Kisah tentang Melaporkan Pemimpin Palsu

21 Januari 2022

Oleh Saudari Liu Yang, Korea Selatan

Pada tahun 2010, aku sedang melakukan tugas penyuntingan di gerejaku. Dalam interaksiku dengan salah satu pemimpin gereja, yaitu Saudari Li, aku mengetahui bahwa dia dipilih sebagai pemimpin gereja hanya beberapa bulan setelah dia baru percaya kepada Tuhan. Dia sering mengatakan kepada kami, "Beberapa tahun terakhir ini, Tuhan telah selalu bermurah hati kepadaku. Pemimpinku selalu memindahkanku ke gereja-gereja yang sedang mengalami kesulitan. Terkadang, aku tidak mau pergi, tetapi aku tahu ini adalah amanat Tuhan, jadi aku tidak boleh memikirkan kepentingan dagingku. Aku harus setia kepada Tuhan. Jadi, aku menerimanya. Di setiap gereja yang kukunjungi, aku melakukan tugasku dan gereja yang tadinya dalam kekacauan, kembali menjadi normal, dan kehidupan bergereja serta pekerjaan penginjilan kembali menjadi efektif. Terkadang aku menghadapi kesulitan, tetapi aku berdoa kepada Tuhan, dan Dia membuka jalan keluar, dan semuanya berjalan lancar. Aku melihat pekerjaan Tuhan begitu luar biasa ..." Saat itu, mendengar pengalaman Saudari Li membuatku mengaguminya. Kupikir dia mampu menanggung beban dan pekerja yang cakap. Aku ingat suatu kali, sebelum rapat, aku mengobrol ke sana kemari, dan Saudari Li menyelaku untuk berkata, "Di sini waktu sangat berharga, jadi jangan mengobrol di pertemuan. Mari kita gunakan waktu ini untuk mempersekutukan firman Tuhan." Mendengarnya mengatakan hal itu membuatku sedikit malu, tetapi aku makin mengaguminya. Kupikir, "Selama bertahun-tahun, aku telah bertemu banyak pemimpin, tetapi Saudari Li adalah orang pertama yang kujumpai yang begitu serius, sangat saleh, dan sangat berdedikasi untuk mengejar kebenaran." Aku makin menghormati dan mengaguminya. Namun, setelah berinteraksi dengannya untuk waktu yang lama, aku sadar, meski persekutuannya logis, dan di luarnya, dia tampak seperti seseorang yang mengejar kebenaran, dia sangat jarang mempersekutukan tentang bagaimana dia merenungkan dan mengenal dirinya sendiri berdasarkan firman Tuhan atau pengalamannya yang nyata tentang firman Tuhan. Sebagian besar persekutuannya adalah berbagai bentuk peninggian diri dan pamer untuk membuat orang lain berpikir dia adalah orang yang dibina dan dipakai oleh rumah Tuhan untuk peran penting, agar orang lain selalu menghormatinya. Namun, lebih serius daripada itu adalah fakta bahwa dalam beberapa hal penting yang menyangkut kepentingan rumah Tuhan, dia tidak menerapkan kebenaran, dan meskipun dia tahu ada banyak masalah, dia berbohong, menipu, menghindari tanggung jawab, dan berusaha membela diri. Aku ingat, pemimpin yang bertanggung jawab atas pekerjaan Saudari Li, Saudara Sun, melakukan kejahatan di gereja. Dia menggelapkan dan mengambil persembahan Tuhan. Dan dia ditetapkan sebagai antikristus dan dikeluarkan. Saudari Li mengetahui perbuatan jahat Saudari Sun, dan sebenarnya terlibat di dalamnya. Namun, setelah Saudara Sun dikeluarkan, kami membicarakan tentang perbuatan jahatnya, dan Saudari Li tak hanya menyangkali keterlibatannya dalam kejahatan Saudara Sun, dia juga tidak merenungkan dirinya sendiri atau bertobat kepada Tuhan, dan dia menggambarkan dirinya sepenuhnya bersih dari masalah ini, seolah-olah dia tidak tahu apa pun tentang hal itu dan tidak terlibat di dalamnya. Pada saat itu, aku mengetahui bahwa Saudari Li mengatakan satu hal tetapi melakukan hal yang lain. Dia adalah orang yang munafik. Karena Saudari Li ahli dalam menyamar dan menipu dengan perkataan yang muluk-muluk, ekspresi kekaguman dan pemujaan muncul di wajah beberapa saudara-saudari saat namanya disebut-sebut. Ketika aku dan rekan sekerjaku melihat perilaku Saudari Li dan akibat dari pekerjaan dan persekutuannya, kami menerapkan prinsip-prinsip mengenali pemimpin palsu dan antikristus, meyakini bahwa Saudari Li adalah pemimpin palsu, dan menulis surat yang melaporkan masalah tentang Saudari Li ini kepada para pemimpin kami.

Setelah kami mengirim surat itu, kami menunggu pemimpin kami untuk memverifikasi apa yang kami katakan tentang Saudari Li, tetapi setelah setengah bulan, kami masih belum menerima balasan. Rekan sekerjaku dan aku heran mengenai hal ini, dan suatu hari, Saudari Li datang ke pertemuan bersama kami dengan gembira dan mengatakan para pemimpin bermaksud untuk membinanya. Aku tak bisa memercayainya. Kupikir, "Bukannya diberhentikan, pemimpin palsu ini malah dibina dan dipakai untuk peran penting? Apakah kami melaporkannya secara keliru karena kami tidak memahami prinsip kebenaran dan tidak memiliki kepekaan?" Setelah sebulan lebih, Saudari Li datang lagi untuk mengatakan bahwa gereja berencana untuk memilih pemimpin baru, dan bahwa mayoritas saudara-saudari memiliki penilaian positif terhadapnya dan ingin memilihnya sebagai pemimpin. Ketika aku mendengar hal itu, aku tercengang. Kupikir, "Saudari Li itu licin dan licik. Dia sama sekali tidak layak menjadi pemimpin. Aku harus menulis surat lagi untuk melaporkan Saudari Li." Namun, ketika aku bersiap-siap untuk menulis surat itu, aku ragu-ragu. Pada saat itu, begitu banyak orang yang tidak mengenali Saudari Li dan tertipu oleh penampilan luarnya yang palsu. Jika aku menulis surat untuk melaporkannya lagi, dan para pemimpin kami tidak memahami situasi yang sebenarnya, akankah mereka mengira aku menyimpan dendam terhadap Saudari Li? Selain itu, jika Saudari Li mengetahui bahwa akulah yang menulis surat itu, akankah dia membencinya dan diam-diam mencoba menyabotase diriku? Selain itu, buku-buku firman Tuhan, khotbah, dan persekutuan yang kami keluarkan semuanya melalui dia, jadi jika kami menyinggungnya, dia tidak perlu secara aktif menekan kami dengan cara apa pun; mengabaikan kami saja sudah cukup untuk membuat kami berada dalam kesulitan. Memikirkan hal-hal itu membuatku merasa sangat bingung. Haruskah aku kembali melaporkannya, atau melupakannya? Saat aku memikirkan kepentingan, masa depan, dan nasibku sendiri, rasanya seperti ada pengaruh gelap tak kasat mata yang mengikat dan membatasiku. Untuk melindungi diriku dari penindasannya, aku bergumul sebentar, dan akhirnya memutuskan untuk berkompromi. Aku memutuskan untuk menunda melaporkannya untuk saat ini. Aku menghibur diri dengan berkata dalam hati, "Setidaknya sekarang kami telah mengenali Saudari Li, dan tidak akan tertipu lagi olehnya, jadi sekarang ini sudah cukup. Mungkin suatu hari, Tuhan akan menyingkapkan segala sesuatu, dan semua orang akan mengenal Saudari Li dan melihatnya dirinya yang sebenarnya. Ketika saat itu tiba, tentu saja dia akan digantikan."

Sebulan lebih kemudian, kami menerima surat dari dua saudari. Surat dari dua saudari ini mengatakan bahwa mereka telah mengenali bahwa Saudari Li adalah pemimpin palsu dan ingin melaporkannya, dan mereka menanyakan pendapat dan meminta saran kami. Aku teringat bahwa kami belum menerima surat balasan sejak terakhir kali kami melaporkan Saudari Li. Jika kami kembali melaporkannya, akankah para pemimpin kami akan mengatakan bahwa kami telah membentuk kelompok tertutup untuk menyerang pemimpin dan mengganggu pekerjaan gereja? Jika itu terjadi, kemungkinan besar sebelum Saudari Li diberhentikan, kami, yang melaporkannya, akan diganti dan dipulangkan. Dengan pemikiran ini, aku dan rekan sekerjaku membalas dua saudari itu dengan sebuah surat yang mengatakan, "Kalian bisa melaporkannya sendiri. Kami telah melaporkannya sekali, jadi kali ini, kami tidak akan melaporkannya lagi." Setelah kami menjawab surat mereka, aku merasa sangat menyesal. Aku menyadari bahwa aku sedang menghindari tanggung jawab dan menggunakan tipu daya untuk melindungi diriku sendiri. Itu adalah sikap kepengecutan dan mundur dalam menghadapi pengaruh kegelapan. Untuk melepaskan diri dari tuduhan hati nuraniku, aku menggunakan alasan yang sama seperti sebelumnya untuk menghibur diri sendiri: "Sejauh ini, terlalu banyak orang yang tidak mengenali Saudari Li. Jika kita bersikeras untuk melaporkannya dan menganjurkan pemberhentiannya, saudara-saudari tidak akan mengizinkannya. Mereka akan berusaha melindunginya. Kita harus menunggu sampai saudara-saudari memiliki kepekaan. Ketika waktunya tepat, dia tentu saja akan digantikan." Meskipun pemikiranku seperti itu, tetapi setiap kali aku melihat bagian firman Tuhan tentang menyingkapan pemimpin palsu dan antikristus, aku merasa dituduh oleh hati nuraniku. Mau tak mau aku berpikir bahwa jika aku tidak menyelesaikan masalah pemimpin palsu di hadapanku ini, bukankah itu berarti aku sedang menoleransi dan melindungi Iblis sementara dia mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja? Khususnya ketika aku melihat bahwa saudara-saudari yang menjadi tuan rumah kami mengagumi Saudari Li, saat kami menyingkapkan perilakunya sebagai pemimpin palsu, mereka bukan hanya tak memiliki kepekaan, mereka juga akan membenci dan menyalahkan kami, dan mengira kami sengaja menyerang Saudari Li. Ketika aku melihat bahwa pemimpin palsu ini telah menipu orang sedemikian dalam, dan tidak tahu berapa banyak saudara-saudari di gereja yang menjadi korban penipuan ini, aku makin merasakan bahwa pemimpin palsu adalah penghalang dan batu sandungan bagi jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan. Pada saat itu, aku tak menginginkan apa pun selain Saudari Li digantikan sesegera mungkin, tetapi aku tidak memiliki keberanian untuk menulis surat untuk melaporkannya lagi. Bahkan agar tidak menyinggung saudara-saudari yang menjadi tuan rumah kami, aku tidak berani menyingkapkan perilaku Saudari Li. Namun dalam hati, aku mengutuk dan menuduh diriku sendiri. Aku heran mengapa aku bisa begitu pengecut dan tidak berguna. Aku melihat seorang pemimpin palsu mengganggu pekerjaan gereja dan tidak berani melaporkannya. Aku bahkan tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Bukankah aku hanyalah budak Iblis? Aku teringat pada satu bagian firman Tuhan, "Engkau semua mengatakan bahwa engkau mempertimbangkan beban Tuhan dan akan membela kesaksian gereja, tetapi siapakah di antaramu yang benar-benar mempertimbangkan beban Tuhan? Tanyakanlah kepada dirimu sendiri: apakah engkau seseorang yang telah menunjukkan pertimbangan akan beban Tuhan? Dapatkah engkau melakukan kebenaran untuk Tuhan? Dapatkah engkau berdiri dan berbicara bagi-Ku? Dapatkah engkau dengan teguh melakukan kebenaran? Apakah engkau cukup berani untuk melawan semua perbuatan Iblis? Apakah engkau mampu menyingkirkan emosimu dan menyingkapkan Iblis demi kebenaran-Ku? Dapatkah engkau membiarkan maksud-maksud-Ku digenapi di dalam dirimu? Sudahkah engkau menyerahkan hatimu pada saat-saat paling krusial? Apakah engkau seseorang yang melakukan kehendak-Ku? Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu sendiri dan seringlah memikirkan tentang hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Apa yang firman Tuhan singkapkan membuatku merasa malu. Biasanya, aku pandai mengucapkan slogan, mengatakan bahwa aku selalu memikirkan kehendak Tuhan dan akan menjadi saksi bagi Tuhan, dan aku sering berdoa, mengatakan aku mau mengasihi dan memuaskan Tuhan, tetapi saat sesuatu benar-benar terjadi dan aku harus berdiri dan melindungi kepentingan rumah Tuhan, aku kembali mundur. Aku tahu betul bahwa keinginan Tuhan adalah menyingkirkan para pemimpin palsu dan antikristus, dan aku telah mengenali Saudari Li, tetapi karena aku takut ditekan dan diberhentikan, aku membiarkannya terus mencelakakan dan menipu saudara-saudari kami di gereja dan tidak berani melaporkannya. Bahkan lebih buruk lagi adalah fakta bahwa ketika aku melihat saudara-saudari yang menjadi tuan rumahku ditipu oleh Saudari Li, aku tidak memikirkan cara untuk membantu mereka mendapatkan kepekaan terhadap pemimpin palsu. Aku malah berkompromi. Karena takut jika penyingkapan terhadap Saudari Li akan membuat mereka tidak senang dan tidak mau lagi menjadi tuan rumah kami, untuk memastikan agar kepentingan dagingku tidak akan dirugikan, aku tetap diam tentang perilaku kepemimpinan palsu Saudari Li. Aku merenungkan perilakuku dan menyadari bahwa aku benar-benar egois dan hina. Untuk melindungi diriku sendiri, aku membiarkan seorang pemimpin palsu memegang kekuasaan di gereja dan mengganggu pekerjaan gereja tanpa melakukan apa pun. Aku menikmati semua yang Tuhan berikan kepadaku serta dijamu dan dipelihara oleh saudara-saudariku, tetapi aku tidak melindungi pekerjaan rumah Tuhan, bertindak seolah-olah itu tidak ada hubungannya denganku dan bukan tanggung jawabku. Bagaimana aku bisa menyebutnya sebagai hati nurani atau nalar? Aku merenungkan keadaan dan perilakuku serta merasa sangat bersalah dan malu. Aku menyadari bahwa aku sebenarnya adalah orang yang egois, hina, licik, dan curang. Aku sama sekali tidak layak untuk hidup di hadapan Tuhan!

Setelah itu, aku membaca satu bagian firman Tuhan. "Keluarga Tuhan tidak mengizinkan orang-orang yang tidak melakukan kebenaran untuk tetap tinggal, juga tidak membiarkan mereka yang dengan sengaja mengacaukan gereja untuk tetap tinggal. Namun, saat ini belum waktunya untuk melakukan pekerjaan pengusiran; orang-orang semacam itu hanya akan disingkapkan dan disingkirkan pada akhirnya. Tidak ada lagi pekerjaan sia-sia yang perlu dilakukan atas orang-orang ini; mereka yang adalah milik Iblis tidak dapat berdiri di pihak kebenaran, sedangkan orang-orang yang mencari kebenaran dapat berdiri di pihak kebenaran. Orang-orang yang tidak melakukan kebenaran tidak layak mendengarkan jalan kebenaran dan tidak layak menjadi saksi kebenaran. Kebenaran sama sekali tidak diperuntukkan bagi telinga mereka; melainkan ditujukan kepada mereka yang melakukannya. Sebelum kesudahan setiap orang dinyatakan, mereka yang mengganggu gereja dan mengacaukan pekerjaan Tuhan akan pertama-tama disisihkan untuk sekarang ini, untuk ditangani kemudian. Begitu pekerjaan itu selesai, tiap-tiap orang ini akan disingkapkan, dan setelah itu akan disingkirkan. Untuk saat ini, sementara kebenaran disediakan, mereka akan diabaikan. Ketika kebenaran telah dinyatakan seluruhnya kepada manusia, orang-orang itu harus disingkirkan; itu akan menjadi saat di mana semua orang akan dikelompokkan sesuai jenisnya. Trik-trik picik dari orang-orang yang tak memiliki ketajaman rohani akan mendatangkan pemusnahan mereka di tangan orang-orang jahat, mereka akan disesatkan oleh orang jahat, tanpa bisa kembali. Perlakuan semacam inilah yang pantas mereka terima, karena mereka tidak mencintai kebenaran, karena mereka tidak mampu berdiri di pihak kebenaran, karena mereka mengikuti orang jahat dan berdiri di pihak yang jahat, dan karena mereka bersekongkol dengan orang jahat dan menentang Tuhan. Mereka tahu benar bahwa orang-orang jahat itu menyebarkan kejahatan, tetapi mereka mengeraskan hati dan meninggalkan kebenaran untuk mengikuti mereka. Bukankah semua orang ini, yang tidak melakukan kebenaran melainkan melakukan hal-hal yang menghancurkan dan keji, melakukan kejahatan? Walaupun ada di antara mereka yang menampilkan diri sebagai raja dan ada orang-orang yang mengikuti mereka, bukankah natur mereka semua sama, yakni menentang Tuhan? Alasan apa yang dapat mereka miliki untuk mengklaim bahwa Tuhan tidak menyelamatkan mereka? Alasan apa yang dapat mereka kemukakan untuk mengklaim bahwa Tuhan tidak adil? Bukankah kejahatan mereka sendiri yang menghancurkan mereka? Bukankah pemberontakan mereka sendiri yang menyeret mereka ke neraka? Orang-orang yang melakukan kebenaran pada akhirnya akan diselamatkan dan disempurnakan oleh karena kebenaran. Orang-orang yang tidak melakukan kebenaran pada akhirnya akan mendatangkan pemusnahan atas diri mereka sendiri oleh karena kebenaran. Inilah kesudahan yang menanti orang-orang yang melakukan kebenaran dan yang tidak melakukan kebenaran" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Setelah membaca firman Tuhan, aku menyadari bahwa aku adalah jenis orang yang tidak menerapkan kebenaran yang disingkapkan oleh firman Tuhan. Aku adalah orang yang Tuhan benci. Dalam segala hal, aku berusaha menjaga dan melindungi diriku sendiri. Dihadapkan dengan pemimpin palsu, aku tidak berani menerapkan kebenaran dan melaporkannya. Bukankah itu berarti aku hanya tunduk kepada Iblis dan berkomplot dengan Iblis untuk menentang Tuhan? Di luarnya, aku tidak berpihak kepada Saudari Li dan tidak melindunginya, tetapi aku melihat pemimpin palsu dan tidak melaporkan atau menyingkapkannya. Aku membiarkannya membingungkan dan menipu saudara-saudari di gereja serta mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja. Dengan melakukan hal ini, aku berada di pihak Iblis dan membantu kekuatan jahat Iblis. Firman Tuhan berkata: "Mereka tahu benar bahwa orang-orang jahat itu menyebarkan kejahatan, tetapi mereka mengeraskan hati dan meninggalkan kebenaran untuk mengikuti mereka. Bukankah semua orang ini, yang tidak melakukan kebenaran melainkan melakukan hal-hal yang menghancurkan dan keji, melakukan kejahatan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Firman Tuhan mengungkapkan dengan tepat apa yang kulakukan. Aku teringat bagaimana Tuhan Yesus berkata, "Barang siapa yang tidak bersama-Ku, melawan-Ku siapa yang tidak mengumpulkan bersama-Ku, dia mencerai-beraikan" (Matius 11:20). Dalam peperangan antara Tuhan dan Iblis, tidak berdiri di pihak Tuhan berarti berdiri di pihak Iblis. Tidak ada jalan tengah. Namun, aku berusaha untuk bersikap cerdas, bersikap netral, untuk melindungi diriku sendiri. Apa bedanya ini dengan berpihak kepada Iblis dan mengkhianati Tuhan? Di masa lalu, kupikir banyak orang tidak mengenali Saudari Li, tetapi begitu Tuhan benar-benar menyingkapkannya dan waktunya tepat, dia tentu saja akan digantikan. Di luarnya, gagasan itu tampak sangat masuk akal, tetapi sebenarnya aku menghindari tanggung jawabku. Itu hanya alasan untuk menghindar dari menerapkan kebenaran. Inti dari apa yang kulakukan adalah membiarkan kejahatan dan gangguan pemimpin palsu di gereja. Pada saat itu, aku melihat bahwa saudara-saudaraku dapat ditipu dan dikendalikan oleh para pemimpin palsu dan antikristus, dan bahwa tidak ada pembebasan ketika mereka hidup di bawah pengaruh gelap Iblis. Kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin palsu dan antikristus ini juga disebabkan oleh kami yang memiliki kepekaan terhadap pemimpin palsu dan antikristus tetapi tidak melaporkan atau menyingkapkan mereka. Tidaklah berlebihan untuk menyebutku sebagai kaki tangan pemimpin palsu. Memikirkan semua ini membuatku merasa sedih. Aku membenci diriku sendiri karena begitu egois, hina, lemah, dan tidak kompeten. Aku tidak berguna, budak yang tak berharga! Aku tidak memiliki kesaksian sama sekali dalam peperangan melawan kejahatan. Aku telah menjadi apa yang Tuhan benci! Aku datang ke hadapan Tuhan dan berdoa untuk bertobat. Aku memohon kekuatan kepada Tuhan untuk menerobos kekuatan gelap para pemimpin palsu dan antikristus, untuk benar-benar berdiri di pihak Tuhan, dan untuk berkata "tidak" pada kekuatan Iblis. Saat itu, aku ingin menulis surat yang melaporkan Saudari Li setelah aku menemukan lebih banyak bukti. Namun, sebelum kutulis, gereja menyelidiki dan meyakini bahwa Saudari Li adalah pemimpin palsu yang menempuh jalan antikristus dan menggantinya. Baru saat itulah aku mengetahui surat pertama kami yang melaporkannya telah dihentikan dan ditahan oleh pemimpin palsu lainnya. Pemimpin palsu itu juga diganti karena tidak melakukan pekerjaan nyata. Kami sangat senang mendengar berita ini pada saat itu, tetapi aku juga merasa bersalah, seolah-olah aku berutang, karena aku telah gagal melindungi pekerjaan rumah Tuhan atau bersaksi di lingkungan ini.

Setelah Saudari Li diganti, seorang pemimpin gereja yang baru mengambil alih pekerjaan gereja, dan kupikir itu adalah akhir dari masalah ini, tetapi ternyata tidak. Suatu hari, kurang lebih sebulan kemudian, saudari yang bermitra denganku kembali dari luar dan memberitahuku bahwa Saudari Li masih keras kepala setelah diganti. Dia masih menyebarkan gagasan di antara saudara-saudari untuk menipu mereka dan memenangkan simpati mereka, dan membentuk sebuah kelompok tertutup di sekitar dirinya untuk meminta pemimpin baru diberhentikan sehingga dia bisa merebut kembali kedudukannya sebagai pemimpin. Ketika aku mendengar tentang hal ini, aku tercengang. Apa yang dapat kulakukan? Aku harus menemukan cara untuk memberi tahu para pemimpin kami tentang perilaku jahat Saudari Li sesegera mungkin. Untungnya, kami memiliki kesempatan untuk bertemu dengan para pemimpin gereja yang baru, dan mereka juga berdiskusi untuk menulis surat yang melaporkan situasi Saudari Li kepada pemimpin mereka dan mencoba memutuskan bagaimana menjelaskan situasi tersebut dengan jelas. Aku memberi tahu mereka bahwa akan mudah bagi kami untuk menulis surat itu dan menyarankan agar mereka mengizinkan kami menulisnya, dan mereka dengan senang hati menyetujuinya. Keesokan harinya, setelah aku dan rekan sekerjaku selesai menulis surat laporan dan bersiap-siap untuk mengirimkannya kepada para pimpinan untuk ditinjau dan diverifikasi, rekan sekerjaku tiba-tiba berkata, "Tulis juga nama kita di surat itu." Aku tercengang ketika mendengar hal itu. Aku hanya berpikir untuk membantu mereka menulis surat. Aku tidak mempertimbangkan untuk menulis namaku sendiri di surat itu. Ketika rekan sekerjaku mengatakan hal itu, keinginan untuk melindungi diriku muncul kembali. Kupikir, "Saudari Li dan kelompoknya kejam, berbahaya, dan mereka tahu bagaimana menipu orang lain. Jika kita gagal menyingkirkan mereka kali ini, dan entah bagaimana Saudari Li berhasil merebut kembali kekuasaan dan kembali menjadi pemimpin gereja, apa yang akan terjadi pada kita? Mengingat sejarah Saudari Li yang menyalahgunakan kekuasaannya dengan menyingkirkan orang-orang yang dia benci, jika dia mendapatkan kembali kekuasaannya, dia pasti akan mengganti kita, dipulangkan, atau bahkan dikeluarkan. Jika itu terjadi, bukankah kepercayaanku kepada Tuhan akan sia-sia? Akankah aku memperoleh keselamatan? Namun, tanpa menandatanganinya, surat itu tidak akan kredibel, karena surat ini ditulis oleh kami." Aku berpikir sejenak, dan kemudian berkata kepada rekan sekerjaku, "Kalau begitu, mari kita tanda tangani surat itu sebagai perwakilan." Sebenarnya aku tidak ingin terlalu terlibat dalam masalah ini sehingga jika apa yang kutakutkan benar-benar terjadi, aku akan dapat melindungi diriku sendiri. Bahkan jika aku ditekan, itu tidak akan terlalu keras. Pada saat itu, rekan sekerjaku menanganiku, "Mengapa begitu sulit untuk menuliskan namamu di surat ini? Kau sangat licik!" Ucapan itu sangat menusuk hatiku. Aku menyadari Tuhan memakai rekan sekerjaku untuk menanganiku, dan untuk mengingatkanku agar tidak berusaha melindungi diri sendiri atau menjadi licik lagi, bahwa aku harus menerapkan kebenaran dan menjadi orang yang jujur.

Kemudian, aku merenungkan diriku sendiri. Aku bertanya dalam hati, mengapa setiap kali terjadi sesuatu yang menyangkut kepentingan rumah Tuhan yang mengharuskanku untuk mengutarakan pendapat, aku menjadi takut, mundur, dan berusaha melindungi diriku sendiri? Natur apa yang mengendalikanku ketika aku melakukan hal ini? Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Iblis merusak manusia melalui pendidikan dan pengaruh pemerintah nasional serta melalui orang-orang terkenal dan hebat. Perkataan jahat mereka telah menjadi natur kehidupan manusia. 'Setiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri' adalah pepatah iblis terkenal yang telah ditanamkan dalam diri semua orang, dan itu telah menjadi kehidupan manusia. Ada beberapa perkataan falsafah hidup lainnya yang juga seperti ini. Iblis menggunakan budaya tradisional setiap negara untuk mendidik, menipu, dan merusak manusia, menyebabkan manusia jatuh dan ditelan oleh jurang kebinasaan yang tak berdasar, dan pada akhirnya manusia dimusnahkan oleh Tuhan karena mereka melayani Iblis dan menentang Tuhan. Bayangkan menanyakan pertanyaan berikut ini kepada seseorang yang telah aktif hidup bermasyarakat selama puluhan tahun, 'Berhubung engkau telah hidup di dunia begitu lama dan mencapai begitu banyak, pepatah utama apa yang engkau pegang?' Dia mungkin berkata, 'Pepatah yang paling penting adalah "Para pejabat tidak akan mempersulit orang yang banyak memberi hadiah; orang tidak akan mencapai apa pun tanpa menjilat dan merayu"'. Bukankah kata-kata ini merepresentasikan natur orang itu? Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan telah menjadi naturnya, menjadi pejabat dan kesuksesan karier adalah hidupnya. Masih ada banyak racun iblis dalam hidup manusia, dalam perilaku dan perbuatannya; mereka sama sekali tidak memiliki kebenaran. Sebagai contoh, falsafah hidup mereka, cara-cara mereka melakukan segala sesuatu, dan pepatah keberhasilan mereka semuanya dipenuhi dengan racun si naga merah yang sangat besar, dan semuanya berasal dari Iblis. Dengan demikian, segala sesuatu yang mengalir dalam tulang dan darah manusia adalah hal-hal yang berasal dari Iblis. ... Manusia telah dirusak terlalu dalam oleh Iblis. Racun Iblis mengalir dalam darah setiap orang, dan dapat dilihat bahwa natur manusia itu rusak, jahat dan reaksioner, dipenuhi dan dibenamkan dalam falsafah Iblis—secara keseluruhan, itu merupakan natur yang mengkhianati Tuhan. Inilah sebabnya manusia menentang dan berlawanan dengan Tuhan" ("Cara Mengenal Natur Manusia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Saat aku membaca firman Tuhan, aku menyadari, alasan aku tidak berani menghadapi pemimpin palsu dan antikristus adalah karena naturku penuh dengan hukum logika iblis dan falsafah hidup seperti "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri," "Makin sedikit masalah, makin baik," dan "Tetaplah diam untuk melindungi diri sendiri dan berusahalah agar tidak disalahkan." Ada juga "Setiap orang membersihkan salju dari ambang pintu rumah mereka masing-masing; mereka tidak peduli dengan salju di atap tetangganya." Karena aku hidup menurut racun iblis ini, aku menjadi sangat egois, hina, pengecut, dan curang. Dalam segala sesuatu, hal pertama yang kupikirkan adalah keuntungan dan kerugianku sendiri. Aku teringat bagaimana, ketika aku pertama kali ingin melaporkan Saudari Li, aku tidak berani melakukannya karena aku ingin melindungi diriku sendiri. Sekarang, Saudari Li membentuk kelompok tertutup di gereja untuk memperebutkan kekuasaan serta mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, dan aku tetap tidak memiliki keberanian untuk berdiri dan menerapkan kebenaran. Aku bersembunyi seperti kura-kura yang memasukkan kepalanya ke dalam tempurung, takut bahwa saat aku memperlihatkan kepalaku, aku akan dihukum jika aku ditemukan oleh pemimpin palsu dan antikristus. Kehendak Tuhan adalah agar jenis iblis dan setan antikristus yang bersaing untuk memperoleh ketenaran dan kekayaan serta mengganggu pekerjaan gereja ini dikeluarkan dari gereja agar umat pilihan Tuhan terlindungi dari tipu daya dan pekerjaan gereja tidak akan terganggu. Namun, aku selalu terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu. Tak satu pun dari kekhawatiranku adalah memikirkan kehendak Tuhan. Aku hanya memikirkan bagaimana mencegah agar kepentinganku sendiri tidak dirugikan. Aku sangat egois dan hina! Secara pengakuan, aku percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan, tetapi sama sekali tidak ada tempat bagi Tuhan di hatiku. Aku bahkan memandang rumah Tuhan sebagai masyarakat, sebagai tempat tanpa keadilan atau kebenaran di mana aku harus selalu berhati-hati dan belajar melindungi diriku sendiri, kalau tidak, aku menanggung risiko ditekan dan dihukum, itulah sebabnya aku memilih untuk menggunakan falsafah Iblis untuk melindungi diriku sendiri. Namun, sudut pandang itu tak lain adalah penghujatan! Firman Tuhan berkata: "Orang Jahat Pasti akan Dihukum" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang Jahat Pasti akan Dihukum"). Firman Tuhan adalah kebenaran dan bukti nyata pekerjaan Tuhan. Mengingat kembali hal ini lebih dari setengah tahun, aku juga telah melihat contoh nyata dari pemimpin palsu dan antikristus yang diganti dan dikeluarkan. Bukankah ini keadilan Tuhan? Namun, pada saat itu, aku sama sekali buta. Aku hanya memikirkan kepentinganku sendiri. Aku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak percaya pada firman Tuhan, kesetiaan-Nya, atau keadilan-Nya. Aku bahkan melihat Tuhan dari sudut pandang orang-orang tidak percaya. Aku menyadari bahwa aku hanyalah orang tidak percaya, dan yang kulakukan menyinggung watak Tuhan. Jika aku terus hidup menurut falsafah dan hukum iblis ini, tidak mengejar perubahan watak, dan tidak menerapkan kebenaran, pada akhirnya aku akan dikutuk dan disingkirkan oleh Tuhan. Ketika aku memikirkan hal-hal ini, aku menyadari bahwa aku harus melakukan tugas dan tanggung jawabku sepenuhnya, dan sekalipun suatu hari aku ditekan atau dikeluarkan oleh para pemimpin palsu dan antikristus, akan ada pelajaran yang dapat kupetik dan ada maksud baik Tuhan di dalamnya. Begitu aku memahami hal ini, dengan semangat kejujuran, aku menandatangani surat laporan tersebut. Pada saat itu, aku merasa aman dan damai, dan juga ada rasa bangga. Aku merasa akhirnya aku berani berdiri dan menjadi orang yang baik.

Sekitar sebulan kemudian, kabar baik yang kami tunggu akhirnya datang. Saudari Li telah melakukan begitu banyak perbuatan jahat dan menolak untuk berubah, jadi dia ditetapkan sebagai antikristus dan dikeluarkan sepenuhnya dari gereja. Para pelaku kejahatan yang mengikuti Saudari Li dalam perbuatan jahatnya dan mengganggu pekerjaan gereja juga dikeluarkan. Beberapa orang yang menunjukkan tanda-tanda pertobatan tidak digolongkan sebagai pelaku kejahatan, dan diizinkan untuk tinggal di gereja dan diberi kesempatan untuk bertobat. Kekacauan yang telah berlangsung selama beberapa bulan akhirnya berakhir, dan kehidupan bergereja kembali normal Aku sangat senang melihat hasil ini, tetapi aku juga merasakan penyesalan, karena dalam hal melaporkan pemimpin palsu dan antikristus, aku gagal untuk benar-benar bersaksi. Yang tersingkap dalam diriku hanyalah watak jahat yang licik, keegoisan dan kehinaan, serta keinginanku untuk melindungi diriku sendiri. Aku bahkan meragukan keadilan Tuhan dan aturan kebenaran di rumah Tuhan. Sebagian besar dari diriku masih merupakan orang tidak percaya. Aku menyadari bahwa aku sangat rusak dan aku berutang banyak kepada Tuhan. Jadi, aku bersumpah bahwa lain kali jika hal seperti ini terjadi lagi, aku akan berdiri di pihak Tuhan.

Aku terkejut ketika, empat tahun kemudian, hal yang serupa terjadi lagi. Para pemimpin gerejaku, Saudara Wang dan dua orang lainnya, karena mereka mengkhotbahkan huruf-huruf yang tertulis dan doktrin serta tidak melakukan pekerjaan nyata, ditetapkan sebagai pemimpin palsu dan diberhentikan, dan rumah Tuhan untuk sementara mengutus dua pemimpin ke gereja kami untuk mengambil alih. Ketika dua saudari ini datang, Saudara Wang berkata gereja kami tidak menerima "sumbangan amal". Itu berarti dia tidak menerima dua saudari yang dipindahkan dari luar untuk menjadi pemimpin kami dan dia ingin mengambil kembali kekuasaan. Dia dan beberapa diaken gereja mulai mencari-cari alasan untuk menyerang dua pemimpin baru tersebut, dan membujuk saudara-saudari lainnya untuk mendukung mereka dan menulis surat laporan mengenai para pemimpin baru itu. Kemudian, mereka juga memintaku untuk membantu melaporkan para pemimpin baru tersebut. Saat itu, ketika aku membaca surat laporan yang mereka tulis, aku melihat bahwa beberapa bukti yang mereka sebut perbuatan jahat yang ada di laporan itu sebenarnya hanyalah contoh normal dari penyingkapan kerusakan, sama sekali bukan perbuatan jahat, pada beberapa bukti, hal itu sangat dibesar-besarkan dan beberapa bukti adalah tuduhan palsu dan kebohongan yang memutarbalikkan fakta. Kecaman mereka dalam surat itu terlalu berlebihan, tak beralasan, dan kejam. Saat itulah aku menyadari, tujuan sebenarnya dari surat laporan mereka bukanlah untuk melindungi pekerjaan rumah Tuhan, menyingkirkan pemimpin palsu, atau melindungi umat pilihan Tuhan, tetapi untuk merebut kekuasaan, mengambil kembali kedudukan mereka sebagai pemimpin gereja, mengendalikan gereja, dan mengendalikan umat pilihan Tuhan. Setelah itu, berdasarkan prinsip-prinsip mengenali antikristus, aku meyakini bahwa mereka adalah antikristus. Awalnya, aku ingin menghindari masalah ini, karena selain para pemimpin yang diganti, orang lainnya yang dilaporkan dalam surat laporan tersebut saat ini melayani sebagai diaken dan pemimpin kelompok, sementara aku hanyalah orang percaya biasa tanpa status, jadi ini bukanlah orang-orang yang bisa kusinggung. Namun, saat aku mengingat bagaimana Saudari Li dilaporkan dan disingkirkan beberapa tahun sebelumnya, dan bagaimana aku tidak memiliki kesaksian yang nyata, aku memutuskan untuk tidak bersembunyi atau mundur lagi. Jadi, aku bersekutu dengan saudara-saudari di sekitarku sehingga mereka dapat dengan jelas memahami tujuan dan maksud sebenarnya dari orang-orang yang menulis surat laporan ini dan memiliki kepekaan tentang mereka. Setelah itu, aku menyingkapkan perbuatan jahat yang mereka lakukan untuk memperebutkan kekuasaan dan melaporkan mereka ke rumah Tuhan. Setelah itu, rumah Tuhan menyelidiki dan memverifikasi situasinya, meyakini bahwa orang-orang ini adalah antikristus dan mengeluarkan mereka dari gereja. Ketika aku melihat bahwa pemberitahuan tentang dikeluarkannya kelompok antikristus ini berisi beberapa bukti yang kuberikan, aku sangat senang, dan juga terhibur. Aku merasa terhormat karena telah memenuhi tanggung jawabku dalam masalah ini.

Tuhan mengatur pemimpin palsu dan antikristus sehingga kita dapat mengembangkan kepekaan. Begitu kita memahami dengan jelas bagaimana cara para pemimpin palsu dan antikristus menipu orang lain untuk memperebutkan kekuasaan, bagaimana mereka mengganggu dan merusak pekerjaan rumah Tuhan, dan bagaimana, selangkah demi selangkah, mereka disingkapkan dan dikeluarkan, kita memperoleh sedikit pengetahuan tentang watak benar Tuhan, kita melihat bagaimana rumah Tuhan diperintah oleh Kristus dan kebenaran, kita melihat bahwa keadilan dan kekudusan Tuhan tidak menoleransi pelanggaran, dan kita memunculkan hati yang takut akan Tuhan. Pengalaman kegagalan mereka juga menjadi peringatan bagi kita untuk tidak mengikuti jalan antikristus, tetapi yang lebih penting, ketika para pemimpin palsu dan antikristus muncul, kita harus menerapkan kebenaran dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait