Bacaan Renungan Harian: Membedakan Firman Tuhan dari Perkataan manusia

29 Oktober 2019

Saudara-saudari, semoga engkau sekalian memiliki damai sejahtera di dalam Tuhan! Syukur atas kasih karunia Tuhan sehingga kita dapat berjumpa lagi.

Baru-baru ini ada beberapa saudara-saudari yang telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa sementara menyelidiki pekerjaan-Nya pada akhir zaman, dan mereka semua merasa bahwa firman Tuhan ini berotoritas dan berkuasa, dan bahwa firman Tuhan ini sepenuhnya menelanjangi kerusakan yang terletak paling dalam di hati kita. Saudara-saudari ini juga merasa bahwa firman Tuhan ini dapat memecahkan kesulitan dan kebingungan nyata kita serta memberi kita makanan rohani yang kita butuhkan dalam hidup kita, ditambah firman ini memungkinkan kita untuk memahami begitu banyak kebenaran yang tidak kita pahami sebelumnya. Setelah menjalani periode pencarian dan penyelidikan, beberapa orang telah menegaskan dalam hati mereka bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah suara Tuhan sendiri, dan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali. Namun demikian, ada beberapa saudara-saudari lainnya yang percaya bahwa perkataan dari tokoh-tokoh rohani yang besar di dunia keagamaan juga mengandung pencerahan dan penerangan dari Roh Kudus, bahwa perkataan para tokoh tersebut memberikan orang manfaat rohani dan sejalan dengan kebenaran. Jadi, mereka tidak berani mengkonfirmasi apakah firman Tuhan Yang Mahakuasa itu benar-benar firman Tuhan atau bukan. Fakta bahwa kita memiliki kebingungan seperti ini berarti bahwa kita tidak mengenali firman Tuhan, bahwa kita tidak dapat dengan jelas membedakan perbedaan mendasar antara firman Tuhan dan perkataan para tokoh rohani. Jika kita tidak dapat membedakan antara perkataan para tokoh rohani dan firman Tuhan, kita akan menjadi lebih rentan untuk mengikuti dan memuja seseorang serta memperlakukan firman Tuhan seolah-olah itu adalah perkataan manusia, dan kemudian hal itu akan membuat kita lebih mungkin kehilangan keselamatan dari Tuhan. Jelas bahwa amat penting bagi masing-masing diri kita untuk memahami hal ini. Persekutuan hari ini adalah tentang "bagaimana membedakan firman Tuhan dan perkataan manusia"—kiranya Tuhan mencerahkan dan membimbing persekutuan kita.

Kita semua tahu bahwa Tuhan telah mengucapkan banyak perkataan sejak memulai pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, dan terlepas dari apakah firman itu disampaikan oleh para nabi atau diucapkan secara langsung oleh Tuhan sendiri, itu semua adalah firman Tuhan. Firman itu semuanya adalah kebenaran, jalan, dan hidup, dan semuanya merupakan pengungkapan watak Tuhan serta apa yang Dia miliki dan siapa Dia itu. Firman ini bisa menjadi kehidupan manusia. Namun perkataan para tokoh rohani atau orang yang dipakai Tuhan hanyalah pemahaman mereka tentang firman Tuhan sendiri; beberapa perkataan tokoh rohani tersebut berupa surat-surat yang mereka tulis berkaitan dengan beban yang mereka tanggung bagi gereja, dan beberapa perkataan mereka lainnya adalah apa yang telah mereka alami atau pahami secara pribadi dari mengalami firman Tuhan. Semua perkataan ini bukanlah kebenaran, dan bahkan jika perkataan para tokoh rohani ini sejalan dengan kebenaran, bahkan jika perkataan ini benar dan memberikan manfaat rohani dan keuntungan bagi sesama manusia, perkataan para tokoh rohani ini pada dasarnya berbeda dari firman Tuhan dan tidak dapat diucapkan pada waktu yang bersamaan dengan firman Tuhan. Sebagaimana yang difirmankan oleh Tuhan Yang Mahakuasa: "Perkataan Tuhan tidak dapat diucapkan sebagai perkataan manusia, apalagi perkataan manusia diucapkan sebagai perkataan Tuhan. Manusia yang dipakai Tuhan bukanlah Tuhan yang berinkarnasi, dan Tuhan yang berinkarnasi bukanlah manusia yang dipakai Tuhan. Ada perbedaan substansial dalam hal ini. ... Bagaimana mungkin perkataan Tuhan disamakan dengan perkataan manusia yang telah mendapatkan pencerahan? Firman Tuhan yang berinkarnasi memulai zaman yang baru, membimbing seluruh umat manusia, mengungkapkan misteri, dan mengarahkan manusia menuju zaman yang baru. Pencerahan yang diperoleh manusia hanyalah pengalaman atau pengetahuan semata. Pencerahan ini tidak dapat membimbing seluruh umat manusia menuju zaman baru atau mengungkapkan misteri Tuhan itu sendiri. Bagaimanapun juga, Tuhan tetaplah Tuhan dan manusia tetaplah manusia. Tuhan memiliki hakikat Tuhan dan manusia memiliki hakikat manusia. Jika manusia menganggap perkataan yang diucapkan Tuhan hanya sebagai pencerahan dari Roh Kudus, dan menganggap perkataan para rasul dan nabi sebagai perkataan yang diucapkan langsung oleh Tuhan, manusia itu salah" (Prakata, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Jadi apa perbedaan mendasar antara firman Tuhan dan perkataan manusia? Mari kita selidiki hal ini dalam persekutuan bersama-sama.

1. Firman Tuhan dapat memulai atau mengakhiri zaman, tetapi perkataan manusia hanya dapat masuk ke dalam pengalaman dan pemahaman pribadi mereka tentang dasar pekerjaan dan firman Tuhan--perkataan manusia tidak dapat melampaui ruang lingkup pekerjaan dan firman Tuhan.

Kita semua tahu bahwa Tuhan adalah Pencipta, bahwa Dia adalah kebenaran, jalan, dan hidup, dan bahwa Dia berkuasa atas segala sesuatu. Hanya firman Tuhan yang dapat memulai zaman yang baru atau mengakhiri zaman yang lama. Tuhan Yahweh membukakan Zaman Hukum Taurat, dan memberitahukan Hukum Taurat dan perintah melalui Musa untuk membimbing kehidupan manusia di muka bumi. Dia juga memberi tahu umat manusia bagaimana mereka hendaknya takut akan Yahweh, bagaimana melayani Tuhan, bagaimana mempersembahkan korban; Dia memberi tahu manusia bagaimana mereka hendaknya berinteraksi satu sama lain, dan etika serta akal sehat apa yang seharusnya mereka miliki. Firman Tuhan Yahweh pada Zaman Hukum Taurat menunjukkan prinsip-prinsip yang jelas dan arahan yang jelas bagi umat manusia, yang memungkinkan manusia untuk menjalankan kehidupan yang teratur dan tertib di muka bumi. Tidak ada orang yang bisa mengeluarkan hukum dan perintah seperti itu, hanya Tuhan saja yang bisa. Ketika Zaman Kasih Karunia tiba, Tuhan sendiri berinkarnasi dan menjadi Tuhan Yesus, dan melakukan langkah pekerjaan untuk menebus umat manusia di atas dasar pekerjaan Zaman Hukum Taurat. Tuhan Yesus mengungkapkan jalan pertobatan dan mengajarkan manusia tentang bagaimana mengaku dosa dan bertobat; Dia menunjukkan kepada orang-orang dari Zaman Kasih Karunia jalan yang harus mereka masuki. Sebagai contoh, Tuhan menghendaki kita untuk memikul salib kita sendiri dan mengikuti Tuhan, dan juga untuk mengasihi Dia dengan segenap hati dan pikiran kita, untuk menjadi rendah hati, toleran, dan mengampuni dalam berinteraksi dengan orang lain, dan untuk mengasihi orang lain sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri. Perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ini adalah hal-hal yang tidak pernah diucapkan oleh Tuhan pada Zaman Hukum Taurat; perkataan Tuhan Yesus lebih baru, lebih tinggi dan merupakan hal-hal yang tidak bisa diucapkan oleh manusia mana pun. Sekarang Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman dan mengucapkan jutaan kata—Dia telah melakukan langkah pekerjaan menghakimi dan mentahirkan umat manusia dengan firman-Nya di atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan dan menghakimi esensi rusak dan watak pemberontak kita, memberikan kita pemahaman yang benar tentang watak rusak kita sendiri serta fakta dan kebenaran tentang kerusakan kita oleh Iblis. Firman Tuhan Yang Mahakuasa juga menunjukkan kepada kita jalan penerapan dan jalan masuk ke Zaman Kerajaan dan jalan untuk mengubah watak kita yang rusak. Ini mencakup bagaimana membangun hubungan yang benar dengan Tuhan, bagaimana meneduhkan hati kita di hadirat Tuhan, bagaimana tunduk kepada-Nya, bagaimana mengejar pengetahuan tentang Tuhan, bagaimana melayani sesuai dengan kehendak-Nya, bagaimana berupaya untuk menjadi pemenang, apa arti perubahan watak dan bagaimana mencapai perubahan watak. Tidak hanya itu, tetapi Tuhan Yang Mahakuasa juga telah mengeluarkan perintah dan ketetapan administratif pada Zaman Kerajaan, yang memungkinkan kita untuk memiliki pemahaman yang sejati tentang watak Tuhan yang benar dan kudus. Firman yang diucapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan, dan itu adalah firman yang sebelumnya tidak pernah diucapkan oleh Tuhan. Terlebih lagi, itu adalah firman yang tidak bisa diucapkan oleh manusia yang rusak. Saudara-saudari, kita dapat melihat dari firman Tuhan Yahweh, Tuhan Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa bahwa firman Tuhan adalah firman yang memulai dan mengakhiri zaman—itu adalah firman yang memberikan kita jalan penerapan yang baru.

Namun perkataan manusia berbeda—perkataan manusia tidak dapat mengakhiri zaman yang lama atau memulai zaman yang baru. Perkataan manusia hanya bisa berupa diskusi tentang pandangan dan pemahaman pribadi mereka dalam lingkup pekerjaan dan firman Tuhan agar pengikut Tuhan dapat memahami firman-Nya dengan lebih baik dan menyesuaikan penerapan mereka dengan tepat. Seperti yang Daud katakan dalam Mazmur 34:11, "Kemarilah anak-anak, dengarkan aku: aku akan mengajarkan kepadamu takut akan Yahweh." Kita dapat melihat dari sini bahwa pada Zaman Hukum Taurat, perkataan manusia hanya menegakkan pekerjaan Tuhan bagi Zaman Hukum Taurat, memungkinkan orang lain untuk mencapai rasa takut akan Tuhan Yahweh dan mengikuti jalan-Nya. Perkataan manusia tidak melampaui ruang lingkup pekerjaan dan firman Tuhan Yahweh. Pada Zaman Kasih Karunia, ada para rasul dan murid seperti Petrus, Matius, Markus, dan Paulus, serta beberapa tokoh rohani yang lebih baru. Mereka semua menulis surat dan memberikan khotbah untuk menasihati orang dalam lingkup pekerjaan dan firman Tuhan Yesus, menggunakan pengalaman dan pemahaman mereka sendiri untuk mendukung saudara-saudari mereka, mengajarkan orang bagaimana melakukan firman Tuhan Yesus, hingga mereka bisa menyaksikan pekerjaan penebusan Tuhan Yesus dan menyebarkan keselamatan-Nya. Jelas, terlepas dari apakah mereka adalah orang-orang dari Perjanjian Lama yang dipakai oleh Tuhan, atau rasul atau murid Tuhan Yesus dari Perjanjian Baru, atau tokoh rohani baru-baru ini, mereka semua hanya bekerja sama dengan Tuhan dan menegakkan pekerjaan Tuhan pada zaman tersebut. Mereka tidak dapat melampaui ruang lingkup pekerjaan dan firman Tuhan pada saat itu. Sebagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, "Manusia mengungkapkan pengalamannya sementara Tuhan mengungkapkan keberadaan-Nya—keberadaan ini adalah watak-Nya yang melekat dan berada di luar jangkauan manusia. Pengalaman manusia adalah penglihatan dan pengetahuannya yang diperoleh berdasarkan pengungkapan Tuhan tentang keberadaan-Nya. Penglihatan dan pengetahuan ini disebut keberadaan manusia. Keduanya diungkapkan atas dasar watak manusia yang melekat dan kualitas yang sebenarnya. Karena itu, keduanya disebut juga keberadaan manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"). "Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan sendiri atau melanjutkan satu aspek tertentu dalam pengelolaan yang Tuhan sendiri kerjakan di muka bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar di dalam pengelolaan-Nya, dan mereka juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, apalagi menyimpulkan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Oleh karena itu, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang mengerjakan pelayanan-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (1)").

Saudara-saudari, persekutuan di atas dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa firman Tuhan dapat membukakan zaman yang baru dan mengakhiri zaman yang lama; firman Tuhan juga dapat memberikan manusia jalan penerapan yang lebih baru dan lebih tinggi. Sebaliknya, perkataan manusia tidak dapat memulai zaman yang baru, tetapi dapat dipersekutukan dengan sudut pandang dan pemahaman mereka sendiri berdasarkan perkataan Tuhan; dengan cara ini mereka dapat melayani saudara-saudari, tetapi tidak peduli betapa mulianya, betapa dalamnya pengalaman dan pemahaman mereka, mereka tidak dapat melangkah keluar dari batasan pekerjaan dan firman Tuhan. Ini adalah satu perbedaan yang sangat jelas dan substantif antara firman Tuhan dan perkataan manusia.

2. Firman Tuhan dapat mengungkapkan misteri Tuhan sendiri, tetapi perkataan manusia tidak dapat menyingkapkan misteri apa pun.

Segala macam misteri seperti kisah inti pekerjaan Tuhan, rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya, pekerjaan apa yang akan Dia lakukan di masa depan, dan bagaimana cara masuk ke dalam kerajaan surga adalah hal-hal yang hanya diketahui oleh Tuhan sendiri, dan hanya Tuhan sendiri yang dapat menyingkapkannya. Kita manusia hanyalah makhluk yang sangat kecil, makhluk fana yang tidak mungkin menyelidiki persoalan alam rohani, dan kita bahkan kurang mampu menyingkapkan misteri Tuhan. Jika Tuhan sendiri tidak menyingkapkan misteri-Nya, kita manusia tidak akan pernah bisa memahaminya. Sebagaimana yang dikatakan dalam Ulangan 29:29, "Hal-hal rahasia adalah milik Yahweh, Tuhan kita; tetapi hal-hal yang dinyatakan adalah milik kita dan anak-anak kita selama-lamanya." Ayat ini memberi tahu kita bahwa hanya Tuhan yang mengetahui hal-hal rahasia, bukan manusia, dan bahwa manusia hanya dapat memahami konotasi hal-hal rahasia tersebut setelah disingkapkan oleh Tuhan. Sama seperti Kitab Maleakhi dalam Perjanjian Lama yang dengan jelas menubuatkan bahwa Elia akan datang sebelum Tuhan, tetapi ketika Elia datang tidak ada yang mengenalinya. Misteri ini tidak terungkap sampai setelah Tuhan Yesus datang, dan baru pada saat itulah orang tahu bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia yang telah dinubuatkan. Selain itu, Tuhan Yesus menyingkapkan misteri kerajaan surga, seperti "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 4:17), dan "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). Hanya dari misteri yang disingkapkan oleh Tuhan Yesus kita bisa memahami bahwa hanya mereka yang benar-benar bertobat dan menjadi orang yang melakukan kehendak Tuhan yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Jika Tuhan Yesus tidak mengungkapkan misteri kerajaan surga, tidak mungkin kita bisa memahami kehendak dan persyaratan Tuhan, dan akan sangat sulit bagi kita untuk melakukan kehendak-Nya.

Tuhan Yang Mahakuasa telah datang pada akhir zaman, dan Dia tidak hanya telah menggenapi semua nubuat yang diucapkan oleh Tuhan Yesus, tetapi Dia juga telah membukakan bagi umat manusia semua misteri penting yang berkaitan dengan rencana pengelolaan Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, "Pekerjaan yang sudah Kukelola selama ribuan tahun hanya disingkapkan sepenuhnya kepada manusia di akhir zaman. Baru sekaranglah Kubukakan sepenuhnya misteri pengelolaan-Ku kepada manusia. Manusia mengetahui tujuan pekerjaan-Ku dan, terlebih lagi, telah memperoleh pemahaman mengenai seluruh misteri-Ku. Aku pun sudah memberitahukan kepada manusia segala sesuatu tentang tempat tujuan yang dirisaukannya. Sudah kubukakan bagi manusia seluruh misteri-Ku yang sebelumnya tersembunyi selama lebih dari 5.900 tahun" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Menyebarkan Injil Juga Merupakan Pekerjaan Menyelamatkan Manusia"). "Tahap pekerjaan ini akan menjelaskan kepadamu hukum Yahweh dan penebusan Yesus, dan pada prinsipnya demikian agar engkau dapat memahami seluruh rencana pengelolaan pekerjaan Tuhan selama enam ribu tahun, dan menghargai seluruh makna dan hakikat rencana pengelolaan enam ribu tahun ini, serta memahami tujuan semua pekerjaan yang dilakukan Yesus dan firman yang diucapkan-Nya, bahkan memahami kepercayaanmu yang membabi-buta dan pemujaanmu terhadap Alkitab. Semua ini akan membuatmu mengerti. Engkau akan mulai memahami baik pekerjaan yang dilakukan Yesus, maupun pekerjaan Tuhan pada masa kini; engkau akan memahami dan memperhatikan semua jalan, kebenaran, dan hidup. ... Pada akhirnya, tahap pekerjaan saat ini akan menuntaskan pekerjaan Tuhan, dan akan menetapkan kesudahannya. Semua orang akan memahami dan mengenal rencana pengelolaan Tuhan. Gagasan dalam diri manusia, niat manusia, pemahamannya yang salah, gagasannya terhadap pekerjaan Yahweh dan Yesus, pandangannya tentang bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan penyimpangan serta dan kesalahannya yang lain akan diperbaiki. Dan manusia akan memahami seluruh jalan kehidupan yang benar, dan seluruh pekerjaan yang dilakukan Tuhan, dan seluruh kebenaran. Ketika itu terjadi, tahap pekerjaan ini akan berakhir" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (2)").

Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah menyingkapkan misteri rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, tujuan-Nya untuk mengelola umat manusia, pentingnya Tuhan menggunakan nama yang berbeda pada zaman yang berbeda, serta misteri inkarnasi. Firmannya juga telah menyingkapkan bagaimana semua umat manusia telah berkembang sampai hari ini, bagaimana Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan bekerja untuk menyelamatkan umat manusia, dan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman untuk mengubah dan menyucikan manusia. Firman Tuhan juga memberi tahu kita bagaimana Tuhan mengakhiri zaman, bagaimana kerajaan Kristus akan diwujudkan, serta tempat tujuan dan kesudahan masa depan umat manusia. Bukan hanya ini, tetapi bahkan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh manusia selama berabad-abad telah dijawab di dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa, seperti arti semua istilah ini: "ditangkap," "buah sulung yang matang," "144.000 anak laki-laki yang menang," "pohon kehidupan," "sungai air kehidupan," "penghakiman di hadapan takhta putih yang besar," "lautan api dan belerang," dan "dunia orang mati dan neraka". Dari generasi ke generasi, tidak seorang pun yang mampu mengungkapkan misteri-misteri ini, tetapi Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus pada akhir zaman telah memperlihatkan semuanya. Hanya setelah Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan hal-hal ini maka kita memperoleh pemahaman dan pengenalan yang benar tentang pekerjaan Tuhan, kehendak dan persyaratan-Nya bagi umat manusia, watak dan esensi-Nya, serta apa yang Dia miliki dan siapa Dia itu.

Saudara-saudari, pada saat ini dalam persekutuan kita, kita dapat memahami bahwa firman Tuhan mampu mengungkapkan misteri Tuhan sendiri, bahwa firman Tuhan dapat membukakan misteri yang tersembunyi, sementara manusia tidak pernah dapat mengungkapkan misteri Tuhan. Ini adalah perbedaan substantif lainnya antara perkataan manusia dan firman Tuhan.

3. Firman Tuhan dapat menyingkapkan sifat manusia yang rusak, watak, pikiran dan gagasan manusia yang rusak, dan perilaku memberontak mereka sementara manusia tidak dapat menyingkapkan esensi manusia yang rusak.

Tuhan adalah Pencipta dan Dia bisa melihat ke kedalaman hati manusia; Dia memiliki pemahaman tentang sifat dan esensi kita sebagai manusia yang rusak. Inilah sebabnya mengapa hanya Tuhan yang dapat mengungkapkan dosa yang tidak akan pernah diketahui orang lain. Namun kita hanyalah makhluk ciptaan dan kita sama sekali tidak dapat melihat ke dalam esensi kita sendiri, kita juga tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan sifat rusak kita sendiri. Yang bisa kita lakukan adalah berbicara tentang pemahaman kita akan watak-watak rusak Iblis dalam diri kita setelah Tuhan menyingkapkan kerusakan kita, dan meskipun demikian, pemahaman kita sendiri tidak akan pernah bisa mencapai tingkat yang Tuhan ungkapkan. Seperti yang Tuhan Yesus katakan: "Engkau telah mendengar yang disampaikan oleh mereka di zaman dahulu, jangan engkau membunuh; dan siapa pun yang membunuh akan berada dalam bahaya penghakiman: Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa siapa pun yang marah dengan saudaranya, tanpa sebab akan ada dalam bahaya penghakiman: dan siapa yang menyumpahi saudaranya pantas dihadapkan ke Mahkamah Agama: tetapi siapa yang mengatakan, Engkau bodoh, akan pantas berada dalam bahaya api neraka. ... Engkau telah mendengar yang disampaikan oleh mereka di zaman dahulu, janganlah engkau berzina: Tetapi Aku berkata kepadamu, Siapa pun yang memandang seorang perempuan dengan bernafsu, dia telah berzina dengan perempuan itu di dalam hatinya" (Matius 5: 21-22, 27-28). Ini menunjukkan kepada kita bahwa sebelum Tuhan Yesus mengungkapkan kerusakan umat manusia, kita semua memikirkan hal-hal seperti ini, "Meskipun aku memikirkannya, aku tidak benar-benar melakukan pembunuhan atau perzinaan, jadi itu bukanlah dosa." Hanya melalui apa yang firman Tuhan Yesus ungkapkan, kita menyadari bahwa marah kepada saudara-saudari kita adalah dosa, dan bahwa melakukan perzinaan di dalam hati kita adalah sama dengan melakukan dosa perzinaan. Kita dapat melihat dari sini bahwa firman Tuhan Yesus mengungkapkan kerusakan kita yang belum pernah kita kenali sebelumnya, dan apa yang firman Tuhan Yesus tunjukkan tentang kerusakan kita melampaui apa yang ditunjukkan melalui Hukum Taurat dan perintah-perintah lainnya. Jika bukan karena penyingkapan Tuhan Yesus, kita tidak akan pernah mengerti kerusakan kita sendiri. Selain itu, Tuhan Yesus menegur para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan mengatakan, "Celakalah engkau ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik! Karena engkau seperti kuburan yang dicat putih, yang di luarnya memang kelihatan bagus, tetapi di dalamnya penuh tulang orang mati dan semua kenajisan. Bahkan engkau kelihatan benar dari luar di mata orang lain, tetapi di dalamnya engkau penuh dengan kemunafikan dan kejahatan" (Matius 23:27-28). Kita semua tahu bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi fasih dalam Kitab Suci dan selalu melayani Tuhan Yahweh di bait suci serta sering berkhotbah kepada orang percaya. Mereka benar-benar dihormati dan didukung oleh orang-orang beriman Yahudi, yang sama sekali tidak bisa melihat perilaku memberontak mereka—orang Yahudi tidak memiliki kearifan mengenai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Namun Tuhan Yesus menyingkapkan esensi kemunafikan mereka, membidik kejahatan mereka dengan tepat. Baru pada saat itulah orang-orang percaya melihat bahwa cara orang-orang Farisi menderita dan mengorbankan diri mereka sendiri hanyalah agar dihormati dan dipuja oleh orang lain; mereka tidak benar-benar mengorbankan diri mereka bagi Tuhan, tetapi mereka bekerja keras demi status dan kehidupan mereka sendiri. Mereka bukanlah orang-orang percaya yang sejati. Ini membuktikan bahwa firman Tuhan dapat menelanjangi esensi umat manusia dan menyingkapkan kerusakan yang tersembunyi jauh di dalam hati manusia.

Sekarang mari kita melihat bersama-sama sebuah bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mengungkapkan kurangnya pengabdian manusia yang sejati kepada Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Semua yang punya ingatan akan mengakui fakta ini: manusia hidup untuk dirinya sendiri dan hanya setia kepada dirinya sendiri. Aku tidak percaya jawabanmu sekalian sepenuhnya benar, karena masing-masing dari engkau semua menjalani hidup masing-masing, dan berjuang menghadapi masalah masing-masing. Oleh karena itu, engkau semua setia kepada orang-orang yang engkau kasihi dan hal-hal yang menyenangkanmu, bukan kepada dirimu sepenuhnya. Karena dipengaruhi oleh orang, kejadian, dan hal-hal di sekitarmu, engkau semua tidak sepenuhnya setia kepada diri sendiri. Aku berkata seperti ini bukan untuk mengesahkan kesetiaanmu pada diri sendiri, melainkan menguak kesetiaanmu pada satu hal. Karena selama bertahun-tahun ini, Aku tidak pernah menerima kesetiaan dari seorang pun di antaramu. Engkau semua telah mengikut Aku selama bertahun-tahun, tanpa pernah sekali pun setia. Sebaliknya, engkau semua justru hidup untuk orang-orang yang engkau sayangi dan hal-hal yang menyenangkan hatimu, begitu besarnya kasihmu pada hal-hal tersebut, sehingga semua itu selalu dekat di hatimu dan tidak pernah kautinggalkan kapan pun dan di mana pun. ... Meskipun engkau semua mungkin mengorbankan satu atau dua hal bagi-Ku, itu sama sekali tidak dapat mewakili segenap dirimu, dan tidak menunjukkan bahwa kepada-Kulah engkau semua sungguh-sungguh setia. Engkau semua melibatkan diri dalam segala upaya yang engkau semua senangi: Beberapa orang setia kepada putra putri mereka, beberapa lainnya kepada suami, istri, harta, pekerjaan, atasan, status, atau wanita. Kesetiaanmu kepada semua hal tersebut tidak pernah membuatmu lelah atau kesal; engkau semua justru semakin menginginkan lebih banyak dan lebih bagus, dari hal-hal yang kepadanya engkau setia, dan engkau tidak pernah merasa putus asa. Aku dan firman-Ku selalu didorong ke posisi terakhir dalam daftar hal-hal yang engkau semua sukai. Dan engkau semua tidak punya pilihan selain menempatkannya di posisi terakhir; beberapa orang darimu bahkan menyediakan posisi terakhir untuk hal-hal yang mereka pikir patut mendapat kesetiaan, meskipun belum mereka temukan. Mereka tidak pernah menyimpan Aku dalam hati. Mungkin engkau semua pikir Aku menuntut terlalu banyak atau menuduhmu tanpa alasan, tapi apakah engkau semua pernah berpikir, bahwa ketika engkau semua meluangkan saat-saat bahagia dengan keluarga, engkau semua tidak pernah sekalipun setia kepada-Ku? Di saat-saat seperti itu, tidakkah engkau semua merasa pedih? Saat hatimu dipenuhi dengan kebahagiaan karena telah menerima imbalan untuk kerja kerasmu, tidakkah engkau semua merasa kecewa karena tidak melengkapi diri sendiri dengan kebenaran yang memadai? Kapan engkau semua pernah menangis karena tidak mendapatkan perkenan-Ku? Engkau semua mengerahkan segenap pikiran dan berjerih payah bagi putra putrimu, tapi tidak pernah puas dan selalu yakin bahwa engkau belum benar-benar bekerja sepenuh hati bagi mereka, bahwa engkau belum mengerahkan segala upaya. Tapi kepada-Ku, engkau semua selalu bersikap acuh dan abai, sehingga Aku hanya hidup dalam ingatan tetapi tidak terpatri dalam hatimu sekalian" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kepada Siapakah Engkau Setia?").

Firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan sangat tajam membeberkan kerusakan bawaan umat manusia dan membuat kita sungguh-sungguh meyakini hal ini. Melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa yang dikombinasikan dengan refleksi pada perilaku kita sendiri, kita dapat melihat seberapa dalamnya kita dirusak oleh Iblis, dan bahwa pada dasarnya kita menentang Tuhan dan memberontak terhadap-Nya. Kita tidak sedikit pun mencintai kebenaran. Meskipun dari luar tampaknya kita bekerja dan mengorbankan diri kita untuk Tuhan setelah menjadi orang percaya, kita sebenarnya hanya mengabdi kepada orang, urusan, dan hal-hal yang kita sukai saja, dan kita tidak mencari apa pun selain masa depan, tujuan, dan harapan kita sendiri. Kita mencoba menggunakan pekerjaan dan pengeluaran pribadi kita untuk melakukan transaksi dengan Tuhan, untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya. Ini bukanlah pengabdian atau kasih yang sejati kepada Tuhan; ini tidak benar-benar kita lakukan untuk memuaskan Dia. Pikirkan saja—jika Tuhan tidak membuat penyingkapan ini, siapa di antara kita yang akan mengenali sifat kita yang memberontak terhadap Tuhan? Selain dari Tuhan, siapa yang bisa memahami esensi umat manusia, dan siapa yang dapat dengan tuntas menyingkapkan watak manusia yang memberontak? Dari sini terbukti bahwa hanya Tuhan yang dapat menyingkapkan kerusakan umat manusia, dan tanpa penyingkapan dari Tuhan, kita tidak akan pernah memahami esensi rusak kita sebagai manusia. Ini adalah perbedaan mendasar ketiga untuk membedakan antara firman Tuhan dan perkataan manusia.

Saudara-saudari, persekutuan ini telah menunjukkan kepada kita bahwa ada perbedaan mendasar yang sangat besar antara firman Tuhan dan perkataan manusia. Firman Tuhan dapat membukakan zaman yang baru dan mengakhiri zaman yang lama; firman Tuhan dapat menyingkapkan misteri Tuhan sendiri, dan dapat mengungkapkan esensi manusia yang rusak. Namun perkataan manusia sama sekali tidak seperti ini—perkataan manusia tidak dapat memulai zaman yang baru, menyingkapkan misteri Tuhan, atau mengungkapkan esensi manusia yang rusak. Yang dapat dilakukan oleh perkataan manusia hanyalah membahas pengalaman dan pemahaman pribadi manusia berdasarkan bagaimana mereka menjalani pekerjaan dan firman Tuhan—mereka tidak dapat melampaui ruang lingkup pekerjaan dan firman Tuhan. Setelah kita memahami tiga perbedaan mendasar antara firman Tuhan dan perkataan manusia, kita akan dapat membedakan perkataan apa yang diucapkan oleh Tuhan dan perkataan apa yang diucapkan oleh manusia. Aku percaya bahwa dari persekutuan di atas ini, semua yang memiliki hati dan roh akan dapat melihat bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa telah berasal dari mulut Tuhan sendiri. Selama kita membaca semakin banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita akan dapat merasakan otoritas dan kuasa di dalamnya, memahami misteri rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, melihat watak Tuhan yang benar dan tidak dapat diganggu gugat, serta mengakui kebenaran dari kerusakan kita sendiri oleh Iblis. Dengan cara ini, semakin kita menyelidiki firman Tuhan Yang Mahakuasa, semakin kita menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali. Syukur kepada Tuhan atas pencerahan dan bimbingan-Nya! Aku harap persekutuan ini akan membantu engkau sekalian, saudara-saudari.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait