Renungan Setelah Salah Memilih Pemimpin

03 Juni 2022

Oleh Saudari Xiang Xun, Tiongkok

Oktober lalu, saat aku dan rekan kerjaku menyelidiki pekerjaan beberapa gereja, kami mendapati bahwa penginjilan, penyiraman, dan pekerjaan lain dari Gereja Chengnan lumpuh. Aku sangat terkejut. Kupikir, "Saudari Li dipindahkan ke sini untuk menjadi pemimpin gereja dua bulan lalu. Kenapa pekerjaannya belum membaik?" Jadi, rekanku, Saudari Xu, pergi ke sana untuk mempelajari pekerjaannya dan menyelesaikan masalah. Beberapa hari kemudian, Saudari Xu menulis surat, "Selama dua bulan lebih, Saudari Li mengejar ketenaran dan status. Dia mencari kesuksesan cepat dalam tugas. Saat melihat pekerjaannya tidak efektif, bukannya bersekutu tentang kebenaran untuk menyelesaikan masalah dan membantu orang lain, dia langsung menangani dan menegur mereka, berkata mereka berkualitas rendah dan tidak bertanggung jawab dalam tugas. Dia tidak mengarahkan atau mengawasi pekerjaan gereja apa pun yang berjalan, artinya banyak bidang pekerjaan gereja terhenti." Setelah membaca surat itu, aku terkejut, dan berpikir, "Saat Saudari Li memimpin gereja lain, dia mengejar citra dan status. Dia selalu bertanya-tanya bagaimana orang lain memandangnya. Dia menjadi negatif saat tidak dikagumi, lalu teralihkan dari tugasnya, yang berarti banyak masalah di gereja-gereja tak selesai. Kami telah bersekutu dan coba membantunya dalam masalah ini berkali-kali, juga menyingkap dia karena berjalan di jalan antikristus untuk mengejar ketenaran dan status. Saat itu dia mengakuinya dan menyatakan bersedia bertobat, dan kemudian, dia bisa melakukan pekerjaannya dengan rencana dan tujuan. Kenapa masalah muncul kembali setelah dia dipindahkan ke Gereja Chengnan?" Pada titik ini, aku ingat Saudari Li telah dipecat dari tugas kepemimpinan dua kali, karena mengejar ketenaran dan status serta tidak melakukan kerja nyata. Meskipun dia punya pengetahuan tentang dirinya dan berkata bersedia bertobat, sekarang, dia masih bertekad mengejar semua ini. Dia tidak bertobat dan berubah sama sekali. Aku teringat yang tertulis dalam "Prinsip-Prinsip untuk Mengidentifikasi Para Pemimpin dan Pekerja Palsu": "Semua orang yang bekerja hanya demi status, reputasi, dan keuntungan, yang tidak mengejar kebenaran ataupun memiliki kenyataan kebenaran, adalah para pemimpin dan pekerja palsu" (170 Prinsip untuk Melakukan Kebenaran). Mengingat perilaku konsisten Saudari Li, dia mungkin pemimpin palsu yang hanya mengejar ketenaran dan status, serta tidak melakukan kerja nyata.

Namun, kali ini aku merekomendasikan Saudari Li sebagai pemimpin. Pada saat itu, dia mengungkapkan pemahaman tentang pengejarannya akan ketenaran dan status, juga tidak melakukan kerja nyata, jadi kupikir dia bisa menerima kebenaran dan tulus bertobat. Selain itu, dia pembicara andal dan menunjukkan kecakapan di tempat kerja, jadi aku merekomendasikan dia. Sekarang, jika dia dipecat karena menjadi pemimpin palsu, semua orang akan berkata aku memilih orang tanpa prinsip dan meskipun telah bertahun-tahun menjadi pemimpin, aku tidak bisa membedakan antara pengetahuan diri sesungguhnya dan pengetahuan munafik. Rekan kerjaku juga akan berpikir aku tidak punya kenyataan kebenaran dan tidak bisa menilai orang karena merekomendasikan orang yang tidak mengejar kebenaran sebagai pemimpin, jadi bukankah citra baikku di hati saudara-saudariku akan hilang? Saat memikirkan ini, aku tidak ingin menghadapi kenyataan. Kuharap Saudari Xu bisa lebih membantu Saudari Li dan mengubah keadaannya. Dengan begitu, dia tidak akan dipecat, lalu status dan citraku juga aman. Jadi, kudiskusikan ini dengan rekan kerjaku, menyarankan Saudari Xu lebih banyak membantu Saudari Li. Jika Saudari Li bisa mengubah keadaan Saudari Xu, dia masih bisa melakukan kerja nyata, dan rekan kerjaku menyetujuinya. Setelah itu, aku dengan cemas menunggu jawaban Saudari Xu setiap hari, bertanya-tanya apa keadaan Saudari Li telah berubah. Aku sangat gugup dan khawatir. Takut jika dia dipecat karena tidak mengubah keadaannya, itu akan merusak citraku. Beberapa hari kemudian, Saudari Xu membalas, "Saudari Li sudah dua bulan di Gereja Chengnan. Dia hanya mendesak kemajuan tugas dan tidak bersekutu tentang kebenaran untuk memecahkan masalah. Dia tidak melakukan kerja nyata sama sekali. Akibatnya, masalah saudara-saudari tidak terselesaikan." Dia bilang sudah bersekutu dan membantu Saudari Li dengan masalahnya berkali-kali, tapi Saudari Li masih mementingkan citra, status, dan bagaimana orang memandangnya. Dia tidak punya sikap pertobatan sama sekali. Setelah membaca surat itu, aku panik. Mengingat perilaku Saudari Li, dia pemimpin palsu yang hanya mengejar ketenaran dan status tanpa melakukan kerja nyata, dan dia harus diganti. Namun, saat hendak bicara dengan rekan kerjaku, aku menelan kata-kata itu. Kupikir, "Aku memilih Saudari Li. Saat itu, aku memberi tahu rekan kerjaku meskipun Saudari Li dahulu pernah dipecat, dia punya pengetahuan tentang dirinya, dia juga mengejar kebenaran. Barulah rekan kerjaku setuju memilih Saudari Li. Jika sekarang aku beri tahu mereka dia pemimpin palsu, bukan orang yang mengejar kebenaran, dan harus dipecat, bukankah aku akan terlihat buruk? Selain itu, karena aku kurang ketajaman dan memilih orang yang tak mengejar kebenaran sebagai pemimpin, menyebabkan kerugian serius pada pekerjaan gereja, bukankah rekan kerjaku akan berpikir aku juga pemimpin palsu yang tidak bisa melakukan kerja nyata? Jika mereka memecatku, itu akan sangat memalukan. Aku sudah sangat lama percaya kepada Tuhan, pada akhirnya aku menjadi pemimpin palsu dan akan dipecat." Pikiran itu membuatku sengsara, jadi aku tidak ingin menyarankan memecat Saudari Li. Namun, jika diam, aku akan merasa bersalah. Jika pemimpin palsu berkuasa selama satu hari, pekerjaan rumah Tuhan dirugikan, dan aku tidak membela kepentingan rumah Tuhan. Batinku terus bergolak tentang apakah aku harus bicara. Merasa tersiksa, aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, aku tak punya ketajaman. Merekomendasikan Saudari Li sebagai pemimpin sangat merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Kini aku tahu Saudari Li adalah pemimpin palsu, tapi aku ingin menyelamatkan citra dan status, jadi tidak ingin mengatakannya. Tuhan, bimbinglah aku menerapkan kebenaran dan menjaga pekerjaan rumah Tuhan." Dalam masa teduhku esoknya, aku membaca kutipan firman Tuhan ini. "Sebagai pemimpin dan pekerja, ketika masalah-masalah muncul saat engkau semua melaksanakan tugasmu, engkau cenderung mengabaikannya, dan bahkan mungkin mencari berbagai dalih dan alasan untuk menghindari tanggung jawab. Ada beberapa masalah yang mampu kauselesaikan, tetapi tidak kauselesaikan, dan masalah yang tidak mampu kauselesaikan, engkau juga tidak melaporkannya kepada atasanmu, seolah-olah masalah-masalah itu tak ada kaitannya dengan dirimu. Bukankah ini adalah pengabaian terhadap tugasmu? Apakah memperlakukan pekerjaan gereja dengan cara demikian adalah hal yang bijak atau hal yang bodoh untuk dilakukan? (Bodoh.) Bukankah pemimpin dan pekerja semacam itu adalah orang yang curang? Bukankah mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab? Ketika mereka mengabaikan masalah di depan mereka, bukankah ini menunjukkan bahwa mereka tidak berperasaan dan curang? Orang yang curang adalah orang yang paling bodoh. Engkau harus menjadi orang yang jujur, engkau harus memiliki rasa tanggung jawab ketika menghadapi masalah, dan engkau harus menemukan cara untuk mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah. Jangan menjadi orang yang curang. Jika engkau melalaikan tanggung jawab dan tidak mau terlibat ketika masalah muncul, bahkan orang tidak percaya akan mengutukmu. Apa kaukira rumah Tuhan tidak akan mengutukmu? Umat pilihan Tuhan membenci dan menolak perilaku seperti itu. Tuhan mencintai orang yang jujur, tetapi membenci orang yang curang dan licik. Jika engkau bertindak sebagai orang yang curang dan berusaha melakukan tipu muslihat, bukankah Tuhan akan membencimu? Akankah rumah Tuhan membiarkanmu lolos begitu saja? Cepat atau lambat, engkau akan dimintai pertanggungjawaban. Tuhan menyukai orang yang jujur dan tidak menyukai orang yang curang. Semua orang harus memahami hal ini dengan jelas, dan berhentilah menjadi bingung dan melakukan hal-hal bodoh. Ketidaktahuan sesaat dapat dimengerti, tetapi sama sekali menolak untuk menerima kebenaran berarti dengan keras kepala menolak untuk berubah. Orang yang jujur dapat memikul tanggung jawab. Mereka tidak memikirkan keuntungan dan kerugian mereka sendiri, melainkan melindungi pekerjaan dan kepentingan rumah Tuhan. Mereka memiliki hati yang baik dan jujur seperti sebuah mangkuk berisi air jernih yang dapat orang lihat dasarnya dalam sekilas pandang. Juga ada transparansi dalam tindakan mereka. Orang yang curang selalu melakukan tipu muslihat, selalu menyamarkan segala sesuatu, menyembunyikan, dan mengemas diri mereka dengan begitu rapat sehingga tak seorang pun mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Orang tidak dapat mengetahui pemikiran terdalammu yang sebenarnya, tetapi Tuhan dapat melihat hal-hal terdalam di lubuk hatimu. Jika Tuhan melihat bahwa engkau bukan orang yang jujur, bahwa engkau licik, bahwa engkau tidak pernah menerima kebenaran, bahwa engkau selalu berusaha untuk menipu-Nya dan engkau tidak menyerahkan hatimu kepada-Nya, maka Tuhan tidak akan mengasihimu, Dia akan membenci dan meninggalkanmu" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti. Tuhan suka orang sederhana dan jujur, juga punya keberanian mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Jika berbuat salah dalam tugas, coba melindungi diri sendiri, tak berani mengakuinya, dan mencari alasan untuk mengecilkan dan menutupinya, maka kau adalah orang licik, orang yang dibenci Tuhan. Aku sadar aku hanyalah penjahat licik. Aku tidak punya ketajaman, memilih orang yang tak mengejar kebenaran sebagai pemimpin, menyebabkan kerugian serius pada pekerjaan rumah Tuhan. Ini adalah pelanggaran, dan aku seharusnya menebus kesalahan, tapi untuk menjaga citraku di hati saudara-saudariku, meski tahu setiap hari pemimpin palsu berkuasa, pekerjaan gereja menderita, aku tidak memecat pemimpin palsu untuk melindungi kepentingan keluarga Tuhan. Aku terus membuat kesalahan dan sengaja ingin menutupinya. Aku merasa sangat bersalah. Tuhan telah memberi kita begitu banyak kebenaran, dan rumah Tuhan membinakuku selama bertahun-tahun, tapi untuk melindungi diri dan menghindari tanggung jawab, aku mendiamkan pemimpin palsu mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku terlalu egois, hina, dan penuh tipu daya untuk disebut manusia. Dengan pemikiran ini, aku segera menemui para rekan kerjaku, dan memberi tahu mereka, "Saudari Li hanya mementingkan mengejar ketenaran dan status, serta tidak melakukan kerja nyata. Dia sangat mendampaki pekerjaan, dia pemimpin palsu, dan harus segera diberhentikan." Setelah persekutuan, rekan kerjaku juga mengonfirmasi bahwa Saudari Li adalah pemimpin palsu, dan tak lama, dia diganti.

Setelah itu, aku membuka diri kepada para rekan kerjaku tentang apa yang kutunjukkan dan pelajari kali ini. Mereka tidak menyalahkanku karena salah memilih orang, dan kami memperbaiki penyimpangan dan kesalahan kami dalam memilih orang. Melalui persekutuan ini, kulihat aku telah memilih orang yang salah kali ini, terutama karena tidak bisa membedakan pemahaman diri yang sejati, serta orang yang dengan tulus mengejar dan mengasihi kebenaran. Aku lalu membaca kutipan firman Tuhan tentang hal ini yang membantuku lebih paham. Firman Tuhan katakan: "Bagaimana orang mampu membedakan apakah seseorang mencintai kebenaran atau tidak? Di satu sisi, orang harus melihat apakah orang ini mampu mengenal dirinya sendiri berdasarkan firman Tuhan atau tidak. Jika mereka mampu mengenal diri mereka sendiri melalui firman Tuhan, berarti mereka adalah orang yang mencintai kebenaran. Di sisi lain, orang harus melihat apakah mereka mampu menerima dan menerapkan kebenaran. Jika mereka mampu menerapkan kebenaran, berarti mereka adalah orang yang mampu menaati pekerjaan Tuhan. Jika mereka hanya mengenali kebenaran, tetapi tidak pernah menerima atau menerapkannya, sebagaimana beberapa orang katakan, 'Aku memahami semua kebenaran, tetapi aku tak mampu menerapkannya,' ini membuktikan bahwa mereka bukanlah orang yang mencintai kebenaran. Ada orang yang mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran dan bahwa mereka memiliki watak yang rusak, dan juga mengatakan bahwa mereka mau bertobat dan menjadi manusia baru, tetapi setelah itu, sama sekali tidak ada perubahan. Perkataan dan tindakan mereka masih sama seperti sebelumnya. Ketika mereka berbicara tentang mengenal diri mereka sendiri, seolah-olah mereka sedang bercanda atau meneriakkan slogan. Mereka tidak menyingkapkan kecurangan mereka dari lubuk hati mereka dengan sikap penuh kebencian dan jijik, atau dengan sikap pertobatan dan pengenalan diri sendiri. Sebaliknya, mereka terlibat dalam formalitas dan berpura-pura membuka diri. Ini bukan orang yang menerima kebenaran dengan sungguh-sungguh. Ketika orang-orang semacam itu berbicara tentang mengenal diri mereka sendiri, mereka sedang bersikap asal-asalan dan berpura-pura rohani. Mereka berpikir, 'Semua orang membuka diri dan menganalisis kecurangan mereka sendiri. Jika aku tak mengatakan apa pun, aku akan mempermalukan diriku sendiri, jadi sebaiknya aku melakukan sesuatu.' Setelah itu, mereka menggambarkan kecurangan mereka sendiri sebagai hal yang sangat serius, menerangkannya secara dramatis, dan pengenalan diri mereka tampaknya sangat mendalam. Semua orang yang mendengar merasa mereka benar-benar mengenal diri mereka sendiri, dan kemudian memandang mereka dengan iri, yang pada gilirannya membuat mereka merasa seolah-olah mereka mulia, seolah-olah mereka baru saja menghiasi kepala mereka dengan pancaran kemuliaan. Cara mengenal diri sendiri yang dicapai melalui sikap asal-asalan ini, bersama dengan penyamaran dan kecurangan mereka, benar-benar menyesatkan orang lain. Dapatkah hati nurani mereka tenang ketika mereka melakukan hal ini? Bukankah ini kecurangan yang terang-terangan? ... Ketika mereka melakukan hal ini, mereka tidak merasa bersalah, hati nurani mereka tidak gelisah setelah mereka menyamarkan diri mereka dan menipu, mereka tidak merasakan apa pun setelah memberontak dan menipu Tuhan, dan mereka tidak berdoa kepada Tuhan untuk mengakui kesalahan mereka. Bukankah orang semacam ini keras hati? Jika mereka tidak merasa bersalah, dapatkah mereka merasakan penyesalan? Dapatkah orang yang tidak merasakan penyesalan bertobat? Dapatkah orang dengan hati yang tidak bertobat menolak kepentingan daging untuk menerapkan kebenaran? Tidak. Bahkan tanpa keinginan untuk bertobat, bukankah tidak masuk akal berbicara tentang pengenalan diri? Bukankah ini hanya penyamaran dan kecurangan?" ("Hanya Ketika Engkau Mengenal Dirimu Sendiri Engkau Dapat Mengejar Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Bagaimana engkau mampu membedakan apakah seseorang mengejar kebenaran atau tidak? Bagaimana engkau mampu menilai apakah seseorang adalah orang yang mengejar kebenaran? Katakanlah ada orang yang telah percaya kepada Tuhan selama tujuh atau delapan tahun. Mereka mungkin mampu mengkhotbahkan banyak doktrin, mulut mereka mungkin penuh dengan kosakata rohani, mereka mungkin sering membantu orang lain, mereka mungkin tampak sangat antusias, mereka mungkin mampu meninggalkan segala sesuatu, dan mereka mungkin melaksanakan tugas mereka dengan penuh semangat. Namun, mereka tak mampu menerapkan banyak kebenaran, tidak membicarakan pengalaman nyata tentang jalan masuk kehidupan, apa lagi mengalami perubahan dalam watak hidup. Dapat dikatakan dengan pasti bahwa orang semacam ini tidak mengejar kebenaran. Jika orang dengan sungguh-sungguh mencintai kebenaran, setelah beberapa waktu mengalami sesuatu, mereka akan mampu membicarakan pemahaman mereka, setidaknya mampu bertindak sesuai dengan prinsip dalam beberapa hal; mereka akan memiliki beberapa pengalaman dalam hal jalan masuk kehidupan, dan setidaknya mereka akan menunjukkan sedikit perubahan perilaku. Orang yang mengejar kebenaran memiliki keadaan rohani yang terus meningkat, iman mereka kepada Tuhan secara berangsur meningkat, mereka memiliki sedikit pemahaman tentang apa yang mereka singkapkan dan watak mereka yang rusak, dan mereka memiliki pengalaman pribadi serta pemahaman sejati tentang bagaimana Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia. Semua hal ini secara berangsur semakin meningkat dalam diri mereka. Jika engkau melihat perwujudan ini dalam diri seseorang, engkau dapat mengetahui dengan pasti bahwa ini adalah orang yang mengejar kebenaran" ("Apa yang Dimaksud dengan Kenyataan Kebenaran?" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman").

Dari firman Tuhan, aku belajar untuk menilai apa seseorang benar-benar mengejar kebenaran, kita tidak bisa hanya melihat apa yang mereka katakan. Yang penting adalah apakah mereka bisa menerima dan menerapkan kebenaran, juga bisa mencapai pertobatan dan perubahan sejati setelah beberapa waktu. Saat orang yang mengejar kebenaran mengalami kegagalan dan kemunduran, mereka bisa menerima penghakiman firman Tuhan, merenungkan diri melalui itu, menganalisis dan menyingkap motivasi mereka dalam bertindak, mengembangkan kebencian sejati terhadap watak rusak mereka di dalam hati, dan merasa sangat menyesal atas pelanggaran mereka, sehingga saat itu terjadi lagi, mereka bisa meninggalkan diri dan menerapkan kebenaran. Seiring waktu, mereka tumbuh dalam kehidupan dan melihat perubahan dalam watak rusak mereka. Jika kubandingkan ini dengan perilaku Saudari Li, dari luar dia tampak jujur. Saat ditangani, diingatkan, dan diganti, dia menganggukkan kepala dan mengakuinya, berkata dia mengejar status, tidak melindungi pekerjaan rumah Tuhan, tidak punya kemanusiaan, dan berharap bisa mendapat jalan masuk. Namun, jika itu menyangkut reputasi dan statusnya, dia tidak meninggalkan dirinya dan menerapkan kebenaran, bahkan memarahi saudara-saudarinya, itu merugikan pekerjaan rumah Tuhan. Dia tidak pernah merenungkan diri dan selalu pasif. Kulihat dia tidak punya konsep tentang natur rusaknya atau sumber kegagalannya, juga tidak punya pertobatan tulus. Pemahaman yang dia bicarakan adalah kata-kata yang dia salin, ilusi untuk membingungkan. Jika seseorang tulus mengejar kebenaran dan punya kemanusiaan, saat melihat mereka sangat merugikan pekerjaan gereja, mereka akan merasa bersalah, membenci diri, dan tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi. Mereka akan memikirkan cara menebus pelanggaran, melakukan kerja nyata, dan mencegah lebih banyak kerugian pada pekerjaan rumah Tuhan. Aku tidak lihat perilaku ini dalam diri Saudari Li. Fakta ini menunjukkan dia bukan orang yang menerima dan mengejar kebenaran sama sekali. Saat memilihnya, aku tidak menilai dia berdasarkan prinsip kebenaran. Aku memakai ide dan gagasan sendiri. Hanya melihat perbuatan baik dari luar dan pemahaman doktrinnya, berasumsi dia telah melakukan perubahan. Hasilnya, aku memilih dan memakai orang yang salah, yang merugikan pekerjaan gereja dan kehidupan saudara-saudariku. Ini konsekuensi dari kegagalanku mencari prinsip kebenaran.

Kemudian, aku merenungkan diriku. Aku jelas-jelas melihat dia adalah pemimpin palsu, dan sadar telah memilih orang yang salah, jadi kenapa aku masih ingin menutupi semuanya dan memberi dia kesempatan? Aku lalu membaca sebuah kutipan firman Tuhan dan mendapat pemahaman tentang hal ini. "Sebanyak apa pun hal-hal salah yang antikristus lakukan, hal-hal salah macam apa pun yang mereka lakukan, baik itu menggelapkan, menghambur-hamburkan, maupun menyalahgunakan persembahan Tuhan, mengganggu dan mengacaukan pekerjaan rumah Tuhan, atau mengacaukan pekerjaan gereja dan memancing murka Tuhan, mereka selalu tetap tenang dan tidak peduli. Kejahatan macam apa pun yang antikristus lakukan atau konsekuensi apa pun yang mereka timbulkan, mereka tidak pernah datang ke hadapan Tuhan untuk mengakui dosa-dosa mereka dan bertobat sesegera mungkin, dan mereka tidak pernah datang ke hadapan saudara-saudari dengan sikap yang menyingkapkan diri mereka dan sikap terbuka untuk mengakui kesalahan mereka, mulai menyadari pelanggaran mereka, mengenali kerusakan mereka sendiri, dan menyesali perbuatan jahat mereka. Sebaliknya, mereka memeras otak untuk mencari-cari berbagai alasan untuk mengelak dari tanggung jawab dan melemparkan kesalahan kepada orang lain demi memulihkan reputasi dan status mereka sendiri. Yang mereka pedulikan bukanlah pekerjaan gereja, tetapi apakah reputasi dan status mereka rusak atau terpengaruh. Mereka tidak mempertimbangkan atau memikirkan cara untuk menebus kerugian yang ditimbulkan terhadap rumah Tuhan karena pelanggaran mereka, juga tidak berusaha menebus utang mereka kepada Tuhan. Artinya, mereka tidak pernah mengakui bahwa mereka mampu melakukan sesuatu yang salah atau bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Di hatinya, antikristus menganggap secara proaktif mengakui kesalahan dan memberikan penjelasan yang jujur sesuai fakta adalah kebodohan dan ketidakmampuan. Jika perbuatan jahat mereka diketahui dan tersingkap, antikristus hanya akan mengakui bahwa itu adalah kesalahan karena kecerobohan sesaat, tidak pernah mengakui bahwa kesalahan itu adalah karena sikap mereka yang mengabaikan tugas dan tidak bertanggung jawab, dan mereka akan berusaha melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain untuk membersihkan diri mereka dari kesalahan. Pada saat-saat seperti ini, antikristus tidak peduli tentang bagaimana memperbaiki kerugian yang ditimbulkan terhadap rumah Tuhan, bagaimana membuka diri kepada umat pilihan Tuhan untuk mengakui kesalahan mereka, atau bagaimana memberikan pertanggungjawaban atas apa yang terjadi. Mereka hanya memikirkan bagaimana mencari cara untuk membuat masalah besar tampak seperti masalah kecil dan masalah kecil tampak tidak bermasalah. Mereka memberikan alasan objektif untuk membuat orang lain mengerti dan bersimpati terhadap mereka. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan reputasi mereka di mata orang lain, meminimalkan pengaruh negatif pelanggaran mereka terhadap diri mereka sendiri, dan memastikan bahwa Yang di Atas tidak pernah memiliki kesan buruk tentang mereka sehingga mereka tidak pernah dimintai pertanggungjawaban, diberhentikan, ataupun dituntut oleh Yang di Atas. Untuk memulihkan reputasi dan status mereka sehingga kepentingan mereka sendiri tidak dirugikan, antikristus bersedia menanggung penderitaan sebanyak apa pun, dan mereka akan berupaya sebaik mungkin untuk menyelesaikan kesulitan apa pun. Dari awal pelanggaran atau kesalahan mereka, antikristus tidak pernah berniat untuk memikul tanggung jawab apa pun atas kesalahan yang mereka lakukan, mereka tidak pernah berniat untuk mengenali, mempersekutukan, menyingkapkan, atau menganalisis motif, niat, dan watak rusak di balik hal-hal salah yang mereka lakukan, dan mereka tentu saja tidak pernah berniat untuk menebus kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja dan kerugian yang mereka timbulkan terhadap jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Oleh karena itu, dari sudut pandang apa pun engkau memandang masalah ini, antikristus adalah orang-orang yang tidak pernah mengakui kesalahan mereka dan tidak pernah bertobat. Antikristus tidak tahu malu dan bermuka tebal, sama sekali tidak ada harapan untuk mengalami penebusan, dan mereka tak lain adalah Iblis yang hidup" ("Mereka Tidak Menerima Penanganan dan Pemangkasan, Juga Tidak Memiliki Sikap Pertobatan Ketika Mereka Melakukan Kesalahan Apa pun, melainkan Menyebarkan Gagasan dan Mengkritik Tuhan di Depan Umum" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus tidak pernah mengakui saat melakukan kesalahan, juga tidak mengaku kepada Tuhan dan bertobat. Sebaliknya, mereka memikirkan cara mempertahankan dan memulihkan citra di hati orang lain serta cara memantapkan posisi. Kulihat perilakuku sama dengan antikristus. Dalam tugas sepenting memilih orang, aku tidak mencari kebenaran dan memilih pemimpin palsu, sehingga merugikan pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan saudara-saudariku. Aku telah melanggar, dan seharusnya bertobat kepada Tuhan, memecat Saudari Li, lalu cepat-cepat memilih orang yang tepat untuk menebus kesalahan dan kekuranganku. Namun, aku khawatir jika jujur memberi tahu rekan kerjaku tentang masalah Saudari Li, mereka akan lihat dengan jelas aku tidak punya kebenaran, berkualitas rendah, dan tidak bisa melakukan kerja nyata, lalu memecatku. Untuk menjaga citra dan status, aku menyembunyikan diri, tidak berani mengakui kegagalan dan kekuranganku, serta menutupi kesalahanku dengan lebih banyak kesalahan berharap partnerku bisa membantu Saudari Li mengubah keadaannya. Dengan begitu, dia tidak akan dipecat, lalu status dan citraku akan aman. Untuk memuaskan kepentingan pribadiku, aku tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, aku menuruti dan menutupi pemimpin palsu. Intinya, aku bertindak sebagai antek Iblis untuk mengganggu dan merusak pekerjaan rumah Tuhan. Ini sangat menyinggung watak Tuhan! Saat memikirkan ini, aku merasa bersalah dan menyesal. Aku memiliki tugas yang amat penting di rumah Tuhan adalah peninggian Tuhan yang luar biasa, tapi aku tidak membalas kasih karunia Tuhan. Aku memikirkan kepentinganku sendiri pada saat yang genting dan mengabaikan kepentingan rumah Tuhan. Bukankah ini manifestasi dari pemimpin palsu dan antikristus? Aku teringat bagaimana antikristus bertindak hanya untuk kepentingan dan status pribadi, tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan. Aku berjalan di jalan antikristus. Jika tidak bertobat, aku pasti akan disingkap dan disingkirkan, seperti antikristus.

Belakangan aku merenung, aku memberi pemimpin palsu ini banyak kesempatan karena punya pandangan keliru lainnya, yaitu jika aku cukup banyak bersekutu dengannya, akhirnya dia akan berubah. Kemudian, aku membaca kutipan firman Tuhan, dan mendapatkan pemahaman tentang kekeliruan ini. Firman Tuhan katakan: "Bagi pemimpin palsu, ketika ada perbuatan jahat, siapa pun yang melakukannya, begitu pemimpin palsu itu dengan acuh tak acuh berurusan dengan si pelaku dan memberikan beberapa peringatan dan nasihat, mereka menganggap pekerjaan mereka telah selesai dan mereka telah menyelesaikan masalah, tetapi ini murni logika Iblis. Para pemimpin palsu jelas gagal untuk segera menyingkirkan orang-orang tidak percaya, pelaku kejahatan, dan antikristus, tetapi mereka berdalih, 'Aku telah mempersekutukan firman Tuhan dengan mereka, mereka semua menyadari apa yang mereka lakukan dan merasa menyesal, dan mereka semua menangis dan berkata bahwa mereka pasti akan bertobat dan tidak berupaya lagi untuk mendirikan kerajaan mereka sendiri.' Bukankah ini seperti anak kecil yang sedang bermain rumah-rumahan? Bukankah mereka hanya menipu diri mereka sendiri? Orang-orang tidak percaya, pelaku kejahatan, dan antikristus ini semuanya adalah orang-orang yang membenci kebenaran. Setiap dari mereka tidak menerima kebenaran sama sekali, dan mereka bukanlah target keselamatan Tuhan, tetapi para pemimpin palsu memperlakukan orang-orang tidak percaya, pelaku kejahatan, dan antikristus yang Tuhan benci ini sebagai umat pilihan Tuhan, dan berusaha membantu mereka dengan penuh kasih. Apa inti masalahnya di sini? Apakah kebodohan dan ketidaktahuan yang menghalangi mereka untuk melihat orang-orang ini dengan jelas, atau apakah mereka sedang berusaha menyenangkan orang-orang ini karena takut menyinggung perasaan mereka? Apa pun alasannya, yang terpenting adalah para pemimpin palsu tidak melakukan pekerjaan nyata, mereka tidak menerima kebenaran ketika dipangkas dan ditangani, dan mereka tidak mengakui kesalahan mereka. Ini cukup untuk memperlihatkan bahwa para pemimpin palsu sama sekali tidak memiliki kenyataan kebenaran. Mereka tidak bekerja sesuai dengan pengaturan kerja di rumah Tuhan, dan khususnya jika menyangkut pekerjaan mengeluarkan orang dari gereja, mereka berusaha dengan hasil yang seadanya. Mereka hanya bersikap asal-asalan ketika mengeluarkan beberapa orang yang jelas-jelas adalah pelaku kejahatan. Ketika disingkapkan dan ditangani, mereka bahkan mencari-cari berbagai alasan untuk mengelak dari tanggung jawab dan membela diri mereka sendiri. Oleh karena itu, pemimpin palsu yang tidak melakukan pekerjaan nyata merupakan batu sandungan yang menghalangi terlaksananya kehendak Tuhan. Hal-hal yang dilakukan pemimpin palsu tidak bermakna dan tidak berharga. Mereka tidak pernah menyelesaikan berbagai masalah yang muncul di gereja, mereka hanya menghindarinya, yang tidak hanya menunda kemajuan normal pekerjaan rumah Tuhan, tetapi juga memengaruhi jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Dapat dikatakan dengan pasti bahwa para pemimpin palsu mengganggu dan mengacaukan pekerjaan rumah Tuhan dan bertindak sebagai payung pelindung bagi orang-orang tidak percaya, pelaku kejahatan, dan antikristus. Pada saat genting dalam peperangan rohani, mereka berdiri di pihak Iblis untuk menentang dan menipu Tuhan. Bukankah ini adalah perwujudan pengkhianatan mereka terhadap Tuhan? Dari sudut pandang pemimpin palsu tersebut, jelaslah bahwa mereka bukan orang yang mengejar kebenaran. Mereka sama sekali tidak memahami kebenaran, dan mereka sama sekali tidak memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan kepemimpinan" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Aku malu saat merenungkan firman Tuhan. Aku percaya siapa pun bisa berubah, selama aku bersekutu dengan mereka tentang kebenaran, mereka bilang menerimanya, dan mengakui kesalahan mereka. Aku tidak melihat orang menurut esensi mereka; mata dan hatiku buta. Saat pertama bertemu Saudari Li, aku menyingkap dan menganalisis natur pengejaran statusnya dan jalan yang dia ambil. Saat mendengar dia menunjukkan pemahaman dan kesediaan untuk bertobat, aku merasa persekutuanku membuahkan hasil dan dia akan berubah, jadi kupromosikan dia ke posisi pemimpin. Setelah beberapa waktu, Saudari Li memikirkan citra dan statusnya lagi, serta tidak melakukan kerja nyata. Setelah aku menyingkap dan bersekutu dengannya, saat melihat sikap tulusnya dan dia menyatakan keinginan bertobat, aku percaya lagi bahwa dia akan berubah. Kenyataannya, Saudari Li selalu mengejar ketenaran dan status dan tidak melakukan pekerjaan nyata, juga tidak pernah bertobat atau berubah. Dia telah lama terbukti menjadi pemimpin palsu, tapi aku terus bersekutu dengannya dan memberi kesempatan. Aku benar-benar terlalu buta dan bodoh. Nyatanya, persekutuan tentang kebenaran hanyalah peran pendukung. Entah orang bisa berubah sangat tergantung pada apakah mereka bisa mengejar kebenaran. Bagi mereka yang sungguh-sungguh mengejar dan menerima kebenaran, persekutuan, bantuan, bimbingan, dan penanganan orang lain bisa membantu mereka merenungkan dan mengenal diri menurut kebenaran, bertobat, dan berubah. Mereka yang tidak menerima kebenaran dan muak dengan kebenaran, sebanyak apa pun kau bersekutu, tidak akan pernah menerima kebenaran, mereka juga tidak akan mengenal dan membenci diri berdasarkan kebenaran, sehingga mereka tidak mungkin berubah. Aku tidak memperlakukan orang dari tiap jenis menurut firman Tuhan dan kebenaran. Aku dengan membabi buta dan congkak menerapkan aturan berdasarkan imajinasiku sendiri, akibatnya, aku melindungi pemimpin palsu, yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Aku benar-benar memainkan peran Iblis. Saat merenung, aku mengaku kepada Tuhan dan bertobat, "Tuhan, aku ingin mengubah pandanganku yang salah, mencari kebenaran, dan bertindak sesuai dengan prinsip dalam tugasku."

Kemudian, aku pergi ke gereja untuk menyelidiki pekerjaan, dan saudara-saudari melaporkan bahwa Saudara Xiang, pemimpin gereja itu, pasif dan tidak bertanggung jawab dalam tugasnya. Di pertemuan, dia tidak bersekutu tentang kebenaran untuk menyelesaikan masalah orang lain. Pekerjaan gereja tidak efektif, tapi dia tidak mengarahkan atau mengawasi apa pun, juga tidak melakukan kerja nyata. Saat orang lain memberinya saran, dia tidak menerimanya, juga memberikan berbagai alasan untuk membantah mereka. Kadang dia berkata, "Kenapa kau tidak merenungkan masalahmu sendiri?" Semua ini membuat yang lain merasa terkekang. Dia juga suka cari kesalahan dan temukan senjata atas orang lain. Menurut prinsip, Saudara Xiang adalah pemimpin palsu dan harus diberhentikan. Aku bertanya kepada diaken gereja apa pendapat mereka tentang masalah Saudara Xiang. Mereka bilang, "Saudara Xiang tidak memikul beban dalam tugasnya, tapi setelah kami bersekutu dengannya, dia selalu menunjukkan pemahaman tentang dirinya, berkata ingin bertobat dan berubah. Kami ingin membantu dia dan melihat apa yang terjadi." Saat mendengar ini, aku pikir, "Menurut perilaku Saudara Xiang, dia adalah pemimpin palsu dan harus diganti. Jika tidak, pekerjaan rumah Tuhan akan menderita. Namun, para diaken tidak setuju, jadi mungkinkah aku salah? Jika bersikeras mencopot Saudara Xiang, jika aku salah, apa pendapat mereka tentangku? Apa mereka akan mengatakan aku telah bertahun-tahun menjalankan tugas dan masih tidak bisa menilai orang?" Aku tahu aku memikirkan citra dan status lagi, jadi aku berdoa memohon bantuan untuk meninggalkan diriku. Aku sadar para diaken hanya melihat fakta Saudara Xiang pandai berbicara. Mereka tidak menilai dia berdasarkan firman Tuhan. Aku memilih orang yang salah sebelumnya karena tidak menilai berdasarkan kebenaran atau firman Tuhan. Kali ini, aku harus memetik pelajaran, mencari kebenaran dengan semua orang, dan mengevaluasi pemimpin palsu berdasarkan firman Tuhan. Ini satu-satunya cara yang akurat.

Setelah itu, aku menemukan kutipan firman Tuhan tentang menilai pemimpin palsu. "Mengenali apakah seseorang adalah pemimpin palsu atau bukan tidak dilakukan dengan menggunakan matamu untuk melihat wajah mereka dan melihat apakah raut wajah mereka baik atau jahat, juga bukan dilakukan dengan melihat seberapa banyak mereka tampak di luarnya telah menderita, atau seberapa banyak mereka telah menyibukkan diri. Sebaliknya, engkau harus melihat apakah mereka memenuhi tanggung jawab mereka sebagai pemimpin dan apakah mereka mampu menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. Inilah satu-satunya standar akurat yang dapat kaugunakan untuk mengevaluasi pertanyaan ini. Inilah prinsip untuk menganalisis, mengenali, dan menentukan apakah seseorang adalah pemimpin palsu atau bukan. Hanya dengan cara inilah penilaian dapat dilakukan dengan adil, sesuai dengan prinsip, sesuai dengan kebenaran, dan adil bagi semua orang. Pencirian seseorang sebagai pemimpin palsu atau pekerja palsu harus didasarkan pada fakta yang cukup. Itu tidak boleh didasarkan pada satu atau dua peristiwa atau pelanggaran, apa lagi didasarkan pada kerusakan sementara. Satu-satunya standar akurat yang dapat kaugunakan untuk mencirikan seseorang sebagai pemimpin palsu atau pekerja palsu adalah apakah mereka mampu melakukan pekerjaan nyata dan menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah, serta apakah mereka adalah orang yang benar, apakah mereka adalah orang yang mencintai kebenaran dan mampu menaati Tuhan, dan apakah mereka memiliki pekerjaan dan pencerahan Roh Kudus atau tidak. Seseorang hanya dapat dicirikan dengan benar sebagai pemimpin palsu atau pekerja palsu berdasarkan faktor-faktor ini. Faktor-faktor ini adalah standar dan prinsip untuk mengevaluasi dan menentukan apakah seseorang adalah pemimpin palsu atau pekerja palsu" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Kami bersekutu tentang kutipan ini bersama-sama, memahami cara mengevaluasi dan menilai pemimpin palsu. Bukan hanya melihat betapa manis kata-kata mereka. Kuncinya adalah apa mereka bisa melakukan kerja nyata dan menyelesaikan masalah dengan kebenaran, juga apa mereka bisa menerima kebenaran, mengejar kebenaran, benar-benar mengenal diri sendiri, serta sungguh-sungguh bertobat dan berubah. Kami memakai prinsip ini untuk mengevaluasi Saudara Xiang. Dia terus-menerus melakukan tugasnya tanpa beban dan tidak melakukan kerja nyata. Saudara-saudari berkali-kali bersekutu dan membantunya, tapi dia tidak pernah menerima atau merenungkan dirinya, juga membuat tuduhan terhadap orang lain, membuat semua orang merasa terkekang. Kami lihat dia tidak melakukan kerja nyata atau mengejar kebenaran, jadi dia pemimpin palsu, dan harus diberhentikan. Setelah mendengar ini, saudara-saudari menyalahkan diri mereka dan berkata, "Kita tidak menilai atau mengevaluasi dia memakai firman Tuhan. Kita tertipu oleh gambaran palsu yang dia tampilkan. Kami hampir bertindak sebagai tameng bagi pemimpin palsu yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan." Melihat mereka kini punya pemahaman tentang pemimpin palsu, aku merasa tenang, dan kami memberhentikan Saudara Xiang dari tugasnya saat itu juga.

Setelah pengalaman ini, kulihat memakai orang berdasarkan gagasan itu merugikan orang lain dan diri kita sendiri. Tidak hanya merugikan pekerjaan keluarga Tuhan, itu juga menyebabkanmu melanggar. Mulai sekarang dalam tugasku, aku ingin mencari lebih banyak kebenaran dan prinsip, serta memandang segala sesuatu sesuai firman Tuhan. Saat tidak mengerti, aku ingin melepaskan citra dan statusku, serta lebih banyak bersekutu dengan saudara-saudariku, untuk menebus kekuranganku dan mempertahankan pekerjaan rumah Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait