Tidak Mudah untuk Benar-Benar Mengenal Dirimu Sendiri

17 September 2019

Zhang Rui Kota Hangzhou, Propinsi Zhejiang

Saya membaca dalam firman Tuhan bahwa Tuhan menyukai orang yang jujur dan membenci orang yang penuh tipu daya, dan bahwa hanya orang-orang yang jujur yang akan menerima pujian-Nya. Jadi, saya berusaha menjadi orang yang jujur, yang dengan sadar berbicara akurat, bersikap obyektif dan praktis, serta mencari kebenaran dari fakta-fakta yang ada saat melaporkan masalah. Dalam pekerjaan saya, baik yang berupa kesalahan atau kelalaian, saya selalu melaporkannya secara terperinci kepada pemimpin. Saya juga dengan sadar membedah dan mengungkapkan kerusakan saya sendiri. Setiap kali saya mempraktikkan hal ini, saya merasa telah mengalami beberapa perubahan dan telah memiliki sedikit keserupaan dengan orang yang jujur.

Dalam persekutuan pada rapat dengan rekan-rekan kerja baru-baru ini, kami berbicara mengenai bagaimana harus belajar membedakan jenis-jenis orang dalam pelayanan kami kepada Tuhan, sang pemimpin bertanya kepada saya: "XX, jenis orang seperti apa kau ini menurutmu?" Saya berpikir dalam hati: saya telah mengalami perubahan baru-baru ini, jadi saya yakin saya adalah orang yang relatif sederhana dan terbuka. Sementara itu, terkait dengan sifat buruk, rasanya saya tidak demikian buruk. Sedangkan dalam hal sifat baik, saya tidak memiliki semua ekspresi kebaikan, tetapi setidaknya saya merasa saya ini sederhana, jujur, dan tidak memiliki hati yang jahat. Jadi, saya pun menjawab: "Dibandingkan dengan yang lain, saya yakin saya ini orang yang sederhana dan jujur dengan sifat yang baik." Sang pemimpin berkata: "Kau berpikir kau ini bersifat baik, bahwa kau relatif sederhana dan jujur. Jadi, apakah kau benar-benar mau terbuka dan mengungkapkan segala hal tentang dirimu sendiri? Kau benar-benar 100% terbebas dari keraguan akan Tuhan? Kau sungguh berani mengaku bahwa dalam segala perkataan dan perbuataanmu tidak ada sebersit pun kepentingan pribadi?" Setelah mendengarnya, saya merasa tertantang dan menjelaskan dengan defensif: "Bukankah hal itu berarti bahwa orang yang baik masih memiliki watak yang rusak, bahwa mereka dapat menunjukkan segala jenis kerusakan—bukankah ini relatif?" Saya saat itu benar-benar tidak mau menanggalkan pendapat saya sendiri.

Setelah kejadian tersebut, saya pun merenung dengan saksama mengenai apa yang telah dikatakan sang pemimpin: Apa saya benar-benar berani mengungkapkan segala sesuatu tentang diri saya sendiri? Tidak akan. Hal-hal yang saya ungkapkan hanyalah isu-isu tidak penting yang tidak mempengaruhi reputasi atau kepentingan pribadi saya. Kerusakan pribadi yang saya kemukakan adalah suatu pernyataan kerusakan biasa yang dimiliki semua orang, tetapi saya tidak pernah berani membuka diri dan mengungkapkan hal-hal yang buruk dan kotor di dalam hati saya. Apakah saya benar-benar 100% terbebas dari keraguan akan Tuhan? Tidak. Saat pekerjaan saya tidak membuahkan hasil, saat saya sedang negatif dan lemah, saya menyalahpahami Tuhan dan percaya bahwa saya hanya memberikan layanan, dan meneruskan upaya ini adalah hal yang sia-sia. Lagi pula, saya tidak percaya 100% kepada Firman Tuhan, kepada watak Tuhan. Saya tidak percaya bahwa Tuhan akan memberikan penghargaan dan menghukum orang-orang berdasarkan firman-Nya, jadi saya seringkali mencobai watak-Nya. Saat saya sedang mondar-mandir bekerja, saya hanyalah melakukan transaksi dengan Tuhan agar pada masa mendatang saya akan diberkati dan dijauhi dari bencana; bukan untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap mahkluk. Meskipun dari luar tingkah laku saya terlihat baik, itu hanyalah agar dilihat orang, untuk memberi mereka kesan yang baik. ... Setelah menimbang-nimbang tentang apa yang telah diungkapkan, bukankah itu semua hanyalah presentasi yang penuh tipu daya? Akan tetapi, saya dulu memang berpikir bahwa saya adalah orang yang sederhana dan jujur—bukankah ini berarti saya tidak benar-benar mengenal diri saya sendiri? Pikirkanlah tentang apa yang Tuhan telah katakan: "Manusia memiliki pemahaman yang terlalu dangkal tentang natur mereka sendiri, dan ada kesenjangan yang sangat besar antara pemahaman mereka dan firman penghakiman dan pewahyuan Tuhan. Ini bukanlah kesalahan dalam apa yang Tuhan nyatakan, melainkan kurangnya pemahaman mendalam manusia tentang natur mereka sendiri. Manusia tidak memiliki pemahaman mendasar atau esensial tentang diri mereka sendiri; sebaliknya, mereka berfokus dan mencurahkan energi mereka pada tindakan dan ungkapan lahiriah. Bahkan jika seseorang terkadang mengatakan sesuatu tentang memahami diri mereka sendiri, itu tidak akan terlalu mendalam. Tak seorang pun yang pernah berpikir bahwa mereka adalah jenis orang seperti ini atau memiliki jenis natur seperti ini karena telah melakukan hal seperti ini atau telah mengungkapkan sesuatu. Tuhan telah menyingkapkan natur dan esensi umat manusia, tetapi manusia memahami bahwa cara hidup dan bicara mereka itu cacat dan rusak; oleh karena itu, bagi manusia, melakukan kebenaran merupakan tugas yang sangat berat. Manusia berpikir bahwa kesalahan mereka hanyalah perwujudan sementara yang dinyatakan secara gegabah dan bukannya penyingkapan dari sifat mereka. ... oleh karena itu, ketika melakukan kebenaran, mereka hanya mengikuti aturan dengan asal-asalan. Manusia tidak memandang bahwa sifat mereka sudah terlalu rusak, dan menganggap dirinya tidaklah seburuk itu sampai harus dimusnahkan atau dihukum .... tetapi sebenarnya, mereka sangat jauh dari mencapai standar, karena manusia hanya melakukan tindakan yang secara lahiriah tidak melanggar kebenaran, padahal mereka tidak benar-benar melakukan kebenaran" ("Memahami Natur Seseorang dan Mengamalkan Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Baru melalui pencerahan dari firman Tuhan saya dapat melihat bahwa pengetahuan saya akan diri sendiri begitu dangkal—saya mencoba mengenal diri sendiri menurut konsepsi dan pemikiran saya sendiri, tanpa membandingkannya dengan firman Tuhan untuk mengenali watak jahat saya yang mampu berbohong dan curang serta penuh tipu daya dan juga sifat dasar saya sendiri yang rusak dari dalam firman-Nya. Saya dulu percaya bahwa saya sederhana, jujur, dan bersifat baik; akan tetapi, itu karena jika dilihat dari luar, saya belum melakukan hal apa pun yang merupakan pelanggaran serius terhadap watak Tuhan. Dalam hal menjadi orang yang jujur, saya berhenti hanya pada perwakilan eksternal dan saya kira menceritakan sedikit kebenaran dan melakukan beberapa hal aktual sudah cukup untuk memenuhi standar menjadi orang yang jujur. Saya sebenarnya saat itu terlalu angkuh; Saya benar-benar tidak mengenal diri sendiri! Saya saat itu tidak tahu bahwa saya sama sekali tidak memiliki esensi seseorang yang jujur, dan saya sangat jauh di bawah standar Tuhan. Saat itu, saya berpikir tentang Petrus yang mengenali dirinya sendiri di dalam firman Tuhan. Ia dengan teguh selalu membandingkan dirinya sendiri dengan firman Tuhan yang digunakannya untuk memaparkan kerusakan seseorang, jadi di antara semua orang, Petrus lebih mengetahui kerusakan dirinya sendiri dibandingkan siapa pun dan ia adalah yang paling sukses di dalam pengalamannya. Saya telah mengikuti Tuhan selama beberapa tahun dan saya masih belum mengenal diri saya sendiri. Kemampuan saya untuk masuk masih sangat kurang; Saya benar-benar memalukan.

Saya bersyukur atas pencerahan dan tuntunan Tuhan yang telah membuat saya melihat kemiskinan dan kesedihan saya sendiri, dan yang juga telah membuat saya mengerti bahwa benar-benar mengenal diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Satu-satunya kenyataan yang obyektif adalah mengenal diri saya sendiri melalui firman Tuhan. Mulai hari ini dan seterusnya, saya bersedia mengenal diri saya sendiri melalui Firman Tuhan, dan kapan pun Firman Tuhan mengungkapkan sifat manusia yang rusak, saya akan bersedia mengukur diri saya sendiri berdasarkan Firman-Nya dengan teguh. Saya tidak akan lagi mengukur diri dari sudut pandang saya sendiri, saya akan berupaya mengubah watak saya, dan saya akan menghibur hati Tuhan dengan menjadi orang yang benar-benar jujur.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan