Orang Kristen Harus Tahu: Manusia Tidak Bisa Membatasi Jenis Kelamin Inkarnasi Tuhan

25 Mei 2021

Oleh Tian Yuen

Sekarang bencana di seluruh dunia semakin besar, malapetaka besar akan datang, banyak orang yang percaya kepada Tuhan menjadi bingung: Mengapa kita belum menyambut Tuhan? Bagaimana kita bisa menyambut kembalinya Tuhan? Saat ini, di seluruh dunia hanya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang telah menyaksikan kedatangan kembali Tuhan Yesus, yaitu Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Apakah Anda telah melakukan pencarian untuk mendengar suara Tuhan dan menyelidiki pekerjaan Tuhan di akhir zaman?

Anda mungkin berkata: "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menyaksikan bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali, bahwa Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan yang berinkarnasi. Berita ini mengejutkan seluruh dunia religius. Aku juga telah membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa, memang sangat berotoritas, tetapi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa memberikan kesaksian bahwa Tuhan kali ini datang berinkarnasi dengan jenis gender perempuan, bagaimana ini bisa terjadi? Kitab suci dengan jelas mengatakan: "Aku akan melipatgandakan rasa sakitmu pada saat mengandung; dalam kesakitan engkau akan melahirkan anak-anakmu; dan engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu" (Kejadian 3:16). "Namun, aku ingin kalian tahu, bahwa Kepala setiap pria adalah Kristus; dan kepala wanita adalah pria; dan kepala Kristus adalah Tuhan" (1 Korintus 11:3). Perempuan adalah asal mula kerusakan manusia, dan tidak dapat mengambil alih kekuasaan. Selain itu, gender inkarnasi Tuhan Yesus adalah laki-laki, jadi Tuhan harus menjadi laki-laki ketika Dia kembali. Bagaimana mungkin Dia bisa menjadi perempuan ?

Pandangan ini memang merupakan pandangan mayoritas orang, namun apakah pandangan ini benar? Apakah ada perkataan Tuhan Yesus sebagai bukti? Apakah Tuhan sendiri berkata bahwa Dia hanya bisa berinkarnasi sebagai laki-laki, bukan perempuan? Sama sekali tidak ada. Jadi, apakah penentuan kita tentang jenis gender inkarnasi Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan? Mari kita bicarakan masalah ini bersama.

Jenis gender inkarnasi Tuhan tidak dapat dibatasi dengan sudut pandang manusia

Beberapa orang berpikir bahwa perempuan adalah asal mula kerusakan manusia dan tidak dapat mengambil alih kekuasaan. Mereka berpikir bahwa jenis gender Tuhan Yesus adalah laki-laki, dan Tuhan tidak mungkin adalah perempuan. Tetapi pernahkah kita berpikir bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta, dan entah Tuhan berinkarnasi mengambil gambar laki-laki atau mengambil gambar wanita, itu semua memiliki rencana dan pengaturan Tuhan. Kita adalah makhluk ciptaan. Apakah kita layak untuk menentukan bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya? Bukankah ini terlalu irasional? Mengenai masalah ini, mari kita melihat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Yahweh berkata kepada perempuan, 'Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu.' Dia berkata demikian hanya agar umat manusia (yaitu, laki-laki dan perempuan) dapat menjalani kehidupan yang normal di bawah kekuasaan Yahweh, dan agar kehidupan umat manusia dapat memiliki sebuah struktur, dan tidak melenceng dari tatanan yang semestinya. Oleh karena itu, Yahweh membuat aturan yang pantas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak, meskipun ini hanya berkaitan dengan semua makhluk ciptaan yang hidup di bumi, dan tidak ada kaitannya dengan daging inkarnasi Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan menjadi sama dengan makhluk ciptaan-Nya? Firman-Nya ditujukan hanya kepada umat manusia yang diciptakan-Nya; agar umat manusia menjalani kehidupan normal itulah Dia menetapkan aturan untuk laki-laki dan perempuan. Pada mulanya, ketika Yahweh menciptakan umat manusia, Dia menciptakan dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan; dan karena itu ada pembagian laki-laki dan perempuan dalam daging inkarnasi-Nya. Dia tidak memutuskan pekerjaan-Nya berdasarkan firman yang Dia ucapkan kepada Adam dan Hawa. Dua kali Dia telah menjadi daging telah ditentukan sepenuhnya menurut pemikiran-Nya pada saat Dia pertama kali menciptakan manusia; artinya, Dia telah menyelesaikan pekerjaan dua inkarnasi-Nya berdasarkan pada laki-laki dan perempuan sebelum mereka dirusak. Jika manusia menggunakan firman yang diucapkan Yahweh kepada Adam dan Hawa, yang telah diperdaya oleh ular, dan menerapkan firman itu pada pekerjaan inkarnasi Tuhan, tidakkah Yesus juga harus mengasihi istri-Nya sebagaimana seharusnya? Jika demikian, akankah Tuhan tetap adalah Tuhan? Dan jika demikian, akankah Dia tetap dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya? Seandainya adalah salah bagi daging inkarnasi Tuhan untuk menjadi perempuan, maka bukankah juga merupakan kesalahan yang paling besar bagi Tuhan karena telah menciptakan perempuan? Jika manusia masih percaya bahwa adalah keliru bagi Tuhan untuk berinkarnasi sebagai perempuan, maka bukankah Yesus, yang tidak menikah dan karenanya tidak dapat mengasihi istri-Nya, juga menjadi kekeliruan yang sama besarnya dengan inkarnasi di masa sekarang? Karena engkau menggunakan firman yang diucapkan Yahweh kepada Hawa untuk mengukur kebenaran inkarnasi Tuhan pada zaman sekarang, maka engkau harus menggunakan firman Yahweh kepada Adam untuk menilai Tuhan Yesus yang menjadi daging pada Zaman Kasih Karunia. Bukankah keduanya satu dan sama? Karena engkau mengukur Tuhan Yesus menurut laki-laki yang tidak diperdaya oleh ular, maka engkau tidak boleh menilai kebenaran inkarnasi pada zaman sekarang menurut perempuan yang telah diperdaya oleh ular. Ini tentu tidak adil! Mengukur Tuhan dengan cara ini membuktikan bahwa engkau tidak rasional. Ketika Yahweh dua kali menjadi daging, gender daging-Nya terkait dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ular; sesuai dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ularlah Dia dua kali menjadi daging. Jangan berpikir bahwa kelelakian Yesus sama dengan kelelakian Adam yang telah diperdaya oleh ular. Dia dan Adam sama sekali tidak terkait, keduanya adalah dua laki-laki dengan natur yang berbeda. Tentunya tidak mungkin bahwa kelelakian Yesus membuktikan bahwa Dia adalah kepala atas semua perempuan tetapi bukan kepala atas semua laki-laki, bukan? Bukankah Dia adalah Raja atas semua orang Yahudi (termasuk laki-laki dan perempuan)? Dia adalah Tuhan itu sendiri, bukan hanya kepala atas perempuan tetapi juga kepala atas laki-laki. Dia adalah Tuhan atas semua makhluk dan kepala atas semua makhluk. Bagaimana bisa engkau menentukan kelelakian Yesus sebagai simbol kepala atas perempuan? Bukankah ini adalah penghujatan? Yesus adalah laki-laki yang belum dirusak. Dia adalah Tuhan; Dia adalah Kristus. Bagaimana mungkin Dia menjadi laki-laki seperti Adam yang rusak? Yesus adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan yang Mahakudus. Bagaimana bisa engkau mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang memiliki kelelakian Adam? Jika demikian, bukankah semua pekerjaan Tuhan itu salah? Apakah Yahweh bisa menyatukan ke dalam diri Yesus kelelakian Adam, yang telah diperdaya oleh ular? Bukankah inkarnasi pada zaman sekarang merupakan contoh lain dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, yang berbeda secara gender dari Yesus tetapi yang sama seperti Dia secara natur? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak mungkin perempuan karena perempuan adalah manusia pertama yang diperdaya oleh ular? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa karena perempuan adalah yang paling najis dan merupakan sumber kerusakan umat manusia, maka Tuhan tidak mungkin menjadi daging sebagai seorang perempuan? Beranikah engkau berkukuh mengatakan bahwa "perempuan harus selalu menaati laki-laki dan tidak akan pernah mewujudkan atau merepresentasikan Tuhan secara langsung"? Engkau tidak mengerti di masa lalu, tetapi bolehkah sekarang engkau terus menghujat pekerjaan Tuhan, terutama daging inkarnasi Tuhan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi").

Kita bisa melihat dari firman Tuhan bahwa "Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu." Ini adalah permintaan Tuhan kepada Adam dan Hawa setelah digoda oleh ular berbisa dan berbuat dosa, juga merupakan hukum dan peraturan yang ditetapkan oleh Tuhan Yahweh untuk memungkinkan umat manusia hidup dengan tertib di bumi. Itu adalah tuntutan Tuhan bagi umat manusia yang rusak, dan harus dipatuhi oleh manusia yang rusak. Masih bisakah kita menuntut inkarnasi Tuhan mematuhinya? Kita tidak dapat mengambil persyaratan Tuhan untuk umat manusia yang rusak dan kemudian menuntut Tuhan yang berinkarnasi mematuhinya, karena persyaratan ini tidak ada hubungannya dengan Tuhan yang berinkarnasi. Tuhan berinkarnasi, entah sebagai laki-laki atau perempuan, adalah tubuh kudus yang dikenakan oleh roh Tuhan. Jika kita menggunakan laki-laki dan perempuan yang dirusak oleh Iblis untuk mengukur Tuhan yang berinkarnasi, bukankah ini adalah penghujatan? Tuhan adalah Sang Pencipta, Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan. Ini adalah kebebasan Tuhan untuk mengambil citra laki-laki atau perempuan, dan manusia tidak punya hak untuk ikut campur.

Esensi Tuhan adalah Roh, Tidak ada Perbedaan Gender

Kita semua tahu bahwa Tuhan pada awalnya adalah Roh dan tidak memiliki jenis gender, hal itu dicatat dalam Kejadian: "Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam. Dan Roh Tuhan bergerak di atas permukaan air" (Kejadian 1:1-2). Tuhan Yang Mahakuasa juga berkata: "Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri." (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi").

Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita dapat melihat bahwa Tuhan pada dasarnya adalah roh, yang tak terlihat dan tak tersentuh serta tak berwujud, dan tidak memiliki perbedaan jenis gender. Namun, karena Tuhan berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan manusia, Dia mengambil rupa manusia yang diciptakan, sehingga memiliki jenis gender. Terlepas dari apakah inkarnasi Tuhan adalah laki-laki atau perempuan, esensi-Nya adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan, dan itu adalah Tuhan sendiri, yang mampu menyelesaikan pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Oleh karena itu, inkarnasi Tuhan dapat mengambil rupa laki-laki dan perempuan. Terlepas dari apakah inkarnasi Tuhan itu laki-laki atau perempuan, itu didasarkan pada kebutuhan pekerjaan dan pilihan Tuhan sendiri. Sebagai makhluk ciptaan, kita tidak dapat membatasi Tuhan, tetapi harus berdoa dan mencari di hadapan Tuhan. Ini adalah manifestasi yang menunjukkan rasionalitas manusia.

Makna Tuhan Berinkarnasi Sebagai Perempuan Di Akhir Zaman

Karena Tuhan tidak ada perbedaan gender, mengapa Tuhan tidak menjadi laki-laki tetapi menjadi perempuan ketika Dia datang di akhir zaman? Faktanya, kedua inkarnasi Tuhan mengambil jenis gender yang berbeda untuk melengkapi makna inkarnasi, dan juga dengan kuat memutar balik konsepsi manusia, membuat manusia tidak mendefinisikan Tuhan. Seperti yang dikatakan Tuhan Yang Mahakuasa: "Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang pertama tidak menyelesaikan pekerjaan inkarnasi; Dia hanya menyelesaikan langkah pertama dari pekerjaan yang perlu Tuhan lakukan dalam daging. Jadi, untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi, Tuhan telah kembali menjadi daging sekali lagi, menjalani semua kenormalan dan realitas daging, yaitu menjadikan firman Tuhan terwujud dalam daging yang sepenuhnya normal dan biasa, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan yang belum Dia selesaikan dalam daging .... Secara gender, yang seorang adalah laki-laki dan yang lain adalah perempuan, sehingga melengkapi makna penting dari inkarnasi Tuhan dan menghalau gagasan manusia tentang Tuhan: Tuhan dapat menjadi laki-laki dan perempuan, dan pada intinya, Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender." (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan").

"Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tidak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)").

"Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi").

Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa Tuhan berinkarnasi, sekali laki-laki dan sekali perempuan, dalam hal ini memiliki makna yang sangat besar. Jika Tuhan yang berinkarnasi saat ini masih laki-laki, maka manusia akan selalu berpikir bahwa laki-laki harus lebih tinggi dari perempuan, bahkan kekeliruan bahwa Tuhan hanya mencintai laki-laki dan membenci perempuan, bahwa Tuhan adalah Tuhan bagi laki-laki dan bukan Tuhan bagi perempuan, apakah ini adil untuk perempuan? Bukankah kita telah membatasi Tuhan dalam imajinasi kita sendiri? Oleh karena itu, Tuhan sekali lagi berinkarnasi sebagai seorang perempuan, dengan kuat menyerang balik gagasan manusia, dan membiarkan manusia melihat bahwa Tuhan memperlakukan laki-laki dan perempuan secara setara dan adil. Tuhan adalah Tuhan atas seluruh umat manusia, laki-laki dan perempuan adalah setara di mata Tuhan, dan Dia tidak berat sebelah kepada manusia. Pada saat yang sama, membuat kita menyadari bahwa Tuhan tidak hanya menyelamatkan laki-laki, tetapi juga menyelamatkan perempuan, yang melengkapi makna dari Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan. Ini adalah kemahakuasaan dan hikmat Tuhan. Tuhan yang berinkarnasi dan menjadi perempuan di akhir zaman memiliki makna yang sangat dalam!

Yang Dapat Mengungkapkan Kebenaran adalah Tuhan itu Sendiri

Tuhan Yahweh pernah berkata: "Karena rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalan-Ku bukanlah jalanmu, demikian firman Yahweh. Karena seperti langit lebih tinggi dari bumi, demikianlah jalan-Ku lebih tinggi dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yesaya 55:8-9). Hikmat Tuhan selalu lebih tinggi daripada hikmat manusia. Perbuatan Tuhan berada di luar pemahaman kita. Ketika kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus, kita tidak boleh menilai menurut jenis gender Tuhan, tetapi harus fokus pada menyelidiki perkataan dan pekerjaan Tuhan, karena itu adalah Roh Tuhan yang berinkarnsi dan pasti akan mengantarkan pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan. Kita harus memperhatikan untuk menyelidiki apakah ada kebenaran dalam perkataan yang diungkapkan oleh daging inkarnasi ini, sehingga kita dapat menyambut kedatangan Tuhan kembali.

Tuhan Yesus berkata: "Yesus berkata kepadanya: 'Akulah jalan, kebenaran, dan hidup: tidak ada manusia yang datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku'" (Yohanes 14:6). Tuhan Yang Mahakuasa juga berkata: "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar").

Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa Kristus adalah kebenaran, jalan, dan hidup. Entah Tuhan berinkarnasi dengan jenis gender laki-laki atau perempuan, Dia tetap dapat melakukan pekerjaan menyelamatkan umat manusia. Dia dapat mengungkapkan kebenaran kapan saja dan di mana saja untuk menyediakan manusia, memecahkan masalah praktis manusia, dan menunjukkan jalan penerapan kepada manusia. Persis seperti di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus berinkarnasi untuk bekerja, mengakhiri Zaman Hukum Taurat, membuka Zaman Kasih Karunia, membawakan manusia jalan pertobatan, dan melakukan banyak mukjizat dan tanda-tanda. Dia akhirnya dipaku di kayu salib, untuk menebus manusia dari tangan Iblis. Pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia sepenuhnya mewakili identitas dan esensi Tuhan.

Demikian pula, Kristus Tuhan Yang Mahakuasa datang untuk bekerja di akhir zaman, mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan mengantarkan Zaman Kerajaan. Atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, Dia melakukan satu tahap pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan, dan mengungkapkan semua kebenaran untuk memurnikan dan menyelamatkan umat manusia, mengungkapkan semua misteri rencana pengelolaan Tuhan, seperti: kisah sebenarnya di balik pekerjaan tiga tahap Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, tujuan rencana pengelolaan Tuhan, misteri Inkarnasi Tuhan, bagaimana Iblis merusak umat manusia, bagaimana pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman menyucikan dan menyelamatkan manusia, tipe orang seperti apa yang Tuhan sukai dan kutuk, orang mana yang diselamatkan-Nya, orang mana yang dihancurkan-Nya, tempat tujuan umat manusia di masa depan, bagaimana akhir semua jenis orang, bagaimana kerajaan Tuhan diwujudkan di bumi, dan sebagainya. Penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa sedang memenuhi nubuatan dalam Alkitab:"Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:48). "Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:13).

Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyucikan manusia di akhir zaman. Dia telah mengungkapkan watak Iblis umat manusia, serta sifat dan esensi manusia yang melawan Tuhan, memungkinkan kita untuk mengenal kebenaran tentang kerusakan kita yang mendalam oleh Iblis, dan melihat bahwa apa yang kita hidupi adalah kesombongan, tipu daya, kekerasan, kejahatan, dan watak rusak lainnya; tidak memiliki sedikit pun keserupaan dengan manusia sejati, dan tidak layak untuk hidup di hadapan Tuhan. Kita mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, pendisiplinan Tuhan, serta ujian dan pemurnian Tuhan, sehingga kita memiliki beberapa pemahaman tentang watak Iblis kita. Kita mulai membenci diri kita sendiri, bahkan mengutuk diri kita sendiri, dan kemudian mempraktikkan kebenaran dan mengkhianati daging. Watak rusak kita juga berangsur-angsur berubah. Setelah mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, kita juga merasakan kebenaran Tuhan yang tidak dapat disinggung. Tanpa sadar, kita memiliki sedikit rasa takut akan Tuhan, dapat mempraktikkan firman Tuhan, bertindak sesuai dengan persyaratan Tuhan, dan secara bertahap menghidupi keserupaan manusia yang sejati. Dari kebenaran-kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan dampak yang dicapai oleh pekerjaan-Nya di dalam kita, kita dapat yakin dari hati bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah manifestasi dari Kristus di akhir zaman, bahwa Dia adalah inkarnasi Tuhan, dan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri.

Dari sini kita dapat melihat sebuah fakta: Tidak peduli bagaimana rupa Tuhan yang berinkarnasi, apakah jenis gender daging-Nya adalah laki-laki atau perempuan, selama Dia mampu mengungkapkan kebenaran, Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, adalah Kristus, dan Tuhan itu sendiri. Tuhan berinkarnasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Dia melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi manusia. Kita tidak berhak menuntut jenis gender apa yang harus Tuhan kenakan. Sebagai makhluk ciptaan, kita harus berdiri di posisi sebagai makhluk ciptaan. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan kita, yang harus kita lakukan adalah mencari, menerima, dan menaati. Ini adalah orang yang berakal sehat. Dalam menghadapi peristiwa besar kembalinya Tuhan Yesus, jika kita menilai dan membatasi pekerjaan Tuhan hanya berdasarkan penampilan luar dan jenis gender inkarnasi Tuhan, maka kita tidak akan dapat menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali. Jika kita terus berpegang pada gagasan kita, dan tidak mencari serta menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, maka kita akan jatuh ke dalam malapetaka, dan pada saat itu akan terlambat untuk menyesal! Aku percaya bahwa orang bijaksana dapat membuat pilihan yang tepat.

Catatan Editor: Melalui persekutuan di atas, kita telah memahami bahwa entah jenis gender inkarnasi Tuhan itu adalah laki-laki atau perempuan, selama Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan, Dia adalah Tuhan itu sendiri. Jika Anda ingin menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, Anda dapat menghubungi kami melalui obrolan gratis.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait