Jalan Menuju Kerajaan Tuhan Tidak Selalu Mulus

03 Juni 2022

Oleh Saudara Sang Peng, India

Aku lahir dalam keluarga Kristen dan ikut orang tuaku percaya kepada Tuhan. Aku juga sering menghadiri pertemuan gereja dan ikut berbagai kegiatan gereja. Suatu hari pada Maret 2020, aku bertemu seorang saudari di Facebook. Kami membicarakan kepercayaan kepada Tuhan, dan aku merasa hal yang dibicarakan saudari ini sangat baru. Misalnya, dia bertanya apa aku tahu kriteria untuk memasuki kerajaan surga, dan topik ini langsung menggelitik rasa ingin tahuku. Kupikir, "Aku telah lama percaya kepada Tuhan, tapi para pendeta dan penatua tak pernah membahas kriteria memasuki kerajaan surga. Aku juga tak pernah berpikir kita bisa masuk kerajaan surga dengan percaya seperti yang kita lakukan." Ini kali pertama kudengar topik ini, dan aku ingin tahu jawabannya. Kemudian, dengan ikut pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengerti setelah dirusak oleh Iblis, kita punya natur berdosa di dalam diri, dan kita sering berbuat dosa. Jika tak menghilangkan natur berdosa ini, kita tak bisa lepas dari dosa. Mereka yang kotor dan rusak tak memenuhi syarat masuk kerajaan surga, karena Tuhan itu benar dan kudus, manusia tak bisa melihat Tuhan jika tidak kudus. Dia juga memberitahuku, "Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, untuk mengungkapkan kebenaran, melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan orang. Dia melakukan ini untuk menghilangkan natur berdosa kita dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa. Hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan disucikan dari kerusakan, kita layak masuk ke kerajaan surga." Dia juga membacakan dua kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Engkau hanya tahu bahwa Yesus akan turun ke bumi pada akhir zaman, tetapi bagaimana tepatnya Dia akan turun? Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Saat itu, aku merenungkan firman ini, dan teringat perbuatanku dan saudara-saudariku. Harus kuakui kami percaya kepada Tuhan dan melakukan perbuatan baik, kami baik hati, juga tak memukul atau memarahi orang lain, tapi kami masih sering berbohong dan berbuat dosa, kami congkak dan memandang rendah orang lain, kami masih iri dan membenci orang, juga bersaing untuk ketenaran dan keuntungan. Kita semua hidup terperangkap dalam lingkaran berdosa dan mengaku, juga terus bergumul dengan dosa. Baru setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengerti bahwa ini karena natur berdosa dalam diri kita belum dihilangkan. Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku juga menemukan jalan agar bebas dari dosa dan diselamatkan Tuhan. Yaitu harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Hanya setelah kerusakan kita ditahirkan, barulah kita layak memasuki kerajaan Tuhan. Aku pikir firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat bagus dan nyata. Firman-Nya mencerahkan hatiku dan membuatku memahami kebenaran yang belum pernah kudengar. Setelah itu, aku rajin membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aktif menghadiri pertemuan daring, bersekutu dengan orang lain tentang pengetahuan dan pemahaman terhadap firman Tuhan, setiap kali kami bertemu, aku merasa itu sangat bermanfaat dan menyenangkan. Setelah beberapa waktu, aku memahami banyak kebenaran dan misteri yang tak kupahami dalam imanku kepada Tuhan, misalnya apa itu inkarnasi, cara membedakan Kristus sejati dari palsu, misteri nama Tuhan, tujuan rencana pengelolaan Tuhan, cara Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan bekerja tahap demi tahap untuk menyelamatkan umat manusia, bagaimana kerajaan Tuhan diwujudkan di bumi, dan lainnya. Juga, untuk pertanyaan yang tak kupahami saat membaca Alkitab sebelumnya, aku menemukan jawaban dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku sadar misteri ini hanya bisa diungkapkan oleh Tuhan sendiri. Jadi, aku memutuskan firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Saat itu, aku sangat bersemangat. Aku menceritakan kabar baik kedatangan Tuhan kembali kepada banyak teman, dan menyuruh mereka menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.

Namun, tak lama kemudian, gereja Kristen tertinggi dan paling berkuasa di daerahku—Gereja Baptis di India Timur Laut—mulai menyebarkan selebaran kepada orang percaya yang dipalsukan para pendeta untuk mengutuk Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Selebaran ini berisi fitnah PKT dan pencemaran Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan mengatakan Gereja ini mengkhotbahkan Tuhan telah datang kembali berinkarnasi, dan Dia seorang wanita, yang melawan Alkitab. Mereka meminta semua orang percaya tak menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Isi selebaran itu juga disiarkan di stasiun TV besar di India. Begitu menyalakan TV atau komputer dan menonton berita, kau bisa melihat propaganda negatif semacam ini. Itu segera menyebar ke seluruh negeri. Melihat para pendeta dan pemimpin ini terang-terangan memutarbalikkan fakta, menyebarkan kekeliruan, memfitnah dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa membuatku sangat marah dan sangat sedih. Banyak yang menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman bersamaku mengundurkan diri dari kelompok karena diperdaya. Beberapa bahkan coba membujukku, katanya ini gereja yang dikutuk PKT dan tak bisa dipercaya. Aku kecewa melihat mereka melepaskan jalan yang benar. Aku pikir, PKT adalah rezim ateis. Mereka tak percaya Tuhan sama sekali dan selalu mempersekusi keyakinan agama. Kenapa mereka lebih memercayai PKT, sebuah partai politik ateis, bukannya mendengarkan suara Tuhan atau menyelidiki pekerjaan Tuhan? Pada titik itu, seorang temanku di kampung halaman melihat unggahan WhatsApp-ku yang mengatakan "Tuhan telah datang kembali, dan kerajaan Kristus telah datang ke bumi," lalu dia bertanya apa aku pernah menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku bilang, "Ya." Dia melarangku memercayai itu. Dia juga mengirimiku komentar fitnah dan kekeliruan tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan berkata, "Pendeta memperingatkan agar tak mengikut Tuhan Yang Mahakuasa. Mustahil Tuhan datang kembali pada akhir zaman sebagai daging yang berinkarnasi, jadi kita tak boleh menghadiri pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa." Saat temanmu mengatakan itu, apa kau terpengaruh? Tidak juga, karena pada saat itu, saudara-saudari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah mempersekutukan kebenaran tentang inkarnasi kepadaku. Mereka bilang Tuhan akan datang kembali pada akhir zaman sebagai daging yang berinkarnasi, yang telah lama direncanakan Tuhan, dan dibuktikan oleh nubuat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berfirman: "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" (Matius 24:27). "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24-25). "Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" (Matius 24:44). Saat Tuhan Yesus menubuatkan kedatangan-Nya pada akhir zaman, Dia menyebutkan berkali-kali "kedatangan Anak Manusia," "Anak Manusia datang," dan "Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba." Di sini, "Anak Manusia" mengacu pada daging yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman dan mengungkapkan banyak kebenaran. Dia adalah kedatangan Anak Manusia, penampakan Juru Selamat, yang menggenapi nubuat Tuhan Yesus. Melalui persekutuan saudara-saudariku, aku juga tahu hanya Tuhanlah kebenaran, jalan, dan hidup. Jika seseorang bisa mengungkapkan kebenaran dan firman Tuhan, bisa melakukan pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, orang ini pastilah Tuhan yang berinkarnasi. Sebiasa apa pun penampakan-Nya, atau apakah Dia punya status atau kekuasaan, firman dan pekerjaan-Nya adalah yang terpenting. Ini cara terbaik untuk membuktikan identitas dan status-Nya. Memikirkan ini, aku memberi tahu temanku yang kupahami dan berkata kepadanya, "Tuhan adalah Pencipta, Tuhan bisa melakukan apa pun yang Dia mau. Yang harus dilakukan manusia adalah mencari, bukan menghakimi dan mendefinisikan Tuhan. Pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa membantuku memahami banyak kebenaran, jadi aku tak akan berhenti pergi ke pertemuan. Saat kita percaya Tuhan, kita harus mendengarkan suara Tuhan, bukan serta-merta mengikuti manusia. Tertulis dalam Alkitab, 'Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada manusia' (Kisah Para Rasul 5:29)." Setelah temanku mendengar ini, dia memberitahuku dengan sangat serius, "Jika terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, saat kau kembali ke kampung halaman, Dewan Tinggi akan menginterogasimu. Pendeta tak akan membiarkanmu percaya, dan penduduk desa akan menolakmu. Apa kau sudah memikirkan semua ini?" Aku bilang, "Ditolak oleh manusia tidaklah menakutkan. Yang menakutkan adalah tidak mengikuti jejak Tuhan dan ditinggalkan Tuhan. Pernahkah kau pikirkan jika Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus, dan kita tak menerimanya, kita akan jatuh ke dalam bencana, meratap, dan menggertakkan gigi? Kedatangan Tuhan kembali adalah hal besar, kenapa kau tak mencari dan menyelidiki?" Saat itu, dia masih menolak saranku.

Kemudian, temanku memberi tahu orang tuaku aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Selama seminggu penuh setelah itu, orang tuaku menelepon dan memarahiku setiap hari, katanya, "Pendeta menyuruh kami menghentikanmu ikut pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Kau harus berhenti ikut pertemuan dan meninggalkan Gereja ini!" Aku beri tahu mereka, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tak seperti yang dikatakan pendeta. Menghadiri pertemuan mereka telah mengajariku banyak kebenaran yang tak kupahami sebelumnya. Inilah jalan yang benar, dan aku tidak tersesat." Aku ingin bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa kepada mereka, tapi mereka begitu teperdaya oleh rumor sehingga tak membiarkanku bicara lagi. Kemudian, karena wabah, aku pulang ke rumah dari kampus. Saat orang tuaku melihat aku sering menghadiri pertemuan daring, mereka coba membatasiku. Tetangga juga membicarakanku, katanya aku sudah gila karena memercayai Tuhan Yang Mahakuasa dan mengabaikan pendeta. Bahkan ada yang bilang aku kerasukan setan. Orang tuaku makin marah saat mendengar semua ini. Mereka memarahiku saat tiba di rumah, "Apa kau tahu yang dikatakan penduduk desa tentangmu? Apa kau akan mengabaikan perkataan kami dan tetap ikut pertemuan itu?" Aku bilang, "Ya, aku akan tetap ikut pertemuan." Orang tuaku sangat marah dan makin keras coba menghentikanku. Mereka sering menyelaku selama pertemuan, sehingga sulit untuk hadir dengan tenang. Aku ingat sedang berdoa setelah pertemuan. Saat membuka mata, kulihat ayahku berdiri di sampingku, aku kaget. Kemudian dia berteriak dengan marah, "Matikan internet dan berhenti ikut pertemuan!" Aku beri tahu mereka, "Tuhan Yesus benar-benar telah datang kembali, sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, untuk melakukan pekerjaan penghakiman mulai dari rumah Tuhan. Jika kita tak mengikuti jejak Tuhan dan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan, dan tak membebaskan diri dari dosa, kita tak bisa memasuki kerajaan Tuhan, pada akhirnya, kita akan jatuh ke dalam bencana dan dihukum." Namun, orang tuaku tak mendengarkan perkataanku sama sekali dan mengulangi gagasan yang dikhotbahkan oleh pendeta. Mereka bilang mustahil Tuhan berinkarnasi sebagai wanita. Jadi, bagaimana kau bersekutu dengan mereka saat itu? Aku teringat sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa yang dibacakan saudara-saudari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). Aku ingat mereka bersekutu bahwa inkarnasi Tuhan adalah saat Roh Tuhan mengenakan daging dan menjadi manusia biasa, jadi entah Dia lelaki entah perempuan, Dia adalah Tuhan itu sendiri, Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan. Tuhan Yesus adalah lelaki. Dia disalibkan untuk manusia dan menanggung dosa manusia, itu menyelesaikan pekerjaan penebusan umat manusia. Pada akhir zaman, Tuhan datang berinkarnasi sebagai wanita, dan atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus, mengungkapkan semua kebenaran yang diperlukan untuk menyelamatkan manusia, dan melakukan pekerjaan menyucikan orang. Karena itu, entah Tuhan yang berinkarnasi itu lelaki entah perempuan, kebenaran yang Dia ungkapkan dan pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan Roh Tuhan, itu semua bisa menebus dan menyelamatkan umat manusia. Terlebih lagi, pada akhir zaman, jika Tuhan datang berinkarnasi sebagai wanita untuk bekerja, orang tak akan mendefinisikan Tuhan dengan berpikir Tuhan itu lelaki dan mustahil perempuan. Memikirkan ini, aku bersekutu kepada orang tuaku, "Tuhan adalah Roh, dan tak membedakan gender. Tuhan menciptakan lelaki dan perempuan sesuai gambar-Nya, jadi Tuhan yang berinkarnasi bisa lelaki atau perempuan. Penampakan fisiknya tak penting. Yang penting adalah Dia bisa mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia, dan Dia adalah inkarnasi dari Roh Tuhan, Tuhan itu sendiri." Orang tuaku tak bisa menyangkal kata-kataku, jadi mereka berkata, "Kau bilang Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, tapi kami tak percaya. Kami akan menerima kalau para pendeta dan penatua menerimanya. Pendeta bilang Tuhan Yang Mahakuasa adalah orang biasa lahir dari keluarga biasa, jadi ini mustahil inkarnasi Tuhan." Menanggapi ini, aku bilang kepada mereka, "Saat Tuhan Yesus datang untuk bekerja, para imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi Yudaisme tak mengakui Dia sebagai Tuhan karena asal-usul dan penampakan yang biasa. Mereka bilang, 'Bukankah ini putra si tukang kayu? Bukankah nama ibunya Maria?' Orang Farisi hanya melihat penampakan Tuhan Yesus. Mereka tak menyelidiki apakah firman dan pekerjaan-Nya berasal dari Tuhan. Mereka menghakimi dengan watak congkak mereka bahwa Dia adalah manusia biasa dan bukan Tuhan. Mereka juga memfitnah dan mengutuk Tuhan Yesus. Orang percaya Yahudi menyembah dan menaati mereka, lalu mengikuti mereka menyalibkan Tuhan. Pada akhirnya, mereka kehilangan penyelamatan Tuhan dan dihukum. Begitu juga saat ini. Para pendeta dan penatua tak menyelidiki apa firman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan. Mereka serta-merta menghakimi dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, katanya Tuhan Yang Mahakuasa itu manusia biasa, meragukan asal-usul dan latar belakang-Nya. Bukankah ini sama seperti saat orang Farisi mengutuk Tuhan Yesus?" Pada titik ini, aku ingat kutipan firman Tuhan yang dibacakan saudara-saudariku untukku. "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Penutup"). Lalu, aku berkata kepada orang tuaku, "Untuk menentukan apa itu benar inkarnasi daging Tuhan harus didasarkan pada apakah Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia, bukan penampakan-Nya. Pikirkanlah, apa kita percaya Tuhan Yesus karena gambar-Nya dalam daging? Tidak. Kita menerima Tuhan Yesus karena membaca firman-Nya dalam Alkitab, dan melihat bahwa firman-Nya adalah kebenaran, pekerjaan-Nya menebus seluruh umat manusia, dan kita menikmati banyak kasih karunia Tuhan, barulah kita percaya. Aku kini percaya Tuhan Yang Mahakuasa karena melihat firman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Firman-Nya punya otoritas dan kuasa, dan merupakan suara Tuhan. Barulah aku percaya Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan Yesus yang datang kembali. Kalian juga harus membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Jangan serta-merta menuruti kata-kata pendeta dan percaya ucapan pendeta. Jika mereka mengambil jalan yang salah, menentang, dan mengutuk Tuhan, akankah kalian ikut menentang dan mengutuk Tuhan?" Saat orang tuaku mendengar ini, mereka sangat marah. Mereka memarahiku, "Kenapa kau harus keras kepala melawan seluruh dunia keagamaan? Jika berani menentang pendeta dan penatua, kau akan diusir oleh penduduk desa. Jika itu terjadi, ke mana kau akan pergi? Kami tak akan bisa membantumu jika itu terjadi! Berhentilah bicara tentang semua ini, jangan bersaksi tentang Tuhan Yang Mahakuasa kepada orang lain. Kalau para pendeta dan penatua menerima, kami akan menerimanya. Untuk saat ini, jangan persulit dirimu." Bagaimanapun aku bersekutu, mereka tak mau mendengarkan sama sekali, dan mereka mencercaku. Mereka bilang, "Kami menghabiskan sangat banyak uang untuk sekolahmu, makanan, dan pakaianmu, tapi kau sangat tak patuh. Kau mengecewakan kami." Saat itu, kedua saudara lelakiku juga memihaki orang tuaku. Tidak seorang pun di keluargaku mendengarkan nasihatku. Aku coba jelaskan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran, dan mencoba berbagi hasil panenku dengan mereka, tapi apa pun yang kukatakan, mereka tetap tak mau mendengar. Orang tuaku dan penduduk desa dahulu memperlakukanku dengan sangat baik, tapi sekarang, hanya karena aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, sikap mereka terhadapku berubah. Kini aku penjahat dan orang buangan di mata mereka. Bahkan di rumah, aku tak bisa merasakan perhatian keluarga. Aku merasa kesepian dan sengsara. Namun, aku tahu tak boleh berhenti menghadiri pertemuan apa pun yang terjadi, karena jika tak ikut pertemuan dan membekali diri dengan kebenaran, akan mustahil menanggung lingkungan seperti itu. Kemudian, demi menghindari konflik tak perlu, aku harus bersembunyi dari mereka dan menghadiri pertemuan diam-diam. Aku tak bisa bicara dan bersekutu. Hanya bisa bersekutu dengan orang lain lewat tulisan.

Aku ingat suatu malam, pendeta dan seorang rekan kerja tiba-tiba datang ke rumahku. Para tetangga dan penduduk desa juga datang untuk menyaksikan. Pendeta bilang, "Apa yang kau bicarakan di pertemuan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa ini?" Aku bilang, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bersaksi bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, dan Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasilah yang melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Kami juga membahas orang seperti apa yang bisa masuk kerajaan surga, cara mengejar untuk mendapatkan keselamatan, dan masalah lainnya." Pendeta bilang, "Kalau begitu beri tahu aku orang seperti apa yang bisa masuk kerajaan surga." Nada suaranya menghina. Kujawab dia, "Tertulis dalam Alkitab, 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). Dari ayat-ayat ini, kita bisa lihat jika ingin masuk kerajaan surga, kita harus bebas dari dosa, ditahirkan dari watak rusak, dan menjadi orang yang melakukan kehendak Tuhan. Kini semua orang masih hidup dalam dosa. Kita sering berbohong dan berdosa, juga tak menerapkan firman Tuhan, jadi kita tak bisa masuk kerajaan surga." Aku juga bilang kepadanya, "Dahulu aku bingung kenapa kita terjebak dalam siklus berbuat dosa, mengaku dosa, dan berbuat dosa lagi. Kenapa kita tak bisa lepas dari belenggu dosa? Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengerti saat kita percaya kepada Tuhan, dosa kita diampuni, tapi natur berdosa kita, akar dosa kita, belum dihilangkan, jadi kita masih sering berbohong dan berdosa. Tertulis dalam Alkitab, 'Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). Tuhan itu kudus, jika masih berbuat dosa dan menentang Tuhan, kita tak bisa masuk kerajaan Tuhan. Kini Tuhan Yesus telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Dia mengungkapkan semua kebenaran yang menyucikan dan menyelamatkan umat manusia. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus, 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran. Dia tak hanya mengungkapkan misteri rencana pengelolaan Tuhan, Dia juga mengungkapkan akar dosa manusia, menghakimi dan menyingkap natur berdosa manusia, seperti kecongkakan, tipu daya, kejahatan, dan sebagainya, juga menyingkap berbagai kontaminan dalam kepercayaan kita kepada Tuhan serta pandangan keliru hanya perlu percaya kepada Tuhan untuk masuk kerajaan surga. Anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mengalami penghakiman firman Tuhan, perlahan menyadari kenyataan dari kerusakan mereka dan esensi natur mereka, menghasilkan pertobatan sejati, dan menyucikan watak rusak mereka. Ini efek yang dicapai firman Tuhan pada Zaman Kerajaan. Jika ingin masuk kerajaan surga, kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan hanya setelah kerusakan kita ditahirkan, barulah kita memenuhi syarat masuk kerajaan Tuhan." Setelah aku selesai, pendeta bilang, "Aku tahu kau rindu mengejar kebenaran, tapi kau masih muda. Kau tak mengerti Alkitab, sehingga mudah teperdaya. Sebaiknya kau berhenti mengikut Tuhan Yang Mahakuasa, mengaku dosa kepada Tuhan, bertobat, dan berhenti menghadiri pertemuan mereka." Kemudian, pendeta melihatku mengabaikan dia dan berkata, "Kau adalah dombaku. Beraninya kau tak menaatiku. Kau harus bertobat sekarang, mundur dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan berhenti berdoa atas nama Tuhan Yang Mahakuasa." Aku beri tahu dia, "Aku tak akan pernah berhenti mengikut Tuhan Yang Mahakuasa." Dia sangat marah dan memperingatkanku, "Dewan Tinggi gereja menunjukku untuk 'mengurus' kau. Jika tak berhenti, kau akan dibawa ke Dewan Tinggi untuk diinterogasi. Kau harusnya tahu, kalau itu terjadi, bukan hanya studimu terdampak, reputasimu di gereja pun akan buruk. Kau bahkan mungkin tak bisa menemukan pekerjaan kelak. Kenapa mempersulit dirimu? Kau harus fokus pada studimu!" Saat pendeta mengatakan ini, aku merasa sangat tertekan, karena tahu begitu diinterogasi oleh Dewan Tinggi gereja, mereka tak akan pernah berhenti mengangguku. Jika tak berhenti mengikut Tuhan Yang Mahakuasa, saat aku butuh sertifikat nanti, kepala desa tak akan mau menandatanganinya untukku, dan aku mungkin tak bisa menemukan pekerjaan. Orang tuaku menyekolahkanku ke perguruan tinggi agar aku bisa mencari pekerjaan yang baik setelah lulus. Jika aku tak bisa menemukan pekerjaan, orang tuaku pasti akan makin menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Selain itu, aku baru percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan masih sedikit memahami kebenaran. Jika aku dibawa untuk diinterogasi dan menghadapi sekelompok orang yang menyerangku, bisakah aku bertahan? Jika aku bersikeras percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, apa mereka akan mengeluarkanku dari sekolah? Apa mereka akan minta semua orang percaya lain untuk menolakku? Aku sangat khawatir memikirkan ini, jadi aku berdoa dalam hati kepada Tuhan, meminta Tuhan membimbingku, dan berkata ingin teguh bersaksi.

Setelah berdoa, aku membaca dua kutipan firman Tuhan. "Engkau semua harus berjaga-jaga dan menanti-nantikan setiap saat, dan engkau harus lebih banyak berdoa di hadapan-Ku. Engkau harus mengenali berbagai tipu muslihat dan rencana licik Iblis, mengenali roh, mengenali orang, dan mampu membedakan semua jenis orang, peristiwa dan hal-hal" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 17"). "Iblis selalu hadir melahap pengetahuan manusia tentang Aku dalam hati manusia, menggertakkan giginya dan meregangkan cakarnya dalam kematian terakhirnya. Apakah engkau semua mau menjadi mangsa rencana liciknya kali ini? Apakah engkau ingin menghancurkan hidupmu pada saat pekerjaan-Ku akhirnya selesai?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 6"). Aku paham dari firman Tuhan bahwa yang terjadi kepadaku ini adalah tipu daya Iblis. Iblis ingin mengganggu dan menghalangiku mengikuti Tuhan. Meskipun tingkat pertumbuhanku kecil dan aku tahu sedikit kebenaran, aku bersedia mengandalkan Tuhan untuk berdiri teguh dan mempermalukan Iblis. Jadi, aku beri tahu mereka, "Aku tak akan berhenti menghadiri pertemuan. Aku akan terus ikuti Tuhan Yang Mahakuasa." Orang tuaku sangat marah saat aku tak mendengarkan pendeta. Ayahku memelototiku dan berteriak, "Beraninya kau menolak. Sebelum pendeta pergi, kau harus bersumpah akan berhenti percaya Tuhan Yang Mahakuasa!" Pendeta mengancamku lagi, dia bilang jika aku tak berhenti ikut pertemuan minggu ini, dia akan membawaku ke Dewan Tinggi untuk diinterogasi. Namun, aku tak menyesal, karena tahu betul pilihanku benar. Sebelum menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku percaya Tuhan, tapi tak memahami persyaratan untuk masuk kerajaan surga. Terkadang, pikiranku dipenuhi fantasi, dan kadang, karena aku sering berbuat dosa dan tak tahu apa aku bisa masuk kerajaan, aku sangat bingung. Kini akhirnya aku mengerti. Hanya pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa yang bisa memperbaiki natur berdosa kita, barulah kita bisa diselamatkan dari dosa, mendapat penyelamatan, dan masuk kerajaan Tuhan. Hanya firman Tuhan Yang Mahakuasa yang memungkinkanku melihat dunia jahat ini dengan jelas, dan memahami bagaimana Iblis memakai falsafah duniawi untuk merusak umat manusia. Jika tak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku sudah mengikuti falsafah duniawi iblis seumur hidupku. Aku tak akan tahu cara melepaskan diri dari kerusakan Iblis. Jadi, bagaimanapun mereka menghalangiku, aku tak akan pernah berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Kemudian, pendeta melihat aku tak berniat berhenti, jadi dia pergi dengan marah. Orang tuaku juga sangat marah karena aku menolak pendeta, lalu berkata dengan marah, "Kau berani menyangkal pendeta dan melakukan hal yang dilarang gereja. Secara adat, kau harus diusir dari desa. Jika penduduk desa menolakmu, saat kau butuh sertifikat di masa depan, kepala desa tak akan menandatanganinya untukmu. Kau juga tak akan bisa menemukan pekerjaan. Apa kau sudah pikirkan konsekuensinya? Ke mana kau akan pergi? Kau hanya mahasiswa. Kau tak punya tempat tinggal, juga tak akan bisa bekerja. Bagaimana kau akan bertahan?" Ayahku juga bilang dia malu punya anak sepertiku. Dia berkata aku mempermalukan mereka, dan aku tak akan menjadi putranya di masa depan. Sepanjang hidup, ini kali pertama kudengar ayahku memarahiku seperti ini. Dia bahkan bilang aku bukan lagi putranya. Sulit dipercaya orang tuaku bisa mengucapkan itu. Aku sangat sedih sehingga tak berkata apa-apa. Ayahku lalu berkata, "Aku camkan, jika kau terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kembalikan semua uang yang kuhabiskan untuk membesarkanmu." Saat itu, aku sangat terhina dan sangat sedih. Orang tuaku memperlakukanku dengan baik di masa lalu. Di antara sepuluh anak, mereka memfavoritkan aku dan menaruh harapan tertinggi padaku. Mereka tak pernah mengucapkan kata-kata keras, tapi kini sikap mereka benar-benar berubah. Aku rindu kasih sayang orang tuaku dan tak ingin bermasalah dengan mereka. Aku merasa sangat lemah dan tak tahu harus berbuat apa, jadi aku berdoa kepada Tuhan, meminta Dia membimbingku menghadapi lingkungan ini. Kemudian, aku teringat sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus menyerahkan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kehidupan keluarga yang damai, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas hidupmu demi kesenangan sesaat. Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna. Jika engkau menjalani kehidupan yang vulgar dan tidak mengejar tujuan apa pun, bukankah engkau menyia-nyiakan hidupmu? Apa yang dapat engkau peroleh dari kehidupan semacam itu? Engkau harus meninggalkan seluruh kenikmatan daging demi satu kebenaran, dan jangan membuang seluruh kebenaran demi sedikit kenikmatan. Orang-orang seperti ini tidak memiliki integritas atau martabat; keberadaan mereka tidak ada artinya!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Firman Tuhan mengilhamiku. Aku mengerti bahwa aku harus menderita demi kebenaran. Meskipun keluargaku menentangku, pendeta menghalangiku, dan penduduk desa menghakimiku, dan aku merasa tersiksa serta sedikit lemah, apa pun yang mereka katakan, aku tak boleh berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan membaca firman Tuhan dan menghadiri pertemuan, aku memahami banyak kebenaran, serta sudah yakin di hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali, Kristus akhir zaman, jadi aku tak bisa berhenti ikut pertemuan. Aku tahu jika berhenti menghadiri pertemuan, keadaan akan tenang. Keluargaku tak akan lagi menentangku dan akan memperlakukanku sebaik dahulu, dan tak seorang pun akan menertawakanku lagi, tapi kesempatanku mendapatkan kebenaran dan diselamatkan Tuhan akan hilang. Aku beri tahu diriku, aku tak boleh melepaskan kebenaran dan mengkhianati Tuhan karena keluargaku tidak setuju. Firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang bisa memberi tahu kita bagaimana Iblis merusak umat manusia, hanya Dia yang menunjukkan jalan agar kita bebas dari dosa dan diselamatkan oleh Tuhan. Penderitaanku hari ini demi kebenaran itu sepadan. Jadi, aku memutuskan tidak akan lagi dibatasi keluargaku. Meskipun mereka tak lagi membayar uang sekolahku, meskipun aku diusir dari desa dan hidupku sulit, aku tak akan berhenti percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran.

Namun, selama sepekan ke depan, pendeta mengatur agar dua rekan kerja datang ke rumah kami setiap malam. Mereka ulangi kata-kata yang sama setiap hari untuk menghentikanku ikut pertemuan. Namun, meski begitu, aku terus menghadiri pertemuan. Pada masa itu, aku sering berdoa kepada Tuhan, meminta Dia menenangkan hatiku dan menjauhkanku dari semua gangguan ini. Kemudian hari, pamanku takut keluargaku akan ditertawakan jika masalah ini diketahui terlalu luas, jadi dia mendatangi pendeta untuk membahas strategi baru. Mereka membawaku ke seorang teolog yang adalah doktor teologi dan memahami Alkitab. Setelah kami bertemu, teolog itu menanyaiku. Dia bilang, "Kenapa kau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Apa kau sadar Tuhan Yang Mahakuasa hanya manusia biasa? Kenapa kau memercayai manusia?" Aku beri tahu dia, "Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang berinkarnasi. Dia tampak seperti orang biasa, tapi Dia punya Roh Tuhan dalam diri-Nya, dan Dia adalah inkarnasi dari Roh Tuhan, Dia tak hanya punya kemanusiaan normal, tapi juga keilahian yang penuh. Sama seperti Tuhan Yesus; dari penampakan, Dia adalah manusia biasa, tapi Dia sebenarnya Anak Manusia yang berinkarnasi, Tuhan itu sendiri. Dia bisa mengungkapkan kebenaran, serta melakukan pekerjaan penebusan dan penyelamatan umat manusia. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman dan menyatakan banyak kebenaran, seperti rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan, misteri inkarnasi dan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia. Dia telah mengungkapkan berbagai misteri kebenaran, juga menyingkap akar penyebab orang berdosa. Apa menurutmu orang biasa bisa mengungkapkan begitu banyak kebenaran? Tidak ada orang terkenal atau tokoh di dunia yang bisa mengungkapkan kebenaran ini. Hanya Tuhan yang bisa mengungkapkan kebenaran ini. Tidak seorang pun selain Tuhan yang bisa melakukannya. Semua kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Tuhan itu sendiri." Setelah mengatakan semua ini, dokter teologi itu menyelaku dan berkata, "Perkataanmu keliru. Semua firman Tuhan ada di dalam Alkitab, dan tak ada firman baru di luar Alkitab. Firman Tuhan Yang Mahakuasa tak mungkin firman Tuhan yang baru." Aku membantah dia dengan mengatakan, "Apa kau punya dasar alkitabiah untuk ini? Apa ada bukti dalam firman Tuhan Yesus? Tuhan Yesus berfirman, 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). Alkitab menubuatkan bahwa Anak Domba pada akhir zaman akan membuka gulungan itu. Ini semua menunjukkan Tuhan akan berbicara saat Dia datang kembali pada akhir zaman. Jika, seperti katamu, Tuhan tak mengucapkan firman baru di luar Alkitab, bukankah itu menyangkal semua firman dan pekerjaan kedatangan Tuhan kembali?" Saat itu, dia tak mendengarkan sama sekali. Dia mengatakan beberapa hal untuk mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dan berulang kali memintaku berhenti mendengarkan Kilat dari Timur. Lalu, dia mulai memamerkan betapa tinggi gelar teologinya, betapa dia menderita untuk berkhotbah bagi Tuhan, dan seterusnya. Dia juga berkata aku terlalu muda untuk memahami Alkitab dan harus mendengarkan dia, lalu menyuruhku berhenti bertemu dengan orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Pamanku bergabung dan bilang: "Kita tak boleh memercayai yang dikutuk oleh kalangan agama." Dia juga bilang, "Teolog ini terkenal karena pengetahuan alkitabiahnya, dan kau beruntung punya kesempatan bicara dengannya. Kuharap kau akan dengarkan dia dan berhenti ikut pertemuan." Aku beri tahu mereka, "Dahulu aku bingung tentang hidup dalam dosa. Aku tak bisa menemukan alasan orang tak bisa menyingkirkan dosa. Aku tak mengerti sampai kubaca firman Tuhan Yang Mahakuasa bahwa itu semua karena natur berdosa dalam diri kita. Jika natur berdosa kita tak dihilangkan, kita tak akan pernah bebas dari belenggu dosa." Aku juga bersaksi kepada mereka tentang kebenaran inkarnasi. Setelah mengatakan itu, teolog itu bilang dia terinspirasi oleh penjelasanku. Dia bilang itu sangat bagus dan berharap bisa mendiskusikannya denganku di masa depan, tapi dia bersikeras aku tak boleh menerima Tuhan Yang Mahakuasa. Kulihat meskipun teolog ini memahami Alkitab, punya banyak pengetahuan teologi dan reputasi bagus, sesungguhnya rohaninya miskin dan tak memahami kebenaran apa pun. Dia juga sangat congkak, tak menerima kebenaran, dan tak tertarik menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus, dia terus mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Percakapan itu tak mengubah tekadku mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Sebaliknya, itu memberiku pemahaman tentang para pendeta dan teolog di dunia keagamaan. Aku berhenti menghormati dan mengagumi mereka. Dengan menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan selama masa ini, aku juga mendapatkan pemahaman tentang kekeliruan di dunia keagamaan. Ini makin meyakinkanku bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah perwujudan dari satu-satunya Tuhan yang benar. Kemudian, dalam sebuah pertemuan, Aku bicara dengan saudara-saudari tentang keadaanku belakangan ini, dan mereka berbagi beberapa firman Tuhan denganku yang memberiku ketajaman tentang gembala palsu dan antikristus dalam pertempuran rohani ini. Tuhan Yesus berfirman: "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13). "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik! Karena engkau melintasi lautan dan daratan untuk menjadikan satu orang bertobat menjadi pengikutmu, tetapi begitu ia bertobat, engkau menjadikannya anak neraka yang dua kali lebih jahat daripada dirimu sendiri" (Matius 23:15). Setelah membaca firman Tuhan dan mendengar persekutuan mereka, hatiku jauh lebih cerah. Aku lihat para pendeta dan pemimpin di dunia keagamaan sama seperti orang Farisi yang dihukum Tuhan Yesus. Mereka menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman serta berusaha keras mencegah orang mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Mereka adalah hambatan bagi orang-orang memasuki kerajaan Tuhan. Mereka begitu jahat sehingga bukan hanya mereka tak masuk, tapi juga menghentikan orang lain masuk. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). "Lihatlah para pemimpin setiap denominasi. Mereka semua congkak dan merasa diri benar, dan penafsiran mereka terhadap Alkitab di luar konteks dan dibimbing oleh gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua bergantung pada karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak mampu berkhotbah sama sekali, akankah orang-orang mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki sedikit pengetahuan dan dapat mengkhotbahkan sedikit doktrin, atau mereka tahu bagaimana memenangkan hati orang lain dan menggunakan sedikit kelicikan. Mereka menggunakan hal-hal ini untuk menipu orang dan membawa mereka ke hadapan diri mereka sendiri. Secara teori, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi kenyataannya, mereka mengikuti para pemimpin mereka. Ketika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata: 'Kami harus berkonsultasi dengan pemimpin kami tentang iman kami.' Lihatlah bagaimana orang masih membutuhkan persetujuan orang lain ketika mereka percaya kepada Tuhan dan menerima jalan yang benar—bukankah ini masalah? Kalau begitu, menjadi apakah para pemimpin itu? Tidakkah mereka menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar? Orang-orang semacam ini memiliki tipe yang sama dengan Paulus" ("Hanya Pengejaran Kebenaran merupakan Kepercayaan yang Sejati kepada Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Tuhan dengan jelas menyingkap esensi para pemimpin agama yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan! Tuhan Yang Mahakuasa telah menampakkan diri dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tapi mereka tak mencari sama sekali. Bukannya mendengarkan suara Tuhan, mereka mendengarkan kata-kata partai ateis, PKT, mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dan menyebarkan kebohongan untuk menipu orang percaya, mencegah kita mendengar suara Tuhan dan menyambut-Nya. Itu menghancurkan kesempatan kita untuk diselamatkan dan masuk ke kerajaan surga. Meskipun para pendeta dan pemimpin ini sering menjelaskan Alkitab kepada orang-orang di gereja, mereka tak punya pengetahuan sedikit pun tentang Tuhan dan pekerjaan-Nya. Mereka juga tak takut akan Tuhan. Esensi mereka sama dengan orang Farisi. Mereka antikristus yang membenci kebenaran dan menentang Tuhan. Lalu, aku ingat bagaimana orang percaya Yahudi serta-merta menyembah para pemimpin agama, dan akibatnya, mereka mengikuti orang Farisi menentang Tuhan Yesus dan kehilangan penyelamatan Tuhan. Orang tuaku juga menyembah pendeta dan penatua. Meskipun bertahun-tahun percaya Tuhan, tak ada tempat bagi Tuhan dalam hati mereka. Mereka tak memahami kebenaran dan tak punya ketajaman. Mereka kira orang yang menaati pendeta dan penatua berarti menaati dan mengikuti Tuhan. Apa pun yang dikatakan pendeta dan penatua, orang tuaku turuti. Untuk hal sepenting menyambut Tuhan, mereka tak punya ketajaman dan serta-merta mendengarkan pendeta, tapi saat aku bersaksi kepada mereka tentang firman Tuhan Yang Mahakuasa, mereka tak mendengarkan, serta mengulangi perkataan pendeta dan teolog untuk mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka bahkan bilang, "Meskipun ini jalan yang benar, kami tak akan menerimanya kecuali pendeta menerimanya." Aku lihat orang tuaku sangat menyedihkan. Itu bukan percaya kepada Tuhan. Bukankah mereka hanya percaya kepada pendeta dan penatua? Aku memberi tahu orang tuaku, "Jika kalian lahir di Zaman Kasih Karunia, saat Tuhan Yesus muncul untuk bekerja, kalian sama dengan orang percaya Yahudi di masa lalu, mengikuti orang Farisi menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, karena kalian hanya mendengarkan pendeta. Jika pendeta dan penatua mengutuk sesuatu sebagai palsu, pendapat kalian sama, tapi kalian sama sekali tak menyelidiki jalan yang benar, juga tak berusaha mendengar suara Tuhan. Bukankah ini sama dengan mereka yang mengikuti orang Farisi dan menentang Tuhan Yesus? Bisakah kalian mendapatkan hasil bagus jika seperti ini?" Aku sedikit memahami orang tuaku, dan aku tak lagi dibatasi oleh emosiku, jadi aku bertekad menjadi saksi bagi Tuhan.

Selama masa itu, apa pun yang kulakukan, orang tuaku mengawasiku. Aku tak bisa menghadiri pertemuan di rumah dengan tenang. Saat itu, aku harus menyelinap ke hutan di dekat tepi desa kami pada malam hari untuk ikut pertemuan. Ada banyak nyamuk dan serangga. Aku digigiti nyamuk dan tak bisa menemukan tempat yang nyaman. Kadang aku masih di hutan hingga larut malam. Agar orang tuaku tak tahu aku keluar untuk ikut pertemuan, aku harus menyelinap pulang untuk tidur, dan bangun pagi lebih awal dari mereka agar mereka berpikir aku tidur nyenyak di malam hari. Pada siang hari, aku biasanya harus pergi ke ladang untuk membantu orang tuaku. Setelah beberapa saat, aku lelah dan mengantuk. Itu sangat melelahkan. Aku mulai merasa sedikit lemah, tak tahu kapan masa ini akan berakhir. Kadang aku bahkan berpikir jika aku mendengarkan orang tuaku dan berhenti ikut pertemuan, aku tak akan terlalu menderita, tetanggaku tak akan menertawakanku, dan itu tak akan memengaruhi usahaku mencari kerja. Memikirkan ini, aku sedikit terguncang. Namun, kupikir pada setiap pertemuan, aku bisa memahami beberapa kebenaran, dan ini kebenaran yang belum pernah kudengar. Aku enggan melepaskan itu. Selama masa itu, ada lagu pujian firman Tuhan yang memberiku semangat, aku mendengarkannya berkali-kali. " Iman dan kasih yang terbesar dituntut dari kita dalam pekerjaan akhir zaman. Kita mungkin tersandung akibat kecerobohan yang paling kecil, karena tahap pekerjaan ini berbeda dari semua pekerjaan sebelumnya: yang sedang Tuhan sempurnakan adalah iman manusia, yang tidak dapat dilihat dan diraba. Yang Tuhan lakukan adalah mengubah firman menjadi iman, menjadi kasih, dan menjadi hidup. Orang-orang harus mencapai titik di mana mereka telah menanggung ratusan pemurnian dan memiliki iman yang lebih besar dari iman Ayub. Mereka harus menanggung penderitaan luar biasa dan segala macam siksaan tanpa pernah meninggalkan Tuhan. Ketika mereka taat sampai mati, dan memiliki iman yang besar kepada Tuhan, maka tahap pekerjaan Tuhan ini selesai" ("Yang Tuhan Sempurnakan adalah Iman" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Aku paham dari lagu ini bahwa dagingku bisa lemah dan sengsara saat menghadapi kesulitan, tapi pada masa seperti ini, aku harus belajar meninggalkan daging. Jika mengikuti dagingku, aku tak bisa memuaskan Tuhan, juga akan kehilangan iman kepada Tuhan. Aku tahu benar bahwa setiap pertemuan bermanfaat bagi hidupku dan kebenaran yang kudapat adalah harta tak ternilai. Meskipun setiap pertemuan larut malam di hutan secara fisik melelahkan dan sulit, ini juga ujian bagiku, untuk melihat apa aku bisa menderita demi kebenaran dan punya iman sejati. Orang tuaku ingin aku mengejar ketenaran dan kekayaan di dunia serta mencari pekerjaan bagus, untuk memberi keluargaku kehidupan yang baik dan membuat mereka bangga. Inilah yang mereka inginkan dan harapkan. Namun, jika aku mendengarkan orang tuaku dan berhenti menghadiri pertemuan, meskipun aku tak harus mengalami semua ini, aku tak akan mendapatkan kebenaran. Aku tak akan berubah, hanya menghibur diri dan mengejar daging, yang tak bermakna. Aku bisa menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan menikmati begitu banyak kebenaran adalah berkat terbesar bagiku. Penderitaan kecil yang kualami tak ada artinya dibandingkan memahami kebenaran, dan semua itu bermakna. Memikirkan ini, aku rela melepaskan kesenangan daging dan apa pun yang keluargaku katakan tentangku. Aku hanya berharap bisa mengandalkan Tuhan untuk mengatasi kesulitan ini.

Kemudian, dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, keadaanku pelan-pelan membaik. Perlahan, aku juga mengerti hanya di lingkungan sulit aku bisa mencari lebih banyak kehendak Tuhan dan punya iman sejati kepada Tuhan, dan untuk ini, aku sangat bersyukur kepada Tuhan! Setelah itu, aku terus menghadiri pertemuan di hutan. Namun, suatu kali saat aku dalam pertemuan, seseorang tahu tentang itu dan memberi tahu orang tuaku. Saat makan pagi esok harinya, ibuku berkata, "Kupikir kau berhenti menghadiri pertemuan setelah bertemu dengan teolog. Aku tak tahu kau menghadiri pertemuan di hutan pada malam hari. Apa kau tak takut?" Saat bicara, dia mulai menangis. Itu pertama kalinya kulihat ibuku menangis di depanku. Aku tak tahu harus berkata apa. Air mataku menggenang. Aku tak bisa berhenti mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, tapi aku tak ingin menyakiti orang tuaku. Rasanya seperti pertempuran istimewa. Kemudian, aku teringat sebuah kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan sementara itu Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang Tuhan perkenan, Iblis pun memperhatikan, mengikuti dari belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan, semua demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, dia merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka melakukan perbuatan jahat bersamanya. Bukankah ini motif Iblis yang jahat? ... Dalam peperangan melawan Tuhan dan mengikuti di belakang-Nya, tujuan Iblis adalah untuk menghancurkan semua pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan, untuk merasuki dan mengendalikan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan, untuk sepenuhnya memusnahkan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan. Jika mereka tidak dimusnahkan, mereka menjadi milik Iblis, untuk dipakai olehnya—inilah tujuannya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku mengerti. Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, sementara Iblis berusaha keras menghalangi Tuhan, serta menghentikan orang mengikuti dan menerima penyelamatan Tuhan. Aku ingat bagaimana istri Ayub mencobai Ayub untuk meninggalkan Tuhan. Ini adalah tipu daya Iblis. Selama masa ini, teman-temanku menggangguku, pendeta dan keluargaku juga menghalangi dan mengancamku agar aku berhenti percaya Tuhan. Ini semua pencobaan Iblis. Keluargaku bilang mereka takut aku diusir dari desa dan tak punya tempat tujuan. Ibuku juga bilang dia mengkhawatirkanku. Ucapannya terdengar seperti dia khawatir, tapi sebenarnya Iblis memakai keluargaku untuk mencegahku mengikuti Tuhan. Iblis ingin memaksaku menyerah, terus mengikuti pendeta, tak pindah agama, dan kehilangan penyelamatan Tuhan. Aku tak boleh teperdaya Iblis. Setelah itu, aku terus menghadiri pertemuan dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tahu di masa depan, aku mungkin masih menghadapi banyak pencobaan Iblis dan mengalami banyak kemunduran, tapi aku tahu dalam hatiku, firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran. Aku bisa membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, mengalami pekerjaan Tuhan, dan mendapatkan kebenaran, itu esangat berarti bagiku. Sebanyak apa pun aku menderita, itu sepadan!

Sebelumnya: Pilihan Paling Bemakna

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Melihat Kejahatan Pendeta

Oleh Saudara Xiao Ci, Myanmar Aku bertemu seorang saudari secara daring pada September 2020. Dia memberitahuku Tuhan Yesus telah datang...

Dihalangi dalam Imanku

Oleh Saudara Pinbo, TiongkokAku memeluk Katolik tahun 1988. Beberapa tahun kemudian, aku diangkat sebagai diaken. Sesibuk apa pun, aku...