Firman Tuhan Harian: Tiga Tahap Pekerjaan | Kutipan 23

13 Maret 2021

Meskipun Yesus sama sekali tanpa emosi ketika Ia berinkarnasi, Ia selalu menghibur murid-murid-Nya, memenuhi kebutuhan mereka, membantu dan menopang mereka. Betapa pun banyak pekerjaan yang dilakukan-Nya atau penderitaan yang dialami-Nya, Ia tidak pernah menuntut orang secara berlebihan. Namun, Ia selalu sabar dan menahan diri terhadap dosa-dosa mereka, sehingga orang-orang pada Zaman Kasih Karunia dengan penuh kasih menyebut-Nya "Yesus Juru Selamat yang baik". Kepada orang-orang pada zaman itu—kepada semua orang—Yesus hanya menunjukkan belas kasihan dan kasih setia saja. Ia tidak pernah mengingat pelanggaran orang dan Ia tidak memperlakukan mereka berdasarkan pelanggaran mereka. Karena masa itu adalah zaman yang berbeda, Ia sering menganugerahkan makanan dan minuman yang berlimpah, sehingga orang-orang bisa menjadi kenyang. Ia memperlakukan semua pengikut-Nya dengan kasih karunia, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan, membangkitkan orang mati. Agar orang-orang percaya kepada-Nya dan melihat bahwa semua perbuatan-Nya itu dilakukan dengan tulus dan sepenuh hati, Ia bahkan membangkitkan kembali mayat yang telah membusuk, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa di tangan-Nya, orang mati pun dapat hidup kembali. Dengan cara ini, Ia bertahan tanpa berbicara dan melakukan pekerjaan penebusan-Nya di tengah-tengah mereka. Bahkan sebelum dipakukan di kayu salib, Yesus telah menanggung dosa umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia. Bahkan sebelum disalibkan, Ia telah membuka jalan ke kayu salib untuk menebus umat manusia. Akhirnya Ia disalibkan, mengorbankan diri-Nya demi salib, dan Ia menganugerahkan semua belas kasihan, kasih setia, dan kekudusan-Nya kepada umat manusia. Terhadap manusia, Ia selalu panjang sabar, tidak pernah mendendam, malah mengampuni dosa-dosa mereka, mendorong mereka terhadap pertobatan, dan mengajar mereka untuk bersabar, menahan diri, dan mengasihi, serta mengikuti jejak langkah-Nya dan mengorbankan diri mereka demi salib. Kasih-Nya kepada saudara-saudari sekalian melebihi kasih-Nya kepada Maria. Pekerjaan yang Ia lakukan pada prinsipnya menyembuhkan orang-orang dan mengusir setan-setan, semua demi penebusan-Nya. Ke mana pun Ia pergi, Ia memperlakukan semua orang yang mengikuti-Nya dengan kasih karunia. Ia membuat orang miskin menjadi kaya, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan orang tuli mendengar. Ia bahkan mengundang orang-orang yang paling hina, yang miskin, orang-orang berdosa, untuk duduk semeja dengan-Nya. Ia tidak pernah mengabaikan mereka, tetapi selalu bersabar, dan bahkan berkata, "Jika seorang gembala mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, pastilah dia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor itu untuk pergi mencari yang sesat itu, dan ketika dia menemukannya, dia akan sangat bersukacita." Ia mencintai para pengikut-Nya seperti induk domba mencintai anak-anaknya. Meskipun mereka bodoh dan bebal, dan berdosa di mata-Nya, bahkan merupakan anggota masyarakat yang paling rendah, Ia menganggap orang-orang berdosa ini—yang dihina orang lain—sebagai jantung hati-Nya. Karena kasih-Nya pada mereka, Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka, seperti seekor domba dipersembahkan di atas mezbah. Ia hilir-mudik di antara mereka bagaikan pelayan mereka saja, membiarkan mereka memanfaatkan dan membantai-Nya, menyerahkan diri-Nya kepada mereka tanpa syarat. Bagi para pengikut-Nya, Ia adalah Yesus Juru Selamat yang baik. Namun, terhadap orang-orang Farisi yang mengajari orang demi mencari kehormatan, Ia tidak menunjukkan belas kasihan dan kasih setia, melainkan kebencian dan kemarahan. Ia tidak banyak melakukan pekerjaan di antara orang-orang Farisi, hanya kadang-kadang mengajari dan menegur mereka. Ia tidak banyak melakukan pekerjaan penebusan di antara mereka ataupun melakukan tanda-tanda dan mukjizat. Ia menganugerahkan semua belas kasihan dan kasih setia-Nya kepada para pengikut-Nya, bertahan demi orang-orang berdosa ini sampai kesudahannya, ketika Ia disalibkan. Ia menanggung setiap penghinaan sampai telah sepenuhnya menebus semua umat manusia. Inilah seluruh pekerjaan yang dilakukan-Nya.

Tanpa penebusan Yesus, umat manusia selamanya akan hidup dalam dosa, dan menjadi anak-anak dosa, keturunan setan-setan. Jika terus begitu, seluruh bumi akan menjadi rumah tumpangan Iblis, tempat kediamannya. Namun, pekerjaan penebusan hanya dapat dilakukan dengan menunjukkan belas kasihan dan kasih setia kepada umat manusia. Hanya dengan cara ini manusia dapat menerima pengampunan dan akhirnya mendapatkan hak untuk dilengkapi dan dimenangkan sepenuhnya. Tanpa tahap kerja ini, rencana pengelolaan enam ribu tahun tidak akan dapat bergerak maju. Jika Yesus tidak disalibkan, jika Ia hanya menyembuhkan orang-orang dan mengusir setan-setan yang merasuki mereka, maka dosa-dosa orang tidak dapat diampuni sepenuhnya. Dalam kurun tiga setengah tahun Yesus melakukan pekerjaan-Nya di bumi, Ia hanya menyelesaikan separuh saja dari pekerjaan penebusan-Nya. Kemudian, dengan disalibkan dan menjadi serupa dengan daging yang berdosa, serta diserahkan kepada si jahat, Ia menyelesaikan pekerjaan penyaliban dan menguasai takdir umat manusia. Ia barulah menebus umat manusia setelah diserahkan ke dalam tangan Iblis. Selama tiga puluh tiga setengah tahun Ia menderita di bumi, diolok-olok, difitnah, dan ditinggalkan, bahkan sampai tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya, tanpa tempat untuk beristirahat. Kemudian Ia disalibkan, dengan seluruh wujud-Nya—sebuah tubuh yang tak bernoda dan tak berdosa—disalibkan, dan mengalami segala macam penderitaan. Orang-orang yang berkuasa mengejek dan mencambuk-Nya, dan para tentara bahkan meludahi wajah-Nya. Namun, Ia tetap diam dan bertahan sampai akhir, menyerahkan diri-Nya tanpa syarat sampai mati, dan saat itulah Ia menebus semua umat manusia. Baru saat itulah Ia diizinkan untuk beristirahat. Pekerjaan yang Yesus lakukan hanya mewakili Zaman Kasih Karunia, tetapi tidak mewakili Zaman Hukum Taurat ataupun menggantikan pekerjaan pada akhir zaman. Inilah inti dari pekerjaan Yesus pada Zaman Kasih Karunia, zaman kedua yang telah dilalui umat manusia—yaitu Zaman Penebusan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan