah dan sama sekali tidak merenungkan diriku dengan serius.

Setelah itu, aku merasakan kegelapan yang pekat di hatiku. Ketika sesuatu menimpaku, aku tidak mau berfokus untuk merenungkan diri sendiri, dan ketika aku melihat sesuatu yang tidak kusukai, aku tak mampu menahan amarahku. Dalam segala hal, aku menganggap diriku benar, dan saudara-saudari salah. Sebagai contoh, ketika pekerjaan yang kupimpin membuahkan hasil yang buruk, aku tidak merenungkan apakah aku telah melakukan pekerjaan nyata atau tidak, tapi malah melemparkan tanggung jawab itu kepada saudara-saudariku, mengatakan bahwa pekerjaan ini tidak efektif karena buruknya kualitas saudara-saudari. Orang-orang yang kupilih juga tidak sesuai, dan saudari yang bermitra denganku mengingatkanku agar memilih orang berdasarkan prinsip. Aku menentang dan dalam hatiku, aku tidak menerima hal ini. Aku bersikap negatif dan bermusuhan, mengatakan bahwa kemampuan kerjaku buruk dan tidak mampu melakukan pekerjaan nyata. Ketika aku dan Saudari Yang Ting meninjau pekerjaan penginjilan, aku melihat tidak ada peningkatan, dan tanpa alasan, aku menanganinya, berkata bahwa dia tidak terbeban dan tidak melakukan pekerjaan nyata. Hal ini sangat memengaruhi Yang Ting. Aku menjadi sadar bahwa keadaanku buruk, dan merasa bahwa aku tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Dalam segala hal yang menimpaku, tidak sekali pun aku berusaha mengenal diriku sendiri, dan aku juga bertindak tanpa prinsip. Aku hanya membuat saudara-saudari terkekang dan dirugikan. Saat memikirkan ini, aku merasa ketakutan. Aku mengejar ketenaran dan status, dan sering kali meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri. Ketika sesuatu menimpaku, aku tidak menerima kebenaran dan tidak membawa manfaat bagi siapa pun. Tak lama kemudian, aku digantikan. Pada waktu itu, aku merasa bencana akan segera terjadi. Dalam hatiku, aku tahu betul bahwa penghakiman dan hajaran Tuhan-lah yang telah menimpaku. Aku merasa sangat sedih dan menyesal karena tidak bertobat tepat pada waktunya. Aku berdoa kepada Tuhan di dalam hatiku, "Tuhan! Aku meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri saat melaksanakan tugasku, dan aku digantikan. Aku tahu ini adalah cara-Mu mengasihi dan melindungiku. Tuhan! Kumohon cerahkan aku, bimbinglah aku, dan tolong aku agar aku bisa benar-benar mengenal diriku sendiri."

Setelah itu, aku merenung dan berusaha mengenali diriku sendiri berdasarkan masalah yang ditunjukkan oleh saudara-saudari, dan dalam saat teduhku, aku membaca firman Tuhan ini: "Meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri, memamerkan diri, berusaha membuat orang kagum terhadap mereka dan memuja mereka—umat manusia yang rusak mampu melakukan hal-hal ini. Inilah cara orang bereaksi secara naluriah ketika mereka dikuasai oleh natur Iblis dalam diri mereka, dan ini umum dilakukan oleh semua manusia yang rusak. Bagaimana biasanya orang meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Bagaimana mereka mencapai tujuan, yaitu membuat orang meninggikan dan memuja mereka? Mereka bersaksi tentang berapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan, berapa banyak mereka telah menderita, berapa banyak mereka telah mengorbankan diri, dan berapa harga yang telah mereka bayarkan. Mereka menggunakan hal-hal ini sebagai modal yang melaluinya mereka meninggikan diri mereka sendiri, yang memberikan kepada mereka tempat yang lebih tinggi, lebih mantap, lebih aman di dalam pikiran orang, sehingga lebih banyak orang akan menghargai, menghormati, mengagumi, dan bahkan memuja, menganggap penting dan mengikuti mereka. Untuk mencapai tujuan ini, orang melakukan banyak hal sehingga di luarnya mereka bersaksi tentang Tuhan, padahal pada dasarnya mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri. Apakah bertindak seperti ini masuk akal? Mereka sama sekali tidak masuk akal dan tidak tahu malu, yang berarti, mereka tanpa malu-malu memberi kesaksian tentang apa yang telah mereka lakukan bagi Tuhan dan berapa banyak mereka telah menderita bagi Dia. Mereka bahkan memamerkan karunia, bakat, pengalaman, keterampilan khusus, teknik-teknik cerdas mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, cara-cara yang mereka gunakan untuk mempermainkan orang, dan sebagainya. Metode mereka untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri adalah dengan memamerkan diri dan menganggap rendah orang lain. Mereka juga menyamarkan dan menyembunyikan diri mereka yang sebenarnya, menyembunyikan kelemahan, kekurangan, dan ketidakmampuan mereka dari orang-orang sehingga mereka hanya bisa melihat kehebatan mereka. Mereka bahkan tidak berani untuk menceritakan kepada orang lain ketika mereka merasa negatif; mereka tidak berani untuk terbuka dan bersekutu dengan orang lain, dan ketika mereka melakukan kesalahan, mereka melakukan upaya terbaik untuk menyembunyikan dan menutupinya. Tidak pernah mereka menyebutkan kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja selama pelaksanaan tugas mereka. Namun, ketika mereka membuat kontribusi kecil atau memperoleh sedikit keberhasilan kecil, mereka segera memamerkannya. Mereka tidak sabar ingin segera memberi tahu seluruh dunia tentang betapa mampunya mereka, betapa tingginya kualitas mereka, betapa istimewanya mereka, dan betapa mereka jauh lebih baik daripada orang normal. Bukankah ini suatu cara untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Apakah meninggikan dan bersaksi tentang diri sendiri adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang yang berhati nurani dan bernalar? Tidak. Jadi ketika orang melakukan hal ini, watak apa yang biasanya mereka perlihatkan? Watak congkak. Ini adalah salah satu watak utama yang mereka perlihatkan, diikuti dengan watak licik, yang termasuk di dalamnya melakukan apa pun yang memungkinkan untuk membuat orang lain menghormati mereka. Perkataan mereka sepenuhnya tanpa cela dan jelas mengandung motivasi dan tipu muslihat; mereka memamerkan diri mereka sendiri, tetapi mereka ingin menyembunyikan fakta ini. Hasil dari apa yang mereka katakan adalah orang-orang pun jadi merasa bahwa mereka lebih baik dari yang lain, bahwa tidak ada yang dapat menandingi mereka, bahwa semua orang lain lebih rendah daripada mereka. Dan bukankah hasil ini diperoleh melalui cara-cara licik? Watak apa di balik cara-cara semacam itu? Dan apakah ada unsur-unsur kejahatan? (Ya.) Ini adalah sejenis watak jahat. Dapat terlihat bahwa cara-cara yang mereka gunakan ini diarahkan oleh watak yang curang—jadi mengapa Kukatakan bahwa itu jahat? Apa hubungannya ini dengan kejahatan? Apa yang engkau semua pikirkan: dapatkah mereka terbuka tentang tujuan mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Tidak. Namun, selalu ada suatu keinginan di lubuk hati mereka, dan apa yang mereka katakan dan lakukan adalah untuk mewujudkan keinginan tersebut, dan tujuan serta motivasi tentang apa yang mereka ucapkan dan lakukan disimpan dengan sangat rahasia. Misalnya, mereka akan menggunakan taktik-taktik curang atau menyesatkan untuk mencapai tujuan mereka. Bukankah kerahasiaan semacam itu pada dasarnya licik? Dan bukankah kelicikan semacam itu dapat disebut kejahatan? (Ya.) Ini memang dapat disebut kejahatan, dan ini jauh lebih dalam daripada kecurangan" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Empat: Mereka Meninggikan dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri"). Firman Tuhan benar-benar tepat dan menyingkapkan maksud dan tujuan kita saat meninggikan diri dan bersaksi tentang diri sendiri. Semua ini dilakukan agar orang-orang mengagumi dan memuja kita, serta memenangkan hati mereka. Jika diingat kembali, tujuanku meninggikan dan memamerkan diri adalah agar orang-orang mengagumi dan menghormatiku. Saat melihat artikelku dijadikan video dan diunggah secara daring, aku bukannya bersaksi tentang hasil pekerjaan Tuhan dalam diriku, tapi malah menggunakannya sebagai alat untuk memamerkan diriku sendiri dan membuat orang lain mengagumiku. Selama pertemuan itu, saat mendengar bahwa keadaan Xiaoxiao mirip dengan pengalamanku, aku tidak bersekutu tentang pemahamanku akan firman Tuhan berdasarkan pengalamanku sendiri untuk membantunya memahami kebenaran dan berusaha mengenali watak rusak dalam dirinya, tapi aku malah memamerkan diriku sendiri dan dengan sengaja menganalisis artikelku dengan sangat terperinci agar aku makin bisa memperlihatkan kepada saudara-saudariku bahwa kualitasku baik, aku memiliki jalan masuk kehidupan, dan bahwa aku adalah orang yang mengejar kebenaran. Lalu, mereka akan mengagumi dan memujaku. Terutama ketika Saudari Yi Ran bertanya bagaimana caraku melakukan pekerjaanku, aku tidak bersekutu tentang cara memahami prinsip-prinsip dalam bekerja, tapi malah terus-menerus membicarakan betapa cakapnya aku dalam mengatur pekerjaan, agar semua orang berpikir bahwa aku cakap dalam bekerja dan kemudian mengagumi dan memujaku. Ketika aku pergi ke kelompok lain untuk menghadiri pertemuan, hal yang sama terjadi. Saat aku bersekutu, aku secara khusus memilih pengalamanku yang paling sukses agar dapat memamerkan diriku dan memperlihatkan kepada mereka bahwa aku hebat, agat dapat meninggalkan kesan yang baik kepada mereka. Sebenarnya, saat pertama kali aku melaksanakan tugasku, ada banyak hal yang tidak kupahami, dan aku mengalami banyak kegagalan. Bimbingan firman Tuhan dan persekutuan serta bantuan saudara-saudarikulah yang memungkinkanku memahami beberapa prinsip. Namun, aku tidak membicarakan kerusakan atau kekuranganku, dan secara khusus menampilkan sisi diriku yang paling cemerlang dan paling bersinar, untuk memperlihatkan kepada saudara-saudari bahwa kualitasku bagus, bahwa aku mengejar kebenaran dan cakap dalam bekerja, bahwa aku berbakat, dan agar semua orang melihatku dengan sudut pandang yang baru. Niatku bersekutu selama pertemuan adalah untuk memamerkan diriku sendiri, untuk memperlihatkan kepada orang-orang bahwa aku tahu caranya mengalami dan bekerja, sehingga mereka akan mengagumi dan menghormatiku. Aku bersaksi tentang diriku sendiri, memamerkan diriku sendiri, dan menyesatkan orang lain. Dengan niat seperti itulah aku bersekutu dengan saudara-saudariku. Aku benar-benar sangat hina dan jahat! Aku teringat dengan apa yang tertulis dalam sepuluh ketetapan administratif yang harus dipatuhi oleh umat pilihan Tuhan: "1. Manusia tidak boleh membesarkan atau meninggikan dirinya sendiri. Dia harus menyembah dan meninggikan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Sepuluh Ketetapan Administratif yang Harus Ditaati Umat Pilihan Tuhan pada Zaman Kerajaan"). Dan firman Tuhan berkata: "Setiap orang yang menempuh jalan antikristus meninggikan diri dan bersaksi tentang dirinya sendiri, mempromosikan dan memamerkan diri sendiri di setiap kesempatan, dan sama sekali tidak peduli tentang Tuhan. Pernahkah engkau mengalami hal-hal yang Aku bicarakan ini? Banyak orang terus-menerus bersaksi tentang diri mereka sendiri, berbicara tentang bagaimana mereka menderita ini dan itu, bagaimana mereka bekerja, bagaimana Tuhan menghargai mereka dan memercayakan beberapa pekerjaan tertentu, dan seperti apa mereka, dengan sengaja menggunakan nada tertentu sementara berbicara, dan menggunakan tata krama tertentu, hingga akhirnya beberapa orang mungkin akan mulai berpikir bahwa mereka adalah Tuhan. Roh Kudus telah lama meninggalkan mereka yang telah mencapai taraf ini, dan sekalipun mereka belum diberhentikan atau dikeluarkan, dan masih dibiarkan untuk melakukan pelayanan, nasib mereka sudah ditentukan dan mereka hanya tinggal menunggu hukuman mereka" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Terhadap Tuhan"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa bahwa watak benar-Nya tidak boleh disinggung. Yang paling dibenci Tuhan adalah orang yang meninggikan dan memamerkan diri sendiri, dan orang yang melakukannya bisa dengan mudah kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Jika mereka tidak bertobat, pada akhirnya mereka akan mendapat hukuman. Setelah membaca firman Tuhan, akhirnya aku sadar. Aku teringat kembali pada bagaimana selama ini, agar dapat membuat orang-orang mengagumiku, aku sangat berhasrat untuk memberi tahu orang-orang bahwa aku menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman. Aku menjadikan hasil pekerjaan dan bimbingan Roh Kudus sebagai pencapaian besarku sendiri yang kusebarluaskan ke mana-mana. Entah aku sedang berkumpul dengan saudara-saudari atau membahas pekerjaan, setiap kali aku melihat seseorang, aku akan memanfaatkan kesempatan itu untuk tanpa tahu malu menceritakan pengalamanku agar saudara-saudari dapat melihat bahwa kualitasku bagus, aku cakap dalam bekerja, dan adalah orang yang mengejar kebenaran, yang akhirnya membuat mereka mengagumi dan memujaku. Aku dengan berani memamerkan diriku sendiri dan memenangkan hati orang lain. Ini menyinggung watak Tuhan. Pada waktu aku kehilangan pekerjaan Roh Kudus, jatuh ke dalam kegelapan, dan akhirnya digantikan, aku sadar bahwa ini adalah watak benar Tuhan yang menimpaku. Tuhan sangat membenci perbuatanku, dan Dia menyembunyikan wajah-Nya dariku. Tuhan itu benar dan kudus, dan watak-Nya tidak boleh disinggung, tapi aku tak punya rasa malu, dan dengan lancangnya mencuri kemuliaan Tuhan. Aku memberi penghargaan bagi diriku sendiri atas hasil pekerjaan Tuhan dan membual tentang kelebihanku. Aku sungguh sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan aku sedang menempuh jalan antikristus. Aku sedang melakukan kejahatan. Saat memikirkan ini, hatiku terasa sakit. Melihat bahwa meskipun aku telah memuaskan hasratku akan status dengan meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri, yang kudapat malah Tuhan membenciku dan aku kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Jika aku terus seperti ini, aku akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Sekarang, aku telah digantikan, ini merupakan peringatan dari Tuhan. Aku harus merenungkan diriku sendiri dengan baik dan bertobat.

Aku merenung, "Mengapa aku bisa meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri dan melangkah di jalan yang salah ini? Watak rusak mana yang mengendalikanku?" Aku juga berdoa kepada Tuhan dan memohon agar Dia mencerahkan dan membimbingku. Dalam saat teduhku, aku membaca firman Tuhan ini: "Jika engkau memiliki watak yang congkak dan sombong, maka diberi tahu untuk tidak menentang Tuhan tidak ada bedanya, engkau tidak mampu menahan diri, itu berada di luar kendalimu. Engkau tidak akan melakukannya dengan sengaja; engkau akan melakukannya di bawah dominasi naturmu yang congkak dan sombong. Kecongkakan dan kesombonganmu akan membuatmu memandang rendah Tuhan dan menganggap-Nya tak berarti; itu akan mengakibatkanmu meninggikan diri sendiri, membuatmu selalu menonjolkan diri; itu akan membuatmu memandang rendah orang lain dan hanya memikirkan dirimu sendiri; itu akan merebut posisi Tuhan di hatimu, dan akhirnya menyebabkanmu mengambil posisi Tuhan dan menuntut agar orang tunduk kepadamu, dan membuatmu memuja pemikiran, ide, dan gagasanmu sendiri sebagai kebenaran. Begitu banyak kejahatan yang dilakukan manusia di bawah dominasi natur mereka yang congkak dan sombong!" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). "Orang-orang yang memiliki natur congkak mampu untuk tidak menaati Tuhan, menentang-Nya, melakukan tindakan yang mengkritik-Nya dan mengkhianati-Nya, serta melakukan hal-hal yang mengagungkan diri mereka sendiri dan yang merupakan upaya untuk membangun kerajaan independen mereka sendiri. Katakanlah ada beberapa puluh ribu orang di sebuah negara yang menerima pekerjaan Tuhan, dan rumah Tuhan mengutusmu ke sana untuk memimpin dan menggembalakan umat pilihan Tuhan. Dan katakanlah rumah Tuhan memberimu otoritas dan mengizinkanmu untuk bekerja sendiri, tanpa pengawasan oleh-Ku atau orang lain. Setelah beberapa bulan, engkau pasti telah menjadi seperti penguasa yang berdaulat, semua kekuasaan pasti berada di tanganmu, engkau pasti menjadi penentu keputusan, semua umat pilihan pasti menghormatimu, memujamu, menaatimu seolah-olah engkau adalah Tuhan, menaikkan pujian untukmu dengan kalimat yang mengatakan bahwa engkau berkhotbah dengan penuh wawasan, dan terus-menerus mengeklaim bahwa perkataanmu adalah apa yang mereka butuhkan, bahwa engkau dapat memenuhi kebutuhan mereka dan memimpin mereka, dan hati mereka tidak akan memiliki tempat bagi Tuhan. Apakah pekerjaan semacam ini bukannya problematik? Bagaimana bisa engkau melakukannya? Melihat orang-orang ini mampu bereaksi seperti itu membuktikan bahwa pekerjaan yang kaulakukan sama sekali tidak melibatkan memberi kesaksian tentang Tuhan; sebaliknya, itu hanya memberi kesaksian tentang dirimu sendiri dan memamerkan dirimu sendiri. Bagaimana bisa engkau mencapai konsekuensi yang seperti itu? Beberapa orang berkata, 'Yang kupersekutukan adalah kebenaran; aku tentu saja tidak pernah bersaksi tentang diriku sendiri!' Sikapmu itu—cara itu—adalah sikap yang mencoba bersekutu dengan orang-orang dari posisi Tuhan, dan bukan sikap yang berdiri di posisi manusia yang rusak. Segala sesuatu yang kauucapkan adalah perkataan yang bombastis dan menuntut orang lain; itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirimu sendiri. Oleh karena itu, konsekuensi yang akan kaucapai adalah membuat orang-orang memujamu dan iri kepadamu hingga, pada akhirnya, mereka semua tunduk kepadamu, bersaksi tentang dirimu, memuliakan dirimu, dan menyanjungmu tinggi. Jika itu terjadi, engkau akan tamat; engkau akan gagal! Bukankah sekarang engkau semua sedang berada di jalan ini? Jika engkau diminta untuk memimpin beberapa ribu atau beberapa puluh ribu orang, engkau pasti merasa gembira. Engkau kemudian pasti memunculkan kecongkakan dan mulai mencoba untuk menempati posisi Tuhan, berbicara dan menggerakkan tanganmu, serta engkau pasti tidak tahu apa yang harus dikenakan, apa yang harus dimakan, atau cara berjalan. Engkau pasti bersenang-senang dalam kenyamanan hidup dan menganggap tinggi dirimu, tidak sudi bertemu dengan saudara-saudari biasa. Engkau pasti secara berangsur-angsur menjadi sama sekali merosot—dan pasti disingkapkan dan diusir, dan dipukul seperti si penghulu malaikat. Engkau semua mampu melakukan hal ini, bukan? Jadi, apa yang harus engkau semua lakukan? Jika, suatu hari, pengaturan dibuat bagimu untuk bertanggung jawab atas pekerjaan Injil di seluruh negeri, dan engkau bisa saja menempuh jalan antikristus, lalu bagaimana pekerjaan itu bisa diperluas? Bukankah ini merepotkan? Lalu, siapa yang berani membiarkanmu pergi ke sana? Sesudah diutus ke sana, engkau tidak akan pernah kembali; engkau pasti tidak memperhatikan apa pun yang Tuhan katakan, dan engkau pasti hanya terus pamer dan memberi kesaksian tentang dirimu sendiri, seolah-olah engkau sedang membawa keselamatan kepada manusia, melakukan pekerjaan Tuhan, dan membuat orang merasa seolah-olah Tuhan telah menampakkan diri dan bekerja di sini—dan saat orang-orang memujamu, engkau akan sangat gembira, dan engkau bahkan pasti setuju jika mereka memperlakukanmu seperti Tuhan. Begitu engkau mencapai tahap itu, semuanya akan berakhir bagimu; engkau akan disingkirkan. Tanpa kausadari, natur congkak seperti ini akan menjadi kehancuran bagimu. Inilah contoh orang yang menempuh jalan antikristus" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Natur Congkak adalah Sumber Penentangan Manusia Terhadap Tuhan"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa ketika meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri, aku dikendalikan oleh natur yang congkak. Karena tiga artikelku dijadikan video dan diunggah secara daring, aku menganggap tinggi diriku sendiri, dan merasa bahwa aku adalah orang yang memiliki kenyataan kebenaran dan pasti akan diselamatkan. Aku juga memuji diriku sendiri karena mampu menyelesaikan masalah saudara-saudari dan menjadi pemimpin yang paling sesuai. Entah saudara-saudari sedang mendiskusikan keadaan mereka, ataupun sedang membicarakan pekerjaan, aku menggunakan setiap kesempatan untuk memperlihatkan artikel kesaksian pengalamanku kepada mereka dan menganalisis bagaimana aku memperoleh pemahaman dan pengalaman, agar mereka dapat melihat bahwa aku memiliki kenyataan kebenaran, lalu mengagumi serta memujaku. Aku sedemikian congkaknya, sampai-sampai aku menjadi sama sekali tidak bernalar dan tidak mengenal diriku sendiri. Setiap orang yang memiliki sedikit nalar dan sedikit rasa takut akan Tuhan dalam hatinya akan memberikan segala kemuliaan kepada Tuhan ketika mereka melihat hasil yang dicapai oleh pekerjaan-Nya. Sedangkan aku, aku sama sekali tak bernalar. Aku menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman dan mengira bahwa aku memiliki kebenaran kenyataan, jadi aku mulai bersaksi tentang diriku sendiri. Aku benar-benar tak punya rasa malu. Aku teringat pada Paulus, yang naturnya sangat congkak dan sombong. Dia menganggap pemahamannya lebih baik daripada yang lain dan paling menonjol di antara para rasul. Dia tidak pernah menganalisis atau berusaha mengenal dirinya sendiri, dan dia juga tidak menerima penghakiman dan hajaran Tuhan. Ketika Paulus melihat hasil dari pekerjaannya, dia selalu memamerkan dirinya di mana-mana, menunjukkan bahwa dia cakap dalam bekerja dan berkhotbah. Dia selalu bersaksi tentang betapa banyak penderitaan yang dia alami dan betapa besarnya harga yang harus dia bayar, dan dia menyesatkan banyak orang percaya. Dia membuat orang-orang secara keliru meyakini bahwa dia memiliki kenyataan kebenaran, dan memperlakukan perkataannya sebagai firman Tuhan. Pada akhirnya, dia menyinggung watak Tuhan dan dihukum Tuhan. Watak yang kuperlihatkan tidak ada bedanya dengan watak Paulus. Aku juga sangat congkak dan sombong. Aku menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman dan memamerkan diriku sebagai orang yang memiliki kenyataan kebenaran. Aku selalu menggunakan artikel-artikel ini untuk pamer, yang menyebabkan saudara-saudari memujaku. Aku menyesatkan orang, sama seperti Paulus. Tuhanlah satu-satunya kebenaran, dan hanya firman Tuhan yang mampu mengubah keadaan dan menyelesaikan kesulitan manusia. Dan hanya firman Tuhan yang layak untuk disebarluaskan kepada semua orang. Hanya Tuhan yang layak dipuja dan dikagumi manusia. Aku hanyalah manusia yang rusak, tapi aku selalu berusaha membuat orang mengagumi dan memujaku. Aku sedang menempuh jalan menentang Tuhan. Jika aku tidak bertobat, aku akan menyinggung watak-Nya dan dihancurkan. Di dalam hati, aku gemetar ketakutan; seolah-olah murka Tuhan bisa dilepaskan ke atasku kapan saja. Dalam hatiku, aku terus-menerus berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan! Aku salah. Aku tak lebih daripada manusia yang rusak. Watakku congkak, aku mencuri kemuliaan-Mu, dan aku kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Ini adalah keadilan-Mu. Aku sangat tidak masuk akal, dan aku benar-benar harus dihukum. Tuhan! Aku sangat takut Engkau akan meninggalkanku, aku bersedia datang ke hadapan-Mu dan bertobat."

Kemudian, aku juga merenungkan diriku sendiri, dan aku sadar, aku selalu mengira bahwa dengan menulis artikel kesaksian pengalaman, itu berarti aku memiliki kenyataan kebenaran dan bahwa aku hebat. Apakah pandangan tersebut selaras dengan kebenaran? Aku membaca firman Tuhan dan menemukan jawaban atas pertanyaan ini. Tuhan berfirman: "Kemajuan hidup orang berjalan sangat lambat, karena kebenaran yang orang pahami berkaitan dengan esensi natur orang, kelangsungan hidup orang, dan hal-hal yang berdasarkannya orang hidup, dan ini berkaitan dengan perubahan wataknya serta perubahan dalam hidupnya. Bagaimana agar hidupmu dapat dengan mudahnya berubah menjadi hidup yang berbeda? Di satu sisi, itu membutuhkan pekerjaan Tuhan, dan pada saat yang sama ini membutuhkankerja samamu yang aktif. Selain itu, engkau perlu mengalami ujian dari lingkungan eksternalmu serta melakukan pengejaran pribadimu. Engkau juga harus memiliki kualitas dan kemampuan pemahaman yang cukup, sehingga Tuhan akan memberimu pencerahan dan bimbingan tambahan. Selain itu, Tuhan akan memberimu hajaran, penghakiman, dan pemangkasan, saudara-saudarimu pun akan mengkritikmu. Engkau harus tetap berusaha lebih giat dalam pengejaranmu, sehingga hal-hal yang berasal dari Iblis dapat tersingkirkan. Baru setelah itulah hal-hal positif yang berasal dari kebenaran dapat masuk sedikit demi sedikit. ... Jangan mengira karena engkau telah mendengarkan banyak khotbah, kebenaran telah menjadi hidupmu, dan engkau telah memperoleh kebenaran. Engkau masih jauh dari sana! Jangan mengira hanya karena engkau telah menulis artikel kesaksian, atau telah memiliki pengalaman semacam itu, engkau sudah diselamatkan. Engkau belum mencapai hal itu! Itu hanyalah bagian kecil dari pengalaman hidupmu yang panjang. Bagian kecil ini mungkin hanyalah suasana hati sesaat, perasaan sesaat, keinginan atau ambisi sesaat, dan tidak lebih dari itu. Ketika suatu hari engkau lemah dan engkau mengingat masa lalumu dan mendengarkan kesaksian yang pernah kauberikan, sumpah yang pernah kaubuat, dan pemahaman yang pernah kaudapatkan, semua itu akan terasa asing bagimu dan engkau akan berkata, 'Apakah itu aku? Benarkah aku memiliki tingkat pertumbuhan sebesar itu? Bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya? Tentunya itu bukan aku, bukan?' Pada saat ini engkau akan menyadari bahwa hidupmu masih belum berubah. Apa artinya jika hidupmu belum berubah? Itu berarti watakmu masih belum berubah. Bagaimana perasaanmu begitu kausadari bahwa meskipun engkau telah memberikan kesaksian dan menganggap tingkat pertumbuhanmu tinggi saat itu, ternyata engkau masih bisa menjadi senegatif dirimu saat ini? Bukankah engkau akan berpikir bahwa mengubah watak itu terlalu sulit? Kebenaran bukanlah sesuatu yang dapat tertanam kuat dalam diri manusia hanya dalam semalam. Jika orang benar-benar memperoleh kebenaran sebagai hidup mereka, mereka akan diberkati, dan hidup mereka akan berbeda. Mereka tidak akan lagi seperti diri mereka sekarang, yang sering memperlihatkan watak yang rusak, melainkan akan mampu tunduk sepenuhnya kepada Tuhan dan melaksanakan tugas mereka dengan setia, dan mereka akan diubah sepenuhnya" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Satu)). "Artikel kesaksian kebanyakan orang berisi tentang situasi tertentu yang mereka alami yang memaksa mereka untuk melakukan sesuatu, mencapai 'ketundukan kepada Tuhan' dalam tindakan mereka, dan perasaan bahagia dalam hati mereka, dengan anggapan bahwa mereka telah banyak berkontribusi. Meskipun engkau telah menulis sebuah artikel kesaksian, pada dasarnya engkau sedang pamer, bersaksi tentang dirimu sendiri, dan membangun citramu sendiri, dan berpikir, 'Lihat, aku memiliki kesaksian—aku tidak mengecewakan Tuhan. Aku telah setia melaksanakan tugasku dalam keadaan seperti ini!' Ada orang-orang yang mungkin merenungkan diri mereka secara mendalam saat menghadapi pemangkasan, lalu menyadari, 'Aku telah bertindak asal-asalan dan tidak memuaskan hati Tuhan, jadi aku akan berubah!' Aspek apa yang kauubah? Yang berubah adalah pendekatanmu, proses berpikirmu, sudut pandang dan sikapmu dalam melakukan hal ini. Namun, apakah watak rusakmu berubah? Tidak, di balik layar, engkau masih tetap congkak dan kurang ajar. Perspektif, pendirian, dan sudut pandangmu dalam memandang serta memperlakukan orang dan berbagai hal sama sekali tidak didasarkan pada firman Tuhan. Jadi, watak rusakmu belum mulai berubah, bahkan sampai sekarang! Lalu, hal apa yang kauanggap telah berubah? Perubahan yang terjadi hanyalah dalam perilaku, gaya hidupmu, nada bicara, nada suara, dan gayamu dalam memperlakukan orang dan berbagai hal mungkin sedikit berubah. Tekadmu telah menjadi makin kuat, dan setelah mengalami berbagai situasi dan pemangkasan, serta memperoleh inspirasi dari mendengarkan banyak kesaksian pengalaman, tekadmu untuk percaya kepada Tuhan dan ketetapan hatimu untuk mengikuti Dia telah menjadi makin teguh. Inilah perubahan yang telah terjadi. Perubahan ini, hingga taraf tertentu, menjadikanmu makin bermartabat, jujur, dan bertekad. Sikapmu terhadap kebenaran dan terhadap memperoleh keselamatan pun menjadi sedikit lebih positif, proaktif, penuh harapan, dan optimis. ... Kabar buruknya adalah bahwa apa yang sejauh ini engkau semua perlihatkan dan wujudkan hanyalah perubahan dalam perilaku dan ideologi. Ada juga tanda-tanda tertentu yang menunjukkan mulai terbangunnya unsur-unsur yang relatif positif, proaktif, dan optimis dalam alam bawah sadarmu, tetapi adanya tanda-tanda ini bukan berarti watak rusakmu telah mulai berubah" (Firman, Vol. 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran II, "Cara Mengejar Kebenaran (3)"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa sangat hina dan malu. Dahulu, kupikir jika aku menulis beberapa artikel kesaksian pengalaman yang dijadikan video dan diunggah secara daring, itu berarti aku memiliki kenyataan kebenaran dan lebih baik daripada orang lain, dan bahkan tidak jauh dari keselamatan. Menurut firman Tuhan, pandanganku keliru dan tidak selaras dengan kebenaran. Meskipun aku merenungkan diriku sendiri dan memiliki pemahaman tentang satu hal, lalu aku menulis artikel kesaksian pengalaman, ini hanya berarti aku telah memperoleh dan memahami sesuatu pada tahap ini, bukan karena aku telah membuang watak rusakku, ataupun karena aku orang yang memiliki kenyataan dan kehidupan. Sebenarnnya, aku telah dirusak sedemikian dalam oleh Iblis; watak Iblis tertanam sedemikian dalam di dalam diriku, dan ada banyak racun Iblis di dalam diriku. Jika aku memahami sedikit kebenaran atau mampu menerapkan kebenaran sekali saja sehubungan dengan masalah tertentu, itu bukan berarti watak Iblisku akan dapat berubah total. Pada saat ini, aku hidup dalam watakku yang congkak, berpikir bahwa aku lebih unggul dan lebih baik daripada semua orang dan tanpa malu meninggikan dan memamerkan diriku sendiri, juga tanpa berpikir menangani saudara-saudari dengan watak yang congkak dan pemarah. Aku masih memiliki banyak watak rusak yang belum kubereskan, dan aku sama sekali tidak menjadikan firman Tuhan sebagai hidupku. Aku pun menyadari bahwa artikel kesaksian pengalaman yang kutulis hanyalah pemahaman tentang suatu aspek dari watak rusakku atau pandanganku yang keliru dan untuk sesaat aku mampu menerapkan sedikit kebenaran, tapi aku belum sepenuhnya membenci dan meninggalkan esensi naturku sendiri. Jika dihadapkan dengan hal yang serupa, aku akan tetap terikat oleh watak rusakku dan tidak mampu menerapkan kebenaran. Ini sama seperti sebelumnya, ketika aku menulis tentang pengalamanku sebagai penyenang orang dan menyadari bahwa aku dikendalikan oleh gagasan "Jika engkau memukul orang lain, jangan pukul wajah mereka; jika engkau mengkritik orang lain, jangan mengkritik kekurangan mereka", dan bahwa aku egois dan hina, melindungi kepentinganku sendiri. Setelah membaca firman Tuhan, aku makin memahami sudut pandang seperti itu, tapi kemudian, ketika dihadapkan dengan masalah yang sama, aku masih dikendalikan oleh naturku yang egois, licik, dan tidak mampu menerapkan kebenaran sepenuhnya. Aku masih harus menerima lebih banyak penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan dan secara berangsur membuang watak rusakku. Orang yang mengalami perubahan watak yang sejati dan memiliki kenyataan kebenaran memandang segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan dalam situasi apa pun, dan tidak hidup berdasarkan watak rusak Iblis dan sudut pandang mereka yang jahat. Mereka mampu tetap teguh pada posisinya sebagai makhluk ciptaan, bersaksi bagi Tuhan, dan hidup dalam keserupaan dengan manusia normal. Namun, aku masih sering dikendalikan oleh watak rusakku, dan kehidupan yang kujalani tidak mengandung unsur kesaksian apa pun bagi Tuhan. Aku juga dengan berani meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri dan hidup dalam keserupaan dengan Iblis. Aku mempermalukan Tuhan; kenyataan kebenaran apa yang kumiliki? Aku sangat jauh dari keselamatan. Baru pada saat inilah aku melihat dengan jelas tingkat pertumbuhanku yang sebenarnya: Aku adalah manusia yang rusak, pada dasarnya tidak layak dikagumi dan dipuji oleh orang lain. Ketika aku memperoleh suatu hasil dari pelaksanaan tugasku, itu dicapai oleh firman dan pekerjaan Tuhan dan oleh pencerahan serta bimbingan Roh Kudus. Jika bukan karena pencerahan dan bimbingan Tuhan, aku akan menjadi orang bodoh yang tidak mengerti apa pun, tidak berarti apa-apa, dan tidak lebih baik daripada orang lain. Saat menyadari hal ini, aku agak muak dengan diriku sendiri. Aku masih memiliki begitu banyak kerusakan dan kekurangan, tapi aku sama sekali tidak mengenal diriku sendiri dan masih menganggap bahwa aku memiliki kenyataan kebenaran. Aku sangat congkak dan tak bernalar, dan Tuhan sangat membenciku.

Lebih dari sebulan kemudian, aku ditugaskan kembali untuk melaksanakan tugasku. Aku sangat takut akan mengulangi kesalahan yang sama, dan aku sering berdoa kepada Tuhan, memohon agar Dia membimbingku untuk menerapkan kebenaran. Suatu kali, aku sedang berkumpul dengan beberapa pemimpin, dan aku mendengar Zhang Ying berkata bahwa dia menyadari masalah saudara-saudari, tapi tidak berani menasihati mereka, dan menurutku ini adalah perwujudan dari penyenang orang. Kupikir, "Ada cukup banyak orang di sini; mengapa tidak kuperlihatkan saja kepada mereka artikel kesaksianku tentang hal ini? Dengan cara ini, mereka pasti akan mengagumi, dan dengan begitu, citra diriku akan terbangun di antara saudara-saudari." Pada saat ini, aku sadar bahwa aku kembali ingin memamerkan diriku sendiri. Aku teringat pada firman Tuhan: "Agar tidak melakukan kesalahan yang sama, orang harus terlebih dahulu menyadari bahwa mereka belum memperoleh kebenaran, bahwa belum ada perubahan dalam watak hidup mereka, dan bahwa meskipun mereka percaya kepada Tuhan, mereka masih hidup di bawah kuasa Iblis dan belum diselamatkan; setiap saat mereka cenderung untuk mengkhianati Tuhan dan menyimpang dari Tuhan. Jika mereka memiliki perasaan krisis ini di hati mereka—jika, sebagaimana sering orang katakan, mereka siap menghadapi bahaya pada waktu yang tenang—maka mereka akan dapat sedikit mengendalikan diri, dan ketika sesuatu terjadi pada diri mereka, mereka akan berdoa kepada Tuhan dan bergantung kepada-Nya, serta akan mampu menghindarkan diri mereka melakukan kesalahan yang sama. ... Ada tiga hal terpenting yang harus diingat: pertama, engkau masih belum mengenal Tuhan; kedua, belum ada perubahan dalam watakmu; dan ketiga, engkau belum hidup dalam gambar manusia yang sejati. Ketiga hal ini sesuai dengan fakta, semua itu nyata, dan engkau harus jelas tentang semua itu. Engkau harus mengenal dirimu sendiri. Jika engkau memiliki tekad untuk menyelesaikan masalah ini, engkau harus memilih motomu sendiri: Misalnya, 'Aku adalah kotoran di atas tanah', 'Aku adalah setan', atau 'Aku sering kali jatuh ke dalam dosa yang sama', atau 'Aku selalu berada dalam bahaya'. Salah satu dari frasa ini cocok untuk dijadikan sebagai moto pribadimu, dan itu akan membantu jika engkau selalu mengingatkan dirimu sendiri akan hal itu. Ulangilah perkataan itu di dalam hatimu, renungkanlah itu, dan engkau mungkin mampu melakukan kesalahan lebih sedikit, atau tidak lagi melakukan kesalahan. Bagaimanapun, yang terpenting adalah luangkan lebih banyak waktu untuk membaca firman Tuhan, untuk memahami kebenaran, untuk mengenal naturmu sendiri, dan untuk melepaskan diri dari kerusakanmu. Hanya dengan cara demikianlah engkau akan aman. Hal lainnya adalah jangan pernah mengambil posisi sebagai 'saksi Tuhan', dan jangan pernah menyebut dirimu seorang saksi Tuhan. Engkau hanya boleh berbicara tentang pengalaman pribadimu. Engkau boleh berbicara tentang bagaimana Tuhan menyelamatkanmu, bersekutu tentang bagaimana engkau ditaklukkan oleh Tuhan, dan membicarakan tentang kasih karunia apa yang Dia karuniakan kepadamu. Jangan pernah lupa bahwa engkau adalah manusia yang paling rusak; engkau adalah kotoran dan sampah. Mampu menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman sekarang ini sepenuhnya berkat Dia yang mengangkatmu. Hanya karena engkau adalah yang paling rusak dan kotor, maka engkau telah diselamatkan oleh Tuhan yang berinkarnasi, maka Dia telah memberimu kasih karunia yang begitu besar. Oleh karena itu, engkau semua tidak memiliki apa pun yang layak untuk dibanggakan, dan hanya dapat memuji dan berterima kasih kepada Tuhan. Keselamatanmu murni karena kasih karunia Tuhan" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). Dalam hatiku, aku tahu dengan jelas bahwa aku tidak boleh terus berusaha membuat orang lain mengagumiku; aku harus melepaskan niat yang salah ini. Tuhan adalah sumber kebenaran, dan hanya firman Tuhan yang mampu mengubah keadaan manusia. Aku harus lebih banyak bersekutu dan bersaksi tentang firman Tuhan bersama saudara-saudariku dan membantu mereka belajar caranya merenungkan dan mengenal diri sendiri melalui firman Tuhan dan menemukan jalan penerapan. Aku juga teringat akan kegagalanku selama masa ini. Aku menyadari bahwa aku tidak boleh terus memamerkan diriku seperti dahulu. Jadi aku berdoa di dalam hati kepada Tuhan, "Tuhan! Aku tahu niatku salah, dan aku ingin memamerkan diriku sendiri lagi dan berusaha membuat orang-orang mengagumiku. Tuhan! Aku mau membuang niat dan keinginan hatiku; aku tak mau lagi menempuh jalan kegagalan. Aku hanya ingin melaksanakan tugasku dengan baik; kumohon bimbinglah aku untuk menerapkan kebenaran." Setelah berdoa, aku menenangkan diri dan mendengar tentang masalah spesifik Zhang Ying, dan memikirkan tentang aspek kebenaran apa yang harus kupersekutukan agar dapat memperoleh hasil. Hanya setelah aku mendengarkan dengan saksama, barulah aku mengetahui bahwa keadaan dan pandangannya berbeda dari pengalamanku sendiri. Setelah itu, aku menemukan beberapa firman Tuhan yang ditujukan pada keadaan Zhang Ying dan mempersekutukannya, dan juga menunjukkan masalah Zhang Ying berdasarkan firman Tuhan. Setelah bersekutu, Zhang Ying memperoleh sedikit pemahaman mengenai keadaannya, bersedia melakukan penerapan berdasarkan firman Tuhan, dan melindungi kepentingan gereja. Melihat dia mampu merenungkan dirinya sendiri dan memperoleh pemahaman, aku merasa sangat senang. Aku telah merasakan sendiri kedamaian pikiran yang diperoleh dari melakukan penerapan berdasarkan firman Tuhan. Selama pertemuan, aku membuka diri dan berbicara dengan saudara-saudariku tentang pengalaman kegagalanku di masa lalu, menganalisis diriku sendiri dan mempersekutukan pemahaman tentang watak rusakku, dan aku bersaksi bahwa penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan membuatku memperoleh beberapa pemahaman tentang naturku yang congkak. Dan aku pun menyadari bahwa tidak soal apakah kita sedang mendiskusikan pengalaman kita, atau menyelesaikan kesulitan dan masalah saudara-saudari, kita harus lebih menganalisis diri kita sendiri, lebih memahami kerusakan dan kekurangan kita sendiri, lebih banyak bersaksi tentang firman Tuhan dan pekerjaan serta bimbingan-Nya. Hanya dengan cara inilah kita dapat meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang-Nya.

Setelah digantikan pada waktu itu, aku memahami bahwa Tuhan sedang menyelamatkanku. Naturku sangat congkak, dan meskipun aku tahu aku sedang menyingkapkan watak yang rusak, aku masih tanpa sadar meninggikan diri dan bersaksi tentang diriku sendiri. Aku sedang menempuh jalan antikristus dan tidak mampu berbalik arah. Dengan digantikan, barulah perbuatan jahatku dihentikan, dan membuatku merenung secara mendalam dan berusaha mengenali diriku sendiri, serta membuatku mau bertobat dan berubah. Aku bersyukur kepada Tuhan karena memberiku kesempatan berharga ini untuk mengalami pekerjaan-Nya, membuatku merendahkan diri, merenungkan dan berusaha mengenal diriku sendiri, serta menemukan jalan penerapan. Kini aku tahu bagaimana harus meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang-Nya dalam pelaksanaan tugasku.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tugas Tak Kenal Pangkat

Oleh Saudari Li Karen, Filipina Sebelum memercayai Tuhan Yang Mahakuasa, aku terbiasa dipuji guru. Aku selalu ingin diperhatikan, dan...

Terbebas Dari Perbudakan Status

Oleh Saudari Vladhia, Prancis Tahun lalu, pemimpin gereja kami, Saudari Laura, digantikan karena beliau belum membuat hasil yang nyata....