Pelajaran yang Dipetik Dari Kegagalan dan Kemunduran

27 Juli 2022

Oleh Saudari Cheng Xin, Korea

Selama melayani sebagai pemimpin gereja, Wang Hua mengawasi pekerjaanku. Dia sering membicarakan cara dia mengatur pekerjaan gereja. Tak hanya bertanggung jawab atas pekerjaan di gerejanya, dia juga mengawasi pekerjaan beberapa gereja lain, dan pemimpin tingkat atas memuji dia bijaksana, berkualitas bagus, dan pemimpin yang terampil. Dia bilang alasannya sukses dalam pekerjaan terutama karena fokus pada jalan masuk kehidupan pribadinya. Dia juga bilang selama sekolah, dia senang menulis esai dan penulis yang baik, jadi korespondensi tertulisnya dengan pemimpin dan rekan sekerja jarang perlu diedit, dia juga bisa menyampaikan masalah rumit dalam prosa yang jelas dan fasih. Dia bilang Tuhan menganugerahkan keterampilan ini dan kini dia memanfaatkannya. Aku cukup iri saat dia mengatakan itu, mengagumi kualitas bagusnya, kinerja hebatnya, dan pencarian kebenaran.

Namun, setelah dua bulan bekerja dengannya, kuperhatikan dia sering tinggal di rumah tuan rumah daripada menghadiri pertemuan. Kutanya dia: "Kenapa tak datang ke pertemuan?" Dia jawab: "Aku makan dan minum firman Tuhan, melengkapi diri dengan kebenaran agar bisa mempersekutukan firman Tuhan dan menyelesaikan masalah orang." Dalam hati kupikir: "Ini waktunya menyebarkan Injil, dan pekerjaan Injil adalah tanggung jawab utamamu. Namun, di masa sibuk, kau masih duduk di rumah. Bukankah kau tak melakukan kerja nyata dan menikmati keuntungan dari statusmu?" Namun, kupikir: "Dia punya kualitas bagus, telah lama menjadi pemimpin, bahkan pemimpin tingkat atas bilang dia punya kualitas, kebijaksanaan, dan kemampuan kerja yang baik. Lantas kenapa jika dia menikmati sedikit keuntungan dari statusnya? Kita semua punya kerusakan, wajar jika kadang menunjukkannya. Jangan berpikir konyol." Aku pun melupakan masalah itu. Selama masa itu, aku dan beberapa rekan sekerja mengadakan pertemuan dengan tiap kelompok untuk memotivasi semua orang dalam pekerjaan Injil. Makin banyak bersekutu, makin jernih pikiranku. Aku mendapat kejelasan tentang prinsip menyebarkan Injil dan jalan penerapan. Kami memberi tahu Wang Hua tentang pencapaian kami dalam pertemuan, tapi tak disangka, dia tak terkesan dan dengan senyum terpaksa bilang: "Yang kalian lakukan ini seharusnya dilakukan oleh pengkhotbah Injil. Pekerjaan semacam itu remeh. Dalam pertemuan, kalian seharusnya fokus bersekutu tentang mencari kebenaran dan jalan masuk kehidupan. Lalu, kesuksesan dalam pekerjaan Injil pasti tercapai." Namun, saat itu, aku tak punya ketajaman atas dia, dan setelah mendengar perkataannya, tak berani mempertahankan pendapat. Aku merasa bimbang dan bingung, tak tahu bagaimana harus melanjutkan. Jika tak menuruti dia, lalu ada masalah, memengaruhi pekerjaan Injil, saudara-saudari akan bilang itu salahku. Mengganggu dan menghalangi pekerjaan Injil adalah perbuatan jahat. Diganti adalah hukuman ringan, untuk kasus serius, aku bisa dikeluarkan. "Lupakan saja," pikirku, "Aku akan turuti dia!"

Esoknya, dalam sebuah pertemuan, saat yang lain mengemukakan masalah nyata yang dihadapi dalam menyebarkan Injil, aku tak membantu menganalisis masalah dan mencari solusinya berdasarkan situasi yang mereka hadapi. Aku justru menghindari perkara dan masalah ini, lalu bertanya apa yang dipelajari tentang diri mereka dari masalah ini. Aku juga bilang kita hanya bisa mencapai hasil dalam tugas dengan fokus pada jalan masuk kehidupan. Mendengar ini, saudara-saudari saling memandang dan tampak frustrasi. Tak seorang pun bicara. Itu berlangsung selama beberapa hari. Makin banyak bersekutu dengan cara ini, makin lelah aku. Persekutuanku tumpul dan membosankan, aku tak banyak bicara dan tak punya arah dalam memimpin pertemuan. Aku merasa sangat tak enak dan pertemuan kami tampaknya tak punya pekerjaan Roh Kudus. Rekan sekerjaku juga merasa begitu. Lalu, kami mencari Wang Hua untuk bersekutu dengannya. Kami menyuarakan kekhawatiran bahwa bekerja dengan cara ini agak bermasalah. Namun, Wang Hua bersikeras selama kita mempersekutukan jalan masuk kehidupan, pekerjaan Injil akan efektif. Dia juga bilang kami tak berpengalaman dan kurang wawasan, hanya fokus pada pekerjaan dan tak mencari kebenaran. Setelah dia mengatakan itu, aku lagi-lagi bingung harus bagaimana. Kupikir: "Dia punya kualitas bagus, memimpin berbagai proyek dan pemimpin tingkat atas menghormati dia, jadi aku harus menuruti dia! Lagi pula, kualitasku buruk, kurang pengalaman dan wawasan, serta lebih rendah darinya dalam semua aspek." Jadi, akhirnya, aku terus ikuti perintahnya.

Saat itu, hasil gereja-gereja lain dalam menyebarkan Injil berlipat ganda, tapi hasil gereja kami justru memburuk. Perasaanku sangat buruk dan tak tahu harus bagaimana. Tepat pada saat itu, ada pertemuan rekan sekerja, dan saat para pemimpin gereja lain mendengar kenapa gereja kami tak mencapai hasil baik dalam menyebarkan Injil, mereka mengkritik Wang Hua karena menikmati keuntungan dari posisinya dan tak melakukan kerja nyata. Tidak. Dia mulai menangis dan coba membela diri. Dia bilang hasil pekerjaan Injil buruk bukan hanya kesalahannya, rekan sekerja lain juga harus disalahkan. Kami coba bersekutu dengannya dan menyuruh merenungkan tindakannya, tapi dia tak mau, lalu terus menangis dan membuat keributan, benar-benar mengganggu pertemuan itu. Melihat itu, kupikir dalam hati: "Kami bersekutu dan memimpin pekerjaan Injil menurut pengaturan kerja, tapi kau terus menghalangi dan menyuruh fokus pada jalan masuk kehidupan. Bukankah kau mengatakan itu? Kau lalai menyelesaikan masalah nyata dalam pekerjaan Injil, mengeklaim kami harus 'fokus pada jalan masuk kehidupan.' Bukankah itu yang kau lakukan? Fakta dari masalah ini jelas, bukan hanya tak mengakui perbuatanmu, kau bahkan coba mengambinghitamkan. Bukankah kau tak menerima kebenaran?" Aku hendak memberi tahu pemimpin tingkat atas tentang situasi dia, biar mereka menilai apa dia orang yang tepat. Namun, kupikir mungkin dia hanya dalam keadaan buruk, lalu dia ditangani dan menganggap itu penghinaan terhadap martabat dan statusnya, itulah sebabnya reaksinya hebat. Jika dia hanya tenggelam dalam kondisi buruk dan kulaporkan situasinya kepada pemimpin tingkat atas, akankah mereka pikir aku tak punya kebenaran dan ketajaman, tak bisa memperlakukan orang dengan adil? Jika Wang Hua tahu, apa dia akan mengira aku sengaja mempersulitnya? Apa dia akan mengisolasiku dan mempersulitku? Akankah dia coba menggantiku karena ini? Kurasa aku harus bersekutu dengannya dulu dan lihat dari sana. Setelah kami bersekutu dan aku punya pemahaman yang tepat tentang dia, aku masih bisa melapor.

Pada hari kedua pertemuan rekan sekerja, aku kebetulan mendengar Wang Hua menghakimi rekan sekerja seorang saudari di depannya, dan memicu kontroversi di antara mereka berdua. Aku ingatkan dia: "Kedua saudari ini sudah punya kesalahpahaman, persekutuan seperti itu hanya akan mengobarkan api. Bagaimana mereka bisa bekerja sama setelah itu?" Dia tak mau menerimanya dan terus membela diri: "Semua perkataanku benar, Aku orang jujur, bicara apa adanya dan mengatakan yang ada di pikiranku." Aku bilang: "Itu bukan bicara apa adanya, caramu menggambarkan saudari itu tak faktual ataupun objektif, kau menghakimi. Kau tak memikirkan bagaimana perkataanmu bisa merugikan saudari itu, atau apa pengaruhnya terhadap pekerjaan gereja. Ini hanya akan memperburuk hubungan mereka, lalu tak bisa bekerja sama. Itu disebut menabur perselisihan." Tak disangka, dia menjawab dengan bilang: "Aku tak seperti orang yang tak bicara apa adanya, selalu berbelit-belit, tak transparan dalam pekerjaannya serta licik dan culas." Dia menyerang orang dengan sindiran terselubung. Dia punya masalah serius. Saat itu, aku ingin melaporkan dia, tapi kupikir, "Hari ini aku hanya memberinya saran dan dia langsung menyerangku. Jika tahu aku melaporkan masalah dia, apa dia akan malu dan membalas dendam? Dia sudah bilang aku licik dan culas, bagaimana jika dia bersikeras, menuduhku licik dan menggantiku? Polisi PKT masih mengejarku, jadi aku tak bisa pulang. Jika aku diganti dan tak bisa kembali ke pertemuan di rumah, ke mana aku bisa pergi?" Malam itu, perasaanku sangat buruk, pikiranku berkecamuk dan aku tak bisa tidur. Akhirnya, kuputuskan tak melaporkan dia. Lalu, esok paginya, kepalaku terbentur tiang ranjang sangat keras sampai aku merasa pusing dan linglung, dan aku punya dua benjolan besar yang lama hilangnya. Kupikir dalam hati: "Apa Tuhan mendisiplinkanku?" Namun, saat itu, pikiranku kacau dan rohaniku mati rasa, jadi aku tak merenungkan diri. Selama masa itu, aku beraktivitas seperti mayat hidup dan merasa kehilangan pekerjaan Roh Kudus.

Tak disangka, tepat setelah pertemuan rekan sekerja, beberapa orang yang dikirim pemimpin tingkat atas datang untuk menyelidiki situasi Wang Hua, jadi kuberi tahu mereka semua yang kutahu. Saudara-saudari menanganiku cukup keras: "Kau jelas tahu ada masalah, kenapa tak melaporkannya? Meski tak bisa memahami substansi masalahnya, kau setidaknya bisa melaporkan yang kau lihat, yang kau tahu, dan detail spesifik perilakunya kepada pemimpin tingkat atas. Kau tahu harus melaporkan masalah dia, tapi untuk melindungi diri, kau mengabaikan tuntunan Roh Kudus, tak menerapkan kebenaran dan tak menjaga kepentingan rumah Tuhan. Kau benar-benar egois dan tercela!" Aku merasa sangat menyesal dan sedih setelah ditangani dan dipangkas seperti itu, juga sangat malu. Aku berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Kutahu aku tak menjaga kepentingan rumah-Mu, tapi tak tahu di mana kesalahanku. Cerahkan dan tuntunlah aku untuk mengenal diriku. Aku bersedia bertobat."

Setelah itu, aku menemukan kutipan firman Tuhan ini. "Dalam pekerjaan mereka, para pemimpin dan pekerja gereja harus memperhatikan dua prinsip: pertama adalah melakukan pekerjaan mereka tepat sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh pengaturan kerja, tidak pernah melanggar prinsip-prinsip itu dan tidak mendasarkan pekerjaan mereka pada apa pun yang mungkin mereka bayangkan atau pada gagasan-gagasan mereka sendiri. Dalam segala hal yang mereka lakukan, mereka harus menunjukkan perhatian pada pekerjaan gereja, dan selalu mengutamakan kepentingannya. Hal lain—dan ini adalah yang paling penting—yaitu bahwa dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, mereka harus berfokus mengikuti tuntunan Roh Kudus dan melakukan segala sesuatu dengan ketat sesuai dengan firman Tuhan. Jika mereka masih mampu menentang tuntunan Roh Kudus, atau jika mereka dengan keras kepala mengikuti gagasan-gagasan mereka sendiri dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan imajinasi mereka sendiri, itu berarti tindakan-tindakan mereka masih akan merupakan penentangan paling serius terhadap Tuhan. Sering mengabaikan pencerahan dan tuntunan Roh Kudus hanya akan menghasilkan jalan buntu. Jika mereka kehilangan pekerjaan Roh Kudus, mereka tidak akan mampu bekerja; bahkan sekalipun mereka ternyata mampu bekerja, mereka tidak akan menyelesaikan apa pun" ("Prinsip Kerja Utama bagi Para Pemimpin dan Pekerja" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Merenungkan firman Tuhan, aku sadar yang Tuhan tuntut dari para pemimpin dan pekerja dalam pekerjaan adalah bekerja berdasarkan pengaturan kerja dan berpegang pada prinsip rumah Tuhan. Jika mereka menempuh jalan sendiri, melawan prinsip dan tuntunan Roh Kudus, bersikeras mempertahankan gagasan dalam pekerjaan, ini penentangan keras terhadap Tuhan. Barulah aku sadar kenapa aku kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan tenggelam dalam kegelapan. Mengingat bagaimana aku melihat Wang Hua tak pergi ke gereja dan melakukan pekerjaan Injil, aku sadar ini bertentangan dengan pengaturan kerja. Setelah menuruti perkataannya, aku jelas kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan gagal mencapai hasil. Namun, karena percaya dia punya kualitas baik dan pemimpin yang efektif, aku mengikuti dia melanggar pengaturan kerja, dan akibatnya pekerjaan Injil terpengaruh. Aku lihat Wang Hua tak mau merenungkan diri berapa kali pun dia melakukan kesalahan, dia bahkan membalikkan keadaan, menyerang orang lain dan tak mau menerima kebenaran. Namun, karena takut menyinggung perasaannya dan diganti, aku tak melaporkan masalah dia, gagal memperbaiki jalanku bahkan setelah didisiplinkan Tuhan. Aku melawan pengaturan kerja dan tuntunan Roh Kudus, menambah penentanganku kepada Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan tak berpaling dariku? Tak ada pencerahan dari firman Tuhan, lidahku kelu dalam persekutuan, tak menemukan jalan di tugasku, terbenam dalam kegelapan. Seperti disebutkan firman Tuhan, aku ada di jalan buntu. Bukankah aku dihadapkan dengan watak benar Tuhan?

Lalu, saat merenungkan semua ini, aku menemukan kutipan firman Tuhan ini: "Ketika kebingungan muncul, apakah ini berarti engkau sedang menghadapi kesulitan? Ini berarti engkau sedang menghadapi kesulitan dan harus membuat suatu pilihan. Dan jika engkau tak mampu melihat apa sumber masalahnya, engkau tak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut. Ketika keadaan seperti itu terjadi, para pemimpin dan pekerja harus memperhatikan keadaan keseluruhan dan pandangan serta sikap mayoritas orang, kemudian melaporkannya kepada Yang di Atas dan mencari jawaban agar dapat menyelesaikan masalahnya dengan cepat. Apakah engkau semua sering menghadapi kebingungan? (Ya.) Sering menghadapi kebingungan adalah masalah. Jika sesuatu terjadi dan engkau tidak tahu cara yang tepat untuk menanganinya, dan seseorang mengusulkan solusi yang terdengar masuk akal bagimu, lalu orang lain mengusulkan solusi lain yang juga kaurasa masuk akal, dan engkau tak dapat melihat solusi mana yang lebih cocok—jika pendapat setiap orang berbeda-beda, dan tak seorang pun mampu memahami apa sumber dan esensi masalahnya—maka kesalahan akan terjadi dalam penyelesaian masalah tersebut. Jadi, jika masalah ingin diselesaikan, sangatlah penting untuk menentukan sumber dan esensi dari masalah tersebut. Jika para pemimpin dan pekerja tak mampu membedakan, jika mereka tak mampu memahami esensi dari masalah tersebut, jika mereka tak mampu membuat kesimpulan yang benar, maka mereka harus segera melaporkannya kepada Yang di Atas dan mencari jawaban; ini sangat diperlukan, ini bukan terlalu membesar-besarkan masalah. Jika masalahnya tidak dapat diselesaikan, akan ada konsekuensi serius, yang akan memengaruhi pekerjaan gereja—ini harus jelas bagimu" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Dengan membaca firman Tuhan, aku sadar saat menghadapi masalah dalam tugas, seperti konflik antara rekan sekerja yang kita tak tahu solusinya, atau melihat masalah dengan orang di jabatan penting, tapi tak bisa memahaminya dan tak tahu cara menyelesaikannya, menyebabkan kebingungan dan masalah lain, kita harus segera melaporkan ini kepada pemimpin tingkat atas dan mencari solusi. Melaporkan masalah bukan tentang mencari kesalahan atau mengadukan orang, juga bukan membesar-besarkan masalah; tapi membantu menyelesaikan masalah yang mereka sendiri tak paham, untuk mencegah terhambatnya pekerjaan dan jalan masuk kehidupan orang. Lalu, aku, sebanyak apa pun masalah dan seberapa pun seriusnya, aku lebih suka menunda pekerjaan dan merusak jalan masuk kehidupan saudara-saudari daripada melaporkan masalah jika itu mengancam kepentinganku atau prospek masa depanku. Saat melihat Wang Hua menentang pengaturan kerja dan tak mengawasi pekerjaan Injil, meski belum sepenuhnya memahami masalahnya, aku merasa ada yang salah, bahwa tindakannya tak pantas dan harus dilaporkan kepada pemimpin tingkat atas, tapi aku takut disalahkan jika tak mengikuti perintahnya, jadi kuturuti dia. Saat Wang Hua membuat keributan setelah dipangkas dan ditangani, meski tak yakin apa keadaan dia hanya sedang buruk, atau esensi dirinya menolak dan membenci kebenaran, aku bisa membuat laporan tepat waktu, lalu pemimpin bisa mengirim orang untuk menyelidiki dan mengenali guna menghindari penundaan pekerjaan rumah Tuhan karena salah mempekerjakan orang. Namun, khawatir melaporkan dia itu salah, pemimpin tingkat atas berpikir aku tak punya ketajaman, dan takut Wang Hua akan menekanku setelah itu, aku terus menunda melaporkan masalahnya. Jika aku bertanggung jawab dan melindungi pekerjaan rumah Tuhan, entah aku bisa tahu esensi masalahnya dan memahami kebenaran atau tidak, aku tak akan dibatasi oleh apa pun dan akan menemukan cara melindungi kepentingan gereja. Namun, untuk melindungi diri sendiri, aku hanya diam dan mencari pembenaran, akan melaporkan setelah punya pemahaman yang tepat. Namun, jika menunggu pemahaman yang tepat, bukankah itu terlambat? Bukankah pekerjaan Injil akan lebih terpengaruh lagi? Saat itulah kusadar pentingnya mencari kebenaran saat kita bingung dan menghadapi kesulitan. Berkomitmen melindungi pekerjaan rumah Tuhan sangat penting.

Untuk melindungi diri, aku terus menunda melaporkan masalah Wang Hua, dan ini menyebabkan kerugian serius pada pekerjaan Injil. Aku sangat menyesal. Lalu, aku menemukan beberapa firman Tuhan yang menyingkap antikristus. "Bagaimana keegoisan dan kekejian antikristus terwujud dengan sendirinya? Dalam apa pun yang menguntungkan status atau reputasi mereka, mereka berupaya melakukan atau mengatakan apa pun yang diperlukan, dan mereka rela menanggung penderitaan apa pun. Namun, jika menyangkut pekerjaan yang diatur oleh rumah Tuhan, atau menyangkut pekerjaan yang bermanfaat bagi pertumbuhan hidup umat pilihan Tuhan, mereka sama sekali mengabaikannya. Bahkan ketika para pelaku kejahatan mengganggu, turut campur, dan melakukan segala macam kejahatan, sehingga sangat memengaruhi pekerjaan gereja, mereka tetap tenang dan tak peduli, seolah-olah hal ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Dan jika seseorang menemukan dan melaporkan perbuatan jahat seorang pelaku kejahatan, mereka berkata bahwa mereka tidak melihat apa pun dan berpura-pura tidak tahu" ("Lampiran Empat: Meringkas Karakter Kemanusiaan Para Antikristus dan Esensi Watak Mereka (Bagian Satu)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Beberapa orang tidak memahami banyak kebenaran. Mereka tidak memahami prinsip dalam apa pun yang mereka lakukan, dan ketika mereka menghadapi masalah, mereka tidak tahu cara yang benar untuk menanganinya. Bagaimana seharusnya orang melakukan penerapan dalam keadaan ini? Standar terendah adalah bertindak menurut hati nurani—ini adalah dasarnya. Bagaimana seharusnya engkau bertindak menurut hati nurani? Bertindaklah dengan hati yang tulus, dan berusahalah membuat dirimu layak menerima kebaikan Tuhan, layak menerima kehidupan yang Tuhan berikan kepadamu, dan layak menerima kesempatan yang Tuhan berikan untuk memperoleh keselamatan ini. Apakah itu bertindak menurut hati nurani? Setelah engkau memenuhi standar minimum ini, engkau akan mendapatkan perlindungan dan engkau tidak akan melakukan kesalahan yang menyedihkan. Engkau tidak akan begitu mudah melakukan hal-hal yang tidak menaati Tuhan atau melalaikan tanggungmu, engkau juga tidak akan begitu cenderung untuk bertindak secara asal-asalan. Engkau juga tidak akan begitu rentan untuk membuat rencana jahat demi kedudukan, ketenaran, kekayaan, dan masa depanmu sendiri. Inilah peran yang dimainkan oleh hati nurani. Hati nurani dan nalar kedua-duanya seharusnya menjadi bagian dari kemanusiaan seseorang. Keduanya adalah hal yang paling mendasar dan paling penting. Orang macam apakah yang tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki nalar kemanusiaan yang normal? Secara umum, dia adalah orang yang tidak memiliki kemanusiaan, orang yang memiliki kemanusiaan yang sangat buruk. Secara lebih mendetail, apa perwujudan tidak adanya kemanusiaan yang diperlihatkan orang ini? Cobalah menganalisis ciri-ciri apa yang ditemukan dalam diri orang-orang semacam itu dan perwujudan spesifik apa yang mereka tunjukkan. (Mereka egois dan kejam.) Orang-orang yang egois dan kejam bersikap acuh tak acuh dalam tindakan mereka dan menjauh dari apa pun yang tidak berkaitan dengan mereka secara pribadi. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan, mereka juga tidak menunjukkan perhatian kepada kehendak Tuhan. Mereka tidak terbeban untuk memberi kesaksian tentang Tuhan atau melaksanakan tugas-tugas mereka, dan mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab. ... Ada orang-orang yang tidak mau bertanggung jawab dalam tugas apa pun yang sedang mereka laksanakan. Mereka juga tidak melaporkan masalah yang mereka temukan kepada atasan mereka. Ketika mereka melihat orang-orang suka ikut campur dan mengganggu, mereka berpura-pura tidak melihat. Ketika mereka melihat orang jahat melakukan kejahatan, mereka tidak berusaha menghentikannya. Mereka tidak memikirkan kepentingan rumah Tuhan sedikit pun, juga tidak memikirkan apa tugas dan tanggung jawab mereka. Ketika melaksanakan tugasnya, orang-orang semacam ini tidak melakukan pekerjaan nyata apa pun; mereka adalah orang yang selalu setuju dengan pemimpinnya yang berhasrat akan kenyamanan; mereka berbicara dan bertindak hanya demi kesombongan, reputasi, status, dan kepentingan mereka sendiri, serta pasti akan mencurahkan waktu dan upaya mereka untuk apa pun yang menguntungkan mereka" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dengan membaca firman Tuhan, kusadar dalam tugas, kita akan menemui masalah yang tak kita pahami dan tak tahu solusinya, tapi orang yang punya kemanusiaan melindungi kepentingan rumah Tuhan. Orang tanpa nurani dan nalar hanya memikirkan martabat, status, dan kepentingan sendiri. Tak melaporkan masalah yang mereka lihat, sangat egois dan tercela. Seperti itulah aku. Aku menunda melaporkan Wang Hua yang mengganggu pekerjaan rumah Tuhan untuk menjaga reputasi, status, dan prospek masa depanku. Aku hidup berdasarkan racun jahat seperti "Lindungi dirimu, jangan sampai disalahkan" dan "Ketika kau tahu sesuatu itu salah, lebih baik jangan terlalu membicarakannya." Aku takut jika melaporkan masalah Wang Hua, aku akan ditekan atau diganti, jadi aku membuat dalih yang terdengar masuk akal, "Semua orang rusak," "Mungkin keadaan dia sedang buruk" dan "Aku akan laporkan masalah itu setelah lebih paham." Alasan-alasan ini mungkin tampak benar, tapi sebenarnya, aku hanya coba melindungi diri dan mengelak dari tanggung jawab. Aku hanya memedulikan reputasi, status, prospek, dan tempat tujuan masa depanku, serta tak memikirkan pekerjaan rumah Tuhan dan melindungi kepentingannya. Aku sangat egois dan tak manusiawi. Aku sungguh tak tahu terima kasih! Aku telah kehilangan pekerjaan Roh Kudus, dan sedang menjalani hajaran Tuhan. Ini adalah kebenaran-Nya.

Kemudian, aku merenungkan alasanku terus menunda melaporkan masalah Wang Hua—aspek lainnya adalah tak punya ketajaman tentang dia. Melalui pemaparan firman Tuhan, aku mendapatkan ketajaman dan pemahaman tentang perilaku Wang Hua. Tuhan berfirman: "Metode mereka untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri adalah dengan memamerkan diri dan menganggap rendah orang lain. Mereka juga menyembunyikan dan menyamarkan diri mereka, menyembunyikan kelemahan, kekurangan, dan ketidakmampuan mereka dari orang-orang sehingga mereka hanya bisa melihat kehebatan mereka. Mereka bahkan tidak berani untuk menceritakan kepada orang lain ketika mereka merasa negatif; mereka tidak berani untuk terbuka dan bersekutu dengan orang lain, dan ketika mereka melakukan kesalahan, mereka melakukan upaya terbaik untuk menyembunyikan dan menutupinya. Tidak pernah mereka menyebutkan kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja selama pelaksanaan tugas mereka. Namun, ketika mereka membuat kontribusi kecil atau memperoleh sedikit keberhasilan kecil, mereka segera memamerkannya. Mereka tidak sabar ingin segera memberi tahu seluruh dunia tentang betapa mampunya mereka, betapa tingginya kualitas mereka, betapa istimewanya mereka, dan betapa mereka jauh lebih baik daripada orang normal. Bukankah ini suatu cara untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Apakah meninggikan dan bersaksi tentang diri sendiri adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang yang berhati nurani dan bernalar? Tidak. Jadi ketika orang melakukan hal ini, watak apa yang biasanya terungkap? Kecongkakan adalah salah satu watak utama yang terungkap, diikuti dengan kecurangan, yang termasuk di dalamnya melakukan apa pun yang memungkinkan untuk membuat orang lain menjunjung tinggi mereka. Kisah-kisah mereka sepenuhnya tanpa cela; kata-kata mereka jelas mengandung motivasi dan tipu muslihat, tetapi mereka ingin menyembunyikan fakta bahwa mereka sedang pamer. Hasil dari apa yang mereka katakan adalah orang-orang pun jadi merasa bahwa mereka lebih baik dari yang lain, bahwa tidak ada yang dapat menandingi mereka, bahwa semua orang lain lebih rendah daripada mereka. Dan bukankah hasil ini diperoleh melalui cara-cara licik? Watak apa di balik cara-cara semacam itu? Dan apakah ada unsur-unsur kejahatan? Ini adalah sejenis watak jahat. Dapat terlihat bahwa cara-cara yang mereka gunakan ini diarahkan oleh watak yang curang—jadi mengapa Kukatakan bahwa itu jahat? Apa hubungannya ini dengan kejahatan? Apa yang engkau semua pikirkan: dapatkah mereka terbuka tentang tujuan mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Tidak. Namun, selalu ada suatu keinginan di lubuk hati mereka, dan apa yang mereka katakan dan lakukan adalah untuk mewujudkan keinginan tersebut, dan tujuan serta motivasi tentang apa yang mereka ucapkan dan lakukan disimpan dengan sangat rahasia. Misalnya, mereka akan menggunakan taktik-taktik curang atau menyesatkan untuk mencapai tujuan mereka. Bukankah kerahasiaan semacam itu licik naturnya? Dan bukankah kelicikan semacam itu dapat disebut kejahatan? Ya, ini memang dapat disebut kejahatan, dan ini jauh lebih dalam daripada kecurangan. Mereka menggunakan cara atau metode tertentu untuk mencapai tujuan mereka. Watak ini adalah kecurangan. Namun, ambisi dan keinginan yang tak tahu malu di lubuk hati mereka untuk selalu membuat orang mengikuti, menghormati, dan memuja diri mereka sering kali menguasai mereka, sehingga mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka di mana-mana dan dengan tak bermoral dan tanpa malu-malu melakukan hal-hal ini. Watak apakah ini? Ini telah meningkat menjadi kejahatan" ("Mereka Menipu dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari firman Tuhan, aku tahu antikristus punya watak congkak dan jahat. Memakai segala cara untuk meninggikan diri dan bersaksi bagi dirinya, agar orang perlahan dan tanpa sadar mengagumi mereka di atas orang lain, untuk menjerat dan mengendalikan orang. Firman Tuhan memungkinkanku memahami metode dan niat Wang Hua. Mengingat interaksiku dengannya, dia sering menyombongkan bagaimana dia mengatur pekerjaan, pemimpin tingkat atas memujinya lalu dari yang tersirat, tampak mementingkan jalan masuk kehidupan dan menjadi orang yang mencari kebenaran. Dia juga memamerkan bakatnya, berkata dia menulis surat dengan prosa elegan dan mengalir yang jarang butuh penyuntingan, membuat orang merasa lebih rendah dan tak bisa dibandingkan dengan dia. Wang Hua memakai segala cara untuk pamer dan menyombongkan, tapi tak pernah menyingkap kerusakannya. Bahkan bersikeras atas gagasan salah dan menutupi dirinya, sepenuhnya mengemas diri, sehingga tak ada yang bisa melihat kelemahan, kekurangan, atau niat liciknya. Bahkan, pemimpin tingkat atas telah menangani dia berkali-kali karena tak memilih orang berdasarkan prinsip dan bertindak ceroboh dalam tugasnya, tapi dia tak pernah mengungkit itu. Dia hanya membicarakan pemimpin tingkat atas memuji dan menghormatinya, hanya menunjukkan sisi dirinya yang paling bagus. Dia sering tinggal di rumah, bukannya datang ke gereja, mengeklaim memperlengkapi diri dengan kebenaran agar bisa lebih baik menyelesaikan masalah orang, padahal dia hanya menikmati keuntungan dari statusnya. Dia jelas tak melakukan kerja nyata atau menyelesaikan masalah aktual pekerjaan Injil apa pun, justru menyebarkan kekeliruan bahwa menyelesaikan masalah dalam pekerjaan Injil saat pertemuan, artinya orang hanya mementingkan pekerjaan, bukannya jalan masuk kehidupan. Dia juga selalu menyerang dan meremehkan orang lain, menyebut kerja nyata orang lain sebagai hal remeh. Dia menabur perselisihan, menghancurkan hubungan saudara-saudari dan diam-diam merusak orang lain, tapi mengeklaim dia jujur dan lurus. ... Semua tindakan Wang Hua jahat dan licik. Jika bukan karena penjelasan Tuhan, akan mudah tertipu untuk mengagumi dan memujanya. Setelah menyadari semua ini, aku akhirnya sadar, dan mendapat ketajaman tentang esensi antikristus Wang Hua.

Saat merenung, aku sadar alasan lain ketajamanku kurang terhadapnya adalah karena tak bisa membedakan antara kerusakan yang terisolasi dengan natur dan esensi rusak. Kemudian, aku menemukan beberapa firman Tuhan: "Semua orang yang telah dirusak oleh Iblis memiliki watak yang rusak. Beberapa orang semata-mata memiliki watak yang rusak, sementara beberapa orang lainnya berbeda: mereka bukan saja memiliki watak Iblis yang rusak, tetapi natur mereka juga luar biasa jahat. Bukan saja perkataan dan perbuatan mereka menyingkapkan watak Iblis dan rusak mereka; lebih dari itu, orang-orang ini adalah Iblis si setan yang asli" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Peringatan Bagi Orang yang Tidak Melakukan Kebenaran"). "Bagaimana Tuhan mendefinisikan antikristus? Mereka membenci kebenaran dan memusuhi Tuhan. Mereka adalah musuh Tuhan! Memusuhi kebenaran, membenci Tuhan, membenci semua hal positif—ini bukanlah kelemahan dan ketidaktahuan sesaat orang biasa, ini juga bukan pemikiran salah, atau pandangan salah, atau pemahaman tak masuk akal yang hanya sepintas lalu yang tidak sesuai dengan kebenaran. Bukan demikian. Mereka adalah antikristus, musuh Tuhan, dan peran mereka adalah membenci semua hal positif, membenci seluruh kebenaran, membenci Tuhan, dan memusuhi Tuhan. Lalu bagaimana Tuhan memandang peran seperti itu? Tuhan tidak akan menyelamatkan orang-orang ini! Orang-orang ini mencemooh kebenaran, mereka membenci kebenaran—yang merupakan natur antikristus. Apakah engkau semua memahami hal ini? Apa yang tersingkap di sini adalah kejahatan, kedengkian, dan kemuakan terhadap kebenaran, semua ini adalah watak jahat yang paling menyedihkan dari semua watak yang rusak—hal-hal yang merupakan ciri khas Iblis, dan merupakan esensi Iblis yang paling mendasar; semua itu bukan watak rusak yang terungkap dalam diri manusia rusak biasa. Antikristus adalah kekuatan yang memusuhi Tuhan, mereka cenderung mengganggu dan mencoba mengendalikan gereja, serta cenderung merusak dan mengganggu rencana pengelolaan Tuhan. Ini bukanlah hal-hal yang dilakukan oleh orang biasa dengan watak yang rusak, hanya antikristus yang melakukan hal-hal ini. Engkau semua tidak boleh menganggapnya enteng" ("Mereka Bertindak Licik, Berperilaku Individualistis dan Diktatorial, Tidak Pernah Berkomunikasi dengan Orang, dan Memaksa Orang untuk Mematuhi" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Firman Tuhan membantuku memahami semua yang telah dirusak Iblis punya watak rusak, tapi beberapa orang punya kemanusiaan, nurani dan nalar, serta bisa menerima kebenaran. Jika mereka melakukan kesalahan dalam tugas, lalu disingkap, ditangani dan dikoreksi, meskipun mungkin merasa malu, menolak, dan membela diri, saat merenungkan diri sesudahnya, mereka akan membenci natur rusak dan metode keliru mereka, sadar bagaimana mereka menghambat pekerjaan gereja, lalu menyesal, bisa membenci diri, bertobat dan berubah. Namun, ada orang yang bukan hanya punya watak rusak Iblis, tapi juga natur jahat, sedikit pun tak menerima kebenaran, bahkan membencinya. Sebanyak apa pun kejahatan yang dilakukan, atau kerugian yang ditimbulkan terhadap pekerjaan gereja, mereka sedikit pun tak menderita dan tak merenungkan diri. Bahkan tak punya rasa bersalah. Sebanyak apa pun ditangani dan disingkap, mereka tak pernah mengakui kesalahan dan menerima fakta saat itu tersingkap. Membenci bagaimana Tuhan menangani, memangkas, menghakimi dan menghajar mereka serta berdasarkan sikap mereka terhadap kebenaran dan hal-hal positif, mereka jelas memusuhi Tuhan—mereka musuh sejati-Nya. Mengingat perilaku Wang Hua, dia jelas tak melakukan kerja nyata, congkak, menjunjung keyakinannya sendiri dan menghambat pekerjaan Injil. Saat disingkap dan ditangani, dia bukan hanya tak menerima, tapi membuat argumen tak berdasar dan coba melempar kesalahan, yang akibatnya mengganggu pertemuan. Saat kuperingatkan bahwa dia menghakimi orang lain dan menabur perselisihan, bukan saja tak terima, dia membalikkan keadaan, menyerang dan mengutukku. Dia selalu membicarakan fokus pada jalan masuk kehidupan, membuat orang berpikir dia mencari kebenaran, tapi sebenarnya sangat jijik dan menentang pengaturan kerja rumah Tuhan dan kehendak Tuhan. Saat disingkap dan ditangani, dia tak tunduk sama sekali, bahkan tersinggung dan jijik. Sebanyak apa pun kesalahannya, dan seberapa pun merugikan pekerjaan rumah Tuhan, dia tak pernah mengakuinya, tak merasa menyesal atau berutang budi, tak punya nurani. Dia hanya mementingkan kepentingannya, lalu jika kau mengancam statusnya, dia akan marah dan menyerang balik tanpa dasar. Dia sama sekali tak menerima kebenaran atau hal-hal positif, memperlakukan siapa pun yang memberi persekutuan atau mengoreksinya sebagai musuh. Dia menyerang siapa pun yang coba menyingkapnya. Mengingat dia sangat membenci kebenaran, benci orang yang menerapkan kebenaran dan yang menyingkap dia karena rasa keadilan, bukankah dia menganggap Tuhan sebagai musuh? Seperti firman Tuhan: "Ini bukanlah kelemahan dan ketidaktahuan sesaat orang biasa, ini juga bukan pemikiran salah, atau pandangan salah, atau pemahaman tak masuk akal yang hanya sepintas lalu yang tidak sesuai dengan kebenaran. Bukan demikian. Mereka adalah antikristus, musuh Tuhan, dan peran mereka adalah membenci semua hal positif, membenci seluruh kebenaran, membenci Tuhan, dan memusuhi Tuhan." Setelah Wang Hua diganti, dia tetap tak melunak dan tak mengakui kejahatannya. Bahkan berkata, "Aku melakukan semuanya di hadapan Tuhan dan tak peduli pendapat orang lain." Dia tak tampak menyesal atau merenungkan diri. Naturnya jahat dan membenci kebenaran, bukankah dia antikristus klasik? Orang seperti ini hanya akan mengganggu dan mengacaukan pekerjaan rumah Tuhan.

Belakangan, mayoritas saudara-saudari sepakat mengeluarkan Wang Hua dari gereja. Selain mengganti dia, kami juga bersekutu untuk memfasilitasi pekerjaan Injil berdasarkan pengaturan kerja, dan hasil pekerjaan Injil gereja segera membaik. Saat itu, aku merasa makin berutang budi dan membenci diriku karena begitu egois, hanya melindungi diri sendiri alih-alih pekerjaan gereja, dan membiarkan antikristus berbuat jahat, mengganggu pekerjaan Injil gereja. Aku bersumpah di masa depan, setiap kali melihat seseorang mengganggu pekerjaan gereja, aku akan menerapkan kebenaran dan melindungi pekerjaan gereja. Setinggi apa pun statusnya, sebanyak apa pun pekerjaan yang telah dilakukan, atau seberapa pun meyakinkan doktrinnya, jika mengganggu pekerjaan rumah Tuhan, aku akan menegakkan prinsip kebenaran. Meski orang menyebutku congkak, pelaku kejahatan, atau antikristus, aku akan melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Meski tak memahami situasinya, aku akan laporkan yang kulihat kepada pemimpin tingkat atas. Aku berdoa kepada Tuhan, jika tak melindungi pekerjaan rumah Tuhan setelah melihat masalah, aku bersedia didisiplinkan Tuhan.

Beberapa bulan kemudian, beberapa orang melaporkan pemimpin bernama Li Na dari gereja lain tak melakukan kerja nyata, tak mengganti pemimpin dan pekerja palsu, bahkan mempromosikan pelaku kejahatan. Orang-orang ini tak bekerja sesuai prinsip dan akibatnya persembahan Tuhan rusak. Li Na diketahui sering pamer dan meremehkan orang lain, lalu saudara-saudari mengagumi dia. Rekan sekerjanya telah menunjukkan masalahnya berkali-kali, tapi dia tak terima. Selain itu, dia juga menghakimi pemimpin tingkat atas, yang menyebabkan rekan sekerja dan koleganya memiliki bias terhadap mereka. Saat pemimpin tingkat atas mengirim orang untuk membantu pekerjaan, dia mengucilkan mereka. Bukan hanya tak bekerja sama, dia juga menghakimi dan menyabotase pekerjaan, berkata orang yang dikirim pemimpin tak bisa menyelesaikan masalah, yang berarti pekerjaan tak selesai. Setelah mendengar semua ini, aku sadar orang ini mungkin antikristus, lalu mendiskusikan penggantiannya. Namun, saat tahu Li Na adalah adik rekan sekerjaku, aku ragu. Jika mengganti Li Na, apa pendapat rekan sekerjaku tentangku? Apa dia akan mengatakan aku menyerang Li Na? Aku memikirkannya berulang-ulang dan makin bimbang, tak tahu harus bagaimana. Saat itulah aku sadar pikiran dan niatku keliru—aku coba melindungi kepentinganku lagi. Kuingat dahulu karena terlalu memikirkan melindungi diri sendiri, aku tak menyingkap antikristus tepat waktu, dan itu berdampak serius pada pekerjaan rumah Tuhan—pelanggaran yang tak akan bisa kuperbaiki. Aku tak boleh melindungi kepentinganku lagi, harus menerapkan kebenaran dan menjaga pekerjaan rumah Tuhan. Apa pun pendapat orang, memenuhi kehendak Tuhan itu yang terpenting. Jadi, aku dan rekan sekerjaku memberhentikan Li Na sesuai prinsip. Kemudian, penyelidikan mengungkapkan bahwa Li Na terus meninggikan diri serta pamer untuk menipu dan menjerat orang lain, mengendalikan gereja dan mendirikan kerajaan sendiri. Dia adalah antikristus. Mayoritas orang di gereja sepakat mengeluarkan dia. Aku mengalami bagaimana meninggalkan daging, menerapkan kebenaran dan bertindak sesuai prinsip memberiku kedamaian, kepuasan dan sukacita. Aku juga sadar hanya dengan menerapkan kebenaran, seseorang bisa bersaksi dan mempermalukan Iblis. Syukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait