Mengapa Orang Kristen Akan Tertimpa Sakit Penyakit? Bagaimana Seharusnya Kita Mengalami Penyakit?

14 Juni 2021

Oleh Du Shuai

Frasa "Beralih ke dokter mana pun yang dapat Anda temukan ketika Anda sakit kritis" secara langsung mencerminkan perasaan cemas, ketidakberdayaan, dan kepanikan orang-orang ketika mereka sakit. Sebagai orang Kristen, meskipun kita tahu bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, bahwa Tuhan memberi kita nafas dan bahwa Tuhan mengatur hidup dan mati manusia, kita masih akan merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan ketika menghadapi penyakit. Karena itu aku bingung tentang hal ini: Ketika penyakit menimpa kita, bagaimana kita harus mengalaminya agar dapat menghadapinya dengan tenang dan memiliki iman yang benar kepada Tuhan? Aku sering berdoa dan mencari kepada Tuhan tentang hal ini, dan mencari serta bersekutu dengan saudara-saudara. Setelah beberapa waktu, aku mengerti: Ketika kita sakit, hanya dengan memahami apa maksud Tuhan di balik kita sakit dan dengan menguasai empat prinsip, barulah kita dapat mengatasi perasaan gelisah, panik dan tidak berdaya, serta membangkitkan iman yang sejati kepada Tuhan. Di sini aku akan membagikan pemahaman yang sederhana dengan saudara-saudari, berharap dapat membantu kita semua.

1. Pahami Sumber Penyakit dan Jangan Mengeluh Kepada Tuhan

Ketika kita sakit, setiap orang akan memiliki pemikiran masing-masing, dan beberapa saudara dan saudari akan mengeluh tentang penyakit mereka, mengatakan hal-hal seperti: "Mengapa aku mendapatkan penyakit ini ketika aku percaya pada Tuhan?" dan "Mengapa Tuhan tidak menjaga dan melindungiku?" Ada juga beberapa saudara dan saudari yang akan berpikir bahwa mereka sakit karena mereka tidak menyenangkan Tuhan dalam beberapa cara dan Tuhan tidak senang dengan mereka, sehingga mereka putus asa dan menyerah, dan mereka salah paham dan menyalahkan Tuhan, hidup dalam keadaan negatif … Ini adalah ekspresi keadaan yang kita miliki ketika kita sakit, dan semuanya disebabkan karena kita tidak memahami sumber penyakit. Sebenarnya, apapun penyakit yang kita derita, kita tidak boleh menyalahkan Tuhan atau salah paham tentang Tuhan, karena penyakit itu berasal dari Iblis, karena itu muncul setelah kita dirusak oleh Iblis. Firman Tuhan berkata: "Apa sumber penderitaan seumur hidup mulai dari melahirkan, kematian, penyakit, dan usia tua yang manusia alami? Apa yang menyebabkan manusia mengalami hal-hal ini Manusia tidak mengalami hal-hal ini ketika mereka pertama kali diciptakan, bukan? Jadi darimanakah datangnya semua itu? Semua ini terwujud setelah manusia dicobai Iblis dan daging mereka menjadi merosot. Rasa sakit daging manusia, penderitaannya, dan kehampaannya serta urusan dunia manusia yang sangat menyedihkan, hanya datang begitu Iblis telah merusak manusia. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, ia mulai menyiksa mereka. Akibatnya, mereka menjadi semakin merosot. Penyakit mereka menjadi semakin parah, dan penderitaan mereka semakin lama menjadi semakin berat. Semakin banyak orang merasakan kekosongan dan tragedi dunia manusia, juga ketidakmampuan mereka untuk terus hidup di sana, dan mereka merasa semakin lama semakin kehilangan harapan untuk dunia. Jadi. penderitaan ini ditimpakan kepada manusia oleh Iblis, dan hal ini terjadi hanya setelah manusia dirusak Iblis dan daging manusia menjadi merosot" ("Makna dari Tuhan Mengecap Penderitaan Duniawi" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus").

Seperti yang kita semua ketahui, Adam dan Hawa pada awalnya mengindahkan firman Tuhan dan menaati-Nya dan mereka tinggal di Taman Eden di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dan sepenuhnya bebas dari kekhawatiran; mereka tidak mengenal penyakit atau kematian, apalagi kesusahan atau kekhawatiran. Kemudian, Adam dan Hawa dibujuk oleh Iblis untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dilarang Tuhan untuk dimakan, sehingga mereka menjauhi dan mengkhianati Tuhan, mereka kehilangan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dan mereka jatuh di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Oleh karena itu, penyakit, kekhawatiran, kekosongan, kematian, dan sebagainya menimpa umat manusia. Selama ribuan tahun, Iblis telah menggunakan ajaran sesat dan kekeliruan orang-orang terkenal untuk menipu dan merusak manusia, misalnya ateisme, materialisme, dan evolusionisme, serta berbagai filosofi Iblis seperti "Jika orang tidak memperjuangkan kepentingannya sendiri, maka akan binasa" "Tidak pernah ada Juruselamat," "Takdir seseorang berada di tangannya sendiri," "Manusia akan melakukan apa pun untuk menjadi kaya" "Semakin kamu menderita, semakin kamu akan berhasil" "Raih kebahagiaanmu sendiri," "Uang bisa membuat dunia berputar." Filosofi Iblis terus-menerus mengindoktrinasi orang dengan ajaran sesat dan kekeliruan ini melalui saluran seperti pendidikan di sekolah, pengaruh orang tua dan komunikasi melalui lingkungan sosial. Setelah kita diracuni dan dipengaruhi oleh ajaran sesat dan kekeliruan ini, kita kemudian menyangkal keberadaan Tuhan dan kedaulatan Tuhan, kita tidak lagi percaya bahwa Tuhanlah yang menyediakan dan menopang kita, dan kita tidak lagi percaya bahwa Tuhan yang memerintah nasib kita semua. Sebaliknya, kita bergantung pada berbagai ajaran sesat, kekeliruan, filosofi dan aksioma Iblis untuk hidup dan kita menganjurkan uang, menjadi terikat pada kesombongan, dan kita mengejar ketenaran, kekayaan dan status. Untuk memperoleh tingkat kenikmatan materi yang lebih tinggi, kita mengeluarkan semua pikiran kita, kita memutar otak, dan bekerja sangat keras, dan kita membayar berapapun harga, bahkan dengan mengorbankan kesehatan kita sendiri. Ketika kita telah bekerja keras tetapi keinginan kita akan uang, ketenaran, kekayaan dan status tidak terpenuhi, kita akan menjadi cemas, marah dan mudah tersinggung, dan bahkan bisa menjadi kecewa dengan kehidupan. Perasaan tertekan dan sakit dalam hidup dalam jangka panjang tidak hanya membuat kita lelah baik tubuh maupun pikiran dan menyebabkan kita mengalami penderitaan yang luar biasa, tetapi juga menyebabkan tubuh kita mengalami berbagai kondisi yang berbeda, seperti pusing dan sesak di dada, neurasthenia dan dalam kasus yang parah, kita bahkan menderita penyakit seperti depresi, hipertensi, dan penyakit jantung. Untuk masuk ke sekolah yang bagus dan unggul dari orang lain, beberapa siswa membenamkan diri sepenuhnya dalam belajar dan berusaha keras untuk belajar, dan dengan demikian pada usia muda menderita spondylosis serviks dan neurasthenia; ketika mereka gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, beberapa siswa tidak dapat menerima kenyataan, dan mereka merasa sedih setiap hari dan mengalami depresi berat. Ada juga banyak orang yang, untuk menghasilkan lebih banyak uang dan menjadi yang teratas, bekerja keras di luar kemampuan tubuh mereka untuk menanggung, menyebabkan mereka menderita penyakit di berbagai bagian tubuh seperti punggung, kaki, leher dan bahu mereka, perut dan jantung mereka, dan bahkan bisa mati karena kelelahan. Ini hanya beberapa contoh, dan darinya kita dapat melihat bahwa penyakit adalah hasil dari kerusakan yang ditimbulkan oleh Iblis kepada kita, dan itu adalah hasil disebabkan karena kita menyangkal Tuhan, menjauhi Tuhan dan mengkhianati Tuhan, serta mengejar kekayaan, ketenaran, kekayaan dan status dengan mengandalkan kerja keras kita sendiri. Oleh karena itu, ketika kita sakit di masa depan, kita harus bersikap masuk akal dan mengambil pendekatan yang benar, dan kita tidak boleh menyalahkan atau salah paham tentang Tuhan.

2. Dengan Mengikuti Hukum Kehidupan yang Ditetapkan oleh Tuhan, Kita Dapat Mengurangi Penderitaan Sakit Penyakit

Terkadang, kita bisa jatuh sakit karena kita telah melanggar hukum kehidupan yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk manusia. Firman Tuhan berkata: "Beberapa ribu tahun telah berlalu, dan umat manusia masih menikmati cahaya dan udara yang dianugerahkan oleh Tuhan, masih mengembuskan napas yang diembuskan oleh Tuhan itu sendiri, masih menikmati bunga, burung, ikan dan serangga yang diciptakan oleh Tuhan, dan menikmati semua hal yang disediakan oleh Tuhan; siang dan malam masih terus saling berganti; empat musim bergantian seperti biasa .... Setiap jenis makhluk hidup di antara segala sesuatu pergi dan kembali, dan kemudian pergi lagi, sejuta perubahan terjadi dalam sekejap mata—tetapi apa yang tidak berubah adalah naluri dan hukum kelangsungan hidup mereka. Mereka hidup di bawah perbekalan dan pemeliharaan Tuhan, dan tidak ada yang dapat mengubah naluri mereka, dan tidak ada yang dapat merusak aturan kelangsungan hidup mereka" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I").

Tuhan menciptakan segala sesuatu di langit dan di bumi dan Dia menciptakan manusia. Tuhan juga menetapkan aturan dan hukum kehidupan bagi umat manusia dan untuk segala sesuatu. Misalnya, Tuhan menetapkan bagi umat manusia bahwa kita harus makan tiga kali sehari, bekerja di siang hari dan istirahat di malam hari, dan makan makanan yang Tuhan sediakan bagi kita sesuai dengan musim, dan seterusnya. Hanya dengan mengikuti hukum kehidupan yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia, dengan menikmati makanan harian yang Tuhan berikan kepada kita dan hidup di bumi secara teratur, kita dapat menghindari beberapa penyakit, dan kemudian secara alami kita akan memiliki tubuh yang sehat. Namun, kita menjadi semakin dirusak oleh Iblis, dan tidak ada tempat bagi Tuhan di hati kita. Untuk memuaskan keinginan fisik kita, seringkali kita melanggar hukum kehidupan yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia dan kita tidak menjalani kehidupan yang teratur, ini mengakibatkan tubuh kita dijangkiti oleh segala macam penyakit. Sebagai contoh, beberapa orang sering bermain game di ponsel mereka atau mereka bersenang-senang sampai dini hari atau bahkan sepanjang malam, dan kehidupan mereka yang tidak teratur serta pola kerja dan istirahat menyebabkan mereka mengalami gangguan endokrin, lesu, kerusakan ginjal dan sebagainya, yang dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai masalah fisik. Beberapa orang mendambakan kesenangan fisik dan, untuk memuaskan selera mereka, mereka sering melakukan hal-hal seperti makan dan minum sebanyak yang mereka inginkan, mereka makan makanan yang tidak sesuai musim atau makanan yang mentah, dingin atau berminyak, dan mereka bahkan makan makanan cepat saji dalam waktu lama, yang kemudian menyebabkan kekurangan gizi dan penurunan kekebalan, dan mengembangkan enteritis, masalah perut, dan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Ada yang mengidap hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, bahkan kanker, dll. Apalagi di zaman yang serba maju ilmu pengetahuan dan teknologi ini, orang bisa membeli apa saja yang dibutuhkan tanpa harus keluar rumah. Duduk di depan komputer dalam waktu lama dalam satu posisi dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk, nyeri di punggung, kaki, leher, bahu, dan yang lebih parahnya, dapat menyebabkan spondylosis serviks dan tonjolan diskus lumbal. Contoh-contoh ini adalah buah pahit dari pelanggaran hukum kehidupan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita. Oleh karena itu, kita harus mengikuti hukum kehidupan yang ditetapkan oleh Tuhan dan, sesuai dengan keadaan kita masing-masing, membuat penyesuaian yang cocok dengan pola kerja dan istirahat kita sehingga kita bekerja di siang hari dan istirahat di malam hari, dan kita harus terus berolahraga dan keluar mendapatkan udara segar lebih banyak. Dalam hal diet, kita tidak harus fokus pada rasa, tetapi pada nutrisi. Menjalani kehidupan yang teratur seperti ini dapat mengurangi penderitaan sakit penyakit.

3. Tenang di hadapan Tuhan dan Renungkan Diri Sendiri, serta Bertobat kepada Tuhan

Firman Tuhan berkata: "Bagaimana seharusnya awal penyakit dialami? Engkau harus datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan berusaha untuk memahami kehendak-Nya, serta memeriksa kesalahan apa yang kaulakukan, atau watak rusak apa yang ada di dalam dirimu yang tidak dapat kauselesaikan. Engkau tidak dapat menyelesaikan watakmu yang rusak tanpa rasa sakit. Orang harus ditempa oleh rasa sakit; baru setelah itulah mereka akan berhenti menjadi tidak bermoral dan selalu hidup di hadapan Tuhan. Saat dihadapkan dengan penderitaan, orang akan selalu berdoa. Tidak akan ada pemikiran tentang makanan, pakaian, atau kesenangan; dalam hati mereka, mereka akan berdoa, dan memeriksa apakah mereka telah melakukan sesuatu yang salah atau tidak selama ini. Sering kali, ketika orang diserang penyakit serius atau penyakit yang tidak biasa, dan penyakit itu menyebabkan mereka sangat kesakitan, hal-hal ini tidak terjadi secara kebetulan; entah engkau sakit atau sehat, kehendak Tuhan ada di balik semua itu" ("Pandanglah Segala Sesuatu dari Mata Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Firman Tuhan menunjukkan kepada kita jalan praktik tentang bagaimana kita harus mengalami sakit penyakit. Meskipun beberapa penyakit disebabkan oleh hukum alam, ada yang lain juga tidak terjadi tanpa alasan, dan ada niat baik Tuhan berada di balik penyakit ini, karena Tuhan mengaturnya sehingga kerusakan dan pemberontakan kita dapat ditahirkan dan diubah. Karena kita telah sangat dirusak oleh Iblis dan kita dipenuhi dengan watak Iblis seperti kesombongan dan keangkuhan, kebengkokan dan kecurangan, kejahatan dan keganasan, dll., kita sering tidak mampu menghentikan diri kita sendiri dari berbuat dosa dan melawan Tuhan. Sebagai contoh, ketika kita bekerja dan berkhotbah untuk Tuhan, kita sering menyombongkan diri dan memamerkan diri kita sendiri tentang seberapa banyak penderitaan yang telah kita alami, seberapa jauh yang telah kita tempuh dan seberapa banyak pekerjaan yang telah kita lakukan, yang menyebabkan saudara-saudari mengidolakan dan memandang tinggi kita, dan mereka tidak memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati mereka. Terkadang, untuk menjaga gengsi dan status kita, mau tidak mau kita berbohong dan menipu orang, dan kita sering mengatakan satu hal di depan orang lain dan hal lain di belakang mereka. Terkadang, ketika kita melihat bahwa rekan kerja kita lebih baik dalam memberikan khotbah daripada kita dan saudara-saudara semua ingin mendengarnya, kita bisa merasa iri dan dendam, dan kita tidak ingin ada orang yang lebih baik atau lebih kuat dari kita, sedemikian rupa sehingga kita menilai, meremehkan dan mengecualikan mereka. Kadang-kadang, hati kita bisa menjadi tertarik pada tren jahat dan kita melekat pada uang dan menikmati hal-hal materi, kita menghindari Tuhan dan tidak mengejar kebenaran. Ini hanya beberapa contoh. Untuk membangun kita dan membuat kita tidak lagi memberontak atau melawan Dia, dan agar kita tidak tertipu dan dirugikan di bawah kekuasaan Iblis, Tuhan menggunakan ujian melalui penyakit untuk membuat kita merenungkan dan mengenal diri kita sendiri dan membuat kita berbalik kepada-Nya tepat pada waktunya. Ini tepat menggenapi kata-kata dalam Alkitab: "Dia menghajar siapa yang dikasihi Tuhan" (Ibrani 12:6). Oleh karena itu, ketika kita sakit, kita harus datang ke hadapan Tuhan, berdoa dan mencari kehendak Tuhan, merenungkan hubungan kita dengan Tuhan dan apakah kita telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak dan tuntutan Tuhan. Dalam doa, pencarian dan refleksi kita, Tuhan akan menerangi dan membimbing kita sehingga kita dapat melihat dengan jelas kerusakan dan pemberontakan kita, sementara pada saat yang sama memahami kebenaran dan kekudusan Tuhan, memahami bahwa Tuhan membenci kita hidup dalam dosa dan bersukacita ketika kita menerapkan firman-Nya dan hidup dengan firman-Nya untuk menghidupi keserupaan manusia. Dari sini, kita dapat menghargai upaya keras kepada Tuhan untuk menyelamatkan kita, dan hati kita tidak bisa tidak menghormati Dia, kita semakin membenci watak rusak kita, dan kemudian kita dapat memutuskan untuk mengejar kebenaran dengan baik, bertobat dan mencapai perubahan.

Aku pernah mendengar seorang saudari menceritakan pengalamannya dalam hal ini. Suatu hari, saudari itu tiba-tiba masuk angin. Dia mengalami demam 39 derajat, dan kondisinya tidak membaik bahkan setelah dia disuntik dan minum obat. Mau tak mau dia bertanya-tanya: "Pilekku tidak membaik, jadi mungkinkah karena aku telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan?" Saudari itu pergi ke hadapan Tuhan untuk mencari kehendak-Nya, dan dia merenungkan situasinya selama beberapa hari terakhir. Dia berpikir bahwa, sejak dia menjadi pemimpin gereja, dia mampu memberikan khotbah dan melakukan beberapa pekerjaan, dan dia telah mampu menyelesaikan beberapa kesulitan dan masalah saudara-saudaranya, dan dia merasa seperti dia sangat mengejar kebenaran, lebih baik daripada orang lain, dan dia sering merasa sangat senang dengan dirinya sendiri dan sangat mengagumi dirinya sendiri. Ketika rekan kerja menunjukkan beberapa kekurangan dalam pekerjaannya, meskipun dia tampak menerima ini di permukaan, tetapi hatinya tidak akan menerimanya, dan terkadang dia mencoba membenarkan tindakannya kepada rekan kerjanya. Ketika rekan kerjanya membuat beberapa saran yang masuk akal tentang pekerjaan gereja, dia tidak mencari atau merenungkan untuk melihat apakah saran rekan kerjanya sesuai dengan kebenaran atau tidak, tetapi dia berpegang teguh pada pandangannya sendiri dan menolak pendapat rekan kerjanya. Hal ini menyebabkan dia tidak dapat bekerja secara harmonis dengan rekan-rekan kerjanya, dan hal itu menyebabkan terhambatnya pekerjaan gereja. Setelah merenungkan dirinya sendiri, saudari itu menyadari bahwa dia terlalu sombong dan angkuh, bahwa dia tidak menerima atau tunduk pada kebenaran, bahwa dia tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan dan bahwa bukan hanya jalan masuk kehidupannya rusak, tetapi juga bahwa dia juga telah menunda pekerjaan gereja. Saudari itu menyadari bahwa dia adalah seseorang yang telah dirusak oleh Iblis, dan jika bukan karena bimbingan Tuhan, dia tidak akan dapat melakukan pekerjaan apa pun sama sekali. Bahwa dia dapat melakukan sedikit pekerjaan dan dapat menyelesaikan beberapa kesulitan dan masalah saudara dan saudari, sepenuhnya karena pekerjaan Tuhan, dan usahanya untuk mencuri kemuliaan Tuhan telah membuat Dia jijik. Pada saat yang sama, saudari itu juga memahami bahwa kehendak Tuhan adalah agar dia dapat mengejar kebenaran dalam menjalankan tugasnya, bekerja sama secara harmonis dengan saudara-saudara, memanfaatkan bakat setiap orang, karena setiap orang belajar dari kelebihan satu sama lain dan, bersama-sama untuk memenuhi pekerjaan yang Tuhan perintahkan untuk mereka lakukan, karena hanya dengan cara itu pekerjaan gereja akan lebih baik lagi. Setelah dia sampai pada pemahaman ini, saudari itu merasa sangat malu dan menyesal, dan dia buru-buru bertobat dan mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan. Dia kemudian menerapkan menjadi orang yang jujur ​​sesuai dengan firman Tuhan dan menjadi sangat terbuka dengan saudara-saudaranya tentang kerusakannya sendiri. Setelah itu, ketika dia melakukan pekerjaan gereja dan ketika dia berhasil menyelesaikan masalah saudara-saudaranya, dia akan mengucapkan terima kasih dan pujiannya kepada Tuhan dan mengakui bahwa kemuliaan adalah milik Tuhan. Ketika bekerja sama dengan rekan kerjanya, selama saran rekan kerjanya sesuai dengan kebenaran dan bermanfaat bagi pekerjaan gereja, dia akan selalu menerimanya. Ketika saudari itu mulai menerapkan dengan cara ini, keadaannya sembuh dan, tanpa dia sadari, penyakitnya menjadi lebih baik. Setelah pengalaman ini, saudari itu mengerti bahwa penyembuhan penyakit dan rasa sakit sangat bermanfaat bagi orang-orang, karena itu sebenarnya adalah kasih dan perlindungan sejati Tuhan bagi manusia. Selama pengalamannya, dia memperoleh beberapa pengetahuan tentang watak Tuhan yang benar: Sementara dia hidup dalam kerusakan, tidak menyadari bahwa dia harus mengubah arah, Tuhan menggunakan penyakitnya untuk mendisiplinkannya dan mendorongnya untuk menenangkan hatinya dan merenungkan dirinya sendiri; ketika dia kembali kepada Tuhan, Tuhan membimbingnya dan mencerahkannya untuk mengetahui watak rusaknya sendiri dan untuk memahami kehendak Tuhan; ketika dia bertobat kepada Tuhan dan mulai mempraktikkan kebenaran, dia menikmati pekerjaan Roh Kudus dan penyakitnya berangsur-angsur membaik. Saudari itu menyadari bahwa Tuhan ada di samping kami, bekerja secara praktis untuk menyelamatkan kami dari kerusakan. Dia juga mulai memahami bahwa, ketika penyakit menimpa kita, dengan berdoa kepada Tuhan dan belajar memahami kehendak Tuhan serta dengan merenungkan dan mengenal diri kita sendiri, maka kita dapat mengambil banyak pelajaran darinya—penyakit sebenarnya adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk masuk ke dalam kebenaran.

4. Selama Pemurnian dari Penyakit, Memiliki Iman dan Bersaksi bagi Tuhan

Ada beberapa pepatah yang berbunyi, "Ketika orang tua sakit untuk waktu yang lama, bahkan putra yang paling berbakti pun akan meninggalkan tempat tidur mereka," dan "Waktu mengungkapkan hati seorang." Ketika kita baru saja jatuh sakit, kita masih memiliki iman untuk melewatinya; kita dapat berdoa kepada Tuhan dan memeriksa diri kita sendiri untuk masalah dan kita dapat fokus untuk memperbaiki keadaan kita yang salah. Tetapi ketika penyakit kita berlanjut dan tidak kunjung sembuh, kita mungkin mulai membuat tuntutan terhadap Tuhan yang tidak masuk akal dan bahkan dapat menyalahkan dan salah paham akan Tuhan. Jadi bagaimana kita harus mengalami situasi seperti ini? Apa kehendak Tuhan? Firman Tuhan berkata, "Dan Aku akan membawa bagian ketiga itu melewati api, dan akan memurnikan mereka seperti perak dimurnikan, dan akan mengujinya seperti emas diuji: mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan mendengar mereka: Aku akan berkata, Ini adalah umat-Ku: dan mereka akan berkata, Yahweh adalah Tuhanku" (Zakharia 13:9). Dari firman Tuhan kita memahami bahwa, selama proses Tuhan menyelamatkan kita, Tuhan akan mengatur segala macam situasi untuk menguji dan memurnikan kita, dengan demikian mengungkap dan memurnikan watak rusak dan kekotoran batin kita dalam iman. Pada saat yang sama, Dia mengatur situasi untuk menyempurnakan iman kita kepada-Nya dan kasih kepada-Nya. Penyakit adalah salah satu cara di mana Tuhan memurnikan kita dan, ketika kita mengalaminya, kita harus menjaga iman kita kepada Tuhan. Apakah penyakit kita menjadi lebih baik atau tidak, kita tidak boleh membuat tuntutan yang tidak masuk akal kepada Tuhan, tetapi harus terus berdiri di tempat makhluk ciptaan, tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, serta menjadi kesaksian bagi Tuhan.

Seperti yang dicatat dalam Alkitab, misalnya, Ayub mengikuti jalan Tuhan, dan dia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Tuhan memuji iman Ayub dan menyebut Ayub sebagai manusia yang sempurna di mata-Nya. Iblis, tidak yakin, dan ingin Ayub menyangkal dan mengkhianati Tuhan, sehingga menggoda Ayub berkali-kali dan menyebabkan tubuhnya menderita bisul yang menyakitkan, dari atas kepala hingga telapak kakinya. Meskipun Ayub sangat kesakitan, dia tidak pernah menyalahkan Tuhan, tetapi malah mengatakan hal-hal rasional seperti, Tetapi ia menjawab istrinya: "Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima yang jahat?" Dalam semua ini Ayub tidak berdosa dengan bibirnya. (Ayub 2:10) dan berdiri teguh dalam kesaksiannya kepada Tuhan. Selama menjalani ujian ini, Ayub dapat menghindari berbuat dosa melalui mulut, karena dalam kehidupan sehari-harinya, dia menghargai dari dalam segala hal yang telah Tuhan ciptakan, kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan serta kasih Tuhan kepada manusia; dia tahu betul bahwa dia hanyalah makhluk ciptaan yang harus tunduk pada pengaturan Tuhan. Meskipun sakit tubuhnya menyebabkan dia menderita siksaan yang luar biasa, dia selalu takut akan Tuhan di dalam hatinya, dia bisa menerima dan menaati dari lubuk hatinya apa yang terjadi padanya, dia tidak terkekang oleh penyakitnya dan, pada akhirnya, Iblis melarikan diri karena malu. Oleh karena itu Tuhan memuji Ayub dan menampakkan diri kepadanya dalam angin dan berbicara kepadanya. Iman Ayub kepada Tuhan meningkat melalui ujian seperti itu; dia menghargai dan menikmati ujian seperti itu, dan hatinya dipenuhi dengan kedamaian dan sukacita. Kita dapat melihat dari ujian Ayub bahwa beberapa penyakit adalah ujian Tuhan, tetapi karena kita memiliki watak yang rusak, itu juga dapat dikatakan sebagai godaan Iblis. Iblis ingin menggunakan penyakit untuk menghancurkan iman kita kepada Tuhan, membuat kita menyalahkan Tuhan, mengkhianati Tuhan dan meninggalkan Tuhan. Namun hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan skema tipu daya Iblis dan, melalui penyakit, Tuhan menyempurnakan iman kita kepada-Nya. Kita percaya bahwa nasib kita ada di tangan Tuhan dan Tuhan yang memutuskan kapan kita lahir, kapan kita mati dan penyakit apa yang akan kita derita, dan memilih untuk mempercayakan semuanya kepada Tuhan dan tunduk pada pengaturan-Nya adalah pilihan terbaik yang bisa kita buat. Dengan cara ini, kita dapat tunduk pada pengaturan dan penataan Tuhan, kita tidak lagi dibatasi oleh penyakit, dan kita dapat terus berdiri di tempat makhluk ciptaan untuk menyembah Tuhan; kita dapat mendekatkan diri kepada Tuhan sebagaimana mestinya dan mengejar kebenaran dengan sebaik-baiknya; kita dapat bertekun dalam melakukan tugas makhluk ciptaan dan kita dapat menghadapinya dengan tenang apakah Tuhan menghilangkan penyakit kita atau tidak; bahkan jika kita sakit sepanjang hidup kita, kita tidak akan mengeluh. Ini adalah kesaksian yang harus kita berikan di hadapan Tuhan, dan menerapkan dengan cara ini, hati kita akan merasa tenang dan damai.

Akhirnya, kita harus memperhatikan bahwa, ketika kita memeriksa diri kita sendiri dan mengalami pekerjaan Tuhan ketika kita sakit, kita dapat memilih untuk mencari bantuan medis atau melewatinya dengan mengandalkan iman kita—tidak ada aturan tentang ini. Yang paling penting adalah bahwa kita dapat memperoleh kebenaran darinya dan bahwa hidup kita melihat beberapa kemajuan dan menuai beberapa hasil.

Saudara dan saudari, hidup di dunia ini kita akan menghadapi hal-hal yang tidak pernah kita harapkan setiap hari, seperti siksaan penyakit, kekurangan hidup, penganiayaan keluarga kita dan fitnah orang duniawi, dan sebagainya. Sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus mencari dan memahami kehendak Tuhan dan memetik pelajaran untuk mendapatkan kebenaran dalam segala macam ujian, adalah sesuatu yang harus kita cari dan masuki. Aku berharap keempat prinsip penerapan yang telah dipersekutukan di atas dapat membantu kalian mengatasi rintangan penyakit, dan aku sangat berharap saudara-saudari dapat memahami kehendak Tuhan, mendapatkan kebenaran dan menjadi kesaksian dalam setiap ujian. Semoga Tuhan membimbing dan memberkati kita. Amin.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan