Belajar dari Kritik

21 Januari 2022

Oleh Saudari Song Yu, Belanda

Pada Mei tahun ini, seorang saudari melapor kepadaku bahwa Saudari Lu berkata kepadanya setidaknya tiga pemimpin gereja adalah pemimpin palsu yang tidak melakukan pekerjaan nyata, dan saudara-saudari tidak mampu membedakan para pemimpin palsu ini. Setelah kudengar laporannya, kupikir Saudari Lu terlalu congkak. Jika ketiga pemimpin gereja ini benar-benar bermasalah, bukankah mereka pasti sudah lama diganti? Di belakang mereka, Saudari Lu mengatakan bahwa ketiga pemimpin gereja ini semuanya pemimpin palsu. Bukankah dia mengkritik para pemimpin dengan melakukan ini? Aku mulai memiliki pandangan tertentu tentang Saudari Lu. Kupikir dia mungkin tidak memiliki kemanusiaan yang baik. Setelah itu, aku pergi mencari tahu tentang perilaku dan kemanusiaan Saudari Lu yang biasanya, dan apakah dia suka menunjukkan masalah dengan para pemimpin dan pekerja di belakang mereka atau tidak. Begitu mulai menyelidikinya, aku mengetahui bahwa di antara saudara-saudari, Saudari Lu telah mengatakan bahwa seorang pemimpin tertentu tidak memiliki kepekaan dan tidak melakukan pekerjaan nyata. Ini membuatku makin curiga bahwa Saudari Lu memiliki niat buruk dan ingin menjadi pemimpin, jadi dia selalu mengkritik para pemimpin di depan saudara-saudarinya, dan dia menyebarkan prasangka terhadap para pemimpin untuk mengganggu ketertiban gereja dan menghambat pekerjaan para pemimpin dan pekerja. Jika Saudari Lu benar-benar ingin melindungi pekerjaan gereja, ketika dia melihat bahwa ada pemimpin palsu di gereja, dia seharusnya melaporkannya kepada atasan mereka, setelah itu, atasan mereka akan menyelidiki dan memeriksa situasinya, serta menanyakan pendapat orang percaya lainnya, dan jika mereka mendapati benar-benar ada pemimpin palsu, mereka akan dapat menanganinya dengan tepat. Namun, Saudari Lu tidak melaporkan situasi tersebut kepada pemimpin di atas mereka. Sebaliknya, dia terus-menerus berbicara tentang masalah para pemimpin itu di antara saudara-saudari. Yang dia lakukan adalah mengkritik para pemimpin. Jadi, aku menemui Saudari Lu untuk bersekutu dengannya. Kukatakan kepadanya, "Jika kau telah mendapati bahwa para pemimpin dan pekerja memiliki masalah, kau harus melaporkannya ke atas, bukan berbicara sembarangan di depan saudara-saudari. Yang kaulakukan akan membuat mereka berprasangka buruk terhadap pemimpin dan menolak bekerja sama dengan pekerjaan pemimpin. Perilaku ini merusak pekerjaan gereja, dan kau telah membicarakan masalah beberapa pemimpin di belakang mereka. Ini berarti mengkritik para pemimpin." Aku memintanya untuk merenungkan niat dan tujuannya dalam mengatakan hal-hal ini, dan akhirnya, aku memperingatkannya, "Jika kau terus mengkritik para pemimpin di belakang mereka seperti ini, mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, kau bisa kehilangan kesempatan untuk melaksanakan tugasmu." Setelah menangani hal-hal dengan Saudari Lu, aku merasa telah memenuhi tanggung jawabku sebagai pemimpin, dan sedang melindungi pekerjaan gereja.

Tak disangka, pada suatu hari di sebuah pertemuan, seorang pemimpin tingkat atas tiba-tiba bertanya kepadaku, "Mengapa kau memberhentikan Saudari Lu dari tugasnya? Apa kesalahannya?" Pertanyaan mendadak ini membuatku sedikit bingung. Kupikir, "Aku tidak pernah memberhentikan Saudari Lu. Jika dia diganti, aku tidak tahu apa pun tentang hal itu." Pemimpinku kemudian memberitahuku bahwa masalah yang dilaporkan Saudari Lu adalah benar, dan para pemimpin yang dia laporkan, kenyataannya, adalah pemimpin palsu yang harus diganti. Lalu pemimpinku menanganiku karena terlalu sewenang-wenang dalam menangani masalah Saudari Lu. Dia mengatakan, hanya karena dia telah melaporkan masalah dengan beberapa pemimpin, aku telah meyakini bahwa dia secara sewenang-wenang mengkritik para pemimpin dan memiliki kemanusiaan yang buruk. Tindakanku sama dengan menekan dan mengutuk umat pilihan Tuhan. Itu tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan PKT, menciptakan suasana "Teror Putih" di mana siapa pun yang mengatakan yang sebenarnya ditekan dan dihukum. Setelah pemimpinku menanganiku, sulit untuk menerimanya. Tentu saja aku merasa tidak sedang menciptakan suasana ketakutan, aku juga tak ingin menghukum Saudari Lu. Selain itu, para pemimpin di gereja Saudari Lu yang menggantinya. Aku sama sekali tidak terlibat langsung di dalamnya. Bagaimana itu membuatku sama dengan PKT?

Setelah itu, aku terus bertanya-tanya mengapa pemimpinku menanganiku seperti ini. Di mana letak masalahku? Aku merenungkan kembali apa yang dikatakan pemimpinku, bahwa aku mencirikan tindakan Saudari Lu sebagai "mengkritik para pemimpin," di mana segera setelah itu dia ditekan dan diberhentikan. Jika aku tidak mencirikannya seperti itu, akankah dia telah diberhentikan dengan begitu mudahnya? Aku merenungkan hal ini. Kupikir, meskipun bukan aku yang memberhentikan Saudari Lu, dan meskipun tidak dengan sengaja menghukum atau menekannya, karena aku adalah pemimpin, setelah mencirikan masalahnya sebagai "pemimpin yang mengkritik secara sewenang-wenang," saudara-saudari kita tidak dapat memiliki kesan yang baik tentang dia, jadi ketika beberapa masalah muncul dalam tugasnya, para pemimpin gerejanya pasti telah mengira dia suka mengkritik orang, memiliki kemanusiaan yang buruk, dan melaksanakan tugasnya dengan buruk, jadi mereka memberhentikannya. Yang memicu rangkaian peristiwa yang menyebabkan pemberhentiannya adalah keyakinanku terhadap dirinya. Namun, apa dasarku meyakini dia bersalah karena "mengkritik para pemimpin"? Apakah yang dia lakukan benar-benar mengkritik orang? Ketika merenungkan pertanyaan ini, aku mendapati bahwa aku memiliki beberapa sudut pandang yang keliru. Kupikir, melaporkan pemimpin harus mengikuti proses. Kau dapat langsung memberikan saran kepada orang tersebut, atau mengangkat masalah tersebut dengan pemimpin di atasnya dan membiarkan mereka menyelidiki dan menanganinya. Jika tidak, kupikir kau sedang mengkritik para pemimpin di belakang mereka. Saudari Lu mengatakan ada masalah dengan empat pemimpin yang berbeda, tetapi dia tidak memberi tahu para pemimpin itu sendiri atau melaporkan masalah itu kepada atasan mereka. Sebaliknya, dia beberapa kali berbicara tentang para pemimpin ini kepada saudara-saudari, mengatakan mereka tidak melakukan pekerjaan nyata, hanya mengkhotbahkan doktrin, dan adalah pemimpin palsu. Kupikir perilakunya adalah mengkritik pemimpin, jadi aku mengutuknya berdasarkan perilaku ini tanpa benar-benar menyelidiki apakah masalah dengan para pemimpin yang dibicarakan Saudari Lu ini benar atau tidak. Jika apa yang dikatakan Saudari Lu benar, berarti keempat orang ini adalah pemimpin palsu, dan dia melakukan ini untuk menyingkapkan pemimpin palsu. Dia menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebenaran dan bertindak adil, yang berarti dia bertanggung jawab dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Orang yang mampu melaporkan masalah dengan jujur dan berani mengatakan yang sebenarnya tanpa takut akan status dan kekuasaan pemimpin palsu adalah orang baik di rumah Tuhan, orang yang harus kita bina. Jika masalah yang mereka laporkan tidak sesuai dengan fakta, atau jika mereka salah menuduh pemimpin dan pekerja, ini berarti fitnah dan menjebak, mengkritik orang sewenang-wenang, dan mengganggu pekerjaan gereja, dan orang semacam itu adalah pelaku kejahatan dengan kemanusiaan yang buruk yang harus ditangani berdasarkan prinsip. Sekarang, fakta membuktikan bahwa para pemimpin yang dilaporkan oleh Saudari Lu memang pemimpin palsu yang tidak melakukan pekerjaan nyata. Semua yang dia laporkan sesuai dengan fakta. Dia sama sekali tidak sedang mengkritik para pemimpin. Dia mengatakan yang sebenarnya dan menyingkapkan pemimpin palsu. Orang seperti itu, yang memiliki rasa keadilan, layak untuk didukung, bukan sembarangan dituduh dan dikutuk. Pada waktu itu, aku tidak memahami apa artinya menyingkapkan pemimpin palsu dan mengkritik orang. Ketika sesuatu terjadi padaku, aku tidak mencari prinsip atau memiliki rasa takut akan Tuhan di dalam hatiku, tetapi secara sewenang-wenang mengutuk orang baik. Jika bukan karena pemimpinku mengetahui bahwa pemberhentian Saudari Lu tidak sesuai prinsip dan menghentikannya tepat waktu, aku pasti telah melakukan sesuatu yang jahat. Ketika kurenungkan hal ini, aku merasakan perasaan menyalahkan diri sendiri yang mendalam saat sadar bahwa aku salah, jadi aku pergi ke hadapan Tuhan dan berdoa untuk mengungkapkan kesediaanku menerima pemangkasan dan penanganan-Nya, dan memohon bimbingan-Nya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kerusakanku sendiri.

Selama waktu perenunganku, aku melihat satu bagian firman Tuhan, paragraf kedua dari "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan". "Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis, yang membuktikan bahwa engkau melayani Tuhan karena niat baikmu sendiri, bahwa pelayananmu itu didasarkan pada natur Iblis dalam dirimu. Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan pilihan pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang Tuhan benci; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan pilihanmu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah hidup manusia di dunia. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agamawi. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi Kristus-Kristus palsu dan antikristus yang memperdaya orang-orang pada akhir zaman. Para Kristus palsu dan antikristus yang dibicarakan ini akan muncul dari antara orang-orang semacam ini. Jika mereka yang melayani Tuhan mengikuti karakter mereka sendiri dan bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka berisiko disingkirkan kapan saja. Mereka yang menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun melayani Tuhan untuk memenangkan hati orang lain, menceramahi dan mengendalikan mereka, serta menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain—dan yang tidak pernah bertobat, tidak pernah mengakui dosa mereka, tidak pernah melepaskan keuntungan dari kedudukan mereka—orang-orang ini akan jatuh di hadapan Tuhan. Mereka sejenis dengan Paulus, menyalahgunakan senioritas mereka dan memamerkan kualifikasi mereka. Tuhan tidak akan membawa orang-orang semacam ini menuju kesempurnaan. Pelayanan semacam ini mengganggu pekerjaan Tuhan. Manusia selalu berpaut pada yang lama. Mereka berpaut pada gagasan dari masa lalu, pada segala sesuatu dari masa yang lampau. Ini adalah rintangan yang besar dalam pelayanan mereka. Jika engkau tidak bisa menyingkirkannya, hal-hal ini akan menghambat seluruh hidupmu. Tuhan tidak akan memujimu, tidak sedikit pun, bahkan sekalipun kakimu patah ketika berlari atau punggungmu sakit karena bekerja keras, bahkan sekalipun engkau menjadi martir dalam pelayananmu kepada Tuhan. Malah sebaliknya: Dia akan berkata bahwa engkau adalah pelaku kejahatan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman Tuhan menyingkapkan keadaanku dengan tepat. Aku telah lama menjadi pemimpin, jadi aku merasa telah mengalami banyak hal, memiliki sedikit pemahaman prinsip, telah belajar dari pengalamanku, dan kupikir aku tahu cara memandang orang dan hal-hal, serta cara menangani masalah. Perlahan-lahan, aku menjadi makin congkak, aku tak punya tempat bagi Tuhan di hatiku, dan ketika sesuatu terjadi, kupikir aku biasanya tahu apa yang sedang terjadi, jadi aku selalu punya gagasanku sendiri, aku selalu yakin bahwa aku benar, dan bahwa segala sesuatunya harus dilakukan dengan cara tertentu. Aku tidak berdoa untuk mencari prinsip, aku hanya melakukan penerapan dengan cara yang menurutku benar. Ketika masalah Saudari Lu dilaporkan kepadaku, aku sama sekali tidak berdoa kepada Tuhan, dan tidak mencari bagaimana menerapkan kebenaran atau bertindak berdasarkan prinsip dalam masalah ini. Reaksi pertamaku adalah bahwa ini masalah dia mengkritik orang lain dan dengan kemanusiaannya, jadi aku secara khusus pergi untuk mencari tahu apakah kemanusiaannya buruk atau tidak, dan apakah dia sering kali membicarakan masalah para pemimpin dan pekerja dalam interaksinya dengan orang lain atau tidak. Ketika mengetahui bahwa Saudari Lu juga membicarakan masalah pemimpin lain, aku dengan sewenang-wenang mendefinisikannya sebagai "mengkritik orang" dan "menghancurkan pekerjaan gereja." Berdasarkan prinsip, aku seharusnya menemui orang-orang yang terlibat dan menyelidiki apa yang dia katakan tentang para pemimpin ini, aku seharusnya telah mengetahui apakah mereka melakukan pekerjaan nyata dan apakah mereka pemimpin palsu atau bukan. Untuk memastikan masalah secara akurat, aku seharusnya telah memastikan apakah yang dikatakan Saudari Lu itu benar atau tidak. Namun, karena kecongkakan, sikap merasa diri benar, dan perilaku gegabahku sendiri, aku tidak mencari prinsip dalam masalah ini, tidak memiliki rasa takut akan Tuhan di dalam hatiku, dan secara membabi buta dan sewenang-wenang mencirikannya, yang menyebabkan dia digantikan, ditekan, dan dikucilkan. Aku hampir menghancurkan orang baik. Rumah Tuhan telah berulang kali menekankan bahwa kita harus menyokong umat pilihan Tuhan dalam melaporkan masalah dengan para pemimpin dan pekerja, melindungi mereka yang mengemukakan pendapat kepada para pemimpin dan pekerja mereka, menyelidiki secara menyeluruh dan jelas ketika umat pilihan Tuhan menyingkapkan atau melaporkan para pemimpin dan pekerja, dan menangani segala sesuatu secara adil berdasarkan prinsip. Meskipun demikian, karena dikendalikan oleh natur congkakku sendiri, aku secara sewenang-wenang melabeli seseorang, tidak bertindak berdasarkan prinsip, menekan orang baik, melindungi dan menoleransi pemimpin palsu, dan sepenuhnya melanggar pengaturan pekerjaan rumah Tuhan. Pemimpin palsu tidak melakukan pekerjaan nyata dan merusak pekerjaan gereja, tetapi alih-alih menanganinya, aku mengutuk orang yang melaporkan masalah tersebut. Bukankah itu membuatku menjadi payung pelindung bagi para pemimpin palsu ini? Aku ikut serta dalam kejahatan para pemimpin palsu ini. Aku menjadi kaki tangan Iblis. Ketika kurenungkan hal-hal ini, aku sadar bahwa aku melakukan tugasku berdasarkan watak congkak, dan ini melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Jika ini terus berlanjut, Tuhan akan membenci dan menolakku.

Saat merenung, aku teringat pemimpinku berkata aku sedang menciptakan suasana "Teror Putih" seperti PKT, dan makin kupikirkan, makin itu terdengar benar. Setelah menuduh Saudari Lu mengkritik orang, aku mengatakan kepadanya untuk tidak sembarangan berbicara tentang ketidakpuasannya dengan para pemimpin dan pekerja, dan kemudian memperingatkannya bahwa dia mungkin tidak dapat mempertahankan tugasnya jika dia melanjutkan. Apa bedanya pendekatanku dengan pendekatan si naga merah yang sangat besar? Tidak ada kebebasan berbicara di Tiongkok, dan orang tidak diizinkan berbicara tentang pejabat pemerintah. Saat mereka melakukannya, artinya mereka menentang Partai, dan akan ditangkap serta disiksa dengan berbagai macam cara dan siksaan agar mereka tunduk, dan tidak berani angkat bicara lagi. Siapa pun yang berani menyingkapkan PKT dihukum karena "subversi terhadap kekuasaan negara" dan dijatuhi hukuman penjara. Setiap bencana di negara si naga merah yang sangat besar atau berita apa pun yang tidak menguntungkan PKT tidak boleh dilaporkan, dan siapa pun yang melaporkannya berarti "membocorkan rahasia negara", dan akan ditangkap dan dihukum. Jika para pejabat pernah lalai dalam tugasnya, orang-orang tidak diperbolehkan untuk menyingkapkan mereka atau berkomentar. Jika ada yang memposting komentar secara online, dalam kasus ringan, polisi memperingatkan dan mengancam mereka, dan dalam kasus yang lebih buruk, mereka langsung didakwa melakukan kejahatan, dihukum atau dijatuhi hukuman. Semua itu dilakukan untuk membungkam orang dan membuat mereka takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika kau marah, kau tetap harus tutup mulut. Orang-orang hidup dalam ketakutan, dan kehilangan kebebasan bicara. Merenungkan apa yang telah kulakukan, aku memang menciptakan suasana "Teror Putih" seperti PKT. Jika ada orang yang mengatakan sesuatu yang buruk tentang para pemimpin, aku secara sewenang-wenang menuduh mereka mengkritik para pemimpin untuk membungkam mereka dan menciptakan suasana ketakutan, sehingga umat pilihan Tuhan hidup dalam ketakutan, dan tidak lagi berani menyingkapkan dan melaporkan pemimpin palsu karena mereka takut pemimpin akan mempersulit hidup mereka. Saudari Lu telah menyingkapkan dan melaporkan pemimpin palsu, tetapi aku menekan dan mengutuknya. Jika suatu hari ada masalah atau penyimpangan dalam tugasku sendiri, tetapi alih-alih melaporkanku ke atasanku, saudara-saudari mendiskusikannya dan menyingkapkanku di antara mereka sendiri, dan aku mendengar tentang hal itu, akankah aku meyakini mereka sedang mengkritikku dan menghukum mereka, atau bahkan menyingkirkan dan mengeluarkan mereka? Mengingat naturku, aku pasti mampu melakukannya. Jika tidak bertobat dan terus menempuh jalan yang sama, aku akan menjadi antikristus, menyinggung watak Tuhan, dan disingkirkan oleh-Nya. Setelah merenungkan hal-hal ini, aku takut atas apa yang telah kulakukan. Aku telah melayani sebagai pemimpin selama lebih dari dua tahun. Aku tidak pernah ingin menekan atau menghukum umat pilihan Tuhan, tetapi aku masih mampu sewenang-wenang mengutuk saudara-saudariku. Bahkan, aku telah menekan seseorang. Aku telah melakukan sesuatu yang jahat. Aku merasa sangat menyesal, jadi aku pergi ke hadapan Tuhan dan berdoa berkata bahwa aku mau benar-benar bertobat dan bahwa ketika sesuatu terjadi kelak, aku mau memiliki rasa takut akan Tuhan di dalam hatiku, mencari kebenaran lebih banyak, dan bertindak berdasarkan prinsip.

Melalui pemangkasan dan penanganan ini, aku juga sadar bahwa aku memiliki pandangan yang keliru. Kupikir ketika seseorang dipilih sebagai pemimpin, mereka lebih baik daripada saudara-saudari biasa di gereja dan memiliki hak untuk berbicara, dan karena mereka melakukan pekerjaan gereja, umat pilihan Tuhan wajib mendukung mereka. Meskipun kau menemukan masalah, kau tidak boleh membicarakannya sembarangan dengan saudara-saudari lainnya. Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang mengubah pandanganku dan mengajariku peran dan tujuan para pemimpin dan pekerja di gereja. Tuhan berfirman: "Ketika seseorang dipilih untuk menjadi pemimpin oleh saudara-saudari, atau dipromosikan oleh rumah Tuhan untuk melakukan pekerjaan tertentu atau melaksanakan tugas tertentu, ini bukan berarti bahwa mereka memiliki status atau identitas khusus, atau bahwa kebenaran yang mereka pahami lebih dalam dan lebih banyak daripada kebenaran yang dipahami orang lain—terlebih lagi, bukan berarti bahwa orang ini mampu tunduk kepada Tuhan dan tidak akan mengkhianati-Nya. Itu juga bukan berarti bahwa mereka mengenal Tuhan dan merupakan orang yang takut akan Tuhan. Sebenarnya, mereka belum mencapai semua ini; promosi dan pembinaan hanya merupakan promosi dan pembinaan dalam arti yang paling sederhana. Promosi dan pembinaan mereka hanya berarti mereka telah dipromosikan dan menunggu pembinaan. Dan hasil akhir dari pembinaan ini tergantung pada jalan mana yang ditempuh orang tersebut dan apa yang mereka kejar. Jadi, ketika seseorang di gereja dipromosikan dan dibina untuk menjadi pemimpin, mereka hanya dipromosikan dan dibina dalam arti yang serderhana; itu bukan berarti bahwa mereka telah menjadi pemimpin yang memenuhi syarat atau cakap, bukan berarti bahwa mereka sudah mampu melakukan pekerjaan seorang pemimpin dan dapat melakukan pekerjaan nyata—itu tidak benar. Ketika seseorang dipromosikan dan dibina menjadi seorang pemimpin, apakah mereka memiliki kebenaran kenyataan? Apakah mereka memahami kebenaran prinsip? Apakah orang ini mampu melaksanakan pengaturan kerja rumah Tuhan? Apakah mereka memiliki rasa tanggung jawab? Apakah mereka memiliki komitmen? Apakah mereka mampu tunduk kepada Tuhan? Ketika mereka menghadapi suatu masalah, apakah mereka mampu mencari kebenaran? Semua ini tidak diketahui. Apakah orang tersebut memiliki hati yang takut akan Tuhan? Dan seberapa besar takut akan Tuhan yang mereka miliki? Apakah mereka cenderung mengikuti keinginan mereka sendiri ketika mereka melakukan segala sesuatu? Apakah mereka mampu mencari Tuhan? Selama mereka melakukan pekerjaan pemimpin, apakah mereka sering dan secara teratur datang ke hadapan Tuhan untuk mencari kehendak Tuhan? Apakah mereka mampu membimbing orang untuk masuk ke dalam kebenaran kenyataan? Semua ini, dan masih banyak lagi, menunggu pembinaan dan penemuan; semuanya tetap tidak diketahui. Mempromosikan dan membina orang bukan berarti mereka telah memahami kebenaran, juga tidak bisa dikatakan bahwa mereka sudah mampu melakukan tugas mereka dengan memuaskan. Jadi apa tujuan dan makna mempromosikan dan membina seseorang? Itu adalah agar orang semacam itu, sebagai individu, dipromosikan untuk dilatih, disiram dan diajari secara khusus, membuat mereka mampu memahami kebenaran prinsip dan prinsip-prinsip dalam melakukan berbagai hal, serta prinsip-prinsip, sarana, dan metode untuk memecahkan berbagai masalah, juga ketika mereka menghadapi berbagai jenis lingkungan dan orang-orang, mereka mampu memahami bagaimana menangani dan menyelesaikannya bersama orang-orang tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, dan dengan cara yang melindungi kepentingan rumah Tuhan. Apakah ini menunjukkan bahwa orang yang dipromosikan dan dibina oleh rumah Tuhan cukup mampu melakukan pekerjaan dan tugas mereka selama masa promosi dan pembinaan atau sebelum promosi dan pembinaan? Tentu saja tidak. Dengan demikian, tidak dapat dihindari bahwa selama masa pembinaan, orang-orang ini akan mengalami penanganan, pemangkasan, penghakiman dan hajaran, penyingkapan dan bahkan penggantian; ini adalah hal yang normal, mereka sedang dilatih dan dibina" ("Mengenali Para Pemimpin Palsu (5)" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dari firman Tuhan aku memahami bahwa ketika rumah Tuhan mempromosikan dan melatih seseorang menjadi pemimpin, itu karena orang ini memiliki kualitas tertentu, dapat menerima kebenaran, bertanggung jawab dalam tugasnya, atau memiliki keterampilan dalam pekerjaannya. Ini memberi mereka kesempatan untuk melatih diri mereka sendiri, tetapi itu bukan berarti mereka telah melepaskan diri dari kerusakan atau telah memahami kebenaran. Bukan berarti seseorang adalah pemimpin yang berkualitas, juga bukan berarti orang ini adalah orang yang luar biasa, dan memiliki identitas atau status khusus di rumah Tuhan. Tugas menjadi seorang pemimpin adalah amanat dan tanggung jawab. Itu sama sekali bukan status. Ketika kau adalah pemimpin, bukan berarti kau langsung memiliki status dan hak untuk berbicara di rumah Tuhan, atau bahwa kau akan dihormati oleh orang, bahwa saudara-saudarimu akan mengagumi dan menghormatimu, atau tak seorang pun yang diizinkan untuk mendiskusikannya ketika kau melakukan kesalahan. Itu pandangan yang keliru. Untuk menjadi pemimpin, kita harus menerima pengawasan dan saran dari saudara-saudari kita, karena hanya ini yang memungkinkan kita untuk memahami masalah dalam pekerjaan kita dan memungkinkan kita mengubah segala sesuatu tepat waktu. Selain itu, jika saudara-saudari kita mendapati bahwa para pemimpin tidak melakukan pekerjaan nyata, mereka harus menerapkan kebenaran dengan melaporkan dan menyingkapkan orang semacam itu dan melindungi pekerjaan gereja. Inilah sikap yang benar untuk dimiliki terhadap para pemimpin. Firman Tuhan mengubah ide dan gagasanku yang salah dan memperlihatkan kepadaku bagaimana memperlakukan tugas kepemimpinan dan pengawasan umat pilihan Tuhan dengan benar. Aku juga ingin membalikkan keadaan, jadi sejak saat itu, dalam melakukan tugasku, siapa pun yang melaporkan masalah dengan pemimpin dan pekerja, aku ingin menanganinya dengan hati-hati. Pada saat yang sama, aku belajar menerima lebih banyak pengawasan dari saudara-saudariku.

Kemudian, di sebuah pertemuan, pemimpin kami bersekutu, "Beberapa orang melihat orang lain melaporkan atau menyingkapkan pemimpin, kemudian menyerang atau mengutuk mereka yang membuat laporan. Sekalipun orang semacam itu biasanya sangat serius dalam tugasnya, mereka sama sekali bukan orang yang taat kepada Tuhan." Hatiku sangat hancur ketika mendengar persekutuan itu dari pemimpinku. Aku segera merasa bahwa meskipun telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, aku sama sekali tidak berubah. Bahkan sekarang, aku bukan orang yang menaati Tuhan, dan Tuhan jelas tidak puas denganku. Saat mendengarkan persekutuan pemimpinku, aku tahu itu untuk memangkas dan menanganiku, dan aku tak sanggup menghentikan air mataku yang mengalir. Sambil menangis, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku tahu Engkau memiliki maksud baik dalam menangani dan menyingkapkanku seperti ini. Kalau tidak, aku pasti tetap merasa watakku telah sedikit berubah dan sedikit taat kepada-Mu. Sekarang baru kusadari, aku masih jauh dari memenuhi standar ketaatan sejati kepada-Mu. Namun, aku bersedia berusaha untuk menjadi orang yang menaati-Mu." Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang sangat membantuku dan membuatku memahami kehendak Tuhan. Firman Tuhan katakan: "Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani penghakiman dan hajaran, penderitaan dan pemurnian oleh firman Tuhan, atau ditangani, didisiplinkan, dan dipangkas oleh firman-Nya. Hanya setelah itulah mereka dapat mencapai ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Melalui pemurnian oleh firman Tuhan-lah, watak manusia berubah. Hanya melalui penyingkapan, penghakiman, pendisiplinan, dan penanganan oleh firman-Nya mereka tidak akan lagi berani bertindak gegabah, tetapi sebaliknya akan menjadi mantap dan tenang. Hal yang paling penting adalah mereka mampu untuk tunduk pada firman Tuhan zaman sekarang dan pekerjaan-Nya, bahkan sekalipun firman dan pekerjaan itu tidak sejalan dengan pemahaman manusia, mereka mampu menyingkirkan pemahaman tersebut dan dengan rela tunduk" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Orang-Orang yang Wataknya Telah Berubah adalah Orang yang Telah Masuk ke dalam Kenyataan Firman Tuhan"). Aku memahami dari firman Tuhan bahwa orang-orang yang taat kepada Tuhan hanya dapat melakukannya setelah mengalami penghakiman, pemangkasan, penanganan, ujian, dan pemurnian Tuhan, mencapai perubahan watak, dan belajar bertindak berdasarkan prinsip. Orang semacam itu, dalam proses percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugas mereka, mampu mencari kebenaran dan melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip ketika mereka menghadapi hal-hal mendasar atau penting tertentu, atau ketika mereka menghadapi pilihan yang melibatkan jalan hidup mereka, mereka mampu membuat pilihan yang benar berdasarkan firman Tuhan dan kebenaran. Jika kau hanya menaati Tuhan dalam hal-hal sepele atau perilaku lahiriah, tetapi bertindak sesuai dengan keinginan atau kepribadian alamimu sendiri dalam hal-hal prinsip atau pada masalah penting, itu berarti kau masih orang yang memberontak terhadap Tuhan. Dahulu, aku selalu berpikir mampu meninggalkan keluarga dan karierku untuk Tuhan, bahwa apa pun tugas yang diatur rumah Tuhan untukku, aku mampu menerima dan taat, bahwa ketika menghadapi kesulitan, aku bisa membaca firman Tuhan dan berdoa kepada Tuhan, dan selalu berusaha memikirkan cara untuk melaksanakan tugasku dengan lebih baik, dan kupikir sikap terhadap tugasku ini berarti bahwa aku sedikit taat kepada Tuhan. Namun, dalam masalah Saudari Lu, aku menyadari bahwa aku masih bisa menangani sesuatu secara membabi buta sesuai keinginanku sendiri dan secara sewenang-wenang mengutuk dan menekannya, membuktikan bahwa hatiku masih dikuasai oleh watak jahatku. Meskipun aku biasanya serius dan teliti dalam tugasku, dalam hal prinsip-prinsip dan masalah penting, aku masih bisa memberontak terhadap Tuhan dan memusuhi Tuhan. Aku sadar bahwa aku sama sekali tidak memahami kebenaran, watakku tidak berubah, dan aku tetap bukan orang yang taat kepada Tuhan. Tanpa pemangkasan dan penanganan dari pemimpinku, serta penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, aku sama sekali takkan mampu mengenal diriku sendiri.

Sekarang, dalam beberapa masalah penting yang melibatkan prinsip kebenaran, aku dapat secara sadar mencari kebenaran dan bagaimana melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip, dan aku tidak lagi bertindak membabi buta berdasarkan watakku yang congkak. Aku juga sering berdoa kepada Tuhan: aku masih memiliki banyak watak yang rusak dan pandangan yang keliru, jadi aku harus terus-menerus mengalami penghakiman, hajaran, pemangkasan, penanganan Tuhan hajaran, dan pendisiplinan untuk mencapai perubahan. Aku berdoa agar penghakiman dan hajaran Tuhan takkan pernah meninggalkanku sehingga mampu memahami pemberontakan dan kerusakanku secara lebih mendalam, dan secara berangsur mencapai ketaatan sejati kepada Tuhan.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Aku Tidak Layak Melihat Kristus

Huanbao Kota Dalian, Provinsi Liaoning Sejak mulai percaya kepada Tuhan yang Mahakuasa untuk pertama kalinya, aku selalu kagum dengan...