Melaporkan Pemimpin Palsu: Perjuangan Pribadi

21 Januari 2022

Oleh Saudari Gan Xiao, Tiongkok

Pada bulan Agustus tahun lalu, aku dipindahkan ke gereja berbeda setelah diberhentikan dari tugasku. Aku perhatikan Saudara Liang datang terlambat satu jam ke pertemuan pertamaku di sana. Saudari Tan, pemimpin gereja, juga ada di sana. Aku berpikir, "Aku pernah mendengar saudara-saudari berkata Saudara Liang ceroboh dan bertindak seenaknya dalam tugas, dia juga selalu datang terlambat ke pertemuan. Dia sangat terlambat ke pertemuan hari ini, jadi Saudari Tan harus bersekutu dengannya tentang masalah ini." Namun, dia sangat santai tentang hal itu dan tidak mengatakan apa-apa. Selama pertemuan itu, seorang saudara lain berbicara tentang merasa dibatasi oleh uang dan tampak sangat sedih. Beberapa dari kami menemukan beberapa firman Tuhan, lalu menghubungkannya dengan pemahaman dan pengalaman kami, tetapi Saudari Tan, pemimpin gereja, tidak berbagi persekutuan sama sekali. Dia tidak mengambil tanggung jawab apa pun, justru bekerja asal-asalan tanpa membantu siapa pun dengan masalah mereka. Aku ingin menyebutkan itu kepadanya. Namun, kupikir karena ini pertemuan pertamaku di sana, aku mungkin tidak melihat secara keseluruhan, jadi aku harus menunggu dan melihat. Aku terkejut melihat keadaannya persis sama dalam beberapa pertemuan berikutnya. Terkadang dia menyelesaikan pertemuan dengan cepat setelah kami membaca beberapa firman Tuhan dan tidak mengerahkan upaya dalam persekutuan. Aku berpikir hal pokok dari tugas pemimpin adalah membimbing saudara-saudari dalam persekutuan tentang firman Tuhan agar mereka bisa memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan. Namun, Saudari Tan tidak memimpin dalam persekutuan, juga tidak menyelesaikan masalah orang-orang. Bukankah itu kelalaian tugas? Aku ingin mengatakan sesuatu, tetapi takut dia tidak akan menerimanya, menyebutku congkak, dan seharusnya aku merenungkan diri setelah kehilangan tugasku alih-alih mencampuri urusan orang lain. Karena itulah aku memutuskan melupakannya dan fokus pada diriku sendiri.

Sebulan kemudian aku dimasukkan ke tim editorial dan ditugaskan ke dua pertemuan kelompok lain. Aku sangat terkejut mendapati anggota pertemuan itu tidak fokus pada persekutuan tentang firman Tuhan atau membicarakan pengalaman mereka. Terkadang mereka hanya mengobrol santai. Aku merasa kualitas kehidupan gereja berhubungan langsung dengan pemimpin gerejanya, dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari akan terancam jika itu berlanjut, jadi aku membicarakannya dengan Saudari Tan. Dia benar-benar menentang itu, bahkan bersikeras kualitas kehidupan gereja adalah masalah saudara-saudari. Aku memikirkan bagaimana dia tidak akan merenungkan dirinya, justru meletakkan semua tanggung jawab kepada anggota gereja lain. Bahkan sebagai pemimpin gereja, dia tidak bersedia menerima kebenaran atau mendengarkan saran saudara-saudari, dia juga tidak memikul beban untuk kehidupan gereja. Bagaimana dia bisa memimpin yang lain untuk memahami kebenaran atau memasuki kenyataan kebenaran? Itu hanya akan membahayakan saudara-saudari. Aku merasa harus membicarakannya lagi dengan dia. Namun, saat hendak mengatakan sesuatu, aku mulai khawatir. Terakhir kali, dia tidak hanya menolak menerimanya, tetapi marah karena itu. Apa gunanya mengulangi perkataanku? Dia pemimpin gereja, jika bicara dengannya lagi, dia mungkin berkata aku keterlaluan, lalu mendendam terhadapku. Kupikir aku harus tutup mulut. Aku tidak merasa nyaman dengan itu, tetapi akhirnya aku memutuskan diam. Beberapa hari kemudian, Saudari Tan memberitahuku bahwa dia telah menangani saudara-saudari di sebuah pertemuan, lalu dengan sangat gamblang menggambarkan caranya menangani mereka. Aku tercengang mendengar ini—bagaimana bisa kesadaran dirinya sangat kecil? Kehidupan gereja tidak disiplin karena dia tidak bertanggung jawab dan ceroboh sebagai pemimpin gereja. Bagaimana dia bisa menyalahkan orang lain untuk itu? Hanya memangkas dan menangani orang-orang tanpa persekutuan tentang kebenaran tidak akan menyelesaikan apa pun. Aku ingin mengungkit masalah pada dirinya lagi, tetapi melihat betapa geramnya dia, kurasa dia tidak akan menerimanya dengan baik. Aku baru diberhentikan dari tugasku, hak apa yang kupunya untuk mengungkit masalah dalam dirinya? Kami juga sering bertemu, jadi posisiku di gereja akan sulit jika dia tersinggung. Lalu, jika dia menolak memberiku tugas, aku takut akan kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan. Aku memutuskan untuk diam, hanya menundukkan kepala, menjalani kehidupan gereja, dan melakukan tugasku sendiri.

Aku kemudian pergi ke pertemuan tim Injil dan mereka berkata saat Saudari Tan bertanggung jawab atas pekerjaan Injil, dia bahkan cukup lama tidak mengadakan pertemuan dengan mereka. Mereka juga berkata tidak bisa menyelesaikan masalah para pendatang baru, dan akibatnya beberapa pendatang baru berhenti menghadiri pertemuan. Aku berpikir, "Pekerjaan Injil sangat penting, tetapi Saudari Tan tidak menindaklanjuti masalah mereka atau melakukan apa pun untuk menyelesaikannya. Itu sangat tidak bertanggung jawab! Saudari Tan punya andil langsung dalam hal pendatang baru yang menyerah karena mereka tidak mendapatkan penyiraman atau makanan!" Aku merasa itu masalah yang sangat serius, dan aku benar-benar harus bicara empat mata dengannya tentang itu. Aku bertemu Saudari Tan beberapa hari kemudian dan membahas masalah tim Injil, tetapi dia sepenuhnya menyalahkan saudara-saudari. Dia sepertinya tidak memikul tanggung jawab sama sekali. Aku juga berkata, dengan tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah nyata sebagai pemimpin gereja, dia tidak melakukan tugasnya dan itu mengganggu pekerjaan rumah Tuhan serta merugikan saudara-saudari. Namun, dia hanya merengut dan menolak mengatakan sepatah kata pun. Dia tidak melakukan kerja nyata, tidak memikul beban untuk tugasnya, dan tidak pernah menerima kebenaran. Aku tahu ini artinya dia pemimpin palsu dan aku harus melaporkan ini kepada pemimpin yang lebih tinggi agar dia segera dicopot dari posisi itu. Namun, aku ragu-ragu. Jika aku mengemukakan situasi itu dan dia tahu, apakah dia akan mengatakan aku sengaja mencari masalah dengannya? Bukan masalah jika dia dicopot, tetapi jika tidak, bukankah aku hanya membuatnya tersinggung? Itu akan membuat posisiku di gereja sangat sulit. Jika dia mengirimku pulang, dan aku tidak bisa melakukan tugas, itu berarti aku akan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan. Maka bukankah imanku selama bertahun-tahun akan sia-sia? Jadi, kuputuskan tak melaporkan masalah pemimpin itu, dan hanya fokus pada tugas yang kumiliki saat itu. Namun, saat memutuskan menanganinya seperti itu, perasaanku sangat tak enak. Aku tahu Saudari Tan itu pemimpin palsu, tetapi diam saja. Itu tidak menjunjung pekerjaan rumah Tuhan. Aku merasa sangat bimbang tentang itu, jadi aku datang ke hadapan Tuhan dan berdoa, "Ya Tuhan, aku telah melihat masalah Saudari Tan dan ingin melaporkan dia untuk melindungi pekerjaan rumah Tuhan, tetapi aku khawatir. Aku takut dia akan tersinggung dan melampiaskannya kepadaku. Tolong bimbing aku agar bisa mengalahkan kekuatan gelap dan menerapkan kebenaran." Aku melihat sebuah video pembacaan firman Tuhan setelah itu. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Apa sikap yang harus dimiliki orang dalam hal bagaimana memperlakukan seorang pemimpin atau pekerja? Jika apa yang pemimpin atau pekerja lakukan benar, engkau bisa menaati mereka; jika apa yang mereka lakukan salah, engkau dapat menyingkapkan mereka, dan bahkan menentang mereka serta mengajukan pendapat yang berbeda. Jika mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata dan disingkapkan sebagai pemimpin palsu, pekerja palsu atau antikristus, engkau dapat menolak untuk menerima kepemimpinan mereka, dan engkau juga dapat melaporkan dan menyingkapkan mereka. Namun, beberapa umat pilihan Tuhan tidak memahami kebenaran dan sangat pengecut sehingga mereka tidak berani melakukan apa pun. Mereka berkata, 'Jika pemimpin mengusirku, tamatlah riwayatku; jika dia membuat semua orang menyingkapkan atau meninggalkanku, aku tidak akan bisa lagi percaya kepada Tuhan. Jika aku meninggalkan gereja, Tuhan tidak akan menginginkanku dan tidak akan menyelamatkanku. Gereja mewakili Tuhan!' Bukankah cara berpikir seperti ini memengaruhi sikap orang semacam itu terhadap hal-hal itu? Mungkinkah benar bahwa jika pemimpin mengusirmu engkau tidak bisa lagi diselamatkan? Apakah masalah keselamatanmu bergantung pada sikap pemimpinmu terhadap dirimu? Mengapa begitu banyak orang memiliki tingkat ketakutan seperti itu? Jika pada saat orang yang merupakan pemimpin palsu atau antikristus mengancammu, engkau tidak berani melaporkan hal ini kepada pimpinan yang lebih tinggi dan bahkan menjamin bahwa sejak saat itu engkau akan sepikiran dengan pemimpin itu, bukankah sudah tamat riwayatmu? Apakah ini jenis orang yang mengejar kebenaran? Engkau tak hanya tidak berani mengungkapkan perilaku jahat seperti yang dilakukan oleh para antikristus yang jahat, tetapi sebaliknya, engkau menaati mereka dan bahkan menganggap perkataan mereka sebagai kebenaran, yang padanya kautunduk. Bukankah ini adalah contoh kebodohan? Lalu, saat engkau dirugikan, bukankah itu yang pantas kauterima? Apakah Tuhan telah menyebabkan engkau dirugikan? Engkau sendiri yang menyebabkannya. Engkau menerima antikristus menjadi pemimpinmu dan memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah seorang saudara atau saudari—dan itu adalah kesalahanmu. Apa sikap yang seharusnya orang gunakan untuk memperlakukan antikristus? Orang harus menyingkapkan mereka dan berjuang melawan mereka. Jika engkau tidak mampu melakukan ini sendirian, maka banyak orang harus datang berkumpul bersama dan melaporkan mereka. Setelah mengetahui bahwa para pemimpin dan pekerja tertentu di posisi yang lebih tinggi sedang menempuh jalan antikristus, membuat saudara-saudari menderita, tidak melakukan pekerjaan nyata, dan mendambakan manfaat dari status, beberapa orang menandatangani sebuah petisi untuk menyingkirkan antikristus tersebut. Betapa luar biasa tindakan yang dilakukan orang-orang ini! Itu menunjukkan bahwa beberapa orang memahami kebenaran, bahwa mereka memiliki tingkat pertumbuhan tertentu, dan bahwa mereka tidak dikendalikan atau ditipu oleh Iblis. Ini juga membuktikan bahwa para antikristus dan pemimpin palsu tidak memegang posisi yang dominan di gereja, dan mereka tidak berani menunjukkan jati diri mereka yang sesungguhnya dengan terlalu jelas dalam apa pun yang mereka katakan dan lakukan. Jika mereka memang memperlihatkan diri mereka, ada orang-orang yang memantau, mengenali, dan menolak mereka" ("Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Membaca ini benar-benar mencerahkan hatiku. Ketika menemukan pemimpin palsu di gereja, kita sama sekali tidak boleh berlutut dan ditahan oleh mereka, kita harus maju dan menyingkap mereka, melapor kepada para pemimpin tingkat atas. Itulah kehendak Tuhan. Aku tahu Saudari Tan tidak melakukan kerja nyata, bahwa dia pemimpin palsu, tetapi tidak berani bicara tentang masalah Saudari Tan karena melihat itu dari sudut pandang keliru. Kupikir pemimpin punya hak untuk memutuskan aku memiliki tugas atau tidak, dan jika membuatnya tersinggung, aku bisa kehilangan tugasku, lalu tidak akan diselamatkan. Namun, kebenaran dan Tuhan-lah yang memegang kendali di rumah Tuhan. Entah aku memiliki tugas atau apakah aku diselamatkan ada di tangan Tuhan, tidak tergantung pada pemimpin mana pun. Meskipun pemimpin palsu mendapatkan kendali atas gereja untuk beberapa waktu dan aku ditekan, itu hanya sementara. Tuhan melihat segalanya dan Roh Kudus akan menyingkap semuanya, jadi pemimpin palsu dan antikristus akan diungkap dan disingkirkan cepat atau lambat. Aku sadar bahwa aku tidak memahami watak benar Tuhan, aku takut menyinggung perasaan orang lain, tetapi tidak takut menyinggung Tuhan. Tuhan tidak punya tempat di hatiku. Orang percaya macam apa aku? Aku melihat betapa bodohnya diriku. Kupikir karena aku bukan pemimpin, aku tidak pantas mengkritik dia dan orang-orang akan menyuruhku mengurus diriku sendiri. Itu bukan sudut pandang yang tepat. Sebagai anggota rumah Tuhan, bukan masalah jika aku diberhentikan untuk melakukan masa teduh dan merenungkan diri atau apakah aku memiliki tugas—jika menemukan pemimpin palsu di rumah Tuhan, melaporkannya adalah tanggung jawab dan kewajibanku. Itu berarti menjunjung pekerjaan rumah Tuhan dan itu hal positif. Juga mengambil tanggung jawab atas kehidupan saudara-saudari, dan itu bukanlah melampaui batas atau ikut campur, serta terutama bukan bersikap congkak dan jemawa. Aku melihat betapa tak masuk akalnya pandanganku sebelumnya.

Menyadari hal ini membuatku merenungkan kenapa aku begitu takut untuk mengungkap pemimpin palsu. Apa akar masalahnya yang sebenarnya? Aku membaca kutipan firman Tuhan ini dalam pencarianku: "Hati nurani dan nalar kedua-duanya seharusnya menjadi bagian dari kemanusiaan seseorang. Keduanya adalah hal yang paling mendasar dan paling penting. Orang macam apakah yang tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki nalar kemanusiaan yang normal? Secara umum, dia adalah orang yang tidak memiliki kemanusiaan, orang yang memiliki kemanusiaan yang sangat buruk. Mari kita analisis ini dengan saksama. Apa perwujudan tidak manusiawi yang diperlihatkan orang ini sehingga orang-orang mengatakan dia tidak memiliki kemanusiaan? Apa ciri yang dimiliki orang-orang semacam itu? Perwujudan spesifik apa yang mereka tunjukkan? Orang-orang semacam itu acuh tak acuh dalam tindakan mereka dan menjauh dari apa pun yang tidak berkaitan dengan mereka secara pribadi. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, mereka juga tidak menunjukkan perhatian kepada kehendak Tuhan. Mereka tidak terbeban untuk memberi kesaksian tentang Tuhan atau melaksanakan tugas-tugas mereka, dan mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab. ... Bahkan ada orang-orang yang, setelah melihat masalah dalam pelaksanaan tugas mereka, tetap diam. Mereka melihat bahwa orang lain sedang menyebabkan gangguan dan kekacauan, tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikan mereka. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, juga sama sekali tidak memikirkan tugas atau tanggung jawab mereka sendiri. Mereka berbicara, bertindak, menonjol, mengerahkan upaya, dan mengeluarkan tenaga hanya demi keangkuhan, gengsi, kedudukan, kepentingan, dan kehormatan mereka sendiri" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Kebanyakan orang ingin mengejar dan menerapkan kebenaran, tetapi seringkali mereka hanya memiliki tekad dan keinginan untuk melakukannya; kebenaran belum menjadi hidup mereka. Akibatnya, saat mereka bertemu kekuatan jahat atau menghadapi orang-orang keji dan jahat yang melakukan perbuatan jahat, atau para pemimpin palsu dan antikristus melakukan sesuatu dengan cara yang melanggar prinsip—sehingga menyebabkan pekerjaan rumah Tuhan mengalami kerugian, dan membahayakan umat pilihan Tuhan—mereka kehilangan keberanian untuk berdiri dan angkat bicara. Apa artinya saat engkau tidak punya keberanian? Apakah itu berarti bahwa engkau malu atau sukar berbicara? Atau apakah engkau tidak memahami hal itu sepenuhnya, dan karenanya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara? Tidak satu pun dari hal-hal ini; ini berarti bahwa engkau sedang dikendalikan oleh beberapa jenis watak yang rusak. Salah satu watak ini adalah kelicikan. Engkau memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu, berpikir, 'Jika aku berbicara, apa manfaatnya bagiku? Jika aku berbicara dan membuat seseorang tidak senang, bagaimana kami bisa rukun di masa depan?' Ini adalah mentalitas yang licik, bukan? Bukankah ini adalah hasil dari watak yang licik? Yang lainnya adalah watak yang jahat dan egois. Engkau berpikir, 'Apa hubungan antara kehilangan minat akan kepentingan rumah Tuhan dengan diriku? Mengapa aku harus peduli? Itu tidak ada hubungannya denganku. Bahkan jika aku melihatnya dan mendengar hal itu terjadi, aku tidak perlu melakukan apa pun. Itu bukan tanggung jawabku—aku bukanlah pemimpin.' Hal-hal semacam itu ada di dalam dirimu, seolah-olah hal itu telah muncul dari pikiran bawah sadarmu, dan seolah-olah hal itu menempati posisi permanen di dalam hatimu—semua itu adalah watak manusia yang rusak dan jahat. ... Engkau sepenuhnya dikendalikan oleh watak jahatmu sendiri. Engkau tidak memiliki kuasa atas apa yang kaukatakan dan lakukan. Sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu mengatakan yang sebenarnya atau mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu menerapkan kebenaran; sekalipun engkau mau, engkau tidak mampu melaksanakan tanggung jawabmu. Semua yang kaukatakan, lakukan, dan terapkan adalah kebohongan, dan engkau hanya bersikap ceroboh dan asal-asalan. Jelas, engkau sepenuhnya dibelenggu dan dikendalikan oleh watakmu yang jahat. Engkau mungkin mau menerima dan berjuang mengejar kebenaran, tetapi itu bukan tergantung pada dirimu: engkau hanyalah boneka daging yang rusak, engkau telah menjadi alat Iblis, engkau mengatakan dan melakukan apa pun yang diperintahkan oleh watakmu yang jahat" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Engkau tidak pernah mencari kebenaran, apalagi menerapkan kebenaran. Engkau hanya terus berdoa, membangun tekadmu, membuat ketetapan hati, dan mengucapkan sumpah. Dan apa hasil dari semua ini? Engkau tetap orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya; engkau tidak memancing kemarahan siapa pun, engkau juga tidak menyinggung siapa pun. Jika suatu masalah bukan urusanmu, engkau akan menjauh darinya, dan berpikir: 'Aku tidak akan mengatakan apa pun tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku, dan ini tanpa terkecuali. Jika ada apa pun yang dapat merugikan kepentinganku sendiri, kebanggaanku, atau harga diriku, aku tetap tidak akan peduli, dan akan memperlakukan semuanya itu dengan hati-hati; aku tidak boleh bertindak dengan gegabah. Orang yang paling menonjol akan diserang pertama kali, dan aku tidak sebodoh itu!' Engkau benar-benar berada di bawah kendali watak-watak rusakmu yang penuh kejahatan, kelicikan, kekerasan, dan membenci kebenaran. Watak-watak jahat itu membuatmu kelelahan, dan telah semakin berat bagimu untuk menanggungnya bahkan lebih berat daripada Tiara Emas yang dipakai si Raja Kera Sun Wukong. Hidup di bawah kendali watak yang rusak sangat melelahkan dan menyiksa!" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan membantuku mengerti bahwa takut mengungkap pemimpin palsu berasal dari hidup berdasarkan filosofi iblis seperti "Biarkan hal-hal berlalu jika tidak memengaruhi seseorang secara pribadi," "Diamlah untuk melindungi diri dan cari jalan untuk lari dari kesalahan," serta "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri." Racun iblis ini telah menjadi bagian dari naturku, jadi aku terus berusaha melindungi kepentinganku sendiri tanpa memikirkan rumah Tuhan. Aku menjadi makin tercela, egois, dan licik. Aku dengan jelas melihat Saudari Tan tidak melakukan kerja nyata dan tidak mau menerima kebenaran, bahwa dia pemimpin palsu. Tingkah lakunya telah berdampak serius pada pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari, jadi aku harus mengungkap ini. Namun, aku takut akan serangan balik darinya jika dia tersinggung, dan takut kehilangan kesempatan untuk melakukan tugas, jadi aku tidak berani melaporkan dia. Aku ingin melindungi reputasi dan tempat tujuan masa depanku, jadi aku hanya menonton pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari terganggu dengan sikap lepas tangan dan menutup mata terhadap pemimpin palsu. Aku berdiri di sisi Iblis, memanjakan dan menyembunyikan pemimpin palsu yang mengganggu pekerjaan gereja. Aku hidup berdasarkan racun Iblis, hanya mementingkan diri sendiri, benar-benar tak memiliki pengabdian kepada Tuhan, tanpa hati nurani dan nalar. Aku antek Iblis dan tidak hidup dalam keserupaan dengan manusia sama sekali. Aku melihat natur egois, licik, dan jahat yang kumiliki. Saat semuanya jernih, aku merasa benar-benar berutang kepada Tuhan dan benci betapa egois serta hinanya aku. Aku ingin segera melaporkan Saudari Tan dan berhenti menyakiti hati Tuhan. Jadi, aku memberi tahu pemimpin tingkat atas tentang masalah Saudari Tan, tetapi beberapa hari berlalu, dan aku tidak mendengar apa pun darinya tentang bagaimana dia menangani situasi itu. Aku merasa agak cemas. Jika pemimpin palsu ini tidak segera diberhentikan, itu bisa menghambat pekerjaan rumah Tuhan, jadi aku berpikir untuk menulis surat lagi guna melihat apa yang terjadi. Namun, aku berpikir jika membahasnya lagi, pemimpin itu mungkin berpikir aku terlalu banyak ikut campur. Karena aku sudah memberikan pernyataanku, mungkin aku telah memenuhi tanggung jawabku dan tidak perlu khawatir tentang sisanya. Namun, pikiran ini membuatku tidak nyaman dan tidak bisa tidur malam itu.

Suatu pagi, aku membaca ini dalam firman Tuhan: "Jika suatu gereja tidak memiliki seorang pun yang bersedia melakukan kebenaran dan tak seorang pun yang bisa memberikan kesaksian bagi Tuhan, gereja tersebut haruslah sepenuhnya dikucilkan, dan hubungannya dengan gereja-gereja lain harus diputuskan. Ini disebut 'mengubur kematian'; inilah artinya mengusir Iblis. Jika di sebuah gereja terdapat beberapa perundung lokal, dan mereka diikuti oleh 'lalat-lalat kecil' yang sama sekali tidak memiliki ketajaman rohani, dan jika para jemaat, bahkan setelah memahami kebenaran, tetap tidak mampu menolak belenggu dan manipulasi dari para perundung ini, maka semua orang bodoh ini akan disingkirkan pada akhirnya. Lalat-lalat kecil ini mungkin tidak melakukan sesuatu yang mengerikan, tetapi mereka bahkan lebih curang, lebih licik, dan pintar mengelak, dan setiap orang yang seperti ini akan disingkirkan. Tak seorang pun yang akan tersisa! Orang-orang yang adalah kepunyaan Iblis akan dikembalikan kepada Iblis, sedangkan orang-orang yang adalah milik Tuhan pasti akan mencari kebenaran; ini ditentukan oleh natur mereka. Biarlah semua yang mengikuti Iblis binasa! Tidak akan ada rasa kasihan yang ditunjukkan kepada orang-orang seperti ini. Biarlah mereka yang mencari kebenaran memperoleh pemeliharaan dan biarlah mereka menikmati firman Tuhan sepuas hati mereka. Tuhan itu adil; Dia tidak akan pilih kasih kepada siapa pun. Jika engkau adalah iblis, engkau tidak akan mampu melakukan kebenaran; jika engkau adalah orang yang mencari kebenaran, engkau pasti tidak akan ditawan oleh Iblis. Ini tidak diragukan lagi" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). Aku bisa melihat dari firman Tuhan bahwa watak-Nya kudus dan benar, serta tidak akan menoleransi pelanggaran apa pun. Dia tidak mengizinkan pemimpin palsu dan antikristus mengganggu pekerjaan gereja, juga menghalangi jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Tuhan membenci mereka yang tidak menerapkan kebenaran atau tidak menjunjung kepentingan gereja saat pemimpin palsu dan antikristus muncul. Mereka memahami kebenaran dan tetap tidak menerapkannya, justru hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Mereka benar-benar licik dan akan disingkirkan jika menolak untuk bertobat. Aku melihat Saudari Tan adalah pemimpin palsu, dan sekarang pemimpin di atasnya tidak merespons cukup cepat, aku harus terus angkat bicara dan menuntaskan ini. Namun, aku hanya ingin melindungi diriku dan mengabaikan apa pun yang tidak berdampak secara pribadi kepadaku. Alih-alih melaporkan pemimpin palsu, aku membiarkan dia merajalela di gereja dan mengganggu pekerjaan gereja. Itu artinya memihak Iblis dan ambil bagian dalam kejahatan pemimpin palsu. Aku kelihatannya tidak melakukan hal yang mengerikan, tetapi jika tidak menerapkan kebenaran atau melindungi pekerjaan rumah Tuhan dalam menghadapi masalah, aku hanya akan tersingkir pada akhirnya. Saat menyadari ini, aku sangat menyesal tidak melaporkan Saudari Tan lebih cepat dan tahu harus berhenti mengutamakan kepentingan pribadiku serta tak membiarkan seorang pemimpin palsu terus merugikan pekerjaan gereja. Aku kemudian membaca ini dalam firman Tuhan: "Dalam segala hal yang engkau lakukan, engkau harus memeriksa apakah niatmu sudah benar. Jika engkau mampu bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan, hubunganmu dengan Tuhan sudah normal. Inilah standar yang paling minim. Selidikilah niatmu, dan jika engkau menemukan timbulnya niat yang tidak benar, mampu meninggalkannya, dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan, maka engkau akan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan, yang pada gilirannya menunjukkan bahwa hubunganmu dengan Tuhan normal, dan bahwa semua yang engkau lakukan adalah demi Tuhan, dan bukan demi dirimu sendiri. Dalam segala hal yang engkau lakukan dan katakan, engkau harus mampu menetapkan hati yang lurus dan bertindak benar, dan tidak dituntun oleh emosi, maupun bertindak sesuai dengan kehendakmu sendiri. Inilah prinsip yang harus dimiliki orang-orang yang percaya kepada Tuhan dalam menjaga perilakunya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Hubunganmu dengan Tuhan?"). Firman Tuhan menunjukkan jalan untukku. Sebagai orang percaya, kita harus bicara dan bertindak sesuai dengan yang Tuhan tuntut dan menerima pengawasan-Nya. Saat mendapati motif pribadi kita tidak benar, kita harus meninggalkan diri kita dan menerapkan kebenaran. Itulah kehendak Tuhan. Pemimpin tingkat atas menunda menangani masalah Saudari Tan, jadi meskipun aku tidak tahu alasan di balik itu, itu ujian buatku untuk melihat apakah aku bisa mengesampingkan kepentingan pribadiku dan menjunjung prinsip-prinsip kebenaran. Aku harus terus mengungkap ini dan melaporkan Saudari Tan untuk melindungi kepentingan rumah Tuhan. Jadi, aku mengungkit situasinya kepada pemimpin tingkat atas lagi dan menekankan dampak berbahaya dari tidak memberhentikan pemimpin palsu. Dia menjawab dan berkata beberapa hari terakhir ini, dia punya hal mendesak untuk diurus, tetapi dia akan segera memberhentikan Saudari Tan, sesuai dengan prinsip. Melihat balasan itu membuatku sangat lega dan aku belajar bahwa satu-satunya cara mendapat kedamaian adalah dengan menerapkan kebenaran.

Tak lama, Saudari Tan dicopot dari tugasnya dan pemimpin lain dipilih untuk mengambil alih pekerjaan gereja. Kehidupan gereja kembali normal setelah beberapa saat, dan semua pekerjaan kami mulai meningkat. Aku sangat senang melihat perubahan ini, tetapi merasa bersalah dan menyesal. Setelah melihat pemimpin palsu, aku tidak menerapkan kebenaran dan melaporkannya cukup cepat, justru hanya memikirkan kepentingan pribadiku. Aku telah menunjukkan watak iblis yang egois dan licik dan itu berdampak pada pekerjaan rumah Tuhan. Aku melihat bahwa hidup dengan watak rusak iblis dan tidak menerapkan kebenaran adalah melakukan kejahatan, dan itu semua dikutuk dan dibenci oleh Tuhan. Aku juga menyadari betapa bijaksananya pekerjaan Tuhan, dan melihat pemimpin palsu ini di gereja membantuku mengembangkan ketajaman. Aku juga mengalami kerugian besar yang bisa ditumbulkan pemimpin palsu di gereja terhadap umat pilihan Tuhan, dan memberhentikan mereka adalah wujud watak benar Tuhan. Terlebih lagi, itu adalah perlindungan dan penyelamatan bagi umat pilihan Tuhan. Aku melihat bahwa di rumah Tuhan, Kristus dan kebenaran memegang kendali, dan tidak ada individu yang bisa menentukan. Setinggi apa pun posisi seseorang, jika mereka tidak menerapkan kebenaran dan melakukan yang Tuhan tuntut, mereka tidak akan mendapat pijakan kokoh di rumah Tuhan. Mereka akan tersingkir pada akhirnya. Hanya menerapkan firman Tuhan dan melakukan semuanya berdasarkan prinsip-lah yang sejalan dengan kehendak-Nya.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Belajar dari Kritik

Oleh Saudari Song Yu, Belanda Pada Mei tahun ini, seorang saudari melapor kepadaku bahwa Saudari Lu berkata kepadanya setidaknya tiga...