Ujian bagi Keturunan Moab

19 Juni 2020

Oleh Saudari Zhuan Yi, Tiongkok

Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian. Sebenarnya, tahap ini merupakan tahap penaklukan dan juga tahap kedua penyelamatan. Manusia dijadikan milik Tuhan melalui penghakiman dan hajaran oleh firman. Melalui penggunaan firman untuk memurnikan, menghakimi dan menyingkapkan, semua ketidakmurnian, gagasan, motif dan harapan pribadi dalam hati manusia akan sepenuhnya tersingkap" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). "Sekarang ini, bekerja dalam diri keturunan Moab berarti menyelamatkan mereka yang telah jatuh ke kegelapan yang paling pekat. Meskipun mereka dikutuk, Tuhan bersedia mendapatkan kemuliaan dari mereka, karena pada mulanya, mereka semua adalah kaum yang tidak memiliki Tuhan dalam hati mereka; hanya dengan membuat mereka, orang-orang yang tidak memiliki Tuhan dalam hatinya, menjadi taat dan mengasihi-Nya, inilah penaklukan yang sesungguhnya, dan hasil dari pekerjaan seperti ini adalah buah yang paling berharga dan paling meyakinkan. Hanya inilah yang dimaksud dengan memperoleh kemuliaan—inilah kemuliaan yang ingin Tuhan dapatkan di akhir zaman. Walaupun orang-orang ini berkedudukan rendah, jika mereka sekarang dapat memperoleh keselamatan yang demikian besar, itu benar-benar merupakan peninggian dari Tuhan. Pekerjaan ini sangat berarti, dan melalui penghakimanlah Dia mendapatkan orang-orang ini. Dia tidak berniat menghukum orang-orang ini, melainkan menyelamatkan mereka. Jika pada akhir zaman Dia masih melakukan pekerjaan penaklukan di Israel, itu tidak ada nilainya atau memiliki makna penting apa pun, dan Dia tidak akan bisa mendapatkan semua kemuliaan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab"). Mendengarkan firman dari Tuhan ini membuatku teringat dengan ujianku sebagai keturunan Moab.

Aku ingat pada tahun 1993, Tuhan Yang Mahakuasa menyampaikan Kebenaran Sesungguhnya di Balik Karya Penaklukan (2) dan Esensi dan Identitas Manusia. Dia menyingkapkan bahwa di Tiongkok, umat pilihan Tuhan semuanya adalah keturunan Moab. Aku membaca firman Tuhan ini pada saat itu: "Keturunan Moab adalah yang paling rendah dari semua bangsa di dunia. Sebagian orang bertanya, 'Bukankah keturunan Ham yang paling rendah dari semua bangsa?' Keturunan si naga merah yang sangat besar dan keturunan Ham berbeda dalam hal signifikansi yang direpresentasikannya, dan keturunan Ham adalah masalah yang berbeda: bagaimanapun mereka dikutuk, mereka masih keturunan Nuh; sementara itu, asal-usul Moab tidak murni: Moab berasal dari perzinaan, dan di sinilah letak perbedaannya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (2)"). "Mereka yang Kuselamatkan adalah manusia-manusia yang telah sejak lama Kutetapkan sejak semula dan telah Kutebus, sedangkan engkau semua adalah jiwa-jiwa malang yang telah ditempatkan di tengah manusia sebagai pengecualian dari aturan. Engkau semua harus tahu bahwa tempatmu bukanlah di kediaman Daud atau Yakub, melainkan di kediaman Moab, yang penghuninya adalah mereka yang berasal dari suku-suku bangsa non Yahudi. Karena Aku tidak mengadakan perjanjian denganmu, melainkan hanya melakukan pekerjaan, dan berfirman di antaramu, dan memimpinmu. Darah-Ku tidak ditumpahkan bagimu; Aku hanya melakukan pekerjaan-Ku di tengah-tengahmu demi kesaksian-Ku. Tidakkah engkau semua mengetahui hal ini?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi dan Identitas Manusia"). Aku sangat terkejut. Aku bertanya-tanya, "Apakah kami keturunan Moab? Apakah ini benar? Moab lahir dari Lot dan putrinya. Dia adalah hasil dari perzinahan, bukan dari persetubuhan yang wajar, jadi bagaimana mungkin kami bisa menjadi keturunannya? Dalam kepercayaanku kepada Tuhan, mereka biasa mengatakan bahwa kami adalah keturunan Israel, bahwa kami berasal dari keluarga Yakub. Kalau begitu, mengapa Tuhan mengatakan bahwa kami adalah keturunan Moab?" Aku benar-benar tidak bisa menerima ini, tetapi kemudian kupikir, "Semua firman Tuhan adalah kebenaran dan Dia hanya mengungkapkan fakta. Itu tidak mungkin salah! Mengapa aku keturunan Moab, dan mengapa aku lahir di Tiongkok?" Kupikir sebagai salah seorang dari yang pertama kali mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, menjadi di antara yang pertama yang mengalami pekerjaan penghakiman dan penahiran Tuhan pada akhir zaman, dan sebagai seseorang yang akan dijadikan pemenang, menjadi contoh orang percaya sebelum datangnya bencana, statusku seharusnya lebih tinggi daripada umat pilihan Tuhan di negara lain mana pun. Namun di luar dugaanku, aku adalah keturunan Moab, dan selain paling dikutuk oleh Tuhan, aku adalah hasil dari perzinahan. Statusku paling rendah, yang paling hina dari semua umat manusia. Apa yang akan orang tidak percaya pikirkan tentang diriku jika mereka mengetahui hal itu? Apa yang akan dikatakan anggota keluargaku yang tidak percaya? Aku telah meninggalkan rumah dan karierku demi kepercayaanku, menderita dan mengorbankan diriku sendiri, tetapi pada akhirnya aku hanyalah keturunan Moab. Ini adalah hal yang rendah dan memalukan. Aku merasa aku harus menderita dalam kesunyian. Selama masa itu, saat aku berpikir tentang menjadi keturunan Moab, hasil dari perzinahan, aku merasa sangat malu dan tidak sanggup memperlihatkan wajahku. Aku tinggal di rumah selama berhari-hari, tidak bisa makan atau tidur, dan sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan apa pun di rumah. Dalam hatiku, aku terus-menerus mengeluh, "Bagaimana mungkin aku bisa menjadi salah seorang keturunan Moab? Bagaimana mungkin warisan dan statusku bisa begitu rendah?" Aku bagaikan seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang kaya, sangat bangga, mengira aku adalah keturunan bangsawan, tetapi kemudian suatu hari aku mengetahui bahwa aku telah diambil dari ampas, dan sama sekali bukan berasal dari garis keturunan bangsawan. Aku merasakan gejolak kesedihan, ketidakberdayaan, dan kekecewaan di batinku dan aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku penuh dengan ketidakpuasan, kenegatifan, dan kesalahpahaman. Kupikir sebagai keturunan Moab, aku dikutuk, dan Tuhan tidak akan pernah menyelamatkan diriku. Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa diperlakukan tidak adil. Sepertinya ada beban yang sangat besar menekan dadaku, dan aku hampir tak bisa bernapas. Aku suka secara diam-diam menangis sendirian di kamar mandi ... Semua orang menderita pada saat itu. Beberapa orang menangis setiap kali hal itu dibicarakan.

Tepat saat kami sedang menderita dalam siksaan ini, Tuhan Yang Mahakuasa menyampaikan firman-Nya tentang Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab, menyingkapkan keadaan kami dan memberitahukan kehendak-Nya kepada kami. Aku membaca firman dari Tuhan ini: "Pada awalnya, ketika Aku memberimu kedudukan sebagai umat Tuhan, engkau melompat-lompat dengan kegirangan melebihi siapa pun. Namun bagaimana sikapmu segera setelah Aku mengatakan bahwa engkau keturunan Moab? Engkau semua langsung hancur berantakan! Mana tingkat pertumbuhanmu? Pemahamanmu mengenai kedudukan terlalu kuat! ... Penderitaan macam apa yang sudah pernah engkau alami, sehingga engkau merasa diperlakukan begitu tidak adil? Engkau mengira bahwa setelah Tuhan menyiksamu sampai tingkat tertentu, Dia akan bahagia, seolah-olah Tuhan sengaja datang untuk menghukummu, dan setelah menghukum dan memusnahkanmu, pekerjaan-Nya akan selesai. Apakah itu yang Aku katakan? Bukankah engkau berpikir seperti ini karena kebutaanmu? Apakah engkau sendiri tidak berusaha untuk berbuat baik, atau Akulah yang sengaja mengutukmu? Aku tidak pernah melakukan itu—itu adalah sesuatu yang engkau bayangkan sendiri. Aku tidak pernah bekerja seperti itu, dan juga Aku tidak punya niat seperti itu. Jika Aku benar-benar ingin memusnahkanmu, apa perlunya Aku menjalani kesukaran sedemikian rupa? Jika Aku benar-benar ingin memusnahkanmu, apakah Aku perlu berbicara denganmu dengan sungguh-sungguh? Inilah kehendak-Ku: saat ketika Aku telah menyelamatkanmu adalah saat ketika Aku dapat beristirahat. Semakin rendah seseorang, semakin mereka menjadi objek penyelamatan-Ku. Semakin engkau dapat masuk secara proaktif, Aku semakin bahagia. Semakin engkau hancur berantakan, Aku semakin marah. Engkau selalu ingin melenggang naik takhta—Kuberi tahu engkau semua, itu bukan jalan untuk menyelamatkanmu dari kenajisan. Khayalan duduk di atas takhta tidak bisa menyempurnakanmu; itu tidak realistis" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab"). Aku merasa sangat bersalah ketika membaca firman Tuhan ini. Aku teringat tentang bagaimana sebelumnya, ketika Tuhan berkata kami akan menjadi umat kerajaan dan bahwa kami akan dijadikan pemenang, dijadikan contoh, aku menjadi congkak dan tidak mengenal diriku sendiri, yakin bahwa karena aku adalah salah seorang yang pertama kali menerima penghakiman dan hajaran Tuhan dan berada di antara umat yang pertama kali akan disempurnakan, aku pasti memiliki status yang lebih tinggi daripada umat pilihan Tuhan dari negara lain mana pun. Aku sangat congkak, sangat bangga dengan diriku sendiri. Ketika Tuhan menyingkapkan kami sebagai keturunan Moab, aku menyadari bahwa aku memiliki kelahiran dan status yang rendah, dan bahwa aku dikutuk oleh Tuhan. Kupikir Tuhan tidak akan pernah menyelamatkanku, jadi aku jatuh ke dalam kenegatifan dan tak mampu keluar dari kenegatifanku. Aku menyadari keinginanku akan status terlalu kuat, dan tingkat pertumbuhanku terlalu rendah. Padahal, meskipun Tuhan menyingkapkan kami sebagai keturunan Moab, Dia tidak pernah berkata bahwa Dia tidak akan menyelamatkan kami. Lagi pula, Dia menjadi daging di negara si naga merah yang sangat besar, dan mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi, menghajar, menyirami, dan membekali kami sehingga kami, orang yang paling kotor dan rusak, dapat memiliki kesempatan untuk diselamatkan oleh Tuhan. Maksud baik Tuhan ada di balik semua itu! Namun aku tidak mengerti kehendak Tuhan. Kupikir sebagai keturunan Moab, orang yang sekotor dan serendah diriku pasti paling dibenci Tuhan, bahwa tidak mungkin Dia akan menyelamatkan diriku. Aku salah paham dan mengeluh, menjadi negatif dan menentang Tuhan. Aku sangat keterlaluan! Tak lama setelah itu aku membaca firman Tuhan ini: "Bahkan seandainya Aku tidak memandangmu sebagai keturunan Moab, apakah naturmu atau tempat kelahiranmu bernilai paling tinggi? Bahkan seandainya Aku tidak memandangmu sebagai keturunannya, bukankah engkau semua memang sepenuhnya keturunan Moab? Dapatkah kebenaran fakta diubah? Apakah mengungkapkan naturmu sekarang bertentangan dengan kebenaran fakta? Lihatlah ketundukanmu, hidupmu, dan karaktermu—tidakkah engkau tahu bahwa engkau adalah yang terendah dari yang paling rendah di antara umat manusia? Apa yang hendak kaubanggakan? Lihatlah kedudukanmu di masyarakat. Bukankah engkau berada di tingkat terendah? Apa menurutmu Aku telah salah bicara? Abraham mempersembahkan Ishak—apa yang telah engkau persembahkan? Ayub mempersembahkan segalanya. Apa yang telah engkau persembahkan? Begitu banyak orang telah menyerahkan nyawa mereka, memberikan kepala mereka, menumpahkan darah mereka untuk mencari jalan yang benar. Sudahkah engkau membayar harga itu? Sebagai perbandingan, engkau sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menikmati kasih karunia yang demikian besar. Jadi apakah engkau tersinggung jika sekarang dikatakan bahwa engkau keturunan Moab? Jangan menganggap dirimu terlalu tinggi. Engkau tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan. Keselamatan yang demikian besar, kasih karunia yang demikian besar, diberikan kepadamu dengan gratis. Engkau tidak mengorbankan apa pun, tetapi menikmati kasih karunia dengan gratis. Apakah engkau tidak merasa malu?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab"). Setiap pertanyaan Tuhan mengetuk pintu hatiku. Aku sangat malu, sangat malu sekali! Aku teringat dengan orang-orang kudus di sepanjang abad—mereka setia dan taat kepada Tuhan, dan tidak pernah menyalahkan Dia ketika menjalani ujian yang berat. Mereka menjadi kesaksian bagi Tuhan dan memperoleh perkenanan dan berkat-Nya. Abraham menaati perintah Tuhan, mempersembahkan Ishak, anak kesayangannya, kepada Tuhan. Dia tidak menegosiasikan syarat apa pun atau berusaha berdebat dengan Tuhan, tetapi hanya sepenuhnya taat. Dan ketika Ayub mengalami ujian yang berat, kehilangan seluruh hartanya dan semua anaknya, tubuhnya dipenuhi dengan bisul, dia tetap memuji Tuhan, berkata, "Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" (Ayub 1:21). Namun aku dilahirkan di negara si naga merah yang sangat besar, dididik dalam ateisme, evolusi, dan materialisme sejak kecil. Aku tidak pernah tahu Tuhan itu ada, apa lagi mengetahui bagaimana menyembah Dia. Kepercayaanku hanyalah demi mendapatkan anugerah dan berkat Tuhan, sehingga nantinya aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga dan memiliki tempat tujuan yang baik. Saat diperhadapkan dengan ujian, tidak memiliki status dan tidak mendapatkan berkat apa pun, aku hanya salah paham dan mengeluh, menjadi negatif dan menentang Tuhan. Aku tidak benar-benar taat, dan aku tidak memperlakukan Dia sebagai Tuhan. Di sepanjang tahun-tahun kepercayaanku itu, aku telah menikmati makanan Firman Tuhan dengan bebas, dan bimbingan langkah per langkah dari pekerjaan Tuhan. Aku bukan saja tidak melakukan tugasku dengan baik untuk membalas kasih-Nya, tetapi yang kuberikan kepada-Nya malah kesalahpahaman dan keluhan, pemberontakan dan penentangan. Orang percaya macam apa aku ini? Meskipun demikian, aku menganggap diriku sebagai biji mata Tuhan, sebagai seseorang yang penting bagi-Nya, dan kupikir aku akan memiliki status yang lebih tinggi daripada umat pilihan Tuhan di mana pun, bahwa aku pasti paling memenuhi syarat untuk menerima upah dan berkat Tuhan. Aku sangat congkak sehingga aku merasa hebat. Aku sama sekali tidak memiliki kesadaran diri! Jika Tuhan tidak menyingkapkan asal usulku yang kotor dan rendah, aku akan tetap menyangka bahwa aku berasal dari salah satu 12 suku Yakub, bahwa aku adalah keturunan Israel, keturunan Daud. Aku benar-benar tak tahu malu! Sekarang aku tahu identitas dan statusku, jadi aku tidak lagi menonjolkan diriku. Aku tidak bersikap kurang ajar seperti sebelumnya. Aku juga telah memahami beberapa hal di hadapan Tuhan. Ini adalah penyelamatan Tuhan untukku! Aku seharusnya tidak menyimpan tuntutan yang berlebihan terhadap Tuhan, dan bahkan jika aku tidak mendapatkan kesudahan atau tempat tujuan yang baik pada akhirnya, aku akan tetap tunduk pada apa yang Tuhan atur dan memuji keadilan-Nya.

Belakangan, aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa lebih lanjut dan semakin memahami makna penting pekerjaan Tuhan terhadap keturunan Moab. Aku menyadari bahwa inilah yang firman Tuhan katakan. "Sekarang ini, bekerja dalam diri keturunan Moab berarti menyelamatkan mereka yang telah jatuh ke kegelapan yang paling pekat. Meskipun mereka dikutuk, Tuhan bersedia mendapatkan kemuliaan dari mereka, karena pada mulanya, mereka semua adalah kaum yang tidak memiliki Tuhan dalam hati mereka; hanya dengan membuat mereka, orang-orang yang tidak memiliki Tuhan dalam hatinya, menjadi taat dan mengasihi-Nya, inilah penaklukan yang sesungguhnya, dan hasil dari pekerjaan seperti ini adalah buah yang paling berharga dan paling meyakinkan. Hanya inilah yang dimaksud dengan memperoleh kemuliaan—inilah kemuliaan yang ingin Tuhan dapatkan di akhir zaman. Walaupun orang-orang ini berkedudukan rendah, jika mereka sekarang dapat memperoleh keselamatan yang demikian besar, itu benar-benar merupakan peninggian dari Tuhan. Pekerjaan ini sangat berarti, dan melalui penghakimanlah Dia mendapatkan orang-orang ini. Dia tidak berniat menghukum orang-orang ini, melainkan menyelamatkan mereka. Jika pada akhir zaman Dia masih melakukan pekerjaan penaklukan di Israel, itu tidak ada nilainya atau memiliki makna penting apa pun, dan Dia tidak akan bisa mendapatkan semua kemuliaan. ... Bekerja dalam dirimu sekarang, para keturunan Moab, bukanlah untuk mempermalukanmu, melainkan untuk mengungkapkan makna penting dari pekerjaan itu. Bagimu, ini adalah peninggian yang luar biasa. Jika orang memiliki nalar dan wawasan, mereka akan berkata: 'Aku keturunan Moab, benar-benar tidak layak mendapat peninggian luar biasa dari Tuhan hari ini, atau berkat yang sedemikian luar biasa. Menurut apa yang kulakukan dan kukatakan, dan berdasarkan status dan nilaiku, aku sama sekali tidak layak mendapat berkat besar seperti ini dari Tuhan. Orang Israel sangat mengasihi Tuhan, dan kasih karunia yang mereka nikmati dianugerahkan kepada mereka oleh-Nya, tetapi status mereka jauh lebih tinggi daripada status kami. Abraham sangat mengabdi kepada Yahweh, dan Petrus sangat mengabdi kepada Yesus—pengabdian mereka ratusan kali melebihi pengabdian kami. Berdasarkan perbuatan kami, kami sama sekali tidak layak untuk menikmati kasih karunia Tuhan'" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab"). "Keturunan Moab dikutuk, dan mereka dilahirkan di negara yang terbelakang ini; tak diragukan lagi, dari semua orang yang berada di bawah pengaruh kegelapan, keturunan Moab memiliki status terendah. Karena orang-orang ini sampai sekarang telah berada pada status terendah, pekerjaan yang dilakukan di antara mereka adalah pekerjaan yang paling mampu untuk menghancurkan pemahaman manusia, dan juga merupakan pekerjaan yang paling bermanfaat bagi seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan. Melakukan pekerjaan seperti itu di antara orang-orang ini merupakan cara yang terbaik untuk menghancurkan pemahaman manusia, dan dengan pekerjaan ini, Tuhan memulai sebuah zaman; dengan pekerjaan ini, Dia menghancurkan seluruh pemahaman manusia; dengan pekerjaan ini, Dia mengakhiri pekerjaan di seluruh Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pertama-Nya dilaksanakan di Yudea, di dalam lingkup Israel; di antara bangsa-bangsa lain, Dia tidak melakukan pekerjaan apa pun untuk memulai zaman baru. Tahap akhir pekerjaan itu tidak hanya dilaksanakan di antara bangsa-bangsa lain, tetapi terlebih lagi di antara orang-orang yang telah terkutuk. Satu poin ini merupakan bukti yang paling ampuh untuk mempermalukan Iblis, dan dengan demikian, Tuhan 'menjadi' Tuhan atas seluruh ciptaan di alam semesta, Tuhan atas segala sesuatu, objek penyembahan bagi segala yang bernapas" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Tuhan atas Seluruh Ciptaan"). Dahulu aku punya gagasan bahwa Tuhan telah menentukan siapa yang akan Dia selamatkan, bahwa mereka adalah umat pilihan-Nya, jadi karena orang Tiongkok adalah keturunan Moab, karena kita adalah yang terendah dari yang rendah, orang-orang yang paling tidak mengenal Tuhan, dan paling menentang Tuhan, dan kita dikutuk dan ditolak oleh Tuhan, Dia pasti tidak akan menyelamatkan kita. Namun sama sekali bukan itu yang Tuhan lakukan. Dia tidak meninggalkan kita karena kita rendah, dan Dia tidak menyerah untuk menyelamatkan kita karena kita kotor dan rusak. Sebaliknya, Dia secara pribadi menjadi daging, menanggung penghinaan dan penderitaan yang sangat besar untuk datang di antara kita, para keturunan Moab, untuk bekerja, menghakimi, menghajar, menguji, dan memurnikan kita berulang kali dengan firman-Nya. Itu semua dilakukan untuk menyucikan dan menyelamatkan kita. Betapa besarnya kasih Tuhan! Sama seperti Tuhan Yesus yang makan di meja yang sama dengan orang berdosa. Semakin kotor dan rendah diri kita, semakin kita melihat betapa besar kasih dan penyelamatan Tuhan. Pada akhirnya, Tuhan ingin menyelamatkan kita, orang yang telah rusak sedemikian dalamnya, orang yang paling kotor dan paling rendah, dari kekuatan gelap Iblis sehingga kita dapat menjadi kesaksian yang mulia bagi-Nya. Inilah yang akan membuat Iblis paling dipermalukan. Inilah makna pekerjaan Tuhan bagi keturunan Moab! Juga, pekerjaan Tuhan bagi keturunan Moab pada akhir zaman telah menghancurkan semua gagasan kita, memungkinkan kita untuk melihat bahwa Dia bukan saja Tuhan atas orang Israel, tetapi Dia juga Tuhan atas semua makhluk ciptaan. Dia tidak melihat kita dilahirkan sebagai siapa, di negara atau suku apa, entah kita orang Israel ataukah keturunan Moab, entah kita diberkati ataukah dikutuk oleh Tuhan. Selama kita adalah makhluk ciptaan, dan asalkan kita mengejar kebenaran dan tunduk pada pekerjaan Tuhan, kita dapat diselamatkan oleh Tuhan. Tuhan itu adil dan benar kepada setiap makhluk ciptaan, dan yang Dia anugerahkan kepada setiap orang adalah kesempatan untuk diselamatkan. Semakin aku merenungkan firman Tuhan, semakin aku merasakan betapa pentingnya pekerjaan Tuhan bagi keturunan Moab, dan betapa nyata kasih dan penyelamatan Tuhan bagi manusia yang rusak. Namun sayangnya, kualitasku sangat kurang dan pemahamanku tentang pekerjaan Tuhan terbatas. Aku hanya mampu membagikan sedikit perasaan dan pemahamanku, tetapi aku tidak mampu memberikan kesaksian yang baik. Aku benar-benar sangat berutang budi kepada Tuhan.

Mengingat hal itu kembali sekarang, melewati ujian sebagai keturunan Moab, meskipun aku sedikit menderita pada saat itu, aku jadi mengetahui identitas dan nilaiku sendiri. Aku mendapatkan sedikit pemahaman tentang pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dan watak-Nya yang benar, dan sejak saat itu aku tidak bersikap congkak dan berpuas diri. Aku mulai merasakan betapa rendah dan rusaknya diriku, bahwa aku tidak layak menerima kasih dan penyelamatan-Nya, dan aku tidak berani lagi mengajukan tuntutan yang berlebihan kepada-Nya. Bagaimanapun Tuhan memperlakukanku atau apa pun yang Dia atur, aku bersedia menerimanya dan tunduk. Aku hanya ingin dengan jujur menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan dan mengejar perubahan dalam watak hidupku. Bahkan sebagai keturunan Moab, aku tetap harus mengejar kebenaran dan menjadi kesaksian bagi Tuhan. Seperti lagu pujian: "Kami bukan orang Israel, tetapi keturunan Moab yang ditinggalkan, kami bukan Petrus, yang kualitasnya tidak mampu kami capai, atau Ayub, dan kami bahkan tidak bisa dibandingkan dengan tekad Paulus untuk menderita demi Tuhan dan mengabdikan dirinya kepada Tuhan, dan kami sangat terbelakang, dan dengan demikian, kami tidak memenuhi syarat untuk menikmati berkat Tuhan. Tuhan telah mengangkat kami saat ini; jadi kami harus memuaskan Tuhan, dan meskipun kami tidak memiliki cukup kualitas atau kelayakan, kami bersedia untuk memuaskan Tuhan—kami memiliki tekad ini. Kami adalah keturunan Moab, dan kami dikutuk. Ini ditetapkan oleh Tuhan, dan kami tidak mampu mengubahnya, tetapi hidup kami dan pengetahuan kami bisa berubah, dan kami bertekad untuk memuaskan Tuhan" ("Ketetapan Hati yang Harus Dimiliki Keturunan Moab" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru").

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait