Menyingkap Antikristus Adalah Tanggung Jawabku

03 Juni 2022

Oleh Saudari Li Qian, Tiongkok

Akhir Agustus 2020, aku terpilih sebagai pemimpin gereja dan bermitra dengan Xin Ran. Pada awal September, atasan kami memanggil Xin Ran untuk rapat di luar kota sementara aku tetap di gereja bersama beberapa diaken untuk menangani berbagai tugas gereja. Saat itu, kami lihat pekerjaan penyiraman tidak efektif, terutama karena pengawasnya tidak menindaklanjuti pekerjaan tepat waktu. Kami bersiap bersekutu dengan pengawas itu untuk menyelesaikan masalah, tapi saat mengirim surat kepada Xin Ran tentang itu, dia langsung menolak saran kami dan menyuruh menunggu dia pulang untuk membicarakannya. Kupikir, "Ini hanya persekutuan dengan pengawas. Kenapa harus menunggumu pulang?" Namun, kupikir mungkin Xin Ran tahu masalah lain pengawas itu yang kami tak tahu dan ingin menyelesaikannya bersama kami. Karena itu, aku tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun, beberapa hari kemudian, Xin Ran kembali dari pertemuan dan tak menjelaskan sama sekali. Saat itu, kupikir dia sedikit congkak, karena sebelum dia kembali, alangkah baiknya jika kami bersekutu dengan pengawas itu tentang masalah ini. Adakah alasan kami tak bisa melakukan pekerjaan itu tanpa dia? Kemudian, saat kami membahas pekerjaan di pertemuan, kulihat dia merendahkan kami dan hanya memberi perintah, seolah tidak melihat perlunya berdiskusi dengan kami. Aku memberi saran tentang pekerjaan kami, tapi dia langsung menolaknya. Beberapa saran tidak punya masalah, tapi dia sengaja mencari kesalahan dan membuat kami menuruti dia. Misalnya, saat menyelidiki pekerjaan beberapa tim, aku menemukan masalah, dan menyarankan agar aku bersekutu dengan pengawasnya untuk menyelesaikan itu, tapi Xin Ran sangat bersikeras aku tidak perlu melakukannya, dan katanya dia yang akan menemui mereka saat dia tak sibuk. Aku juga yang paling familier dengan keadaan kerja di tim-tim itu daripada dia, jadi kuulangi saranku, tapi dia masih bersikeras agar aku melakukan yang dia minta. Itu membuatku sangat tidak nyaman, dan kupikir, "Kami adalah mitra, tapi selalu dia yang memutuskan dan tak ada ruang untuk negosiasi. Dia menolak semua saranku, dan akhirnya, aku tetap harus mendengarkannya. Apa tidak ada saranku yang sesuai? Atau dia terlalu congkak?" Namun, kulihat dia sangat tegas, aku pun tahu dia lebih lama menjadi pemimpin, jadi dia seharusnya lebih memahami situasinya. Jadi, kuputuskan mengikuti caranya, dan tidak bicara lagi.

Setelah itu, kami berpencar untuk bertemu dengan beberapa tim. Saat aku bertemu dengan pekerja penyiraman, penanggung jawabnya, Saudari Wang, bilang belakangan ini pendatang baru terus bertambah, dan pekerja penyiraman terlalu sibuk, lalu bertanya apa kami bisa mengatur pemimpin dan pekerja menyambi menyiram pendatang baru. Itu akan memastikan pendatang baru disiram tepat waktu. Kupikir saran Saudari Wang bagus, jadi aku menerimanya. Ternyata, saat Xin Ran tahu, di hari itu juga, dia menulis surat yang sangat kasar dan mengirimkannya ke semua pekerja penyiraman. Surat itu menuduhku membuat perencanaan buruk dan mengacaukan pekerjaan. Dia juga menangani Saudari Wang, secara tersirat memarahinya, katanya kami sewenang-wenang membuat pengaturan dan bertindak sesuka hati, mengusik serta mengganggu pekerjaan gereja dan itu sangat serius. Surat ini seperti tamparan. Jantungku rasanya melompat keluar. Aku sewenang-wenang? Aku mengganggu pekerjaan gereja? Aku langsung terpaku, takut aku telah tersesat dan menyebabkan gangguan. Apalagi saat menyadari semua saudara-saudari bisa membaca surat ini, rasanya sangat memalukan. Apa pendapat semua orang tentangku kini? Bagaimana aku menghadapi mereka nantinya? Aku sedih dan merasa seperti dikutuk. Kupikir, "Jika kami memang bersalah, kau bisa bersekutu tentang prinsip dan memberi tahu letak kesalahan kami agar kami bisa memperbaiki masalahnya. Kenapa hanya menulis surat kepada semua orang dan tidak bersekutu dengan kami?" Aku hanya bisa menangis. Keadaanku negatif selama dua hari selama masa ini. Keadaanku baru sedikit membaik setelah makan dan minum firman Tuhan. Aku punya firasat samar di hatiku bahwa Xin Ran punya temperamen buruk, aku harus berhati-hati dengan dia nanti dan tidak membuatnya marah. Jika tidak, entah kapan dia akan menghukum dan mempermalukanku. Trauma itu terpatri di pikiranku setelah itu. Aku selalu merasa jika tidak mendengarkan atau membantah dia, dia akan lakukan sesuatu untuk menyakitiku. Aku selalu merasakan ketakutan yang samar.

Kemudian, aku mendapati Xin Ran bersikeras bertemu dengan pengawas tiap tim sendirian, tapi karena waktunya tidak diatur dengan baik, itu tertunda beberapa hari, banyak tugas tidak diatur dan dilaksanakan tepat waktu. Kupikir dia akan menceritakan pelajaran yang dia petik dari masalah ini di pertemuan, atau membicarakan penyimpangan dan kesalahan dalam mengatur pekerjaan, jadi aku terkejut saat dia tidak menyebutkannya. Beberapa hari kemudian, atasan kami mengirim surat untuk bersekutu tentang prinsip relevan, katanya tindakanku benar dengan mengatur pemimpin dan pekerja menyambi menyirami pendatang baru. Dengan cara ini, kita bisa memperoleh lebih banyak perbuatan baik dan para pendatang baru bisa disiram dengan cepat, yang bermanfaat bagi pekerjaan gereja. Kupikir Xin Ran akan merenungkan diri dan menyadari kesalahannya saat dia tahu, tapi dia tampak sama sekali tidak peduli. Dia hanya menatapku dengan pandangan menghina dan memalingkan muka. Kupikir, "Dia terus melakukan kesalahan dalam tugasnya, tapi sama sekali tak tahu diri. Berbahaya jika dia terus begini." Aku lihat sikap angkuhnya dan ingat bagaimana dia bersikeras menolak setiap saran yang diberikan, apalagi gelagatnya saat orang lain menunjukkan masalah pada dirinya. Itu, ditambah betapa kerasnya dia memarahiku kali lalu, membuatku takut dan terkekang, aku tak berani memberi tahu dia.

Selama masa itu, pekerjaan hanya dilakukan dan diatur oleh Xin Ran. Meskipun kami mitra, dia tidak pernah berkomunikasi atau berdiskusi denganku. Dia bertanggung jawab atas segalanya, dan hanya dia penentu keputusan. Saat membahas pekerjaan, setelah aku dan beberapa diaken mengungkapkan pandangan, dia selalu mencecar tentang masalah sudut pandang kami, lalu hanya membingkai ulang ide kami, dan akhirnya memberikan "opini luhur"-nya sendiri. Seiring waktu, kami mulai merasa lebih rendah darinya, dan Xin Ran lebih bijaksana, cakap, dan bisa melihat masalah lebih jelas dibanding kami, jadi kami seringnya menyetujui sudut pandangnya dan melakukan yang dia katakan. Juga, saat Xin Ran sengaja mencari kesalahan atau langsung menolak saranku, dia sangat agresif, jadi aku selalu seperti ketakutan. Rasanya jika tidak mendengarkan, dia akan melakukan sesuatu yang kejam kepadaku, jadi aku tanpa sadar berkompromi dan tidak berani melawannya. Karena dia selalu menolakku, seiring waktu, bahkan saat punya ide, aku tidak ingin membicarakannya. Kemudian, aku makin pasif dalam tugas dan tidak lagi mencari cara menjadi yang paling efektif dalam tugasku. Aku hanya seperti boneka. Aku tidak punya pemikiran dan sudut pandang saat menghadapi masalah dalam pekerjaan. Aku menunggu perintah Xin Ran untuk melakukan apa pun, dan melakukan semua yang dia mau. Beberapa diaken juga dalam keadaan ini. Selama masa itu, aku makin pasif. Aku tahu Tuhan membenci keadaanku dan menyembunyikan wajah dariku, tapi aku tidak tahu cara mengubahnya, dan rasanya menyiksa.

Selama beberapa hari itu, kami menerima surat dari pemimpin atasan yang berisi beberapa saudara-saudari ditangkap baru-baru ini. Demi keamanan, kami diminta membagi menjadi dua kelompok dan tidak berada di satu tempat. Ini agar kami tak ditangkap sekaligus, yang bisa menunda pekerjaan. Saat itu, Xin Ran tidak ada di sana, jadi aku mendiskusikannya dengan beberapa diaken. Menurutku itu rencana bagus, tapi menurut para diaken pembagian itu menyulitkan diskusi kerja, jadi akhirnya, kami tidak bisa membuat keputusan. Mereka ingin menunggu sampai Xin Ran kembali untuk memutuskan. Kupikir, "Ini hanya soal membagi kelompok, bukan masalah prinsip utama, dan mempertimbangkan masalah keamanan, ada baiknya berpisah." Namun, tidak ada yang berani memutuskan. Mereka bersikeras menunggu persetujuan Xin Ran. Aku lihat semua orang sangat memuja Xin Ran, bagaimana semua orang menunggunya mengatur keadaan dan memutuskan, menuruti perintahnya, dan aku sadar masalah pada dirinya serius. Setelah itu, kuberi tahu seorang diaken, Saudari Li, tentang keadaanku dan masalah yang kutemukan pada Xin Ran. Aku terkejut saat dia bilang dia juga merasa terkekang oleh Xin Ran. Dia selalu takut kepada Xin Ran dan tak berani melawannya. Dia juga bilang Xin Ran sengaja memperbesar kekurangannya, dan memarahinya di depan orang lain agar dia terlihat buruk. Kemudian Saudari Li menambahkan, "Kita bisa melihat masalah Xin Ran, tapi jika tidak memahaminya, menyingkapnya, dan menerapkan kebenaran, kita akan ditinggalkan Roh Kudus." Aku setuju saat mendengarnya mengatakan itu. Aku teringat kutipan firman Tuhan. "Orang-orang dalam gereja yang melakukan kebenaran disingkirkan, tidak mampu untuk memberikan yang terbaik, sementara mereka yang mengganggu gereja dan menyebarkan kematian merajalela di dalamnya—dan lebih dari itu, sebagian besar orang mengikuti mereka. Gereja seperti ini benar-benar dikuasai Iblis; Iblislah raja mereka. Apabila jemaat tidak bangkit dan menolak kepala setan ini, cepat atau lambat mereka juga akan hancur. Mulai sekarang, harus ada tindakan tegas terhadap gereja-gereja semacam ini. Jika orang-orang yang mampu melakukan sedikit kebenaran tidak berusaha untuk melakukannya, gereja itu akan dihapuskan. Jika suatu gereja tidak memiliki seorang pun yang bersedia melakukan kebenaran dan tak seorang pun yang bisa memberikan kesaksian bagi Tuhan, gereja tersebut haruslah sepenuhnya dikucilkan, dan hubungannya dengan gereja-gereja lain harus diputuskan. Ini disebut 'mengubur kematian'; inilah artinya mengusir Iblis" ("Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Memikirkan kutipan firman Tuhan ini, aku sangat takut. Firman Tuhan dengan tepat menyingkap keadaan kami saat ini. Xin Ran menjadi penentu keputusan dan berkuasa di gereja, tapi tidak ada yang berani menyingkap dia, tidak seorang pun berani membela dan menerapkan kebenaran. Sebaliknya, kami semua mendengarkan, mengikuti, dan membiarkan dia menjadi penentu keputusan. Bagaimana kami bisa bilang ada Tuhan di hati kami? Bagaimana mungkin kami tidak membuat Tuhan berang dan membenci kami? Jika terus seperti ini, akhirnya, kami akan ditolak oleh Tuhan dan kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Aku jelas-jelas melihat Xin Ran melanggar prinsip dan bertindak sewenang-wenang. Dia penentu keputusan dalam segala hal, berperilaku tiranis, dan tidak mendengarkan saran rekan kerjanya sama sekali. Saat orang lain menunjukkan masalah dirinya, dia tidak terima dan tidak merenungkan diri, tapi aku takut menyinggung dia dan ditangani, lalu ditekan olehnya. Aku tak berani menyebutkannya. Aku selalu mendengarkan dan mematuhi dia, yang menyebabkan penundaan, mengganggu pekerjaan gereja, dan menjadikanku antek Iblis. Pemikiran ini membuatku sangat menyesal. Kupikir, "Aku harus menerapkan kebenaran dan menyingkap dia. Tidak bisa pasrah seperti ini lagi."

Namun, kemudian, hal tak terduga terjadi kepadaku. Suatu hari, saat Xin Ran kembali dari pertemuan, dengan marah dan wajah jengkel dia bilang, "Ada dua pengawas tim yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dan selalu mengkritik orang. Mereka akan diberhentikan." Aku kaget mendengar ini. Aku tahu sedikit tentang pengawas ini. Meskipun kadang menunjukkan watak congkak, mereka berdua bisa menerima kebenaran dan melakukan kerja nyata. Mereka hanya menunjukkan kerusakan dan kerja samanya tak harmonis, tapi persekutuan tentang kebenaran bisa menyelesaikan itu. Bagaimana bisa mereka langsung diberhentikan? Bukankah sewenang-wenang memberhentikan orang yang bisa bekerja nyata akan menunda pekerjaan gereja? Kali ini, aku tidak bisa lagi membabi buta mengikuti dia dan menjadi pengecut. Aku bilang, "Untuk hal yang sangat penting, kita perlu mencari cara menerapkan dengan benar. Kita tidak bisa mengganti mereka sesuka hati." Kemudian, aku pergi ke gereja itu untuk menyelidiki situasinya. Aku kaget saat tahu mereka sudah diganti. Aku menyelidiki dan mendapati mereka sama sekali bukan target pemecatan. Aku terkejut dan marah, lalu berpikir, "Untuk masalah sebesar itu, Xin Ran membuat keputusan tanpa berdiskusi dengan siapa pun. Ini adalah despotik!" Aku menulis surat untuk menunjukkan masalah Xin Ran, tapi dia sama sekali tak tahu diri. Kemudian, aku mengetahui Saudari Liang, seorang diaken, awalnya proaktif dan bertanggung jawab dalam tugasnya, tapi belakangan ini sering diserang dan direndahkan Xin Ran, sehingga kondisinya sangat negatif dan merasa tidak bisa terus menjadi diaken. Aku sangat sedih mendengar ini. Kulihat kecongkakan Xin Ran, perilaku tiranis, serangan dan kekangan tanpa henti kepada orang lain hanya membuat orang lain merasa negatif dan sengsara. Dia sudah pasti pelaku kejahatan. Aku harus bersikap tegas menyingkap dan menghentikan dia. Aku tidak bisa membiarkan dia bertindak semaunya. Namun, saat benar-benar harus menghadapinya, aku masih sedikit segan.

Setelah itu, aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan. "Jika kebenaran belum menjadi hidupmu, dan engkau masih hidup dalam watak jahatmu, maka ketika engkau menemukan orang-orang jahat dan setan-setan yang menyebabkan gangguan dan kekacauan pada pekerjaan rumah Tuhan, engkau akan berpura-pura tidak melihatnya dan menolak untuk mendengarnya; engkau akan mengabaikan mereka, tanpa teguran dari hati nuranimu. Engkau bahkan akan berpikir bahwa seseorang yang menyebabkan gangguan terhadap pekerjaan rumah Tuhan tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu. Sebanyak apa pun pekerjaan gereja dan kepentingan rumah Tuhan dirugikan, engkau tidak peduli, tidak menengahi, ataupun merasa bersalah—hal mana membuatmu menjadi seseorang yang tidak berhati nurani atau tidak berakal, orang tidak percaya, pelaku pelayanan. Engkau makan apa yang adalah milik Tuhan, minum apa yang adalah milik Tuhan, dan menikmati semua yang berasal dari Tuhan, tetapi merasa bahwa kerugian apa pun terhadap kepentingan rumah Tuhan tidak ada kaitannya denganmu—hal mana membuatmu menjadi pengkhianat yang tidak tahu berterima kasih. Jika engkau tidak melindungi kepentingan rumah Tuhan, apakah engkau masih bisa disebut manusia? Ini adalah setan yang telah menyusup ke dalam gereja. Engkau berpura-pura percaya kepada Tuhan, berpura-pura menjadi umat pilihan, dan engkau mau mendompleng di rumah Tuhan. Engkau tidak menjalani kehidupan manusia, dan jelas adalah salah satu dari orang tidak percaya. Jika engkau adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, maka meskipun engkau belum memperoleh kebenaran dan hidup, setidaknya engkau akan berdiri di pihak Tuhan dalam berbicara dan bertindak; setidaknya, engkau tidak akan berpangku tangan ketika engkau melihat kepentingan rumah Tuhan dirugikan. Jika engkau merasakan dorongan untuk berpura-pura tidak tahu, engkau akan merasa bersalah dan tidak nyaman, serta akan berkata dalam hatimu, 'Aku tidak boleh diam dan tidak melakukan apa pun, aku harus mengambil sikap dan mengatakan sesuatu, aku harus bertanggungjawab, aku harus menghentikan ini, aku harus menyingkapkan perilaku jahat ini, aku harus menghentikannya sehingga kepentingan rumah Tuhan tidak dirugikan, dan kehidupan bergereja tidak terganggu.' Jika kebenaran telah menjadi hidupmu, engkau tidak hanya akan memiliki keberanian dan tekad ini, juga tidak hanya akan mampu memahami masalah ini sepenuhnya, tetapi engkau juga akan melaksanakan tanggung jawab yang harus kautanggung untuk pekerjaan Tuhan dan untuk kepentingan rumah-Nya, dan dengan demikian tugasmu akan terpenuhi" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Kulihat dalam firman Tuhan saat orang melihat kepentingan rumah Tuhan dirugikan, itu tidak mengganggu mereka sama sekali. Orang seperti itu tidak manusiawi. Ini membuatku sangat sedih karena ini adalah perilakuku. Aku jelas-jelas melihat masalah Xin Ran, tapi tidak pernah berani bersikap tegas untuk menyingkap dan menghentikan dia. Karena dia selalu mencari kesalahanku dan menyangkal sudut pandangku, menudingku untuk menceramahi dan menyerangku, aku takut kepadanya dan tidak berani menyinggung perasaannya. Untuk melindungi diri, aku patuh dan merendahkan diriku sendiri. Aku bahkan berpikir jika patuh dan tunduk kepadanya, dia tak akan menekan dan menghukumku. Asalkan bisa melindungi diriku, aku bersedia didominasi dan dikendalikan. Aku hidup dalam keadaan ini tanpa memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Cara dia menentang prinsip dan bertindak seperti tiran sudah memengaruhi pekerjaan gereja, tapi aku tak berani bersikap tegas dan menyingkap dia. Bahkan saat dia menyerang dan mendominasi orang di mana-mana, merebut kekuasaan, dan menjadi penentu keputusan, aku tidak berani menentang dan menghentikan perbuatan jahatnya. Watak budakku serius. Aku hanyalah pengecut tak berguna yang hidup dalam kemerosotan. Bagaimana bisa aku punya martabat seperti ini? Aku menikmati penyiraman dan pasokan firman Tuhan, serta segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, tapi aku selalu berusaha melindungi diri dan tidak bisa menerapkan kebenaran demi melindungi kepentingan gereja. Aku tak layak disebut manusia. Aku sangat sedih dan bersalah memikirkan ini. Kubenci diriku karena begitu egoistis dan curang. Kupikir, "Aku tidak bisa terus begini. Kali ini, meski dia menghukumku dan membalas dendam, aku harus bersikap tegas, menyingkap perbuatan jahatnya, dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Ini tanggung jawabku."

Saat aku kembali, sebagai tanggapan atas pemecatan sewenang-wenang Xin Ran terhadap dua pengawas, aku menyingkap pelanggaran prinsip dan perilaku tiranisnya. Namun, sebelum bisa mengatakan apa pun, dia menyelaku, dan bilang aku tidak bisa bekerja sama secara harmonis dengannya. Saat itu, beberapa diaken juga menyingkap perilakunya yang menekan dan mendominasi. Akhirnya, dihadapkan dengan fakta, dia tidak bisa menyangkalnya, jadi dia bilang hanya tidak mengetahui masalah yang kami ceritakan kepadanya, dan dia akan mencari di masa depan. Akhirnya, dengan senyum di wajahnya, dia berkata, "Dengan kualitas tinggiku, aku tak bisa menahan diri tidak congkak." Aku terdiam saat mendengar itu. Dia sangat tidak masuk akal. Setelah itu, kedua diaken bersekutu dan membantu Xin Ran dua kali, berharap dia bisa bertobat, tapi Xin Ran tidak menerimanya sama sekali, bahkan menyerang kedua saudari itu dengan berkata mereka menangani dia. Saat melihat Xin Ran sama sekali tak menerima kebenaran dan tak menyadari perbuatan jahatnya, aku sadar masalah Xin Ran serius.

Setelah itu, aku bertanya-tanya tentang sesuatu. Kami dihukum oleh Xin Ran hingga kami sangat lemah sampai-sampai tidak ingin melakukan tugas. Apa yang sebenarnya terjadi? Kemudian, setelah membaca firman Tuhan, aku akhirnya mendapatkan pemahaman tentang arti dan esensi di balik perbuatan Xin Ran. Firman Tuhan katakan: "Antikristus memiliki motif dan tujuan di balik segala cara yang mereka gunakan untuk menentang orang yang mengejar kebenaran. Alih-alih berusaha untuk melindungi pekerjaan rumah Tuhan, tujuan mereka adalah untuk melindungi kekuasaan dan status mereka sendiri, serta melindungi kedudukan dan citra mereka di hati umat pilihan Tuhan. Metode dan perilaku ini adalah rintangan dan gangguan terhadap pekerjaan rumah Tuhan, dan juga memiliki efek menghancurkan terhadap kehidupan bergereja. Bukankah ini perwujudan paling lazim dari perbuatan jahat antikristus? Selain perbuatan jahat ini, antikristus melakukan sesuatu yang jauh lebih hina, yaitu mereka selalu berusaha mencari tahu bagaimana agar memiliki kemampuan memperlakukan orang yang mengejar kebenaran sekehendak hati mereka. Sebagai contoh, jika beberapa orang telah berzina atau melakukan pelanggaran lainnya, antikristus memanfaatkan hal ini sebagai pijakan untuk menyerang mereka, mencari kesempatan untuk menghina, menyingkapkan, dan memfitnah mereka, melabeli mereka untuk mematahkan semangat mereka dalam melaksanakan tugas sehingga mereka merasa negatif. Antikristus juga menyebabkan umat pilihan Tuhan mendiskriminasi mereka, menjauhi mereka, dan menolak mereka sehingga orang yang mengejar kebenaran menjadi terisolasi. Pada akhirnya, ketika semua orang yang mengejar kebenaran merasa negatif dan lemah, tidak lagi dengan aktif melaksanakan tugas mereka, dan tidak mau menghadiri pertemuan, tujuan antikristus pun tercapai. Begitu orang yang mengejar kebenaran tidak lagi mengancam status dan kekuasaan mereka, dan tak seorang pun berani melaporkan atau menyingkapkan mereka lagi, antikristus bisa merasa tenang. ... Apa yang antikristus pikirkan yang membuat mereka mampu melakukan kejahatan seperti itu? 'Jika orang yang mengejar kebenaran sering mendengarkan khotbah, mereka mungkin dapat mengetahui tindakanku yang sebenarnya suatu hari nanti, dan kemudian mereka pasti akan meyingkapkanku dan menggantiku. Sementara mereka melaksanakan tugas mereka, status, gengsi, dan reputasiku terancam. Lebih baik menyerang terlebih dahulu, mencari kesempatan untuk mendapatkan pengaruh untuk mengganggu dan mengutuk mereka, dan membuat mereka pasif sehingga mereka kehilangan keinginan untuk melakukan tugas mereka. Antikristus juga memicu terjadinya konflik antara para pemimpin dan pekerja dengan orang yang mengejar kebenaran sehingga para pemimpin dan pekerja membenci, menghindari, dan tidak lagi menghargai atau mempromosikan mereka. Dengan begitu, mereka tidak akan lagi memiliki keinginan untuk mengejar kebenaran atau melaksanakan tugas mereka. Lebih baik jika orang yang mengejar kebenaran tetap pasif.' Inilah tujuan yang ingin dicapai oleh antikristus" ("Mereka Mengucilkan dan Menyerang Orang yang Mengejar Kebenaran" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dengan membaca firman Tuhan, aku lihat antikristus menganggap kekuasaan sebagai kehidupan dan sangat menginginkan status. Mereka khawatir orang yang mengejar kebenaran akan memahami itu dan menguak mereka, lalu mendapatkan dukungan dan persetujuan dari saudara-saudari, jadi untuk memperkuat posisi dan kekuasaan, antikristus sengaja mencari senjata untuk menyerang dan merendahkan orang yang mengejar kebenaran, membuat mereka negatif, hilang kepercayaan diri, dan tidak bisa melakukan tugas secara normal. Dengan begini, mereka bisa tetap berkuasa dan memegang keputusan akhir. Aku sadar inilah yang dilakukan Xin Ran. Dia selalu mencari kesalahan pada kami, menanggapi masalah kami dengan sinisme dan sarkasme, serta sengaja mempermalukan dan merendahkan kami di depan saudara-saudari, yang membuat kami merasa tak bisa melakukan kerja nyata, membuat kami lemah dan tak mampu menjalankan tugas. Surat publik yang dia tulis meremehkan dan mengutukku karena punya pemahaman tidak masuk akal dan bertindak sewenang-wenang, membuatku merasa diserang. Sejak itu aku takut kepadanya. Aku takut tak sependapat dengannya dalam sesuatu, serta direndahkan di depan umum dan ditegur olehnya lagi, jadi aku berusaha keras mengikuti dia, tidak berani menyinggung dan melawan keinginannya lagi, atau memahami dan menyingkap dia. Dia memakai metode sama untuk para diaken, membuat orang menunduk, berpikir harus merenungkan diri, agar tidak ada yang bisa memahami dia, semua orang merasa dibatasi dan menuruti dia, tidak ada yang berani menolak keputusannya. Inilah cara dia mencapai tujuannya berkuasa sendirian. Perkataan dan tindakan Xin Ran sangat jahat, licik, dan kejam. Semua perkatan dan perbuatannya seperti antikristus.

Aku juga bertanya-tanya, karena kami semua ditekan olehnya, kenapa pada akhirnya kami masih menghormati dan mendengarkan dia, kenapa kami tidak berani membuat keputusan tanpanya? Bagaimana dia bisa menipu dan mengendalikan kami sedemikian rupa? Kemudian, aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan. "Salah satu tanda paling umum bahwa antikristus mengendalikan orang adalah, dalam lingkup kendali mereka, hanya merekalah yang menjadi penentu keputusan. Jika antikristus tidak hadir, tak seorang pun berani memutuskan atau mengambil keputusan. Jika antikristus tidak hadir, semua orang bagaikan anak-anak tanpa ibu. Mereka tidak tahu cara berdoa atau mencari, tidak tahu cara mendiskusikan segala sesuatu bersama-sama. Mereka persis seperti boneka atau orang mati. Kita tidak akan membahas secara mendetail tentang jenis perkataan apa yang antikristus gunakan untuk mengendalikan orang. Mereka tentu saja memiliki perkataan dan metode tertentu, dan hasil yang dicapai tecermin dalam berbagai perwujudan orang-orang yang berada di bawah kendali mereka. ... Sebagai contoh, jika engkau mengajukan saran yang masuk akal, semua orang seharusnya terus mempersekutukan rencana yang benar ini. Ini adalah jalan yang benar, dan ini berarti kesetiaan dan tanggung jawab terhadap tugas. Namun, seorang antikristus akan bertanya-tanya, 'Mengapa rencanamu tak terpikirkan olehku?' Mereka mengakui rencana itu benar dalam pikiran mereka, tetapi akankah mereka menerimanya? Oleh karena natur mereka, mereka tidak akan pernah menerima saranmu yang benar. Mereka pasti akan berusaha menolak rencanamu dan kemudian mengajukan saran yang lain. Mereka akan membuatmu merasa bahwa rencanamu sama sekali tidak dapat dijalankan sehingga engkau merasa tidak dapat meninggalkan antikristus, bahwa hanya ketika antikristus bekerja, barulah orang lain memiliki peran untuk dimainkan, bahwa jika mereka tidak hadir, tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan dengan baik, dan bahwa tanpa antikristus, semua orang lainnya tidak berguna dan tidak akan mampu melakukan apa pun. Metode antikristus ketika mereka melakukan segala sesuatu selalu tidak biasa dan terdengar muluk. Betapapun benarnya saran orang lain, mereka akan selalu menolaknya. Meskipun saran orang lain selaras dengan gagasan mereka, jika antikristus tidak mengusulkannya terlebih dahulu, mereka pasti akan menolak untuk menerima atau melaksanakan saran tersebut. Sebaliknya, antikristus akan berusaha sekuat tenaga untuk meremehkan, menolak, dan mengkritik saran tersebut sampai orang yang memberikannya merasa gagasan mereka salah dan mengakuinya. Baru setelah itulah antikristus berhenti mengkritiknya. Antikristus suka membesar-besarkan diri mereka sendiri dan meremehkan orang lain sehingga orang lain memuja mereka dan menjadikan mereka pusat perhatian. Antikristus membiarkan diri mereka saja yang berkembang, dan orang lain hanya berfungsi sebagai latar belakang yang membuat mereka menonjol. Antikristus percaya bahwa semua yang mereka katakan dan lakukan benar, sedangkan semua yang orang lain katakan dan lakukan salah. Mereka sering mengajukan sudut pandang baru untuk menolak pandangan dan penerapan orang lain, mereka mencari-cari kesalahan dan menemukan masalah dengan pendapat orang lain, dan mereka menghalangi atau menolak rencana orang lain sehingga membuat semua orang harus mendengarkan mereka dan bertindak sesuai dengan metode mereka. Mereka menggunakan metode dan cara-cara ini untuk terus-menerus menolakmu, menyerangmu, dan membuatmu merasa bahwa engkau tidak cukup baik sehingga engkau semakin tunduk kepada mereka, menghormati mereka, dan mengagumi mereka, sampai akhirnya engkau berada di bawah kendali mereka sepenuhnya. Inilah proses di mana antikristus menaklukkan dan mengendalikan orang" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Setelah membaca firman Tuhan, hatiku cerah. Dahulu, saat Xin Ran selalu menyangkal sudut pandang kami, aku hanya berpikir dia congkak, tapi aku tidak memahami niat dan natur tindakannya. Baru setelah membaca firman Tuhan, aku tahu setiap kali Xin Ran menyangkal sudut pandang kami, dia sangat ahli menemukan masalah dalam sudut pandang kami dan menyangkal itu, membuat kami merasa saran kami mungkin tidak tepat. Dia lalu menyadur sebuah ide atas dasar ini, atau menawarkan teori muluk, dan setelah beberapa saat, kami merasa lebih rendah darinya, berpikir pemahamannya lebih dalam dan berwawasan. Kami tak hanya gagal memahami dia, kami makin mengaguminya, sampai akhirnya tanpa sadar menolak diri sendiri. Kami merasa ide dan saran kami tak berguna, tak layak dibicarakan, dan kami hanya harus mendengarkan dia. Dengan ini tujuannya mengendalikan pikiran orang tercapai. Setelah lama ada di bawah kendali ini, kami berhenti mencari dan berpikir saat sesuatu terjadi kepada kami. Akhirnya, kami kehilangan akal dan seperti boneka, sama sekali tidak berguna dalam tugas kami. Kini aku mengerti inilah cara yang digunakan antikristus untuk mencapai kekuasaan dan kendali atas orang. Xin Ran telah memakai metode ini untuk mengendalikan kami, membuat kami mendengarkan dan menaatinya. Xin Ran sangat berbahaya, licik, dan jahat!

Kemudian, kubaca kutipan lain dari firman Tuhan. "Jika orang cerdas, selalu menggunakan siasat dalam segala sesuatu yang mereka lakukan dan katakan, itu berarti mereka tangguh, dan ketika engkau bersamanya, mereka selalu ingin mengendalikan dan mengaturmu, lalu apakah di hatimu engkau merasa orang ini baik hati atau jahat? (Jahat.) Engkau menjadi takut kepada mereka, dan berpikir, 'Orang ini selalu mau mengendalikanku. Aku harus menjauh darinya sesegera mungkin. Jika aku tidak melakukan apa yang dia katakan, dia akan memikirkan cara untuk menyakitiku secara diam-diam dan mungkin menghukumku.' Engkau dapat merasakan watak mereka jahat, bukan? (Ya.) Bagaimana engkau bisa merasakannya? (Mereka selalu membuat orang melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan dan gagasan mereka.) Apakah salah jika mereka menuntut orang lain melakukan sesuatu dengan cara ini? Apakah sudah tentu salah jika orang lain menuntutmu melakukan sesuatu? Apakah logika ini benar? Apakah ini sesuai dengan kebenaran? (Tidak.) Apakah metode mereka ataukah watak mereka yang membuatmu merasa tidak nyaman? (Watak mereka.) Benar, watak mereka membuatmu merasa tidak nyaman, dan membuatmu merasa bahwa watak ini berasal dari Iblis, tidak sesuai dengan kebenaran, dan bahwa itu mengganggu, mengendalikan, dan mengikatmu. Watak mereka bukan hanya membuatmu merasa tidak nyaman, tetapi juga membuatmu merasa takut di dalam hatimu, dan membuatmu berpikir bahwa jika engkau tidak melakukan apa yang mereka katakan, ada kemungkinan mereka bisa 'menghukummu'. Watak orang semacam ini sangat kejam! Mereka tidak hanya mengatakan sesuatu begitu saja—mereka juga ingin mengendalikan dirimu. Mereka mengajukan tuntutan yang begitu kuat terhadapmu untuk melakukan sesuatu, dan menuntutmu melakukannya dengan cara tertentu. Ini menyiratkan jenis watak tertentu. Mereka bukan hanya menuntutmu untuk melakukan sesuatu, mereka juga ingin mengendalikan seluruh keberadaanmu. Jika mereka mengendalikanmu, engkau akan menjadi boneka milik mereka, dan menjadi boneka untuk mereka manipulasi. Mereka senang ketika apa yang ingin kaukatakan, apa yang kaulakukan dan bagaimana engkau melakukannya tergantung sepenuhnya pada mereka. Ketika engkau melihat watak ini, apa yang kaurasakan di dalam hatimu? (Aku merasa takut.) Dan ketika engkau merasa takut, bagaimana engkau mendefinisikan watak mereka? Apakah watak mereka bertanggung jawab, apakah baik hati, atau kejam? Engkau akan merasa itu kejam. Ketika engkau merasa watak seseorang itu jahat, apakah engkau merasakan kenikmatan, ataukah merasakan kebencian, antipati, dan ketakutan? (Kebencian, antipati, dan ketakutan.) Perasaan-perasaan buruk ini bermunculan. Ketika engkau merasakan kebencian, antipati, dan ketakutan, apakah engkau merasa merdeka dan bebas, ataukah merasa terikat? (Terikat.) Berasal dari manakah rasa dan perasaan semacam ini? Semua itu berasal dari Iblis" ("Mengetahui Watak Orang adalah Landasan untuk Mengubahnya" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti kenapa aku sangat takut kepada Xin Ran dan tidak berani menentang atau melawannya. Terutama saat Xin Ran menangani dan menyangkalku, dia punya watak jahat yang membuatku merasa terkekang dan tertindas. Kurasa jika tidak mendengarkan, dia akan menekan dan menghukumku. Sebenarnya, aku sedang dikendalikan oleh watak jahatnya. Xin Ran menyerang dan merendahkan kami dengan watak jahatnya, sengaja mencari kekurangan, dan menolak pandangan kami. Tujuannya adalah membuat kami berkompromi, dan akhirnya menjadi bonekanya. Agar semua orang mendengarkan dia, menghilangkan ketidaktaatan, dengan demikian mencapai tujuannya berkuasa penuh. Hasratnya untuk mengendalikan terlalu kuat.

Kemudian, aku dan para diaken bersekutu tentang firman Tuhan bersama-sama. Makin banyak kami bicara, makin cerah hati kami. Kami punya pemahaman tentang metode Xin Ran dalam memperdaya, mengendalikan, dan menekan kami, kami juga lihat natur Xin Ran congkak dan kejam. Untuk memperkuat posisi dan kekuasaannya, dia memakai banyak cara untuk menekan dan mengendalikan orang. Di antara saudara-saudari, dia harus menjadi penentu keputusan. Karena sering melanggar prinsip dan bertindak sewenang-wenang, dia menyebabkan gangguan dan kerugian terhadap pekerjaan gereja. Meski menerima penyingkapan dan persekutuan beberapa kali, dia tidak menerimanya sama sekali atau mengerti dan bertobat. Berdasarkan firman Tuhan, kita bisa memastikan bahwa Xin Ran adalah antikristus, dan harus disingkirkan, diisolasi untuk diobservasi. Oleh karena itu, kami menyampaikan tekad kepada atasan kami hari itu juga, lalu setelah menyelidiki dan mengonfirmasi, mereka menemukan perbuatan jahat Xin Ran lainnya, memutuskan bahwa dia adalah antikristus, dan mengusirnya. Setelah dia diusir, saudara-saudari kami sangat senang. Kami melihat bahwa Tuhan itu benar dan kebenaran berkuasa di rumah Tuhan. Selain itu aku juga merasakan penyesalan yang dalam. Aku sadar naturku licik dan egoistis, hasratku untuk melindungi diri sendiri sangat kuat. Aku rela ditindas dan diperbudak olehnya daripada mencari kebenaran, memahami dan menyingkap dia, diam-diam memaafkan perbuatan jahatnya dan gangguan terhadap pekerjaan gereja, berarti aku mengambil bagian dalam kejahatannya. Aku juga melihat sebagai pemimpin dan pekerja, kita harus menjunjung prinsip kebenaran, berani menyingkap antikristus dan pelaku kejahatan, karena hanya dengan inilah kita bisa menjaga pekerjaan gereja dan melakukan tugas dengan baik. Syukur kepada Tuhan!

Selanjutnya: Setelah Kematian Putraku

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Jalan Penginjilan

Aku ingat ketika pertama kali aku belajar untuk memberitakan Injil, aku bertemu dengan Saudara Xu di Hubei, seorang anggota Gereja Great...