Kompetisi Berbuah Penderitaan

09 Februari 2023

Oleh Saudari Xinyi, Tiongkok

Pada April 2021, gereja mengatur agar aku dan Chen Xi melakukan penyiraman bersama. Saat mendengarnya, aku agak gelisah. Chen Xi cakap dan dapat bersekutu tentang kebenaran dengan jelas. Aku takut dia akan mengungguliku setelah berlatih. Dahulu aku adalah pengawasnya, jadi bagaimana aku tidak akan malu jika nanti dia lebih cakap dariku? Aku lantas menyadari bahwa pemimpin menawarkan bantuan dan dukungan kepadanya, bahkan memintanya berlatih menjalankan beberapa tugas penting. Aku langsung paham bahwa pemimpin ingin membinanya. Aku sangat kecewa, dan diam-diam mengadu diriku dengannya, berniat untuk bekerja keras agar dia tak mengungguliku. Aku menyibukkan diri untuk bersekutu bersama orang lain di pertemuan, dan mempelajari serta membahas masalah yang dialami saudara-saudari dalam pekerjaan mereka. Aku bersedia berbicara saat diskusi pekerjaan, dan anggota lain sering menyetujui pendapatku. Pekerjaan penyiraman kami mulai menunjukkan hasil setelah beberapa waktu. Aku sangat puas dengan diriku dan merasa sangat berhasil. Karena Chen Xi masih baru dalam tugas semacam itu, awalnya dia kesulitan memahami, dan itu menjadi rintangan baginya. Seharusnya aku membantunya agar segera memahami pekerjaannya dan mempelajari semua prinsipnya, tapi aku takut dia akan mengungguliku, jadi aku hanya memberi tahu garis besarnya secara singkat dan sederhana tanpa memberi tahu detailnya. Aku diam-diam bahagia saat melihatnya kesulitan menghadapi tantangan saat bertugas, dan aku merasa diriku lebih cakap darinya. Setelah beberapa saat, Chen Xi perlahan memahami pekerjaannya dan menunjukkan hasil yang baik. Aku sering mendengarnya bersekutu tentang solusi bagi permasalahan saudara-saudari dan merasa persekutuannya sangat praktis dan jelas, yang akhirnya membuatku cemas. Ternyata kualitasnya memang lebih tinggi dariku. Jika ini berlanjut, kinerjanya akan terus membaik, dan suatu saat anggota lain akan menjadikannya panutan. Bukankah itu akan membuat dia tampak lebih baik dariku? Aku makin merasa terancam. Setiap kali kami menghadiri pertemuan bersama orang lain, aku mengamati persekutuannya. Saat sadar bahwa persekutuannya mencerahkan, aku mencari cara agar persekutuanku lebih baik darinya. Suatu saat, seorang saudari tak bisa bekerja sama karena kecongkakannya, dan itu berimbas kepada pekerjannya. Aku memutar otak berusaha mencari akar permasalahan, firman Tuhan yang sesuai, dan cara memasukkan pengalamanku ke dalam persekutuanku. Namun, karena pola pikirku salah, aku tak bisa berpikir dengan tenang, dan akhirnya aku memaksa bersekutu dengan pemahaman seadanya dan keadaannya tak terpecahkan. Namun, Chen Xi bersekutu dengan menggabungkan firman Tuhan dan pengalaman pribadinya. Saudari tersebut paham dan merasa siap untuk mengubah keadaannya. Aku kesal menyaksikannya. Kenapa Tuhan mencerahkannya, bukan aku? Chen Xi mendapat sorotan, jadi, bukankah anggota lain akan menganggapnya lebih cakap dariku? Dengan pemikiran tersebut, aku pun mengambil keputusan. Aku harus unjuk kemampuan saat ada yang memiliki masalah di lain waktu, agar semua orang melihat bahwa aku mampu bersekutu tentang kebenaran untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu, seorang saudari bercerita bahwa dia menjadi kritis terhadap orang lain setelah ditangani. Aku lantas teringat bahwa aku memiliki pengalaman serupa, jadi kali ini persekutuanku pasti berhasil. Namun, belum sempat aku membuka mulut, Chen Xi mulai bersekutu dan bicara dengan sangat jelas, mengaitkan masalah tersebut dengan pengalaman pribadinya, persis seperti yang sudah kurencanakan. Aku pun tak punya pilihan selain memberi tanggapan singkat sesuai pemahamanku. Saat melihat Chen Xi senang setelah pertemuan itu, aku makin cemburu dan enggan mengakui kemampuannya. Malam itu aku hanya berbaring di ranjang dan tak bisa tidur. Aku sangat sedih saat memikirkan para anggota lain yang menyukai persekutuan Chen Xi. Sepertinya aku tak akan pernah bisa mengalahkannya. Saat itu aku tahu bahwa keadaanku tak baik. Aku berdoa pada Tuhan, meminta-Nya untuk memberiku pencerahan dan bimbingan untuk mengenali diriku.

Saat pertemuan selanjutnya, aku membaca bahwa Tuhan berfirman: "Bersaing mengejar ketenaran dan keuntungan adalah perilaku khas manusia, yang memiliki natur jahat Iblis di dalam dirinya. Tak seorang pun terkecuali. Semua manusia yang rusak hidup demi ketenaran dan status, dan semua manusia akan membayar harga berapa pun dalam perjuangan mereka untuk mengejar ketenaran dan status. Demikian pula dengan semua orang yang hidup di bawah kekuasaan Iblis. Oleh karena itu, orang yang tidak menerima atau memahami kebenaran, yang tak mampu bertindak berdasarkan prinsip, adalah orang yang hidup berdasarkan watak Iblis di dalam dirinya. Watak Iblis telah menguasai pemikiranmu dan mengendalikan perilakumu; Iblis telah membuatmu sepenuhnya berada di bawah kendali dan belenggunya, dan jika engkau tidak menerima kebenaran dan tidak meninggalkan Iblis, engkau tidak akan mampu melepaskan dirimu. ... Jangan selalu berpikir untuk melampaui semua orang, melakukan segalanya dengan lebih baik daripada orang lain, dan menonjol dalam segala hal. Watak macam apa itu? (Watak yang congkak.) Orang selalu memiliki watak yang congkak, dan sekalipun mereka ingin berjuang untuk kebenaran dan memuaskan Tuhan, mereka gagal. Mereka dikendalikan oleh watak congkak yang membuat mereka menjadi mudah tersesat. ... Jika engkau memiliki watak seperti itu, engkau akan selalu berusaha mengalahkan orang lain, selalu berusaha mengungguli mereka, selalu berebut, selalu berusaha mengambil dari orang lain. Engkau sangat iri hati, engkau tidak menaati siapa pun, dan selalu berusaha menonjolkan dirimu sendiri. Ini adalah masalah; seperti inilah cara Iblis bertindak. Jika engkau benar-benar ingin menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat, jangan mengejar impianmu sendiri. Jika engkau berusaha menjadi lebih unggul dan lebih mampu daripada dirimu yang sebenarnya demi mencapai tujuanmu—ini adalah hal yang buruk; engkau harus menaati pengaturan dan penataan Tuhan, dan tidak melampaui posisimu; hanya inilah yang menunjukkan bahwa engkau berakal sehat" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Prinsip-Prinsip yang Seharusnya Menuntun Perilaku Orang"). Firman Tuhan mengungkapkan keadaanku yang sesungguhnya. Aku selalu ingin berjuang agar menjadi nomor satu dan tak mau dikalahkan orang lain, jadi aku selalu berkompetisi, dan ingin menonjolkan diri. Sejak mengawasi pekerjaan Chen Xi, saat berpartner dengannya aku tak ingin tampil lebih buruk darinya dalam hal kecakapan kerja atau persekutuan kebenaran. Awalnya aku sangat puas saat dia tak bisa mengungguliku. Namun, saat melihatnya berkembang pesat, menyelesaikan masalah, dan bahkan mendapatkan persetujuan saudara-saudari, aku kesal dan cemburu, serta selalu berusaha berkompetisi dengannya. Aku bahkan ingin pamer saat bersekutu tentang kebenaran dan penyelesaian masalah, agar anggota lain menjadikanku panutan. Namun, niatku salah. Aku hanya fokus memperoleh reputasi dan keuntungan, bukan merenungkan firman Tuhan, jadi aku hanya bisa bersekutu tentang doktrin yang membosankan, yang sama sekali tak membimbing anggota lain. Alih-alih merenung setelah kejadian tersbeut, aku justru menyalahkan Tuhan karena tak mencerahkanku, dan menunjukkan pertentangan. Baru saat inilah aku sadar bahwa sifatku sangat congkak dan tak masuk akal. Gereja telah mengatur agar aku dan Chen Xi melakukan pekerjaan penyiraman, jadi kami bisa saling melengkapi, memanfaatkan kekuatan masing-masing, dan melaksanakan tugas dengan baik bersama-sama. Jelas aku tak bisa mengimbanginya, tapi aku tak sadar diri. Aku selalu berusaha menjadi lebih baik darinya dan mendapatkan sorotan, diam-diam menghitung keuntungan dan kerugian, dan mengabaikan tugasku atau pekerjaan gereja. Sifatku sangat congkak dan tak masuk akal, dan menunjukkan watak jahat, yang membuat Tuhan jijik.

Setelah itu, aku berdoa kepada Tuhan, meminta bimbingan-Nya untuk memperbaiki sikapku agar bisa bekerja sama dengan Chen Xi. Setelah itu, setiap kali melihat persekutuan Chen Xi lebih jelas dariku dan mulai merasa kompetitif, aku langsung berdoa dan mengabaikan diriku. Dengan menerapkan hal tersebut, keadaanku perlahan membaik. Namun, karena aku tak benar-benar memahami watak dan kualitas dasarku, masalah serupa kembali muncul beberapa saat kemudian. Dalam pertemuan untuk saudara-saudari yang diadakan oleh Chen Xi dan aku, dia lebih banyak bersekutu, sedangkan aku hanya menambahkan beberapa hal. Awalnya aku tak keberatan, tapi seiring waktu aku mulai merasa tak terlihat, dan pulang dari setiap pertemuan dengan perasaan kecewa. Apa aku akan selamanya menjadi figuran? Karena tak bahagia, diam-diam aku merasa kompetitif. Karena tak bisa bersekutu tentang kebenaran dan menyelesaikan masalah lebih baik daripada Chen Xi, aku berusaha mengawasi dan mendampingi pelaksanaan tugas agar pekerjaan penyiraman lebih efektif. Hal ini pasti dapat membuktikan kecakapanku. Jadi, saat ada yang perlu ditindaklanjuti, aku akan mengajukan diri tanpa bicara dengan Chen Xi. Setelah itu, kinerjaku sedikit membaik dibandingkan dia dan aku pun kembali congkak. Ternyata kemampuanku tak lebih buruk darinya! Sejak saat itu, aku ingin mencari cara untuk mengalahkannya dalam persekutuan dan juga penyelesaian masalah. Dalam suatu pertemuan, aku ingin mengambil alih dan tak ingin membuat Chen Xi menonjol, jadi aku mulai aktif membahas permasalahan seorang saudari. Namun, niatku salah dan aku terburu-buru bersekutu sebelum memahami masalahnya dengan baik. Akibatnya, aku bersekutu panjang lebar tanpa memperbaiki apa pun. Anggota lain melihat bahwa keadaanku tak baik dan bersekutu denganku agar aku berhenti berkompetisi dengan partnerku demi reputasi dan status, karena hal itu hanya akan berimbas ke efektivitas kerja kami. Mendengar penjelasan mereka membuatku sangat malu dan kesal. Karena banyak waktu yang kubuang, kami tak sempat membahas masalah pekerjaan dan harus bergegas mengakhiri pertemuan. Di perjalanan pulang, aku memikirkan sikapku selama pertemuan. Itu adalah pil pahit yang harus kutelan. Aku hanya fokus untuk membuktikan bahwa aku lebih baik daripada Chen Xi dan membuang banyak waktu, jadi, masalah pekerjaan kami tak terselesaikan dan pertemuan itu tak membawa hasil. Aku mengganggu pekerjaan dan kehidupan gereja. Makin dipikirkan, aku makin kesal dan merasa tertekan. Aku tak tahu cara mengubah watak rusakku. Untuk beberapa saat, karena terlalu fokus memperjuangkan reputasi dan keuntungan, aku enggan membantu Chen Xi meski melihatnya kesulitan menjalani pekerjaan dan keadaannya, dan sering menyampaikan, secara langsung atau tak langsung, bahwa dia tak berusaha, dan itu membuatnya merasa negatif. Jarak di antara kami melebar dan kinerja kami terimbas. Saat pemimpin mengetahui keadaanku, dia menanganiku karena aku memperjuangkan reputasi dan keuntungan, tapi mengesampingkan partnerku dan menunjukkan kemanusiaan yang buruk. Perkataannya sangat mengena, jadi aku berdoa, meminta pencerahan Tuhan agar aku bisa mengenali diri sendiri dan menyelesaikan masalahku.

Lalu, aku membaca beberapa firman Tuhan. "Masing-masing dari antaramu telah naik ke tempat tertinggi di antara orang banyak; engkau telah naik sehingga menjadi nenek moyang orang banyak. Engkau bersikap sangat seenaknya dan berlari liar di antara semua belatung mencari tempat yang tenang dan berusaha memangsa belatung yang lebih kecil daripadamu. Engkau jahat dan kejam dalam hatimu, melebihi bahkan hantu-hantu yang telah tenggelam ke dasar laut. Engkau hidup di dasar tumpukan sampah, mengganggu belatung-belatung dari atas sampai ke dasar sampai mereka tidak merasakan kedamaian, saling berkelahi satu sama lain sebentar dan kemudian tenang. Engkau semua tidak tahu tempatmu, tetapi engkau tetap berkelahi dengan sesamamu di tumpukan sampah. Apa yang bisa engkau dapatkan dari pergumulan seperti itu? Jika engkau semua benar-benar memiliki sikap yang menghormati Aku dalam hatimu, bagaimana engkau bisa berkelahi dengan sesamamu di belakang-Ku? Seberapa pun tingginya statusmu, bukankah engkau sebenarnya adalah cacing kecil yang bau di tumpukan sampah? Akankah engkau mampu menumbuhkan sayap dan menjadi burung merpati di langit?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Ketika Daun-daun yang Berguguran Kembali ke Akarnya, Engkau Akan Menyesali Semua Kejahatan yang Telah Engkau Perbuat"). Saat membandingkan diriku dengan firman Tuhan, aku sadar bahwa itu adalah gambaran diriku. Aku terlalu memikirkan diri sendiri, berpikir bahwa aku harus lebih baik daripada Chen Xi dalam segala hal karena aku pernah menjadi pengawasnya. Aku berjuang mengalahkannya terang-terangan dan diam-diam. Aku tak membahas tindak lanjut pekerjaan penyiraman dengannya, tapi bertindak sendiri, dan aku ingin memecahkan masalah dalam pertemuan sebagai bukti bahwa aku lebih baik darinya, tapi aku tak mempertimbangkan kemampuanku menyelesaikan masalah orang lain maupun imbas tindakanku terhadap efektivitas pertemuan. Saat menyadari bahwa Chen Xi kesulitan dalam bertugas dan dalam keadaan yang tak baik, aku tak hanya gagal menolongnya, tapi aku juga senang melihatnya sengsara, sengaja meremehkannya, serta bergembira di atas penderitaannya. Hal tersebut membuatnya makin merasa negatif. Aku sadar bahwa aku tak menunjukkan kemanusiaanku. Aku juga sadar bahwa Tuhan menyingkap belatung yang tak menyadari nilai dirinya, tapi tetap ingin terbang di langit seperti merpati. Aku sangat malu. Aku merasa diriku sejelek belatung dan tak tahu diri. Aku sungguh tidak memahami kebenaran yang sesungguhnya dan tak bisa menyelesaikan masalah nyata orang lain, tapi tetap ingin pamer dan melampaui mereka. Hal tersebut bukan hanya menyakiti saudariku, tapi juga mengganggu pekerjaan gereja. Aku merasa makin bersalah dan berutang saat memikirkannya. Aku juga membaca beberapa firman Tuhan yang menyingkapkan para antikristus. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apa semboyan para antikristus di kelompok mana pun mereka berada? 'Aku harus bersaing! Bersaing! Bersaing! Aku harus bersaing untuk menjadi yang tertinggi dan terkuat!' Inilah watak antikristus; di mana pun mereka berada, mereka bersaing dan berusaha untuk mencapai tujuan mereka. Mereka adalah antek-antek Iblis dan mereka mengganggu pekerjaan gereja. Watak antikristus adalah seperti ini: mereka memulai dengan melihat ke sekeliling gereja untuk melihat siapa yang telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan memiliki modal, yang memiliki beberapa bakat atau keterampilan khusus, yang telah bermanfaat bagi saudara-saudari dalam jalan masuk mereka ke dalam kehidupan, yang dihormati, yang memiliki senioritas, yang pandai berbicara di antara saudara-saudari, yang memiliki lebih banyak hal-hal positif. Orang-orang itu akan menjadi saingan mereka. Singkatnya, setiap kali antikristus berada di antara sekelompok orang, inilah yang selalu mereka lakukan: mereka bersaing untuk mendapatkan status, bersaing untuk mendapatkan reputasi yang bagus, bersaing untuk menjadi penentu keputusan atas masalah dan kekuasaan tertinggi untuk membuat keputusan dalam kelompok tersebut, yang mana, begitu mereka telah memperolehnya, membuat mereka bahagia. ... Begitulah watak antikristus yang congkak, menjijikkan, dan tidak masuk akal. Mereka tidak memiliki hati nurani ataupun nalar, dan bahkan sama sekali tidak memiliki kebenaran. Orang dapat melihat dalam tindakan dan perbuatan antikristus bahwa apa yang mereka lakukan bukan berasal dari nalar orang normal, dan meskipun orang mungkin mempersekutukan kebenaran kepada mereka, mereka tidak menerimanya. Betapapun benarnya yang kaukatakan, mereka tidak mau mengindahkannya. Satu-satunya hal yang ingin mereka kejar adalah reputasi dan status, hal yang sangat mereka hargai. Asalkan mereka dapat menikmati manfaat status, mereka merasa puas. Mereka percaya, inilah nilai dari keberadaan mereka. Di kelompok mana pun mereka berada, mereka harus menunjukkan 'terang' dan 'kehangatan' yang mereka berikan, bakat khusus dan keunikan mereka kepada orang-orang. Dan karena mereka percaya bahwa mereka istimewa, mereka secara alami berpikir bahwa mereka seharusnya diperlakukan lebih baik daripada orang lain, bahwa mereka seharusnya menerima dukungan dan kekaguman dari orang, bahwa orang seharusnya mengagumi dan memuja mereka—mereka menganggap semua ini adalah hak mereka. Bukankah orang-orang semacam itu tak masuk akal dan tak tahu malu?" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus tak bisa bekerja sama dengan siapa pun. Mereka selalu ingin mendapat sorotan, dan membuat orang lain mengagumi dan memuja mereka. Orang seperti itu memiliki watak keji—mereka membuat Tuhan merasa jijik hingga mengutuk mereka. Setelah merenung, aku sadar bahwa aku juga menunjukkan watak selayaknya antikristus. Gereja telah mengatur agar aku dan Chen Xi bekerja bersama, tapi aku ingin menjadi bintang dan bersinar sendirian. Melihat Chen Xi yang bersekutu dengan jelas dan mendapatkan persetujuan orang lain membuatku cemburu, dan aku merasa tak akan pernah bisa merasakan kesuksesan selama dia ada di gereja. Aku memperlakukannya seperti lawanku. Aku melihatnya kesulitan dalam bekerja, tapi tak membantu, bahkan membiarkannya bekerja sendirian, yang membuatnya merasa negatif. Karena aku terus menerus menyisihkannya, keadaannya memburuk, tapi aku tak merasa bersalah atau kesal. Aku justru merasa mendapat kesempatan untuk merebut perhatian dan mengambil peran utama. Aku sengaja mengucapkan hal-hal yang merendahkan untuk memengaruhi antusiasmenya terhadap tugas, jadi kekuatannya tak akan tampak. Hal itu sangat menyakitinya. Aku dipenuhi pikiran jahat seperti, "Hanya boleh ada satu laki-laki alfa" dan "Di seluruh alam semesta ini, akulah yang berkuasa." Aku ingin diriku yang menonjol. Aku terus menyisihkan dan menyakitinya agar aku dapat mendominasi. Aku sama sekali tak memiliki hati nurani. Aku teringat beberapa antikristus di gereja. Mereka hanya memedulikan status dan berusaha membuat orang lain mengagumi mereka. Mereka tak tahan jika ada orang lain yang melampaui mereka, dan begitu status mereka terancam, mereka akan menggunakan taktik busuk untuk menekan dan menghukum orang lain. Akhirnya mereka disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan karena semua kejahatan tersebut. Aku selalu ingin rasa kagum dan persetujuan orang lain. Aku ingin partnerku sedih, dan tak membiarkannya menonjol. Aku berada di jalan antikristus. Jika tak berbalik dan terus memperjuangkan reputasi dan keuntungan, serta mengganggu pekerjaan gereja, nasibku akan seperti para antikristus, yaitu dihukum dan dikutuk oleh Tuhan! Ini adalah pemikiran mengerikan, jadi aku bergegas berdoa dan bertobat.

Setelah itu, aku membaca beberapa kutipan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Melepaskan reputasi dan status tidaklah mudah—itu tergantung pada apakah orang mengejar kebenaran atau tidak. Hanya dengan memahami kebenaran, barulah orang mampu mengenal dirinya sendiri, mengerti dengan jelas betapa hampanya mengejar reputasi dan status itu, serta mengenali kebenaran tentang kerusakan manusia. Hanya setelah itulah, orang dapat benar-benar meninggalkan status dan reputasi. Tidaklah mudah melepaskan diri dari watak yang rusak. Mungkin engkau telah mengakui bahwa engkau tidak memiliki kebenaran, penuh dengan kekurangan, dan menyingkapkan terlalu banyak kerusakan, tetapi engkau tidak berupaya mengejar kebenaran, dan engkau secara munafik menyamarkan dirimu, membuat orang percaya bahwa engkau dapat melakukan apa pun. Ini menempatkanmu dalam bahaya—cepat atau lambat itu akan menyebabkan masalah bagimu. Engkau harus mengakui bahwa engkau tidak memiliki kebenaran, dan cukup berani untuk menghadapi kenyataan. Engkau lemah, menyingkapkan kerusakan, dan dipenuhi dengan segala macam kekurangan. Ini normal—engkau adalah manusia biasa, engkau bukan manusia super atau mahakuasa, dan engkau harus mengakuinya" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). "Apa prinsip-prinsipmu dalam berperilaku? Engkau semua harus berperilaku sesuai dengan posisimu, menemukan posisi yang tepat untukmu, dan melakukan tugas yang seharusnya kaulakukan; hanya orang seperti inilah yang berakal sehat. Sebagai contoh, jika ada orang yang cakap di suatu profesi dan dapat memahami prinsip-prinsipnya, maka mereka harus mengambil tanggung jawab dan melakukan pemeriksaan akhir di area tersebut; jika ada orang yang dapat memberikan gagasan dan wawasan sehingga memungkinkan semua orang lainnya untuk membangun di atas gagasan mereka dan melaksanakan tugas mereka dengan lebih baik—maka mereka seharusnya memberikan gagasan. Jika engkau dapat menemukan posisi yang tepat untukmu dan bekerja dalam keharmonisan dengan saudara-saudarimu, engkau akan memenuhi tugasmu dan engkau akan berperilaku sesuai dengan posisimu" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Prinsip-Prinsip yang Seharusnya Menuntun Perilaku Orang"). "Karena tidak mudah bagi siapa pun untuk menyelesaikan sesuatu seorang diri, apa pun bidang yang mereka geluti, atau apa pun yang mereka lakukan, selalu merupakan hal yang baik jika ada seseorang yang memberimu petunjuk dan menawarkan bantuan—jauh lebih mudah daripada melakukannya seorang diri. Selain itu, ada batas mengenai apa yang mampu orang capai dengan kualitas mereka atau apa yang mampu mereka alami seorang diri. Tak seorang pun mampu menguasai semua bidang pekerjaan, tidak mungkin satu orang mengetahui semuanya, memahami semuanya, mencapai semuanya—itu tidak mungkin, dan semua orang harus memiliki akal sehat seperti ini. Jadi, apa pun yang kaulakukan, entah itu penting atau tidak, harus selalu ada seseorang yang membantumu, memberimu petunjuk, nasihat, atau melakukan sesuatu dengan bekerja sama denganmu. Inilah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa engkau akan melakukan segala sesuatu dengan lebih tepat, melakukan lebih sedikit kesalahan, sehingga makin kecil kemungkinanmu untuk menyimpang—ini adalah hal yang baik" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Aku menemukan jalan penerapan dalam firman Tuhan. Aku harus melepaskan hasrat untuk mengejar reputasi dan status, mampu menghadapi kekurangan dan celaku dengan baik, menempatkan diri, mempertimbangkan kepentingan gereja dan jalan masuk kehidupan orang lain saat masalah muncul, serta bekerja sama dengan baik bersama partnerku agar kami dapat menegakkan pekerjaan gereja dan melaksanakan tugas dengan baik. Aku telah bertanggung jawab atas pekerjaan Chen Xi di masa lalu dan aku memiliki beberapa pengalaman kerja, tapi saat bersekutu tentang kebenaran dan pemecahan masalah, aku masih tertinggal. Aku tak memiliki pengalaman nyata dan tak dapat menelaah atau menyelesaikan banyak masalah. Semua itu adalah kekuranganku. Aku harus mengakui dan menghadapinya. Persekutuan Chen Xi memberi penerangan dan bantuan bagi jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Aku harus mendukungnya dan membiarkannya menunjukkan kekuatannya. Dengan demikian aku dapat belajar untuk menutupi kelemahanku, yang akan menguntungkan jalan masuk kehidupanku dan pekerjaan gereja.

Setelah itu, saat bekerja dengan Chen Xi untuk bersekutu di pertemuan, aku memastikan bahwa niatku tepat dan aku hanya akan bersekutu mengenai hal yang kupahami. Aku membiarkan Chen Xi bersekutu mengenai hal-hal yang dia pahami, dan aku akan memberi pendapat tambahan. Terkadang aku merasa kompetitif saat melihat orang lain menerima persekutuannya, tapi aku dapat segera menyadari bahwa keadaanku tak benar, lalu berdoa dan meninggalkan diriku, serta bersedia memprioritaskan pekerjaan gereja dan bekerja sama dengan Chen Xi. Setelah itu, kecemburanku tak separah dahulu dan aku berhenti memikirkan cara untuk berkompetisi dengan Chen Xi. Kini aku memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah orang lain bersama Chen Xi. Aku tak lagi terkekang oleh watak rusakku dan mampu menyelesaikan kewajibanku. Aku secara sadar berkolaborasi dengan Chen Xi saat bekerja, dan menawarkan bantuan saat dia menghadapi kesulitan. Setelah beberapa waktu, pekerjaan penyiraman kami membaik dan kami dapat menunjukkan kemajuan. Aku merasa sangat damai.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Aku Berhenti Kuliah

Oleh Saudari Lin Ran, TiongkokSejak aku kecil, orang tuaku bilang, karena mereka tak punya anak laki-laki, hanya ada aku dan kakak...