Sikap yang Benar Terhadap Tugas Seseorang

27 Juli 2022

Oleh Saudari Mi Lan, Filipina

Aku sangat sedih setelah itu. Aku tak bisa menerimanya, terutama saat melihat makin banyak orang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan sangat butuh penyiraman. Tugasku yang diganti saat itu membuatku bertanya-tanya apa aku telah disingkirkan. Aku mengkhawatirkan pendapat orang lain tentangku saat mereka tahu, bahwa aku tak punya kualitas dan hanya bisa melakukan pekerjaan kasar yang remeh, tak punya masa depan. Awalnya aku menyirami orang percaya baru bersama yang lain, tapi kini aku menangani divisi umum, hanya pekerjaan remeh, apa gunanya tugas semacam itu? Sebaik apa pun melakukannya, aku hanyalah pelaku pelayanan dan akhirnya disingkirkan. Namun, saat itu aku tak mencari kehendak Tuhan, dan makin sedih tentang itu. Aku tak menyelesaikan tugas dengan baik, justru puas hanya bekerja sekenanya tanpa mencurahkan hati. Kadang ada banyak hal yang harus dilakukan di malam hari, tapi aku tidur sangat dini. Lalu, seorang saudari yang bertanggung jawab atas penyiraman mengirimiku pesan, memintaku membantu mengumpulkan dokumen kerja yang lama. Aku merasa sangat menentang saat membacanya. Aku tak menyiram petobat baru lagi, jadi tak bertanggung jawab untuk hal itu. Kenapa dia memintaku melakukan itu? Aku tak bisa menolak, jadi dengan enggan setuju melakukannya. Namun, esok harinya saudari penyiram lain meminta bantuanku. Kupikir divisi umum benar-benar hanya serabutan, dan siapa pun bisa memerintahku. Itu bukan bidangku, kenapa dia memintaku membantu? Aku tak ingin setuju, tapi jika tak setuju, aku takut dia akan berpikir aku tak mendukung pekerjaan gereja. Terpaksa aku bilang setuju.

Selama beberapa hari, aku sama sekali tak memahami diriku. Aku tak bisa menerima perubahan tugas dari Tuhan dan menentang pemimpin, merasa dia mempersulitku. Aku sengaja berkata kepada mantan rekan sekerjaku, "Tak pernah ada waktu kosong saat aku menyiram dan aku melakukan semua tugasku. Pemimpin tak pernah membantuku saat masalah muncul, justru langsung memberhentikanku. Tak apa. Karena aku diberhentikan, pasti ada pelajaran yang bisa kupetik." Setelah mendengar itu, dia juga merasa pemimpin itu tak adil terhadapku. Namun, saat itu, memikirkan menangani divisi umum dan kehilangan rasa hormat orang lain membuatku merasa dizalimi. Kenapa aku ditugaskan menangani divisi umum? Apa aku hanya mampu melakukan pekerjaan serabutan? Apa aku tak layak dibina? Aku merasa tak berguna sejak saat itu, dan meski tak melepas iman sampai akhir, aku akan disingkirkan. Pikiran-pikiran ini membuatku makin menderita. Aku sadar keadaanku tak benar, jadi aku berdoa di hadapan Tuhan. "Tuhan, ada apa denganku? Ini juga tugas, jadi kenapa aku ini tak puas menangani divisi umum? Tuhan, cerahkan dan bimbinglah aku untuk memahami diri sendiri dan berhenti hidup dalam kerusakan."

Setelah berdoa, aku teringat firman Tuhan tentang sikap antikristus terhadap perubahan tugas. Firman Tuhan katakan: "Tugas apa yang sesuai untukmu harus didasarkan pada kelebihanmu sendiri. Jika terkadang tugas yang diatur untukmu oleh gereja bukanlah sesuatu yang kaukuasai atau bukan sesuatu yang ingin kaulakukan, engkau dapat mengangkat masalah tersebut dan menyelesaikannya melalui komunikasi. Namun, jika engkau dapat melaksanakan tugas itu, dan itu adalah tugas yang harus kaulaksanakan, dan engkau tidak ingin melakukannya hanya karena engkau takut menderita, berarti ada masalah denganmu sebagai manusia. Jika engkau bersedia untuk taat dan mampu meninggalkan dagingmu, barulah engkau dapat dikatakan masuk akal. Namun, jika engkau selalu berusaha mempertimbangkan tugas mana yang lebih bergengsi, dan engkau menganggap tugas tertentu akan membuat orang lain memandang rendah dirimu, ini membuktikan bahwa engkau memiliki watak yang rusak. Mengapa engkau begitu berprasangka dalam memahami tugasmu? Mungkinkah engkau mampu melaksanakan tugas dengan baik jika itu adalah tugas yang kaupilih berdasarkan gagasanmu sendiri? Belum tentu. Yang terpenting di sini adalah menyelesaikan watak rusakmu, dan jika engkau tidak menyelesaikan watak rusakmu, engkau tidak akan mampu melaksanakan tugasmu dengan baik, meskipun itu adalah tugas yang kaunikmati. Ada orang-orang yang melaksanakan tugasnya tanpa prinsip, dan pelaksanaan tugas mereka selalu didasarkan pada pilihan mereka sendiri, sehingga mereka tidak pernah mampu menyelesaikan kesulitan, mereka selalu asal-asalan dalam melaksanakan setiap tugas, dan akhirnya mereka disingkirkan. Dapatkah orang semacam ini diselamatkan? ... Pelaku kejahatan dan antikristus tidak pernah memiliki sikap yang benar terhadap tugas mereka. Apa yang mereka pikirkan ketika mereka dipindahkan? 'Apakah menurutmu aku hanya pelaku pelayanan, orang yang melayani atas perintahmu, yang dapat kausingkirkan begitu saja setelah engkau tidak lagi membutuhkanku? Yah, aku tak akan membiarkan diriku diperlakukan seperti ini! Aku ingin menjadi pemimpin atau pekerja karena itulah satu-satunya pekerjaan terhormat di sini. Jika engkau tak mau mengizinkanku menjadi pemimpin atau pekerja dan engkau tetap ingin aku memberikan kontribusi, lupakan saja!' Sikap macam apa ini? Apakah ini sikap ketaatan? Apa yang mendorong mereka memiliki sikap seperti ini ketika mereka dipindahkan? Yang mendorong adalah ketidaksabaran, gagasan mereka sendiri, dan watak mereka yang rusak, bukan? Dan apa konsekuensi memperlakukan hal ini seperti ini? Pertama-tama, akankah mereka mampu setia dan tulus dalam tugas mereka yang selanjutnya? Tidak, mereka tidak akan mampu. Akankah mereka memiliki sikap yang positif? Keadaan seperti apa yang akan mereka alami? (Keadaan sedih.) Apa esensi dari kesedihan? Esensinya adalah penentangan. Dan apa hasil akhir dari suasana hati yang menentang dan sedih? Dapatkah orang yang menentang dan merasa sedih melaksanakan tugas mereka dengan baik? (Tidak.) Jika orang selalu negatif dan menentang, layakkah mereka melaksanakan suatu tugas? Apa pun tugas yang mereka laksanakan, mereka tidak mampu melaksanakannya dengan baik. Ini adalah lingkaran setan, dan tidak akan berakhir dengan baik. Mengapa demikian? Karena orang semacam itu tidak berada di jalan yang baik; mereka tidak mencari kebenaran, mereka tidak taat, dan mereka tidak mampu memahami dengan baik sikap dan pendekatan keluarga Tuhan terhadap mereka. Bukankah ini masalah? Perubahan dalam tugas sangat tepat untuk dilakukan, tetapi antikristus mengatakan bahwa itu dilakukan untuk menyiksa mereka, bahwa mereka tidak diperlakukan seperti manusia, bahwa keluarga Tuhan tidak memiliki kasih, bahwa mereka diperlakukan seperti mesin, dipanggil saat dibutuhkan, lalu disingkirkan saat tidak dibutuhkan. Bukankah itu cara berpikir yang keliru? Apakah orang yang mengatakan hal semacam itu memiliki hati nurani atau nalar? Mereka tidak memiliki kemanusiaan! Mereka memutarbalikkan hal yang sangat masuk akal; mereka memutarbalikkan tindakan yang sepenuhnya tepat menjadi sesuatu yang negatif─bukankah inilah kejahatan antikristus itu? Dapatkah orang yang sejahat ini memahami kebenaran? Sama sekali tidak. Inilah masalah antikristus; mereka akan berpikir dengan cara memutarbalikkan apa pun yang terjadi pada diri mereka. Mengapa mereka berpikir dengan cara memutarbalikkan? Karena natur mereka sangat jahat, esensi mereka jahat. Natur dan esensi antikristus pada dasarnya jahat, diikuti dengan kekejaman mereka, dan semua ini adalah karakteristik utama mereka. Natur jahat antikristus menghalangi mereka untuk memahami apa pun dengan benar, dan sebaliknya mereka memutarbalikkan dan salah menafsirkan semuanya, bertindak berlebih-lebihan, mereka berdebat, dan tak mampu menangani segala sesuatu dengan benar ataupun mencari kebenaran. Selanjutnya, mereka secara aktif menentang segala sesuatu dan ingin membalas dendam, atau bahkan menyebarkan gagasan dan kenegatifan mereka sendiri, menghasut dan mengajak orang lain untuk mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Mereka secara diam-diam menyebarkan beberapa keluhan, mengkritik bagaimana orang diperlakukan di rumah Tuhan, aturan administrasinya, bagaimana pemimpin tertentu melakukan segala sesuatu, dan mengutuk para pemimpin ini. Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang kejam" ("Mereka Ingin Mundur Ketika Tidak Ada Status atau Harapan untuk Memperoleh Berkat" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Kulihat dari firman Tuhan, dalam menghadapi apa pun, antikristus tak bisa memahami kehendak Tuhan, justru selalu salah paham. Mereka melihat perubahan tugas sederhana dengan perspektif jahat, berpikir mereka diturunkan, keadaan mereka dipersulit. Bahkan merasa rumah Tuhan memerintah mereka seperti robot. Mereka negatif dan menentang, bisa meninggalkan tugas kapan pun, mengabaikan pekerjaan rumah Tuhan. Antikristus punya natur yang sangat jahat dan kejam! Namun, kulihat tindak tandukku sama persis. Aku seharusnya merenungkan kegagalanku setelah diberhentikan dan menghargai kesempatan menangani tugas baru ini. Namun, aku bahkan tak merenung. Aku merasa pemimpin bersikap keras kepadaku, bahwa tugas di divisi umum berstatus lebih rendah dan memalukan, aku bekerja serabutan, pelaku pelayanan, tak layak dibina, jadi aku tak punya masa depan. Aku benar-benar tak bisa tunduk, bahkan merasa sangat dizalimi, dan sangat menentang tugas ini. Aku selalu malas-malasan, bekerja sekenanya, mengikuti arus. Aku mengadu diriku dengan Tuhan dan menggunakan kenegatifan semacam ini untuk melawan Tuhan. Aku tak ingin bekerja sama saat para saudari penyiram meminta bantuanku, justru penuh dengan keluhan. Kupikir mereka main perintah, membuatku bekerja keras dan melakukan kerja serabutan. Aku sangat tak masuk akal dan jahat! Aku ingin melampiaskan perasaan dizalimi, jadi kuceritakan keluh kesahku kepada mantan rekanku, mengeluhkan pemimpin. Itu memengaruhi dia, dan dia akhirnya merasa bias terhadap pemimpin. Perubahan tugas itu benar-benar menyingkapku. Aku melakukan tugas berdasarkan preferensi pribadi, hanya ingin tugas yang membuatku terlihat baik. Dengan status lebih rendah, kupikir orang tak akan menghormatiku dan aku tak akan mendapat berkat, jadi sikapku negatif dan bekerja sekenanya, melawan Tuhan, bahkan melampiaskan kemarahan pada tugas. Aku menyebarkan bias dan gagasanku sendiri, membuat orang lain memihakku untuk membelaku. Apa bedanya itu dengan antikristus? Dalam renunganku, kulihat aku tak punya kemanusiaan atau nalar, aku punya natur yang sangat kejam.

Lalu, aku membaca firman Tuhan."Ada orang-orang yang tidak melaksanakan tugas mereka dengan baik, mereka selalu ceroboh dan asal-asalan, menyebabkan gangguan atau kekacauan, dan akhirnya mereka diganti. Namun, mereka tidak dikeluarkan dari gereja, tetapi diberi kesempatan untuk bertobat. Semua orang memiliki watak yang rusak, dan semua orang memiliki saat-saat ketika mereka merasa bingung, saat-saat ketika tingkat pertumbuhan mereka rendah. Tujuan memberimu kesempatan adalah agar engkau dapat membalikkan semua ini. Dan bagaimana engkau dapat membalikkannya? Engkau harus merenungkan dan memahami kesalahanmu di masa lalu; jangan membuat alasan, dan jangan mulai menyebarkan gagasan. Jika engkau salah paham terhadap Tuhan dan dengan acuh tak acuh meneruskan kesalahpahaman ini kepada orang lain sehingga mereka juga salah memahami Tuhan seperti dirimu, dan jika engkau memiliki gagasan dan mulai menyebarluaskannya sehingga semua orang memiliki gagasan seperti dirimu, dan berusaha bernalar dengan Tuhan bersamamu, bukankah ini menghasut? Bukankah ini menentang Tuhan? Dan dapatkah sesuatu yang baik dihasilkan dari menentang Tuhan? Apakah engkau masih dapat diselamatkan? Engkau berharap Tuhan akan menyelamatkanmu, tetapi engkau menentang dan melawan Tuhan; masih dapatkah Tuhan menyelamatkanmu? Lupakanlah harapan ini. Ketika engkau melakukan sebuah kesalahan, Tuhan tidak meminta pertanggungjawabanmu, dan Dia juga tidak menyingkirkanmu karena satu kesalahan ini. Rumah Tuhan memberimu kesempatan dan mengizinkanmu untuk terus melaksanakan tugas dan bertobat. Ini merupakan kesempatan yang diberikan kepadamu oleh Tuhan; jika engkau memiliki hati nurani dan akal, engkau seharusnya menghargai hal ini. Ada orang-orang yang selalu ceroboh dan asal-asalan ketika melaksanakan tugas mereka, dan mereka diganti; beberapa orang dipindahkan. Apakah ini berarti mereka telah disingkirkan? Jika Tuhan belum mengatakannya, engkau masih memiliki kesempatan. Jadi, apa yang harus kaulakukan? Engkau harus merenungkan dan mengenal dirimu sendiri, dan mencapai pertobatan sejati; inilah jalannya. Namun, bukan itu yang dilakukan oleh sebagian orang. Mereka melawan, dan mulai berkata, 'Aku tak diizinkan melaksanakan tugas ini karena aku mengatakan hal yang salah dan menyinggung seseorang.' Mereka tidak mencari masalah dalam diri mereka sendiri, mereka tidak merenung, mereka tidak mencari kebenaran, mereka tidak menaati pengaturan dan penataan Tuhan, dan mereka menentang Tuhan dengan menyebarkan gagasan. Bukankah mereka telah menjadi seperti Iblis? Ketika engkau melakukan hal-hal yang Iblis lakukan, engkau bukan lagi pengikut Tuhan. Engkau telah menjadi musuh Tuhan—dapatkah Tuhan menyelamatkan musuh-Nya? Tidak. Tuhan menyelamatkan orang-orang dengan watak yang rusak, manusia sejati—bukan setan, bukan musuh-Nya. Ketika engkau menentang Tuhan, mengeluh tentang Tuhan, dan salah memahami Tuhan, serta mengkritik Tuhan, menyebarkan gagasan tentang Tuhan, artinya engkau menentang Tuhan sepenuhnya; engkau sedang mulai memberontak terhadap Tuhan" ("Hanya dengan Mencari Prinsip Kebenaran Orang Dapat Melaksanakan Tugas Mereka dengan Baik" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Membaca firman Tuhan begitu menyentuhku. Aku telah kehilangan tugas itu, tapi Tuhan masih memberiku kesempatan melakukan tugas. Dia tak berkata aku tak bisa mengejar kebenaran dan akan disingkirkan. Aku telah diatur untuk mengambil tugas lain, memberiku kesempatan benar-benar merenungkan diri dan memahami diriku. Namun, karena tak memahami kehendak Tuhan, kupikir perubahan ini berarti kehilangan status, kehilangan muka, dan tak punya masa depan. Aku negatif dan melawan Tuhan. Aku sangat memberontak dan tak masuk akal! Saat menyiram orang percaya baru, karena tak punya kualitas baik, aku tak bisa dengan jelas bersekutu tentang berbagai kebenaran visi dan pertanyaan mereka tak terjawab. Namun, takut orang lain akan memandang rendah, aku berpura-pura, tak terbuka dan mencari bantuan tentang kesulitanku. Pemimpin bersekutu denganku tentang prinsip dan metode untuk tugas itu, tapi aku puas hanya tahu tentang itu, lalu setelahnya tak memikirkan cara melakukan dan menerapkannya. Jadi, aku tak memahami banyak prinsip setelah banyak persekutuan dan pekerjaan penyiramanku tak pernah mendapat hasil baik. Aku bukan hanya punya kualitas buruk, tapi juga sangat congkak dan tak punya keinginan mencari kebenaran. Aku tak meningkatkan keterampilan, dan tak ada kemajuan dalam pekerjaanku. Jadi, aku harus diberhentikan. Namun, aku tak mau mengakui kerusakan dan kesalahanku. Aku marah karena diberhentikan dan menolak menerimanya. Aku bahkan salah paham bahwa Tuhan sedang menyingkapku, membuatku terlihat buruk, menyingkirkanku. Aku tak masuk akal dan keterlaluan. Dengan kualitas burukku dan kurangnya pencapaian saat menyiram petobat baru, aku selalu merasa terkekang dan tak cakap, juga sangat tertekan. Jika terus melakukan tugas itu, bukan hanya akan menyakiti hidupku, tapi juga menghambat pekerjaan rumah Tuhan. Berdasarkan kualitas dan kekuatanku, pemimpin memberiku tugas yang bisa kulakukan dan selesaikan. Itu mengikuti prinsip dan bertanggung jawab terhadap hidupku. Namun, aku tak tahu yang baik untukku. Aku tak merenungkan diri untuk mengenal diriku, justru menyerang balik, menghakimi pemimpin di belakangnya, menyebarkan kenegatifan. Aku terlihat seperti mencari kesalahan pada dirinya, tapi sebenarnya aku menentang Tuhan, melawan Dia. Disingkap dengan cara ini, kulihat aku bukan hanya tak punya kualitas, tapi juga punya watak yang sangat rusak. Jika tak tunduk seperti yang seharusnya dan bersungguh-sungguh melakukan tugas, aku akan disingkap dan disingkirkan.

Dalam renunganku, aku juga menemukan pandanganku yang keliru. Kupikir tugas punya tingkatan, ada yang rendah dan tinggi, serta hanya tugas pemimpin atau penyiram yang sungguhan, sementara tugas kasar dan divisi umum tak dihitung. Kupikir itu pekerjaan rendahan dan hanya melakukan pelayanan, lalu aku akhirnya akan disingkirkan. Jadi, mendengar aku ditugaskan menangani divisi umum membuatku merasa rendah, diperlakukan seperti mesin. Aku sangat menentangnya dan bahkan tak punya motivasi melakukan tugasku. Namun, di rumah Tuhan, semua tugas adalah untuk rencana pengelolaan Tuhan menyelamatkan umat manusia. Entah itu menjadi pemimpin, penyiram, atau menangani divisi umum, semuanya amanat Tuhan, dan kita perlu bekerja sama. Seperti mesin, setiap bagian punya tujuannya, jadi tak ada tugas besar atau kecil, tinggi atau rendah, mulia atau hina, hanya fungsi yang berbeda. Apa pun tugas yang dilakukan, semua orang punya pelajaran untuk dipetik, kebenaran yang harus mereka masuki. Selama kita mengejar kebenaran, kita semua bisa diselamatkan Tuhan. Namun, sudut pandangku selalu keliru. Aku merasa menangani divisi umum hanyalah bekerja kasar, serabutan, dan melakukan pelayanan. Aku menerapkan perspektif jahat dan sesat itu pada perubahan tugasku dan salah memahami kehendak Tuhan. Itu membuat jijik dan dibenci Tuhan!

Itu mengingatkanku kepada firman Tuhan. "Keinginan Tuhan adalah agar setiap orang disempurnakan, agar akhirnya didapatkan oleh-Nya, untuk sepenuhnya ditahirkan oleh-Nya, dan untuk menjadi orang-orang yang Dia kasihi. Tidaklah penting apakah Aku mengatakan engkau semua terbelakang atau kualitasmu rendah—ini semua fakta. Perkataan-Ku tentang hal ini tidak membuktikan bahwa Aku bermaksud meninggalkanmu, bahwa Aku telah kehilangan harapan atas dirimu, apalagi bahwa Aku tidak mau menyelamatkanmu. Pada zaman sekarang, Aku telah datang untuk melakukan pekerjaan keselamatanmu, yang berarti bahwa pekerjaan yang Kulakukan adalah kelanjutan dari pekerjaan penyelamatan. Setiap orang memiliki kesempatan untuk disempurnakan: asalkan engkau mau, asalkan engkau mengejar, pada akhirnya engkau akan dapat mencapai hasilnya, dan tak seorang pun di antaramu yang akan ditinggalkan. Jika kualitasmu rendah, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kualitasmu yang rendah; jika kualitasmu tinggi, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kualitasmu yang tinggi; jika engkau bodoh dan buta huruf, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan dirimu yang buta huruf; jika engkau terpelajar, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan fakta bahwa engkau terpelajar; jika engkau sudah tua, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan usiamu; jika engkau mampu memberikan tumpangan, tuntutan-Ku terhadapmu akan sesuai dengan kemampuan ini; jika engkau mengatakan engkau tidak mampu memberi tumpangan, dan hanya mampu melaksanakan tugas tertentu, apakah itu mengabarkan Injil, atau mengurus gereja, atau menangani urusan umum lainnya, penyempurnaanmu oleh-Ku akan sesuai dengan tugas yang kaulakukan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Memulihkan Kehidupan Normal Manusia dan Membawanya ke Tempat Tujuan yang Mengagumkan"). Aku sangat tersentuh, tapi juga malu. Aku salah paham dan menyalahkan Tuhan tanpa memahami kehendak-Nya. Tuhan tak pernah berkata tak akan menyelamatkan orang dengan kualitas buruk, lalu kualitas atau tugas mereka tak menentukan cara Dia memperlakukan mereka. Dia melihat apakah mereka mengasihi dan mengejar kebenaran. Itulah kunci untuk apa mereka bisa diselamatkan. Aku teringat seorang pelaku kejahatan yang diusir oleh rumah Tuhan. Dia tampak punya kualitas dan tugasnya membuat kagum, tapi dia selalu mengejar status, menindas dan mengecualikan orang berpandangan beda. Dia dipangkas dan ditangani berulang kali, tapi tak bertobat. Dia akhirnya dikeluarkan. Lalu, pemimpin palsu dan antikristus yang disingkap dan disingkirkan beberapa tahun terakhir kebanyakan tampak punya kualitas dan karunia, tapi mereka tak mengejar kebenaran. Mereka selalu mengejar nama dan status, menempuh jalan melawan Tuhan. Sehebat apa pun kualitas orang, setinggi apa pun statusnya, jika tak mengejar kebenaran, pasti akan disingkap dan disingkirkan oleh Tuhan. Aku juga memikirkan saudara-saudari dengan kualitas rata-rata yang tugasnya tak luar biasa, tapi mereka mencurahkan hati, mengambil posisi makhluk ciptaan. Saat menunjukkan kerusakan, mereka berdoa dan mencari di hadapan Tuhan, merenungkan dan mengenal diri sendiri melalui firman Tuhan. Watak rusak mereka bisa berubah seiring waktu. Aku bisa merasakan betapa benarnya watak Tuhan saat memikirkan itu. Tuhan memperlakukan semua orang dengan adil. Terlepas dari kualitas kita, apa pun tugas kita, Tuhan memelihara dan menyirami semua orang dengan adil, serta mengatur situasi agar kita mengalami firman Tuhan dan masuk ke kenyataan kebenaran. Pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia sangat nyata! Setelah memahami kehendak Tuhan, penentanganku terhadap tugas ini berkurang, aku justru ingin tunduk dan melakukannya.

Kemudian, aku membaca firman Tuhan. "Saat ini, ketika engkau semua melaksanakan tugas di rumah Tuhan, apakah tugas itu besar atau kecil, apakah tugas itu melibatkan pekerjaan jasmani atau menggunakan otakmu, apakah tugas itu dilakukan di luar atau di dalam gereja, tugas yang kaulaksanakan bukanlah kebetulan. Apakah ini pilihanmu? ini diatur oleh Tuhan. Hanya karena amanat Tuhan-lah engkau tergerak, dan memiliki rasa akan misi dan tanggung jawab ini, serta mampu melaksanakan tugas ini. Di antara orang-orang tidak percaya, ada banyak orang yang menarik, cerdas, atau cakap. Namun, apakah Tuhan berkenan pada mereka? Tidak, Tuhan tidak memilih mereka, Dia hanya berkenan kepada engkau semua, kelompok orang yang ini. Dia membuatmu melakukan segala macam peran, melaksanakan segala macam tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan pengelolaan-Nya, dan ketika pada akhirnya rencana pengelolaan Tuhan sampai pada kesudahannya dan digenapi, sungguh ini akan menjadi sebuah kemuliaan dan hormat! Jadi, sementara melaksanakan tugas mereka sekarang ini, orang-orang mengalami sedikit kesukaran ketika mereka melepaskan segalanya dan mengorbankan diri mereka, ketika mereka membayar harga, ketika mereka kehilangan status, ketenaran dan kekayaan di dunia, ketika mereka tidak lagi memiliki hal-hal itu, tampaknya seolah-olah Tuhan telah merenggut hal-hal itu dari mereka—tetapi mereka telah mendapatkan sesuatu yang lebih berharga dan bernilai. Apa yang telah mereka dapatkan dari Tuhan? Dengan melaksanakan tugaslah orang memperoleh kebenaran dan hidup. Hanya ketika engkau telah melakukan tugasmu dengan baik, ketika engkau telah menyelesaikan amanat Tuhan bagimu, ketika engkau menjalani seluruh hidupmu bagi misi dan amanat yang Tuhan berikan kepadamu, ketika engkau memiliki kesaksian yang indah dan menjalani kehidupan yang berharga—baru pada saat itulah engkau menjadi manusia yang sesungguhnya! Mengapa Kukatakan engkau adalah manusia yang sesungguhnya? Karena Tuhan telah memilihmu, Dia telah memperkenankanmu untuk melaksanakan tugas makhluk ciptaan Tuhan dalam pengelolaan-Nya, dan tidak mungkin ada nilai atau makna yang lebih besar lagi bagi hidupmu" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). "Tuhan tidak melihat apa yang kaukatakan atau janjikan ketika di hadapan Tuhan. Tuhan melihat apa yang kaulakukan, tetapi Tuhan tidak peduli seberapa tinggi, misterius, atau hebatnya tindakanmu; bahkan jika engkau melakukan sesuatu yang sepele, jika Tuhan melihat ketulusan dalam tindakanmu, Tuhan akan berkata, 'Orang ini sungguh-sungguh percaya kepada-Ku. Mereka tidak pernah melebih-lebihkan. Mereka berperilaku sesuai dengan posisi mereka. Dan meskipun mereka mungkin belum memberikan kontribusi yang besar untuk rumah Tuhan dan berkualitas buruk, mereka teguh dalam semua yang mereka lakukan; mereka memiliki ketulusan.' Apa yang tercakup dalam 'ketulusan' ini? Ini mencakup rasa takut dan ketaatan akan Tuhan, serta iman dan kasih yang sejati; ini mencakup segala sesuatu yang Tuhan ingin lihat. Bagi orang lain, orang semacam itu mungkin biasa-biasa saja, ini bisa saja orang yang memasak makanan atau tukang bersih-bersih, seseorang yang melaksanakan tugas biasa. Orang semacam itu biasa-biasa saja bagi orang lain, mereka belum mencapai apa pun yang hebat, dan mereka tidak memiliki apa pun yang patut dihargai, dikagumi, atau dicemburui—mereka hanyalah orang biasa. Namun, semua yang Tuhan inginkan ada di dalam diri mereka, semuanya hidup di dalam diri mereka, dan mereka menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Menurut engkau semua, apa lagi yang Tuhan inginkan? Tuhan sudah puas" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku apa pun tugas yang kudapatkan, asalnya dari aturan dan pengaturan Tuhan. Aku harus tunduk dan mendekatinya dengan hati. Berapa pun kualitasku atau seberapa pun kemampuanku, aku harus mengerahkan semua tenagaku, mencurahkan hati. Itulah kehendak Tuhan, dan itulah tugasku yang sebenarnya.

Setelah cukup lama menangani divisi umum, kulihat itu bukan pekerjaan menjemukan yang kubayangkan. Ada banyak prinsip yang harus dipahami dan dimasuki dalam tugas itu, serta butuh hati tulus pencari kebenaran dalam menjalankannya. Aku meraih banyak hal dari menangani divisi umum setelah mendapatkan pelatihan untuk itu. Aku mempelajari keterampilan dan mulai memahami prinsip, juga mengalami betapa nyatanya penyelamatan Tuhan bagi umat manusia! Perubahan tugas ini mengubah perspektif keliruku terhadap tugas, aku juga bersedia tunduk pada pengaturan Tuhan dan berusaha yang terbaik dalam tugasku. Syukur kepada Tuhan!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Kisah Joy

Oleh Saudari Joy, Filipina Sang tokoh utama dalam kisah hari ini bernama Joy. Dia seorang saudari dari Filipina. Dahulu, dia selalu...