Apa Itu Renungan yang Benar?

29 Juni 2021

Oleh Li Cheng

Sebagai orang Kristen, kehidupan rohani adalah pelajaran wajib bagi kita setiap hari. Banyak orang Kristen yang taat bangun pagi-pagi untuk mulai membaca Alkitab dan menyanyikan lagu rohani. Pada waktu-waktu biasa, mereka tidak pernah meninggalkan persekutuan ... Tapi setelah beberapa tahun, mengapa tidak memahami perkataan Tuhan, dan sama sekali tidak memahami kehendak Tuhan. Terkadang dalam persekutuan atau renungan rohani, masih bisa tertidur, tidak ada pencerahan Roh Kudus, dan tidak ada banyak pertumbuhan dalam hidup? Beberapa orang bingung: "Mengapa renungan rohani kita tidak dapat mencapai hasil? Apa yang disebut sebagai renungan rohani yang sejati? Bagaimana renungan rohani dapat mencapai hasil yang baik? Renungan Kristen hari ini, akan membahas topik ini dari dua aspek.

Isi

● 1. Mengapa renungan rohani tidak dapat mencapai efek?

● 2. Apa itu renungan rohani yang sejati, dan bagaimana renungan rohani Kristen dapat mencapai efek?

1. Mengapa renungan rohani tidak dapat mencapai efek?

Pertama-tama mari kita melihat satu paragraf firman Tuhan: "Kehidupan rohani yang normal tidak terbatas pada praktik-praktik seperti berdoa, menyanyikan lagu pujian, berpartisipasi dalam kehidupan bergereja, serta makan dan minum firman Tuhan. Sebaliknya, kehidupan rohani yang normal adalah hidup dalam kehidupan rohani yang baru dan penuh semangat. Yang penting bukanlah cara engkau mempraktikkannya, melainkan buah yang dihasilkan dari penerapanmu. Sebagian besar orang mengira bahwa kehidupan rohani yang normal tentunya melibatkan doa, menyanyikan lagu pujian, makan dan minum firman Tuhan, atau merenungkan firman-Nya, tanpa menghiraukan apakah praktik-praktik tersebut benar-benar memiliki efek atau menuntun pada pemahaman yang benar. Orang-orang ini berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal tanpa sedikit pun memikirkan hasilnya; mereka adalah orang-orang yang hidup dalam ritual keagamaan, bukan orang-orang yang hidup di dalam gereja, apalagi umat kerajaan. Doa, menyanyikan lagu pujian, serta makan dan minum firman Tuhan yang mereka lakukan semuanya sekadar mengikuti aturan, dilakukan karena keharusan dan sekadar mengikuti tren, bukan dilakukan dengan sukarela, juga bukan dari hati. Sebanyak apa pun orang-orang ini berdoa atau menyanyikan pujian, upaya mereka tidak akan membuahkan hasil, karena yang mereka lakukan hanyalah menjalankan aturan dan ritual keagamaan; mereka tidak benar-benar melakukan firman Tuhan. Mereka hanya berfokus menyibukkan diri tentang bagaimana cara mereka menerapkan, dan mereka memperlakukan firman Tuhan sebagai aturan untuk diikuti. Orang-orang semacam ini tidak menerapkan firman Tuhan; mereka sekadar memuaskan daging, dan melakukan banyak hal untuk pamer kepada orang lain. Ritual dan aturan keagamaan ini semuanya berasal dari manusia, bukan berasal dari Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Kehidupan Rohani yang Normal").

Setelah membaca firman Tuhan, kita semua mengerti bahwa renungan rohani kita gagal mencapai hasil, terutama karena renungan rohani kita bukan untuk menyelesaikan kesulitan nyata yang dihadapi, tetapi berdoa, membaca kitab suci, dan menyanyikan lagu pujian tanpa tujuan. Coba pikirkan ketika kita bernyanyi, kita hanya secara asal-asalan mencari lagu pujian untuk dinyanyikan tanpa tujuan; ketika kita berdoa, kita sering hanya mengucapkan beberapa kata dengan acuh tak acuh, atau menghafal doa, mengucapkan kata-kata yang baik untuk memuji Tuhan; ketika kita membaca Alkitab, kita juga tidak memperhatikan untuk mencari kehendak dan tuntutan Tuhan dari firman Tuhan, tetapi hanya mengikuti proses saja. Akibatnya, membaca banyak kitab suci, tetapi tidak pernah mengerti arti dari kitab suci. Renungan rohani seperti ini hanya berfokus pada penampilan luar dan tidak mencari hasil dalam renungan bukanlah renungan rohani yang sejati, tidak memungkinkan kita memperoleh pekerjaan Roh Kudus, maka tentu saja tidak ada pertumbuhan dalam kehidupan rohani.

2. Apa itu renungan rohani yang sejati, dan bagaimana renungan rohani Kristen dapat mencapai efek?

Jadi apakah renungan rohani yang sejati? Bagaimana orang Kristen dapat mencapai hasil melalui renungan rohani? Mari kita lihat firman Tuhan: "Kehidupan seperti apakah kehidupan rohani itu? Kehidupan rohani adalah kehidupan di mana hatimu telah berpaling sepenuhnya kepada Tuhan dan sanggup mengindahkan kasih Tuhan. Ini adalah kehidupan di mana engkau hidup dalam firman Tuhan, dan tidak ada hal lain yang menguasai hatimu, engkau mampu memahami kehendak Tuhan pada zaman sekarang…...Kehidupan antara manusia dan Tuhan seperti itu adalah kehidupan rohani" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya").

"Kehidupan rohani yang normal adalah kehidupan yang dijalani di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, dan melalui doa, dia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, mengenal firman Tuhan, dan memahami kehendak Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan, orang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan lebih menyeluruh mengenai pekerjaan Tuhan sekarang ini. Mereka juga bisa mendapatkan jalan penerapan yang baru, dan tidak akan berpegang teguh pada jalan penerapan yang lama; semua yang mereka lakukan akan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dalam kehidupan. Adapun doa, itu bukanlah tentang mengucapkan beberapa kata yang terdengar indah atau menangis di hadapan Tuhan demi menunjukkan betapa merasa berutangnya dirimu; sebaliknya, tujuan doa adalah untuk melatih orang menggunakan rohnya, untuk menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, untuk melatih orang mencari bimbingan dari firman Tuhan dalam segala hal, sehingga hatinya dapat ditarik kepada terang yang baru setiap hari, sehingga orang tersebut tidak akan menjadi pasif atau malas, dan akan berjalan di jalur penerapan firman Tuhan yang benar" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Kehidupan Rohani yang Normal").

Kehidupan rohani yang normal mengacu pada kehidupan di mana orang hidup di hadapan Tuhan, yaitu hati manusia kembali kepada Tuhan sepenuhnya, karena yang paling Tuhan hargai adalah hati manusia, seperti yang dikatakan dalam kitab suci: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).

Dari sini dilihat bahwa orang Kristen menyembah Tuhan saat renungan, tidak peduli penampilan luar seperti apa, yang terpenting adalah apakah hati kita benar-benar menyembah Tuhan, menyanyikan lagu pujian, membaca firman Tuhan, atau berdoa, apakah hati kita benar-benar tenang di hadapan Tuhan, dan apakah renungan rohani benar-benar membuat kita mencapai pemahaman tentang kehendak dan tuntutan Tuhan, dan tahu bagaimana mengalami dalam mempraktikkan firman Tuhan? Jika kita ingin memiliki kehidupan rohani yang normal, kita harus menjauhkan hati kita dari semua orang, hal, dan perkara, serta perbuatan yang bersifat aturan, untuk berdiam diri di hadapan Tuhan; berdoa kepada Tuhan dengan hati yang jujur, berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan, membicarakan kesulitan praktis dan kekurangan dalam jalan masuk kehidupan kepada Tuhan, mencari kehendak Tuhan, dan menemukan jalan penerapan; membaca firman Tuhan dan fokus untuk mencari tahu apa maksud dan persyaratan Tuhan untuk mengucapkan firman ini, dan apa efek yang ingin dicapai. Ketika kita memahami kehendak dan persyaratan Tuhan, kita akan dapat melakukan sesuai dengan firman Tuhan, sehingga renungan rohani dapat dengan mudah mencapai efek.

Seperti yang Tuhan Yesus katakan: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3). Tuhan Yesus memberitahu kita untuk menjadi orang yang jujur, polos seperti anak-anak, dan tidak bisa berbohong atau menipu orang lain. Dibandingkan dengan firman Tuhan, kita merasa bahwa kita cukup polos setelah percaya kepada Tuhan Yesus. Kita berbicara tentang segala sesuatu ketika kita berhubungan dengan orang, dan kita juga tidak berbohong atau menipu orang. Kita harus menjadi orang yang jujur. Tetapi mengapa Tuhan menuntut kita seperti ini? Apa kehendak-Nya? Ketika kita tenang dan berdoa untuk merenungkan perbuatan dan pemikiran kita setiap hari, kita akan menemukan bahwa ada kebohongan dan penipuan dalam diri kita. Misalnya, ketika kita melihat saudara-saudari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, kita ingin menunjukkan masalah dan bersekutu dengannya, tetapi takut menyinggung orang lain, jadi tidak membantu dengan satu mata terbuka dan yang lainnya tertutup. Ini adalah kelicikan dan tipu daya. Kadang-kadang, ketika kita berdoa, kita berkata ingin mengabdikan diri kepada Tuhan seumur hidup, tetapi ketika kita dihadapkan dengan bencana dan kesengsaraan besar, kita tidak bisa menahan diri kita untuk mengeluh kepada Tuhan, atau bahkan mengkhianati Tuhan, maka kata-kata dalam doa kita adalah kosong, adalah menipu Tuhan ... Saat ini, kita menyadari bahwa orang jujur tidak hanya tidak berbohong secara terang-terangan, yang terpenting adalah kita tidak bisa menipu dalam hati kita. Jika kita menipu dan tidak jujur dalam hati kita untuk melindungi kepentingan pribadi kita, ini adalah kebohongan dan penipuan yang lebih serius, dan tidak mungkin menjadi keserupaan anak kecil, maka kita tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan, karena watak Tuhan itu kudus dan benar; Tuhan tidak mungkin membawa penjahat yang berbohong dan menipu masuk ke dalam kerajaan-Nya. Merenungkan sampai di sini, kita akan memahami kata-kata Tuhan Yesus ini, dan juga menyadari pentingnya berbicara dengan jujur dan menjadi orang jujur. Di masa depan, kita akan bersedia untuk mengkhianati diri sendiri dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan pribadi kita, tidak lagi berbohong dan menipu, dan berusaha keras serta menekankan pada perjuangan menjadi orang jujur.

Selain itu, kebenaran-kebenaran yang Tuhan ungkapkan ditujukan pada kekurangan dan kebutuhan umat manusia. Ketika kita membaca firman Tuhan, kita harus mencari kebenaran untuk memecahkan masalah-masalah praktis kita sendiri, serta mengaitkan masalah dan kesulitan nyata untuk merenungkan firman Tuhan. Dengan ini, lebih mudah untuk mendapatkan pencerahan Roh Kudus. Apalagi sekarang ini adalah akhir zaman, dan bencana sering terjadi di berbagai tempat. Nubuatan kedatangan kembali Tuhan dalam Alkitab pada dasarnya telah terpenuhi. Dilihat dari segala tanda, Tuhan mungkin telah datang kembali, dan sekarang adalah masa penting untuk menyambut kedatangan Tuhan. Ketika kita melakukan renungan rohani dan membaca Alkitab, kita boleh merenungkan lebih banyak ayat Alkitab yang menubuatkan kembalinya Tuhan di akhir zaman, seperti: Bagaimana Tuhan menampakkan diri dan bekerja di akhir zaman; bagaimana menjadi gadis yang bijaksana untuk menyambut Tuhan? Jika kita menunggu kembalinya Tuhan dengan pasif, dapatkah kita diangkat dan menyambut-Nya? Bagaimana "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" dalam kitab Wahyu digenapi? Apakah Tuhan masih berfirman ketika Dia datang kembali? Apakah kita harus menjadi gadis yang bijaksana untuk menyambut Tuhan dan secara aktif mencari suara Tuhan, dll. Ini adalah kebenaran-kebenaran yang sangat perlu kita pahami sekarang. Dalam renungan rohani, kita berdoa, melakukan pencarian, dan merenungkan dengan banyak berfokus pada pekerjaan Roh Kudus dan kondisi kita saat ini. Dengan ini, mudah bagi kita untuk mendapatkan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, memahami kehendak Tuhan, menerima bimbingan dari Tuhan, dan semakin banyak kebenaran yang kita pahami, sehingga hidup kita akan bertumbuh secara bertahap.

Catatan editor: Setelah membaca pembagian saat teduh kristen hari ini, apakah Anda sudah mengerti bagaimana mencapai renungan rohani yang efektif?

Saya percaya bahwa ketika kita menerapkan sesuai dengan cara-cara di atas, hidup kita secara bertahap akan tumbuh, dan hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi lebih dekat. Terima kasih Tuhan! Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang cara-cara menjalani kehidupan rohani, boleh melanjutkan membaca "Apa arti doa yang benar?" "Bagaimana orang dapat membangun hubungan yang normal dengan Tuhan?" "Apa arti terlibat dalam upacara keagamaan?" Jika Anda memiliki pencerahan baru, atau mengalami kebingungan dan kesulitan, boleh berbagi dengan kami secara online lewat WhatsApp atau Messenger di bawah ini. Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, juga boleh membagikannya kepada lebih banyak saudara dan saudari.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait