Aku Telah Pulang

30 Desember 2019

Oleh Saudara Chu Keen Pong, Malaysia

Aku telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun dan melayani di gereja selama dua tahun, dan kemudian meninggalkan gerejaku pergi ke luar negeri untuk bekerja. Aku pergi ke cukup banyak tempat, termasuk Singapura, dan menghasilkan uang yang banyak, tetapi hidup dalam masyarakat modern di mana yang kuat selalu benar, semua orang saling menyerang terhadap satu sama lain, dan ada pengkhianatan di mana-mana. Diperhadapkan dengan berbagai macam hubungan antar pribadi yang kompleks, aku selalu bersikap waspada terhadap orang lain. Mereka juga selalu bersikap waspada terhadapku, membuatku merasa jauh di lubuk hatiku bahwa aku tidak dapat menemukan dasar yang stabil untuk berdiri. Kehidupan seperti itu membuat tubuh dan jiwaku kelelahan. Satu-satunya hal yang memberiku penghiburan adalah buku harian yang kubawa bersamaku di mana aku telah menyalin beberapa ayat Alkitab. Terkadang aku akan membacanya dan itu akan mengisi kekosongan dalam jiwaku. Aku sudah bertahun-tahun tidak pergi beribadah di gereja, tetapi selama setahun terakhir aku hanya memikirkan satu hal: aku harus menemukan sebuah gereja di mana aku dapat melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Aku kemudian memanfaatkan sebagian waktu luangku untuk pergi ke beberapa gereja di Malaysia, baik yang besar maupun yang kecil, tetapi aku selalu masuk dengan sukacita dan pulang dengan perasaan sedih. Dalam batinku, aku selalu merasa ada sesuatu yang kurang, tetapi aku tidak pernah mampu menjelaskan apa sebenarnya yang kurang tersebut. Diperhadapkan dengan konflik ini, aku malah menjadi ekstrem secara duniawi, hanya bermain video game dan menonton film di Internet, terkadang bergadang bermain video game sampai subuh atau menonton film demi film. Jadwal tidurku berantakan. Ketika aku mulai melakukan ini, aku memiliki sedikit kesadaran, merasa bahwa Tuhan tidak akan senang, tetapi lambat laun aku menjadi mati rasa. Selama masa itulah aku kehilangan ponselku. Pada saat itu, aku merasa sangat kesal—ponselku hilang dan banyak data yang ikut hilang, ditambah lagi aku tidak bisa log masuk ke Facebook. Di permukaan, ini adalah hal yang buruk, tetapi aku tidak pernah menduga bahwa itu akan menjadi titik balik bagi hidupku. Sama seperti ungkapan lama, ini adalah "sebuah berkat terselubung."

Aku membeli ponsel baru di awal 2017. Suatu hari di akhir Februari, aku log masuk ke Facebook dan kemudian secara tidak sengaja mengklik lini masa dari sebuah profil berbahasa Inggris, dan melihat ada ayat Alkitab di postingan tersebut. Aku juga melihat kutipan-kutipan yang bukan berasal dari Alkitab, namun itu benar-benar menginspirasiku, dan itu benar-benar menarikku secara emosional. Aku terus mengamati akun Facebook itu selama beberapa hari selanjutnya, dan bahkan meluangkan waktu menyelidiki beberapa firman. Akhirnya, aku selesai membaca postingan yang menarik perhatianku itu. Setelah membacanya barulah aku menyadari bahwa pesan utama dari postingan ini adalah penafsiran dari ayat Alkitab di mana Tuhan Yesus berkata: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 7:21). Aku merasa ini adalah penafsiran yang cukup unik serta penuh inspirasi dan terang. Aku belum menambahkan orang tersebut sebagai temanku di Facebook, jadi meskipun aku ingin melihat lebih banyak postingan di lini masanya, aku tidak bisa. Namun, yang dapat kulihat di lini masanya, pengguna Facebook ini berasal dari Korea Selatan dan ia adalah seorang saudari bernama Susan. Aku mengirimkan permintaan pertemanan kepadanya, tetapi dia mungkin tidak sedang daring saat itu sehingga tidak langsung menerima permintaanku. Dua hari kemudian, aku menambahkan seseorang yang berbahasa Mandarin di Facebook sebagai teman bernama Qi Fei, seorang Kristen dari Korea Selatan. Dia bercakap-cakap denganku tentang beberapa pengalaman dalam kepercayaannya, dan aku benar-benar menyukai apa yang dia katakan. Yang mengejutkanku, Saudari Qi Fei ternyata juga berteman dengan Saudari Susan, jadi kali ini kami saling menambahkan sebagai teman di Facebook. Dengan membaca postingan Facebook mereka dan melalui percakapan kami yang sesekali, aku merasa bahwa mereka mengerti banyak tentang kepercayaan kepada Tuhan.

Setelah beberapa waktu membahas Alkitab dan bercakap-cakap tentang segala sesuatu dalam kehidupan kami, aku benar-benar merasa bahwa pendekatan mereka untuk membantuku mengatasi beberapa kekesalanku benar-benar unik, dan ada banyak alasan dan wawasan tentang apa yang mereka katakan. Aku dapat melihat secara langsung bahwa mereka berbeda dari orang lain. Aku merasa lebih stabil dan damai di dalam hatiku melalui hubungan dengan mereka, dan meskipun aku tidak terlalu mengenal mereka dengan baik, sebelum aku menyadarinya, aku telah mulai menganggap mereka sebagai teman dekat karena kesederhanaan dan kejujuran mereka. Aku ingin membuka diriku kepada mereka. Perlahan-lahan, aku mulai membuat beberapa perubahan dalam caraku menjalani hidup.

Kira-kira seminggu kemudian pada 11 Maret malam, aku log masuk ke Facebook dan melihat bahwa Susan sedang daring. Aku bercakap-cakap dengannya tentang beberapa masalah pekerjaan terlebih dahulu, kemudian memberi tahu dia tentang kerinduan hatiku, yaitu menemukan sebuah gereja untuk melayani, dan aku ingin mendengar sarannya. Saudari Susan mengatakan bahwa segala sesuatu diatur dan diperintah oleh Tuhan, dan aku harus lebih banyak berdoa kepada Tuhan dan terlibat dalam mencari solusi tentang masalah ini. Dia berkata bahwa semuanya memiliki waktu yang ditentukan oleh Tuhan, dan kita semua harus belajar untuk menunggu dan tunduk. Dia kemudian mengemukakan situasi saat ini di banyak gereja: para pengkhotbah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dikhotbahkan, beberapa gereja tidak memiliki siapa pun yang menghadiri ibadah, dan di gereja lainnya, bahkan jika ada beberapa jemaat di sana, mereka semua hanya berbicara tentang menghasilkan uang, membuat hubungan bisnis, dan hal-hal lainnya yang sama sekali tidak berhubungan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Dia mengatakan bahwa semua hal ini sebenarnya adalah perwujudan dari gereja-gereja yang sudah tidak lagi memiliki pekerjaan Roh Kudus, dan telah menjadi gersang. Aku benar-benar bisa mengerti dengan semua yang dia katakan. Waktu aku sedang melayani di gereja lama, para rekan sekerja berebut untuk menjadi terkenal dan menghasilkan uang untuk diri mereka sendiri, saling menyerang terhadap satu sama lain, saling memfitnah satu sama lain, dan mencoba untuk menguasai "wilayah kecil" mereka sendiri. Di sana bahkan ada perilaku yang tidak bermoral. Melihat hal-hal ini terjadi satu demi satu, aku merasa tertekan dan marah. Pada saat itu, aku bertanya kepada pendeta dan beberapa rekan sekerjaku bagaimana aku harus meresponi semua ini, tetapi mereka tidak dapat memberikan penjelasan yang jelas. Tidak kusangka, Saudari Susanlah yang menyelesaikan kebingungan yang telah lama membuatku jengkel ini. Aku merasakan semacam kebahagiaan yang tak terkatakan di dalam hatiku.

Kami juga menyelidiki topik tentang berbagai bencana dan perang yang terjadi pada saat itu, dan dilihat dari tanda-tanda melalui bencana yang terjadi di mana-mana dan peperangan yang akan segera terjadi, nubuat Alkitab tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali pada dasarnya telah digenapi, dan Tuhan akan segera datang kembali. Itu mengingatkanku kepada seorang percaya yang aku jumpai secara daring sekitar tengah hari yang mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali pada tahun 1991, tetapi aku benar-benar ragu tentang itu. Aku harus bertanya kepada Susan tentang hal ini. Ketika dia menanyakan pendapatku tentang hal itu, aku berkata: "Tidak mungkin. Ketika Tuhan datang kembali, Dia pasti akan turun di atas awan dan akan dilihat oleh semua manusia. Namun kita belum melihat Tuhan turun di atas awan, jadi bagaimana bisa siapa pun mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali?"

Susan menjawab, "Saudaraku, engkau mengetahui isi Alkitab dengan baik. Jika engkau memeriksa firman dalam Alkitab dengan cermat, aku yakin engkau akan menemukan jawaban atas pertanyaanmu. Sebenarnya, ada berbagai macam nubuat mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kali. Kita semua dapat melihat dari nubuat Alkitab bahwa nubuat itu terutama terbagi dalam dua kategori. Salah satu kategori adalah seperti yang baru saja engkau gambarkan, yaitu menubuatkan bahwa Tuhan akan turun di muka umum di atas awan dan terlihat oleh semua manusia. Kategori lainnya menubuatkan kedatangan Tuhan secara diam-diam, yang hanya akan diketahui oleh sekelompok orang tertentu. Sama seperti yang Tuhan Yesus katakan: 'Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri' (Wahyu 16:15). 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya' (Matius 25:6). 'Pencuri' dan 'pada tengah malam terdengar teriakan' artinya itu akan sunyi dan tidak ada pergerakan, tidak diketahui siapa pun. Langit tidak akan bersuara dan bumi tidak akan bergoncang—itu tidak akan menjadi sesuatu yang dapat dilihat semua orang. Hanya ada sekelompok kecil orang yang dapat mendengar suara Tuhan, yang dapat menyambut Dia. Inilah nubuat-nubuat tentang Tuhan yang datang secara diam-diam. Jika kita hanya berpegang teguh pada nubuat-nubuat tentang Tuhan turun di muka umum di atas awan tetapi mengabaikan nubuat-nubuat tentang Tuhan yang datang secara diam-diam, apakah itu benar? Bukankah artinya kita akan gagal mendengar suara Tuhan, dan kehilangan kesempatan kita untuk menyambut Tuhan dan diangkat ke dalam kerajaan surga?"

Aku dibingungkan oleh pertanyaan Susan. Aku membaca dua ayat ini berulang-ulang, dan berpikir, "Mungkinkah ada kontradiksi dalam Alkitab? Tidak, tidak, tidak! Bagaimana mungkin? Namun faktanya, ada dua kategori nubuat Alkitab yang berbeda tentang cara Tuhan akan datang kembali! Bagaimana ini bisa dijelaskan?" Dalam kebingungan, aku memintanya untuk melanjutkan persekutuannya. Susan berkata, "Kita dapat melihat dari nubuat-nubuat dalam Alkitab bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali akan terjadi dengan dua cara yang berbeda. Salah satunya adalah kedatangan yang tersembunyi, dan satunya lagi penampakan secara terbuka. Pada akhir zaman, Tuhan akan menjadi daging di dunia sebagai Anak Manusia, dan secara lahiriah, Kristus akan tampak seperti orang biasa, sama seperti Tuhan Yesus dalam daging. Dia akan memiliki kemanusiaan, dan akan makan, berpakaian, hidup, dan berperilaku seperti orang biasa. Dia akan hidup di antara manusia, dan ini dianggap tersembunyi dari sudut pandang kita karena tidak seorang pun yang akan melihat bahwa Dia adalah Tuhan, dan tidak seorang pun yang akan mengetahui identitas Dia yang sesungguhnya. Setelah Anak Manusia mulai bekerja dan berfirman, mereka yang dapat mendengar suara Tuhan akan melihat pengungkapan watak Tuhan melalui perkataan dan pekerjaan Anak Manusia. Mereka akan melihat otoritas dan kuasa Tuhan, dan akan menyadari bahwa Tuhan telah datang. Ini akan menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku' (Yohanes 10:27). Mereka yang tidak dapat membedakan suara Tuhan pasti akan memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi sebagai orang biasa berdasarkan penampilan lahiriah-Nya. Mereka akan menyangkal dan menolak, dan bahkan menentang, mengutuk, serta menghujat Kristus akhir zaman. Ini sama seperti ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya—secara lahiriah, Dia tampak seperti Anak Manusia biasa, yang menyebabkan sebagian besar orang menyangkal, menentang, dan mengutuk-Nya. Hanya sekelompok kecil orang yang menyadari melalui perkataan dan pekerjaan-Nya bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang berinkarnasi, bahwa Dia adalah perwujudan Tuhan, dan dengan demikian mengikuti Tuhan Yesus dan memperoleh penebusan-Nya." Mendengar persekutuan saudari itu, aku merasa itu sangat masuk akal karena ini semua adalah fakta—itulah yang sebenarnya terjadi ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya. Namun aku memikirkannya lagi: dikatakan dalam kitab Wahyu bahwa ketika Tuhan datang kembali Dia akan turun di atas awan di muka umum, dan itulah yang dikatakan oleh semua pendeta dan penatua. Mengingat hal ini, dengan penuh keyakinan, aku segera bertanya kepada Susan: "Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa kedatangan-Nya yang kedua kali akan berada di atas awan. Bagaimana mungkin kedatangan-Nya kembali adalah inkarnasi? Bagaimana engkau dapat menyangkal firman dari Alkitab?" Saudari Susan berkata, "Engkau hanya perlu menyelidiki Alkitab dengan sangat saksama dan engkau akan menemukan bahwa ada banyak ayat yang dengan jelas menubuatkan bahwa Tuhan akan datang kembali dengan berinkarnasi." Berdasarkan apa yang Saudari Susan katakan, aku menemukan beberapa ayat dari Alkitab dan mulai membaca: "Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga" (Lukas 12:40). "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24–25).

Setelah aku selesai membaca ayat-ayat Alkitab ini, Saudari Susan berkata: "Nubuat-nubuat ini menyebutkan 'Anak Manusia datang' dan 'demikian pula Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya.' 'Anak Manusia' dilahirkan dari manusia dan memiliki kemanusiaan yang normal. Jika Dia mewujudkan diri-Nya dalam tubuh rohani, Dia tidak dapat disebut sebagai Anak Manusia, sama seperti Tuhan Yahweh adalah Roh dan tidak dapat disebut Anak Manusia. Manusia juga telah melihat para malaikat, yang adalah makhluk roh dan karenanya juga tidak dapat disebut Anak Manusia. Semua yang memiliki wujud seorang manusia tetapi merupakan makhluk roh tidak dapat disebut Anak Manusia. Tuhan Yesus yang berinkarnasi disebut Anak manusia dan Kristus karena Dia adalah inkarnasi daging Roh Tuhan, dan perwujudan Roh dalam daging. Dia menjadi manusia biasa dan hidup di antara manusia. Tuhan Yesus adalah Anak Manusia, inkarnasi Tuhan, sehingga ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Dia akan datang kembali sebagai Anak Manusia, maksud-Nya adalah Dia akan datang kembali dalam tubuh jasmani sebagai Anak Manusia, dan bukan dalam wujud roh. Karena itu, ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Dia akan datang kembali, maksud-Nya adalah Dia akan datang kembali dalam wujud inkarnasi. Selain itu, Alkitab berkata: 'Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.' Ini semakin membuktikan bahwa ketika Tuhan datang kembali, itu akan dalam wujud inkarnasi. Renungkanlah: jika Tuhan menampakkan diri kepada kita saat kedatangan-Nya kembali di dalam tubuh roh dan bukan tubuh daging, Dia tidak akan terlalu menderita, apalagi ditolak oleh generasi ini. Siapa yang berani menolak Roh Tuhan? Siapa yang mampu membuat Roh Tuhan menderita? Karena itu, mengenai apakah Tuhan akan datang kembali dengan berinkarnasi atau apakah Ia akan datang dalam tubuh roh, bukankah hal itu tidak perlu dipertanyakan?"

Aku keheranan saat membaca kata-kata "Anak Manusia." Dahulu aku telah memikirkan tentang pertanyaan "Anak Manusia," tetapi tidak pernah jelas bagiku. Penjelasan Saudari Susan sepenuhnya melenyapkan semua keraguanku, dan aku diliputi oleh keharuan ketika aku mendengarnya. Saat itu sudah larut malam, jadi kami berpisah dan log keluar dari Facebook. Aku sangat bersemangat malam itu sehingga aku tidak bisa tidur sampai dini hari. Aku merenungkan tentang bagaimana aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi belum pernah mendengar persekutuan yang begitu indah. Aku terpana, dan ada semacam kejelasan yang penuh kebahagiaan di hatiku yang tidak mampu kuungkapkan.

Keesokan harinya, pada 12 Maret, aku merasakan semacam pengharapan dan kegembiraan yang tak terlukiskan. Ini karena aku dan Susan telah banyak mendiskusikan Anak Manusia dan inkarnasi di malam sebelumnya. Meskipun aku dapat menarik hubungan antara Anak Manusia dan inkarnasi, dan aku tahu secara teori bahwa Tuhan Yesus tidak lain adalah inkarnasi Kristus, aku masih benar-benar ingin mengetahui jawaban atas pertanyaan seperti, apa sebenarnya artinya inkarnasi, siapakah Kristus, atas dasar apa seseorang dapat mengatakan dengan pasti bahwa Tuhan telah berinkarnasi, dan sebagainya. Namun karena aku dan Susan sama-sama bekerja sampai sore dan hanya punya waktu di malam hari, aku hanya berharap waktu akan bergerak sedikit lebih cepat.

Akhirnya, malam pun tiba dan kami berdua daring. Setelah log masuk ke Facebook, pertanyaan pertama yang kuajukan kepada Saudari Susan adalah tentang inkarnasi. Dia mengirimiku beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan memintaku untuk membacanya. Jadi aku mulai membaca: "Makna dari inkarnasi adalah bahwa Tuhan menampakkan diri dalam daging, dan Dia datang untuk bekerja di antara manusia ciptaan-Nya dalam rupa manusia. Jadi, agar Tuhan berinkarnasi, pertama-tama Dia harus menjadi daging, daging dengan wujud manusia normal; hal ini, setidaknya, harus benar. Faktanya, implikasi dari inkarnasi Tuhan adalah bahwa Tuhan hidup dan bekerja dalam daging, Tuhan di dalam esensi-Nya menjadi daging, menjadi seorang manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"). "Tuhan yang berinkarnasi disebut Kristus, dan Kristus adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan. Daging ini tidak seperti manusia mana pun yang terbuat dari daging. Perbedaan ini dikarenakan Kristus bukanlah daging dan darah, melainkan inkarnasi Roh. Ia memiliki kemanusiaan yang normal sekaligus keilahian yang lengkap. Keilahian-Nya tidak dimiliki oleh manusia mana pun. Kemanusiaan-Nya yang normal menunjang semua kegiatan normal-Nya dalam daging, sementara keilahian-Nya melaksanakan pekerjaan Tuhan sendiri" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Kristus adalah Ketaatan pada Kehendak Bapa Surgawi"). "Ia yang merupakan inkarnasi Tuhan akan memiliki hakikat Tuhan, dan Ia yang merupakan inkarnasi Tuhan akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Ia akan melaksanakan pekerjaan yang harus Ia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Ia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepada manusia, dan menunjukkan jalan kepada manusia. Daging yang tidak membawa hakikat Tuhan tentu bukan Tuhan yang berinkarnasi. Hal ini tidak diragukan lagi. Untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menentukannya dari watak yang Ia ungkapkan dan perkataan yang Ia ucapkan. Artinya, apakah itu daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan kebenaran atau bukan, harus dinilai dari hakikat-Nya. Jadi, untuk menentukan[a] apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi, kuncinya adalah dengan memperhatikan hakikat-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak lagi), bukan penampilan luarnya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Setelah aku selesai membaca, aku merasa bahwa firman ini menjelaskan dengan sangat jelas tentang misteri inkarnasi, khususnya mengenai definisi Kristus: "Tuhan yang berinkarnasi disebut Kristus." Ini sangat jelas, sederhana, dan fasih! Meskipun aku telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun dan tahu bahwa Yesus adalah Kristus, aku tidak pernah memahami misteri kebenaran seperti mengapa kita mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus. Hari itu, aku belajar dari bagian-bagian firman Tuhan yang telah dikirimkan Susan kepadaku bahwa Tuhan yang berinkarnasi sebenarnya adalah yang kita sebut Kristus, dan Kristus adalah Dia yang di dalam-Nya Tuhan berinkarnasi. Aku merenungkan firman ini dengan sangat saksama, dan semakin aku merenungkannya, hatiku menjadi semakin terang.

Saudari Susan kemudian memberitahuku bahwa ini adalah firman Tuhan Yang Mahakuasa; dia juga mengatakan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan hanya Tuhan sendirilah yang mampu mengungkapkan kebenaran. Ketika dia menyebutkan perkataan "Tuhan Yang Mahakuasa," aku terdiam sejenak, meskipun itu tidak terlalu mengejutkan karena aku telah menduga bahwa dia mungkin adalah jemaat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku juga telah membaca beberapa kabar angin di Internet tentang gereja ini. Hanya saja aku menganggap diriku sebagai orang Kristen, dan bahwa aku harus memiliki hati yang penuh rasa hormat kepada Tuhan, jadi aku tidak mau mengambil kesimpulan begitu saja sebelum memahami kebenaran tentang hal ini. Ini bertujuan agar aku tidak berbuat dosa dengan perkataanku dan menyinggung Tuhan. Selain itu, aku telah berpikir selama beberapa hari terakhir ini: aku dan Saudari Susan telah bercakap-cakap beberapa kali, dan meskipun aku tidak dapat melihat dengan siapa aku berbicara, kebenaran yang dia persekutukan kepadaku tetap dapat melenyapkan kebingunganku. Melalui diskusi kami dan dengan membaca postingan di lini masanya, aku merasa bahwa dia dan Qi Fei adalah orang yang tulus, hangat, dan baik. Isi persekutuan mereka benar-benar mendidik kerohanian dan bermanfaat bagiku. Ada tertulis dalam Alkitab bahwa orang dapat mengetahui pohon dari buahnya; pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang buruk menghasilkan buah yang buruk. Jadi, melalui hubunganku dengan Saudari Susan dan Qi Fei, aku lambat laun melepaskan keraguan dan kekhawatiran di hatiku, dan meminta Susan untuk melanjutkan persekutuan.

Saudari Susan berkata, "Karena Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Dia memiliki pengungkapan Tuhan—artinya, Dia mengucapkan firman. Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman telah datang terutama untuk mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi, mentahirkan, dan menyelamatkan manusia. Semua orang yang mendengar suara Tuhan yang datang kembali, dan yang dapat menyelidiki dan menerimanya, adalah gadis bijaksana yang menghadiri perjamuan bersama Tuhan, dan ini menggenapi nubuat yang diucapkan oleh Tuhan Yesus: 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya' (Matius 25:6). Gadis bijaksana mendengar suara Tuhan dan keluar untuk menemui-Nya. Tanpa disadari, mereka diangkat ke hadapan takhta Tuhan untuk bertemu muka dengan Tuhan; mereka menerima penghakiman dan penahiran Tuhan pada akhir zaman. Melalui penghakiman firman Tuhan, watak mereka yang rusak diubahkan dan disucikan, dan mereka dijadikan para pemenang oleh Tuhan sebelum malapetaka itu. Saat ini adalah tahap di mana Tuhan Yang Mahakuasa bekerja secara diam-diam untuk menyelamatkan dan menyempurnakan manusia. Begitu sekelompok pemenang sudah diciptakan, pekerjaan tersembunyi Tuhan dalam daging inkarnasi-Nya akan berakhir, dan malapetaka akan menimpa dunia. Tuhan akan mulai memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat, dan kemudian akan membuat diri-Nya dikenal oleh segala bangsa dan manusia di dunia. Pada saat itu, nubuat tentang Tuhan turun di atas awan dalam Wahyu 1: 7 akan digenapi: 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia.' Sangat masuk akal bila dikatakan bahwa ketika manusia melihat Tuhan turun di atas awan, menjadikan diri-Nya nyata bagi semua orang, mereka semua seharusnya penuh dengan sukacita. Namun Alkitab mengatakan bahwa semua orang di bumi akan meratap. Mengapa demikian? Itu karena ketika Tuhan mewujudkan diri-Nya secara terbuka, pekerjaan penyelamatan Tuhan yang tersembunyi di dalam daging inkarnasi-Nya telah berakhir dan Dia akan memulai pekerjaan untuk memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Pada saat itu, semua orang yang menolak pekerjaan Tuhan yang tersembunyi akan sepenuhnya kehilangan kesempatan untuk memperoleh keselamatan, dan mereka yang menikam-Nya—mereka yang menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus akhir zaman—akan melihat bahwa Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah mereka tolak dan kutuk, tidak lain adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali. Coba renungkan, bagaimana mungkin mereka tidak menyesal, dan menangis serta menggertakkan gigi? Inilah konteks dari perkataan 'dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia.'"

Mendengar persekutuan dari Saudari Susan, perasaan puas dan kegembiraan di hatiku muncul kembali. Aku tidak pernah benar-benar memahami ayat-ayat ini saat aku menjadi jemaat di gereja lamaku, tetapi hanya memahami arti harfiahnya, berpikir bahwa Tuhan akan datang kembali di atas awan dan diketahui semua orang. Baru pada saat itulah akhirnya aku mengerti bahwa Tuhan pertama-tama datang secara diam-diam untuk melakukan tahap pekerjaan penghakiman dan penyelamatan manusia. Begitu sekelompok pemenang telah diciptakan, baru pada saat itulah Dia akan secara terbuka mewujudkan diri-Nya kepada semua bangsa dan manusia di dunia. Jika kita secara membabi buta berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan akan turun di atas awan ketika Dia datang kembali, jika kita menolak untuk menerima pekerjaan tersembunyi Tuhan di dalam daging inkarnasi-Nya dan menanti sampai Tuhan turun ke atas awan di muka umum, itu adalah saatnya kita akan langsung masuk neraka, karena pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia sudah berakhir. Syukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya. Aku telah memahami banyak hal di waktu-waktu yang singkat tersebut saat Saudari Susan bersekutu denganku.

Saudari Susan kemudian bertanya kepadaku apakah aku mau menerima Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Juruselamatku. Aku tidak menjawab saat pertama kali dia bertanya kepadaku, dan ketika dia bertanya sekali lagi, perasaan kegembiraan yang tak terlukiskan muncul di dalam diriku, dan aku mulai menangis. Dengan sungguh-sungguh, aku menjawab: "Aku ... mau!" Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, aku merasa seperti anak yang hilang yang telah berkeliaran di padang belantara untuk waktu yang lama, yang akhirnya kembali ke rumah yang penuh kehangatan. Dalam hatiku, aku merasa penuh sukacita dan ketenangan.

Setelah aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku memposting ulang beberapa postingan Saudari Susan. Segera setelah itu, lima atau enam teman Facebook mengirimiku pesan yang menyuruhku untuk "sadar" dan mengirimiku beberapa tautan ke situs yang penuh dengan serangan, tuduhan, dan fitnah terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tahu bahwa ini adalah gangguan dari Iblis, dan aku tidak membiarkan hal itu memengaruhiku. Keesokan harinya, seorang pendeta menghubungiku di Internet, dan setelah sedikit mengobrol, dia bertanya kepadaku, "Apa engkau benar-benar percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Mengapa engkau mau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa?" Ini benar-benar membuatku sedih, jadi aku bertanya kepadanya sebagai balasan: "Domba-domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan. Aku telah mengenali dari firman Tuhan Yang Mahakuasa bahwa segala sesuatu yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, bahwa itu adalah suara Tuhan, jadi mengapa aku tidak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Mengapa?" Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan menanyakan hal seperti itu kepadanya dan tidak menjawab selama beberapa saat. Jadi, aku bertanya lagi kepadanya, "Pak pendeta, apakah engkau telah menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman? Sudahkah engkau membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa? Sebagai seorang pendeta, bagaimana engkau bisa menolak untuk mencari dan menyelidiki, tetapi hanya secara sembarangan menghakimi dan menuduh?" Tak disangka, dia terdiam dan hening tanpa memberikan jawaban yang jelas, lalu tiba-tiba dia log keluar dari Facebook. Melihatnya begitu bingung, aku merasakan perasaan bahagia yang tak terlukiskan, dan merasakan kepuasan seolah-olah aku telah menang atas salah satu ujian Iblis. Sebenarnya, yang telah kulakukan adalah mengucapkan beberapa pertanyaan yang sering diajukan Saudari Susan dan Qi Fei dalam diskusi kami; aku baru saja mengatakan sesuatu dari apa yang kumengerti dari firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tidak pernah menyangka pendeta yang hebat seperti itu akan dibingungkan oleh pertanyaanku. Pengalaman singkat ini memberiku banyak keyakinan. Syukur kepada Tuhan!

Lebih dari lima bulan telah berlalu dalam sekejap mata. Dengan menghadiri ibadah dan membaca firman Tuhan, aku memperoleh pemahaman tentang apa artinya inkarnasi, orang macam apa yang dapat memasuki kerajaan surga, dan aspek-aspek kebenaran lainnya. Di sepanjang waktu ini, aku mengalami gangguan dari segala jenis kabar bohong yang disebarkan oleh para pendeta dan penatua. Terkadang aku jadi bersikap negatif dan lemah karena aku tidak menyadari tipu muslihat Iblis, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkanku. Melalui firman Tuhan yang dibacakan kepadaku oleh saudari-saudari serta persekutuan mereka yang telaten tentang kebenaran, aku mampu memperoleh kemampuan membedakan natur Iblis para penatua dan pendeta serta esensi permusuhan mereka terhadap kebenaran, dan penentangan mereka kepada Tuhan. Aku juga mulai memperoleh kemampuan membedakan dorongan tercela mereka yang dengan sekuat tenaga dilakukan demi mencegah orang-orang percaya untuk mencari dan menyelidiki jalan yang benar. Aku tidak akan pernah lagi disesatkan atau dikendalikan oleh mereka. Mampu menerobos pengaruh gelap Iblis dan diangkat ke hadapan takhta Tuhan adalah anugerah dan berkat Tuhan bagiku. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa! Mampu berpaling kepada Tuhan telah ditentukan dari semula dan diatur oleh Tuhan sejak lama. Aku akan mengandalkan Tuhan dan bergerak maju tanpa keraguan! Ketika aku masuk ke rumah Tuhan, lagu rohani pertama yang aku pelajari adalah "Berjalan di Jalan yang Benar dalam Kehidupan Manusia": "Firman Tuhan adalah kebenaran, semakin aku membacanya, semakin terang hatiku. Firman Tuhan mengungkapkan misteri kehidupan, firman Tuhan membuatku mengerti. Aku mengerti bahwa semua yang kumiliki berasal dari Tuhan—itu semua anugerah Tuhan. Aku mengikuti Kristus dan mengejar kebenaran dan kehidupan; aku berjalan di jalan yang benar dalam kehidupan manusia" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Dan kini, aku memberitakan Injil dan menjadi saksi bagi Tuhan bersama saudara-saudari di gereja. Aku ingin melakukan tugasku dengan sebaik-baiknya dan membalas kasih Tuhan!

Catatan kaki:

a. Dalam naskah aslinya tertulis "dalam hal."

Selanjutnya: Kembali ke Rumah

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Jalan menuju Penyucian

Aku dibaptis dalam nama Tuhan Yesus pada tahun 1990, dan pada tahun 1998, aku telah menjadi rekan kerja sebuah gereja. Saat itu, berkat...