Cerita di Balik Penganiayaan Keluarga

07 April 2025

Aku pernah memiliki keluarga bahagia dan suamiku sangat baik kepadaku. Penyesalanku hanyalah bahwa aku tidak memiliki anak selama bertahun-tahun setelah menikah. Aku menemui banyak dokter terkenal dan menghabiskan banyak uang, tetapi sia-sia. Oleh karena ini, aku menghabiskan sebagian besar waktuku dalam keadaan sakit dan putus asa. Suatu hari di tahun 2015, seorang saudari datang ke rumahku untuk bertemu dengan ibu mertuaku. Dia membagikan Injil Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman kepadaku dan membacakan banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku. Dari firman Tuhan, aku memahami bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, bahwa takdir manusia berada di tangan Tuhan, bahwa semua yang dimiliki seseorang diberikan oleh Tuhan, dan bahwa kapan memiliki anak juga telah ditentukan oleh Tuhan. Perlahan-lahan, aku berhasil melepaskan diri dari rasa sakitku, aku tidak lagi merasa sedih karena tidak memiliki anak, dan suasana hatiku jauh lebih cerah dari sebelumnya. Kemudian, aku melahirkan seorang anak. Saat itu, walaupun suamiku tidak percaya kepada Tuhan, dia mendukung imanku. Keluarga kami bahagia dan harmonis, dan para tetangga kami pun sangat iri.

Namun, masa-masa indah itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 2017, orang tua suamiku melihat fitnah dan pencemaran nama baik oleh PKT terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di televisi, dan melihat bahwa PKT menekan dan menangkap mereka yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka takut ditangkap dan tidak lagi berani menjadi tuan rumah untuk saudara-saudari. Lalu, mereka juga mencoba membujukku untuk berhenti percaya. Suatu hari, ayah mertuaku berkata dengan nada serius, "Aku melihat di televisi bahwa PKT di mana-mana menangkapi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Banyak orang sudah ditangkap, dan aku dengar bahwa begitu mereka ditangkap, mereka disiksa, dan seluruh keluarga, dari orang dewasa hingga anak-anak, semuanya menderita, dan anak-anak dari orang-orang ini nantinya akan tidak boleh masuk perguruan tinggi, bergabung dengan tentara, atau menjadi pegawai negeri. Demi keluarga ini, jangan biarkan saudara-saudarimu datang ke rumah kita untuk melakukan pertemuan lagi. Kau juga harus berhenti percaya!" Ibu mertuaku juga mengiyakan dengan berkata, "Ada saudari yang dicari oleh PKT dan sedang dalam pelarian, dan bahkan sekarang, dia masih tidak bisa pulang. Anaknya mendaftar untuk bergabung dengan tentara, tetapi karena ibunya percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dia gagal dalam pemeriksaan politik dan tidak diterima. PKT sedang menindak dengan sangat keras sekarang ini. Kau harus berhenti percaya!" Setelah mendengar perkataan mereka, kupikir, "Manusia diciptakan oleh Tuhan dan adalah benar untuk kita menyembah Tuhan. Jika kita berhenti percaya kepada Tuhan karena takut dianiaya, tidakkah itu mengkhianati Tuhan?" Jadi kukatakan, "Kami memercayai Tuhan dengan cara bertemu untuk membaca firman Tuhan dan menempuh jalan yang benar dalam hidup. Kami tidak melakukan apa pun yang ilegal. PKT menangkap dan menganiaya orang percaya karena mereka adalah partai ateis yang menentang Tuhan. Kami hanya perlu lebih berhati-hati di masa depan." Ibu mertuaku berkata, "Memercayai Tuhan adalah hal yang bagus, tetapi tidak ada gunanya mencoba melawan PKT. PKT tidak memperbolehkan orang untuk percaya dan jika kau bersikeras untuk percaya dan suatu hari ditangkap, keluarga ini akan hancur!" Aku sadar bahwa aku tidak bisa berunding dengan mereka, jadi aku tidak mengatakan apa-apa lagi. Kemudian, suamiku juga mulai disesatkan oleh rumor PKT, dan dia takut bahwa imanku akan membuatku ditangkap dan berimbas pada keluarga, jadi dia sering mencegahku untuk menghadiri pertemuan dan melaksanakan tugasku. Sikap ibu mertua kepadaku juga berubah drastis. Dia tidak hanya berhenti membantuku mengurus anakku, tetapi juga mengawasiku. Setiap kali aku pergi ke pertemuan, dia akan memberi tahu suamiku, dan sering kali suamiku lalu marah padaku, mengancam bahwa jika aku terus pergi ke pertemuan, dia akan mencari saudara-saudari untuk menuntut balas kepada mereka. Seluruh keluargaku menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan dan tidak ada yang membantuku mengurus anakku. Aku tidak bisa pergi ke pertemuan atau melaksanakan tugasku, dan aku merasa sangat lemah serta tersiksa. Aku sering menangis dalam kesedihan, tidak tahu kapan hari-hari ini akan berakhir. Terkadang aku bahkan berpikir, "Jika aku mendengarkan mereka dan berhenti pergi ke pertemuan, bukankah perdebatan ini akan berhenti? Bisakah keluarga kami kembali ke kehidupan bahagia yang kami miliki sebelumnya?" Namun, aku tahu berpikir seperti ini adalah salah. Aku tidak bisa mengkhianati Tuhan untuk menyenangkan mereka. Aku begitu tidak punya hati nurani jika melakukannya.

Kemudian, aku membaca bagian firman Tuhan dan keadaanku sedikit berubah. Tuhan berfirman: "Sekarang ini, sebagian besar orang tidak memiliki pengetahuan itu. Mereka percaya bahwa penderitaan tidak ada nilainya, mereka dijauhi oleh dunia, kehidupan rumah tangga mereka bermasalah, mereka tidak dikasihi Tuhan, dan prospek mereka suram. Penderitaan sebagian orang mencapai titik ekstrem, dan pikiran mereka mengarah kepada kematian. Ini bukanlah kasih kepada Tuhan yang sejati; orang-orang seperti itu adalah pengecut, mereka tidak memiliki ketekunan, mereka lemah dan tidak berdaya! Tuhan benar-benar ingin manusia mengasihi-Nya, tetapi makin manusia mengasihi-Nya, makin besar penderitaan manusia, dan makin manusia mengasihi-Nya, makin besar ujiannya. Jika engkau mengasihi-Nya, semua jenis penderitaan akan menimpamu—dan jika engkau tidak mengasihi-Nya, mungkin segala sesuatu akan berjalan dengan lancar bagimu, dan semuanya akan damai di sekelilingmu. Ketika engkau mengasihi Tuhan, engkau akan merasakan bahwa banyak hal di sekelilingmu tidak dapat diatasi, dan karena tingkat pertumbuhan dirimu terlalu kecil, engkau akan dimurnikan; apalagi, engkau tidak akan mampu memuaskan Tuhan, dan engkau akan terus merasa bahwa maksud Tuhan terlalu tinggi, jauh dari jangkauan manusia. Karena semua ini, engkau akan dimurnikan—karena ada banyak kelemahan di dalam dirimu, dan karena banyak hal tidak mampu memuaskan maksud Tuhan, engkau akan dimurnikan di dalam dirimu. Namun engkau harus melihat dengan jelas bahwa penyucian hanya bisa dicapai melalui pemurnian. Maka, selama akhir zaman ini engkau semua harus menjadi saksi bagi Tuhan. Seberapa besarnya pun penderitaanmu, engkau harus menjalaninya sampai akhir, dan bahkan hingga akhir napasmu, engkau harus setia dan tunduk pada pengaturan Tuhan; hanya inilah yang disebut benar-benar mengasihi Tuhan, dan hanya inilah kesaksian yang kuat dan bergema" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan Engkau Semua Bisa Mengenal Keindahan Tuhan"). Setelah membaca firman Tuhan, hatiku sangat tersentuh. Keluargaku percaya pada rumor PKT dan menganiaya serta menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan, membuatku ingin berkompromi. Aku begitu lemah dan tingkat pertumbuhanku kurang. Partai Komunis menentang Tuhan, dan percaya serta mengikuti Tuhan serta menempuh jalan hidup yang benar di negara yang diperintah olehnya pasti akan dipenuhi dengan rintangan. Penganiayaan oleh keluargaku juga merupakan ujian bagiku, untuk melihat apakah aku akan berada di pihak Tuhan atau Iblis. Saat memikirkan ini, aku bertekad bahwa entah bagaimana keluargaku menganiayaku, aku tidak akan pernah berkompromi, dan tidak peduli seberapa besar penderitaanku, aku akan mengikuti Tuhan sampai akhir. Lalu, aku pindah ke rumah lain bersama anakku, dan aku tidak lagi berada di bawah pengawasan mertuaku. Suamiku di luar rumah saat siang hari karena dia bekerja, dan aku bisa menghadiri pertemuan serta melaksanakan tugasku lagi. Aku senang sekali.

Kemudian, Saudari Chen Ping datang untuk melakukan pertemuan denganku, tetapi suamiku mengetahuinya, dan dia mengusirnya, lalu dia berkata dengan marah padaku, "Orang-orang itu tidak boleh datang mengadakan pertemuan lagi di rumah kita. Jika polisi sampai tahu, seluruh keluarga kita akan menderita. Jika aku mendapati mereka lagi di sini, aku akan menelepon polisi!" Aku sangat marah dan membantahnya, tetapi apa pun yang kukatakan, suamiku tidak memperbolehkanku percaya kepada Tuhan lagi. Aku memikirkan bagaimana Saudari Chen Ping tidak bisa lagi datang untuk melakukan pertemuan denganku, dan karena anakku masih sangat kecil, aku tidak bisa membawanya ke pertemuan dan melaksanakan tugasku. Aku merasa lemah, dan aku merasa bahwa jalan iman itu terlalu sulit, dan mungkin untuk sementara waktu aku harus berhenti melaksanakan tugasku dan menunggu anakku tumbuh besar baru kemudian memulai lagi. Lalu, aku membaca firman Tuhan dan mendapatkan sedikit pemahaman tentang keadaanku. Tuhan berfirman: "Ketika Tuhan bekerja, memedulikan seseorang, dan memperhatikan orang ini, dan ketika Dia menyukai dan berkenan atas orang ini, Iblis juga akan menguntit orang ini, berusaha menyesatkan orang ini dan melukai dirinya. Jika Tuhan ingin mendapatkan orang ini, Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk mencobai, mengganggu, dan merusak pekerjaan yang Tuhan lakukan demi mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan ini? Iblis tidak ingin Tuhan mendapatkan siapa pun; Iblis ingin merebut orang-orang yang ingin Tuhan dapatkan, dia ingin mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka bergabung dengannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, dan menentang Tuhan. Bukankah ini motif Iblis yang jahat? Engkau semua sering mengatakan bahwa Iblis sangat jahat, sangat buruk, tetapi sudahkah engkau semua melihatnya? Engkau bisa melihat betapa buruknya manusia; engkau belum bisa melihat betapa buruknya Iblis itu sebenarnya. Namun dalam hal Ayub ini, engkau bisa benar-benar melihat betapa jahatnya Iblis. Hal ini telah membuat wajah Iblis yang mengerikan dan esensi dirinya menjadi sangat jelas. Dalam peperangan melawan Tuhan dan mengikuti di belakang-Nya, tujuan Iblis adalah untuk menghancurkan semua pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan, untuk merasuki dan mengendalikan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan, untuk sepenuhnya memusnahkan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan. Jika mereka tidak dimusnahkan, mereka menjadi milik Iblis, untuk dipakai olehnya—inilah tujuannya" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). Dari firman Tuhan, aku memahami dengan jelas kejahatan dan kekejian Iblis. Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, tetapi Iblis berusaha keras untuk menghalangi manusia dari mengikuti Tuhan. Iblis membuat segala macam rumor untuk mencemarkan nama Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan memperlakukan orang-orang percaya sebagai penjahat besar negara, menangkap dan menganiaya mereka, bahkan melibatkan keluarga orang-orang Kristen, mengintimidasi kerabat kita yang tidak percaya dan menggunakan mereka untuk mengganggu serta menghalangi iman kita. Tujuan hina naga merah yang sangat besar melakukan semua ini adalah untuk membuat kita semua mengkhianati Tuhan dan masuk neraka karenanya. Keluargaku takut ditangkap oleh PKT dan tidak berani percaya kepada Tuhan, dan mereka bersatu untuk menghalangi keyakinanku. Ketika aku menghadapi penganiayaan, aku merasa lemah, dan ingin meninggalkan tugasku untuk melindungi keluarga kecil kami yang bahagia. Ini berarti terjerumus ke dalam jebakan Iblis! Saat memahami ini, aku bertekad bahwa betapa pun sulitnya jalan di depan, aku tidak akan berkompromi, dan bahwa aku harus mengandalkan Tuhan untuk tetap teguh dalam kesaksianku. Kemudian, aku mengajak anakku pergi ke pertemuan secara diam-diam. Hebatnya, dia langsung tertidur begitu kami tiba di rumah saudari tersebut, dan baru terbangun setelah pertemuan kami usai, yang berarti aku bisa menghadiri pertemuan dengan pikiran yang tenang. Kemudian, aku dipilih sebagai pemimpin gereja, dan pekerjaan gereja sangatlah sibuk, jadi aku menyekolahkan anakku di taman kanak-kanak dan terus melaksanakan tugasku.

Pada tahun 2018, PKT meluncurkan operasi khusus lainnya yang menargetkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan semua jalan ditempeli spanduk bertuliskan "Serangan Telak Terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa" dan "Pasukan Tidak Akan Ditarik Sampai Pembasmian Selesai". Pengeras suara di daerah perumahan menyiarkan pengumuman secara berulang-ulang dari pagi hingga malam, yang bertujuan untuk membuat masyarakat gusar dan membuat mereka melaporkan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dengan imbalan 2.000 yuan untuk setiap penangkapan. Selama masa itu, banyak saudara-saudari yang ditangkap, dengan awan gelap dan kepanikan menyelimuti seluruh kota. Suamiku takut aku ditangkap dan mulai menganiayaku lebih parah lagi. Suatu hari, ketika aku hendak pergi, suamiku berkata, "Jangan pikir aku tidak tahu kalau kau diam-diam pergi ke pertemuan. Aku melihat kau sangat sibuk, kau pasti sudah menjadi pemimpin sekarang! Polisi secara khusus menangkapi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Lihat, ada kamera pengawas dan alat pemantau di seluruh jalan, dan polisi bisa menangkapmu kapan saja. Kau tidak boleh percaya lagi atau kau akan membuat kami ikut terseret! Sekarang kau harus menulis surat pernyataan untukku, berjanji bahwa kau tidak akan percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa lagi. Jika kau tidak menulisnya, aku akan mengusirmu dari rumah ini dan kau tidak akan boleh bertemu anak kita lagi!" Aku terkejut mendengarnya mengatakan itu. Hanya setan-setan PKT yang akan membuat seseorang menulis surat pernyataan tidak percaya kepada Tuhan. Bukankah dia setan! Dengan tegas kukatakan, "Tuhan Yang Mahakuasa adalah Juruselamat yang datang untuk menyelamatkan manusia, aku tidak akan pernah mengkhianati Tuhan, apalagi menulis surat pernyataan!" Hal ini membuat suamiku naik pitam, tangan kirinya lalu mencengkeram leherku dan tangan kanannya dua kali menamparku dengan keras. Wajahku langsung terasa panas dan sakit, dan air mata tanpa terkendali mengalir di wajahku. Selama bertahun-tahun bersama, suamiku tidak pernah memukulku, tetapi pada hari itu, dia menamparku karena dia memercayai rumor PKT. Aku merasa sangat terluka dan lemah. Sambil berlinang air mata, aku berdoa kepada Tuhan memohon kepada-Nya untuk memberiku iman dan kekuatan. Ketika sadar bahwa tiba waktuku untuk pergi ke pertemuan, aku membuat alasan untuk pergi. Namun, suamiku menghentikanku denagn berkata, "Hari ini aku hanya akan mengikutimu. Jika kau berani pergi ke pertemuan, aku akan menelepon polisi dan membuat kalian semua ditangkap!"

Namun setelah itu, aku masih menemukan cara untuk menghadiri pertemuan. Suamiku melihat bahwa aku tidak mendengarkannya, jadi dia mengatakan hal-hal buruk tentangku di hadapan orang tua dan kerabatku, mencoba membuat keluargaku mendesakku untuk tidak percaya. Ibuku berkata, "Aku tahu seperti apa dia. Sejak dia datang ke rumahmu, dia tidak pernah berdebat denganmu, dan dia melakukan semua yang seharusnya dia lakukan. Dia hanya percaya kepada Tuhan. Apa salahnya?" Saudaraku juga berusaha untuk membujuk suamiku. Ketika melihat keluargaku tidak berpihak padanya, suamiku pun naik pitam. Dia menemukan pemutar MP5 yang kugunakan untuk membaca firman Tuhan dan menghancurkannya. Dia juga merobek-robek Alkitab, dan kemudian dia menghancurkan pintu kaca kamar mandi, sebagian besar peralatan dapur kami, dan sejumlah barang lainnya. Mertuaku bergegas ke rumahku ketika mereka mengetahuinya, dengan marah mengkritikku, dan berkata, "Partai Komunis tidak memperbolehkan orang percaya kepada Tuhan, jadi tidak bisakah kau berhenti percaya? Jika kau tetap bersikeras untuk percaya kepada Tuhan dan ditangkap, itu akan membawa kehancuran pada keluarga kita. Suamimu tidak akan dikontrak untuk mengerjakan konstruksi bangunan lagi, harta benda kita akan disita, dan kemudian seluruh keluarga tidak akan punya sumber penghidupan lagi. Hari ini semua selesai! Singkirkan buku-buku itu dan berhentilah percaya!" Ibu mertuaku juga menyuruh ayah mertuaku pergi ke rumah Chen Ping untuk menuntut balas kepadanya. Aku ingat bahwa Chen Ping bertanggung jawab atas pekerjaan gereja, dan jika sesuatu terjadi kepadanya, seluruh gereja akan terkena imbasnya, dan dengan marah aku berkata, "Memercayai Tuhan adalah pilihanku sendiri. Jangan mengganggu orang lain. Mulai sekarang, dia tidak akan datang ke sini, dan aku tidak akan menemuinya." Saat mendengarku mengatakan ini, mereka berpikir aku sudah berkompromi dan kemudian pergi. Namun kemudian, suamiku tetapi pergi ke rumah Chen Ping untuk mengganggunya, membuatnya tidak punya pilihan selain meninggalkan rumah untuk melaksanakan tugasnya. Saat memikirkan bagaimana Chen Ping tidak bisa pulang ke rumah karenaku, aku merasa sangat bersalah dan tidak nyaman, aku juga memikirkan bagaimana akibat penganiayaan keluargaku, aku tidak dapat menghubungi saudara-saudari. Aku menghabiskan hari-hariku dalam keadaan tertekan. Aku harus berhati-hati saat membaca firman Tuhan karena takut ketahuan oleh suamiku, dan ketika aku melihat kamar kami yang besar, aku merasa seperti seekor burung yang terperangkap dalam sangkar. Meskipun hidupku nyaman, aku tidak merasakan kebahagiaan apa pun. Aku ingin sekali dapat percaya kepada Tuhan dan membaca firman-Nya dengan bebas!

Tak lama kemudian, suamiku berkata, "Seorang teman dari kantor polisi berkata pemerintah sedang melancarkan operasi khusus terhadap kalian yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan begitu mereka menangkap kalian, uang sebanyak apapun tidak akan bisa menjamin kalian keluar. Kau tidak hanya akan menderita batin, tetapi seluruh keluarga kita akan terseret bersamamu. Pemerintah ingin melarang semua kepercayaan agama. Bahkan Gereja Tiga Pendirian pun akan dirobohkan. Apa kau pikir kau bisa hidup dengan baik jika kau tidak patuh pada PKT? Memercayai Tuhan di Tiongkok berarti cari mati! Aku tidak ingin terus-menerus hidup dalam ketakutan dan kecemasan karena imanmu. Kau punya dua pilihan: Satu, lepaskan imanmu dan tinggallah di rumah untuk merawat anak kita. Jika kau melakukan ini, kau akan berkuasa di keluarga ini, dan aku akan mendengarkanmu dalam hal apapun. Kedua, pertahankan imanmu, tetapi tinggalkan anak kita, dan tinggalkan rumah ini tanpa membawa apa-apa." Sudah jelas bagiku bahwa pernikahan kami sudah berakhir. Aku merasa sangat sedih, dan memikirkan anakku yang harus berpisah dengan ibunya di usia sedemikian belia, membuatku merasa sangat lemah dan menangis dalam diam. Saat menghadapi perpisahan keluargaku yang akan segera terjadi, masa lalu terlintas di benakku seperti adegan-adegan dalam film. Dapatkan aku benar-benar meninggalkan keluarga yang telah kubangun dengan susah payah selama bertahun-tahun? Terutama saat memikirkan perpisahan dengan anakku dan tidak dapat melihatnya tumbuh dewasa, membuat pergi terasa sepuluh ribu kali lebih berat. Hatiku terasa sakit seperti tersayat pisau, dan kepalaku pusing. Di tengah perjuanganku yang menyakitkan, muncul sebuah pemikiran di kepalaku, "Jika aku berhenti percaya kepada Tuhan, suamiku tidak akan menceraikanku, aku bisa menghabiskan hari-hariku mendampingi anakku, dan seluruh keluarga bisa kembali seperti semula, hidup dalam kebahagiaan keluarga yang utuh." Ketika aku berpikir seperti ini, aku menyadari bahwa ini adalah pengkhianatan terhadap Tuhan. Aku teringat bagaimana aku menghabiskan hari-hariku hidup dalam kegelapan dan kehampaan ketika aku tidak percaya kepada Tuhan, dan bagaimana Tuhanlah yang menyelamatkanku dari lautan penderitaan, membekaliku dengan kebenaran dan memberiku kesempatan untuk diselamatkan. Jika aku memilih untuk mengkhianati Tuhan demi keluargaku, aku tidak layak menerima keselamatan dari Tuhan! Jadi aku berdoa kepada Tuhan di dalam hati, "Tuhan, aku tidak ingin mengkhianati-Mu, aku ingin percaya kepada-Mu, melaksanakan tugasku, dan membalas kasih-Mu, tetapi aku tidak sanggup meninggalkan anakku. Aku sangat lemah. Kumohon beri aku iman dan kekuatan." Setelah berdoa, aku teringat sebuah lagu pujian dari firman Tuhan yang berjudul "Engkau Harus Tinggalkan Semua demi Kebenaran":

1  Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus mengorbankan dirimu untuk kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami lebih banyak penderitaan. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kenikmatan kehidupan keluarga yang harmonis, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas seumur hidupmu demi kenikmatan sesaat.

2  Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna. Jika engkau menjalani kehidupan biasa dan duniawi, dan tidak memiliki tujuan apa pun untuk dikejar, bukankah ini berarti menyia-nyiakan hidupmu? Apa yang dapat engkau peroleh dari kehidupan semacam itu? Engkau harus meninggalkan seluruh kenikmatan daging demi satu kebenaran, dan jangan membuang seluruh kebenaran demi sedikit kenikmatan. Orang-orang seperti ini tidak memiliki integritas atau martabat; keberadaan mereka tidak ada artinya!

—Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"

Dengan pencerahan dan bimbingan firman Tuhan, aku memahami bahwa aku tidak bisa mengkhianati Tuhan demi mempertahankan keluargaku. Aku memikirkan bagaimana Tuhan, yang demi menyelamatkan orang-orang dari kuasa Iblis, menanggung penghinaan yang luar biasa dengan menjadi daging untuk berbicara dan bekerja di antara manusia, dan menderita segala macam kesukaran. Tuhan telah membayar semua harga yang harus dibayar-Nya dengan susah payah. Jika aku mengkhianati Tuhan demi kebahagiaan keluargaku, di manakah hati nurani atau martabatku sebagai manusia? Pengejaranku akan kebenaran dan keselamatan dari Tuhan dalam keyakinanku kepada-Nya adalah jalan yang benar dalam hidup, dan segala penderitaan yang kutanggung untuk memperoleh kebenaran tidaklah sia-sia. Apa pun kesenangan fisik atau kenyamanan dalam hidup, semua itu kosong, dan hanya dengan memperoleh kebenaran, seseorang dapat diselamatkan dan terus hidup. Aku tidak boleh membuang kebenaran dan mengkhianati Tuhan demi anak dan keluargaku. Aku harus kuat, mengejar kebenaran, membalas kasih Tuhan, dan menjalani hidup yang bermakna. Pada saat itu, segalanya menjadi jelas bagiku. Tidak peduli bagaimana suamiku menekanku, aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang mengkhianati Tuhan. Suamiku menekanku untuk bercerai karena takut jika aku ditangkap, dia akan ikut terseret bersamaku. Dia bertindak untuk melindungi kepentingannya sendiri. Aku menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang benar-benar mengasihi manusia. Di manakah kasih di antara manusia? Hubungan antar manusia hanya didorong oleh kepentingan pribadi, dan begitu tidak ada kepentingan yang bisa diperoleh, orang-orang akan berubah saling memusuhi. Suamiku jelas tahu bahwa percaya kepada Tuhan adalah jalan yang benar, tetapi masih berpihak pada PKT untuk menekanku. Esensinya adalah menentang Tuhan, dan dengan mengikuti PKT, dia mengikuti jalan menuju kebinasaan serta pemusnahan. Sementara itu, dengan percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran, aku mengikuti jalan keselamatan. Jalan kami pada dasarnya memang berbeda. Hidup bersama dia berarti hanya terus ditekan olehnya, dan tidak bisa bebas memercayai Tuhan atau mengejar kebenaran. Jadi, aku berkata dengan tenang, "Karena kau mengajukan perceraian, aku setuju." Suamiku mencibir dan berkata, "Begitu kita bercerai, kau tidak akan pernah bertemu dengan anak kita lagi, dan jika aku tahu kau mendekatinya, aku akan menelepon polisi dan menangkap kalian semua!" Ibu mertuaku kemudian datang dan mencoba membujukku dengan mengatakan, "Jika kau berhenti percaya kepada Tuhan, kau bisa membawa anakmu ke mana saja sesukamu, dan menjalani kehidupan yang baik! Selain itu, dia masih sangat kecil; bagaimana mungkin kau tega meninggalkannya?" Saat mendengar kata-kata ibu mertuaku, hatiku terasa seperti ditusuk pisau. Kupikir, "Sejak dia lahir, dia tidak pernah jauh dariku. Siapa yang nanti akan merawatnya? Apakah dia akan menderita? Apakah orang lain akan merundungnya? Bagaimana jika dia sakit dan tidak ada yang merawatnya?" Makin aku memikirkannya, makin sakit rasanya. Lalu, aku teringat firman Tuhan: "Aku akan selalu menghibur semua orang yang memahami maksud-Ku, dan Aku tidak akan membiarkan mereka menderita atau terluka. Hal yang terpenting sekarang adalah engkau mampu bertindak sesuai dengan maksud-Ku. Mereka yang melakukan ini pasti akan menerima berkat-Ku dan mendapat perlindungan-Ku. Siapa yang dapat sungguh-sungguh dan sepenuhnya mengorbankan diri mereka sendiri bagi-Ku dan mempersembahkan seluruh keberadaan mereka bagi-Ku? Engkau semua setengah hati; pikiranmu berputar-putar, memikirkan rumah, dunia luar, makanan dan pakaian. Walaupun engkau berada di sini di hadapan-Ku, melakukan segala sesuatu bagi-Ku, jauh di lubuk hatimu engkau masih sedang memikirkan istrimu, anak-anakmu, dan orang tuamu di rumah. Apakah semua ini adalah hartamu? Mengapa engkau tidak memercayakannya ke dalam tangan-Ku? Apakah engkau tidak memiliki iman yang cukup kepada-Ku? Atau apakah engkau takut Aku akan membuat pengaturan yang tidak pantas bagimu? Mengapa engkau selalu mengkhawatirkan keluarga lahiriahmu dan mengkhawatirkan orang-orang yang kaukasihi? Apakah Aku memiliki posisi khusus di hatimu?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 59"). "Selain melahirkan dan membesarkan anak, tanggung jawab orang tua dalam hidup anak-anak mereka hanyalah menyediakan bagi mereka lingkungan formal untuk bertumbuh, karena tidak ada hal lain selain ketetapan Sang Pencipta yang berhubungan dengan nasib seseorang. Tidak seorang pun dapat mengendalikan masa depan seperti apa yang akan orang miliki; itu telah ditentukan jauh sebelumnya, dan bahkan orang tua tidak bisa mengubah nasib seseorang. Dalam perkara nasib, setiap orang berdiri sendiri, setiap orang memiliki nasib mereka sendiri. Jadi, tidak ada orang tua yang bisa mencegah nasib seseorang dalam hidupnya atau memberi pengaruh sekecil apa pun terhadap peran yang akan orang mainkan dalam hidupnya. Dapat dikatakan bahwa keluarga tempat orang ditetapkan untuk dilahirkan dan lingkungan tempat ia bertumbuh, semuanya tak lebih dari prasyarat bagi pemenuhan misi orang itu dalam hidupnya. Semua itu sama sekali tidak menentukan nasib seseorang dalam hidupnya ataupun nasib macam apa yang orang miliki saat memenuhi misi mereka" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"). Firman Tuhan memberiku iman dan kekuatan. Aku ingat bagaimana aku mandul selama bertahun-tahun karena penyakit, bahkan dokter-dokter terkenal pun angkat tangan, dan bahwa saat aku hidup dalam kegelapan dan rasa sakit, firman Tuhanlah yang memberiku terang, membiarkanku memahami kedaulatan dan takdir Tuhan, dan membantuku bebas dari rasa sakit. Kemudian, secara ajaib aku memiliki seorang anak. Keluarga dan anakku adalah karunia dari Tuhan. Aku selalu berpikir aku bisa merawat anakku dengan baik, dan tidak pernah memercayakannya ke dalam tangan Tuhan. Firman Tuhan membuatku memahami bahwa sebenarnya Tuhanlah yang menjaga, memelihara, dan menyediakan bagi setiap orang. Nasib anakku berada di tangan Tuhan dan Dia akan mengatur segalanya untuk anakku. Takdir anakku dan apakah dia menderita atau tidak, semuanya ditentukan oleh Tuhan. Hanya karena aku di rumah bukan berarti aku bisa merawatnya dengan baik, aku juga tidak bisa menjamin kesehatan dan keselamatannya hanya dengan bersamanya setiap hari. Aku harus memercayakan segala sesuatu yang berkaitan dengan anakku kepada Tuhan dan fokus melaksanakan tugasku. Setelah memikirkan ini, beberapa kekhawatiranku tentang anakku terlepas, dan hatiku tidak lagi terasa sakit. Ibu mertuaku masih mengeluh tentangku, tetapi aku tidak ingin berdebat dengannya, kupikir, "Sudah jelas, anakmu yang ingin bercerai untuk melindungi dirinya sendiri, tetapi kau mengatakan bahwa aku meninggalkan keluarga dan anakku karena imanku kepada Tuhan. Apa kau tidak melihat bahwa kau memutarbalikkan kebenaran?"

Aku juga teringat akan seorang saudara di daerah kami yang diburu oleh PKT karena imannya. Dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk pulang ke rumah secara rahasia untuk merawat ayahnya yang lumpuh dan sudah lansia, hanya untuk ditangkap dan dipukuli sampai mati oleh PKT. Bagaimana bisa dikatakan orang-orang percaya meninggalkan keluarga mereka? Bukankah penganiayaan kejam PKT terhadap orang-orang Kristen yang mengakibatkan hal itu? Aku teringat bagian firman Tuhan: "Selama ribuan tahun, negeri ini telah menjadi negeri yang najis. Negeri ini tak tertahankan kotornya, penuh kesengsaraan, hantu merajalela di mana-mana, menipu dan menyesatkan, membuat tuduhan tak berdasar, dengan buas dan kejam, menginjak-injak kota hantu ini, dan meninggalkannya penuh dengan mayat; bau busuk menyelimuti negeri ini dan memenuhi udara dengan pekatnya, dan tempat ini dijaga ketat. Siapa yang bisa melihat dunia di balik langit? Iblis mengikat erat seluruh tubuh manusia, ia menutupi kedua matanya dan membungkam mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beberapa ribu tahun sampai sekarang, di mana ia terus mengawasi kota hantu ini dengan saksama, seakan-akan ini adalah istana setan yang tak bisa ditembus; sementara itu, gerombolan anjing penjaga ini menatap dengan mata liar penuh ketakutan kalau-kalau Tuhan akan menangkap mereka saat tidak waspada dan memusnahkan mereka semua, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat untuk merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin penduduk kota hantu seperti ini pernah melihat Tuhan? Pernahkah mereka menikmati keindahan dan kasih Tuhan? Bagaimana mereka bisa memahami masalah-masalah dunia manusia? Siapakah di antara mereka yang mampu memahami maksud-maksud Tuhan yang penuh hasrat? Maka, tidaklah mengherankan bahwa inkarnasi Tuhan tetap sepenuhnya tersembunyi bagi mereka: di tengah masyarakat yang gelap seperti ini, di mana Iblis begitu kejam dan tidak manusiawi, bagaimana mungkin raja Iblis, yang menghabisi orang-orang tanpa mengedipkan matanya, menoleransi keberadaan Tuhan yang penuh kasih, baik, dan juga kudus? Bagaimana mungkin ia akan menghargai dan menyambut kedatangan Tuhan dengan gembira? Para antek ini! Mereka membalas kebaikan dengan kebencian, sejak dahulu mereka mulai memperlakukan Tuhan sebagai musuh, mereka menyiksa Tuhan, mereka luar biasa buasnya, mereka sama sekali tidak menghargai Tuhan, mereka menyerang dan merampok, mereka sudah sama sekali kehilangan hati nurani, mereka sepenuhnya mengabaikan hati nuraninya, dan mereka menggoda orang tidak bersalah menjadi koma. Nenek moyang? Pemimpin yang dikasihi? Mereka semuanya menentang Tuhan! Tindakan ikut campur mereka membuat segala sesuatu di kolong langit ini menjadi gelap dan kacau! Kebebasan beragama? Hak dan kepentingan yang sah bagi warga negara? Semua itu hanya tipu muslihat untuk menutupi dosa!" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)"). Dengan merenungkan firman Tuhan, aku menyadari bahwa PKT memang setan jahat yang menentang Tuhan dan mencelakakan manusia. Mereka berpura-pura mendukung kebebasan beragama, tetapi diam-diam, mereka menentang Tuhan dengan gila-gilaan dan menangkap serta menganiaya umat pilihan-Nya. PKT benar-benar harus dikutuk dan dibinasakan! Tuhan berinkarnasi untuk mengungkapkan kebenaran di bumi, menyucikan, dan menyelamatkan manusia, tetapi PKT dengan gila-gilaan menciptakan gangguan dan kekacauan. Untuk menangkap dan menganiaya umat pilihan Tuhan serta membasmi pekerjaan-Nya, selama bertahun-tahun, PKT tidak hanya melakukan berbagai operasi khusus untuk menekan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi juga menggunakan pelacakan ponsel dan memasang pengawasan elektronik di jalan-jalan untuk memantau dan menangkap saudara-saudari, memaksa banyak saudara-saudari menjadi tuna wisma dan berpisah dengan keluarga mereka, dengan banyak saudara-saudari yang ditangkap, disiksa di penjara, dan bahkan dipukuli hingga mati. PKT juga merampas hak-hak keluarga orang Kristen untuk bekerja dan bersekolah, menghasut dan memicu konflik keluarga, dan menyebabkan banyak keluarga yang terpecah belah. PKT benar-benar hina dan jahat! Keluargaku yang dahulu bahagia, telah hancur dan terpecah belah karena rumor dan penindasan PKT. PKT adalah kelompok setan yang menentang Tuhan, menyakiti, dan melahap manusia! Dengan mengalami penganiayaan ini, aku juga melihat bahwa hikmat Tuhan dijalankan berdasarkan siasat Iblis. Meskipun penganiayaan yang dilakukan oleh PKT sangat gila, hal itu tidak menggoyahkan tekad umat pilihan Tuhan untuk mengikuti-Nya. Sebaliknya, makin banyak orang yang menerima keselamatan Tuhan di akhir zaman, dan Injil Tuhan di akhir zaman telah menyebar ke banyak negara di luar negeri. Apa yang berasal dari Tuhan pasti berhasil! Aku memikirkan berapa banyak orang yang masih dibutakan oleh rumor PKT, hidup di bawah kuasa Iblis, tidak mengetahui tentang keselamatan Tuhan di akhir zaman. Aku memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk membagikan Injil Tuhan di akhir zaman kepada mereka yang mendambakan penampakan Tuhan. Di hadapan Tuhan aku bertekad bahwa aku akan mengikuti-Nya sampai akhir dan menyebarkan Injil untuk membalas kasih-Nya. Kemudian, aku menjalani proses perceraian dengan suamiku.

Saat memikirkan kembali pengalamanku sekarang, meskipun aku kehilangan keluarga dan hidupku tidak senyaman sebelumnya, dan aku tidak bisa menghabiskan siang dan malam bersama anakku, aku mulai memahami beberapa kebenaran dan mendapatkan pemahaman. Hari ini, dapat datang ke hadapan Tuhan dan melaksanakan tugasku sebagai makhluk ciptaan, serta menyebarkan dan memberikan kesaksian tentang keselamatan Tuhan di akhir zaman, sungguh sangat berharga dan bermakna! Aku tidak akan pernah menyesali pilihanku.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Firman Tuhan Adalah Kekuatanku

Oleh Saudari Jingnian, Kanada Aku telah mengikuti kepercayaan keluargaku kepada Tuhan sejak aku masih kecil, dan sering membaca Alkitab...

Tawanan Keluargaku Sendiri

Oleh Saudari Jing Xun, Thailand Aku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tahun 2019. Dengan membaca firman Tuhan, kulihat Tuhan Yang...

Kebangkitan Roh yang Tertipu

Oleh Saudara Yuanzhi, Brasil Aku dilahirkan di sebuah kota kecil di Tiongkok Utara dan pada tahun 2010, aku mengikuti kerabat ke Brasil. Di...