Tuhan Disebut Yahweh, Mengapa Dia Kemudian Disebut Yesus?

20 Oktober 2021

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan Yahweh dengan jelas mengatakan kepada kita: "Aku, Akulah Yahweh, dan selain Aku tidak ada Juruselamat lain" (Yesaya 43:11). "... Inilah nama-Ku untuk selama-lamanya dan inilah pengingat tentang Aku kepada semua generasi" (Keluaran 3:15). Tetapi tercatat dalam Perjanjian Baru: "Tidak ada keselamatan dalam diri orang lain; karena tidak ada nama lain di bawah langit yang diberikan kepada manusia, yang olehnya kami bisa diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12). "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Perjanjian Lama mengatakan bahwa hanya "Yahweh" yang adalah nama Tuhan, tetapi Perjanjian baru mencatat bahwa hanya dengan nama "Yesus", manusia dapat diselamatkan. Karena nama Tuhan Yahweh di Zaman Hukum Taurat sampai selamanya, mengapa nama Tuhan di Zaman Kasih Karunia disebut "Yesus"? Bagaimana seharusnya kita menerima "selamanya" yang disebutkan dalam kitab suci? Apa saja kebenaran dan misteri yang harus kita pahami tentang nama Tuhan? Mari kita persekutukan bersama-sama.

Isi

● Mengapa nama "Yahweh" berubah menjadi "Yesus"

● Mengapa Tuhan mengambil nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Apa arti nama Tuhan?

Mengapa nama "Yahweh" berubah menjadi "Yesus"

Beberapa orang mengatakan bahwa Alkitab dengan jelas mencatat bahwa nama Tuhan Yahweh untuk selamanya dan untuk semua generasi, tetapi ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan penebusan, nama Yahweh tidak lagi disebutkan, orang semuanya berdoa dalam nama Tuhan Yesus dan menghormati nama kudus Yesus, mengapa ini? Secara harafiah, kitab-kitab suci ini tampaknya bertentangan, tetapi sebenarnya tidak bertentangan, karena nama Tuhan tidak statis, tetapi berubah sesuai dengan pekerjaan Tuhan. "Kepada semua generasi", dan "Untuk selamanya" yang Tuhan katakan mengacu pada pekerjaan-Nya pada zaman tersebut. Selama pekerjaan Tuhan pada zaman tersebut tidak berakhir, nama Tuhan tidak akan berubah. Mereka yang mengikuti Tuhan harus selalu memegang nama yang Tuhan ambil pada zaman tersebut, sehingga kita akan dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus dan hidup dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Tetapi ketika Tuhan membuka zaman baru dan memulai pekerjaan baru, nama Tuhan akan berubah sesuai dengan pekerjaan-Nya. Pada saat ini, hanya dengan menerima nama Tuhan yang baru dan berdoa dalam nama Tuhan yang baru, orang dapat menerima persetujuan Tuhan dan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Sama seperti di Zaman Hukum Taurat, nama Tuhan adalah Yahweh. Orang yang berpegang pada nama "Yahweh" dan mematuhi hukum dan perintah yang diumumkan oleh Tuhan Yahweh akan diberkati oleh Tuhan dan mendapatkan belas kasihan Tuhan. Tetapi ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, Dia membuka Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Jika orang masih berpegang pada nama Tuhan Yahweh dan menolak untuk menerima nama Tuhan Yesus, mereka akan ditolak oleh Tuhan, tidak mendapatkan pekerjaan Roh Kudus dan hidup dalam kegelapan. Mereka yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan berdoa serta berseru dalam nama Tuhan Yesus, seperti Petrus, Matius, dan wanita Samaria, menerima pekerjaan Roh Kudus dan keselamatan Tuhan. "Untuk selamanya" mengacu pada esensi dan watak Tuhan yang tidak pernah berubah, bukan berarti nama Tuhan tidak pernah berubah.

Beberapa orang mungkin masih sedikit bingung, dan berpikir bahwa "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya." Bagaimana nama Tuhan bisa berubah? Bagaimana seharusnya kita menerima "untuk selamanya" yang disebutkan dalam Kitab Suci? Sebenarnya, "untuk selamanya" mengacu pada fakta bahwa hakikat dan watak Tuhan adalah abadi dan tidak berubah, bukan berarti nama Tuhan tidak akan pernah berubah. Tuhan berfirman: "Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan hakikat-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa hakikat-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, mungkinkah rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya akan dapat diselesaikan-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah tua? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? … Firman 'Tuhan itu tidak berubah' mengacu pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju" (Visi Pekerjaan Tuhan (3)). "Tuhan tetaplah Tuhan dan Dia tidak akan pernah menjadi Iblis; Iblis tetaplah Iblis dan dia tidak akan pernah menjadi Tuhan. Hikmat dan keagungan Tuhan, kebenaran dan kemegahan Tuhan tidak akan pernah berubah. Esensi-Nya, apa yang dimiliki-Nya, dan siapa Dia tidak akan pernah berubah. Namun, pekerjaan-Nya selalu bergerak maju, selalu lebih mendalam, karena Dia selalu baru dan tidak pernah usang. Tuhan mengenakan nama baru dan melakukan pekerjaan baru di setiap zaman. Demikian pula di setiap zaman Dia mengizinkan makhluk ciptaan-Nya melihat kehendak-Nya yang baru dan watak-Nya yang baru. Jika pada zaman baru orang gagal melihat pengungkapan watak Tuhan yang baru, bukankah mereka akan memakukan Dia pada kayu salib untuk selamanya? Kalau begitu, bukankah mereka mematok batasan tentang Tuhan?" (Visi Pekerjaan Tuhan (3)).

Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju, dan nama Tuhan berubah sesuai dengan pekerjaan Tuhan, tetapi bagaimanapun pekerjaan Tuhan atau nama Tuhan berubah, Tuhan tetap adalah Tuhan, watak dan esensi-Nya tidak akan pernah berubah. Sama seperti nama Tuhan di Zaman Hukum Taurat adalah "Yahweh" dan nama Tuhan di Zaman Kasih Karunia adalah "Yesus", tetapi bagaimanapun nama Tuhan berubah, itu adalah agar menyelamatkan manusia, dan tujuan pengelolaan Tuhan atas manusia tidak pernah berubah. Namun, orang-orang Farisi pada awalnya tidak mengerti bahwa nama Tuhan berubah sesuai dengan perubahan zaman dan pekerjaan Tuhan, mereka bersikeras berkata "Hanya Yahweh yang adalah Tuhan, dan tidak ada Juruselamat lain selain Yahweh." Mereka berpikir bahwa hanya Yahweh yang adalah Tuhan mereka, Juruselamat mereka. Akibatnya, ketika Tuhan menggunakan nama "Yesus" untuk melakukan pekerjaan penebusan, mereka tidak mencari apakah firman Tuhan Yesus adalah pengungkapan kebenaran, dan apakah pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan adalah pekerjaan Tuhan sendiri, tetapi mengandalkan sifat arogan dan dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasan mereka sendiri, dengan sewenang-wenang mengutuk dan menentang Tuhan Yesus, dan pada akhirnya mereka memakukan Tuhan Yesus di kayu salib, melakukan kejahatan keji, dan dikutuk serta dihukum oleh Tuhan. Dari pelajaran kegagalan orang-orang Farisi, kita dapat melihat bahwa jika kita tidak memahami arti dari perubahan nama Tuhan pada zaman yang berbeda, kita akan menyangkal esensi Tuhan semata-mata hanya karena Tuhan melakukan pekerjaan baru dan mengambil nama baru, menyangkal bahwa pekerjaan Tuhan dilakukan oleh satu Tuhan, maka sangat mudah untuk menentang Tuhan dan melakukan hal-hal yang menyinggung watak Tuhan.

Mengapa Tuhan mengambil nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Apa arti nama Tuhan?

Sebenarnya, nama Tuhan lahir karena pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, Tuhan menyelamatkan umat manusia, melakukan pekerjaan yang berbeda di zaman yang berbeda dan menyatakan watak yang berbeda. Oleh karena itu, nama Tuhan berubah. Dengan kata lain, setiap nama mewakili satu zaman, satu tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan dan watak yang diungkapkan oleh Tuhan di zaman tersebut, dan Tuhan menggantikan zaman dengan nama. Seperti yang Tuhan katakan: "Mengapa Yahweh dan Yesus adalah satu, tetapi dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda? Bukankah karena zaman pekerjaan Mereka berbeda? Mungkinkah satu nama merepresentasikan Tuhan seutuhnya? Jika demikian, Tuhan harus dipanggil dengan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, dan harus pula menggunakan nama tersebut untuk mengubah dan merepresentasikan zaman tersebut. Karena tiada satu nama pun yang dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan dan setiap nama hanya dapat merepresentasikan aspek temporal dari watak Tuhan pada zaman tertentu, maka tiada lain kecuali nama-Nya mewakili pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan dapat memilih nama apa pun yang sesuai dengan watak-Nya untuk merepresentasikan seluruh zaman" (Visi Pekerjaan Tuhan (3)). "Satu kata atau nama tertentu saja tidak cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara menyeluruh. Jadi, apakah menurutmu nama-Nya dapat ditentukan? Tuhan itu begitu agung dan begitu suci, tetapi engkau tidak mengizinkan-Nya untuk mengubah nama-Nya di setiap zaman yang baru? Oleh karena itu, di setiap zaman ketika Tuhan secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, Dia menggunakan nama yang cocok dengan zaman itu untuk merangkum pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya. Dia menggunakan nama khusus yang memiliki makna temporal untuk merepresentasikan watak-Nya pada zaman tertentu. Inilah Tuhan yang menggunakan bahasa umat manusia untuk mengungkapkan watak-Nya sendiri. ... Engkau harus tahu bahwa awalnya Tuhan tidak bernama. Dia mengambil satu, dua, atau banyak nama hanya karena Dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, selain harus mengelola umat manusia..." (Visi Pekerjaan Tuhan (3)).

Selanjutnya, mari kita melihat arti nama Tuhan "Yahweh". Firman Tuhan berkata: "'Yahweh' adalah nama yang Kupakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (umat pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia; Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh hikmat. ... Nama Yahweh adalah nama khusus bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat.... 'Yahweh' mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan yang dipakai bangsa Israel untuk memanggil Tuhan yang mereka sembah ..." (Juruselamat Telah Datang Kembali di atas "Awan Putih"). Nama "Yahweh" adalah nama yang Tuhan ambil ketika Dia bekerja pada Zaman Hukum Taurat, melambangkan watak Tuhan yang penuh kemegahan, murka, kutukan, dan belas kasihan. Orang-orang pada waktu itu tidak tahu bagaimana menyembah Tuhan atau bagaimana hidup di bumi. Bahkan jika mereka melakukan hal-hal yang Tuhan pandang sebagai hal-hal jahat, mereka tidak memiliki kesadaran sedikit pun. Jadi Tuhan menggunakan Musa untuk mengumumkan hukum dan perintah untuk memimpin umat manusia untuk hidup di bumi, manusia dituntut secara tegas mematuhi hukum dan perintah, sehingga manusia tahu bagaimana menyembah Tuhan dan tahu apa yang baik serta apa itu dosa. Jika manusia menaati hukum dan perintah, mereka dapat menerima kasih karunia dan berkat Tuhan Yahweh; jika mereka melanggar hukum dan perintah, mereka akan dibakar sampai mati atau dirajam sampai mati. Di bawah kepemimpinan Tuhan Yahweh, bangsa Israel mematuhi hukum, memuliakan nama Tuhan Yahweh sebagai Tuhan yang hebat, dan dengan demikian diberkati dan dipimpin Tuhan selama ribuan tahun.

Di Zaman Kasih Karunia, nama Tuhan berubah menjadi "Yesus", yang juga memiliki arti yang dalam. Firman Tuhan berkata: "'Yesus' adalah Imanuel, yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, penuh belas kasihan, dan yang menebus manusia. Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia mewakili Zaman Kasih Karunia... Nama Yesus ada untuk memungkinkan orang-orang pada Zaman Kasih Karunia lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama khusus bagi penebusan seluruh umat manusia" (Juruselamat Telah Datang Kembali di atas "Awan Putih"). Pada periode akhir dari Zaman Hukum Taurat, umat manusia semakin dirusak oleh Iblis, tidak dapat menegakkan hukum-hukum, dan tidak ada cukup korban penghapus dosa untuk menebus dosa mereka, dan mereka berada dalam bahaya dihukum mati dan dihukum oleh hukum-hukum setiap saat. Untuk mengampuni dosa manusia dan memungkinkan umat manusia untuk bertahan hidup, Tuhan berinkarnasi menjadi Anak Manusia dan datang ke bumi, Dia melakukan satu tahap pekerjaan penyelamatan dalam nama "Yesus" dan terutama mengungkapkan watak yang penuh kasih setia dan belas kasihan. Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib untuk umat manusia, menanggung dosa umat manusia, dan menjadi korban penebusan bagi umat manusia. Selama kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, berdoa dalam nama Tuhan Yesus, mengaku dosa dan bertobat, dosa-dosa kita akan diampuni, dan kita secara rohani merasa damai dan teguh, serta dapat menikmati rahmat dan berkat yang dianugerahkan oleh Tuhan.

Dari sini dilihat bahwa setiap nama Tuhan hanya mewakili pekerjaan dan watak Tuhan yang diungkapkan pada zaman tersebut. Ketika Tuhan melakukan pekerjaan baru sesuai dengan kebutuhan umat manusia, nama Tuhan juga akan berubah. Hanya dengan menerima nama baru Tuhan barulah kita bisa mendapatkan keselamatan selanjutnya dari Tuhan. Sama seperti di Zaman Kasih Karunia, jikalau Tuhan tidak disebut "Yesus" tetapi "Yahweh" ketika Tuhan datang, maka pekerjaan Tuhan akan berhenti pada Zaman Hukum Taurat, manusia yang rusak tidak akan dapat menerima keselamatan Tuhan, dan pada akhirnya akan dihukum dan dikutuk karena melanggar hukum. Sekarang ini adalah akhir zaman, setiap saudara dan saudari menantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk mengangkat kita ke dalam kerajaan surga. Tuhan Yesus dengan jelas berkata kepada kita: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). Wahyu pasal 2 dan 3 juga bernubuat berkali-kali: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Dan 1 Petrus 1:5 mengatakan: "Yang dijaga oleh kuasa Tuhan oleh iman kepada keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman." Dilihat dari sini bahwa ketika Tuhan kembali di akhir zaman, Dia masih akan berfirman, memungkinkan kita memahami semua kebenaran dan menerima keselamatan Tuhan di akhir zaman. Lalu ketika Tuhan Yesus muncul untuk bekerja di akhir zaman, pekerjaan-Nya telah berubah, akankah nama-Nya berubah sesuai pekerjaan-Nya? Akankah Tuhan disebut Yesus lagi ketika Dia datang? Kitab Wahyu menubuatkan: "Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama-Ku yang baru padanya" (Wahyu 3:12). Ayat ini menyebutkan bahwa Tuhan akan memiliki nama baru ketika Dia kembali di akhir zaman. Karena Tuhan memiliki nama baru, Dia seharusnya tidak lagi disebut "Yesus". Hal ini mengharuskan kita untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan. Ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan baru dan mengambil nama baru, kita harus melakukan pencarian dengan kerendahan hati, menyelidiki pekerjaan-Nya dengan sungguh-sungguh, dan tidak menggunakan ide dan imajinasi kita sendiri untuk mendefinisikan nama Tuhan. Hanya dengan cara ini, barulah kita dapat memiliki kesempatan untuk menyambut Tuhan.

Terima kasih Tuhan atas pencerahan dan bimbingan-Nya. Kiranya semua saudara dan saudari yang ingin mencari penampakan Tuhan akan dipersatukan kembali dengan Tuhan sesegera mungkin!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait