Menerobos Kabut untuk Melihat Terang
Aku seorang pekerja biasa. Pada akhir November 2013, seorang rekan kerja melihat bahwa aku dan istriku selalu bertengkar tentang hal-hal sepele, dan bahwa kami selalu khawatir dan jengkel sepanjang waktu, jadi dia mengkhotbahkan tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman kepada kami. Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kami mengetahui bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan, dan bahwa kehidupan manusia dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan. Kami juga memahami kebenaran seperti misteri rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, misteri inkarnasi, tiga tahap pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, dan makna penting pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Aku dan istriku merasa bahwa Tuhan berinkarnasi untuk bekerja menyelamatkan umat manusia semasa hidup kami adalah berkat yang teramat besar. Kami dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan mulai menjalani kehidupan bergereja. Di bawah bimbingan firman Tuhan, kami berdua mengejar kebenaran dan berusaha untuk mengubah diri kami, dan setiap kali sesuatu terjadi dan kami mulai bertengkar, kami tidak lagi mencari-cari kesalahan satu sama lain seperti dahulu, tetapi sebaliknya kami akan merenungkan diri kami sendiri dan mencoba mengenal diri kami sendiri. Kemudian kami akan meninggalkan daging kami dan bertindak sesuai dengan keinginan Tuhan. Hubungan pernikahan kami menjadi semakin lebih baik, dan hati kami terasa damai dan tenang. Kami merasa bahwa percaya kepada Tuhan itu luar biasa. Namun, pada saat kami dengan sukacita dan bahagia mengikuti Tuhan dan menikmati kehidupan yang bahagia, kami menjadi sasaran serangan sengit keluarga kami .... Namun, tepat saat aku tersesat, firman Tuhan Yang Mahakuasalah yang menuntunku untuk memahami rencana tipu daya Iblis dan untuk menerobos kabut dan mulai menapaki jalan bercahaya kehidupan yang saleh.
Aku baru saja pensiun pada Februari 2014, saat menantu perempuanku meminta kami dua orang tua untuk melakukan perjalanan ke Sichuan untuk merawat cucu laki-laki kami. Aku merasa seolah-olah kami ditempatkan dalam posisi yang sangat canggung, dan karena itu aku berdoa kepada Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa! Menantu perempuanku telah memintaku untuk merawat cucuku, tetapi aku akan kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan di tempat itu, dan akan sulit untuk percaya kepada-Mu dan membaca firman-Mu di sana. Mohon bukakanlah jalan keluar untuk kami ...." Tidak lama setelah itu, menantu perempuanku menghubungiku lagi untuk mengatakan bahwa dia akan membawa cucuku kepada kami. Aku senang sekali mendengar berita ini, dan merasakan betapa mahakuasanya Tuhan. Tuhan telah mendengar doaku dan membukakan jalan keluar untukku. Beberapa hari kemudian, menantu perempuanku dan orang tuanya datang bersama cucuku. Ternyata, sehari setelah itu aku pergi ke kebaktian gereja, dan aku memberi tahu mereka bahwa aku sudah percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Menantu perempuanku berkata dengan sedih, "Ayah, bagaimana engkau bisa percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Aku yakin engkau tahu bahwa pemerintah tidak mengizinkan orang-orang untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan dalam beberapa tahun terakhir mereka terus-menerus menangkap orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Engkau tidak bisa terus percaya kepada-Nya." Aku menjawab, "Saat kami percaya kepada Tuhan, kami tidak berpartisipasi dalam politik. Kami hanya menghadiri kebaktian, membaca firman Tuhan, mengejar kebenaran, dan mengikuti jalan yang benar. Bagaimana mungkin mereka tidak membiarkan kami percaya?" Menantu perempuanku berkata, "Apa pun yang engkau katakan, dan meskipun percaya kepada Tuhan adalah jalan yang benar, selama pemerintah menentangnya, engkau tidak boleh percaya kepada-Nya!" Aku berpikir dalam hati, "Apa pun yang engkau katakan, Tuhan yang benarlah yang aku percayai. Meskipun pemerintah PKT (Partai Komunis Tiongkok) tidak mengizinkannya, aku akan tetap percaya." Kemudian, menantu perempuanku pergi dan menemui istriku lalu mendesak kami agar tidak lagi percaya kepada Tuhan, dan setelah itu, putraku di Sichuan yang jauh menghubungiku dan berkata, "Ayah, aku dengar engkau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Itu sesuatu yang ditentang oleh pemerintah PKT, jadi engkau tidak boleh percaya lagi kepada-Nya." Saat mendengar putraku mengatakan ini, aku merasa gelisah, dan berpikir: "Percaya kepada Tuhan adalah hukum langit dan bumi yang tidak dapat diubah, jadi mengapa engkau semua terus berusaha untuk menghentikanku agar tidak percaya kepada Tuhan? Sulit sekali untuk percaya kepada Tuhan dan mengikuti jalan yang benar!" Kemudian aku berdoa dalam hati kepada Tuhan untuk melindungiku dari upaya putra dan menantu perempuanku untuk mengganggu imanku. Setelah berdoa, hatiku berangsur-angsur tenang. Meskipun putra dan menantu perempuanku tidak memahami, aku tahu pasti bahwa percaya kepada Tuhan dan mengikuti jalan yang benar adalah hal yang benar, dan aku tahu aku tidak boleh membiarkan diriku terpengaruh oleh mereka. Setelah tiga hari, menantu perempuanku berlari pulang dengan tergesa-gesa, dan aku melihat dia membawa dua tumpukan bahan cetakan di tangannya. Dia mendesakku untuk bergegas dan melihatnya, dan aku melihat tumpukan itu dipenuhi dengan desas-desus dan kepalsuan yang dikeluarkan oleh pemerintah PKT untuk menjelek-jelekkan, mencela, dan memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Untuk sesaat aku merasa sedikit bingung, dan aku berpikir: "Tidak mungkin, aku telah menghadiri kebaktian selama beberapa bulan dan aku tidak pernah melihat ada saudara atau saudari yang kehilangan tangan atau kakinya! Mengapa pemerintah PKT ingin menyebarkan desas-desus dan mendiskreditkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Malam itu, aku tidak bisa tidur karena terus memikirkan hal ini dalam pikiranku. "Oh, pemerintah PKT menganiaya orang-orang yang percaya kepada Tuhan secara gila-gilaan, dan putra beserta menantu perempuanku juga berusaha keras untuk menghentikanku agar tidak percaya kepada Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?"
Keesokan harinya, aku pergi jalan-jalan di lingkungan sekitar, dan melihat desas-desus yang memfitnah dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dipasang di papan buletin. Aku berpikir: "Apa yang aku percayai adalah Tuhan yang benar, jadi mengapa pemerintah PKT menentang keyakinanku dengan cara ini? Tampaknya di negara yang dikendalikan oleh pemerintah PKT yang ateis ini, percaya kepada Tuhan benar-benar tidak mudah!" Saat memikirkan hal ini, aku mulai merasa lemah secara spiritual, dan aku pulang ke rumah dengan tertunduk dan sedih. Segera setelah aku sampai di rumah, menantu perempuanku berkata lagi kepadaku, "Ayah, aku mohon kepadamu lepaskanlah imanmu. Jika pemerintah mengetahui bahwa engkau percaya kepada Tuhan, aku tidak akan bisa mempertahankan pekerjaanku. Putramu akan segera mendapatkan gelar doktornya, tetapi aku khawatir dia tidak akan bisa menemukan pekerjaan karena kepercayaanmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Bahkan cucu kecilmu mungkin akan terjebak dalam hal ini, dan mungkin saja di masa depan dia tidak akan bisa bersekolah." Semuanya terdengar sangat mengerikan—percaya kepada Tuhan bahkan dapat membahayakan masa depan seorang anak! Aku menjadi semakin takut, karena aku tahu bahwa cara pemerintah PKT dalam menghukum orang-orang sangatlah kejam, sedemikian kejamnya sampai-sampai mereka membunuh orang-orang tanpa mengedipkan mata. Aku juga memikirkan betapa sulitnya untuk mendukung putraku menempuh studinya sampai dia lulus dengan gelar doktornya. Jadi sekarang apa yang akan kulakukan jika imanku kepada Tuhan memengaruhi putraku? Harga yang harus aku bayar untuk percaya kepada Tuhan dan mengikuti jalan yang benar terlalu tinggi, jadi aku pikir akan lebih baik jika aku melupakannya begitu saja. Tepat pada saat itu, menantu perempuanku mengancamku dengan mengatakan, "Ayahku mengatakan jika engkau terus percaya kepada Tuhan, dia akan melaporkanmu ke polisi. Engkau tahu bahwa ayahku adalah Sekretaris Partai dan dia telah memberikan lebih dari tiga puluh tahun hidupnya kepada Partai Komunis. Dia mendengar dan mematuhi apa pun yang dikatakan PKT. Dia seorang yang melakukan sesuai perkataannya, jadi ini bukan hanya untuk menakut-nakutimu." Pertahanan dalam hatiku kemudian benar-benar runtuh dan terjungkal, dan aku merasa bahwa terlalu sulit untuk percaya kepada Tuhan, bahwa tekanannya terlalu besar. Dengan putra dan menantu perempuanku secara bergantian menyerangku seperti ini, jika mereka benar-benar melaporkan aku ke polisi PKT dan aku ditangkap dan dipenjara, seorang lelaki tua sepertiku tidak tahan menanggung hal seperti itu. "Lupakan saja," pikirku. "Lebih baik melepaskan imanku." Setelah itu, aku tidak menghadiri kebaktian lagi, dan saudari-saudariku berkali-kali datang ke rumah mencariku, tetapi aku selalu bersembunyi dan menghindari mereka.
Namun, selama saat-saat aku tidak menghadiri kebaktian, yang kupikirkan hanyalah tentang betapa kasih Tuhan yang begitu besar telah menyelamatkanku dari penderitaanku dan tentang manis dan sukacitanya kebersamaan dengan saudara-saudariku, melantunkan nyanyian pujian dan memuji Tuhan, dan aku akan sangat merindukan kehidupan bergereja. Namun, aku masih takut menantu perempuanku akan melaporkanku ke polisi, dan aku merasakan penderitaan dan siksaan yang luar biasa di dalam hatiku. Aku tidak tahu bagaimana segala sesuatunya akan berjalan dengan benar. Pada waktu itu, seorang rekan kerja dari tempatku bekerja (seorang saudara yang juga percaya kepada Tuhan) datang mengunjungiku untuk mengetahui mengapa akhir-akhir ini aku tidak menghadiri kebaktian. Aku menjelaskan kepadanya bagaimana menantu perempuanku telah melecehkan imanku kepada Tuhan dan, setelah dia mendengar ini, dia bersekutu denganku, "Saat kita dilanda hal-hal seperti ini, sebenarnya itu adalah pertempuran yang sedang terjadi dalam dunia roh. Persis seperti bencana yang dihadapi Ayub; di permukaan, sepertinya itu disebabkan oleh pencuri yang merampoknya, tetapi sebenarnya yang ada di baliknya adalah Iblis yang sedang menyiksa manusia dan memperebutkan umat manusia dengan Tuhan. Ayub adalah seorang yang takut akan Tuhan dan mampu menjauhi kejahatan, dan pada akhirnya dia bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan, dan Iblis dipermalukan dalam kekalahannya. Jadi, ketika kita dilanda hal-hal ini, maksud Tuhan adalah membuat kita memahami esensi jahat si Iblis. Ketika kita percaya kepada Tuhan, yang perlu kita lakukan hanyalah mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan mencari kebenaran. Hanya pada saat itulah kita dapat memahami tipu daya Iblis dan menjadi kesaksian, dan hanya pada saat itulah kita dapat menghindari penangkapan oleh Iblis. Jika tidak melakukan ini, kita akan kehilangan kesempatan untuk mencapai keselamatan penuh!"
Setelah itu, rekan kerjaku membacakan kepadaku salah satu firman Tuhan: "Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang disukai Tuhan, Iblis juga memperhatikan, mengikuti di belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk menggoda, mengganggu, dan menggagalkan pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan Iblis? Iblis tidak ingin Tuhan memiliki siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka melakukan tindakan jahat bersamanya. Bukankah ini maksud Iblis yang jahat? Biasanya, engkau semua sering mengatakan bahwa Iblis sangat jahat, sangat buruk, tetapi sudahkah engkau semua melihatnya? Engkau hanya dapat melihat betapa buruknya manusia dan belum pernah melihat dalam kenyataan betapa jahat Iblis sebenarnya. Namun, apakah engkau melihatnya dalam masalah mengenai Ayub ini? (Ya.) Masalah ini telah membuat wajah Iblis yang mengerikan dan esensinya menjadi sangat jelas. Iblis sedang berperang dengan Tuhan dan selalu mengikuti di belakang Dia. Tujuannya adalah untuk menghancurkan semua pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan, untuk merasuki dan mengendalikan orang-orang yang Tuhan inginkan, untuk sepenuhnya memusnahkan orang-orang yang Tuhan inginkan. Jika mereka tidak dimusnahkan, mereka dikuasai Iblis untuk digunakan olehnya—inilah tujuannya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). "Engkau semua harus terjaga dan menunggu setiap saat, dan engkau harus lebih banyak berdoa di hadapan-Ku. Engkau harus mengenali berbagai rencana dan maksud licik Iblis, mengenali roh, mengenali orang, dan dapat membedakan semua jenis orang, persoalan-persoalan dan hal-hal; engkau harus lebih banyak makan dan minum firman-Ku, dan yang lebih penting lagi, engkau harus bisa makan dan minum sendiri firman-Ku. Perlengkapi dirimu dengan semua kebenaran, datanglah ke hadapan-Ku agar Aku dapat membuka mata rohani engkau semua dan memungkinkan engkau semua untuk melihat semua misteri yang ada di dalam roh" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 17").
Setelah selesai membacakan firman Tuhan tersebut, rekan kerjaku bersekutu denganku tentang hal itu dengan mengatakan, "Ini pertempuran rohani yang hebat ketika kita dilanda hal-hal seperti ini. Saat ini, seluruh dunia berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis, si jahat, dan Iblis terus merusak umat manusia, mengganggu serta mengacaukan pekerjaan Tuhan dengan harapan sia-sia untuk sepenuhnya menguasai dan memangsa umat manusia yang Tuhan ciptakan—inilah tujuan jahat Iblis. Rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun dilakukan demi menyelamatkan umat manusia dari pengaruh gelap Iblis sehingga mereka dapat diperoleh oleh Tuhan. Terutama pada akhir zaman, ketika Tuhan mengungkapkan firman-Nya dan melakukan tahap pekerjaan terakhir, yaitu untuk menahirkan dan menyelamatkan umat manusia, Iblis takut bahwa kita akan menerima pekerjaan Tuhan, dan bahwa kita akan memahami kebenaran dan memperoleh keselamatan penuh. Iblis takut bahwa kita akan melihat esensinya yang jahat dan reaksioner dan kemudian meninggalkan dan mengabaikannya. Oleh karena itu, Iblis berada dalam pergolakan perjuangan putus asa terakhirnya—berjuang melawan Tuhan untuk memperebutkan umat pilihan-Nya dan menggunakan setiap strategi yang hina untuk menghentikan kita agar tidak datang ke hadapan Tuhan. Rencana tipu daya seperti segala macam desas-desus dan kebohongan yang disebarluaskan oleh pemerintah PKT, penindasan dan penangkapan gila-gilaan terhadap orang-orang percaya, pelecehan dan penganiayaan orang-orang percaya oleh anggota keluarga, serta kecaman dan fitnah yang disebarkan oleh dunia keagamaan semuanya dilaksanakan oleh Iblis untuk mencegah kita agar tidak berbalik ke arah Tuhan. Namun, hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan rencana tipu daya Iblis, dan justru Tuhan menggunakan gangguan Iblis itu untuk memberikan pelayanan kepada pekerjaan-Nya, sehingga dengan demikian menyempurnakan iman dan kesetiaan kita. Dari luar, pemerintah PKT dan keluarga kitalah yang menggunakan segala macam cara dan sarana untuk menganiaya kita dan menghalangi kita untuk percaya kepada Tuhan, tetapi sebenarnya di balik layar, itu semua adalah tipu daya Iblis. Selama kita melakukan lebih banyak untuk mencari kebenaran dan untuk memahami kehendak Tuhan, memiliki pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, mampu membedakan semua tipu daya dan tipu muslihat Iblis, dan mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan, Iblis akan dipermalukan dalam kekalahan. Jika kita tidak berusaha untuk memahami kebenaran, kita tidak akan mampu memahami pertempuran di dunia roh, dan ketika Iblis menyebabkan gangguan bagi kita, kita akan cenderung disesatkan dan mulai memiliki keraguan tentang Tuhan, bahkan sampai titik kita menyangkal Tuhan, mengkhianati Tuhan, dan meninggalkan iman kita kepada Tuhan. Itulah tepatnya bagaimana seseorang menjadi korban tipu daya Iblis dan melewatkan kesempatan untuk menerima keselamatan Tuhan; pada akhirnya, beginilah caranya seseorang dimangsa oleh Iblis. Oleh karena itu, kita harus lebih banyak berdoa dan mendekat kepada Tuhan, dan kita harus membaca firman Tuhan dan memperlengkapi diri kita dengan kebenaran dengan keterdesakan yang lebih besar dalam hati kita. Hanya dengan cara ini kita dapat memahami kehendak Tuhan, memahami tipu daya Iblis, dan menjadi kesaksian bagi Tuhan."
Dengan mendengarkan firman Tuhan dan persekutuan rekan kerjaku, aku tiba-tiba menyadari: "Ini sebenarnya adalah pertempuran di dunia roh. Tuhan mengungkapkan kebenaran pada akhir zaman untuk menyelamatkan kita, tetapi Iblis memikirkan segala cara yang mungkin untuk menggunakan penindasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah PKT untuk mencegahku agar tidak percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan. Iblis takut bahwa aku akan menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan memahami kebenaran, dengan demikian, mengenali esensinya yang jahat, kejam dan mengerikan lalu meninggalkan atau mengabaikannya, dan mendapatkan keselamatan Tuhan. Hari ini, aku akhirnya melihat kebencian Iblis yang keji dan sekarang aku memahami kepedulian dan pemikiran Tuhan yang begitu bersungguh-sungguh untuk menyelamatkan umat manusia." Pada saat itu, emosi yang telah kutahan begitu lama akhirnya terbebaskan, dan aku merasa sangat bahagia, seolah-olah aku kembali melihat terang siang hari. "Syukur kepada Tuhan!" pikirku dalam hati. "Mulai sekarang, aku akan membaca lebih banyak tentang firman Tuhan dan memperlengkapi diriku dengan kebenaran agar tidak pernah tertipu lagi oleh Iblis."
Meskipun memahami bahwa anggota keluargaku yang tidak percaya melecehkanku karena percaya kepada Tuhan hanyalah salah satu tipu muslihat Iblis, dan bahwa aku tidak boleh dibodohi oleh Iblis, aku tetap agak khawatir jika pemerintah PKT mengetahui tentang imanku, itu akan berdampak pada karier putra dan menantu perempuanku. Aku bahkan lebih takut lagi akan dampaknya pada cucuku saat dia masuk sekolah nanti. Oleh karena itu, aku memberi tahu rekan kerjaku tentang kekhawatiranku dan dia membacakan bagian lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Otoritas Tuhan ada terlepas dari segala kondisi dan keadaan; dalam situasi apa pun, Tuhan memerintah dan menata nasib setiap manusia dan segala hal lain berdasarkan pikiran-Nya dan keinginan-Nya. Ini hal yang tidak akan berubah hanya karena manusia berubah. Ini terpisah dari kehendak manusia, tidak bisa dipengaruhi oleh perubahan waktu, ruang, dan geografi, karena otoritas Tuhan itu sendirilah hakikat-Nya. ... Sepanjang waktu Tuhan memegang otoritas-Nya, menunjukkan kekuatan-Nya, melanjutkan pekerjaan pengelolaan-Nya seperti biasa; sepanjang waktu Ia memerintah di atas segala hal, membekali segala hal, mengatur segala hal, sebagaimana yang selalu Ia lakukan. Tidak ada yang dapat mengubahnya. Inilah fakta; kebenaran yang tidak pernah berubah sejak permulaan waktu!" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"). Rekan kerjaku kemudian memberiku persekutuan, dengan mengatakan, "Tuhan adalah sang Pencipta, dan Dia memegang kedaulatan atas langit, bumi, dan segala sesuatu di dalamnya. Dia juga mengendalikan nasib setiap orang, dan pekerjaan atau prospek masa depan apa pun yang kita miliki masing-masing, sudah ditentukan lama sebelumnya oleh Tuhan. Inilah sesuatu yang tak seorang pun bisa putuskan atau ubah sendiri. Karier putra dan menantu perempuanmu dan prospek masa depan semuanya dikendalikan oleh Tuhan. Tidak penting apakah mereka percaya kepada Tuhan atau tidak, nasib mereka dikuasai dan diatur oleh Tuhan. Tidak perlu bagi kita untuk mengkhawatirkan ini atau itu. Ayub tidak pernah mengkhawatirkan hal-hal ini, karena sudah jelas baginya bahwa semua yang dia miliki diberikan kepadanya oleh Tuhan, dan apa pun yang diberikan kepadanya atau diambil darinya, dia tahu bahwa semuanya berada di tangan Tuhan. Oleh karena itu, engkau seharusnya hanya peduli dengan berdoa kepada Tuhan, dan memercayakan masa depan putra dan menantu perempuanmu dalam tangan Tuhan dan yakinlah bahwa Tuhan memiliki rencana yang sesuai." Melalui persekutuan firman Tuhan mengenai otoritas Tuhan, aku menemukan imanku kepada Tuhan, dan hatiku merasa nyaman dan damai. Aku tidak lagi khawatir tentang prospek putra atau menantu perempuanku.
Setelah itu, dengan membaca firman Tuhan, aku membuat kemajuan dalam membedakan esensi yang jahat dan menentang Tuhan dari pemerintahan PKT. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Iblis mengikat seluruh tubuh manusia, mencungkil kedua matanya, dan menutup mulutnya rapat-rapat. Raja Iblis telah mengamuk selama beribu-ribu tahun, sampai sekarang, terus mengawasi kota hantu ini, seakan itu adalah istana setan yang tidak bisa ditembus; sementara itu, sekumpulan anjing penjaga ini menatap dengan mata liar penuh ketakutan kalau-kalau Tuhan akan menangkap mereka saat tidak waspada, lalu memusnahkan mereka, semuanya, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat untuk merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Bagaimana mungkin penduduk kota hantu seperti ini pernah melihat Tuhan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)"). Khotbah dan Persekutuan Tentang Jalan Masuk ke Kehidupan juga menyatakan: "Di dalam hatinya, si naga merah yang sangat besar berpikir Tuhan telah datang untuk mengambil darinya semua orang yang menjadi miliknya, dan Tuhan menjadikan dirinya musuh. Si naga merah yang sangat besar ini benar-benar dangkal dan tidak masuk akal! Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan Tuhan memiliki hak untuk menyelamatkan umat manusia. Awalnya, manusia adalah milik Tuhan, dan si naga merah yang sangat besarlah yang telah merampas umat pilihan Tuhan, merusak dan menginjak-injak mereka semaunya, pada akhirnya memangsa mereka semua. Namun, ketika Tuhan datang untuk menyelamatkan umat manusia, ia menentang-Nya. Kita dapat melihat dari sini bahwa natur dan esensi naga merah yang sangat besar bertentangan dengan Surga, sangat reaksioner, tidak masuk akal, dan absurd. Ia adalah binatang buas dan setan" ("Arti Penting yang Sebenarnya dari Meninggalkan si Naga Merah yang Sangat Besar untuk Menerima Keselamatan" dalam "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan III"). Aku sekarang memahami bahwa di negara ateis ini, aturan PKT adalah aturan Iblis. Pemerintah Tiongkok tidak mengizinkan Tuhan untuk datang ke negeri ini dan melakukan pekerjaan menyelamatkan orang-orang, juga tidak memungkinkan orang-orang untuk membebaskan diri dari pengaruh gelapnya dan didapatkan oleh Tuhan, dan untuk dipimpin Tuhan ke tempat tujuan yang indah. Oleh karena itu, Iblis melakukan semua yang dapat dilakukannya untuk menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, dengan gila-gilaan melecehkan dan menghalangi kita untuk mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa. Jika kita tidak memiliki kebenaran, tidak mampu memahami rencana tipu daya pemerintah PKT, dan tidak dapat memahami esensinya yang jahat dan reaksioner, kita akan dengan mudah disesatkan oleh berbagai kebohongan yang disebarkan dan ditakuti sampai tunduk oleh penindasan dan penganiayaannya. Kami tidak akan berani datang ke hadapan Tuhan, dan ini berarti Iblis telah mencapai tujuan dasarnya yaitu memangsa orang-orang dan menghancurkan pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Namun, tidak ada yang bisa memahami hikmat Tuhan. Justru penganiayaan oleh pemerintah PKT itulah yang Tuhan gunakan untuk memberikan pelayanan untuk menyempurnakan umat pilihan-Nya, untuk memampukan kita memahami kebenaran, untuk memahami sepenuhnya bahwa pemerintah PKT adalah Iblis, si setan yang penuh permusuhan terhadap kebenaran dan menganggap Tuhan sebagai musuhnya, sehingga kita dapat sepenuhnya meninggalkannya dan berbalik sepenuhnya kepada Tuhan. Aku bersyukur kepada Tuhan karena menggunakan firman-Nya untuk membimbingku dan mencerahkan serta menerangiku, yang memungkinkanku untuk memahami esensi jahat yang menentang Tuhan dari pemerintahan PKT dan tidak lagi terkekang oleh ancamannya. Aku juga bersyukur kepada Tuhan karena mengatur rekan kerjaku untuk datang dan memberiku dukungan, dan bersekutu tentang kebenaran denganku pada saat aku merasa negatif dan lemah, ketika aku jatuh dan tersesat. Tuhan menyelamatkanku dari pencobaan Iblis, dan aku menerobos jaring-jaring Iblis, kembali ke hadapan Tuhan. Sekarang aku memiliki kesempatan untuk mencapai keselamatan penuh. Aku telah memutuskan bahwa, sebanyak apa pun kesulitan yang ada di jalan di depan sana, aku akan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa sampai akhir!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.