Penghakiman Tuhan Menyelamatkanku

08 Maret 2022

Oleh Saudara Flavianus, Benin

Pada bulan September 2019, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Dalam pertemuan, aku dipuji karena persekutuanku yang bagus, cepat paham, dan kualitas yang baik. Lalu, aku terpilih sebagai pemimpin kelompok, dan tidak lama setelahnya, terpilih sebagai diaken Injil. Setelah itu, aku lebih aktif melakukan tugasku. Aku mulai mengkhotbahkan Injil dan mengadakan pertemuan. Saudara-saudariku menikmati persekutuanku, dan pemimpin gereja bilang kerjaku bagus. Ini membuatku sangat senang, dan merasa kualitasku sangat baik. Agar lebih dikagumi orang, aku membaca lebih banyak firman Tuhan, menonton banyak film dari rumah Tuhan, dan video pembacaan firman Tuhan, tetapi saat itu, aku puas dengan punya sedikit pemahaman literal untuk pamer, tidak fokus mencari kehendak Tuhan atau menerapkan kebenaran. Di pertemuan, aku bersekutu sedetail mungkin agar orang lain berpikir aku lebih mengerti. Aku bahkan bersekutu tentang hal-hal yang tidak kukuasai untuk membuat orang lain berpikir aku tahu segalanya. Juga, untuk menciptakan citra baik di hati pemimpinku, aku pura-pura bersikap sangat kuat. Sebagai contoh, awalnya, aku punya gagasan tentang pekerjaan Tuhan, tetapi kupikir jika memberi tahu siapa pun, pemimpinku pasti akan berpikir aku tidak memahami kebenaran, jadi aku sengaja menyembunyikan gagasanku dari pemimpinku. Aku seperti memakai topeng. Aku yang dilihat orang lain adalah ilusi.

Penghakiman Tuhan Menyelamatkanku

Beberapa bulan kemudian, aku terpilih sebagai pemimpin gereja, kali ini bertanggung jawab atas pekerjaan Injil. Untuk melakukan pekerjaan ini, seseorang harus punya kualitas, ketajaman, dan keterampilan kerja. Aku merasa hanya aku di gereja yang punya kualifikasi itu, jadi aku telah ditahbiskan Tuhan untuk melakukan tugas ini. Dipromosikan berulang kali membuatku merasa berbeda dari orang lain, yang paling rajin mencari kebenaran, seseorang yang dikasihi dan disukai oleh Tuhan. Aku bahkan berpikir mengemban pekerjaan Injil seperti menjadi penjaga di pintu gerbang rumah Tuhan, aku bisa memutuskan siapa yang bisa dan tidak bisa masuk ke rumah Tuhan. Perlahan-lahan, aku kian congkak, dan merasa berada di atas saudara-saudariku, bisa mengeluarkan perintah, dan berpikir saudara-saudariku harus mendengarkanku. Dalam pekerjaan gereja, aku selalu ingin memutuskan sendiri dan menjadi penentu keputusan, karena merasa punya kemampuan untuk bekerja, telah menguasai prinsip, dan tidak perlu menerima pandangan atau saran saudara-saudariku. Aku meremehkan saudara-saudariku. Ada seorang pemimpin kelompok yang berkualitas rata-rata, dan tanpa memperhatikan apakah dia melakukan tugasnya dengan baik, aku ingin menggantikan dia. Selain itu, aku menganggap saudara-saudariku sebagai bawahanku, berpikir bisa menangani mereka semauku. Misalnya, pada pertemuan, saudara-saudariku menceritakan cara mereka memberitakan Injil, dan kupikir cara mereka tidak tepat, jadi aku langsung memarahi dan memberi tahu apa yang seharusnya mereka lakukan. Seorang saudari punya metode penerapan sendiri dalam tugasnya, tetapi menurutku dia tidak melakukannya dengan benar, jadi tanpa mempersekutukan prinsip, aku menangani dia dengan keras. Lalu, saudari ini berkata kepadaku dia merasa sangat negatif sampai tidak ingin bermitra denganku. Kemudian, dalam sebuah pertemuan, pemimpin kami bertanya apakah ada kesulitan, dan saudari ini langsung melaporkan masalahku kepada pemimpin, berkata aku tidak mempersekutukan kebenaran, selalu menangani orang lain, selalu sangat keras saat menangani orang. Beberapa saudara-saudari lain melaporkan bahwa aku menangani orang secara sewenang-wenang, dan menyingkap perilaku congkakku menggunakan firman Tuhan.

Sebenarnya, beberapa saudara-saudari telah memberitahuku tentang masalah perilaku congkakku. Beberapa berpendapat aku terlalu keras saat menanyakan pekerjaan orang lain dan mengirimiku pesan yang berisi, "Saudara, tidak baik bicara seperti itu. Kau akan membuat saudara-saudarimu merasa negatif." Yang lain berkata, "Kau selalu merendahkan orang lain. Kau tidak pernah berdiri sejajar dengan saudara-saudarimu, jadi beberapa dari mereka tidak ingin berbicara denganmu, dan yang lain merasa sangat diserang sehingga tidak menginginkan tugas ini lagi." Setelah berulang kali menegur dan menangani mereka, harga diriku diserang. Dahulu kupikir aku adalah orang yang dikasihi dan disukai Tuhan, tetapi melihat bagaimana saudara-saudariku menyingkap dan menolakku, membuatku merasa sangat negatif. Tanpa citra baik dan martabat, aku merasa tidak punya motivasi dalam tugas. Aku hanya bekerja sekenanya setiap hari, mengirim pemberitahuan, tidak melakukan pekerjaan rinci atau menindaklanjuti tugas saudara-saudariku, dan tidak fokus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Aku sama sekali tidak peduli tentang apa yang mereka butuhkan.

Lalu, seorang saudari menyadari kondisiku tak baik, jadi dia mengirimiku sebuah kutipan firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Sejak perusakan umat manusia oleh Iblis, natur mereka telah mulai merosot dan mereka telah berangsur-angsur kehilangan rasionalitas yang dimiliki oleh manusia normal. Mereka sekarang tidak lagi bertindak layaknya manusia dalam posisinya sebagai manusia, tetapi dipenuhi dengan keinginan yang liar; mereka telah melampaui posisi sebagai manusia—tetapi tetap saja mendambakan untuk naik jauh lebih tinggi. Apa yang dimaksud dengan 'lebih tinggi' ini? Mereka ingin melampaui Tuhan, melampaui surga, dan melampaui segala sesuatu. Apa akar penyebab yang membuat manusia telah menjadi seperti ini? Kesimpulannya, natur manusia terlalu congkak. 'Congkak' adalah istilah yang merendahkan dan tak seorang pun ingin sebutan ini disematkan pada diri mereka. Namun, faktanya adalah semua manusia congkak dan semua manusia yang rusak memiliki esensi ini. Beberapa orang berkata, 'Aku tidak congkak sedikit pun. Aku tidak pernah ingin menjadi penghulu malaikat, aku juga tidak pernah ingin melampaui Tuhan atau melampaui segala sesuatu. Selama ini aku selalu menjadi orang yang berperilaku baik dan bertanggung jawab.' Belum tentu; perkataan ini tidak benar. Begitu manusia menjadi semakin congkak dalam natur dan esensi, mereka sering kali bisa tidak menaati dan menentang Tuhan, tidak mengindahkan firman-Nya, menghasilkan gagasan-gagasan tentang Dia, melakukan hal-hal yang mengkhianati-Nya, dan hal-hal yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri. Engkau berkata engkau tidak congkak, tetapi seandainya kepadamu diberikan sebuah gereja dan engkau diizinkan untuk memimpinnya; seandainya Aku tidak menanganimu, dan tak seorang pun di keluarga Tuhan yang memangkasmu: setelah memimpinnya selama beberapa waktu, engkau pasti akan membawa orang kepada dirimu sendiri dan membuat mereka tunduk di hadapanmu. Dan mengapa engkau bisa melakukan itu? Ini pasti ditentukan oleh naturmu; itu pasti tak lain adalah penyingkapan yang alami. Engkau tidak perlu mempelajari hal ini dari orang lain, dan mereka juga tidak perlu mengajarkannya kepadamu. Engkau tidak perlu orang lain untuk memerintahkanmu atau memaksamu untuk melakukan hal ini; keadaan seperti ini muncul secara alami. Segala sesuatu yang kaulakukan adalah tentang membuat orang-orang tunduk di hadapanmu, memujamu, meninggikanmu, bersaksi tentang dirimu, dan mendengarkanmu dalam segala hal. Membiarkanmu menjadi pemimpin secara alami memunculkan situasi ini, dan itu tidak dapat diubah. Dan bagaimana keadaan ini bisa terjadi? Ini ditentukan oleh natur manusia yang congkak. Perwujudan dari kecongkakan adalah pemberontakan dan sikap yang menentang terhadap Tuhan. Ketika manusia congkak, merasa diri penting, dan merasa diri benar, mereka cenderung membangun kerajaan mereka sendiri dan melakukan segala sesuatu sesuka mereka. Mereka juga membawa orang lain ke dalam tangan mereka sendiri dan menariknya ke dalam pelukan mereka. Bagi orang yang mampu melakukan hal-hal semacam ini, itu berarti esensi dari natur mereka yang congkak adalah sama dengan natur Iblis; itu sama dengan natur penghulu malaikat. Ketika kecongkakan dan kepentingan diri mereka sendiri mencapai tingkat tertentu, mereka menjadi penghulu malaikat, dan Tuhan harus dikesampingkan. Jika engkau memiliki natur yang congkak semacam ini, Tuhan tidak akan memiliki tempat di hatimu" ("Natur Manusia yang Congkak adalah Akar dari Perlawanannya kepada Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setelah membaca firman Tuhan, aku memikirkan perilakuku sampai saat ini. Sejak awal percaya kepada Tuhan, saudara-saudariku mengagumi dan menyemangatiku. Mereka berkata aku punya kualitas baik dan persekutuan yang bagus, aku juga dipromosikan beberapa kali, jadi aku merasa istimewa dan lebih baik daripada orang di sekitarku. Naturku yang congkak membuatku berpikir aku adalah orang yang Tuhan kasihi dan sukai. Aku merasa luar biasa dan unggul daripada orang lain, jadi aku mulai menggunakan posisiku untuk memarahi dan membatasi orang lain. Aku bahkan coba mengendalikan saudara-saudariku dan membuat mereka mendengarkanku. Aku berperilaku seperti penghulu malaikat! Aku terlalu memikirkan diri sendiri. Setelah disingkap dan ditangani oleh saudara-saudariku, aku sadar aku tidak sesempurna bayanganku. Sebaliknya, aku sangat congkak dan rusak. Aku berasumsi diriku ada di atas orang lain dan Tuhan menyukaiku, tetapi itu hanya imajinasiku.

Beberapa hari kemudian, aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan yang mengungkap dan menganalisis antikristus. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Antikristus akan membayar harga berapa pun demi status mereka dan kepuasan ambisi mereka, demi tujuan mereka untuk mengendalikan gereja dan menjadi Tuhan. Mereka sering bekerja hingga larut malam dan bangun saat fajar menyingsing, melatih khotbah mereka pada dinihari, semua dengan tujuan untuk memperlengkapi diri mereka dengan doktrin yang mereka butuhkan untuk menyampaikan khotbah yang muluk-muluk. Setiap hari, mereka memikirkan firman Tuhan mana yang mau digunakan untuk menyampaikan khotbah mereka yang muluk-muluk, firman mana yang akan membangkitkan kekaguman dan pujian di antara umat pilihan, dan kemudian mereka menghafalkannya. Kemudian, mereka memikirkan bagaimana menafsirkan firman itu dengan cara sedemikian rupa hingga menunjukkan kecerdasan dan hikmat mereka, dengan kerja keras yang sama seperti para siswa yang bersaing untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi. Ketika seseorang menyampaikan khotbah yang bagus, atau khotbah yang memberikan penerangan tertentu, atau khotbah yang memberikan teori tertentu, seorang antikristus akan mengumpulkan dan menyusunnya serta membuatnya menjadi khotbah mereka sendiri. Tidak ada upaya yang terlalu besar bagi seorang antikristus. Lalu, apa motif dan niat di balik kerja keras mereka ini? Satu hal yang mendorong mereka: mampu mengkhotbahkan firman ini, menyampaikannya dengan jelas dan mudah, menguasainya dengan lancar, sehingga orang lain dapat melihat antikristus lebih rohani daripada mereka, lebih menghargai firman Tuhan, lebih mengasihi Tuhan. Dengan cara ini, seorang antikristus dapat memperoleh pemujaan dari beberapa orang di sekitar mereka. Seorang antikristus merasa ini adalah hal yang layak dilakukan dan sepadan dengan upaya, harga, atau kesulitan apa pun" ("Mereka Merendahkan Kebenaran, Melanggar Prinsip Secara Terang-terangan, dan Mengabaikan Pengaturan Rumah Tuhan (Bagian Tujuh)" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Esensi perilaku antikristus adalah selalu menggunakan berbagai cara dan metode demi mencapai tujuan mereka untuk memiliki status, membujuk orang-orang dan membuat orang-orang itu mengikuti dan menghormati mereka. Bisa jadi di kedalaman hati mereka, mereka tidak secara sengaja bersaing dengan Tuhan untuk memperebutkan manusia, tetapi ada satu hal yang pasti: sekalipun mereka tidak bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia, mereka masih berharap untuk memiliki status dan kekuasaan di antara manusia. Sekalipun saatnya tiba ketika mereka menyadari bahwa mereka sedang bersaing dengan Tuhan demi status, dan mereka menahan diri mereka sendiri, mereka masih menggunakan metode-metode lain untuk mendapatkan status di dalam gereja, percaya bahwa mereka akan mendapatkan pengesahan dengan memenangkan penerimaan dan persetujuan orang lain. Singkat kata, meskipun segala sesuatu yang dilakukan antikristus terlihat mengandung kinerja yang setia terhadap tugas-tugas mereka, dan mereka sepertinya merupakan para pengikut Tuhan yang sejati, ambisi mereka untuk mengendalikan orang—dan untuk mendapatkan status serta kekuasaan di antara manusia—tidak akan pernah berubah. Apa pun yang Tuhan firmankan atau lakukan, dan apa pun yang Dia minta dari manusia, mereka tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan atau memenuhi tugas-tugas mereka dengan cara yang sesuai dengan firman dan tuntutan-Nya, juga tidak menyerah dalam pengejaran mereka akan kekuasaan dan status sebagai hasil dari memahami perkataan dan kebenaran-Nya; secara keseluruhan, ambisi mereka menggerogoti mereka, mengendalikan dan mengarahkan perilaku serta pemikiran mereka, dan menentukan jalan yang mereka tempuh. Inilah contoh antikristus" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Tuhan berfirman bahwa antikristus, demi membuat orang memuji dan menyembah mereka, memakai penderitaan lahiriah guna menciptakan ilusi untuk menipu orang. Aku melihat ini dan sadar, bukankah ini aku? Aku selalu mengejar ketenaran dan status, aku melakukan semuanya agar dihormati. Aku menghabiskan begitu banyak waktu membaca firman Tuhan, terkadang tidak tidur sampai larut malam. Tujuanku adalah memahami lebih banyak doktrin agar bisa memamerkannya kepada orang lain. Aku sadar punya beberapa manifestasi antikristus yang diungkapkan firman Tuhan. Aku merasa dikutuk oleh Tuhan, dan aku sangat cemas. Namun, pada saat itu, aku tidak berani memberi tahu saudara-saudariku tentang keadaanku yang sebenarnya, karena takut dilihat sebagai antikristus dan diusir. Saat itu, seorang antikristus di gereja ditemukan dan dikeluarkan. Dari luar, dia tampak berkorban untuk Tuhan dan mencari firman Tuhan untuk bersekutu dengan orang lain, tetapi dia sendiri tidak menerapkan firman Tuhan, dan saat ada yang tidak sejalan dengan gagasannya, dia menyebarkan kenegatifan, bahkan menyangkal pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan mengganggu mereka yang menyelidiki jalan yang benar. Aku sadar ada beberapa hal dalam diriku yang sama sepertinya. Misalnya, aku sering mencari firman Tuhan untuk bersekutu dengan saudara-saudariku, tetapi aku sendiri tidak menerapkan firman Tuhan. Saat ada kesulitan, aku mengandalkan pikiran dan kualitasku untuk menyelesaikannya, tetapi tidak fokus mencari kehendak Tuhan atau menerapkan kebenaran. Kulihat manifestasiku mirip dengan antikristus ini, dan manifestasi antikristus lain yang diungkapkan dalam firman Tuhan juga berlaku untukku. Jadi, aku makin takut akan menjadi antikristus dan dikeluarkan. Selama waktu itu, aku berusaha keras menahan kecemasan di depan semua orang, tetapi aku sangat menderita, rasanya seperti dijatuhi hukuman mati. Perlahan, sikap defensif dan kecurigaanku makin parah. Aku merasa punya natur buruk, aku bisa dengan mudah menipu dan mengendalikan saudara-saudariku, cepat atau lambat, seperti antikristus itu, aku akan mengganggu pekerjaan rumah Tuhan. Memikirkan ini membuatku makin ketakutan. Saat itu aku tidak bisa membedakan antara watak dan esensi antikristus, juga tidak paham apa kehendak Tuhan di lingkungan ini. Kupikir aku akan disingkirkan oleh Tuhan, sama seperti antikristus, dan merasa tidak punya harapan untuk diberkati, jadi aku mulai mengeluh, "Aku mengabaikan keberatan keluargaku tentang percaya kepada Tuhan dan melakukan tugasku. Aku bahkan meninggalkan masa depan dan kampung halamanku untuk menyebarkan Injil di tempat-tempat baru. Aku telah membayar sangat mahal, tetapi tetap akan dihukum di neraka. Jika tahu itu akan berakhir seperti ini, aku tidak akan berkorban begitu banyak. Setidaknya aku akan menikmati kenyamanan fisik." Saat itu, aku hanya memikirkan tempat tujuanku dan tidak berusaha mencari kehendak Tuhan, jadi aku selalu waspada dan salah paham tentang Tuhan. Akhirnya, aku mengundurkan diri dari tugas kepemimpinan, karena merasa jika terus melakukan tugas sepenting itu, aku pasti akan dikeluarkan. Aku juga berhenti terbuka dengan saudara-saudariku karena takut mereka akan mengkritik dan menanganiku setelah melihat wajah asliku. Aku juga tidak bermitra dengan siapa pun dalam tugas, dan hubunganku dengan saudara-saudari makin jauh. Lalu, aku menggunakan alasan pulang untuk mengkhotbahkan Injil dan kembali ke keluargaku yang tidak percaya. Menghadapi tekanan dan penghakiman keluargaku, aku makin negatif. Meski terus ikut pertemuan, aku hanya asal-asalan. Aku sangat lemah dan merasa berada di ujung jalan imanku, jadi kuputuskan meninggalkan rumah Tuhan.

Setelah meninggalkan gereja, hatiku terasa sangat hampa. Aku mengunci diri di kamar sepanjang hari dan tidak ingin melakukan apa-apa. Meskipun keluargaku tidak lagi menekan dan aku cukup nyaman secara fisik, aku hanya merasa ketakutan dan sangat bersalah. Aku takut akan dihukum Tuhan karena mengkhianati Dia, aku takut neraka dan takut mati, jadi aku mencari cara meredakan kecemasanku. Aku membaca banyak buku ilmu sosial, berharap menemukan sesuatu untuk menghibur jiwaku, tetapi nihil. Tidak ada yang bisa meringankan siksaan batinku. Sepertinya aku hanya bisa diam menunggu kematian. Aku lalu berdoa kepada Tuhan, meminta Dia membimbingku keluar dari kesulitanku, aku juga mendengarkan lagu pujian dan membaca firman Tuhan. Saat itulah firman Tuhan menyadarkan hatiku. Dalam firman Tuhan, aku membaca, "Ada orang-orang yang memiliki perwujudan tertentu seorang antikristus dan ledakan emosi tertentu dari watak seorang antikristus, tetapi pada saat yang sama ketika mengalami ledakan emosi seperti itu, mereka juga menerima dan mengakui kebenaran, dan mencintai kebenaran. Mereka adalah objek yang berkemungkinan untuk diselamatkan" ("Mereka Menipu dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). "Karena satu pernyataan dari Tuhan, banyak orang sering kali merasa lemah dan negatif, dan berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka—dan akibatnya, mereka tidak mau terus mengikut Tuhan dan melangkah maju. Sebenarnya, engkau tidak memahami apa arti penolakan; penolakan akan dirimu sendiri adalah penolakan yang sebenarnya. Terkadang, firman yang Tuhan gunakan untuk mendefinisikan dirimu hanya diucapkan dalam kemarahan; Dia sama sekali belum memutuskan sesuatu tentang dirimu, Dia juga tidak mengutukmu, ini tidak berkaitan dengan tempat tujuan akhirmu atau apa yang akhirnya Tuhan anugerahkan atasmu, terlebih lagi, ini bukanlah hukuman terakhir-Nya. Ini tidak lebih daripada firman yang menghakimi dan menanganimu. Firman ini berbicara tentang harapan Tuhan yang sungguh-sungguh terhadapmu, itu adalah firman untuk mengingatkan serta memperingatkanmu, dan itu adalah firman dari dalam hati Tuhan. Namun, ada beberapa orang yang jatuh dan meninggalkan Tuhan sebagai akibat dari firman penghakiman ini. ... Ada kalanya orang berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka—tetapi sebenarnya, Tuhan tidak meninggalkanmu, Dia hanya mengesampingkanmu, menganggapmu menjijikkan dan tidak ingin mengindahkanmu. Namun, Dia sebenarnya tidak meninggalkanmu. Ada orang yang berusaha melaksanakan tugasnya di rumah Tuhan, tetapi karena esensi mereka dan berbagai hal yang terwujud di dalam diri mereka, Tuhan sebenarnya memang meninggalkan mereka; mereka sebenarnya tidak dipilih, tetapi hanya pernah memberikan pelayanan. Sementara itu, ada beberapa orang yang Tuhan disiplin, hajar, dan hakimi sepenuhnya; Dia menggunakan berbagai cara perlakuan terhadap mereka yang bertentangan dengan gagasan manusia. Beberapa orang tidak memahami firman Tuhan, dan berpikir bahwa Tuhan sedang memperlakukan mereka secara tidak adil dan menyakiti mereka. Mereka berpikir bahwa tidak ada martabat dalam hidup di hadapan Tuhan, mereka tidak ingin menyakiti Tuhan lagi dan meninggalkan gereja. Mereka bahkan berpikir adalah masuk akal untuk melakukan ini, dan karena itu mereka berpaling dari Tuhan—tetapi sebenarnya, Tuhan tidak meninggalkan mereka. Orang-orang semacam itu sama sekali tidak memahami kehendak Tuhan. Mereka agak terlalu sensitif sampai-sampai berhenti percaya pada penyelamatan Tuhan. Apakah mereka benar-benar memiliki hati nurani? Ada kalanya saat Tuhan menjauhi manusia dan ada kalanya saat Dia mengesampingkan mereka untuk sementara waktu sehingga mereka dapat merenungkan diri mereka sendiri, tetapi Tuhan sebenarnya tidak meninggalkan mereka; Dia memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan tidak benar-benar meninggalkan mereka. Tuhan hanya benar-benar meninggalkan antikristus dan orang jahat yang melakukan banyak perbuatan jahat. Beberapa orang berkata, 'Aku merasa tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus dan aku sudah lama tidak mendapatkan pencerahan Roh Kudus. Apakah Tuhan telah meninggalkanku?' Ini adalah kesalahpahaman. Engkau berkata bahwa Tuhan telah meninggalkanmu, bahwa Dia tidak akan menyelamatkanmu, jadi, sudahkah Dia telah menetapkan kesudahanmu? Ada saat-saat ketika engkau tidak dapat merasakan pekerjaan Roh Kudus, tetapi Tuhan tidak merampas hakmu untuk membaca firman-Nya, Dia juga belum menentukan kesudahanmu, jalanmu menuju keselamatan belum tertutup—jadi mengapa engkau begitu sedih? Engkau berada dalam keadaan yang buruk, ada masalah dengan motifmu, ada masalah dengan sudut pandang ideologismu, keadaan pikiranmu kacau—dan jika engkau tidak berusaha untuk memperbaiki hal-hal ini dengan mencari kebenaran, dan selalu salah paham terhadap Tuhan dan menyalahkan Tuhan, serta melemparkan tanggung jawab kepada Tuhan, dan bahkan berkata, 'Tuhan tidak menginginkan aku, jadi aku tidak percaya lagi kepada-Nya,' bukankah engkau sedang bersikap konyol? Bukankah engkau sedang bersikap tidak masuk akal?" ("Dengan Menyelesaikan Gagasan Orang Barulah Orang Dapat Memasuki Jalur yang Benar dalam Kepercayaan kepada Tuhan (1)" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan bicara kepada hatiku. Aku mengerti bahwa Tuhan tidak melenyapkanku, mengutukku, atau memutuskan kesudahanku. Sebenarnya, Tuhan tahu sejak awal betapa rusaknya aku. Tuhan mengatur agar saudara-saudariku menyingkapku pada waktu yang tepat dan menggunakan firman-Nya untuk memperlihatkan watak rusakku dan jalan keliru yang kuambil, karena hanya dengan cara ini aku bisa mengenali diriku. Ini sebenarnya kesempatan besar bagiku untuk berubah! Penghakiman, hajaran, pemangkasan, dan penanganan Tuhan itu untuk menyelamatkanku! Namun, aku memakai gagasan sendiri untuk salah memahami kehendak Tuhan, melihat kutukan dalam penghakiman dan hajaran-Nya, dan mengira akan disingkirkan. Aku salah memahami bahwa karena aku punya manifestasi antikristus, Tuhan pasti tidak menginginkanku, dan aku ditakdirkan untuk dihancurkan. Namun, sebenarnya, semua manifestasiku normal di mata Tuhan. Meskipun punya manifestasi watak antikristus, aku belum sampai titik bertekad menjadi antikristus. Tuhan ingin menyingkirkan dan menghukum mereka yang punya esensi antikristus. Mereka tidak pernah bisa bertobat, karena natur dan esensi mereka jahat, mereka membenci dan jijik akan kebenaran. Apa pun kesalahan mereka, mereka tidak pernah mengakuinya, dan melakukan apa pun untuk mempertahankan gengsi dan status. Aku masih bisa menyadari telah rusak terlalu dalam, dan aku bersalah, jadi aku masih punya kesempatan bertobat. Aku hanya punya sebuah watak antikristus, bukan antikristus yang tidak menerima kebenaran. Namun, pada saat itu, aku tidak memahami kehendak Tuhan, dan tidak mengenal kasih Tuhan atau watak benar Tuhan. Kupikir karena Tuhan tidak menginginkanku lagi, segala usaha yang kulakukan sia-sia. Jika tidak menikmati kesenangan daging di dunia, aku tidak akan punya apa-apa. Kini melihat kembali perbuatanku, aku merasa sangat malu. Aku berkali-kali bersumpah kepada Tuhan akan mengikuti Dia sepanjang hidupku, tetapi setelah dihakimi dan disingkap kali ini, aku menjadi pasif, menyangkal penyelamatan Tuhan, kehilangan iman kepada Tuhan, bahkan tanpa ragu memilih kembali ke dunia dan mencari kenikmatan daging. Bagaimana mungkin aku punya hati nurani? Setelah kini memahami kehendak Tuhan, aku punya harapan lagi. Aku merasa seperti dibangkitkan dari kematian. Aku melepaskan segala sesuatu dalam hidupku dan mulai merenungkan firman Tuhan, menyanyikan lagu pujian, mendengarkan pembacaan firman Tuhan, dan mencari kehendak Tuhan. Rasanya seperti mulai menapaki kembali jalan kepercayaan kepada Tuhan. Sekali lagi aku menerima belas kasih Tuhan dan merasakan kehadiran Tuhan. Aku perlahan menemukan kedamaian dan sukacita batin, juga merasakan keinginan kembali ke gereja di hatiku. Namun, aku tidak tahu apakah rumah Tuhan akan menerimaku. Aku berdoa kepada Tuhan, meminta Dia mengasihani dan menyelamatkanku.

Beberapa minggu kemudian, aku melihat kutipan lain dari firman Tuhan yang membuatku lebih memahami kehendak Tuhan. Tuhan berfirman: "Di masa lalu, ada seseorang telah dikeluarkan dari gereja karena melakukan hal-hal buruk, dan saudara-saudarinya telah menolak dia. Setelah mengembara selama beberapa tahun, dia sekarang telah kembali. Bahwa hatinya tidak meninggalkan Tuhan sepenuhnya adalah hal yang baik; dia masih memiliki kesempatan dan harapan untuk diselamatkan. Jika dia melarikan diri dan berhenti percaya, menjadi sama dengan orang tidak percaya, dia pasti sepenuhnya tamat. Jika dia bisa berbalik, maka masih ada harapan baginya; ini langka dan berharga. Bagaimanapun cara Tuhan memperlakukan manusia, dan bagaimanapun Dia memperlakukan, membenci, atau jijik terhadap manusia, jika suatu hari mereka dapat berbalik, Tuhan akan sangat terhibur; itu berarti bahwa manusia masih memiliki sedikit ruang bagi Tuhan di dalam hati mereka, bahwa mereka belum sepenuhnya kehilangan nalar manusia atau kemanusiaan mereka, bahwa mereka masih mau percaya kepada Tuhan dan mereka setidaknya memiliki sedikit niat untuk mengakui dan kembali kepada Tuhan. Bagi orang yang benar-benar memiliki Tuhan di dalam hati mereka, kapan pun mereka meninggalkan rumah Tuhan, jika mereka kembali dan keluarga ini masih ada di hati mereka, Aku akan menjadi sedikit terikat secara perasaan dan akan merasakan sedikit kenyamanan. Namun, jika mereka tidak pernah kembali, Kupikir itu sangat disayangkan. Jika mereka dapat kembali dan benar-benar bertobat, hati-Ku akan sangat dipenuhi dengan kepuasan dan penghiburan. Ketika engkau pergi, engkau pasti sedang bersikap sangat negatif dan engkau berada dalam keadaan yang buruk; tetapi, jika engkau bisa kembali sekarang, itu membuktikan bahwa engkau masih memiliki iman kepada Tuhan. Namun, apakah engkau dapat terus maju atau tidak, itu adalah faktor yang tidak diketahui karena manusia berubah begitu cepat. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus memiliki belas kasihan dan kasih karunia bagi manusia. Jika satu domba hilang dari seratus, Dia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari yang satu. Kalimat ini tidak mewakili semacam metode mekanis, juga bukan sebuah aturan; melainkan, itu menunjukkan maksud Tuhan yang mendesak untuk menyelamatkan manusia, serta kasih-Nya yang dalam bagi mereka. Ini bukanlah cara untuk melakukan segala sesuatu; ini adalah sejenis watak, sejenis mentalitas. Jadi, beberapa orang pergi selama enam bulan atau satu tahun, atau memiliki banyak kelemahan atau memiliki banyak kesalahpahaman apa pun, tetapi kemampuan mereka untuk kemudian sadar akan kenyataan, mendapatkan pengetahuan dan berbalik, serta kembali ke jalur yang benar membuat-Ku merasa sangat terhibur dan memberi-Ku sedikit kesenangan. Di dunia yang penuh kegembiraan dan kemegahan ini, dan pada zaman yang jahat ini, mampu berdiri teguh, mengakui Tuhan, dan kembali ke jalur yang benar adalah hal-hal yang membawa sedikit kenyamanan dan kegembiraan. Ambil contoh membesarkan anak, misalnya: apakah mereka berbakti atau tidak, bagaimana perasaanmu jika mereka tidak mengakuimu dan meninggalkan rumah, tidak pernah kembali? Di lubuk hati, engkau tetap akan terus merasa khawatir tentang mereka, dan engkau akan selalu bertanya-tanya, 'Kapan anakku akan kembali? Aku ingin bertemu dengannya. Bagaimanapun juga, dia adalah anakku, dan bukannya tanpa alasan aku membesarkan dan mencintainya.' Selama ini engkau selalu berpikir seperti ini; selama ini engkau selalu merindukan tibanya hari itu. Semua orang merasakan hal yang sama dalam hal ini, apalagi Tuhan—bukankah harapan-Nya jauh lebih besar agar manusia akan menemukan jalan pulang setelah tersesat, agar anak yang hilang akan kembali? Orang zaman sekarang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah, tetapi harinya akan tiba ketika mereka memahami kehendak Tuhan—kecuali mereka tidak memiliki keinginan untuk memiliki iman yang benar, kecuali jika mereka adalah orang tidak percaya, yang mana dalam hal ini mereka berada di luar kepedulian Tuhan" ("Orang yang Terus-menerus Menuntut Tuhan adalah Orang yang Paling Tidak Masuk Akal" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setelah membaca firman Tuhan, aku sangat tersentuh. Seolah-olah Tuhan bicara langsung kepadaku, seperti seorang ibu bicara kepada anaknya. Tuhan menghiburku di waktu terendahku, memberiku harapan, dan membuatku melihat bahwa kasih-Nya kepada manusia itu nyata! Aku mengerti Tuhan tidak mengutuk atau membunuh orang sesuka hati. Tuhan datang berinkarnasi pada akhir zaman untuk menyelamatkan umat manusia. Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkanku, seperti dugaanku. Dia justru hanya menghakimi dan menghajarku karena watak rusakku dan jalan keliru yang kuambil, yang merupakan kebenaran dan kekudusan Tuhan, juga cara untuk mengubahku. Tuhan menungguku untuk bertobat, tetapi aku punya banyak gagasan dan kesalahpahaman tentang Tuhan. Aku melihat penghakiman dan penyelamatan Tuhan sebagai penyingkiran dan hukuman, tidak memahami kehendak Tuhan, dan tidak punya ketaatan. Aku selalu memakai sudut pandang pribadi dan menganggap pendapatku sebagai kebenaran. Meskipun aku begitu memberontak, Tuhan tahu apa yang tak kumiliki serta di mana aku akan jatuh dan gagal. Perlahan, Tuhan membimbingku sampai aku bangun dan akalku kembali. Aku melihat bahwa niat Tuhan menyelamatkan manusia itu tulus. Selama manusia memelihara nama dan jalan-Nya, Tuhan akan selalu mengulurkan tangan penyelamatan. Tuhan mengasihi kita lebih dari yang kusadari. Tuhan bertanggung jawab atas kehidupan semua orang. Aku tahu ini belum terlambat bagiku, jika sungguh-sungguh bertobat. Aku masih punya kesempatan mengubah watak rusakku dan diselamatkan. Setelah memahami kehendak Tuhan, keadaan negatif dan kesalahpahamanku lenyap.

Aku lalu membaca kutipan lain dari firman Tuhan yang memberiku pemahaman tentang pentingnya pekerjaan penghakiman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Hari ini Tuhan menghakimi, menghajar dan menghukum engkau, tetapi ketahuilah bahwa penghukuman atasmu bertujuan supaya engkau dapat mengenal dirimu sendiri. Penghukuman, kutukan, penghakiman, hajaran—semua ini bertujuan agar engkau dapat mengenal dirimu sendiri, sehingga watakmu bisa berubah, dan terlebih lagi, supaya engkau dapat mengetahui nilaimu, dan melihat bahwa semua tindakan Tuhan adalah benar, dan sesuai dengan watak-Nya dan kebutuhan pekerjaan-Nya, bahwa Dia bekerja sesuai dengan rencana-Nya untuk keselamatan manusia, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang benar yang mengasihi dan menyelamatkan manusia, yang menghakimi dan menghajar manusia. Jika engkau hanya tahu bahwa engkau memiliki status yang rendah, sudah rusak, dan tidak taat, tetapi tidak tahu bahwa Tuhan ingin menyatakan keselamatan-Nya dengan jelas melalui penghakiman dan hajaran yang dilakukan-Nya di dalam dirimu hari ini, berarti engkau tidak tahu cara mengalaminya, apalagi mampu terus maju. Tuhan tidak datang untuk membunuh, atau membinasakan, tetapi menghakimi, mengutuk, menghajar, dan menyelamatkan. Sebelum kesudahan dari rencana pengelolaan-Nya selama 6.000 tahun—sebelum Dia menyatakan akhir dari setiap kategori manusia—pekerjaan Tuhan di bumi adalah demi keselamatan, semua itu bertujuan agar orang-orang yang mengasihi Dia sempurna sepenuhnya, dan menuntun mereka supaya tunduk pada kekuasaan-Nya. Tidak peduli bagaimana cara Tuhan menyelamatkan manusia, itu semua dilakukan dengan membuat mereka melepaskan diri dari sifat lama mereka yang sudah rusak; yaitu, Dia menyelamatkan mereka supaya mereka mencari kehidupan. Jika mereka tidak mencari kehidupan, mereka tidak akan tahu cara menerima keselamatan Tuhan. Keselamatan adalah pekerjaan Tuhan Sendiri dan mencari kehidupan adalah sesuatu yang harus dimiliki manusia untuk menerima keselamatan. Di mata manusia, keselamatan adalah kasih Tuhan, dan kasih Tuhan tidak mungkin berupa hajaran, penghakiman, dan kutukan; keselamatan harus mengandung kasih, belas kasihan, dan terlebih lagi, kata-kata penghiburan, dan harus mengandung berkat tak terbatas yang dianugerahkan oleh Tuhan. Manusia percaya bahwa ketika Tuhan menyelamatkan manusia, Dia melakukannya dengan menjamah mereka dan supaya mereka memberikan hati mereka kepada-Nya melalui berkat dan anugerah-Nya. Artinya, Tuhan menyelamatkan manusia dengan menjamah mereka. Keselamatan seperti ini diperoleh lewat kesepakatan. Hanya ketika Tuhan menganugerahkan seratus kali lipat kepada mereka, barulah manusia mau tunduk di hadapan nama Tuhan, dan berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia dan memberi-Nya kemuliaan. Ini bukan kehendak Tuhan bagi umat manusia. Tuhan telah datang untuk bekerja di bumi demi menyelamatkan umat manusia yang sudah rusak—tidak ada kepalsuan dalam hal ini; jika tidak, Dia pasti tidak akan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi. Di masa lalu, cara keselamatan-Nya adalah menunjukkan kasih dan belas kasihan yang sangat besar, sehingga Dia menyerahkan segala milik-Nya kepada Iblis untuk ditukar dengan seluruh umat manusia. Hari ini tidak seperti masa lalu: hari ini, keselamatanmu terjadi di akhir zaman, di saat masing-masing manusia dikelompokkan menurut jenisnya; cara keselamatanmu bukanlah kasih atau belas kasihan, tetapi hajaran dan penghakiman agar manusia dapat diselamatkan secara menyeluruh. Dengan demikian, yang engkau terima seluruhnya adalah hajaran, penghakiman, dan pukulan tanpa ampun, tetapi ketahuilah ini: dalam pukulan yang tak kenal ampun ini tidak ada hukuman sedikit pun. Sekeras apa pun firman-Ku, yang engkau terima hanyalah beberapa kata yang mungkin tampaknya sangat kejam bagimu, dan sehebat apa pun amarah-Ku, apa yang terjadi padamu tetaplah perkataan pengajaran, dan Aku tidak bermaksud menyakitimu, atau menyebabkan engkau mati. Bukankah ini semua faktanya? Ketahuilah bahwa hari ini, entah itu penghakiman yang benar atau pemurnian dan hajaran tanpa ampun, semuanya adalah demi keselamatan. Terlepas dari apakah hari ini ada pengelompokan masing-masing manusia menurut jenisnya, atau penyingkapan berbagai jenis manusia, seluruh ucapan dan pekerjaan Tuhan adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Penghakiman yang benar adalah untuk memurnikan manusia, pemurnian yang tanpa ampun adalah untuk menyucikan manusia, perkataan keras atau hajaran semuanya adalah untuk memurnikan dan untuk keselamatan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status dan Memahami Kehendak Tuhan untuk Memberikan Keselamatan kepada Manusia"). Setelah membaca firman Tuhan, aku sadar aku tidak memahami pekerjaan penghakiman Tuhan. Saat pertama menerima pekerjaan Tuhan, aku menikmati banyak kasih, belas kasih, dan pencerahan Roh Kudus dari Tuhan. Aku puas menikmati kasih karunia Tuhan. Kupikir aku adalah bayi kecil di tangan Tuhan, seseorang yang disayangi Tuhan, aku istimewa dan sempurna, dan tidak akan dihakimi Tuhan. Karena itu, saat penghakiman dan hajaran Tuhan datang, saat firman Tuhan menyingkap pemberontakan, penentangan, dan watak antikristusku, kupikir Tuhan akan menyingkirkanku, dan merasa semua usahaku sia-sia, jadi kuputuskan untuk meninggalkan gereja. Hasratku akan berkat, ambisiku yang berlebihan, dan kebodohanku membuatku mengkhianati Tuhan. Keegoisanku membuatku hanya melihat kutukan Tuhan dan tak memahami hasrat Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan punya belas kasih dan toleransi tak berujung bagi manusia dan menebus semua umat manusia dari dosa. Namun, manusia sangat dirusak oleh Iblis. Hanya penghakiman dan hajaran Tuhan yang keras yang bisa mengubah watak rusak manusia dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari dominasi Iblis. Aku sangat rusak sehingga menjadi perwujudan Iblis, aku butuh penghakiman dan hukuman berat dari Tuhan untuk menyadarkanku. Karena hanya pekerjaan seperti ini yang bisa membuatku melihat rupa buruk dari kerusakanku oleh Iblis, lalu barulah aku bisa membenci diriku dan meninggalkan Iblis. Tanpa itu, aku masih berpikir diriku sempurna dan dikasihi Tuhan, lalu aku tidak akan pernah mencari kebenaran atau merenungkan diri. Aku akan menapaki jalan antikristus yang salah sampai mati. Aku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak ingin menderita, dan ingin dimanjakan Tuhan, untuk menikmati belas kasih dan rahmat Tuhan selamanya seperti bayi. Bagaimana aku bisa disucikan oleh Tuhan? Kebodohan dan keegoisanku membutakanku terhadap kasih dan berkat dalam pekerjaan penghakiman Tuhan, sehingga aku salah paham, berpaling dari Tuhan, dan mengkhianati Tuhan. Aku membayar mahal untuk kebodohan dan keegoisanku. Setelah menyadari pentingnya pekerjaan penghakiman Tuhan, aku percaya diri untuk mengikuti Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan lagi, karena aku mengerti, terlepas dari apakah pekerjaan Tuhan sesuai dengan gagasanku, tujuannya adalah menyucikan dan mengubah watak rusakku. Itu untuk sepenuhnya menyelamatkanku dari cengkeraman Iblis.

Lalu, aku merenungkan diri melalui firman Tuhan. Aku membaca kutipan firman Tuhan ini. "Orang-orang yang memiliki natur congkak mampu untuk tidak menaati Tuhan, menentang-Nya, melakukan tindakan yang mengkritik-Nya dan mengkhianati-Nya, serta melakukan hal-hal yang mengagungkan diri mereka sendiri dan yang merupakan upaya untuk membangun kerajaan mereka sendiri. Katakanlah ada beberapa puluh ribu orang di sebuah negara yang menerima pekerjaan Tuhan, dan rumah Tuhan mengutusmu ke sana untuk memimpin dan menggembalakan umat pilihan Tuhan. Dan katakanlah rumah Tuhan memberimu otoritas dan mengizinkanmu untuk bekerja sendiri, tanpa pengawasan oleh-Ku atau orang lain. Setelah beberapa bulan, engkau pasti telah menjadi seperti penguasa yang berdaulat, semua kekuasaan pasti berada di tanganmu, engkau pasti menjadi penentu keputusan, semua umat pilihan pasti menghormatimu, memujamu, menaatimu seolah-olah engkau adalah Tuhan; sebagian besar orang bahkan pasti berlutut di hadapanmu, membungkuk kepadamu, menaikkan pujian untukmu dengan kalimat yang mengatakan bahwa engkau berkhotbah dengan penuh wawasan, dan terus-menerus mengeklaim bahwa perkataanmu adalah apa yang mereka butuhkan dan bahwa engkau dapat memenuhi kebutuhan mereka—semua tanpa pernah menyebut kata 'Tuhan'. Bagaimana engkau melakukan pekerjaan ini? Melihat orang-orang ini mampu bereaksi seperti itu membuktikan bahwa pekerjaan yang kaulakukan sama sekali tidak melibatkan memberi kesaksian tentang Tuhan; sebaliknya, itu hanya memberi kesaksian tentang dirimu sendiri dan memamerkan dirimu sendiri. Bagaimana engkau bisa mencapai hasil seperti itu? Beberapa orang berkata, 'Yang kupersekutukan adalah kebenaran; aku tentu saja tidak pernah bersaksi tentang diriku sendiri!' Sikapmu itu—cara itu—adalah sikap yang mencoba bersekutu dengan orang-orang dari posisi Tuhan, dan bukan sikap yang berdiri di posisi manusia yang rusak. Segala sesuatu yang kauucapkan adalah perkataan yang bombastis dan menuntut orang lain; itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirimu sendiri. Oleh karena itu, dampak yang ingin kaucapai adalah membuat orang-orang memujamu, iri kepadamu, dan memujimu sampai, pada akhirnya, mereka semua memiliki pengetahuan akan dirimu, bersaksi tentang dirimu, memuliakan dirimu, dan menyanjungmu tinggi. Jika itu terjadi, engkau akan tamat; engkau akan gagal! Bukankah sekarang engkau semua sedang berada di jalan ini? Jika engkau diminta untuk memimpin beberapa ribu atau beberapa puluh ribu orang, engkau pasti merasa gembira. Engkau kemudian pasti memunculkan kecongkakan dan mulai mencoba untuk menempati posisi Tuhan, berbicara dan menggerakkan tanganmu, serta engkau pasti tidak tahu apa yang harus dikenakan, apa yang harus dimakan, atau cara berjalan. Engkau pasti bersenang-senang dalam kenyamanan hidup dan menganggap tinggi dirimu, tidak sudi bertemu dengan saudara-saudari biasa. Engkau pasti secara berangsur-angsur menjadi sama sekali merosot—dan pasti disingkapkan dan disingkirkan, dan dipukul seperti penghulu malaikat. Engkau semua mampu melakukan hal ini, bukan?" ("Natur Manusia yang Congkak adalah Akar dari Perlawanannya kepada Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Saat merenungkan firman Tuhan, aku teringat perilakuku. Sejak memulai tugasku, aku secara tidak sadar berjalan di jalan antikristus. Untuk mengamankan tempat di hati saudara-saudariku, demi gengsi lebih tinggi dan lebih banyak kekuasaan, aku menyamarkan diri dengan segala macam dusta untuk memenangkan rasa hormat dari saudara-saudariku. Di luar itu, karena terus dipromosikan, aku merasa berada di atas saudara-saudariku, disukai oleh Tuhan dan ditahbiskan Tuhan untuk mengatur orang lain, aku pun menjadi sangat congkak, meremehkan orang lain, ingin saudara-saudariku mematuhi dan tunduk kepadaku, serta membawa semua orang ke hadapanku. Dalam tugas, aku tidak fokus mencari prinsip kebenaran, juga tidak meminta pandangan dan saran saudara-saudariku, karena menurutku mereka tidak seandal aku. Selama pertemuan, aku sesuka hati mengkritik dan menegur mereka di depan semua orang, menyingkap penyimpangan dan kesalahan dalam tugas mereka, membuat mereka sangat negatif sehingga tidak lagi mau bekerja sama denganku. Aku juga meminta orang lain mengikuti jejakku dan melakukan tugas dengan cara kerjaku, tetapi aku tidak membimbing saudara-saudariku mencari prinsip kebenaran. Tanpa penyingkapan firman Tuhan, aku tidak akan merasa diriku congkak, tidak akan berpikir hasrat dan ambisiku mengejar status adalah masalah serius, aku juga tidak akan menyadari telah menapaki jalan antikristus. Tanpa firman Tuhan menyingkap diriku yang sebenarnya, aku pasti masih mengikuti jalan antikristus, melakukan hal-hal tak termaafkan, dan akhirnya dihancurkan Tuhan.

Setelah itu, aku membaca kutipan lain dari firman Tuhan. Tuhan berfirman: "Sebagai salah satu makhluk ciptaan, manusia harus berperilaku sesuai dengan statusnya sendiri, dan berperilaku dengan penuh tanggung jawab. Dengan patuh menjaga apa yang dipercayakan kepadamu oleh Sang Pencipta. Jangan bertindak di luar batas, atau melakukan hal-hal di luar jangkauan kemampuanmu atau yang menjijikkan bagi Tuhan. Jangan berusaha menjadi orang hebat, atau menjadi manusia super, atau berada di atas orang lain, jangan berusaha menjadi Tuhan. Ini adalah hal-hal yang seharusnya tidak diinginkan oleh orang. Berusaha menjadi orang hebat atau manusia super itu tidak masuk akal. Berusaha untuk menjadi Tuhan lebih memalukan lagi; itu hal yang menjijikkan, dan tercela. Apa yang patut dipuji, dan apa yang harus terus dilakukan oleh makhluk ciptaan lebih dari apa pun, adalah menjadi makhluk ciptaan yang sejati; ini adalah satu-satunya tujuan yang harus dikejar oleh semua orang" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merenung untuk memahami diriku. Aku menganggap diriku berbeda, terutama setelah menjadi pemimpin dan memperoleh status, natur iblisku makin terlihat. Aku congkak dan suka pamer. Aku ingin saudara-saudariku menyembah dan menaatiku. Tuhan memberiku sedikit karunia dan status, dan aku ingin memegang kekuasaan. Aku tak tahu malu dan bodoh! Tuhan ingin aku menjadi makhluk ciptaan sejati, menerima kedaulatan dan ketentuan-Nya, menggenapi tugasku, mengenal Dia, dan bersaksi tentang Dia. Namun, aku dirusak begitu dalam oleh Iblis sehingga kehilangan nalar orang normal dan melupakan tempatku sebagai makhluk ciptaan. Aku tidak ingin berperilaku sebagai orang biasa, aku ingin menjadi manusia super, orang hebat, yang dihormati dan dikagumi orang. Sebenarnya, aku punya status yang sama dengan saudara-saudariku. Hanya karena Tuhan memberiku karunia atau bakat khusus atau mengangkatku ke posisi pemimpin, tidak berarti statusku lebih tinggi dari saudara-saudariku. Aku tetap makhluk ciptaan. Karunia dan bakat ini diberikan oleh Tuhan, jadi aku tidak boleh pamer. Aku seharusnya memfokuskan upayaku melakukan tugas dengan baik dan menjadi makhluk ciptaan yang layak.

Begitu menyadari ini, aku punya jalan penerapan, dan merasa lega. Sekarang, aku ingin bergegas kembali ke gereja untuk melanjutkan tugasku. Kali ini, tekadku mengikuti Tuhan dan menjalankan tugas lebih kuat. Aku menghapus isi komputer dan ponselku yang tidak berhubungan dengan kepercayaan kepada Tuhan, kuputuskan mengesampingkan semuanya dan mengikuti Tuhan. Beberapa hari kemudian, aku kembali ke gereja. Tak lama, aku kembali ke tugasku mengkhotbahkan Injil. Syukur kepada Tuhan! Kali ini, aku memulai kembali dan secara sadar bekerja sama dengan saudara-saudariku. Setiap kali menghadapi masalah, aku meminta pandangan dan saran saudara-saudariku, juga meminta mereka berpartisipasi. Aku tidak lagi membuat keputusan sendiri dan memaksakan pandanganku kepada saudara-saudariku. Sebaliknya, aku beri mereka nasihat dan bekerja sama untuk menemukan jalan penerapan yang baik. Aku juga tidak ingin pamer lagi untuk membuat mereka menghormatiku atau mencoba mengendalikan mereka. Aku tidak menginginkan kekuasaan lagi. Sebaliknya, aku belajar mencari prinsip kebenaran bersama saudara-saudariku. Menerapkan ini membuatku merasakan kedamaian yang dalam, itu sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Sekarang, hubunganku dengan saudara-saudariku jauh lebih mudah dan mereka bersedia bekerja sama denganku. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena memberiku kesempatan untuk memulai kembali. Aku benar-benar merasa hanya firman Tuhan yang bisa mengubah watak congkak dan pengejaranku akan status. Hanya itu yang memungkinkanku memegang posisi makhluk ciptaan, bekerja sama dengan saudara-saudariku untuk menjalankan tugas dengan baik, dan hidup dalam kerupaan dengan manusia.

Melalui penghakiman, hajaran, pemangkasan, dan penanganan yang keras ini, aku merasakan kasih Tuhan dan mendapatkan sedikit pemahaman tentang watak rusakku, juga punya pandangan yang jelas tentang pekerjaan Tuhan, serta iman yang lebih besar kepada Tuhan. Aku benar-benar merasa penghakiman dan hajaran Tuhan bukanlah untuk mengutuk dan menghancurkan orang, sebaliknya, seperti yang difirmankan Tuhan, "Hajaran dan penghakiman Tuhan adalah terang, serta terang keselamatan manusia, dan tidak ada berkat, kasih karunia, atau perlindungan yang lebih baik bagi manusia" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"). Naturku terlalu congkak, ambisiku terlalu besar, dan watak iblisku terlalu serius, jadi Tuhan harus menggunakan penghakiman dan hajaran berat untuk menyucikanku, mengubahku, dan membimbingku ke jalan yang benar. Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah menyelamatkanku!

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Konten Terkait

Berubah Melalui Tugasku

Oleh Saudari Jiang Ling, Spanyol Tahun lalu, aku bertugas dalam tim desain grafis, dan aku juga bertanggung jawab menindaklanjuti pekerjaan...

Beban Adalah Berkat Tuhan

Oleh Saudari Yong Sui, Korea Dalam pemilihan di gereja belum lama ini, aku terpilih sebagai pemimpin. Aku terkejut saat mendengar ini dan...