Mengapa Aku Percaya Kepada Orang Lain Begitu saja

16 Desember 2024

Pada tahun 2021, aku bertanggung jawab atas pekerjaan penyiraman di tiga gereja. Dua pemimpin kelompok penyiraman di salah satu gereja, Li Can dan Zhang Xuan, biasa bekerja bersamaku. Pada saat itu, aku merasa Li Can mampu dan memikul beban tugasnya. Dia menunjukkan setiap penyimpangan dalam tugasku dan membantuku memperbaikinya secara tepat waktu. Dengan dia mengawasi dan mengingatkan, beberapa pekerjaan tidak tertunda. Zhang Xuan juga memikul beban dan dengan hati yang pengasih dia membantuku ketika keadaanku buruk. Aku cukup senang bekerja bersama mereka, berpikir bahwa kemampuan kerja, kualitas, dan sikap mereka terhadap tugas-tugas cukup baik. Dengan dua orang yang bertanggung jawab di sini, aku tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pekerjaan penyiraman di gereja ini dan dapat fokus pada pekerjaan dua gereja lainnya. Kemudian, dari surat-surat mereka, aku melihat hasil kerja mereka lebih baik daripada gereja-gereja lain. Aku makin diyakinkan dengan kemampuan kerja mereka, jadi aku jarang terlibat dalam pekerjaan mereka.

Suatu ketika, pemimpinku mengirimkan surat yang memintaku untuk berpartisipasi secara nyata dalam pekerjaan penyiraman dan segera melakukan penyesuaian terhadap personel yang kudapati tidak cocok, untuk menghindari tertundanya pekerjaan. Setelah menerima surat tersebut, aku segera pergi ke dua gereja lainnya untuk melihat bagaimana pekerjaan berjalan. Aku mendapati seorang pemimpin kelompok penyiraman yang tidak dapat melakukan pekerjaan nyata dan segera melakukan penyesuaian. Ketika aku hendak mengunjungi gereja yang menjadi tanggung jawab Li Can, aku berpikir, "Dia dan Zhang Xuan baik-baik saja dalam segi kemampuan kerja, rasa beban, atau kualitas. Dengan mereka berdua di sana, pasti tidak akan ada masalah dengan pekerjaan." Oleh karena itu, aku tidak memeriksa pekerjaan mereka. Di lain waktu, aku mengumpulkan pemimpin-pemimpin kelompok penyiraman dari sejumlah gereja karena ingin mengetahui secara rinci penyimpangan dalam pekerjaan mereka, agar aku dapat menemukan permasalahan dan menyelesaikannya tepat waktu. Namun, pada saat itu, aku lebih banyak bertanya tentang pekerjaan pemimpin kelompok lainnya, menanyai mereka bagaimana biasanya mereka mengadakan pertemuan bagi orang-orang percaya baru dan firman Tuhan apa yang mereka gunakan untuk bersekutu dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan orang percaya baru, dan sebagainya. Melalui pertanyaan terperinci, aku mendapati beberapa masalah serta mempersekutukannya, dan mereka memperbaikinya saat itu juga. Mengenai Li Can dan Zhang Xuan, aku pikir rasa beban dan kemampuan kerja mereka dalam melaksanakan tugas baik-baik saja, jadi aku tidak menanyakan secara rinci tentang pekerjaan mereka. Kemudian, pemimpinku memintaku menyediakan seorang penyiram yang relatif baik, jadi aku merekomendasikan Li Can. Namun, setelah melihat situasinya, pemimpin mendapati bahwa hasil penyiraman Li Can tidak bagus dan bertanya kepadaku bagaimana bisa aku menyediakan orang seperti dia. Aku berpikir, "Mungkinkah tuntutan pemimpin terlalu tinggi? Menurut pemahamanku tentang Li Can, bahkan jika dia tidak dapat dipromosikan, dia masih lebih dari mampu untuk menyirami orang-orang percaya baru di gereja." Kemudian, pemimpin memberitahuku, "Li Can dan Zhang Xuan malas, licik, dan mencari kenyamanan saat melaksanakan tugas mereka. Kita sudah bersekutu mengenai hal ini dengan mereka; mari kita lihat bagaimana kinerja mereka di kemudian hari." Saat mendengar ini, selain tidak menganggapnya serius, aku juga berpikir, "Siapa yang tidak sesekali memikirkan dagingnya? Selama mereka melakukan pekerjaan dengan baik, bukankah itu sudah cukup?" Setelah itu, aku masih tidak menindaklanjuti atau mengawasi pekerjaan mereka.

Setelah beberapa saat, pemimpin mengirimkan surat yang mengatakan bahwa ada banyak masalah dengan pekerjaan penyiraman di gereja yang menjadi tanggung jawab Li Can dan aku diminta untuk menyelesaikannya secepat mungkin. Ketika aku melihat surat itu, aku berpikir, "Li Can telah percaya pada Tuhan bertahun-tahun dan telah melayani sebagai pemimpin. Aku tahu kemampuan kerja dan kualitasnya. Apakah situasinya benar-benar seburuk itu? Apakah pemimpin telah keliru? Namun karena pemimpin mengatakan begitu, pasti ada alasannya. Aku perlu mencermati situasinya secara nyata." Setelah mempelajari situasinya, barulah aku mendapati bahwa baik Li Can maupun Zhang Xuan tidak melakukan pekerjaan nyata. Mereka tidak membina orang-orang berbakat di dalam gereja yang seharusnya dibina, dan firman Tuhan yang dimakan serta diminum oleh orang-orang percaya baru dalam pertemuan bukanlah kebenaran yang paling mendasar mengenai pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan. Ada juga beberapa orang percaya baru yang menjadi negatif setelah mendengar rumor tentang PKT, dan secara mengejutkan, Li Can serta Zhang Xuan telah mengatur orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendukung mereka. Masalah orang percaya baru belum terselesaikan, dan Li Can serta Zhang Xuan tidak menemukan cara untuk bersekutu dan membantu mereka lebih jauh. Beberapa orang percaya baru hampir menarik diri. Pada akhirnya, orang-orang percaya baru hanya bisa membalikkan keadaan mereka dengan membaca sendiri firman Tuhan. Meskipun ada banyak penyimpangan dan celah dalam pekerjaan penyiraman, Li Can dan Zhang Xuan tidak merenungkan diri sendiri, dan bahkan mereka berusaha menyalahkan orang lain. Mengetahui hal-hal ini, aku terkejut, "Bagaimana bisa terjadi seperti ini? Sejauh yang kupahami tentang mereka, sebelum ini mereka memikul beban dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana bisa sekarang semuanya menjadi seperti ini?" Namun faktanya dibeberkan tepat di depan mataku; aku harus menerima ini. Pada saat yang sama, aku merasa sangat bersalah. Andai aku mengawasi dan memeriksa pekerjaan mereka lebih awal, tidak akan banyak masalah yang timbul dalam pekerjaan penyiraman. Aku mempunyai tanggung jawab yang tak bisa dihindari atas hal ini.

Kemudian, aku melihat sebuah bagian dari firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Pemimpin palsu tidak akan menyelidiki para pengawas yang tidak melakukan pekerjaan nyata, atau yang melalaikan tanggung jawabnya. Menurut mereka mereka hanya perlu memilih pengawas dan semuanya akan baik-baik saja; setelah itu, pengawas tersebut akan menangani semua masalah pekerjaan, dan yang perlu mereka lakukan hanyalah sesekali mengadakan pertemuan, mereka tak perlu mengawasi pekerjaan atau bertanya bagaimana perkembangannya, mereka bisa tetap lepas tangan. Jika seseorang melaporkan ada masalah dengan seorang pengawas, pemimpin palsu akan berkata, 'Ini hanya masalah kecil, tidak masalah. Engkau bisa menanganinya sendiri. Jangan tanya aku.' Orang yang melaporkan masalah itu berkata, 'Pengawas itu seorang pemalas yang rakus. Dia tidak melakukan apa pun selain makan dan bersenang-senang, dan dia sangat malas. Dia tak mau mengalami kesulitan sedikit pun dalam tugasnya, dan selalu mencari cara untuk menipu dan mencari-cari alasan untuk menghindari pekerjaan dan tanggung jawabnya. Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengawas.' Pemimpin palsu akan menjawab, 'Kualitasnya bagus ketika dia dipilih sebagai pengawas. Apa yang kaukatakan tidak benar, atau sekalipun itu benar, itu hanyalah perwujudan sementara.' Para pemimpin palsu tidak berusaha mencari tahu tentang keadaan pengawas itu, tetapi menilai dan menentukan masalah itu berdasarkan kesan masa lalu mereka terhadap pengawas tersebut. Siapa pun yang melaporkan masalah dengan pengawas itu, pemimpin palsu mengabaikannya. Pengawas itu tidak memiliki pemahaman dan kemampuan, mereka tidak cukup kompeten untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, dan sudah hampir mengacaukan semuanya—tetapi pemimpin palsu tidak peduli. Sudah cukup buruk ketika ada orang melaporkan masalah pengawas, mereka berpura-pura tidak melihatnya. Namun, apa yang paling hina dari semuanya? Ketika orang memberi tahu mereka tentang masalah sangat serius yang pengawas miliki, mereka tidak berusaha menyelesaikannya, dan bahkan memunculkan berbagai alasan: 'Aku kenal pengawas ini, mereka benar-benar percaya kepada Tuhan, mereka tidak akan pernah memiliki masalah. Meskipun ada masalah, Tuhan akan melindungi mereka dan mendisiplinkan mereka. Jika mereka melakukan kesalahan, itu antara mereka dan Tuhan—kita tak perlu khawatir.' Beginilah cara pemimpin palsu bekerja: menurut gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka berpura-pura memahami kebenaran dan memiliki iman—akibatnya mereka mengacaukan pekerjaan gereja, atau bahkan menghentikannya, sambil berpura-pura tidak tahu. Bukankah mereka hanya para birokrat? Pemimpin palsu tidak mampu melakukan pekerjaan nyata, mereka juga tidak memperlakukan pekerjaan pemimpin kelompok dan pengawas dengan serius. Pandangan mereka tentang orang hanya didasarkan pada kesan dan imajinasi mereka sendiri. Melihat seseorang berperilaku baik selama beberapa waktu, mereka yakin orang ini akan selalu bersikap baik, bahwa orang ini tidak akan berubah; mereka tidak memercayai siapa pun yang mengatakan ada masalah dengan orang ini, mereka mengabaikan ketika ada orang yang menunjukkan sesuatu tentang orang tersebut. Apakah menurutmu pemimpin palsu itu bodoh? Mereka bodoh dan bebal. ... para pemimpin palsu juga memiliki kelemahan besar: mereka cepat memercayai orang berdasarkan imajinasi mereka sendiri. Dan ini disebabkan karena tidak memahami kebenaran, bukan? Bagaimana firman Tuhan menyingkapkan esensi umat manusia yang rusak? Mengapa mereka memercayai manusia padahal Tuhan tidak? Tuhan tidak menilai orang berdasarkan penampilan mereka, melainkan selalu memeriksa hati mereka—jadi mengapa pemimpin palsu begitu sembarangan ketika mereka menilai orang lain dan menaruh kepercayaan pada diri mereka? Pemimpin palsu terlalu sombong, bukan? Yang mereka pikirkan adalah, 'Aku tidak salah ketika melihat orang ini. Tidak akan pernah ada masalah nantinya; mereka pasti bukan orang yang suka bermain-main, yang suka bersenang-senang dan membenci kerja keras. Mereka benar-benar dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Mereka tidak akan berubah; jika mereka berubah, itu pasti berarti aku keliru tentang mereka, bukan?' Logika macam apa ini? Apakah engkau sejenis orang yang ahli? Apakah engkau memiliki penglihatan sinar-x? Inikah keahlian khususmu? Engkau bisa saja hidup bersama orang ini selama satu atau dua tahun, tetapi akankah engkau mampu melihat siapa diri mereka yang sebenarnya tanpa lingkungan yang cocok untuk menyingkapkan natur dan esensi mereka sepenuhnya? Jika mereka tidak disingkapkan oleh Tuhan, engkau bisa saja hidup berdampingan dengan mereka selama tiga atau bahkan lima tahun dan pasti tetap bergumul untuk melihat natur dan esensi seperti apa yang mereka miliki. Dan betapa lebih sulit lagi jika engkau jarang bertemu dengan mereka, jarang bersama dengan mereka? Engkau dengan begitu saja memercayai mereka berdasarkan kesan sekilas atau penilaian positif orang lain tentang mereka, dan berani memercayakan pekerjaan gereja kepada orang-orang semacam itu. Dalam hal ini, bukankah engkau terlalu buta? Bukankah engkau bersikap terburu nafsu? Dan bukankah para pemimpin palsu bersikap sangat tidak bertanggung jawab ketika mereka bekerja seperti ini?" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (3)"). Tuhan menyingkapkan keadaanku dengan tepat; aku sangat tidak bertanggung jawab terhadap tugasku. Aku pernah bekerja dengan Li Can dan Zhang Xuan sebelumnya, dan karena beberapa kemampuan kerja yang mereka miliki, serta beberapa hasil yang mereka dapatkan dalam melaksanakan tugasnya, aku dengan mudah menaruh kepercayaanku pada mereka. Setelah sepenuhnya menyerahkan pekerjaan kepada mereka, aku bahkan tidak mengawasi atau menanyakan tentang pekerjaan itu. Ketika pemimpin memintaku untuk memeriksa apakah pemimpin kelompok penyiraman melakukan pekerjaan nyata, aku tidak memeriksa pekerjaan mereka karena aku percaya kepada mereka. Bahkan ketika aku berkumpul dengan mereka, aku tidak menanyakan pekerjaan mereka secara rinci. Kemudian, ketika pemimpin berkata bahwa mereka mendambakan kenyamanan dalam tugasnya dan tidak melakukan pekerjaan nyata, ada sedikit penentangan dalam hatiku, kupikir mereka tidak seperti itu, dan pemimpin tidak mengenal mereka dengan baik. Aku bahkan membela mereka dalam hatiku. Kalau dipikir-pikir lagi, aku baru beberapa bulan berinteraksi dengan mereka. Dari luar, mereka tampak memiliki kemampuan kerja dan rasa beban dalam melaksanakan tugasnya, tetapi aku sama sekali tidak memahami kemanusiaan dan esensi natur mereka. Aku menaruh kepercayaanku pada mereka berdasarkan kesan sementara dan perasaan baik, dan kemudian merasa tenang menyerahkan pekerjaan itu kepada mereka tanpa pengawasan. Tuhan menyingkapkan bahwa orang-orang telah sangat dirusak oleh Iblis, jadi semua watak rusak mereka belum terselesaikan, mereka semua bisa bersikap asal-asalan, tidak bertanggung jawab, dan menempuh jalannya sendiri sebelum mereka disempurnakan. Selama ini, aku tidak memandang berbagai hal berdasarkan firman Tuhan, sebaliknya aku mengandalkan gagasan dan imajinasiku, dan memantapkan sisi baik mereka dalam pikiranku berdasarkan kinerja baik mereka yang bersifat sementara. Bahkan ketika pemimpin menunjukkan masalah mereka, aku masih belum yakin, kupikir tuntutan pemimpin terhadap mereka terlalu tinggi. Aku hidup berdasarkan watak Iblis, terutama dengan memercayai diri sendiri dan memegang sudut pandangku sendiri dalam melihat segala sesuatu, menganggap apa yang menurutku baik pastilah benar, tidak menerima apa pun penjelasan orang lain, yang akhirnya menunda pekerjaan. Aku terlalu sombong dan angkuh!

Kemudian, aku melihat bagian lain dari firman Tuhan: "Meskipun, sekarang ini, banyak orang melaksanakan tugas, hanya ada sedikit orang yang mengejar kebenaran. Hanya segelintir orang mengejar kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan pada saat mereka melaksanakan tugasnya; sebagian besar orang, masih tidak memiliki prinsip dalam cara mereka melakukan sesuatu, mereka tetaplah bukan orang yang benar-benar tunduk kepada Tuhan; mereka sekadar menyatakan bahwa mereka mencintai kebenaran, bahwa mereka mau mengejar kebenaran dan mau berjuang untuk kebenaran, tetapi tetap saja tak seorang pun tahu berapa lama tekad tersebut akan bertahan. Orang yang tidak mengejar kebenaran cenderung memperlihatkan watak rusak mereka kapan saja atau di mana saja. Mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya, mereka sering kali bersikap asal-asalan, mereka bertindak sekehendak hatinya, dan bahkan tak mampu menerima diri mereka dipangkas. Begitu mereka menjadi negatif dan lemah, mereka cenderung meninggalkan tugasnya—ini sering terjadi, tidak ada yang lebih biasa terjadi daripada ini; demikianlah perilaku semua orang yang tidak mengejar kebenaran. Jadi, jika orang belum memperoleh kebenaran, mereka tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya. Apa artinya mereka tidak dapat dipercaya? Itu berarti saat mereka menghadapi kesulitan atau kemunduran, besar kemungkinan mereka akan jatuh, juga menjadi negatif dan lemah. Apakah orang yang sering menjadi negatif dan lemah adalah orang yang dapat dipercaya? Tentu saja tidak. Namun, orang yang memahami kebenaran berbeda. Orang yang sungguh-sungguh memahami kebenaran pasti memiliki hati yang takut akan Tuhan dan hati yang tunduk kepada Tuhan, dan hanya orang yang memiliki hati yang takut akan Tuhan-lah yang bisa dipercaya; orang yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan tidak dapat dipercaya. Bagaimana cara memperlakukan orang yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan? Mereka, tentu saja, harus diberi bimbingan dan dukungan penuh kasih. Mereka harus lebih sering ditindaklanjuti saat melaksanakan tugas mereka, dan diberi lebih banyak bantuan serta instruksi; hanya dengan demikian, dapat dipastikan mereka akan melaksanakan tugas mereka dengan efektif. Lalu apa tujuan melakukan hal ini? Tujuan utamanya adalah menjunjung tinggi pekerjaan rumah Tuhan. Tujuan kedua adalah agar dapat dengan segera mengidentifikasi masalahnya, dengan segera membekali mereka, mendukung mereka, atau memangkas mereka, meluruskan penyimpangan mereka, melengkapi kekurangan dan apa yang kurang pada diri mereka. Ini bermanfaat bagi orang-orang; tidak ada yang jahat mengenai hal ini. Mengawasi orang, mengamati mereka, berusaha memahami mereka—semua ini adalah untuk membantu mereka masuk ke jalur yang benar dalam iman mereka kepada Tuhan, memampukan mereka melaksanakan tugas mereka sesuai perintah Tuhan dan sesuai dengan prinsip, untuk menghalangi mereka agar tidak menyebabkan gangguan atau kekacauan, dan untuk menghalangi mereka agar tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia. Tujuan dari semua ini adalah sepenuhnya untuk menunjukkan tanggung jawab kepada mereka dan pekerjaan rumah Tuhan; tidak ada maksud jahat di dalamnya" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (7)"). Dari firman Tuhan, aku memahami bahwa meskipun kita melaksanakan tugas di gereja dan bersedia melakukannya dengan baik, ini baru sebatas maksud baik. Karena kita semua memiliki watak yang rusak, kita tidak bisa sepenuhnya tunduk kepada Tuhan dan tidak memiliki prinsip dalam tindakan kita. Hal ini menyebabkan penyimpangan dalam pekerjaan kita, dan kita sering kali bersikap asal-asalan dan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pemimpin dan pekerja perlu mengawasi pekerjaan agar dapat segera menemukan dan memperbaiki permasalahan. Lì Can dan Zhang Xuan juga adalah orang-orang yang rusak. Meski sebelumnya mereka memikul beban dalam melaksanakan tugasnya, bukan berarti mereka akan selalu seperti itu. Selain itu, kualitas dan kemampuan kerja mereka yang baik tidak berarti mereka telah memperoleh prinsip kebenaran dalam menangani masalah, dan sepenuhnya dapat diandalkan. Diperlukan pengawasan dan tindak lanjut terhadap pekerjaan mereka. Aku tidak mampu melihat esensi manusia yang rusak dan memandang orang-orang serta segala sesuatu berdasarkan gagasan dan imajinasiku sendiri, dengan mudah memercayai mereka dan menyerahkan pekerjaan tanpa pengawasan. Aku benar-benar bodoh. Jika saja aku tidak memercayai mereka begitu saja, dan mengawasi serta memeriksa pekerjaan mereka secara teratur sesuai dengan tuntutan rumah Tuhan, memenuhi tanggung jawabku sendiri, pekerjaan penyiraman tidak akan menjadi sedemikian tidak efektif selama beberapa bulan. Makin aku memikirkannya, makin aku menyalahkan diriku sendiri.

Aku merenungkannya lebih lanjut: Mengapa aku begitu memercayai Li Can dan Zhang Xuan tanpa mengawasi atau memeriksa tugas mereka? Bahkan ketika pemimpin mengingatkanku, aku tidak terlalu menghiraukannya. Watak rusak apa yang mengendalikanku di balik semua ini? Saat aku merenung, aku melihat sebuah bagian dari firman Tuhan: "Jika, di dalam hatimu, engkau benar-benar memahami kebenaran, engkau akan tahu bagaimana menerapkan kebenaran dan tunduk kepada Tuhan, dan secara alami engkau akan mampu memulai jalan mengejar kebenaran. Jika jalan yang kautempuh adalah jalan yang benar dan sesuai dengan maksud Tuhan, maka pekerjaan Roh Kudus tidak akan meninggalkanmu—dan dengan demikian akan semakin kecil kemungkinan engkau mengkhianati Tuhan. Tanpa kebenaran, akan mudah bagimu untuk melakukan kejahatan, dan engkau akan melakukannya meskipun engkau sendiri tidak mau. Misalnya, jika engkau memiliki watak yang congkak dan sombong, maka diberi tahu untuk tidak menentang Tuhan tidak ada bedanya, engkau tidak mampu menahan diri, itu berada di luar kendalimu. Engkau tidak akan melakukannya dengan sengaja; engkau akan melakukannya di bawah dominasi naturmu yang congkak dan sombong. Kecongkakan dan kesombonganmu akan membuatmu memandang rendah Tuhan dan menganggap-Nya tak berarti; itu akan mengakibatkanmu meninggikan diri sendiri, membuatmu selalu menonjolkan diri; itu akan membuatmu memandang rendah orang lain dan hanya memikirkan dirimu sendiri; itu akan merebut posisi Tuhan di hatimu, dan akhirnya menyebabkanmu mengambil posisi Tuhan dan menuntut agar orang tunduk kepadamu, dan membuatmu memuja pemikiran, ide, dan gagasanmu sendiri sebagai kebenaran. Begitu banyak kejahatan yang dilakukan manusia di bawah dominasi natur mereka yang congkak dan sombong!" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Orang Dapat Mencapai Perubahan dalam Wataknya"). Merenungkan firman Tuhan, aku menemukan penyebab kegagalanku: kegagalanku terutama berasal dari watakku yang congkak dan terlalu mengandalkan diri sendiri. Aku percaya mereka serius dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, memikul beban, dan tidak bersikap asal-asalan. Jadi, aku memercayai diriku sendiri sepenuhnya, selalu berpikir dengan "menurut pendapatku", "aku yakin", "aku rasa", dan menganggap penilaianku terhadap orang lain akurat dan tidak mungkin salah. Setelah menyerahkan pekerjaan kepada mereka, aku bahkan tidak merasa perlu untuk mengawasi atau menanyakannya. Bahkan ketika pemimpin dengan jelas menunjukkan masalah mereka, aku tidak menganggapnya serius, berpikir bahwa mereka hanya sedang menyingkapkan beberapa kerusakan, dan bukan sebuah masalah besar. Kegagalanku disebabkan oleh rasa percaya diriku yang terlalu besar. Aku menggunakan sudut pandangku sendiri sebagai standar untuk mengukur orang lain. Apa pun yang orang lain katakan, aku tidak menerimanya. Aku yakin telah menilai orang-orang dengan akurat, aku mengenal mereka dengan baik, dan memenuhi syarat untuk menilai mereka. Aku tidak setuju dan menolak pandangan orang lain yang berbeda denganku. Aku tidak pernah mempertimbangkan apakah pikiran dan pandanganku mungkin salah, bias, atau dapat merugikan pekerjaan. Aku benar-benar congkak dan tidak bernalar! Mengandalkan watak congkakku dalam melaksanakan tugas, aku tidak menganggap serius saran orang lain, apalagi mencari prinsip kebenaran. Aku benar-benar congkak dan meremehkan orang lain, tidak ada tempat bagi Tuhan di hatiku. Aku berpikir bahwa orang-orang yang kupercaya dan hal-hal yang kuputuskan pasti benar sesuai dengan gagasan dan imajinasiku sendiri, dengan keras kepala berpegang teguh pada sudut pandangku sendiri dan mengabaikan tugas-tugasku, menyebabkan kerugian besar bagi pekerjaan gereja. Apakah dengan cara ini aku melaksanakan tugasku? Aku menentang Tuhan, melakukan kejahatan. Setelah menyadari beratnya natur dan konsekuensinya, aku segera datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan bertobat.

Kemudian, aku melihat satu bagian firman Tuhan yang memberiku sebuah jalan penerapan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apa pun yang kaulakukan, engkau harus belajar bagaimana mencari dan tunduk pada kebenaran; siapa pun yang memberimu nasihat, jika itu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, maka sekalipun nasihat itu berasal dari seorang anak kecil, engkau harus menerimanya dan tunduk padanya. Masalah apa pun yang seseorang hadapi, jika perkataan dan nasihatnya sepenuhnya sesuai dengan prinsip kebenaran, engkau harus menerimanya dan tunduk padanya. Hasil dari bertindak seperti ini akan baik dan sesuai dengan maksud Tuhan. Yang terpenting adalah engkau harus melihat motifmu, serta prinsip dan caramu dalam menangani segala sesuatu. Jika prinsip dan caramu dalam menangani segala sesuatu berasal dari kehendak manusia, dari pikiran dan gagasan manusia, atau dari falsafah Iblis, maka prinsip dan cara itu tidak praktis, dan pasti tidak akan efektif. Ini karena sumber prinsip dan caramu itu tidak benar dan tidak sesuai dengan prinsip kebenaran. Jika pandanganmu berdasarkan prinsip kebenaran, dan engkau menangani segala sesuatu sesuai dengan prinsip kebenaran, tak diragukan lagi engkau akan menanganinya dengan cara yang benar. Sekalipun ada orang-orang yang tidak menerima caramu dalam menangani sesuatu saat itu, atau mereka mempunyai gagasan tertentu mengenainya, atau mereka menentangnya, sesudah beberapa waktu, caramu akan terbukti benar. Segala sesuatu yang sesuai dengan prinsip kebenaran membuahkan hasil yang makin positif, sedangkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip kebenaran menimbulkan akibat yang makin negatif, sekalipun itu sesuai dengan gagasan orang pada saat itu. Semua orang akan menerima penegasan akan hal ini" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Jalan untuk Mengatasi Watak yang Rusak"). Firman Tuhan membuatku mengerti bahwa ketika menghadapi situasi tertentu, kita perlu menyangkal diri terlebih dahulu, mencari kebenaran, dan memandang masalah berdasarkan firman Tuhan. Kita harus memeriksa apakah sudut pandang dan perspektif kita sesuai dengan maksud Tuhan dan apakah ada firman Tuhan serta prinsip kebenaran yang mendasarinya. Kita perlu memiliki hati yang mau terus mencari ketika mendapatkan pengingat dan saran dari saudara-saudari, bukan berpegang pada sudut pandang kita sendiri. Kita harus menanganinya sesuai dengan prinsip. Sikap demikian berarti mencari, tunduk, dan rasional di hadapan Tuhan. Ketika merenungkan pendekatanku sebelumnya, aku tidak melihat hal-hal yang didasari oleh prinsip kebenaran melainkan berpegang pada sudut pandangku sendiri, berpikir bahwa aku lebih tahu daripada orang lain. Ketika saudara-saudari memberikan saran, aku tidak memiliki hati yang mau terus mencari dan terlalu percaya pada diri sendiri. Inilah alasan utama kegagalanku. Untuk melangkah maju, aku perlu terlebih dahulu belajar menyangkal diri dan lebih mendengarkan saran saudara-saudari.

Kemudian, aku melihat bagian lain dari firman Tuhan yang berbunyi: "Dilihat dari makna harfiahnya, pengawasan berarti pemeriksaan: memeriksa gereja mana yang telah melaksanakan pengaturan kerja dan mana yang belum, kemajuan pelaksanaan, pemimpin dan pekerja mana yang melakukan pekerjaan nyata dan mana yang tidak, serta apakah ada pemimpin atau pekerja yang hanya memberikan pengaturan kerja tanpa berpartisipasi dalam tugas spesifik. Pengawasan adalah tugas spesifik. Selain mengawasi pelaksanaan pengaturan kerja—apakah pengaturan kerja tersebut telah dilaksanakan, kecepatan pelaksanaan, kualitas pelaksanaan, dan hasil yang dicapai—para pemimpin dan pekerja di tingkat yang lebih tinggi harus memeriksa apakah para pemimpin dan pekerja benar-benar mengikuti pengaturan kerja. Dari luar, beberapa pemimpin dan pekerja mengatakan bahwa mereka bersedia mengikuti pengaturan kerja, tetapi setelah dihadapkan pada lingkungan tertentu, mereka takut ditangkap dan hanya fokus bersembunyi, karena sudah lama mengesampingkan pengaturan kerja; masalah saudara-saudari tidak terselesaikan, dan mereka tidak tahu ketentuan pengaturan kerja atau apa saja prinsip-prinsip penerapannya. Ini menunjukkan bahwa pengaturan kerja tersebut belum dilaksanakan sama sekali. Para pemimpin dan pekerja lainnya memiliki pendapat, gagasan, dan penentangan terhadap beberapa tuntutan dalam pengaturan kerja. Saat tiba waktunya untuk melaksanakan, mereka menyimpang dari makna pengaturan kerja yang sesungguhnya, melakukan segala sesuatu sesuai dengan gagasannya sendiri, bertindak asal-asalan, dan menganggap sepele hal-hal, atau menempuh jalannya sendiri, melakukan segala sesuatu sesuai keinginan mereka. Semua situasi tersebut memerlukan pengawasan oleh para pimpinan dan pekerja di tingkat yang lebih tinggi. Tujuan pengawasan adalah melaksanakan tugas-tugas spesifik yang dituntut oleh pengaturan kerja dengan lebih baik tanpa penyimpangan dan sesuai dengan prinsip-prinsip. Saat melakukan pengawasan, para pemimpin dan pekerja di tingkat yang lebih tinggi harus memberi penekanan pada upaya mengidentifikasi jika ada orang yang tidak melakukan pekerjaan nyata atau tidak bertanggung jawab dan lamban dalam melaksanakan pengaturan kerja; jika ada orang yang menunjukkan sikap menentang pengaturan kerja dan tidak bersedia melaksanakannya, atau bersikap selektif dalam melaksanakannya, atau sama sekali tidak mengikuti pengaturan kerja, melainkan hanya menjalankan usahanya sendiri; jika ada orang yang menghambat pengaturan kerja, dan hanya menyampaikannya sesuai dengan gagasan mereka sendiri, tidak membiarkan umat pilihan Tuhan mengetahui makna sesungguhnya dan tuntutan spesifik dari pengaturan kerja—hanya dengan mengawasi dan memeriksa masalah-masalah ini, para pemimpin di tingkat yang lebih tinggi dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika para pimpinan di tingkat yang lebih tinggi tidak melakukan pengawasan dan pemeriksaan, apakah masalah-masalah ini bisa diidentifikasi? (Tidak.) Tidak bisa. Oleh karena itu, para pemimpin dan pekerja tidak boleh hanya menyampaikan pengaturan kerja dan memberikan bimbingan di setiap tingkatan, tetapi juga mengawasi pekerjaan di setiap tingkatan saat melaksanakan pengaturan kerja. Para pemimpin regional harus mengawasi pekerjaan para pemimpin distrik, para pemimpin distrik harus mengawasi pekerjaan para pemimpin gereja, dan para pemimpin gereja harus mengawasi pekerjaan masing-masing kelompok. Pengawasan harus dilakukan di setiap tingkatan. Apa tujuan dari pengawasan? Tujuannya adalah mendukung pelaksanaan yang akurat dari isi pengaturan kerja sesuai dengan tuntutan spesifiknya. Oleh karena itu, tugas pengawasan sangatlah penting" (Firman, Vol. 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (10)"). Dari firman Tuhan, aku melihat bahwa untuk melaksanakan tugas dengan baik, para pemimpin dan pekerja harus secara nyata mengawasi dan menindaklanjuti setiap bagian pekerjaan, menyelidiki detailnya, serta mengetahui dan memahami kemajuan pekerjaan tersebut. Mereka harus melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan dan pengaturan kerja Tuhan. Setiap pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang ditemukan dalam pekerjaan harus segera ditangani melalui persekutuan. Begitu ditemukan, orang-orang berbakat yang memiliki potensi harus segera dibina. Hal ini memerlukan pemeriksaan, penyelidikan, pengawasan, dan tindak lanjut yang nyata, yang menunjukkan sikap tanggung jawab seseorang terhadap tugasnya. Dahulu, aku mengandalkan imajinasiku sendiri, dengan mudah menyerahkan pekerjaan kepada orang-orang yang kusukai tanpa mengawasi atau menindaklanjuti, atau memahami situasi sebenarnya dalam pekerjaan mereka. Pendekatan ini sungguh tidak bertanggung jawab, dan aku tidak melaksanakan tugasku. Di masa mendatang, aku harus menerapkan sesuai dengan firman Tuhan serta mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku secara nyata.

Setelah Li Can diberhentikan, aku mengunjungi gereja yang menjadi tanggung jawabnya dan bertemu dengan beberapa orang percaya baru yang dapat dibina. Aku mengadakan pertemuan dengan mereka untuk memahami keadaan dan kesulitan mereka secara nyata, serta menawarkan persekutuan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Aku juga bersekutu bersama para penyiram untuk menangani kesulitan dalam pekerjaan mereka, mengoreksi penyimpangan dalam pendekatan mereka. Aku meminta mereka fokus untuk mempersekutukan kebenaran tentang memahami pekerjaan Tuhan, sehingga orang-orang percaya baru dapat meletakkan dasar yang kokoh di jalan yang benar sesegera mungkin. Kemudian, aku menyadari bahwa masalah-masalah penyiraman anggota baru di gereja ini mungkin juga terjadi di gereja lain. Jadi, aku segera menulis surat kepada pemimpin-pemimpin kelompok penyiraman di gereja lain. Setelah menulis surat, aku masih merasa tidak tenang karena komunikasi tertulis tidak seefektif persekutuan tatap muka. Oleh karena itu, aku menulis surat kepada para pemimpin, berharap mereka dapat mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaan ini secara langsung. Akhirnya, para pemimpin menjawab bahwa masalah ini juga terjadi di berbagai tingkatan di gereja mereka, dan mereka akan mengawasi dan menindaklanjutinya. Saat itulah aku benar-benar menyadari pentingnya tuntutan Tuhan terhadap para pemimpin dan pekerja untuk secara nyata mengawasi dan menindaklanjuti pekerjaan gereja.

Melalui pengalaman ini, aku memperoleh pemahaman tentang watakku yang congkak dan juga menyadari betapa pentingnya firman Tuhan "Memandang orang dan hal-hal, serta berperilaku dan bertindak, sepenuhnya berdasarkan firman Tuhan, dengan kebenaran sebagai standarnya" seperti yang Tuhan katakan. Mulai sekarang, aku tidak boleh bertindak berdasarkan imajinasiku sendiri. Ketika menghadapi masalah, aku harus terlebih dahulu mencari kebenaran dan memperlakukan orang, peristiwa, dan hal-hal di sekitarku sesuai dengan firman Tuhan.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait