Belajar Mengenali Antikristus
Ketika aku mulai melayani sebagai pemimpin gereja, Chen bertanggung jawab atas pekerjaan gereja kami. Kami seumuran dan sangat akrab. Kami selalu mengobrol saling bertukar pikiran dan dia dengan penuh kasih membantu dan menyokong ketika aku menghadapi kesulitan dalam tugasku. Beberapa waktu kemudian, ketika aku dipromosikan untuk mengawasi pekerjaan Chen, dia tampak menjadi orang yang berbeda. Dia mengabaikanku dan sepertinya tidak mau bicara denganku, ditambah ekspresi wajahnya selalu masam. Kupikir mungkin suasana hatinya sedang buruk karena merasa sangat tertekan dengan pekerjaan, jadi tidak terlalu kupikirkan. Kemudian, dalam sebuah pertemuan, dia berkata, "Aku merasa iri karena kau mengambil alih pekerjaanku. Kinerjaku cukup bagus, mengapa bukan aku yang dipilih? Semua orang pasti mengira aku tak punya kemampuan untuk tugas itu. Pemikiran tak dihargai dan dihormati membuatku sangat negatif sehingga aku tak mau melakukan tugas." Lalu aku sadar ekspresi masam di wajahnya berasal dari rasa iri. Kemudian, saudari yang bekerja bersamaku memberitahuku watak Chen agak tidak stabil, dia sangat peduli dengan status dan cenderung keras kepala. Ketika statusnya terganggu, itu berdampak pada pekerjaan. Dia memintaku bersekutu dengannya dan membantunya. Kupikir dia terlalu peduli dengan status, tetapi dia sederhana dan terbuka, dan dalam persekutuan dia mampu merenungkan dan mengenal dirinya sendiri. Seharusnya ini bukan masalah serius. Selain itu, dia masih muda, jadi wajar jika dia merasa sedikit iri atau bersikap kompetitif. Namun setelah beberapa waktu, aku sadar dia benar-benar terlalu berfokus pada status, dan selalu menjadi negatif dan mengendur jika tidak mendapatkan status yang dia inginkan. Sebagai contoh, ketika aku dan rekan sekerjaku melihat beberapa kekurangan dalam tugasnya dan menunjukkan hal itu kepadanya, Chen mengira kami sedang berusaha membuatnya terlihat buruk di depan rekan sekerja lainnya, dan menolak berbicara dengan kami setelah itu, apa pun yang kami katakan. Ketika kami menugaskan orang lain untuk sebuah tugas, dan bukan dia, dia pasti menjadi murung, merasa tidak dihargai. Terkadang, dia merasa sangat diperlakukan tidak adil sehingga menangis di pertemuan dan semua orang harus berhenti untuk bersekutu dengannya. Dia selalu merasa senang dan membuka diri ketika kami semua bersekutu di sekelilingnya. Terkadang dia mengenal sesuatu tentang dirinya dan menangis dengan penyesalan, mengatakan dia tahu dia berfokus pada status dan mau berubah, tetapi tak berdaya selain menyingkapkan hal itu. Mendengar hal itu membuatku berpikir dia hanya terkekang oleh wataknya yang rusak, dan karena dia sangat terobsesi dengan status, itu tidak bisa diubah dalam sekejap. Kurasa dia hanya membutuhkan lebih banyak bantuan.
Dia kemudian terpilih untuk posisi kepemimpinan dan kami menjadi rekan sekerja lagi. Suatu ketika, seorang saudari tiba-tiba ditangkap satu hari setelah aku bertemu dengannya. Kami mengetahui polisi telah mengawasinya selama beberapa hari, jadi saudara-saudari yang telah berhubungan dengannya kemungkinan besar sedang diawasi. Kami harus segera memberi tahu mereka untuk mengambil tindakan pencegahan dan meninggalkan daerah itu. Karena baru saja menemuinya, kemungkinan besar aku juga sedang diawasi oleh polisi, jadi tak mungkin aku bisa membantu menangani buntut peristiwa itu. Aku menulis surat kepada Chen dan rekan sekerja lainnya untuk mendiskusikan langkah kami selanjutnya. Chen bukan hanya tidak memberikan solusi, tetapi mengambil kesempatan itu untuk memprovokasi masalah antara aku dan rekan sekerja itu. Dia berkata bahwa saudari itu ditangkap karena aku tidak berprinsip dalam caraku melakukan segala sesuatu. Rekan sekerja itu berprasangka buruk terhadapku, dan menangani serta memangkasku dengan sangat keras. Dia kemudian mengetahui bahwa semuanya tidak seperti yang dikatakan Chen dan dia merasa menyesal. Dia membuka diri kepadaku tentang hal itu dan berkata dia juga telah bersekutu dengan Chen, menjelaskan bahwa perbuatan itu menjelek-jelekkan orang lain dan menabur perselisihan. Chen tak hanya menolak menerima persekutuan itu, tetapi juga membela diri. Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana Chen bisa seperti itu? Dia disingkapkan karena menjelek-jelekkanku dan mengganggu, tetapi tidak mau mengakuinya. Itu berarti tidak mau menerima kebenaran. Aku teringat bahwa aku dan Chen telah bekerja bersama begitu lama, dan dia tidak pernah memberitahukan pemikiran atau prasangka apa pun tentang diriku, atau memberiku saran apa pun. Aku bertanya-tanya apakah aku telah melakukan kesalahan yang membuatnya merasa terkekang yang membuatnya mengatakan hal itu kepada rekan sekerjaku. Jika demikian, aku tahu aku harus benar-benar merenungkan diriku dengan saksama. Jadi, aku menemui Chen dan dengan terus terang mengatakan kepadanya apa reaksiku terhadap hal itu. Aku juga menyebutkan bahwa perilakunya yang menjelek-jelekkan dan mengganggu adalah perbuatan jahat. Chen menjawab, "Aku salah mengkritikmu seperti itu di depan rekan sekerja kita dan telah merenungkan diriku sendiri. Aku telah mengejar reputasi dan status belakangan ini. Kau memimpin dan secara proaktif menangani begitu banyak pekerjaan dan semua orang mendukungmu. Apa pun yang kaukatakan, apa pun yang kausarankan, semua orang ingin mendengarkan, tetapi mereka hanya mengabaikanku. Aku merasa sangat tidak nyaman, dan kerusakanku mengambil alih pikiranku." Dia menangis sambil mengatakan semua ini. Aku benar-benar merasa resah melihatnya begitu terluka dan merasa sedikit bersalah. Aku merasa tidak memperhatikan perasaannya dan dia bergumul dengan kerusakan. Dia sedang tidak sadar ketika mengatakan hal-hal tentang diriku itu. Jadi, karena dia mampu merenungkan dan mengenal dirinya sendiri, dan benar-benar membuka diri, itu berarti dia mau bertobat dan berubah. Namun setelah itu, aku mendapati dia tidak berubah, dan perilaku itu bahkan makin buruk.
Rekan sekerja lainnya, seseorang yang selalu mengunjungi mereka yang memiliki tugas penting, diam-diam diawasi dan ditangkap oleh polisi. Tampaknya besar kemungkinan polisi dapat menemukan mereka melalui pengawasan. Semua ini benar-benar tak terduga. Kami memulai diskusi darurat tentang cara menangani hal ini untuk memastikan keselamatan semua orang. Namun, Chen hampir tidak mengatakan apa pun, dan dia tampak agak tidak senang. Ketika harus membuat keputusan bersama, dia terbata-bata dan tidak mau bicara. Itu benar-benar memengaruhi strategi kami. Aku ingat dahulu, ketika orang lain tidak setuju dengan perspektifnya atau dia merasa tidak dihargai, diam-diam dia cemberut dan menolak berpartisipasi dalam diskusi. Aku tidak tahu perkataan apa yang kali ini membuatnya gusar. Ini situasi yang mendesak. Saudara-saudari dapat ditangkap setiap saat, yang akan merugikan kepentingan rumah Tuhan, tetapi dia tampak tidak peduli. Karena marah, aku mengabaikannya dan melanjutkan diskusi dengan yang lainnya. Kami memberi tahu orang-orang yang dalam bahaya bahwa mereka harus segera pindah. Sudah lewat 11 malam ketika pemberitahuan itu dilakukan dan masih ada beberapa pekerjaan mendesak yang harus diselesaikan. Namun, Chen hanya duduk di sana dengan wajah cemberut, sama sekali tidak peduli Dia tidak mau mengatakan apa pun atau hanya bicara seadanya ketika sesuatu membutuhkan diskusi bersama. Itu sangat memakan waktu. Hal-hal yang seharusnya bisa diselesaikan cukup cepat malah sampai jam 3 atau 4 pagi. Ini bukan lagi masalah bersikap keras kepala atau marah, tetapi ini merugikan dan menghambat pekerjaan. Setelah itu, aku menyingkapkan dan menganalisis keegoisan dan kehinaannya, hanya memikirkan reputasi dan statusnya sendiri tanpa memikirkan pekerjaan gereja. Natur seperti itu sebenarnya bertindak sebagai kaki tangan si naga merah yang sangat besar, mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Beberapa rekan sekerja lainnya juga menyampaikan persekutuan tentang masalahnya. Namun di luar dugaan, dia hanya membantah dan berkata, "Jika kalian semua pikir aku tak mampu melakukan pekerjaan ini, berhentikan saja aku. Lagi pula, aku merasa tak mampu melaksanakan tugas ini." Dia melanjutkan, "Bukannya aku tak mau terlibat, tetapi semua orang menolak apa pun yang kukatakan. Sampai pada titik aku tidak punya kepercayaan diri lagi. Apa yang bisa kukatakan? Aku selalu ingin membantu menyelesaikan masalah, tetapi semua orang terburu-buru untuk menanganinya, jadi apa yang bisa kulakukan? Bagaimanapun, di mata kalian, kepemimpinanku tidak ada gunanya. Kalian meremehkanku, jadi aku juga tidak mau ikut terlibat dengan kalian." Kami semua terkejut mendengarnya mengatakan hal itu. Dia tetap tidak mau menerima kebenaran. Ketika dikritik, dia melepaskan tugasnya begitu saja dan bahkan menyalahkan kami, melemparkan tanggung jawab kepada kami. Bahkan dengan pekerjaan mendesak seperti itu, dia hanya mengejar reputasi dan status. Dia benar-benar tidak punya kemanusiaan. Namun kemudian, aku merenung, apakah aku terlalu dominan, hanya memonopoli segalanya dan tidak mengikutsertakan dirinya? Jika tidak ada yang memengaruhi reputasi atau statusnya, dia cukup terlibat dan mampu menemukan masalah dalam pekerjaan kami. Namun dalam diskusi ini, aku mengabaikannya ketika melihat dia tidak terlibat. Jika aku benar-benar telah menyebabkan dia tersandung, itu juga melakukan kejahatan. Dengan pemikiran itu, aku tidak mengatakan apa pun lagi.
Namun, saat merenungkannya kembali, aku menyadari bahwa Chen telah bertindak seperti ini berulang kali. Setiap kali reputasi dan statusnya terganggu, dia akan menjadi negatif dan mengendur dan tidak peduli dengan pekerjaan, sama sekali tidak melindungi pekerjaan gereja. Apa masalah sebenarnya? Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan. "Sesibuk apa pun mereka terlihat di luarnya, sebanyak apa pun waktu yang mereka habiskan untuk menyibukkan diri, sebanyak apa pun mereka memberi, melepaskan, dan berkorban, dapatkah jenis orang yang hanya berbicara dan bertindak demi status dianggap sebagai orang yang mengejar kebenaran? (Tidak.) Sama sekali tidak. Demi status, mereka akan membayar berapa pun harganya. Demi status, mereka akan menderita kesulitan apa pun. Demi status, mereka akan bersedia melakukan apa pun. Dan demi status, mereka akan bertengkar dan berdebat dengan orang lain. Mereka bahkan tidak takut menanggung risiko hukuman dan ganjaran; mereka bertindak demi status tanpa memikirkan konsekuensinya. Apa yang dikejar oleh orang-orang semacam ini? (Mereka mengejar status.) Di mana persamaannya dengan Paulus? (Pengejaran akan mahkota.) Mereka mengejar mahkota kebenaran, mereka mengejar status dan gengsi, dan memperlakukan status dan gengsi sebagai pengejaran yang dapat dibenarkan, dan bukannya mengejar kebenaran. Apa ciri utama dari orang-orang semacam itu? Dalam segala hal, mereka bertindak demi status dan gengsi" ("Hanya di Dalam Mengejar Kebenaran Terdapat Jalan Masuk Kehidupan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dengan firman Tuhan, aku mulai melihat kembali perilaku Chen selama ini. Di luarnya, dia siap untuk menderita dan membayar harga, tetapi semua yang dia lakukan adalah demi reputasi dan statusnya sendiri. Ketika aku bertanggung jawab atas pekerjaannya, dia segera berubah dingin terhadapku, mengira statusnya lebih rendah. Dia menjadi sangat negatif sehingga tidak mau melakukan tugasnya lagi. Kami menunjukkan masalah dalam pekerjaannya untuk membantunya dan terkadang kami menugaskan orang lain dan bukan dia. Itu hal yang paling wajar di dunia. Namun, dia pikir melakukan itu membuatnya dipermalukan, jadi dia menentang, merajuk, dan tidak mau bicara, menunggu semua memperhatikannya, menjadikan dia pusat segalanya. Sebagai seorang pemimpin, dia tahu bahwa pekerjaan menangani buntut penangkapan sangatlah mendesak, tetapi dia tetap mau mengejar reputasi dan status, merusak segala sesuatu, dan tidak mau terlibat. Dia tidak memikirkan keselamatan saudara-saudari dan tidak melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Aku bisa melihat dari hal ini bahwa hatinya tidak murni dan hanya mengejar reputasi dan status, dan bukan mengejar kebenaran. Dia berada di jalan menentang Tuhan. Kami berusaha membantu dan bersekutu dengannya berkali-kali, tetapi dia menolak dan tidak mau menerimanya. Itu bukan seseorang yang menerima kebenaran. Prinsip paling dasar untuk memilih pemimpin adalah bahwa mereka mengejar dan menerima kebenaran. Tanpa memenuhi persyaratan itu, mampukah dia benar-benar bertindak sebagai seorang pemimpin?
Setelah itu, beberapa dari kami mendiskusikan apakah Chen dapat terus melayani sebagai pemimpin. Beberapa mengatakan dia keras kepala dan itu memengaruhi pekerjaan ketika keinginannya untuk status tidak terpenuhi, tetapi ketika reputasi dan statusnya tidak terganggu, dia mampu menyelesaikan beberapa pekerjaan. Dia memiliki kualitas dan kemampuan yang baik, dan menangani masalah secara proaktif. Lagi pula, berfokus pada status tidak dapat diubah dalam sekejap, jadi mungkin dia hanya membutuhkan lebih banyak bantuan dari kami. Rekan sekerja lainnya berkata ketika Chen mengejar reputasi dan status dan terlihat masam, kami merasa terkekang, tetapi dia sangat akrab dengan kami jika tidak ada yang mengancam statusnya, dan setelah setiap kejadian, dia pasti menangis dan mampu mengenal dirinya sendiri, jadi dia pikir Chen mau bertobat dan berubah. Setelah kami menyingkapkan masalahnya kali ini, dia tidak negatif selama berhari-hari seperti sebelumnya, tetapi kembali bekerja keesokan harinya. Rekan sekerja ini ingin kami terus mengamati, dan jika Chen tetap tidak berubah, belum terlambat untuk memberhentikannya. Aku mulai merasa tidak yakin saat mendengarnya. Kurasa semua itu benar. Setelah kami menunjukkan masalahnya, dia pasti menangis dan membuka diri tentang kerusakannya sendiri dan kemudian kembali melakukan tugasnya seperti biasa. Jika dia benar-benar mau bertobat, mengapa dia tidak berubah? Mungkin kami harus terus mengamati, dan jika dia terus mengganggu dan memengaruhi pekerjaan gereja, barulah kami dapat memberhentikannya. Dengan pemikiran ini, aku mengesampingkan masalah Chen.
Namun, Chen terus saja marah dan cemberut dari waktu ke waktu, dan terkadang, ketika kami tidak setuju dengan pendapatnya, dia merasa seperti sedang diabaikan. Terkadang dia akan kesal jika seorang rekan sekerja berbicara denganku sedikit lebih banyak daripada dengannya, berpikir bahwa rekan sekerja tersebut memiliki hubungan yang lebih baik denganku dan dia tidak penting bagiku. Terkadang, tiba-tiba dia marah tanpa alasan yang bisa kupahami. Kami semua merasa sangat dikekang olehnya. Kami tidak tahu apa yang dikatakan atau dilakukan yang begitu menjengkelkan baginya. Terkadang, aku bahkan tidak ingin pulang dari mengerjakan beberapa hal, karena bersamanya begitu sulit dan membuat stres. Pernah dia pergi ke gereja untuk melakukan perubahan pada beberapa kepemimpinan. Sebelumnya, kami berdiskusi bahwa dia benar-benar harus memberhentikan pemimpin dan pekerja palsu yang tidak layak dan kemudian memilih pemimpin yang baik. Dia pulang beberapa minggu kemudian dan tidak sabar untuk memberi tahu kami semua tentang bagaimana dia menyelidiki semuanya dan mendapati bahwa seorang pemimpin, Yang Chen, melindungi para pelaku kejahatan dan antikristus, membuat kekacauan di gereja, dan bagaimana dia mengetahui bahwa Yang Chen menikmati manfaat status dan tidak melakukan pekerjaan nyata, yang hampir melumpuhkan beberapa pekerjaan gereja. Dia juga mengatakan Yang Chen sangat egois dan licik, dan tidak memiliki kebenaran sedikit pun, bahwa yang lain tidak memiliki kearifan dan telah tertipu, bahwa mereka mengaguminya. Dia menunjukkan semua perilaku ini kepada Yang Chen, yang tidak menerima kebenaran atau mengenal dirinya sendiri, dan tidak menyesal sedikit pun atas hal-hal yang dia lakukan. Dari semua yang dikatakan Chen tentang dia, dia benar-benar pemimpin palsu. Kami bertanya kepada Chen apakah dia memberhentikannya. Dia tercengang, berpikir sejenak, lalu berkata, "Itu hanya perasaanku, tetapi aku tidak sepenuhnya yakin apa masalah dia, jadi aku tidak memberhentikannya." Aku sedikit marah ketika dia mengatakan itu. Bukankah dia baru saja berbicara tentang kearifannya terhadap Yang Chen? Bagaimana dia bisa berkata dia tidak yakin? Kupikir dia jelas melihat Yang Chen adalah pemimpin palsu tetapi tidak segera memberhentikannya, dan membiarkan dia mempertahankan kedudukannya. Bukankah itu merugikan saudara-saudari? Dia sedang menjadi pelindung bagi pemimpin palsu dan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan! Kami menyingkapkan Chen berdasarkan hal-hal ini dan dia terlihat sangat tidak senang pada waktu itu. Dia membela diri, mengatakan dia tidak memiliki kearifan untuk memahami segala sesuatu. Setelah itu, merasa pembelaannya terlalu mencolok, dia pura-pura merenung lagi. Dia berkata dia tidak kurang kearifan terhadap Yang Chen, tetapi berusaha untuk melindungi statusnya sendiri, takut kami akan mengatakan dia berlambat-lambat dan tidak efisien, jadi dia bergegas pulang dan tidak memberhentikan Yang Chen tepat waktu. Bahkan kemudian, Chen tidak memahami atau menyesal karena tidak segera memberhentikan pemimpin palsu. Segera setelah itu, dia pergi ke gereja lain untuk melakukan beberapa perubahan dalam kepemimpinan. Dia tahu salah satu pemimpin di sana tidak melakukan pekerjaan nyata, tetapi selalu mengkhotbahkan doktrin; itu artinya dia pemimpin palsu. Dan ada dua diaken. Yang satu selalu menggunakan kedudukannya untuk menegur, menindas, dan mendisiplinkan orang, dan yang satu lagi tidak memiliki kualitas untuk melakukan pekerjaan nyata. Prinsip mengharuskan mereka untuk diberhentikan. Pada akhirnya, Chen hanya memberhentikan pemimpin gereja itu, jadi aku bertanya kepadanya mengapa dia tidak memberhentikan kedua diaken itu. Dia berkata bahwa dia takut para pemimpin dan diaken akan berkata dia tidak penuh kasih, dan orang lain akan berkata dia congkak, kejam, dan tidak mau memberi kesempatan kepada orang. Dia punya banyak alasan lainnya. Setiap kali hal ini disinggung, Chen tersenyum; dia tidak menyesal sedikit pun karena tidak memberhentikan mereka tepat waktu. Kami telah bersekutu berkali-kali tentang pentingnya pekerjaan semacam ini. Chen telah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun, dan sebenarnya dia menyadari kerugian yang disebabkan para pemimpin dan pekerja palsu terhadap gereja, tetapi demi melindungi reputasi dan statusnya, dia berulang kali berpihak pada pemimpin palsu, melindungi mereka. Ini merupakan gangguan serius bagi pekerjaan gereja. Ketika kami bersekutu dengannya tentang natur tindakannya, dia punya banyak alasan, tetapi sama sekali tidak mengenal diri sendiri, apalagi menyesal atau merasa bersalah. Orang macam apakah dia? Dengan pertanyaan ini dibenakku, aku menghadap Tuhan dalam doa dan bersekutu dengan rekan sekerja.
Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan: "Sikap khas para antikristus terhadap penanganan dan pemangkasan adalah menolak dengan keras untuk menerima atau mengakuinya; sebanyak apa pun kerugian yang telah mereka timbulkan terhadap saudara-saudari dan rumah Tuhan, mereka tidak merasakan penyesalan sedikit pun atau merasa bahwa mereka berutang sesuatu. Dari sudut pandang ini, apakah para antikristus memiliki kemanusiaan? (Tidak.) Mereka telah menyebabkan kerugian yang sedemikian besar dalam kehidupan saudara-saudari dan semua aspek kepentingan rumah Tuhan—siapa pun dapat melihatnya, dan setiap orang yang melihatnya akan berkata bahwa itu benar—tetapi para antikristus tidak menerima atau mengakui fakta ini, mereka dengan keras kepala tidak mau berubah dan tidak mengakui bahwa mereka salah dalam hal ini, bahwa mereka bertanggung jawab. Bukankah ini adalah suatu tanda bahwa mereka membenci kebenaran? Sebagaimana para antikristus membenci kebenaran, demikianlah cara mereka memperlakukan hal-hal ini. Ini berarti tidak menganggap serius kepentingan rumah Tuhan, gereja, saudara-saudari, bukan? (Ya.) Jika mereka mengakui bahwa mereka telah merugikan kepentingan saudara-saudari dan rumah Tuhan, itu berarti mereka harus menerima tanggung jawab. Pada saat yang sama, akankah status dan martabat mereka pun menjadi sangat rusak? (Ya.) Jadi, mereka dengan tegas menolak untuk mengakuinya, mereka sama sekali tidak mengakuinya, dan bahkan sekalipun di dalam hatinya mereka mengakui hal ini, mereka tetap tidak akan mengakuinya secara verbal, percaya bahwa begitu mereka mengakui hal ini, tamatlah riwayat mereka. Entah penyangkalan mereka disengaja atau tidak, singkatnya, di satu sisi, ini berkaitan dengan natur para antikristus dan esensi permusuhan mereka terhadap kebenaran. Di sisi lain, apa yang diperlihatkan hal ini? Ini memperlihatkan betapa para antikristus menghargai kepentingan mereka sendiri. Sementara itu, apa sikap mereka terhadap rumah Tuhan dan kepentingan gereja? Sikap mereka adalah sikap penghinaan dan penolakan tanggung jawab. Mereka tidak memiliki kemanusiaan. Apakah pengabaian tanggung jawab para antikristus menunjukkan masalah-masalah ini? (Ya.) Di satu sisi, pengabaian tanggung jawab merepresentasikan sikap permusuhan mereka terhadap kebenaran; di sisi lain, itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kemanusiaan. Sebanyak apa pun kepentingan orang lain dirugikan karena mereka, mereka tidak merasa bersalah dan tidak akan pernah merasa sedih karena hal ini. Makhluk macam apa ini? Bahkan jika mereka hanya mengakui sedikit, dengan berkata 'Aku memang ada hubungannya dengan hal ini, tetapi tidak semuanya adalah kesalahanku,' ini masih bisa dianggap sebagai memiliki sedikit kemanusiaan, sedikit hati nurani, dasar moral—tetapi para antikristus bahkan tidak memiliki kemanusiaan sedikit pun. Jadi, apa sebutan engkau semua terhadap mereka? (Iblis.) Esensi orang-orang semacam itu adalah Iblis. Mereka tidak melihat kerugian sangat besar yang telah mereka timbulkan terhadap kepentingan rumah Tuhan, mereka tidak merasa sedih sedikit pun dalam hati mereka, dan mereka juga tidak merasa bersalah, apalagi merasa berutang. Apakah mereka masih manusia? Ini sama sekali bukan apa yang seharusnya terlihat dalam diri manusia normal. Ini adalah Iblis" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan aku memahami bahwa antikristus sama sekali tidak mau menerima kebenaran, tetapi pada dasarnya mereka membenci kebenaran. Ketika dipangkas dan ditangani, mereka mencari-cari alasan, tidak mau menerimanya. Sebanyak apa pun tindakan mereka menyakiti saudara-saudari atau merugikan pekerjaan rumah Tuhan, mereka tidak pernah merasa buruk tentang hal itu, dan terutama tidak mau bertobat atau merasa bersalah. Ketika seseorang menyingkapkan kejahatan mereka, mereka lebih baik mati daripada mengakuinya, hanya demi melindungi citra mereka. Mereka sangat congkak dan tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepentingan rumah Tuhan, dan bahkan siap mengorbankan kepentingan rumah Tuhan dan saudara-saudarinya demi reputasi dan status mereka. Mereka sama sekali tidak punya hati nurani dan nalar, dan tidak memiliki kemanusiaan. Mereka itu setan, Iblis. Aku menyadari semua perilaku Chen sama persis dengan apa yang Tuhan singkapkan tentang antikristus. Dalam segala sesuatu yang dia lakukan, dia membela reputasi dan statusnya sendiri. Ketika ada pekerjaan yang harus segera didiskusikan setelah penangkapan, jika sarannya tidak diterima oleh semua orang, dia merasa kami tidak menganggapnya serius, wajahnya cemberut dan tidak mau terlibat dalam membuat keputusan, menghalangi kami. Dia tahu Yang Chen adalah pemimpin palsu yang tidak melakukan pekerjaan nyata, tetapi tetap tidak memberhentikannya, membiarkannya terus merugikan jemaat gereja. Ketika diaken gereja lain tidak layak untuk pekerjaan itu, demi melindungi statusnya, dia tidak memberhentikan mereka dan membiarkan mereka terus merugikan saudara-saudari. Ketika disingkapkan karena hal itu, dia tidak mau mengakuinya, tetapi mencari-cari alasan dan berbohong. Para pemimpin kedua gereja itu kemudian terbukti sebagai antikristus. Mereka melakukan begitu banyak kejahatan dan membangkitkan kemarahan. Meskipun demikian, Chen sama sekali tidak menyesal atas perbuatan jahatnya yang berpihak dan melindungi pemimpin palsu dan antikristus. Dia bahkan tersenyum. Ini memperlihatkan kepadaku bahwa pada dasarnya, dia membenci kebenaran, dan memiliki kemanusiaan yang jahat. Dia adalah setan, Iblis, salah satu antikristus.
Kemudian, aku menonton video pembacaan firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kecintaan para antikristus akan status dan gengsi melampaui apa yang dirasakan oleh manusia normal, dan merupakan sesuatu yang ada dalam watak dan esensi mereka; itu bukanlah kepentingan yang sifatnya sementara ataupun efek sementara dari lingkungan mereka—itu adalah sesuatu yang ada dalam hidup mereka, dalam naluri mereka, dan dengan demikian, itulah esensi mereka. Dengan kata lain, dalam segala sesuatu yang antikristus lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah status dan gengsi mereka sendiri, tidak ada yang lain. Bagi antikristus, status dan gengsi adalah hidup dan tujuan mereka di sepanjang hidup. Dalam segala hal yang mereka lakukan, pertimbangan pertama mereka adalah: 'Apa yang akan terjadi dengan statusku? Dan apa yang akan terjadi dengan gengsiku? Apakah melakukan hal ini akan memberiku kehormatan? Apakah melakukan hal ini akan meningkatkan statusku di benak orang?' Itulah hal pertama yang mereka pikirkan, yang merupakan bukti yang cukup bahwa mereka memiliki watak dan esensi para antikristus; mereka tidak mau berjuang untuk hal yang lain selain untuk kedua hal itu. Dapat dikatakan bahwa bagi antikristus, status dan gengsi bukanlah tuntutan tambahan, apalagi sesuatu yang tidak perlukan oleh mereka. Status dan gengsi adalah bagian dari natur para antikristus, kedua hal tersebut ada dalam naluri mereka, tertanam dalam karakter mereka, status dan gengsi adalah hakikat mereka. Para antikristus tidak acuh tak acuh apakah mereka memiliki status dan gengsi atau tidak; ini bukanlah sikap mereka. Lantas, apa sikap mereka terhadap kedua hal ini? Status dan gengsi berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari mereka, dengan keadaan sehari-hari mereka, dengan apa yang mereka perjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bagi antikristus, status dan gengsi adalah hidup mereka. Bagaimanapun cara mereka hidup, di lingkungan mana pun mereka tinggal, pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, apa pun yang mereka perjuangkan, apa pun tujuan mereka, apa pun arah hidup mereka, semua itu berkisar tentang bagaimana memiliki reputasi yang baik dan posisi yang tinggi. Dan tujuan ini tidak berubah; mereka tidak pernah mampu melepaskannya. Inilah wajah para antikristus yang sebenarnya dan esensi mereka. Seandainya engkau menempatkan mereka di hutan primer jauh di pedalaman pegunungan, mereka tetap tidak mau meninggalkan status dan gengsi; jika engkau menempatkan mereka di antara sekelompok orang biasa, satu-satunya yang mereka pikirkan tetaplah status dan gengsi. Begitu mereka percaya kepada Tuhan, mereka melihat status dan gengsi mereka sendiri sama dengan pengejaran iman kepada Tuhan; artinya, pada saat mereka menempuh jalan iman kepada Tuhan, mereka juga mengejar status dan gengsi mereka sendiri. Dapat dikatakan bahwa di dalam hati mereka, mereka percaya bahwa iman kepada Tuhan dan pengejaran akan kebenaran adalah pengejaran status dan gengsi; pengejaran akan status dan gengsi juga adalah pengejaran akan kebenaran, dan mendapatkan status dan gengsi berarti mendapatkan kebenaran dan hidup. Jika mereka merasa bahwa mereka belum memiliki gengsi atau status, bahwa tak seorang pun mengagumi mereka, atau memuja mereka, atau mengikuti mereka, mereka merasa sangat frustrasi, mereka yakin tidak ada gunanya percaya kepada Tuhan, itu tidak bernilai, dan mereka berkata dalam hati, 'Apakah kepercayaan kepada Tuhan seperti itu hanya membuang-buang waktu? Apakah itu sia-sia?' Mereka sering kali memikirkan hal-hal semacam itu di dalam hatinya, mereka memikirkan bagaimana mereka dapat memiliki kedudukan di rumah Tuhan, bagaimana mereka dapat memiliki reputasi yang tinggi di gereja sehingga orang-orang mendengarkan ketika mereka berbicara, dan mendukung mereka ketika mereka bertindak, dan mengikuti mereka ke mana pun mereka pergi; agar mereka memiliki hak bicara di gereja, reputasi, sehingga mereka menikmati keuntungan, dan memiliki status—mereka sering kali merenungkan hal-hal semacam itu. Semua ini adalah hal-hal yang dikejar oleh orang-orang semacam itu. Mengapa mereka selalu memikirkan hal-hal semacam itu? Setelah membaca firman Tuhan, setelah mendengarkan khotbah, apakah mereka benar-benar tidak memahami semua ini, apakah mereka benar-benar tidak mampu mengenali semua ini? Apakah firman Tuhan dan kebenaran benar-benar tidak mampu mengubah gagasan, ide, dan pendapat mereka? Sama sekali tidak. Masalahnya berada di dalam diri mereka, itu sepenuhnya karena mereka tidak mencintai kebenaran, karena di dalam hatinya, mereka membenci kebenaran, dan akibatnya, mereka sama sekali tidak menerima kebenaran—hal mana ditentukan oleh natur dan esensi mereka" ("Mereka Melakukan Tugas Mereka Hanya untuk Membedakan Diri Mereka Sendiri dan Memuaskan Kepentingan dan Ambisi Mereka Sendiri; Mereka tidak Pernah Mempertimbangkan Kepentingan Rumah Tuhan, dan Bahkan Menjual Kepentingan Tersebut sebagai Ganti Kemuliaan Pribadi (Bagian Tiga)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Merenungkan firman Tuhan, aku memahami bahwa antikristus sangat menginginkan reputasi dan status. Di mana pun mereka berada, apa pun yang mereka lakukan mereka hanya memikirkan apakah mereka akan dikagumi dan dihargai oleh orang lain atau tidak, apakah mereka akan memiliki otoritas untuk menjadi penentu keputusan atau tidak. Jika mereka tidak bisa mendapatkannya, mereka sangat kecewa dan bahkan akan merasa tidak ada gunanya percaya kepada Tuhan dan melakukan tugas. Dalam hati mereka, reputasi dan status berada di atas segalanya. Apa pun yang terjadi di sekitar mereka atau sebanyak apa pun firman Tuhan yang mereka dengarkan, mereka tidak akan pernah mengubah pengejaran ini. Dan demi citra dan kepentingan mereka sendiri, mereka bahkan akan menentang Tuhan dan kebenaran sampai akhir. Aku mengingat kembali perilaku Chen. Dia menghargai reputasi dan statusnya di atas segalanya, sampai pada titik itu telah menjadi hidupnya. Dia selalu mengejar otoritas untuk menjadi penentu keputusan, dan akan menjadi pendendam dan cemberut jika dia tidak mendapatkannya. Dia bahkan menjelek-jelekkan orang lain dan menabur perselisihan. Dia benar-benar telah kehilangan nalar kemanusiaan yang normal. Ketika ada kaitannya dengan kepentingan gereja, dia tetap mengutamakan reputasi dan statusnya sendiri. Betapapun mendesaknya pekerjaan rumah Tuhan atau apakah orang lain berada dalam bahaya, dia sama sekali tidak peduli. Terkadang dia tahu betul bahwa dia adalah pengaruh yang mengganggu, tetapi tetap mau melindungi statusnya sendiri. Chen sudah bertahun-tahun menjadi pemimpin. Dia tahu para pemimpin palsu dan antikristus harus segera diberhentikan, tetapi dia hanya ingin melindungi statusnya sendiri, sehingga ketika dia melihat pemimpin palsu dan antikristus melakukan berbagai macam kejahatan, mengganggu pekerjaan gereja, dia justru sepenuhnya bertindak sebagai pelindung bagi mereka. Ini merugikan pekerjaan gereja dan sangat merusak jalan masuk kehidupan jemaat gereja. Dia kaki tangan dalam kejahatan, berani menentang Tuhan. Aku teringat bagian firman Tuhan ini: "Semua orang yang telah dirusak oleh Iblis memiliki watak yang rusak. Beberapa orang semata-mata memiliki watak yang rusak, sementara beberapa orang lainnya berbeda: mereka bukan saja memiliki watak Iblis yang rusak, tetapi natur mereka juga luar biasa jahat. Bukan saja perkataan dan perbuatan mereka menyingkapkan watak Iblis dan rusak mereka; lebih dari itu, orang-orang ini adalah Iblis si setan yang asli. Perilaku mereka mengganggu dan mengacaukan pekerjaan Tuhan, menghalangi jalan masuk saudara-saudari ke dalam kehidupan, dan menghancurkan kehidupan bergereja yang normal. Cepat atau lambat, serigala-serigala berbulu domba ini harus disingkirkan; sikap yang tak kenal ampun, sikap penolakan, harus diterapkan atas para kaki tangan Iblis ini. Hanya inilah artinya berdiri di pihak Tuhan, dan mereka yang gagal melakukannya sedang berkubang dalam lumpur bersama Iblis" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Dia seorang pemimpin, tetapi sama sekali tidak melindungi kepentingan rumah Tuhan. Makin kritis atau mendesak, makin dia menjadi penghalang. Dia selalu seperti itu. Itu tidak hanya memperlihatkan beberapa kerusakan atau kurangnya kearifan sesaat. Dia dengan sengaja mengganggu dan menghancurkan pekerjaan rumah Tuhan. Ini tepat seperti yang Tuhan maksudkan sebagai "Iblis si setan yang asli". Berdasarkan prinsip, orang semacam itu harus disingkirkan dari gereja. Makin kurenungkan firman Tuhan, makin jelas jadinya. Aku menyadari betapa buta dan bodohnya diriku selama ini. Aku selalu bersikap toleran terhadap pelaku kejahatan ini, antikristus ini, memperlakukannya seperti saudari. Kupikir dia masih muda dan tidak stabil, bahwa dia memiliki bakat, kualitas, dan cakap, jadi aku terus membantu dan mendukungnya, memberinya kesempatan karena kasih. Aku juga sedang melindungi seorang pemimpin palsu, seorang antikristus, membiarkan pekerjaan rumah Tuhan dirugikan. Aku berdoa kepada Tuhan dalam penderitaan dan penyesalan: "Ya Tuhan, aku tidak punya kearifan. Aku adalah pelindung bagi pemimpin palsu, antikristus, melakukan pelanggaran berat di hadapan-Mu. Tuhan, aku mau bertobat. Kumohon bimbing aku untuk bangkit dan menyingkapkan perbuatan jahat Chen dan melindungi pekerjaan gereja."
Setelah itu, aku dan beberapa rekan sekerja lainnya menulis surat yang melaporkan Chen dan kemudian menyingkapkan dan menganalisis perbuatan jahatnya kepadanya secara pribadi. Dia tampak merasa diperlakukan tidak adil dan sama sekali tidak memahami perilakunya. Aku teringat sesuatu dari firman Tuhan, bahwa tidak ada kata "pertobatan" dalam kamus orang jahat. Aku merasa makin yakin bahwa Chen pada dasarnya membenci kebenaran. Sebanyak apa pun kejahatan yang dia lakukan atau kegagalan apa yang dia alami, dia tidak mungkin benar-benar bertobat. Kami memberhentikannya sesuai prinsip. Setelah diberhentikan dari kedudukannya, dia sama sekali tidak merenungkan diri. Dia terus mengkritik bahwa rumah Tuhan tidak punya kasih, dan akhirnya melepaskan imannya. Melalui hal ini aku menyadari bahwa Chen adalah salah satu dari antikristus, orang tidak percaya yang tersingkap melalui pekerjaan Tuhan. Dia secara resmi dikeluarkan dari gereja.
Setelah itu, aku merenungkan diriku sendiri. Mengapa aku tidak mengenali ada antikristus yang berada tepat di sebelahku? Apa kekuranganku sehingga aku tidak memiliki kearifan ini? Melalui perenungan ini aku menyadari bahwa setiap kali dia mengejar status, dia membuka diri tentang perilaku dan pemikirannya, bahkan terkadang meneteskan air mata. Kupikir dia dikuasai oleh status, tetapi mampu menerima kebenaran dan mau bertobat. Alasan di balik dia melakukan hal-hal yang mengganggu dan tidak masuk akal adalah karena masih muda, tidak stabil, dibelenggu oleh kerusakan dan tak mampu menahan dirinya. Jadi, aku sering kali hanya menawarkan persekutuan dan bantuan, dan selalu berusaha untuk merenungkan dan mengenal diriku sendiri. Selain itu, ketika reputasi dan statusnya tidak terganggu, dia sangat akrab dengan orang lain dan benar-benar terbeban dalam tugasnya. Aku tertipu oleh citra palsu yang dia ciptakan. Kemudian, aku menonton video lain pembacaan firman Tuhan yang sangat membantuku memahami hal ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Dengan cara apa pun antikristus menipu orang dan berusaha memenangkan hati mereka, satu hal yang pasti: demi kekuasaan dan status mereka sendiri, mereka akan memeras otak dan menggunakan segala cara yang mereka miliki untuk mencapai tujuan mereka. Satu hal yang juga pasti: apa pun yang sedang mereka lakukan, mereka tidak sedang melaksanakan tugas mereka, apalagi melaksanakan tugas mereka dengan baik, tetapi untuk mencapai tujuan mereka merebut kekuasaan di dalam gereja. Selain itu, apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak pernah memikirkan kepentingan rumah Tuhan, apalagi memikirkan kepentingan umat pilihan Tuhan. Engkau tidak akan pernah menemukan salah satu dari hal-hal ini dalam kamus antikristus; kedua hal itu pada dasarnya tidak ada di dalam diri mereka. Apa pun tingkat kepemimpinan mereka, mereka sama sekali tidak peduli dengan kepentingan rumah Tuhan dan umat pilihan. Bagi mereka, kepentingan dan pekerjaan rumah Tuhan tidak berkaitan dengan mereka. Kedua hal itu diremehkan oleh mereka; mereka hanya memikirkan status dan kepentingan diri mereka sendiri. ... Terkadang, jika mereka dilaporkan karena melakukan terlalu banyak perbuatan jahat dan Yang di Atas mengetahuinya, mereka akan merasa seolah-olah akan kehilangan status mereka sehingga mereka akan menangis dengan getir, dan di luarnya tampak bertobat dan berbalik kepada Tuhan; tetapi apa alasan sebenarnya dari air mata mereka? Mengapa mereka merasakan penyesalan? Kesedihan dan kepedihan hati mereka berasal dari fakta bahwa mereka tidak lagi memiliki tempat di hati orang-orang, serta kehilangan status dan reputasi mereka sendiri. Itulah alasan air mata mereka. Pada saat yang sama, mereka merenungkan langkah selanjutnya dalam memperkuat status mereka dan belajar dari kegagalan mereka. Dilihat dari apa yang terwujud dalam diri antikristus, mereka tidak pernah menyesal atau menderita karena pelanggaran mereka sendiri dan karena watak rusak yang tersingkap di dalam diri mereka, dan lebih dari itu, mereka tak mampu memiliki pemahaman yang benar akan hal-hal ini dan bertobat. Bahkan sekalipun mereka berlutut di hadapan Tuhan dengan air mata mengalir di wajah mereka, merenungkan diri mereka sendiri dan mengutuk diri mereka sendiri, ini tetap merupakan tindakan mengelabui—yang diyakini beberapa orang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Mungkin saja emosi mereka pada saat-saat seperti itu bukan berpura-pura, tetapi ingatlah bahwa antikristus tidak pernah bisa benar-benar bertobat. Bahkan sekalipun harinya tiba ketika mereka disingkapkan dan dikeluarkan, mereka tidak akan pernah benar-benar bertobat, mereka hanya akan mengakui bahwa mereka telah gagal, bahwa taktik itu tidak berhasil. Mengapa Kukatakan hal ini? Ini didasarkan pada natur antikristus: mereka tidak pernah mampu menerima kebenaran. Oleh karena itu, pengenalan diri mereka selalu salah" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan aku memahami bahwa antikristus pada dasarnya adalah setan, jahat dan licik, dan memiliki tipu daya yang sangat licik untuk menipu. Terkadang, mereka tampak penuh kasih, toleran, dan sabar terhadap orang lain, tetapi begitu kepentingan mereka terganggu, mereka akan melakukan segala cara untuk mengkritik dan mengucilkan orang lain. Ini memperlihatkan bahwa yang mereka sebut kasih, kesabaran, dan toleransi semuanya palsu. Terkadang, mereka mungkin menangis dengan getir, mengenal dan mengutuk diri mereka sendiri, tetapi itu bukan pertobatan sejati. Ini untuk menyesatkan dan mengendalikan orang lain, untuk memperkuat kedudukan mereka sendiri. Aku dengan saksama mengingat kembali semua interaksiku dengan Chen. Dia bergaul dengan kami secara normal ketika reputasi dan statusnya tidak terganggu, tetapi begitu kedua hal itu terganggu, dia langsung menunjukkan sisinya yang lain. Ketika dia bertanggung jawab atas pekerjaanku, dia membantu dan mendukung, tetapi ketika aku bertanggung jawab atas pekerjaannya, dia tiba-tiba bersikap sangat dingin terhadapku, dan menjelek-jelekkanku karena merasa iri. Ketika kami menunjukkan masalahnya, dia sama sekali tidak mau menerima, dan bahkan mencari-cari alasan. Dia melemparkan tanggung jawab kepada kami, menyerang kami. Kemudian dia membuka diri tentang kerusakan yang dia perlihatkan, dan menangis, mengatakan dia mau berubah dan bertobat, tetapi sama sekali tidak ada perubahan dalam dirinya. Tipu daya Iblis bersembunyi di balik pengenalan diri dan keterbukaannya. Dia ingin menggunakan semua ini untuk menyesatkan kami, agar kami berpikir dia mengenal dirinya sendiri dan kami tidak mengetahui yang sebenarnya mengenai dirinya. Dengan demikian, dia dapat melindungi kedudukannya. Dia juga ingin kami berpihak padanya, bersimpati dan pengertian. Pengenalan akan dirinya hanya untuk menipu dan mengelabui orang. Itu benar-benar licik dan jahat. Itu hanyalah air mata buaya, dan tanpa terus waspada, akan mudah tertipu, dan disesatkan olehnya. Orang yang benar-benar punya hati nurani dan nalar, yang memiliki kemanusiaan akan penuh penyesalan dan membenci dirinya sendiri saat melakukan sesuatu yang buruk terhadap rumah Tuhan atau mengganggu pekerjaan gereja. Setelahnya, mereka mau berusaha keras untuk menebusnya, dan di lubuk hatinya, mereka mau bertobat dan berubah. Namun, Chen justru sebaliknya. Sebanyak apa pun kerusakan yang ditimbulkannya terhadap pekerjaan rumah Tuhan, dia sama sekali tidak pernah bertobat atau merasa bersalah, dan dia menangis bukan karena membenci kejahatan yang telah dia lakukan. Setelah kami menyingkapkan perbuatan jahatnya, dia sama sekali tidak bertobat. Dia malah membuat tuduhan palsu, menuduh rumah Tuhan tidak punya kasih. Ini memperlihatkan bahwa dia sama sekali tidak mau menerima kebenaran. Pada dasarnya, dia membenci kebenaran, dia benar-benar keras dan kejam. Tanpa keraguan, dia sepenuhnya memperlihatkan natur dan esensi antikristus. Lalu akhirnya aku memahami bahwa dengan tidak mengenali natur, ciri, dan tipu daya antikristus yang menipu, aku akan dengan mudah keliru memperlakukan orang dengan esensi antikristus sebagai orang dengan watak antikristus, kemudian dengan membabi buta bersikap baik terhadap setan, dan tanpa sadar melakukan sesuatu yang menentang Tuhan.
Setelah mengalami semua ini, aku benar-benar merasa betapa pentingnya belajar mengenali pemimpin palsu dan antikristus. Aku tidak pernah berfokus memahami kebenaran yang berhubungan dengan kearifan. Aku tidak sepenuhnya memahami perilaku pemimpin palsu dan antikristus, yang membuatku tidak melihat antikristus yang berada tepat di sebelahku. Tanpa sadar, aku menjadi pelindung antikristus, dan membuatku sangat menyesal dan merasa bersalah. Aku juga mengalami bahwa memahami kebenaran dan memiliki kearifan adalah satu-satunya jalan untuk melakukan kehendak Tuhan pada saat-saat kritis, untuk menyingkapkan pemimpin palsu dan antikristus dan melindungi rumah Tuhan. Aku bersyukur kepada Tuhan karena mengatur keadaan yang nyata ini untukku dan atas bimbingan firman-Nya, yang telah memberiku sedikit kearifan tentang antikristus dan sedikit pemahaman tentang kekuranganku sendiri. Sekarang aku memiliki pengalaman yang nyata tentang pentingnya mengejar kebenaran. Semua pengalaman ini adalah karena bimbingan dan berkat Tuhan! Syukur kepada Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.