Kesulitan yang Dihadapi Orang Percaya pada Masa Tuanya

02 September 2022

Oleh Saudara Zhan Qi, Tiongkok

Pada musim gugur 2007, aku dan istriku menerima pekerjaan Tuhan akhir zaman. Kami membaca firman Tuhan setiap hari, berkumpul dan melakukan tugas kami bersama saudara-saudari, menikmati hidup yang utuh. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan. Pada awalnya, putra kami dan istrinya mendukung iman kami. Namun, hal yang baik tidak bertahan lama. Tahun berikutnya, menantu perempuan kami melihat beberapa berita palsu Partai Komunis di TV yang mengarang tuduhan terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan dia teperdaya. Dia bilang kami akan melawan Partai dan mulai menentang iman kami. Ketika saudara-saudari datang untuk berkumpul, dia akan cemberut dan tidak membiarkan mereka masuk, dan terkadang membuat keributan dengan kami.

Dan suatu kali dia berusaha memaksa kami melepaskan keyakinan kami, mengatakan jika PKT menemukan seorang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, tiga generasi keluarga mereka akan hancur. Keturunan mereka tidak akan bisa masuk perguruan tinggi, tentara, Partai, atau menjadi pejabat. Mereka akan susah mencari pekerjaan atau pasangan. Aku marah setelah dia mengatakan itu. Aku memberitahunya, "Nasib orang semuanya ada di tangan Tuhan. Partai Komunis tidak bukan penentu keputusan." Dengan marah, dia berkata, "Partai sedang berkuasa sekarang. Jika mereka bilang kau tidak bisa kuliah, kau tidak bisa kuliah. Jika mereka tidak mengizinkanmu bekerja, kau tidak bisa bekerja. Imanmu akan memengaruhi masa depan cucumu!" Kemudian dia bergegas pergi. Saudara-saudari tidak bisa datang ke rumah kami untuk pertemuan karena ketidaksetujuannya, jadi kami tidak menjalani kehidupan bergereja selama enam bulan. Ketika kami pertama kali menjadi orang percaya, menantu perempuan kami menyadari bahwa kami jauh lebih energik dan kesehatan kami meningkat pesat, dan dia sangat mendukung. Namun, sejak termakan oleh kebohongan Partai Komunis, dia menjadi seperti musuh bagi kami, memarahi kami sepanjang hari, menuntut kami melepaskan keyakinan kami. Penduduk desa lainnya juga mengejek kami. Aku merasa sedikit lemah, seolah percaya kepada Tuhan terlalu sulit, jadi aku langsung berdoa. Aku memikirkan bagaimana kedua kali Tuhan telah menjadi daging dan datang ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia, Dia telah ditolak dan difitnah oleh umat manusia. Tuhan adalah yang tertinggi dan agung, tetapi Dia telah menoleransi penghinaan dan kesengsaraan ini hanya untuk menyelamatkan umat manusia. Dan sebagai manusia yang rusak, aku percaya kepada Tuhan agar aku bisa diselamatkan, tetapi hanya karena ejekan dan penghinaan menantu perempuanku, dan cemoohan dan pencemaran nama baik dari tetangga, aku menjadi negatif dan mengeluh. Itu sangat tidak masuk akal. Penderitaan itulah yang harus aku tanggung dalam imanku dan mengejar kebenaran, jadi aku butuh tekad untuk mengandalkan Tuhan dan terus maju. Karena aku dan istriku tidak dapat melakukan tugas di rumah, kami dapat pergi keluar untuk membagikan Injil. Itu tugas lain yang harus kami lakukan! Kami kemudian pergi bekerja bersama beberapa saudara-saudari dan tak lama kemudian kami telah membawa lebih dari 10 teman dan kerabat ke hadapan Tuhan. Setelah itu, kami makin bersemangat untuk menyebarkan Injil.

Desember 2012, aku dilaporkan oleh seorang religius karena menyebarkan Injil dan polisi membawaku ke pusat penahanan selama beberapa jam. Mereka hanya membiarkanku pergi karena usiaku yang sudah lanjut usia, dan karena mereka benar-benar tidak bisa mendapatkan apa pun dariku. Kembali di desa, sekretaris cabang brigade melihatku dan berkata dengan mengejek, "Aku pikir kau akan mendapatkan tiga atau empat tahun. Kau keluar cepat sekali! Apa yang kau lakukan, mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa pada usiamu?" Orang-orang di desa mengabaikanku ketika mereka melihatku, lalu tertawa dan menghakimiku di belakang. Sepupuku secara terbuka mengejekku: "Dia menjadi gila karena iman! Jika Partai mengambil tanahnya darinya dan dia tidak punya tanaman untuk makanan, lihatlah apakah dia menjaga imannya!" Aku sangat marah. Iman kami adalah jalan yang benar, tetapi kami ditangkap dan dianiaya oleh Partai Komunis, dan kerabat dan tetangga kami mengejek dan mempermalukan kami. Itu sangat menyakitkan. Aku memikirkan perkataan Tuhan: "Mungkin engkau semua ingat kata-kata ini: 'Sebab penderitaan ringan kami, yang hanya sementara, mengerjakan bagi kami kemuliaan yang lebih besar dan kekal.' Engkau semua pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, tetapi tak satu pun darimu yang memahami arti sebenarnya dari kata-kata tersebut. Hari ini, engkau sadar sepenuhnya akan makna penting sejatinya. Kata-kata ini akan dipenuhi oleh Tuhan pada akhir zaman, dan akan dipenuhi dalam diri orang-orang yang telah dianiaya secara brutal oleh si naga merah yang sangat besar di negeri tempatnya berbaring melingkar. Si naga merah yang sangat besar itu menganiaya Tuhan dan ia adalah musuh Tuhan, dan karenanya, di negeri ini, mereka yang percaya kepada Tuhan dipaksa menanggung penghinaan dan penindasan, dan sebagai hasilnya, perkataan-perkataan ini terpenuhi dalam diri engkau semua, sekelompok orang ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Pekerjaan Tuhan Sesederhana yang Manusia Bayangkan?"). Betul sekali! Percaya kepada Tuhan dan mengambil jalan yang benar dalam hidup di Tiongkok, negara ateis ini, kita pasti akan dipermalukan dan ditindas. Namun, penderitaan itu hanya sementara, dan itu demi mengikuti Tuhan dan diselamatkan, yang merupakan hal terhormat. Penderitaan ini bernilai dan bermakna. Memahami ini melegakan bagiku, dan aku tidak merasa terkekang.

Akhir bulan itu, putraku dan istrinya pulang dari luar kota untuk Tahun Baru. Segera setelah menantu perempuan kami kembali, dia memarahiku dan istriku, "Kami sudah bilang, jangan percaya kepada Tuhan, tetapi kau tidak mau dengar. Kau bersikeras! Jika itu yang akan kau lakukan, jangan seret kami ke dalamnya. Jika kau melepaskan imanmu, kau boleh tetap tinggal di sini, tetapi jika kau bersikeras, kau harus pindah. Kita akan putus hubungan, dan tidak ada yang akan menghalangi siapa pun." Sambil mengatakan ini, dia menampar wajah istriku dengan marah. Aku bergegas untuk menghalangi dan berkata, "Teganya kau bisa mengangkat tangan melawannya." Dia menjawab, "Imanmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa bertentangan dengan Partai, dan sekarang seluruh keluarga kita terlibat." Aku berkata, "Dalam iman kami, kami hanya berkumpul dan membaca firman Tuhan. Partai menangkap dan menganiaya orang percaya dan bahkan melibatkan anggota keluarga kita. Partai Komunis itu jahat! Tapi, bukannya membenci Partai, kau menganiaya kami. Kau salah memahami kebenaran, mengacaukan yang benar dan salah!" Dia tidak bilang apa-apa lagi setelah itu. Dia berdiri di samping, membiarkan istrinya memperlakukan kami seperti itu, akan mengusir kami berdua orang tua keluar dari rumah. Aku kecewa berat dan air mata mengalir di wajahku. Saat itu Tahun Baru Imlek, orang lain bahagia bersama anak-anak mereka yang kembali ke rumah, bersatu kembali, tapi menantu perempuan kami ingin mengusir kami. Ke mana kami akan pergi? Juga mengerikan untuk melihat istriku menyeka air mata berulang-ulang. Usia kami 60-an lebih dan kesehatan kami tidak seperti dulu. Jika kami jatuh sakit dan tidak memiliki anak untuk merawat kami, apa yang akan kami lakukan? Jika tinggal di rumah, kami akan merasa nyaman secara fisik, tapi kami tidak punya cara untuk menerapkan iman kami. Aku benar-benar dilema, dan terus memanggil Tuhan, meminta bimbingan-Nya. Aku memikirkan ketika Ayub diuji. Dia kehilangan semua anak dan harta keluarganya, dan seluruh tubuhnya mengalami bisul, tetapi Ayub tidak pernah menyalahkan atau menyangkal Tuhan, dan bahkan memuji nama Tuhan. Ayub memiliki iman yang benar kepada Tuhan, dan berdiri teguh dalam kesaksian bagi Tuhan, memperoleh pujian Tuhan. Pada saat itu, aku juga berada di persimpangan jalan: untuk menikmati kehidupan yang tenang dan mengikuti Iblis, atau menderita dan mengikuti Tuhan. Tuhan memperhatikan apa yang aku pikirkan. Memikirkan ini, aku punya tekad bahwa apa pun kesulitan atau penindasan yang mungkin aku hadapi, aku akan mengikuti Tuhan, berdiri teguh dalam kesaksian dan mempermalukan Iblis!

Aku ingat bagian lain dari firman Tuhan: "Engkau harus menderita kesukaran demi kebenaran, engkau harus menyerahkan diri kepada kebenaran, engkau harus menanggung penghinaan demi kebenaran, dan untuk memperoleh lebih banyak kebenaran, engkau harus mengalami penderitaan yang lebih besar. Inilah yang harus engkau lakukan. Janganlah membuang kebenaran demi kehidupan keluarga yang damai, dan janganlah kehilangan martabat dan integritas hidupmu demi kesenangan sesaat. Engkau harus mengejar segala yang indah dan baik, dan engkau harus mengejar jalan dalam hidup yang lebih bermakna. Jika engkau menjalani kehidupan yang vulgar dan tidak mengejar tujuan apa pun, bukankah engkau menyia-nyiakan hidupmu? Apa yang dapat engkau peroleh dari kehidupan semacam itu? Engkau harus meninggalkan seluruh kenikmatan daging demi satu kebenaran, dan jangan membuang seluruh kebenaran demi sedikit kenikmatan. Orang-orang seperti ini tidak memiliki integritas atau martabat; keberadaan mereka tidak ada artinya!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Melalui firman Tuhan aku melihat bahwa memperoleh kebenaran dalam iman membutuhkan penderitaan dan membayar harga. Melepaskan rumah dan kenyamanan dagingku untuk mengejar kebenaran Itu bernilai dan bermakna. Juga, pekerjaan Tuhan akhir zaman adalah satu-satunya kesempatan kita untuk diselamatkan dan disempurnakan oleh Tuhan. Kehilangan kesempatan untuk mengejar dan mendapatkan kebenaran hanya untuk menikmati kenyamanan daging, akhirnya tidak diselamatkan oleh Tuhan, akan sangat bodoh! Aku selalu ingin menikmati kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan berbakti. Aku khawatir tidak akan ada orang yang merawatku di hari tuaku, dan aku tidak akan bisa bertahan. Aku tidak memiliki keyakinan pada Tuhan atau ketabahan untuk menahan penderitaan. Tingkat pertumbuhanku. Ayub memiliki iman kepada Tuhan dan berdiri teguh dalam kesaksiannya, yang merupakan hal yang sangat mulia! Aku ingin seperti Ayub, untuk bisa menderita untuk mendapatkan kebenaran—bahwa penderitaan itu sepadan!

Aku membaca bagian lain dari firman Tuhan nanti yang membantuku memahami kehendak Tuhan sedikit lebih baik. "Apa maksud kata 'iman'? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari kehendak-Nya secara mendalam dan memikirkan kehendak-Nya" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"). Firman Tuhan sangat jelas. Ketika kita menghadapi masalah dan ujian, dan kita tidak tahu harus berbuat apa, kita harus beriman kepada Tuhan, percaya pada kekuasaan-Nya yang maha kuasa, dan tunduk pada pengaturan dan penataan-Nya. Hanya itulah iman yang sejati kepada Tuhan. Sama seperti Ayub, yang mengandalkan imannya untuk berdiri teguh dalam kesaksian bagi Tuhan, mempermalukan Iblis dan menghibur Tuhan. Makin kupikirkan, makin aku terinspirasi. Meskipun anak-anakku meninggalkanku, meskipun aku dibiarkan tanpa pilihan, aku akan tetap mengikuti Tuhan! Aku menghibur istriku, "Kita menderita dan ditindas karena percaya kepada Tuhan—itu sepadan! Meskipun kita harus mengemis makanan, kita harus pergi bersama Tuhan!" Dia menyeka air matanya dan berkata, "Baiklah, kalau begitu ayo kita tinggalkan rumah ini!"

Kami menemukan rumah tua yang ditinggalkan dan pindah ke sana. Kami tinggal di sana selama delapan tahun. Selama tahun-tahun itu, meskipun kami tinggal di gubuk dan mengalami beberapa ketidaknyamanan fisik, tanpa halangan dan gangguan menantu perempuan kami, kami dapat mengumpulkan dan membaca firman Tuhan secara normal, membagikan Injil dan melakukan suatu kewajiban. Kami belajar beberapa kebenaran, dan kami memiliki rasa damai dan sukacita yang tak terlukiskan. Kadang-kadang ketika kami mengalami kesulitan dalam hidup, saudara-saudari membantu dengan antusias. Ketika kami merasa lemah dan negatif, mereka datang untuk memberi kami dukungan. Kami tahu ini sepenuhnya kasih Tuhan, dan kami bersyukur kepada-Nya dari hati! Namun, delapan tahun kemudian, kami bermasalah lagi.

Kami tinggal di rumah kumuh, jadi pada November 2020, biro lingkungan ingin meruntuhkannya. Mereka memberi kami tiga hari untuk pindah. Aku langsung cemas. Ke mana kami akan pergi? Kami tidak bisa kembali ke rumah, dan saat itu hampir Tahun Baru Imlek, jadi kami akan menghalangi jalan di rumah orang lain. Kami tidak punya tempat untuk menggantung topi kami. Istriku sensitif terhadap dingin dan angin dan sering mengalami angina pektoris. Bagaimana mungkin kami tidak punya tempat? Aku sangat khawatir, aku menangis bersamanya. Melihat kami tidak punya tempat tinggal, penduduk desa mengolok-olok kami: "Itu akan menunjukkan bahwa kau orang yang percaya! Kau melawan Partai, sekarang kau bahkan tidak punya tempat tinggal. Itu Apa yang kau Dapatkan!" Menghadapi cemoohan dan penghinaan dari orang-orang tidak percaya itu aku melihat kejahatan Partai Komunis bahkan lebih! Mereka mengarang kebohongan itu, menyesatkan orang-orang biasa untuk menentang Tuhan bersama dengan itu. Aku membencinya terus-menerus. Aku membaca ini dalam firman Tuhan nanti: "Teramat sulit bagi Tuhan untuk menjalankan pekerjaan-Nya di negeri si naga merah yang sangat besar—tetapi lewat kesulitan inilah Tuhan mengerjakan satu tahap pekerjaan-Nya, membuat hikmat-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang menakjubkan menjadi nyata, dan menggunakan kesempatan ini untuk menyempurnakan kelompok orang ini. Melalui penderitaan manusialah, melalui kualitas mereka, dan melalui semua watak iblis orang-orang di negeri yang najis inilah Tuhan mengerjakan pekerjaan penyucian dan penaklukan-Nya, agar dari ini, Dia bisa memperoleh kemuliaan, dan agar Dia bisa mendapatkan mereka yang akan menjadi saksi perbuatan-perbuatan-Nya. Seperti itulah seluruh makna penting semua pengorbanan yang telah Tuhan lakukan bagi kelompok orang ini. Artinya, melalui orang-orang yang menentang-Nyalah Tuhan melakukan pekerjaan penaklukan, dan hanya dengan demikianlah kuasa Tuhan yang dahsyat dapat menjadi nyata. Dengan kata lain, hanya mereka yang berada di negeri yang najis itulah yang layak mewarisi kemuliaan Tuhan, dan hanya inilah yang bisa menekankan kuasa Tuhan yang dahsyat. Itulah sebabnya dari negeri yang najis ini, dan dari orang-orang yang tinggal di negeri yang najis ini, kemuliaan Tuhan diperoleh. Seperti itulah kehendak Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Apakah Pekerjaan Tuhan Sesederhana yang Manusia Bayangkan?"). Merenungkan firman Tuhan, aku melihat bahwa Tuhan mengizinkan penindasan dan kesulitan ini menimpa kita untuk menyempurnakan iman dan kasih kita, sehingga kita dapat dengan jelas melihat esensi anti-Tuhan Partai Komunis yang jahat, maka tinggalkan dan tolak dari hati, dan bersiaplah untuk bersandar pada Tuhan untuk melewati situasi itu.

Pada saat itu, aku berpikir untuk pergi ke rumah putriku, jadi aku memanggilnya, dan terkejut ketika dia berkata dengan dingin, "Kau punya anak laki-laki. Bukan giliranku untuk menjagamu!" Terpikir olehku bahwa putraku dan istrinya banyak pergi ke luar kota untuk bekerja, dan rumah itu kosong, jadi kami bisa pergi membantu mereka menjaga rumah. Aku menelepon mereka dan berkata kami bisa kembali dan membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi siapa sangka, menantu perempuanku berkata dengan kejam, "Aku tidak akan memberimu kunci rumah kami kecuali jika kau mengatakan kau tidak percaya lagi. Jika tidak, jangan melewati ambang batas!" Itu seperti Partai Komunis yang memaksa saudara-saudari untuk menandatangani "Tiga Surat". Aku memikirkan firman Tuhan: "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Sepertinya menantu perempuanku menindas kami, menyuruh kami untuk mengkhianati Tuhan, tetapi sebenarnya itu adalah ujian Iblis, dan kami tidak bisa jatuh untuk triknya! Sesuatu yang lain dari Tuhan terpikir olehku: "Orang percaya dan orang tidak percaya sama sekali tidak sesuai; sebaliknya mereka saling bertentangan satu sama lain" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama"). Berkat pencerahan dan bimbingan firman Tuhan, aku melihat bahwa orang percaya dan orang tidak percaya adalah tipe orang yang berbeda. Anak-anakku tidak percaya, jadi mereka bekerja untuk kekayaan dan karier mereka, untuk memiliki prospek yang baik dan kehidupan yang baik. Mereka berada di jalan yang tidak percaya dalam mengejar kenyamanan fisik. Kami orang percaya, jadi kami mengejar kebenaran dan kehidupan, dan kami berada di jalan keselamatan. Kami berada di jalur yang berbeda dan kami akan memiliki hasil yang berbeda. Hanya mereka yang beriman dan berserah diri kepada Tuhan yang akan mendapatkan hasil dan tujuan yang baik. Anak-anakku tidak memiliki iman dan bahkan melawan Tuhan, sehingga pada akhirnya mereka akan dihukum oleh Tuhan! Tuhan bertanggung jawab atas nasib dan hasil manusia. Anak-anakku bahkan tidak bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, tetapi aku selalu ingin mengandalkan mereka. Bukankah itu bodoh? Jadi, aku berkata kepada mereka berdua dengan tegas dan adil, "Aku sepenuhnya berada di jalur iman ini. Aku lebih suka keluar mengemis untuk makanan, berkeliaran di jalanan. Aku akan tetap mengikuti Tuhan sampai akhir!" Begitu kami siap untuk tunduk dan menjalani apa pun yang Tuhan tetapkan untuk kami, tiba-tiba, putriku menelepon dan berkata kami bisa tinggal bersamanya. Aku tahu ini adalah Tuhan yang membuka jalan keluar bagi kita, dan aku mengucap syukur kepada-Nya berulang-ulang!

Di tempat putriku, kami biasanya melakukan ini dan itu di sekitar rumah, kemudian membaca firman Tuhan dan pergi ke pertemuan pada waktu luang. Namun, tinggal di sana bukanlah rencana jangka panjang. Aku dan istriku menemukan sebidang tanah kosong, membangun dua struktur sederhana dengan 5.000 yuan lebih sedikit dari penjualan gandum yang kami miliki, dan pindah dari rumah putriku. Kami belum pernah ditahan oleh anak-anak kami sejak saat itu. Kami bisa makan dan minum firman Tuhan, berkumpul, dan melakukan tugas seperti biasa. Aku merasa sangat bebas dan santai.

Meskipun mengalami beberapa penderitaan fisik melalui pengalaman itu, kami memperoleh kearifan tentang esensi anti-Tuhan Partai Komunis yang jahat, dan kami juga melihat esensi anti-Tuhan anak-anak kami. Tuhan adalah satu-satunya batu karang kita, satu-satunya keselamatan kita. Aku bersyukur atas bimbingan firman Tuhan, memungkinkanku untuk membuat pilihan yang tepat melalui situasi sulit.

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Dibebaskan Dari Belenggu Rumah

Oleh Saudara Cheng Shi, Tiongkok Tidak lama setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku mengkhotbahkan Injil kepada suamiku. Aku...