Siapakah Penghalang di Jalan Menuju Kerajaan Surgawi?
Pada tahun meninggalnya suamiku, aku sangat putus asa, dan terutama aku mendapatkan beban tambahan membesarkan anak-anakku. Kesulitan tiba-tiba menimpa hidupku, tetapi aku memiliki kasih Tuhan yang menyertaiku selama ini dan, dengan bantuan saudara-saudariku, aku melewati masa sulit ini. Untuk membayar kembali kasih Tuhan, aku terus memberikan sumbangan dan melayani gereja, dan telah melakukannya selama lebih dari tiga puluh tahun. Pada saat ini, aku telah mengalami perkembangan pesat gereja dan melihat peristiwa mulia penyebaran Injil Tuhan Yesus. Aku juga telah menyaksikan kegersangan dan ketidakberdayaan di gereja. Aku mengingat kembali ketika Roh Kudus pertama kalinya mulai melakukan pekerjaan besar di gereja, ketika kami mengalami sukacita dan memperoleh banyak hal dari mendengarkan khotbah pendeta. Ada saling cinta di antara saudara-saudari seolah-olah kami semua satu keluarga, dan semua orang bersatu dalam menyebarkan Injil dan memberikan kesaksian kepada Tuhan. Kemudian, tanpa mengetahui apa yang telah terjadi, tidak ada lagi terang dalam apa yang dikhotbahkan oleh pendeta. Seolah-olah semuanya hanyalah cerita lama serupa yang diulang-ulang, dan orang-orang percaya tidak bisa mendapatkan pemeliharaan atau persediaan. Iman dan kasih mereka berangsur-angsur berkurang, dan semakin sedikit orang yang datang menghadiri kebaktian. Kami yang ikut serta dalam pelayanan juga sekadar melakukannya tanpa perasaan. Kami semua bertindak sesuai keinginan orang-orang yang ada dalam pelayanan dan sama sekali tidak bertindak melayani Tuhan, tetapi sebaliknya kami hanya mengupayakan diri kami di depan orang lain dan berusaha untuk menyenangkan mereka. Aku tahu bahwa pelayanan semacam ini tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan karenanya sangat menyakitkan bagiku. Aku juga merasa tidak berdaya, tanpa tahu bagaimana melangkah ke depan. Oleh karena itu, aku semakin berharap Tuhan akan datang kembali secepatnya, sehingga semua masalah ini akan terpecahkan.
Tepat ketika aku merasa kebingungan, pada tahun 2016 aku menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku membaca banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengarkan apa yang dipersekutukan oleh para saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan apa yang mereka persaksikan, dan akhirnya aku mengerti bahwa Tuhan Yesus telah lama berinkarnasi dan masuk ke dalam dunia untuk mengungkapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan penghakiman akhir zaman yang dimulai di rumah Tuhan, dan Dia melakukan semua ini untuk sepenuhnya menyucikan dan menyelamatkan umat manusia dan membawa umat manusia ke dalam kerajaan surgawi. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menjelaskan kepadaku tentang misteri kedatangan kembali Tuhan yang telah aku pikirkan selama bertahun-tahun. Aku mengerti bahwa kedatangan Tuhan terbagi menjadi dua bentuk berupa kedatangan secara rahasia dan kedatangan secara terbuka. Tuhan pertama-tama berinkarnasi sebagai Anak Manusia dalam kedatangan secara rahasia untuk mengungkapkan firman-Nya dan untuk menghakimi dan menyucikan manusia, dan untuk membuat sekelompok pemenang sebelum terjadinya bencana. Saat bencana besar terjadi, Dia akan membalas kebaikan dan menghukum kejahatan, dan Dia akan datang secara terbuka, menampakkan diri kepada semua bangsa dan masyarakat. Pada saat itu, pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi dalam kedatangan secara rahasia sudah akan berakhir, dan semua orang yang menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman akan menghadapi bencana dengan banyak tangisan dan kertakan gigi. Saudara-saudari juga bersekutu denganku tentang kebenaran seperti tiga tahap pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, pentingnya inkarnasi Tuhan, dan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Aku kemudian mengerti mengapa sebelumnya, dalam melayani gereja, kami tidak mendapatkan bimbingan Tuhan, dan mengapa tidak ada jalan ke depan bagi kami dalam membaca Kitab Suci, doa, dan pelajaran Alkitab. Aku mengerti mengapa kami tidak merasakan kehadiran Roh Kudus. Tuhan sudah melakukan pekerjaan baru, mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan membawakan Zaman Kerajaan. Roh Kudus tidak lagi bekerja di dalam gereja-gereja Zaman Kasih Karunia, sehingga roh orang-orang telah layu dan menjadi gelap, tanpa sukacita atau kepuasan apa pun, dan mereka tidak dapat memperoleh pemeliharaan apa pun dalam kehidupan rohani mereka. Berkat bimbingan dan arahan Tuhan aku dapat mengenali suara Tuhan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan dengan senang hati aku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Setelah itu, saudara-saudari sering membagikan firman Tuhan Yang Mahakuasa denganku di Internet. Melihat film, video tarian paduan suara, dan video musik yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa memberikan pemeliharaan yang luar biasa bagiku, dan aku berterima kasih kepada Tuhan dari lubuk hatiku karena telah menuntunku ke hadapan takhta-Nya. Aku menikmati digembalakan dan dipelihara oleh firman Tuhan, dan aku memasuki kehidupan yang penuh kebahagiaan dalam hidup bertatap muka dengan-Nya.
Suatu hari, seorang istri dari salah seorang pendeta di gereja tiba-tiba mengirimiku sebuah pesan, mengatakan, "Mengapa engkau menyukai postingan Kilat dari Timur? Engkau juga mengizinkannya diposting di linimasamu; itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Jika jemaat kita melihat postingan tentang Kilat dari Timur, dan menjadi tertarik pada firman Tuhan Yang Mahakuasa, mereka semua akan membaca tentang Kilat dari Timur, dan kemudian apa yang akan kita lakukan? Engkau tidak boleh berhubungan lagi dengan orang-orang Kilat dari Timur. Engkau harus segera menghapus informasi kontak mereka ...." Aku menjawab: "Film-film, nyanyian pujian, dan video musik injil dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa semuanya cukup bagus, dan aku sudah mendapatkan banyak manfaat darinya. Aku harus menyukainya!" Aku ingin mengirim lebih banyak pesan kepada istri pendeta tersebut, tetapi sebelum aku sempat menyelesaikan pesanku, dia mengatakan banyak hal yang menyerang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, dan memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku melihat bahwa dia tidak berkeinginan sedikit pun untuk menyelidiki masalah besar tentang kedatangan kembali Tuhan ini, tetapi hanya mengucapkan kata-kata penghakiman dan pengutukan apa pun yang menurutnya tepat. Aku tidak ingin membicarakan hal ini dengannya lagi, jadi aku ganti topik pembicaraannya.
Beberapa hari setelah kejadian ini, Pendeta Yang datang mencariku untuk mengajak bicara. Setelah berbasa-basi, Pastor Yang bertanya kepadaku, "Apakah engkau telah menyelidiki kelompok agama lain di Internet?" Aku tidak tahu mengapa Pastor Yang mengajukan pertanyaan itu kepadaku, dan aku berkata, "Teman-temanku di Facebook memiliki banyak denominasi berbeda, dan jika aku pikir artikel yang mereka posting benar dan bagus, aku selalu berusaha untuk memahaminya dan melihat apakah ada terang baru di dalamnya. Apakah engkau sedang mengatakan kalau melakukan ini salah?" Pastor Yang bertanya lagi, "Apakah engkau pindah ke Kilat dari Timur dua tahun lalu? Mengapa engkau ingin menyelidiki Kilat dari Timur? Selain itu, apakah engkau sering pergi mencari entah siapa itu (seorang saudari yang telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, yang fotonya telah diposting dan yang telah dikutuk dan ditinggalkan oleh pendeta dari gereja awalnya)? ..." Mendengar rentetan pertanyaan dari Pastor Yang, aku mulai merasa kesal, dan berkata, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa itu bagus, dan di dalamnya ada kebenaran dan pekerjaan Roh Kudus. Aku akan mengikuti di mana pun ada kebenaran dan pekerjaan Roh Kudus, dan ini pantas. Tidak ada terang baru di gereja kita, dan rohku menjadi gelap dan tidak dapat menemukan pemeliharaan apa pun di sana. Aku ingin menemukan sebuah gereja yang memiliki pekerjaan Roh Kudus, di mana hidupku dapat menerima makanan kebenaran. Ajaran Kilat dari Timur menarik bagiku, dan firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Mereka memungkinkanku untuk mendapatkan pemeliharaan. Aku tidak salah untuk menyelidiki Kilat dari Timur, dan aku bebas untuk melakukannya." Pastor Yang berkata, "Apa yang dikhotbahkan oleh orang-orang Kilat dari Timur melangkahi Alkitab, dan tidak ada firman Tuhan selain yang ada dalam Alkitab. Jika apa yang mereka khotbahkan menyimpang dari Alkitab, maka itu salah." Aku berkata, "Aku pernah mendengar seorang pengkhotbah mengatakan hal yang sama, dan aku dulu juga memiliki sudut pandang yang sama. Namun setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan mendengarkan apa yang dipersekutukan oleh para saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, aku akhirnya mengetahui bahwa pandangan ini hanyalah gagasan dan khayalan kita sendiri. Ini sama sekali tidak sejalan dengan kebenaran dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tuhan itu mencakup segalanya, dan Tuhan kaya akan hikmat. Bagaimana kita bisa membatasi firman dan pekerjaan Tuhan hanya untuk Alkitab? Alkitab menyatakan: 'Dan ada pula banyak hal lainnya yang Yesus lakukan, yang jika ditulis satu per satu, menurutku seluruh dunia ini pun tidak cukup untuk memuat kitab-kitab yang ditulis itu' (Yohanes 21:25). Kita dapat melihat di sini bahwa firman dan pekerjaan Tuhan yang tercatat dalam Alkitab terlalu terbatas cakupannya. Tidak semua yang dikatakan oleh Tuhan Yesus pada saat itu dituliskan dalam Alkitab, apalagi kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan yang datang kembali. Selain itu, pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dibangun di atas landasan yang diletakkan oleh Tuhan Yesus. Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah pekerjaan dari satu Tuhan ...." Pendeta Yang tidak mendengarkan kata-kata yang aku sampaikan dan tidak tertarik sama sekali dalam mencari dan menyelidiki. Dia terus mengatakan hal-hal yang menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan dia bertanya kepadaku, "Bagaimana engkau mengetahui tentang situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Apakah engkau punya buku-buku mereka? Sudahkah engkau mengkhotbahkan pekerjaan Tuhan yang Mahakuasa kepada orang lain? Sudahkah engkau mengkhotbahkannya kepada anak-anakmu? Beri aku nama-nama orang-orang di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa ...." Dia juga menuntut agar aku jangan pernah lagi menghadiri kebaktian dengan orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Jika aku tidak mendengarkannya dan terus berhubungan dengan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, maka dia akan mengusirku dari gereja, dia tidak akan pernah lagi membiarkanku pergi ke gereja mana pun dan benar-benar akan mencemarkan reputasiku. Aku terkejut dengan Pastor Yang yang aku lihat tepat di depanku. Bagaimana bisa Pendeta Yang, yang selalu begitu baik dan rendah hati, dan selalu mengucapkan kata-kata yang sangat lembut, berubah menjadi orang yang biadab dan tidak masuk akal? Aku mengatakan kepadanya, "Menyelidiki kebenaran adalah hakku, dan tidak ada yang berhak untuk mencampuri hal ini. Adapun apakah ajaran Kilat dari Timur adalah cara yang benar atau tidak, engkau pertama-tama tidak boleh menghakimi dan mengutuknya secara membabi buta. Engkau bisa pergi dan menyelidiki sendiri di situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, di sana mereka punya banyak konten. Ada semua jenis buku firman Tuhan. Lihatlah sendiri apakah firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah suara Tuhan Yesus yang datang kembali ...." Pastor Yang benar-benar tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan, tetapi terus menentang dan mengutuk. Dia mengancamku, dengan mengatakan aku harus meninggalkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semakin berbicara, Pendeta Yang semakin melewati batas. Aku menjadi sangat marah dan berkata kepadanya, "Tuhan Yesus berkata: 'Jangan menghakimi, maka engkau tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang engkau pakai untuk menghakimi, engkau akan dihakimi' (Matius 7:1-2). Jika engkau belum pernah menyelidiki firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, bagaimana mungkin engkau bisa membuat penghakiman dan pengutukan apa pun yang engkau inginkan? Jika engkau bertindak seperti ini, apakah itu memuja Tuhan?" Pendeta Yang melihat bahwa aku tidak mendengarkannya dan bahwa aku telah membantahnya, jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.
Pada hari-hari berikutnya, Pendeta Yang mulai mengawasiku. Ini membuatku khawatir, dan aku juga kehilangan kebebasanku dalam beragama. Di gereja, hanya ada satu lorong yang memisahkan kantor Pastor Yang dari kantorku. Dia terus mampir ke kantorku untuk melihat apa yang sedang aku lakukan, dan kadang-kadang dia akan mengatakan dia akan pergi ke toilet dan kemudian mengawasiku dari koridor. Suatu hari, dua saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa datang ke kantorku untuk mengobrol. Setelah para saudari itu pergi, Pastor Yang pergi mencari asistenku. Asistenku kemudian memberi tahuku bahwa Pastor Yang bertanya kepadanya siapa kedua orang ini, dan mengapa mereka datang .... Pastor Yang memperhatikanku sepanjang hari seolah-olah dia mengawasi seorang penjahat. Itu membuatku merasa sangat tertekan dan benar-benar tidak punya kebebasan. Suatu hari, aku tidak pergi ke gereja, dan ikut serta dalam sebuah pertemuan di Internet dengan beberapa saudara-saudari. Saat itulah, ketika aku sedang mencatat catatan pertemuan dengan sungguh-sungguh di ruang tamuku, Pendeta Yang tiba-tiba muncul di belakangku (pintunya sedikit terbuka, dan siapa pun yang datang dapat masuk ke ruangan) dan berkata, "Apa yang engkau lakukan? Apa yang engkau tulis?" Aku melompat ketakutan mendengar suara yang tiba-tiba dan tak terduga tersebut. Dalam hati aku merasa tidak nyaman karena diganggu olehnya sedemikian rupa, dan apa pun yang aku lakukan, aku tidak dapat kembali tenang. Aku sangat membencinya, dan berpikir: "Menyelidiki ajaran yang benar dalam keyakinan seseorang kepada Tuhan adalah hal yang benar dan pantas, dan itu merupakan hak yang seharusnya dimiliki oleh orang Kristen." Roh Kudus tidak lagi bekerja di dalam gereja kami, dan roh para jemaat semuanya negatif, lemah, dan layu. Mereka hidup di lingkungan yang tenggelam ke dalam kegelapan, dan aku mencari sebuah gereja di mana Roh Kudus bekerja. Apa salahnya mencari jejak kaki Tuhan? Mengapa dia ingin mengawasiku? Kenapa dia tidak mau membiarkanku?
Pendeta itu tidak hanya mengawasi dan menggangguku, tetapi seorang penatua bahkan menghubungiku untuk melecehkanku. Dia memberi tahu, "Apa yang dikhotbahkan oleh orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah melangkahi Alkitab. Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak boleh mengkhianati Tuhan, yang telah memberimu begitu banyak kebaikan. Engkau tidak boleh kehilangan hati nurani ...." Aku berkata ketus, "Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah Tuhan yang satu dan sama, dan aku tentu saja tidak mengkhianati Tuhan Yesus dengan percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku hanya mengikuti jejak kaki Anak Domba ...." Namun, seperti apa pun aku berusaha menjelaskannya, penatua itu sama seperti pendeta. Selain mengatakan hal-hal yang mengutuk dan menghujat, dan menghalangiku untuk menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dia tidak mendengarkan sepatah kata pun dari persekutuan atau nasihatku. Aku tidak ingin berbicara dengannya lagi, jadi aku memikirkan alasan untuk menutup telepon. Namun penatua itu tidak membiarkan aku lolos. Dia terus menghubungi untuk melecehkanku dan mengatakan bahwa, dengan keyakinanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa, aku telah melupakan kasih karunia Tuhan dan telah mengkhianati-Nya. Aku ingat apa yang dikatakan dalam Wahyu: "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi" (Wahyu 14:4). Atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa sedang melakukan tahap pekerjaan penghakiman dan penyucian orang-orang melalui firman, dan penerimaanku akan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman menunjukkan dengan jelas bahwa aku sedang mengikuti jejak Anak Domba. Bagaimana mungkin ada yang mengatakan aku mengkhianati Tuhan Yesus? Pada mulanya, ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan, orang-orang yang percaya kepada Yahweh meninggalkan hukum Taurat dan mereka menerima Injil kerajaan surga yang sedang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Mereka mengikuti Tuhan Yesus, tetapi apakah mereka telah melupakan keselamatan Yahweh? Apakah ini pengkhianatan terhadap Yahweh? Bukankah ini kerancuan? Setelah ini terjadi, pendeta itu sekali lagi mengirimiku beberapa pesan online yang menghujat, menentang, dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Membaca kata-kata mengerikan seperti itu membuatku kembali merasa jijik dan geram. Hanya Iblis yang mampu mengucapkan penghujatan seperti itu, dan dalam kapasitas mereka sebagai pemimpin gereja, bagaimana mungkin mereka tidak takut kepada Tuhan dan berani mengatakan segala macam penghujatan itu? Ini mengingatkanku pada firman Tuhan Yesus: "Tetapi jika ia berkata-kata melawan Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, tidak di dunia ini, ataupun di dunia yang akan datang" (Matius 12:32). Menghujat Tuhan adalah dosa besar dan mengerikan! Aku merasakan ketakutan yang melekat atas nama mereka, tetapi apa pun yang aku katakan, mereka hanya menutup telinga dan menolak mendengarkan apa pun. Mereka hanya terus mengutuk, menentang, dan menghujat. Aku tidak bisa memahaminya saja: Penatua dan pendeta itu sama-sama memiliki pengetahuan tentang Alkitab dan telah mempelajari teologi, dan firman Tuhan Yang Mahakuasa diucapkan dengan sangat jelas, jadi mengapa mereka tidak mencari tahu atau menyelidiki firman-Nya? Mengapa mereka sangat bersikeras mengutuk dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa?
Dengan mengingat pertanyaan ini, aku pergi mencari saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Saudari Lin bersekutu denganku, dengan mengatakan, "Adapun mengapa penatua dan pendeta itu tidak mencari tahu atau menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, tetapi sebaliknya mengutuk dan menentang-Nya secara gila-gilaan, Tuhan Yang Mahakuasa sudah lama menjelaskan esensi dan asal dari masalah ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Apakah engkau sekalian ingin tahu apa akar masalahnya mengapa orang Farisi menentang Yesus? Apakah engkau sekalian ingin tahu substansi orang-orang Farisi? Mereka penuh dengan khayalan tentang Mesias. Terlebih lagi, mereka hanya percaya bahwa Mesias akan datang, tetapi mereka tidak mencari kebenaran tentang hidup. Jadi, sampai hari ini mereka masih menunggu Mesias, karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang jalan kehidupan, dan tidak tahu apa itu jalan kebenaran. Menurutmu sekalian, bagaimana orang-orang bodoh, keras kepala, dan bebal bisa mendapatkan berkat Tuhan? Bagaimana mereka bisa melihat Mesias? Mereka menentang Yesus, karena mereka tidak mengetahui arah pekerjaan Roh Kudus, karena mereka tidak mengetahui jalan kebenaran yang diucapkan Yesus, dan terlebih lagi, karena mereka tidak memahami Mesias. Karena mereka tidak pernah melihat Mesias, dan tidak pernah bersama-Nya, mereka membuat kesalahan dengan memberikan penghormatan kosong kepada nama Mesias sambil menentang substansi Mesias dengan segala cara. Orang-orang Farisi ini pada hakikatnya keras kepala, sombong, dan tidak mematuhi kebenaran. Prinsip kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah: tidak peduli sedalam apa khotbahmu, tidak peduli setinggi apa otoritasmu, Engkau bukan Kristus kecuali jika Engkau disebut Mesias. Bukankah pandangan ini tidak masuk akal dan konyol?' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). 'Lihatlah para pemimpin setiap denominasi. Mereka semua congkak dan merasa benar sendiri, dan mereka menafsirkan Alkitab di luar konteks dan sesuai dengan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua bergantung pada karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak mampu berkhotbah, akankah orang-orang itu mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki suatu pengetahuan dan dapat berbicara sedikit tentang doktrin, atau tahu bagaimana merebut hati orang lain dan bagaimana menggunakan beberapa kelicikan, yang melaluinya mereka telah membawa orang ke hadapan mereka sendiri dan menipu mereka. Secara teori, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi pada kenyataannya mereka mengikuti para pemimpin mereka. Jika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata, "Kita harus berkonsultasi dengan pemimpin kita tentang iman kita." Iman mereka membutuhkan persetujuan manusia; bukankah itu masalah? Kalau begitu, menjadi apakah para pemimpin itu? Tidakkah mereka menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar?' ("Hanya Pengejaran Kebenaran merupakan Kepercayaan yang Sejati kepada Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Ketika Tuhan Yesus pertama kali datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia diserang oleh kutukan dan penentangan gila-gilaan dari para pemimpin Yahudi—para imam kepala, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi. Pada akhirnya, mereka menyalibkan Tuhan Yesus. Leluhur orang-orang Farisi percaya kepada Tuhan dan merupakan ahli dalam hukum Taurat. Jadi mengapa mereka menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, dan memakukan-Nya pada kayu salib? Kita bisa melihat dari firman Tuhan bahwa ini disebabkan oleh natur iblis mereka yang congkak, sombong, dan tidak tunduk pada kebenaran. Tuhan Yesus mengungkapkan begitu banyak kebenaran, dan mereka tidak mencari tahu atau menyelidikinya, tetapi malah menganut pandangan mereka sendiri. Keyakinan mereka kepada Tuhan hanya mengandalkan gagasan dan khayalan mereka sendiri, dan mereka menafsirkan Alkitab dengan mengambil ayat-ayat di luar konteks. Ini membuat mereka menjadi buta, dan tidak memperoleh pencerahan dari Tuhan. Mereka tidak tahu pekerjaan Roh Kudus, dan tidak memahami kebenaran, juga tidak bisa memahami suara Tuhan. Ini benar-benar membuat firman dalam Alkitab ini menjadi kenyataan: 'Dengan mendengar kamu akan mendengar, tetapi tidak akan mengerti; dan dengan melihat kamu akan melihat, tetapi tidak akan mengetahui: Karena hati bangsa ini menjadi tumpul, telinga mereka menjadi tuli, dan mata mereka telah tertutup' (Matius 13:14-15). Para pendeta dan penatua di lingkungan agama pada akhir zaman sama dengan orang-orang Farisi pada masa itu, karena apa yang mereka anggap penting adalah pengetahuan Alkitab dan teori teologis. Mereka mengandalkan pemikiran dan imajinasi mereka sendiri untuk menafsirkan firman Tuhan, dan untuk membatasi cara Tuhan akan datang kembali. Mereka dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasan dan khayalan mereka sendiri dan tidak mencari kebenaran apa pun. Mereka tidak hanya tidak menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, tetapi mereka secara membabi buta menentang dan mengutuk-Nya, dengan demikian memperlihatkan sifat keras kepala dan natur Iblis mereka sendiri berupa kecongkakan dan permusuhan terhadap kebenaran. Mereka belajar teologi, memperlengkapi diri mereka dengan pengetahuan Alkitab, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka mencintai kebenaran, juga tidak berarti bahwa mereka dapat menerima dan mematuhi kebenaran. Mereka menguraikan pengetahuan Alkitab dan teori teologis, satu-satunya tujuan mereka adalah meningkatkan kemasyhuran dan reputasi mereka sendiri. Mereka melakukannya untuk menjaga status mereka sendiri, dan membuat orang-orang percaya memandang mereka dengan hormat, memuja mereka, dan mengikuti mereka. Mereka melihat bahwa firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, dan bahwa firman itu mampu menaklukkan dan menyelamatkan orang-orang, dan bahwa banyak orang yang mencintai kebenaran dan yang merindukan penampakan Tuhan telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan telah beralih kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka percaya bahwa pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa adalah ancaman bagi status dan mata pencaharian mereka, dan karenanya mereka melawan dengan gila-gilaan dan melakukan yang terbaik untuk mengutuk dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka melakukan cara apa pun yang diperlukan untuk menghalangi dan mengacaukan orang-orang percaya agar tidak kembali kepada Tuhan Yang Mahakuasa dalam sebuah upaya untuk mendominasi umat pilihan Tuhan untuk selamanya. Inilah akar penyebab mengapa para penatua dan pengkhotbah tidak mencari tahu atau menyelidiki pekerjaan Tuhan yang Mahakuasa dan mengapa mereka dengan gila-gilaan menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Dapat dilihat dalam perbuatan jahat para pengkhotbah dan penatua yang menentang Tuhan bahwa mereka adalah orang-orang Farisi pada zaman kita, dan bahwa mereka adalah penghalang dan batu sandungan yang mencegah orang-orang percaya menerima jalan yang benar dan diangkat ke dalam kerajaan surgawi. Mereka adalah antikristus, yang menentang Tuhan dan menjadikan Tuhan musuh mereka, dan yang telah dinyatakan oleh pekerjaan Tuhan pada akhir zaman."
Setelah mendengar firman Tuhan Yang Mahakuasa dan apa yang dipersekutukan oleh para saudari, aku membandingkannya dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para pendeta dan penatua. Aku melihat bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa diucapkan dengan cara yang sangat praktis dan bahwa, meskipun pendeta dan penatua fasih dalam hal Alkitab dan dapat menjelaskan Alkitab, itu tetap tidak berarti bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang Tuhan. Mereka mengandalkan bakat dan pengetahuan alami dalam pekerjaan mereka untuk mengangkat diri mereka sendiri sehingga orang lain akan menyembah mereka dan mengikuti mereka. Di permukaan, mereka tampaknya melayani Tuhan, tetapi dalam kenyataannya, apa yang mereka layani adalah gagasan dan khayalan mereka sendiri, status dan mata pencaharian mereka sendiri. Melalui pendeta dan penatua yang berulang-ulang melecehkan dan menghalangiku, aku dapat memahami siapa mereka sebenarnya. Mereka adalah antikristus yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari kebenaran, dan yang melayani Tuhan tetapi menentang-Nya. Meskipun pendeta dan penatua belum menyerah melecehkanku sampai hari ini, aku telah melihat dengan jelas esensi antikristus sejati berupa permusuhan terhadap kebenaran dan penentangan kepada Tuhan. Aku tidak akan lagi membiarkan diriku dilecehkan atau dikendalikan oleh mereka, dan aku sepenuhnya yakin bahwa pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman adalah benar. Aku ingin mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa sampai akhir, dan tidak pernah menyerah! Amin!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.