Pengalaman Tak Terlupakan dalam Membagikan Injil
Pengalaman yang menyisakan kesan terdalam padaku terjadi pada April 2021. Aku bertemu seorang saudara Katolik di internet bernama Raphael. Saat membagikan Injil kepadanya, kulihat kualitasnya tak buruk dan dia cepat memahami kebenaran. Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dia merasa itu suara Tuhan. Dia mau mencari dan menyelidiki, juga aktif dalam pertemuan.
Namun, tak disangka, seorang saudari mengirimiku pesan suatu hari, katanya Raphael bertemu pendeta Katolik lama mereka, dan tak akan ikut pertemuan lagi. Aku kaget mendengar ini. Dia pasti telah disuapi banyak gagasan dan kekeliruan. Aku segera menghubungi dia, dan mengetahui bahwa dia bingung dengan yang kami sampaikan, tapi tak memberi tahu bingung tentang apa. Aku tak tahu bagaimana harus bersekutu dengannya, pikiranku kosong dan tak tahu harus berbuat apa. Aku terus memanggil Tuhan, meminta Tuhan membimbingnya jika dia domba Tuhan, dan berkata aku bersedia berusaha bersekutu dengannya. Kemudian, aku dan Saudari Li mengundang Raphael untuk bersekutu bersama. Dia datang menyerukan sejumlah doktrin agama, terdengar bersemangat, membicarakan pengabdiannya kepada Tuhan Yesus, betapa teguh imannya, dan bagaimana mustahilnya inkarnasi Tuhan itu perempuan. Dia merasa karena Tuhan Yesus telah berinkarnasi sebagai laki-laki dan Dia memanggil Tuhan di surga "Bapa", dan karena dunia keagamaan juga terbiasa menyebut Tuhan di surga "Tuhan Bapa", Tuhan akan datang kembali dalam rupa laki-laki, bahwa Tuhan Yang Mahakuasa muncul dan bekerja dalam wujud wanita tak bisa diterima olehnya. Mendengarkan intensitas kata-katanya, aku bingung dan tak tahu harus mulai dari mana. Pada saat itu, aku tiba-tiba teringat film Injil Misteri Ketuhanan: Sekuel, dan kebenaran yang dipersekutukan dalam film ini bisa menyelesaikan masalah ini. Jadi, aku segera berkata, "Saudaraku, aku yakin imanmu kepada Tuhan Yesus benar-benar teguh, tapi mari berpikir sejenak: Kita sering berdoa kepada Tuhan Yesus, tapi apa kita benar-benar mengenal Dia? Apa kita benar-benar tahu Tuhan Yesus adalah inkarnasi dari Tuhan sendiri? Apa kita benar-benar tahu Dia adalah kebenaran, jalan, dan hidup? Beranikah kita berkata kita mengetahui esensi ilahi Tuhan Yesus? Beranikah kita menjamin saat Tuhan Yesus datang kembali, kita bisa tahu itu adalah Dia? Kenapa kita percaya kepada-Nya? Apa karena keluarga kandung-Nya atau penampilan-Nya?" Raphael tak mengatakan apa-apa untuk menanggapi ini. Aku lalu membacakan beberapa kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Hakikat kepercayaan manusia kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Roh Tuhan, dan bahkan kepercayaan mereka kepada Tuhan yang berinkarnasi adalah karena daging ini merupakan perwujudan dari Roh Tuhan, yang berarti bahwa kepercayaan tersebut tetap merupakan kepercayaan kepada Roh. Ada perbedaan antara Roh dan daging, tetapi karena daging ini berasal dari Roh, dan merupakan Firman yang menjadi manusia, maka apa yang manusia percayai itu tetaplah hakikat yang melekat pada Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan"). "Inkarnasi berarti Roh Tuhan menjadi daging, artinya, Tuhan menjadi daging; pekerjaan yang dilakukan daging adalah pekerjaan Roh, yang diwujudkan dalam daging dan diungkapkan oleh daging. Tidak seorang pun kecuali daging Tuhan yang dapat menggenapkan pelayanan Tuhan yang berinkarnasi; artinya, hanya daging inkarnasi Tuhan, hanya kemanusiaan normal ini—dan tidak ada yang lain—yang dapat mengungkapkan pekerjaan ilahi" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"). Setelah membacakan firman Tuhan, aku bersekutu: "Kita semua tahu bahwa Tuhan Yesus lahir dari keluarga tukang kayu, Dia tampak normal, tak berbeda dengan manusia biasa dari luar, tapi Dia adalah tubuh yang dikenakan oleh Roh Tuhan dan Tuhan yang berinkarnasi. Bukan karena Dia orang Yahudi, maka kita percaya kepada-Nya, juga karena Dia lahir dari Maria, apalagi karena jenis kelamin atau penampilan-Nya. Kita percaya kepada-Nya karena Dia punya esensi Roh Tuhan, karena Dialah kebenaran, jalan, dan hidup. Hanya Dia yang bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan ilahi. Demikian juga, kenapa kita kini percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Karena Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, Dia adalah Roh Tuhan Yesus yang sekali lagi berbalut daging manusia biasa, hidup di antara kita, mengungkapkan kebenaran, melakukan pekerjaan penghakiman dan pentahiran pada akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus punya sumber yang sama, keduanya punya esensi Roh Tuhan. Di keluarga mana pun inkarnasi Tuhan ini dilahirkan, penampilan-Nya, jenis kelamin-Nya, tak satu pun bisa mengubah esensi-Nya. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Ini cukup untuk membuktikan Tuhan Yang Mahakuasa adalah inkarnasi dari Roh Tuhan dan Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali."
Dia perlahan bersedia mencari dan setuju dengan semua perkataanku, tapi dia masih tak bisa mengerti kenapa Tuhan memilih berinkarnasi dalam bentuk wanita kali ini. Melihat dia sedikit luluh, kutanya dia: "Apakah bentuk atau jenis kelamin yang dipilih Tuhan untuk bekerja dalam daging adalah hal yang bisa kita putuskan? Saat ibu melahirkan kita, kita tak bisa memilih penampilan dia, dan seperti apa pun penampilannya, kita hanya harus menerimanya. Inilah nalar yang harus dimiliki anak. Tidakkah kau setuju?" Rafael mengangguk dan berkata: "Tentu saja, kita tak punya hak untuk memilih." Aku melanjutkan: "Demikian juga, apa jenis daging yang kini dipilih Tuhan untuk berinkarnasi, sebagai pria atau wanita, adalah hal yang bisa kita putuskan? Seandainya kita bilang jika Tuhan datang sebagai laki-laki, aku akan terima, tapi jika datang sebagai wanita, tak akan terima, bukankah itu tak masuk akal? Jenis kelamin inkarnasi Tuhan adalah urusan Tuhan dan itu pilihan Tuhan. Sebagai manusia, kita tak berhak berkomentar, bukan? Tuhan adalah Tuhan pencipta. Hikmat Tuhan lebih tinggi daripada langit dan pikiran-Nya lebih tinggi daripada pikiran manusia. Kita hanya manusia tak berarti; bagaimana kita bisa memahami hikmat Tuhan dalam pekerjaan-Nya? Mengenai penampakan dan pekerjaan Tuhan, kita sama sekali tak berhak memilih. Tuhan telah menjadi daging, selama Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan, apa pun jenis kelaminnya, Dia adalah Tuhan itu sendiri, kita harus menerima dan taat. Hanya inilah sikap rasional dan berpikir cerdas." Setelah persekutuanku, Raphael mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan tak membantahku.
Aku lalu membacakan beberapa kutipan Alkitab kepadanya: "Pada awalnya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan" (Yohanes 1:1). "Bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam. Dan Roh Tuhan bergerak di atas permukaan air" (Kejadian 1:2). "Maka Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dalam gambar Tuhan diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kejadian 1:27). "Karena itu awasilah dirimu baik-baik; karena engkau tidak melihat suatu bentuk apa pun pada hari ketika Yahweh berbicara kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api: jangan sampai engkau merusak dirimu sendiri, dan membuat bagi dirimu patung, yang menyerupai bentuk apa pun, yang menyerupai laki-laki atau perempuan, yang menyerupai binatang apa pun yang ada di bumi, yang menyerupai unggas bersayap yang terbang di udara" (Ulangan 4:15-17). Aku bersekutu: "Dari kutipan Alkitab ini, kita bisa lihat Tuhan pada dasarnya adalah roh, Dia tak punya bentuk tetap, dan Dia tak mengizinkan manusia mengukir Dia ke dalam gambar apa pun untuk disembah. Dalam Kejadian tertulis pada mulanya, Tuhan pertama-tama menciptakan pria, lalu wanita menurut gambar-Nya sendiri. Jadi, menurutmu Tuhan itu laki-laki atau perempuan? Jika kau bilang Tuhan itu laki-laki, tapi juga menciptakan wanita menurut gambar-Nya, atau kau bilang Tuhan itu perempuan, tapi menciptakan laki-laki menurut gambar-Nya, apa yang terjadi? Tuhan adalah Tuhan yang benar, Dia menciptakan pria dan wanita menurut gambar-Nya. Pertama kali Dia berinkarnasi sebagai pria, dan pada akhir zaman Dia berinkarnasi sebagai wanita, artinya Dia memperlakukan kedua jenis kelamin dengan adil. Jika Tuhan berinkarnasi sebagai pria dua kali, itu tak adil bagi wanita. Mengatakan Tuhan itu laki-laki atau perempuan itu membatasi Tuhan, yang paling Dia benci. Setiap kali Tuhan berinkarnasi adalah untuk menyelamatkan manusia, dan berinkarnasi berarti mengambil bentuk manusia, baik laki-laki atau perempuan. Namun, apa pun jenis kelamin Tuhan yang berinkarnasi, esensi-Nya selamanya tak berubah." Mendengar ini, Raphael tersadar dan berkata: "Tuhan yang berinkarnasi sebagai wanita pada akhir zaman benar-benar penuh makna!"
Lalu, kukirim dia beberapa kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). "Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). "Tuhan bukan hanya Roh Kudus, bukan hanya Roh, atau Roh yang tujuh kali lipat lebih kuat, atau Roh yang mencakup segalanya, tetapi juga seorang manusia—seorang manusia biasa, manusia yang sangat biasa. Dia bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Keduanya serupa dalam hal Mereka sama-sama terlahir dari manusia, dan berbeda dalam hal yang satu dikandung dari Roh Kudus dan yang lainnya terlahir dari seorang manusia, meskipun berasal langsung dari Roh. Mereka serupa dalam hal keduanya adalah daging inkarnasi Tuhan yang melakukan pekerjaan Bapa, dan berbeda dalam hal yang satu melakukan pekerjaan penebusan dan yang lainnya melakukan pekerjaan penaklukan. Keduanya merepresentasikan Bapa, tetapi yang satu adalah Sang Penebus, yang penuh dengan kasih setia dan belas kasihan, dan yang lainnya adalah Tuhan kebenaran, yang penuh dengan murka dan penghakiman. Yang satu adalah Panglima Tertinggi yang memulai pekerjaan penebusan, dan yang lainnya adalah Tuhan yang benar yang menyelesaikan pekerjaan penaklukan. Yang satu adalah Yang Awal, yang lain adalah Yang Akhir. Yang satu adalah daging tanpa dosa, yang lain adalah daging yang menyelesaikan penebusan, melanjutkan pekerjaan, dan tidak pernah berdosa. Keduanya adalah Roh yang sama, tetapi Mereka tinggal dalam daging yang berbeda dan dilahirkan di tempat yang berbeda, dan Mereka dipisahkan selang beberapa ribu tahun. Namun, semua pekerjaan Mereka saling melengkapi, tidak pernah bertentangan, dan dapat dibandingkan. Keduanya adalah manusia, tetapi yang satu adalah bayi laki-laki dan yang lainnya adalah bayi perempuan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?"). Setelah membaca firman Tuhan, Saudari Li bersekutu: "Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tak pernah lama, Dia tak pernah mengulangi pekerjaan-Nya. Pekerjaan Tuhan selalu memperbarui, mengubah, dan terus meninggikan. Jika Tuhan melakukan pekerjaan berulang, manusia cenderung membatasi Dia, dan kita tak akan punya pengetahuan yang benar tentang Dia. Pertama kali berinkarnasi, Tuhan adalah laki-laki, jadi apa konsekuensi dari Tuhan datang kembali dalam daging sebagai laki-laki lagi? Manusia akan membatasi Tuhan sebagai laki-laki, dan berpikir Tuhan hanya mengakui dan memfavoritkan laki-laki, bahwa Dia tak mengasihi wanita dan menjauhi wanita, lalu, wanita akan didiskriminasi selamanya. Apa itu pemahaman yang benar? Apa ini adil untuk wanita? Apa ini sesuai dengan kehendak Tuhan? Bukankah semua ini hanya gagasan dan imajinasi manusia? Tuhan itu benar, dan Dia memperlakukan pria dan wanita sama. Tuhan telah berinkarnasi sekali sebagai laki-laki dan sekali sebagai wanita. Ini sangat bermakna! Tuhan yang berinkarnasi sebagai wanita pada akhir zaman telah menjungkirbalikkan gagasan semua orang, membalikkan pemahaman keliru manusia tentang Tuhan, mendobrak batasan manusia tentang Tuhan, dan menunjukkan kepada orang-orang bahwa Tuhan bukan hanya Tuhan bagi pria, tapi juga bagi wanita. Tuhan adalah Tuhan seluruh umat manusia. Tak seorang pun bisa menggunakan gagasan mereka untuk membatasi Tuhan sebagai laki-laki atau perempuan."
Aku lalu menambahkan: "Bahkan, apa pun bentuk yang diambil Tuhan dalam inkarnasi-Nya, esensi-Nya tak berubah. Mereka adalah Roh Tuhan yang menjadi daging, mewakili Tuhan itu sendiri, dan mampu melakukan pekerjaan ilahi. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan menjadi daging dan disalibkan sebagai korban penghapus dosa manusia. Tuhan Yesus adalah manusia dan bisa disalibkan untuk menebus manusia. Jika Tuhan berinkarnasi sebagai wanita pada kali pertama, Dia tetap bisa menyelesaikan pekerjaan penebusan dan mengungkapkan kebenaran untuk memberi manusia jalan pertobatan. Oleh karena itu, jenis kelamin dan rupa inkarnasi Tuhan tidaklah penting, juga tidak penting apakah Dia punya rupa keagungan. Yang penting adalah Dia punya esensi Tuhan, mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia. Itu saja yang harus diperhatikan dalam menyelidiki jalan yang benar." Aku lalu membacakan kutipan lain dari firman Tuhan. "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Aku melanjutkan dengan bersekutu: "Firman Tuhan sangat jelas. Untuk memastikan apakah itu inkarnasi Tuhan, hal utama yang harus dicari adalah apa Dia bisa mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan. Jika tak fokus mendengarkan suara Tuhan saat menyelidiki jalan yang benar, justru menilai dari penampilan dan jenis kelamin inkarnasi, bukankah kau melakukan kesalahan yang sama dengan orang Farisi yang menentang Yesus? Orang Farisi melihat latar belakang keluarga dan penampilan Tuhan Yesus sangat jauh dari gagasan dan delusi mereka tentang Mesias, jadi dengan santai menghakimi dan mengutuk Tuhan Yesus tanpa mencari atau menyelidiki firman atau pekerjaan-Nya sama sekali. Pada akhirnya, mereka menyalibkan Yesus, menyinggung watak Tuhan, jadi mereka dikutuk. Jika orang tak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa atau tak fokus mendengarkan suara Tuhan, menyangkal dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa karena inkarnasi perempuan Tuhan tak sejalan dengan gagasan mereka, bukankah ini menyalibkan Tuhan lagi?"
Setelah persekutuan ini, Raphael bilang akan terus mencari, dan saat kami undang ke pertemuan besok malamnya, dia langsung setuju. Namun, tak disangka, dia tak datang malam berikutnya dan tak menjawab saat kutelepon. Aku sangat khawatir. Jadi, setiap pagi, kukirimi dia beberapa firman Tuhan begitu aku bangun, berharap suatu hari dia akan menjawab. Namun, dia tak pernah membaca pesanku dan aku benar-benar putus asa. Kemudian, aku minta saudara-saudari lain coba menghubunginya, tapi dia tak bisa dihubungi. Aku jatuh dalam keputusasaan lagi, dan kupikir begitulah seharusnya. Begitu ingin menyerah sepenuhnya, aku menemukan artikel tentang pengalaman seorang saudari saat mengkhotbahkan Injil kepada orang Italia. Aku kebetulan kenal saudara yang menerima khotbah ini, dulu kami bermitra dalam menyebarkan Injil. Saudara ini punya kemanusiaan yang baik dan pemahaman yang murni tentang kebenaran, tapi aku tak menyangka dia punya begitu banyak gagasan saat saudari itu berkhotbah kepadanya, atau tak bisa dihubungi selama dua bulan. Meski begitu, saudari itu tak menyerah. Dia terus menunggu dan mencari kesempatan bersekutu tentang firman Tuhan dengan dia, hingga akhirnya, firman Tuhan Yang Mahakuasa memperbaiki satu per satu gagasannya, dan dia menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Pengalaman saudari itu sungguh mengharukan dan membuatku malu. Aku teringat bagaimana di balik tiap orang yang datang ke hadapan Tuhan, Tuhan telah membayar mahal. Jika memahami niat tulus Tuhan untuk menyelamatkan manusia, aku harus memikirkan kehendak-Nya. Namun, menghadapi kesulitan kecil, aku siap untuk mundur dan menyerah. Aku tak punya ketekunan. Di mana kesetiaan dan kesaksianku? Kemudian aku membaca firman Tuhan. "Dalam menyebarluaskan Injil, engkau harus terlebih dahulu memenuhi tanggung jawabmu. Engkau harus mengikuti hati nurani dan akalmu dalam melakukan semua yang mampu kaulakukan dan semua yang harus kaulakukan. Engkau harus dengan penuh kasih memberikan solusi untuk gagasan apa pun yang mungkin dimiliki orang yang sedang mempertimbangkan jalan yang benar atau pertanyaan apa pun yang mereka ajukan. Jika engkau benar-benar tak mampu memberikan solusi, engkau dapat menemukan beberapa bagian firman Tuhan yang relevan untuk dibacakan kepada mereka, atau potongan video yang relevan tentang kesaksian pengalaman, atau beberapa video yang sesuai, untuk ditunjukkan kepada mereka. Sangatlah mungkin bahwa ini akan efektif; setidaknya engkau akan memenuhi tanggung jawabmu, dan tidak akan merasa tertuduh oleh hati nuranimu. Namun, jika engkau acuh tak acuh dan bingung dalam melakukannya, engkau bertanggung jawab atas terjadinya kemunduran, dan tidak akan mudah untuk mendapatkan orang itu. Dalam memberitakan Injil kepada orang lain, orang harus memenuhi tanggung jawab mereka. Apa yang dimaksud dengan dengan 'tanggung jawab'? Bagaimana seharusnya orang melakukan dan menerapkan tanggung jawabnya? Engkau harus mengerti bahwa setelah menyambut Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan, engkau memiliki kewajiban untuk memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang haus akan penampakan-Nya. Jadi, bagaimana engkau harus memberitakannya kepada mereka? Baik secara daring ataupun dalam kehidupan nyata, engkau harus memberitakannya dengan cara apa pun untuk mendapatkan orang-orang itu dan dengan cara efektif. Penyebarluasan Injil bukanlah sesuatu yang kaulakukan ketika engkau merasa ingin melakukannya, ketika suasana hatimu baik dan tidak kau lakukan ketika suasana hatimu buruk. Itu juga bukan sesuatu yang kaulakukan sesuai dengan pilihanmu, memilah dan memilih sesuai keinginanmu, memberitakan Injil kepada orang-orang yang kausukai dan tidak memberitakannya kepada orang-orang yang tidak kausukai. Injil harus disebarluaskan sesuai dengan tuntutan Tuhan dan prinsip-prinsip rumah-Nya. Engkau harus memenuhi tanggung jawab dan tugasmu sebagai makhluk ciptaan Tuhan, melakukan semua yang mampu kaulakukan untuk bersaksi tentang kebenaran yang kaupahami, tentang firman Tuhan, dan tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang sedang mempertimbangkan jalan yang benar. Itulah yang dimaksud dengan memenuhi tanggung jawab dan tugas sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Apa yang harus orang lakukan saat mereka memberitakan Injil? Mereka harus memenuhi tanggung jawab mereka, melakukan apa pun yang mampu mereka lakukan, dan selalu rela membayar harga" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Semua Orang Percaya Terikat Secara Moral pada Tugas untuk Menyebarkan Injil"). "Jadi, bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang menyelidiki cara yang benar? Selama mereka sesuai dengan prinsip-prinsip pemberitaan Injil yang ditetapkan oleh rumah Tuhan, kita berkewajiban memberitakannya kepada mereka; dan sekalipun sikap mereka saat ini buruk dan tidak mau menerimanya, kita harus bersabar terhadap mereka. Sampai kapan dan sejauh mana kita harus bersabar? Sampai mereka menolakmu, tidak membiarkanmu masuk ke rumahnya, sampai tidak ada diskusi yang berhasil, sampai engkau tidak dapat menghubungi mereka, atau tidak dapat meminta orang lain untuk mengundang mereka, dan sampai mereka tidak mengakuimu. Maka tidak perlu lagi untuk memberitakan Injil kepada mereka. Artinya, pada saat itu, engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Itulah pelaksanaan tugasmu. Selama masih ada secercah harapan, engkau harus memikirkan segala cara dan berusaha semampumu untuk membacakan firman Tuhan kepada mereka dan memberi kesaksian tentang pekerjaan-Nya. Katakanlah, misalnya, engkau memiliki relasi dengan seseorang selama dua atau tiga tahun. Engkau telah berkali-kali mencoba memberitakan Injil dan bersaksi tentang Tuhan kepada mereka, tetapi mereka tidak berniat untuk menerimanya. Namun, meskipun demikian, mereka cukup mampu untuk memahami semuanya, dan benar-benar merupakan calon penerima Injil. Apa yang harus kaulakukan? Pertama-tama, engkau tidak boleh menyerah terhadap mereka, tetapi pertahankanlah hubungan yang wajar dengan mereka, teruslah membacakan firman Tuhan kepada mereka, serta bersaksilah tentang pekerjaan-Nya. Janganlah menyerah terhadap mereka; bersabarlah sampai akhir. Mungkin suatu hari nanti, mereka akan tersadar dan merasa bahwa sudah waktunya untuk menyelidiki jalan yang benar. Itulah sebabnya bersabar dan bertekun tanpa henti adalah penting dalam memberitakan Injil. Mengapa melakukan hal ini? Karena memberitakan Injil adalah tugas makhluk ciptaan. Karena engkau memiliki relasi dengan mereka, engkau berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil Tuhan kepada mereka. Dari sejak pertama kali mereka mendengar firman Tuhan dan Injil sampai saat mereka berbalik, akan ada banyak proses yang terjadi, dan itu membutuhkan waktu. Periode itu membutuhkan kesabaran dan penantian, sampai tiba saatnya mereka berbalik dan engkau membawa mereka ke hadapan Tuhan, kembali kepada keluarga-Nya. Inilah kewajibanmu. Apa yang dimaksud dengan kewajiban? Kewajiban adalah tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan, yang mengikat seseorang. Sama seperti perlakuan seorang ibu terhadap anaknya. Betapa pun tidak patuh atau nakalnya anak itu, atau jika dia sakit dan tidak mau makan, apa kewajiban ibunya? Karena engkau adalah anaknya, dia menyayangi, mencintai, dan peduli kepadamu. Tidak ada bedanya apakah engkau mengakui dia sebagai ibumu atau tidak, dan walau bagaimanapun engkau memperlakukannya—dia tetap ada di sisimu, tidak meninggalkanmu sedetik pun, sampai engkau percaya bahwa dia adalah ibumu dan engkau kembali ke pelukannya. Dengan cara demikianlah, dia terus-menerus mengawasi dan memperhatikanmu. Inilah yang dimaksud dengan tanggung jawab; inilah yang dimaksud dengan tanggung jawab yang mengikat. Jika mereka yang terlibat dalam pemberitaan Injil berlatih dengan cara itu, dengan kasih semacam itu kepada orang-orang, mereka pasti akan menjunjung tinggi prinsip-prinsip pemberitaan Injil, dan akan sepenuhnya mampu mencapai hasil" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Semua Orang Percaya Terikat Secara Moral pada Tugas untuk Menyebarkan Injil"). Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku malu dan patah hati. Tuhan telah menjelaskan tanggung jawab yang harus dilakukan para pekerja Injil. Situasi setiap calon penerima Injil berbeda dan harus diperlakukan secara berbeda. Jangan mengandalkan gagasan, imajinasi, atau prasangkamu untuk menghindari dan membatasi mereka, apalagi menyerah dengan gegabah. Jika kau nyatakan mereka layak menerima Injil, berusaha keraslah dan gunakan segala cara untuk bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada mereka, bimbing mereka ke hadapan Tuhan. Inilah prinsip yang harus dimiliki seseorang dalam menyebarkan Injil. Namun, setelah beberapa saat tak bisa menghubungi Saudara Raphael, aku kehabisan kesabaran dan belas kasih. Aku mengalami masa sulit dan ingin berhenti berusaha bersekutu dengannya, serta karena dia mengabaikan kami, tak menjawab telepon, dan tak membaca pesan, aku merasa ini jalan buntu. Aku telah mempersekutukan hal yang harus kusampaikan, tapi Raphael tak menerima jalan yang benar, dan aku tak bisa mengerahkan lebih banyak usaha, jadi kukesampingkan dia untuk saat ini. Namun, aku sangat gelisah. Aku terus berpikir saudara ini punya iman yang tulus, serta kualitas dan kapasitas yang baik untuk memahami, tapi dia terjerat paham agama karena gangguan dan penyesatan seorang pendeta. Aku harus bantu dia di saat kritis ini, tak bisa hanya diam dan tak bertindak. Jika tidak, aku tak akan memenuhi tanggung jawab sebagai pekerja Injil. Jadi, kukirimi dia esai kesaksian, berharap bisa membantunya. Entah dia membacanya atau tidak, aku harus melakukan semua yang kubisa.
Beberapa hari kemudian, dia mengirimiku pesan: "Aku selalu berdoa sepanjang waktu. Meski tak mengatakan apa-apa, aku tahu Tuhan memeriksa hati kita. Hatiku memanggil Tuhan Yang Mahakuasa untuk mencerahkan dan membimbingku, agar tak melakukan kesalahan dan menyinggung Tuhan." Aku sangat tersentuh, dan dalam jawabannya, dia berkata: "Dunia ini sangat rusak dan jahat. Orang-orang sangat sulit untuk dekat dengan Tuhan. Satu-satunya senjata melawan kejahatan adalah firman Tuhan Yang Mahakuasa dan Alkitab." Dia mengakui firman Tuhan Yang Mahakuasa, ini membuktikan dia bisa memahami suara Tuhan dan ada harapan untuk mendapatkan dia kembali. Namun, aku tahu dia di tengah pertempuran batin yang sengit dan khawatir dia bisa berhenti membaca pesanku kapan saja. Aku sangat cemas, jadi kutenangkan diri dan berdoa kepada Tuhan. Saat berdoa, aku teringat sebuah kalimat dari firman Tuhan, "Tuhan pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan umat manusia, atau sampai saat terakhir." Aku bergegas mencari kutipan firman Tuhan ini untuk dibaca. "Perikop berikut ini tercatat di Kitab Yunus 4:10-11: 'Lalu Yahweh berfirman, "Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: dan apakah Aku tidak boleh menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?"' Ini adalah kata-kata yang sebenarnya dari Tuhan Yahweh, yang dicatat dari sebuah percakapan antara Tuhan dan Yunus. Walau percakapan ini singkat, percakapan ini penuh dengan kepedulian Sang Pencipta bagi umat manusia dan keengganan-Nya untuk melepaskan umat manusia" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). "Walau Yunus dipercayai untuk menyatakan firman Tuhan Yahweh kepada penduduk Niniwe, ia tidak memahami niat Tuhan Yahweh, ia juga tidak memahami kekhawatiran dan harapan-Nya bagi orang-orang kota itu. Lewat teguran ini, Tuhan bermaksud mengatakan kepadanya bahwa umat manusia adalah hasil tangan Tuhan sendiri, dan bahwa Dia telah mengerahkan upaya yang sungguh-sungguh pada setiap manusia, bahwa setiap manusia memikul harapan Tuhan, dan bahwa setiap manusia menikmati penyediaan kehidupan Tuhan; bagi setiap manusia, Tuhan telah membayar harga dari upaya yang sungguh-sungguh. Teguran ini juga memberitahu Yunus bahwa Tuhan menyayangi umat manusia, yang adalah pekerjaan tangan-Nya sendiri, sama seperti Yunus sendiri sayang kepada pohon jarak. Tuhan pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan umat manusia, atau sampai saat terakhir" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). Setelah membaca firman Tuhan, aku tersentuh, jadi kuberi tahu Raphael: "Saudaraku, kau bijaksana dan bisa memahami suara Tuhan. Tuhan telah berinkarnasi pada akhir zaman dan mengungkapkan jutaan kebenaran untuk membekali kita, menyelamatkan dari belenggu dosa, dan mengantar kita ke kerajaan-Nya. Kuharap kau bisa memikirkan hal yang berkaitan dengan nasib dan kesudahan kita ini. Aku akan berdoa untukmu. Semoga Tuhan membuka hatimu dan mengizinkanmu segera kembali ke rumah-Nya." Aku lalu mengiriminya video pembacaan tiga kutipan firman Tuhan dan menunggu tanggapannya. Di antaranya, ada kutipan firman Tuhan yang membuatnya merenung dan membawanya ke titik balik.
Firman Tuhan katakan: "Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman. Engkau sekalian harus memilih jalanmu sendiri dan jangan menghujat Roh Kudus dan menolak kebenaran. Jangan menjadi orang yang bebal dan congkak, tetapi jadilah orang yang menaati tuntunan Roh Kudus, yang merindukan dan mencari kebenaran; hanya dengan cara inilah engkau sekalian akan mendapatkan manfaat. Kusarankan agar engkau melangkah di jalan kepercayaanmu kepada Tuhan dengan berhati-hati. Jangan langsung mengambil kesimpulan; terlebih lagi, jangan bersikap sembrono dan tak ambil pusing dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Engkau sekalian harus tahu bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan setidaknya harus rendah hati dan menunjukkan rasa hormat. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi mencibir dan menghinanya adalah orang yang bodoh dan bebal. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi dengan sembarangan mengambil kesimpulan atau mengutukinya, dipenuhi dengan kecongkakan. Tidak seorang pun yang percaya kepada Yesus pantas menyumpahi atau mengutuki orang lain. Engkau sekalian harus menjadi orang yang berakal sehat dan menerima kebenaran. Mungkin, setelah mendengar tentang jalan kebenaran dan setelah membaca firman kehidupan, engkau yakin bahwa hanya satu dari 10.000 perkataan ini yang sesuai dengan keyakinanmu dan Alkitab, maka engkau harus terus mencari dalam 1/10.000 dari perkataan ini. Aku tetap menasihatimu agar engkau bersikap rendah hati, jangan terlalu percaya diri, dan jangan meninggikan dirimu terlalu tinggi. Dengan memiliki hati yang sedikit takut kepada Tuhan, engkau akan mendapatkan terang yang lebih besar. Jika engkau teliti mengkaji dan berulang-ulang merenungkan perkataan ini, engkau akan mengerti apakah perkataan ini merupakan kebenaran atau bukan, dan apakah perkataan ini merupakan hidup atau bukan. Bisa jadi, baru membaca beberapa kalimat saja, beberapa orang tanpa berpikir akan mengutuk perkataan ini, dengan berkata: 'Ini hanya sekadar pencerahan Roh Kudus,' atau, 'Ini Kristus palsu yang datang untuk menyesatkan orang.' Mereka yang mengatakan hal-hal seperti itu dibutakan oleh ketidaktahuan! Engkau terlalu sedikit memahami pekerjaan dan hikmat Tuhan, dan Aku sarankan agar engkau memulai lagi dari nol! Janganlah engkau sekalian tanpa berpikir langsung mengutuk firman yang dinyatakan oleh Tuhan karena Kristus-Kristus palsu yang muncul pada akhir zaman, dan janganlah menjadi orang yang menghujat Roh Kudus karena takut akan penyesatan. Bukankah itu sangat disayangkan? Jika setelah banyak mengkaji, engkau tetap percaya bahwa firman ini bukan kebenaran, bukan jalan, dan bukan pengungkapan Tuhan, pada akhirnya engkau akan dihukum, dan tidak mendapatkan berkat. Jika engkau tidak dapat menerima kebenaran yang disampaikan dengan begitu sederhana dan jelas ini, bukankah engkau tidak layak menerima keselamatan Tuhan? Bukankah engkau orang yang tidak cukup diberkati untuk kembali ke hadapan takhta Tuhan? Pikirkanlah hal itu! Jangan gegabah dan terburu-buru, dan jangan memperlakukan iman kepada Tuhan sebagai permainan. Berpikirlah demi tempat tujuanmu, demi prospekmu, demi hidupmu, dan jangan bermain-main dengan dirimu sendiri. Dapatkah engkau menerima semua perkataan ini?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru"). Raphael membaca kutipan firman Tuhan ini pada hari itu dan dia mengirimiku pesan panjang tentang perasaan dan pemahamannya. Aku tahu dia bimbang dan khawatir akan mengambil jalan yang salah, dia juga takut percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa berarti mengikuti denominasi lain dan mengkhianati Yesus. Aku menemukan kutipan firman Tuhan untuknya, lalu bersekutu: "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bukan milik kelompok agama mana pun. Itu muncul karena penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus yang datang kembali, bukan karena seseorang mendirikan denominasi baru. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman, mengantarkan Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Selain Tuhan yang berinkarnasi, tak ada pemimpin, orang besar atau terkenal di dunia yang bisa mengungkapkan kebenaran, memimpin atau menyelamatkan umat manusia. Tidak satu pun! Meskipun pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa berbeda dari pekerjaan Yesus atau Yahweh, pada dasarnya mereka adalah Tuhan yang sama. Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa hanyalah nama berbeda yang digunakan oleh Tuhan di zaman berbeda. Namun, bagaimanapun nama atau pekerjaan Tuhan berubah, esensi Dia tak berubah. Tuhan selamanya Tuhan. Tuhan berfirman: 'Pekerjaan yang Yesus lakukan merepresentasikan nama Yesus dan merepresentasikan Zaman Kasih Karunia; sedangkan pekerjaan yang Yahweh lakukan merepresentasikan Yahweh dan merepresentasikan Zaman Hukum Taurat. Pekerjaan mereka adalah pekerjaan satu Roh di dua zaman yang berbeda. ... Meskipun Mereka disebut dengan dua nama yang berbeda, Roh yang sama itulah yang menyelesaikan kedua tahap pekerjaan, dan pekerjaan yang sudah dilakukan terus berjalan. Karena nama berbeda dan isi pekerjaan berbeda, maka zamannya pun berbeda. Ketika Yahweh datang, itulah zaman Yahweh, dan ketika Yesus datang itulah zaman Yesus. Karena itu, pada setiap kedatangan-Nya, Tuhan disebut dengan satu nama, Dia merepresentasikan satu zaman, dan Dia memulai jalan yang baru; dan di setiap jalan yang baru, Dia menggunakan nama baru, yang menunjukkan bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, dan bahwa pekerjaan-Nya tidak pernah berhenti bergerak maju. Sebagaimana sejarah selalu bergerak maju, pekerjaan Tuhan pun selalu bergerak maju. Supaya rencana pengelolaan enam ribu tahun mencapai akhirnya, pekerjaan-Nya harus terus maju. Setiap hari dan setiap tahun Dia harus melakukan pekerjaan baru; Dia harus memulai jalan yang baru, memulai zaman baru, memulai pekerjaan yang baru dan yang lebih besar, dan bersama semua ini, membawa nama-nama baru dan pekerjaan baru. ... Mulai dari pekerjaan Yahweh hingga pekerjaan Yesus, dan dari pekerjaan Yesus sampai pekerjaan tahap sekarang ini, tiga tahap ini mencakup urutan berkelanjutan dari keseluruhan pengelolaan Tuhan, dan semuanya merupakan pekerjaan satu Roh. Sejak penciptaan dunia, Tuhan selalu bekerja mengelola umat manusia. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terakhir, dan Dialah Pribadi yang memulai dan mengakhiri suatu zaman. Ketiga tahap pekerjaan tersebut, di zaman yang berbeda dan lokasi yang berbeda, tidak salah lagi merupakan pekerjaan dari satu Roh. Semua orang yang memisahkan ketiga tahap ini bertentangan dengan Tuhan. Sekarang, engkau harus memahami bahwa semua pekerjaan dari tahap pertama hingga hari ini adalah pekerjaan dari satu Tuhan, pekerjaan dari satu Roh. Tentang hal ini, tentu tidak ada keraguan' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah pekerjaan Zaman Hukum Taurat, saat Yahweh mengeluarkan hukum dan memimpin manusia di bumi. Tahap kedua adalah pekerjaan penebusan di Zaman Kasih Karunia, dan ini kali pertama Tuhan berinkarnasi untuk menjadi korban penghapus dosa umat manusia. Pekerjaan tahap ketiga adalah pekerjaan penghakiman pada akhir zaman seperti yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Tiga tahap pekerjaan ini adalah rencana pengelolaan Tuhan yang lengkap untuk menyelamatkan umat manusia. Tuhan melakukan pekerjaan berbeda di tiap zaman, tapi pekerjaan ketiga tahap itu dilakukan oleh satu Tuhan. Aku akan memberikan contoh sederhana. Pekerjaan pengelolaan Tuhan bisa dibandingkan dengan pembangunan rumah. Zaman Hukum Taurat melambangkan fondasi rumah, dan tanpa pondasi, rumah tak bisa dibangun sama sekali. Zaman Kasih Karunia melambangkan struktur rumah, dan tanpa struktur, rumah tak bisa terbentuk. Zaman Kerajaan itu seperti atap. Tanpa langkah terakhir ini rumah tetap tak lengkap dan tak bisa menahan angin atau hujan, maka masing-masing dari ketiga langkah ini sangat diperlukan. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahakuasa tak berarti kita meninggalkan Tuhan Yesus, apalagi percaya kepada Tuhan yang berbeda. Kita hanya mengikuti langkah kaki Anak Domba. Saat ini ada beberapa agama besar di dunia dan orang percaya Tuhan telah terpecah menjadi lebih dari 2.000 denominasi. Terlepas dari denominasi mereka sebelumnya, makin banyak saudara-saudari dengan iman yang tulus dan haus akan penampakan Tuhan telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, menerima penyiraman dan makanan dari firman-Nya. Fakta ini sangat jelas. Ini juga menggenapi nubuat alkitab: 'Supaya dalam persiapan kegenapan waktu Dia dapat mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi; bahkan di dalam Dia' (Efesus 1:10). 'Dan akan terjadi pada akhir zaman, bahwa gunung rumah Yahweh akan ditegakkan di puncak gunung-gunung, dan akan ditinggikan di atas bukit-bukit; Semua bangsa akan datang berbondong-bondong ke sana' (Yesaya 2:2)." Setelah mendengar yang kusampaikan, dia mengirim emoji doa dan bilang: "Kau benar, Tuhan Yang Mahakuasa adalah satu-satunya Tuhan yang benar, kita semua harus berada di bawah nama Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa memanggilku. Dia tahu hatiku, kekhawatiranku, dan ketakutanku." Aku lalu mengiriminya beberapa film Injil dan firman Tuhan. Aku juga berdoa kepada Tuhan, dan mengatakan entah dia akhirnya menghadiri pertemuan, aku harus berusaha keras serta belajar menunggu, mencari, dan tunduk.
Empat hari kemudian, aku menerima pesan tak terduga darinya menanyakan apakah dia bisa terus menghadiri pertemuan. Dia juga bilang firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat berharga baginya dan tak bisa hidup tanpanya. Dari firman Tuhan dia memahami banyak kebenaran dan misteri Alkitab. Firman Tuhan telah menariknya masuk. Saat itu, aku menangis terharu. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan! Dia bilang telah membaca firman Tuhan yang kukirimkan, dan pertanyaan yang mereka ajukan membuatnya sangat bimbang. Dia juga bilang: "Aku tak boleh ceroboh dalam imanku atau menganggapnya remeh, jadi kuputuskan untuk terus menyelidiki. Kedatangan Tuhan kembali sangat penting bagiku dan aku tak ingin kehilangan kesempatan untuk menyambut-Nya, lalu menyinggung atau meninggalkan Dia." Aku sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan! Kulihat otoritas dan kuasa firman Tuhan sangat hebat! Firman Tuhanlah yang membalikkan dia dan membuatnya memutuskan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Pengalaman ini sangat menyentuhku dan membuatku sadar bagaimanapun calon penerima Injil yang kutemui, selama mereka bisa memahami suara Tuhan, aku harus memenuhi tugas dan kewajibanku membimbing mereka ke rumah Tuhan. Hanya dengan melakukan tugas dengan cara ini kita tak akan memiliki utang dan penyesalan. Syukur kepada Tuhan! Segala kemuliaan bagi Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.