Mengapa pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tidak dilakukan secara Roh? Mengapa Tuhan telah datang untuk melakukan pekerjaan-Nya di dalam daging?
Ayat Alkitab untuk Referensi:
"Dia berkata, aku memohon kepada-Mu, perlihatkan kemuliaan-Mu kepadaku. Dan Ia berkata, ... Engkau tidak sanggup melihat wajah-Ku: sebab tidak seorang pun akan melihatku dan tetap hidup" (Keluaran 33: 18-20).
"Dan Yahweh turun ke gunung Sinai, di puncak gunung itu: dan Yahweh memanggil Musa ke puncak gunung itu. Lalu Musa pun naik ke puncak itu. Dan Yahweh berkata kepada Musa, Turunlah, perintahkan bangsa itu, jangan sampai mereka menerobos batas untuk melihat Yahweh, dan banyak dari mereka akan binasa" (Keluaran 19:20-21).
"Dan semua orang menyaksikan petir dan kilat, suara sangkakala, dan gunung berasap: lalu ketika orang-orang melihatnya, mereka pergi dan berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: 'Berbicaralah engkau dengan kami dan kami akan mendengarkan: tetapi janganlah Tuhan berbicara dengan kami, supaya kami tidak mati'" (Keluaran 20:18-19).
"Lalu terdengarlah suara dari surga berkata: Aku sudah memuliakannya, dan Aku akan memuliakannya lagi. Maka kerumunan orang yang berdiri dekat situ ketika mendengarnya berkata bahwa itu suara guntur: yang lain berkata, Seorang malaikat berbicara kepada-Nya" (Yohanes 12:28-29).
Firman Tuhan yang Relevan:
Cara Tuhan menyelamatkan manusia tidaklah dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode Roh dan identitas Roh, karena Roh-Nya tidak dapat disentuh ataupun dilihat manusia, serta tidak dapat didekati oleh manusia. Jika Ia mencoba menyelamatkan manusia secara langsung dengan menggunakan perspektif Roh, manusia tidak akan mampu menerima keselamatan-Nya. Dan, jika bukan karena Tuhan mengenakan bentuk luar manusia ciptaan, manusia tidak akan mungkin menerima keselamatan ini. Karena manusia sama sekali tidak dapat mendekati-Nya, sama seperti tak seorang pun mampu mendekati awan Yahweh. Hanya dengan menjadi seorang manusia ciptaan, yakni memasukkan firman-Nya ke dalam daging, Ia akan menjadi manusia, dapat secara pribadi mengerjakan firman-Nya dalam diri semua orang yang mengikuti-Nya. Hanya dengan demikian, manusia dapat mendengar sendiri firman-Nya, melihat firman-Nya, menerima firman-Nya, dan kemudian melalui hal ini, sepenuhnya diselamatkan. Jika Tuhan tidak menjadi daging, tidak ada manusia daging yang akan menerima keselamatan yang demikian agung, tidak akan ada seorang pun yang akan diselamatkan. Jika Roh Tuhan bekerja secara langsung di antara manusia, manusia akan diremukkan dan ditawan sepenuhnya oleh Iblis karena manusia tidak mampu untuk berhubungan dengan Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"
Sekarang, manusia melihat pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi yang sungguh luar biasa. Ada banyak yang tidak dapat dicapai oleh manusia; semua itu misteri dan keajaiban. Oleh karena itu, banyak orang telah tunduk. Beberapa orang tidak pernah tunduk kepada siapa pun sejak mereka dilahirkan, namun sekarang ketika mereka melihat firman Tuhan, mereka sepenuhnya tunduk tanpa menyadari bahwa mereka telah melakukannya, dan mereka tidak berani meneliti atau mengatakan hal-hal lain. Manusia telah jatuh di bawah firman dan bertekuk lutut di bawah penghakiman oleh firman. Jika Roh Tuhan berbicara kepada manusia secara langsung, mereka semua akan tunduk kepada suara itu, jatuh tanpa mendapatkan firman pewahyuan, sama seperti Paulus yang jatuh ke tanah ketika melihat cahaya dalam perjalanannya ke Damsyik. Jika Tuhan terus bekerja dengan cara seperti ini, manusia tidak akan pernah mampu mengetahui kerusakan dirinya melalui penghakiman oleh firman dan mencapai keselamatan. Hanya dengan menjadi daging, Dia dapat secara pribadi menyampaikan firman-Nya ke telinga semua orang sehingga semua yang bertelinga dapat mendengar firman-Nya dan menerima pekerjaan penghakiman-Nya melalui firman. Hanya dengan cara ini, hasil akan diperoleh melalui firman-Nya, lebih dari kemunculan Roh yang menakutkan manusia sehingga mereka tunduk. Hanya melalui pekerjaan yang praktis dan luar biasa seperti inilah, watak lama manusia yang selama bertahun-tahun begitu tersembunyi dalam diri manusia dapat sepenuhnya tersingkap, sehingga manusia pun akan menyadarinya dan mengubahnya. Inilah pekerjaan praktis Tuhan yang berinkarnasi. Dia berbicara dan melaksanakan penghakiman dengan cara yang praktis untuk memperoleh hasil dari penghakiman atas manusia melalui firman-Nya. Inilah otoritas Tuhan yang berinkarnasi dan inilah makna penting dari inkarnasi Tuhan. Hal ini dilakukan untuk menyatakan otoritas Tuhan yang berinkarnasi, hasil-hasil yang dicapai oleh pekerjaan firman, dan bahwa Roh telah datang dalam daging; Ia menyatakan otoritas-Nya melalui penghakiman atas manusia oleh firman. Meskipun daging-Nya adalah penampilan luar kemanusiaan yang biasa dan normal, hasil yang dicapai oleh firman-Nyalah yang menunjukkan kepada manusia bahwa diri-Nya dipenuhi otoritas, bahwa Ia adalah Tuhan itu sendiri dan bahwa kata-kata-Nya adalah ungkapan Tuhan sendiri. Ini menunjukkan kepada semua manusia bahwa Ia adalah Tuhan sendiri, Tuhan sendiri yang menjadi daging, bahwa Ia tidak dapat disinggung oleh siapa pun, Dan tak seorang pun dapat melampaui penghakiman oleh firman-Nya, dan tidak ada kuasa kegelapan yang dapat mengalahkan otoritas-Nya. Manusia tunduk sepenuhnya kepada-Nya karena Ia adalah Firman yang menjadi manusia, karena otoritas-Nya, dan karena penghakiman-Nya melalui firman. Pekerjaan yang dilakukan oleh inkarnasi diri-Nya dalam daging adalah otoritas yang Ia miliki. Dia menjadi daging karena dalam daging pun Ia memiliki otoritas, dan Ia mampu melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia dengan cara yang praktis, yang terlihat dan yang nyata bagi manusia. Pekerjaan semacam itu jauh lebih nyata dibandingkan pekerjaan apa pun yang dilakukan oleh Roh Tuhan yang memiliki seluruh otoritas, dan hasilnya pun tampak jelas. Ini karena daging inkarnasi Tuhan dapat berbicara dan melakukan pekerjaan dengan cara yang praktis. Bentuk luar dari daging-Nya tidak memiliki otoritas dan dapat didekati oleh manusia. Hakikat-Nya sendiri membawa otoritas, namun otoritas itu tidak terlihat siapa pun. Ketika Ia berbicara dan melakukan pekerjaan-Nya, manusia tidak mampu untuk mendeteksi keberadaan otoritas-Nya; ini bahkan lebih menguntungkan bagi pekerjaan-Nya yang sebenarnya. Dan seluruh pekerjaan semacam ini bisa membuahkan hasil. Meskipun tidak ada manusia yang menyadari bahwa Ia memegang otoritas, atau melihat bahwa Ia tidak bisa disinggung, atau menyaksikan murka-Nya, melalui otoritas dan murka-Nya yang terselubung dan perkataan-Nya, Ia mencapai hasil yang dimaksudkan oleh firman-Nya. Dengan kata lain, melalui nada suara-Nya, ketegasan perkataan-Nya, dan seluruh hikmat dalam firman-Nya, manusia benar-benar diyakinkan. Dengan cara ini, manusia pun tunduk kepada firman dari Tuhan yang berinkarnasi, yang tampaknya tidak berotoritas, namun mampu mencapai tujuan Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Inilah makna lain dari inkarnasi-Nya: Ia berfirman dengan cara yang lebih nyata dan membiarkan kenyataan firman-Nya itu memberi dampak kepada manusia sehingga mereka menyaksikan kuasa firman Tuhan. Jadi pekerjaan ini, jika tidak dilakukan melalui inkarnasi, tidak akan mencapai hasil sekecil apa pun dan tidak akan dapat sepenuhnya menyelamatkan orang berdosa. Jika Tuhan tidak menjadi daging, Ia akan tetap Roh yang tak terlihat dan tak nampak wujudnya bagi manusia. Manusia adalah makhluk daging. Manusia dan Tuhan milik dua dunia yang berbeda dan keduanya berbeda secara sifatnya. Roh Tuhan tidak sesuai dengan manusia, yang terdiri dari daging, dan tidak ada hubungan yang bisa dibangun di antara mereka. Lebih dari itu, manusia tidak dapat menjadi roh. Oleh karena itu, Roh Tuhanlah yang harus menjadi makhluk ciptaan itu dan melakukan pekerjaan-Nya yang semula. Tuhan dapat melakukan keduanya, baik naik ke tempat paling tinggi maupun merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia ciptaan, melakukan pekerjaan dan hidup di antara manusia, tetapi manusia tidak dapat naik ke tempat paling tinggi dan menjadi roh, apalagi turun ke tempat paling rendah. Karena itu, Tuhan harus menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya. Sama seperti inkarnasi yang pertama, hanya Tuhan yang berinkarnasi dalam daginglah yang dapat menebus manusia melalui penyaliban-Nya, sementara tidaklah mungkin bagi Roh Tuhan untuk disalibkan sebagai korban penghapus dosa bagi manusia. Tuhan bisa secara langsung menjadi daging untuk menjadi korban penghapus dosa bagi manusia, tetapi manusia tidak dapat secara langsung naik ke surga untuk mengambil korban penghapus dosa yang telah Tuhan sediakan bagi mereka. Dengan demikian, yang sangat mungkin adalah meminta Tuhan bolak-balik ke surga dan ke bumi beberapa kali, dan bukannya manusia yang naik ke surga untuk mengambil keselamatan ini, karena manusia telah jatuh dan tidak dapat naik ke surga, apalagi mendapatkan korban penghapus dosa. Oleh karena itu, perlu bagi Yesus untuk datang di antara manusia dan secara pribadi melakukan pekerjaan yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia. Setiap kali Tuhan menjadi daging, itu adalah sesuatu yang benar-benar perlu dilakukan. Jika ada salah satu tahap yang dapat dilakukan langsung oleh Roh Tuhan, Ia tidak perlu menanggung kehinaan karena berinkarnasi.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"
Tuhan memasuki tahap pekerjaan baru di akhir zaman. Dia akan menyingkapkan lebih banyak lagi watak-Nya, tetapi bukan watak belas kasihan dan kasih sebagaimana pada zaman Yesus. Karena Dia mempunyai pekerjaan baru, maka pekerjaan baru ini akan disertai dengan watak baru. Jadi, seandainya pekerjaan ini dilakukan oleh Roh dan seandainya Tuhan tidak menjadi manusia, lalu Roh ini berbicara langsung melalui guntur sehingga tiada cara bagi manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya, akankah manusia dapat mengetahui watak Tuhan? Seandainya Roh melakukan pekerjaan itu sendirian saja, tidak akan ada cara bagi manusia untuk mengetahui watak Tuhan. Orang hanya bisa melihat watak Tuhan dengan mata kepalanya sendiri kalau Dia menjadi manusia, kalau Firman itu menampakkan diri dalam daging dan Dia menyatakan seluruh watak-Nya melalui daging. Tuhan benar-benar dan sungguh-sungguh hidup di antara manusia. Dia nyata. Manusia dapat terlibat dengan watak-Nya, dengan apa yang dimiliki-Nya dan siapa diri-Nya. Hanya dengan cara ini, manusia dapat benar-benar mengenal Dia.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"
Tuhan mendapatkan sekelompok orang dengan sungguh-sungguh dan benar-benar menampakkan diri dalam daging, dan menjadi kasatmata dan hidup, terlihat oleh manusia, benar-benar melakukan pekerjaan Roh dalam daging, dan bertindak sebagai teladan dalam daging untuk manusia. Kedatangan Tuhan dalam daging terutama dimaksudkan untuk memampukan manusia melihat perbuatan sejati Tuhan, untuk memberikan wujud daging bagi Roh yang tak berwujud, dan untuk memungkinkan manusia melihat dan menyentuh-Nya. Dengan demikian, mereka yang dilengkapi oleh-Nya akan hidup dalam-Nya, didapatkan oleh-Nya, dan juga berkenan di hati-Nya. Jika Tuhan hanya berbicara di surga, dan tidak benar-benar turun ke bumi, orang-orang tetap tidak akan mampu mengenal Tuhan; mereka hanya akan dapat memberitakan perbuatan Tuhan dengan teori kosong, dan tidak memiliki firman Tuhan sebagai kenyataan. Tuhan telah turun ke bumi terutama untuk bertindak sebagai teladan dan contoh bagi mereka yang akan didapatkan oleh-Nya; hanya dengan beginilah manusia dapat benar-benar mengenal Tuhan, menyentuh Tuhan, dan melihat-Nya, dan barulah setelah itu mereka bisa sungguh-sungguh didapatkan oleh Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Tahu Bahwa Tuhan yang Praktis adalah Tuhan itu Sendiri"
Ketika Tuhan belum menjadi daging, manusia tidak banyak memahami apa yang Dia katakan karena firman-Nya datang dari keilahian sepenuhnya. Sudut pandang dan konteks dari perkataan-Nya tidak terlihat mata dan tidak mampu dicapai oleh umat manusia; firman-Nya diungkapkan dari alam roh yang tidak dapat dilihat manusia. Bagi manusia yang hidup dalam daging, mereka tidak bisa melewati alam roh. Akan tetapi setelah Tuhan menjadi daging, Dia berbicara kepada umat manusia dari sudut pandang kemanusiaan, dan Dia keluar dan melampaui lingkup alam roh. Dia dapat mengungkapkan watak ilahi, kehendak, dan sikap-Nya, melalui hal-hal yang dapat manusia bayangkan, hal-hal yang mereka lihat serta jumpai dalam kehidupan mereka, dan menggunakan cara-cara yang dapat diterima manusia, lewat bahasa yang dapat mereka mengerti, dan dengan pengetahuan yang dapat mereka pahami, demi memungkinkan manusia untuk memahami dan mengenal Tuhan, untuk memahami maksud-Nya dan standar yang dituntut-Nya dari mereka dalam lingkup kapasitas mereka, dan sesuai dengan batas kemampuan mereka. Inilah metode dan prinsip pekerjaan Tuhan dalam kemanusiaan. Meskipun cara Tuhan dan prinsip pekerjaan-Nya dalam daging sebagian besar dapat tercapai dengan atau melalui kemanusiaan, cara dan prinsip tersebut benar-benar mencapai hasil yang tidak dapat dicapai jika bekerja secara langsung dalam keilahian.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"
(Perikop Firman Tuhan Pilihan)
Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Berinkarnasi
Tuhan menjadi daging karena sasaran pekerjaan-Nya bukanlah roh Iblis, ataupun sesuatu yang tidak jasmaniah, melainkan manusia, yang berasal dari daging dan telah dirusak Iblis. Justru karena daging manusia telah dirusak, maka Tuhan telah menjadikan manusia yang terbuat dari daging sebagai sasaran pekerjaan-Nya; apalagi, karena manusia adalah sasaran kerusakan, Tuhan telah menjadikan manusia sebagai satu-satunya sasaran pekerjaan-Nya di semua tahap pekerjaan penyelamatan-Nya. Manusia adalah makhluk fana dengan darah dan daging, dan Tuhanlah satu-satunya yang bisa menyelamatkan manusia. Dengan cara ini, Tuhan harus menjadi daging yang berciri sama dengan manusia untuk melakukan pekerjaan-Nya, sehingga pekerjaan-Nya tersebut bisa memperoleh dampak yang lebih baik. Tuhan harus menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya karena manusia itu semata-mata berasal dari daging, dan tidak mampu mengalahkan dosa ataupun melepaskan dirinya dari kedagingan. Meskipun hakikat dan identitas Tuhan yang berinkarnasi sangat berbeda dari hakikat dan identitas manusia, tetapi penampakan-Nya identik dengan penampakan manusia; Dia memiliki penampakan seorang manusia normal, serta menjalani kehidupan manusia normal, dan mereka yang melihat-Nya tidak bisa membedakan Dia dari manusia normal. Penampakan dan kemanusiaan-Nya yang normal ini cukup bagi Dia untuk melakukan pekerjaan ilahi-Nya dalam kemanusiaan yang normal. Daging-Nya memungkinkan Dia untuk melakukan pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan yang normal, dan membantu-Nya melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia, dan terlebih lagi, kemanusiaan-Nya yang normal membantu-Nya melaksanakan pekerjaan penyelamatan di antara manusia. Meskipun kemanusiaan-Nya yang normal telah menyebabkan banyak kegemparan di antara manusia, kegemparan semacam itu tidak memengaruhi dampak normal dari pekerjaan-Nya. Singkatnya, pekerjaan dalam daging-Nya yang normal memberikan manfaat tertinggi bagi manusia. Meskipun kebanyakan orang tidak menerima kemanusiaan-Nya yang normal, pekerjaan-Nya tetap bisa membuahkan hasil, dan hasil ini diraih berkat kemanusiaan-Nya yang normal. Hal ini tak diragukan lagi. Dari pekerjaan-Nya dalam daging, manusia memperoleh sepuluh atau lusinan kali lipat lebih banyak hal daripada pemahaman yang ada di antara manusia mengenai kemanusiaan-Nya yang normal, dan pemahaman semacam itu pada akhirnya akan ditelan oleh pekerjaan-Nya. Dan dampak yang telah dicapai oleh pekerjaan-Nya, yang berarti, pengetahuan manusia akan Dia, jauh melebihi pemahaman manusia tentang Dia. Tidak ada cara untuk membayangkan atau mengukur pekerjaan yang Dia lakukan dalam daging, karena daging-Nya tidak sama seperti daging manusia jasmani; meski wujud luarnya identik, hakikatnya tidak sama. Daging-Nya menimbulkan banyak pemahaman di antara manusia tentang Tuhan, tetapi daging-Nya juga memungkinkan manusia memperoleh banyak pengetahuan, dan bahkan bisa menaklukkan siapa pun yang memiliki wujud luar yang serupa. Karena Dia bukan sekadar manusia, tetapi Tuhan dengan wujud luar manusia, dan tidak ada yang benar-benar dapat menyelami atau memahami Dia. Tuhan yang tak terlihat dan tak berwujud dikasihi dan disambut oleh semua orang. Jika Tuhan hanyalah Roh yang tidak terlihat oleh manusia, sangat mudah bagi manusia untuk percaya kepada Tuhan. Manusia dapat membiarkan imajinasi mereka mengambil alih, dapat memilih gambar apa pun yang mereka sukai sebagai gambar Tuhan untuk menyenangkan diri mereka sendiri dan membuat diri mereka merasa bahagia. Dengan cara ini, manusia dapat melakukan apa pun yang Tuhannya sendiri paling sukai dan inginkan untuk mereka lakukan, tanpa ada kesangsian. Terlebih lagi, manusia percaya bahwa tidak ada seorang pun yang lebih setia dan taat kepada Tuhan selain mereka, dan bahwa orang lain adalah anjing kafir, dan tidak setia kepada Tuhan. Bisa dikatakan inilah yang dicari oleh mereka yang kepercayaannya kepada Tuhan samar dan didasarkan pada doktrin; yang mereka cari sama saja, dengan sedikit variasi. Hanya saja gambar Tuhan dalam imajinasi mereka berbeda, tetapi hakikatnya sebenarnya sama.
Manusia tidak merasa terganggu oleh kepercayaan sesuka hatinya kepada Tuhan, dan mereka percaya kepada Tuhan sebagaimana yang mereka suka. Ini adalah salah satu "hak dan kebebasan manusia," yang tidak boleh diganggu siapa pun, karena manusia percaya kepada Tuhan mereka sendiri dan bukan Tuhan orang lain; itu adalah milik pribadinya sendiri, dan hampir semua orang memiliki hak milik pribadi semacam ini. Manusia menganggap miliknya ini sebagai harta yang berharga, tetapi bagi Tuhan tak ada yang lebih hina atau tak berharga dari hal ini, karena tidak ada penanda yang lebih jelas mengenai penentangan terhadap Tuhan daripada milik pribadi manusia ini. Karena pekerjaan Tuhan yang berinkarnasilah, maka Tuhan menjadi daging yang memiliki bentuk nyata, dan bisa dilihat serta disentuh oleh manusia. Dia bukan Roh tanpa bentuk, tetapi daging yang bisa dilihat dan disentuh oleh manusia. Namun, kebanyakan tuhan yang dipercayai oleh manusia adalah dewa-dewi tak berdaging yang tak berbentuk, yang juga berbentuk bebas. Oleh karenanya, Tuhan yang berinkarnasi telah menjadi musuh dari kebanyakan mereka yang percaya kepada Tuhan, dan mereka yang tidak bisa menerima kenyataan inkarnasi Tuhan juga telah menjadi musuh Tuhan. Manusia memiliki pemahaman bukan karena cara berpikirnya, atau karena pemberontakannya, tetapi karena milik pribadi manusia ini. Karena milik pribadi inilah kebanyakan orang pun mati, dan Tuhan yang samar, yang tidak dapat disentuh, tidak dapat dilihat, dan tidak ada dalam kenyataan inilah yang menghancurkan hidup manusia. Hidup manusia tidak dihancurkan oleh Tuhan yang berinkarnasi, apalagi Tuhan yang di surga, tetapi oleh Tuhan yang dibayangkan oleh manusia itu sendiri. Satu-satunya alasan bagi Tuhan yang berinkarnasi untuk datang menjadi daging adalah karena kebutuhan manusia yang rusak. Ini karena kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Tuhan, dan seluruh pengorbanan dan penderitaan-Nya adalah demi manusia, dan bukan demi keuntungan Tuhan sendiri. Tidak ada pro dan kontra atau upah bagi Tuhan; Dia tidak akan memanen tuaian di masa depan, selain apa yang awalnya menjadi milik-Nya. Semua yang dilakukan dan dikorbankan-Nya bagi umat manusia bukanlah agar Dia bisa mendapatkan upah yang besar, tetapi semata-mata demi umat manusia. Meskipun pekerjaan Tuhan dalam daging melibatkan berbagai kesulitan yang tak terbayangkan, tetapi dampak yang dicapainya pada akhirnya jauh melebihi dampak pekerjaan yang dilakukan langsung oleh Roh. Pekerjaan daging melibatkan banyak kesulitan, dan daging tidak dapat memiliki identitas agung yang sama seperti Roh, Dia tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan supranatural yang sama seperti Roh, apalagi memiliki otoritas yang sama dengan Roh. Namun, hakikat dari pekerjaan yang dilakukan oleh daging yang biasa-biasa saja ini jauh lebih unggul dari hakikat pekerjaan yang dilakukan langsung oleh Roh, dan daging ini Sendiri adalah jawaban bagi kebutuhan semua manusia. Bagi mereka yang akan diselamatkan, nilai guna Roh jauh lebih rendah daripada nilai guna daging: pekerjaan Roh dapat meliputi seluruh alam semesta, melintasi gunung, sungai, danau, dan lautan, tetapi pekerjaan daging lebih terkait secara efektif dengan setiap orang yang berhubungan dengan-Nya. Lebih jauh lagi, daging Tuhan yang berbentuk nyata dapat dipahami dan dipercayai dengan lebih baik oleh manusia, dan dapat lebih jauh memperdalam pengetahuan manusia akan Tuhan, dan dapat memberi kesan yang lebih dalam akan perbuatan Tuhan yang nyata. Pekerjaan Roh terselubung dalam misteri, hal ini sulit dipahami oleh makhluk fana, dan lebih sulit lagi untuk dilihat, sehingga mereka hanya dapat mengandalkan imajinasi-imajinasi hampa. Sebaliknya, pekerjaan daging normal dan didasarkan pada kenyataan, dan kaya akan hikmat, dan merupakan fakta yang dapat dilihat oleh mata jasmani manusia; manusia dapat secara pribadi mengalami hikmat pekerjaan Tuhan, dan tak perlu menggunakan imajinasinya yang kaya. Inilah keakuratan dan nilai nyata dari pekerjaan Tuhan dalam daging. Roh hanya dapat melakukan hal-hal yang tak terlihat dan sulit untuk dibayangkan oleh manusia, sebagai contohnya, pencerahan oleh Roh, gerakan oleh Roh, dan bimbingan Roh, tetapi bagi manusia yang memiliki pikiran, hal-hal tersebut tak memberikan arti yang jelas. Hal-hal tersebut hanya memberikan gerakan, atau arti yang luas, dan tidak dapat memberikan petunjuk dengan kata-kata. Namun, pekerjaan Tuhan dalam daging jauh berbeda: itu melibatkan panduan kata-kata yang akurat, memiliki kehendak yang jelas dan tujuan wajib yang jelas. Dengan demikian, manusia tak perlu mencari-cari, atau menggunakan imajinasinya, apalagi menerka-nerka. Inilah kejelasan dari pekerjaan dalam daging, dan perbedaan besarnya dari pekerjaan Roh. Pekerjaan Roh hanyalah cocok untuk lingkup yang terbatas, dan tak dapat menggantikan pekerjaan daging. Pekerjaan daging memberi manusia tujuan yang jauh lebih pasti dan lebih penting, serta pengetahuan yang jauh lebih nyata dan bernilai daripada pekerjaan Roh. Pekerjaan paling bernilai bagi manusia yang rusak adalah pekerjaan yang menyediakan kata-kata yang akurat, tujuan yang jelas untuk dikejar, dan yang bisa dilihat serta disentuh. Hanya pekerjaan yang realistis dan bimbingan di saat yang tepatlah yang cocok dengan selera manusia, dan hanya pekerjaan yang nyata yang dapat menyelamatkan manusia dari wataknya yang rusak dan bejat. Hal ini hanya dapat diraih oleh Tuhan yang berinkarnasi; hanya Tuhan yang berinkarnasilah yang dapat menyelamatkan manusia dari wataknya yang dahulu rusak dan bejat. Meskipun Roh adalah hakikat yang melekat pada diri Tuhan, pekerjaan semacam ini hanya dapat dikerjakan oleh daging-Nya. Jika Roh bekerja sendiri, tidaklah mungkin pekerjaan-Nya akan efektif—ini kebenaran yang nyata. Meskipun sebagian besar manusia telah menjadi musuh Tuhan karena daging ini, saat Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya, mereka yang melawan-Nya bukan saja akan berhenti menjadi musuh-Nya, justru sebaliknya, mereka akan menjadi saksi-Nya. Mereka akan menjadi saksi yang telah ditaklukkan oleh-Nya, saksi yang sesuai dengan-Nya dan tak terpisahkan dari-Nya. Dia akan membuat manusia mengerti pentingnya pekerjaan-Nya dalam daging bagi manusia, dan manusia akan mengerti pentingnya daging ini bagi makna keberadaan manusia, akan mengerti nilai sejati-Nya bagi pertumbuhan hidup manusia, dan, lebih jauh lagi, akan mengerti bahwa daging ini akan menjadi mata air kehidupan yang darinya manusia tak bisa terpisah. Meski daging Tuhan yang berinkarnasi jauh dari identitas dan kedudukan Tuhan, dan bagi manusia tampak tidak sesuai dengan status Tuhan sesungguhnya, daging ini, yang tidak memiliki gambar sejati Tuhan, atau identitas sejati Tuhan, dapat melakukan pekerjaan yang tak dapat dilakukan Roh Tuhan secara langsung. Itulah makna penting dan nilai sejati dari inkarnasi Tuhan, dan makna penting dan nilai inilah yang manusia tak mampu hargai dan akui. Meskipun semua manusia memandang tinggi Roh Tuhan dan memandang rendah daging Tuhan, terlepas dari bagaimana mereka memandang ataupun berpikir, makna penting dan nilai sesungguhnya dari daging jauh melampaui makna penting dan nilai Roh. Tentu saja, ini hanya berkenaan dengan manusia yang rusak. Bagi setiap orang yang mencari kebenaran dan merindukan penampakan Tuhan, pekerjaan Roh hanya dapat menggerakkan atau menginspirasi mereka, serta memberikan rasa takjub akan pekerjaan Roh yang tak dapat dijelaskan dan tak terbayangkan, dan kesan bahwa pekerjaan Roh begitu luar biasa, transenden, dan mengagumkan, sekaligus tak terjangkau dan tak dapat diraih oleh semua orang. Manusia dan Roh Tuhan hanya dapat saling memandang dari kejauhan, seolah-olah ada jarak yang jauh sekali di antara mereka, dan mereka tidak pernah bisa sama, seolah-olah manusia dan Tuhan dipisahkan oleh jurang pemisah yang tak terlihat. Pada kenyataannya, ini adalah ilusi yang diberikan Roh kepada manusia, yang dikarenakan Roh dan manusia tidaklah sejenis dan tak akan pernah bisa hidup berdampingan di dunia yang sama, dan karena Roh tak memiliki apa pun yang dimiliki manusia. Jadi, manusia tidaklah membutuhkan Roh, karena Roh tidak dapat secara langsung mengerjakan pekerjaan yang paling dibutuhkan manusia. Pekerjaan daging memberi manusia tujuan yang nyata untuk dikejar, kata-kata yang jelas, dan rasa bahwa Tuhan itu nyata dan normal, bahwa Tuhan itu rendah hati dan biasa. Meskipun manusia mungkin takut kepada-Nya, bagi kebanyakan orang, berhubungan dengan-Nya itu mudah: manusia dapat melihat wajah-Nya, dan mendengar suara-Nya, dan tak perlu memandang-Nya dari kejauhan. Daging ini terasa lebih bisa didekati manusia, tidak jauh atau tak terselami, tetapi bisa dilihat dan disentuh, karena daging ini berada di dunia yang sama dengan manusia.
Bagi mereka yang hidup dalam daging, untuk mengubah watak mereka, haruslah ada tujuan untuk dikejar, dan untuk mengenal Tuhan, mereka haruslah menyaksikan perbuatan nyata dan wajah nyata Tuhan. Keduanya hanya dapat dicapai oleh daging Tuhan yang berinkarnasi, dan keduanya hanya dapat diraih oleh daging yang normal dan nyata. Inilah mengapa inkarnasi itu perlu, dan mengapa itu dibutuhkan oleh semua manusia yang rusak. Karena manusia wajib mengenal Tuhan, gambar tuhan-tuhan yang samar dan supranatural harus dihapuskan dari hati mereka, dan karena manusia wajib membuang watak rusak mereka, mereka harus terlebih dahulu mengenal watak rusak mereka. Jika hanya manusia yang berupaya untuk menghapus gambar tuhan-tuhan yang samar dari hati orang, ia akan gagal memperoleh dampak yang semestinya. Gambar tuhan-tuhan yang samar di hati manusia tidak dapat disingkapkan, dibuang, atau benar-benar dihapus oleh firman saja. Dengan melakukan ini, pada akhirnya tetaplah tidak mungkin untuk menghapus hal-hal yang telah sangat berakar ini dari diri manusia. Hanya dengan mengganti hal-hal samar dan supranatural ini dengan Tuhan yang nyata dan gambar sejati Tuhan, dan membuat manusia perlahan-lahan memahaminya, barulah dampak yang diinginkan dapat dicapai. Manusia menyadari bahwa Tuhan yang ia cari di masa lalu adalah Tuhan yang samar dan supranatural. Yang dapat mencapai dampak ini bukanlah kepemimpinan langsung Roh, apalagi ajaran individu tertentu, melainkan Tuhan yang berinkarnasi. Pemahaman manusia disingkapkan saat Tuhan yang berinkarnasi secara resmi melaksanakan pekerjaan-Nya, karena kenormalan dan kenyataan Tuhan yang berinkarnasi adalah antitesis dari Tuhan yang samar dan supranatural dalam imajinasi manusia. Pemahaman manusia yang semula hanya dapat disingkapkan ketika dikontraskan dengan Tuhan yang berinkarnasi. Tanpa dikontraskan dengan Tuhan yang berinkarnasi, pemahaman manusia tak dapat disingkapkan; dengan kata lain, tanpa adanya kenyataan sebagai kontras, hal-hal yang samar tidak akan dapat disingkapkan. Tak seorang pun yang mampu menggunakan kata-kata untuk melakukan pekerjaan ini, dan tak seorang pun yang mampu mengartikan pekerjaan ini dengan menggunakan kata-kata. Hanya Tuhan sendirilah yang dapat melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan tak ada orang lain yang dapat melakukan pekerjaan ini atas nama-Nya. Betapapun kayanya bahasa manusia, ia tak mampu mengartikan kenyataan dan kenormalan Tuhan. Manusia hanya dapat mengenal Tuhan secara lebih nyata, dan hanya dapat melihat Dia dengan lebih jelas, bila Tuhan secara pribadi bekerja di antara manusia dan benar-benar menunjukkan gambar dan wujud-Nya. Dampak ini tak dapat dicapai oleh manusia mana pun yang berasal dari daging. Tentu saja, Roh Tuhan juga tak mampu mencapai dampak ini. Tuhan dapat menyelamatkan manusia yang rusak dari pengaruh Iblis, tetapi pekerjaan ini tak dapat secara langsung dirampungkan oleh Roh Tuhan; sebaliknya, pekerjaan itu hanya dapat dilaksanakan oleh daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan, oleh daging Tuhan yang berinkarnasi. Daging ini adalah manusia dan juga Tuhan, manusia dengan kemanusiaan yang normal dan juga Tuhan dengan keilahian yang penuh. Maka, meskipun daging ini bukanlah Roh Tuhan, dan berbeda sekali dari Roh, daging ini tetap adalah Tuhan sendiri yang berinkarnasi yang menyelamatkan manusia, yang adalah Roh dan juga daging. Bagaimanapun Dia disebut, pada akhirnya tetaplah Tuhan itu sendiri yang menyelamatkan umat manusia. Karena Roh Tuhan tak terpisahkan dari daging, dan pekerjaan daging juga adalah pekerjaan Roh Tuhan; hanya saja pekerjaan ini tak dilakukan dengan menggunakan identitas Roh, melainkan identitas daging. Pekerjaan yang harus dilakukan langsung oleh Roh tidak memerlukan inkarnasi, dan pekerjaan yang harus dilakukan oleh daging tidak dapat dilakukan langsung oleh Roh, dan hanya bisa dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi. Inilah yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, dan yang dibutuhkan oleh umat manusia yang rusak. Dalam tiga tahap pekerjaan Tuhan, hanya satu tahap yang langsung dilakukan oleh Roh, dan dua tahap lainnya dilaksanakan oleh Tuhan yang berinkarnasi, dan tidak langsung oleh Roh. Pekerjaan Zaman Hukum Taurat yang dilakukan oleh Roh tidak melibatkan mengubah watak manusia yang rusak, dan tak ada kaitannya dengan pengetahuan manusia akan Tuhan. Namun, pekerjaan daging Tuhan di Zaman Kasih Karunia dan Zaman Kerajaan, melibatkan watak manusia yang rusak dan pengetahuannya akan Tuhan, dan merupakan bagian yang penting dan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan penyelamatan. Oleh karena itu, manusia yang rusak lebih membutuhkan penyelamatan dari Tuhan yang berinkarnasi, dan lebih membutuhkan pekerjaan langsung dari Tuhan yang berinkarnasi. Umat manusia membutuhkan Tuhan yang berinkarnasi untuk menggembalakan, mendukung, menyirami, memberi makan, menghakimi, dan menghajarnya, dan manusia membutuhkan lebih banyak kasih karunia dan penebusan yang lebih besar dari Tuhan yang berinkarnasi. Hanya Tuhan dalam daging yang bisa menjadi Pribadi yang dipercaya manusia, gembala manusia, pertolongan nyata saat dibutuhkan oleh manusia, dan semua inilah alasan mengapa inkarnasi itu perlu, baik di masa kini dan di masa lalu.
Manusia telah dirusak oleh Iblis, dan manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi, maka manusia membutuhkan penyelamatan dari Tuhan. Sasaran penyelamatan Tuhan adalah manusia, bukan Iblis, dan yang akan diselamatkan adalah daging dan jiwa manusia, dan bukan Iblis. Iblis adalah sasaran pemusnahan Tuhan, manusia adalah sasaran penyelamatan Tuhan, tetapi daging manusia telah dirusak Iblis, jadi, yang pertama kali harus diselamatkan adalah daging manusia. Daging manusia telah sangat dirusak, dan telah menjadi sesuatu yang menentang Tuhan sedemikian rupa, bahkan sampai secara terang-terangan menentang dan menyangkal keberadaan Tuhan. Daging yang rusak ini terlalu sulit diatur, dan tak ada yang lebih sulit ditangani atau diubah daripada watak rusak daging. Iblis masuk ke dalam daging manusia untuk menimbulkan kekacauan, dan menggunakan daging manusia untuk mengganggu pekerjaan Tuhan dan menggagalkan rencana Tuhan, sehingga manusia telah menjadi Iblis, dan menjadi musuh Tuhan. Agar manusia diselamatkan, pertama-tama ia harus ditaklukkan. Karena inilah Tuhan bertindak dan datang menjadi daging untuk melakukan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan untuk berperang melawan Iblis. Tujuan-Nya adalah menyelamatkan umat manusia, yang telah dirusak, serta mengalahkan dan memusnahkan Iblis, yang telah memberontak melawan-Nya. Dia mengalahkan Iblis melalui pekerjaan-Nya menaklukkan manusia, sementara pada saat yang sama, Dia menyelamatkan umat manusia yang rusak. Dengan demikian, ini merupakan pekerjaan yang mencapai dua tujuan sekaligus. Dia bekerja dalam daging, dan berfirman dalam daging, dan melakukan semua pekerjaan dalam daging untuk lebih bisa berhubungan dengan manusia dan menaklukkan manusia dengan lebih baik. Saat terakhir kali Tuhan menjadi daging, pekerjaan-Nya di akhir zaman akan dirampungkan dalam daging. Dia akan mengelompokkan semua orang menurut jenisnya, mengakhiri seluruh pengelolaan-Nya, dan juga mengakhiri seluruh pekerjaan-Nya dalam daging. Setelah seluruh pekerjaan-Nya di bumi berakhir, Dia akan sepenuhnya menang. Dengan bekerja dalam daging, Tuhan akan sepenuhnya menaklukkan umat manusia, dan sepenuhnya mendapatkan manusia. Bukankah itu berarti bahwa seluruh pengelolaan-Nya akan berakhir? Saat Tuhan mengakhiri pekerjaan-Nya dalam daging, saat Dia telah sepenuhnya mengalahkan Iblis dan telah menang, Iblis tak akan punya kesempatan lagi untuk merusak manusia. Pekerjaan inkarnasi pertama Tuhan adalah penebusan dan pengampunan dosa manusia. Sekarang saatnya untuk pekerjaan penaklukan dan sepenuhnya mendapatkan umat manusia, sehingga Iblis tak punya cara lagi untuk melaksanakan pekerjaannya, dan akan sepenuhnya kalah, dan Tuhan akan sepenuhnya menang. Inilah pekerjaan daging, dan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan sendiri. Pekerjaan awal dari tiga tahap pekerjaan Tuhan dilakukan langsung oleh Roh, dan bukan oleh daging. Namun, pekerjaan terakhir dari tiga tahap pekerjaan Tuhan, dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi, dan bukan langsung oleh Roh. Pekerjaan penebusan pada tahap perantara juga dilakukan oleh Tuhan dalam daging. Sepanjang seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya, pekerjaan terpenting adalah untuk menyelamatkan manusia dari pengaruh Iblis. Pekerjaan utama adalah penaklukan seutuhnya atas manusia yang rusak, dengan demikian, memulihkan kembali rasa hormat akan Tuhan dalam hati manusia yang telah ditaklukkan, dan memungkinkan manusia untuk mencapai kehidupan yang normal, yang artinya, kehidupan normal makhluk ciptaan Tuhan. Pekerjaan ini sangat penting, dan merupakan inti dari pekerjaan pengelolaan. Dalam tiga tahap pekerjaan penyelamatan, tahap pertama pekerjaan Zaman Hukum Taurat jauh dari inti pekerjaan pengelolaan; tahap pekerjaan itu hanya memiliki sekilas penampakan dari pekerjaan penyelamatan, dan bukanlah awal dari pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari wilayah kekuasaan Iblis. Tahap pertama dari pekerjaan-Nya dilakukan langsung oleh Roh karena, di bawah hukum Taurat, manusia hanya tahu mematuhi hukum Taurat, dan tidak memiliki lebih banyak kebenaran, dan karena pekerjaan di Zaman Hukum Taurat hampir tidak melibatkan perubahan watak manusia, apalagi berkaitan dengan pekerjaan untuk menyelamatkan manusia dari wilayah kekuasaan Iblis. Dengan demikian, Roh Tuhan menyelesaikan tahap pekerjaan yang sangat sederhana ini yang tidak berkaitan dengan watak rusak manusia. Tahap pekerjaan ini memiliki sedikit kaitan dengan inti pengelolaan-Nya, dan tak memiliki kaitan kuat dengan pekerjaan resmi penyelamatan manusia, sehingga tidak mengharuskan Tuhan untuk menjadi daging untuk menjalankan pekerjaan-Nya secara pribadi. Pekerjaan yang dilakukan Roh tersirat dan tak terselami, dan itu sangat menakutkan serta tak dapat didekati manusia; Roh tidak cocok untuk melaksanakan pekerjaan penyelamatan secara langsung, dan tidak cocok untuk secara langsung memberikan kehidupan kepada manusia. Yang paling cocok bagi manusia adalah mengubah pekerjaan Roh menjadi suatu pendekatan yang dekat bagi manusia, yang artinya, yang paling cocok bagi manusia adalah Tuhan menjadi orang biasa dan normal untuk melaksanakan pekerjaan-Nya. Hal ini mengharuskan Tuhan berinkarnasi untuk menggantikan Roh dalam pekerjaan-Nya, dan bagi manusia, tak ada cara yang lebih cocok bagi Tuhan untuk bekerja. Di antara ketiga tahap pekerjaan, dua tahap dikerjakan oleh daging, dan keduanya adalah fase kunci dari pekerjaan pengelolaan. Kedua inkarnasi saling melengkapi dan mereka melengkapi satu sama lain dengan sempurna. Tahap pertama inkarnasi Tuhan meletakkan dasar bagi tahap kedua, dan bisa dikatakan bahwa kedua inkarnasi Tuhan membentuk satu keutuhan, dan tidak bertentangan satu dengan yang lainnya. Kedua tahap pekerjaan Tuhan dilaksanakan dalam identitas inkarnasi-Nya karena keduanya begitu penting bagi keseluruhan pekerjaan pengelolaan-Nya. Hampir dapat dikatakan bahwa tanpa pekerjaan kedua inkarnasi Tuhan, keseluruhan pekerjaan pengelolaan-Nya akan berhenti, dan pekerjaan penyelamatan umat manusia akan menjadi tak lebih dari omong kosong. Penting tidaknya pekerjaan ini didasarkan pada kebutuhan umat manusia, pada kenyataan kebejatan manusia, dan pada parahnya ketidaktaatan Iblis serta gangguannya atas pekerjaan-Nya. Orang yang tepat untuk menjalankan tugas itu dipilih berdasarkan natur pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, dan pentingnya pekerjaan tersebut. Bila bicara soal pentingnya pekerjaan ini, dalam hal metode kerja apa yang harus dipakai—pekerjaan yang dilakukan secara langsung oleh Roh Tuhan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi, atau pekerjaan yang dilakukan melalui manusia—yang pertama-tama harus disingkirkan adalah pekerjaan yang dilakukan lewat manusia, dan, berdasarkan natur dari pekerjaan ini, dan natur dari pekerjaan Roh versus pekerjaan daging, akhirnya diputuskan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh daging lebih bermanfaat bagi manusia daripada pekerjaan yang dilakukan langsung oleh Roh, dan memberikan lebih banyak keuntungan. Inilah pemikiran Tuhan saat memutuskan apakah pekerjaan ini akan dilakukan oleh Roh atau oleh daging. Ada makna penting dan dasar untuk tiap tahap pekerjaan. Tahapan-tahapan itu bukanlah imajinasi tanpa dasar, bukan pula dikerjakan semaunya; ada hikmat tertentu di dalamnya. Itulah kebenaran di balik semua pekerjaan Tuhan. Secara khusus, ada bahkan lebih banyak lagi rencana Tuhan dalam pekerjaan yang agung semacam itu ketika Tuhan yang berinkarnasi bekerja secara pribadi di antara manusia. Jadi, hikmat Tuhan dan keseluruhan wujud-Nya tecermin dalam setiap tindakan, pemikiran, dan gagasan dalam pekerjaan-Nya; inilah wujud Tuhan yang lebih konkret dan sistematis. Pemikiran dan gagasan yang mendalam ini sulit dibayangkan manusia, dan sulit dipercayai manusia, dan, lebih jauh lagi, sulit diketahui manusia. Pekerjaan yang dilakukan manusia sesuai dengan prinsip umum, yang bagi manusia, sangat memuaskan. Namun, bila dibandingkan dengan pekerjaan Tuhan, ada kesenjangan yang terlalu besar; meskipun perbuatan Tuhan itu hebat dan skala pekerjaan-Nya luar biasa, di balik semua itu ada banyak detail dan rencana serta pengaturan yang tepat yang tak dapat dibayangkan manusia. Setiap tahap pekerjaan-Nya tidak hanya dilakukan sesuai dengan prinsip, tetapi juga berisi banyak hal yang tidak bisa diartikan oleh bahasa manusia, dan hal-hal inilah yang tak terlihat oleh manusia. Terlepas dari apakah itu pekerjaan Roh atau pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, masing-masing berisi rencana pekerjaan-Nya. Dia tidak bekerja tanpa dasar, dan tidak melakukan pekerjaan yang tak penting. Saat Roh bekerja langsung, Dia bekerja dengan tujuan-Nya, dan saat Dia menjadi manusia (dapat dikatakan, saat Dia mengganti "wujud luar"-Nya) untuk bekerja, ini bahkan lebih mengandung tujuan-Nya. Untuk apa lagi Dia tanpa ragu mengubah identitas-Nya? Untuk apa lagi Dia tanpa ragu menjadi manusia yang dianggap hina dan teraniaya?
Pekerjaan-Nya dalam daging adalah yang paling penting, yang disampaikan sehubungan dengan pekerjaan itu, dan Dia yang akhirnya menyelesaikan pekerjaan itu adalah Tuhan yang berinkarnasi, dan bukan Roh. Beberapa orang percaya bahwa Tuhan bisa turun ke bumi pada saat yang tidak diketahui dan menampakkan diri kepada manusia, di mana Dia secara pribadi akan menghakimi seluruh umat manusia, menguji mereka satu demi satu tanpa ada yang terlewat. Mereka yang berpikir seperti ini tak mengerti tahap pekerjaan inkarnasi ini. Tuhan tidak menghakimi manusia satu per satu dan tidak menguji manusia satu per satu; melakukan itu bukanlah pekerjaan penghakiman. Bukankah kerusakan semua manusia itu sama? Bukankah hakikat semua manusia itu sama? Yang dihakimi adalah hakikat rusak umat manusia, hakikat manusia yang dirusak oleh Iblis, dan seluruh dosa manusia. Tuhan tidak menghakimi kesalahan manusia yang remeh dan tak penting. Pekerjaan penghakiman bersifat representatif, dan tidak dilakukan secara khusus untuk orang tertentu. Sebaliknya, ini adalah pekerjaan di mana sekelompok orang dihakimi untuk merepresentasikan penghakiman atas seluruh umat manusia. Dengan melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi atas sekelompok orang, Tuhan dalam daging menggunakan pekerjaan-Nya untuk merepresentasikan pekerjaan-Nya atas seluruh umat manusia, setelah itu, pekerjaan ini secara bertahap menyebar. Demikian juga halnya dengan pekerjaan penghakiman. Tuhan tidak menghakimi orang tertentu atau sekelompok orang tertentu, tetapi menghakimi kefasikan seluruh umat manusia—penentangan manusia terhadap Tuhan, contohnya, atau sikap tidak hormat manusia terhadap-Nya, atau gangguan mereka terhadap pekerjaan Tuhan, dan seterusnya. Yang dihakimi adalah hakikat penentangan umat manusia terhadap Tuhan, dan pekerjaan ini adalah pekerjaan penaklukan pada akhir zaman. Pekerjaan dan firman Tuhan yang berinkarnasi yang disaksikan manusia adalah pekerjaan penghakiman di hadapan takhta putih yang besar pada akhir zaman, yang dipahami manusia di masa lampau. Pekerjaan yang sedang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi adalah penghakiman di hadapan takhta putih yang besar. Tuhan yang berinkarnasi zaman sekarang adalah Tuhan yang menghakimi seluruh umat manusia pada akhir zaman. Daging ini dan pekerjaan, firman, dan seluruh watak-Nya adalah keseluruhan diri-Nya. Meskipun cakupan pekerjaan-Nya terbatas, dan tidak secara langsung melibatkan seluruh alam semesta, hakikat pekerjaan penghakiman adalah penghakiman langsung atas seluruh umat manusia—bukan saja untuk umat pilihan di Tiongkok, ataupun untuk sejumlah kecil orang. Selama pekerjaan Tuhan dalam daging, meskipun cakupan pekerjaan ini tidak melibatkan seluruh semesta, ini mewakili pekerjaan atas seluruh semesta, dan setelah Dia menyelesaikan pekerjaan dalam cakupan pekerjaan daging-Nya, Dia akan segera memperluas pekerjaan ini ke seluruh semesta, dengan cara yang sama seperti Injil Yesus menyebar ke seluruh semesta setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya. Terlepas dari apakah ini pekerjaan Roh atau pekerjaan daging, pekerjaan ini dilaksanakan dalam cakupan yang terbatas, tetapi mewakili pekerjaan atas seluruh semesta. Pada akhir zaman, Tuhan melaksanakan pekerjaan-Nya dengan menampakkan diri dalam identitas inkarnasi-Nya, dan Tuhan dalam daging adalah Tuhan yang menghakimi manusia di hadapan takhta putih yang besar. Entah Dia berupa Roh atau daging, Dia yang melakukan pekerjaan penghakiman adalah Tuhan yang menghakimi umat manusia di akhir zaman. Hal ini didefinisikan berdasarkan pekerjaan-Nya, dan bukan didefinisikan menurut penampakan luar-Nya atau faktor-faktor lainnya. Meskipun manusia memiliki banyak pemahaman tentang firman ini, tak seorang pun yang dapat menyangkal fakta penghakiman dan penaklukan oleh Tuhan yang berinkarnasi atas seluruh umat manusia. Bagaimanapun manusia menganggapnya, fakta pada akhirnya adalah fakta. Tak seorang pun dapat mengatakan, "Pekerjaan ini dilakukan Tuhan, tetapi daging ini bukanlah Tuhan." Itu tidak masuk akal, karena pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh siapa pun kecuali Tuhan dalam daging. Karena pekerjaan ini telah dirampungkan, setelah pekerjaan ini, pekerjaan penghakiman Tuhan atas manusia tak akan muncul untuk kedua kalinya; Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang kedua telah mengakhiri seluruh pekerjaan dari keseluruhan pengelolaan-Nya, dan tak akan ada tahap keempat dari pekerjaan Tuhan. Karena yang dihakimi adalah manusia, manusia yang adalah daging dan telah menjadi rusak, dan bukanlah roh Iblis yang dihakimi secara langsung, oleh sebab itu, pekerjaan penghakiman ini tidak dilaksanakan di alam roh, tetapi di tengah manusia. Tak seorang pun yang lebih tepat, dan layak, daripada Tuhan dalam daging untuk pekerjaan menghakimi kerusakan daging manusia. Bila penghakiman dilaksanakan langsung oleh Roh Tuhan, maka penghakiman ini tak akan mencakup semuanya. Lebih jauh lagi, pekerjaan seperti itu akan sulit diterima manusia, karena Roh tidak bisa berhadapan langsung dengan manusia, dan karenanya, pengaruhnya tak akan seketika, apalagi manusia tak akan bisa melihat watak Tuhan yang tak dapat disinggung dengan lebih jelas. Iblis hanya dapat sepenuhnya dikalahkan jika Tuhan dalam daging menghakimi kerusakan umat manusia. Menjadi sama dengan manusia yang memiliki kemanusiaan yang normal, Tuhan dalam daging dapat menghakimi langsung kefasikan manusia; inilah tanda kekudusan yang melekat dalam diri-Nya, dan keluarbiasaan-Nya. Hanya Tuhan yang layak dan berhak menghakimi manusia, karena Dia memiliki kebenaran dan keadilan, sehingga Dia sanggup menghakimi manusia. Mereka yang tanpa kebenaran dan keadilan tidak layak menghakimi orang lain. Bila pekerjaan ini dilakukan oleh Roh Tuhan, maka itu bukan berarti kemenangan atas Iblis. Roh pada dasarnya lebih agung daripada makhluk fana, dan Roh Tuhan pada dasarnya adalah kudus, dan menang atas daging. Jika Roh melakukan pekerjaan ini secara langsung, Dia tak akan dapat menghakimi seluruh ketidaktaatan manusia, dan tak dapat mengungkapkan seluruh kefasikan manusia. Karena pekerjaan penghakiman juga dilaksanakan melalui pemahaman manusia tentang Tuhan, dan manusia tak pernah memiliki pemahaman tentang Roh, maka Roh tak mampu menyingkapkan kefasikan manusia dengan lebih baik, apalagi mengungkapkan kefasikan itu sepenuhnya. Tuhan yang berinkarnasi adalah musuh dari semua yang tidak mengenal-Nya. Dengan menghakimi pemahaman manusia dan penentangan mereka terhadap-Nya, Dia mengungkapkan semua ketidaktaatan umat manusia. Dampak dari pekerjaan-Nya dalam daging lebih tampak daripada dampak pekerjaan Roh. Maka, penghakiman atas seluruh umat manusia tidak dilakukan secara langsung oleh Roh, tetapi ini adalah pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi. Tuhan dalam daging dapat dilihat dan disentuh manusia, dan Tuhan dalam daging dapat sepenuhnya menaklukkan manusia. Dalam hubungannya dengan Tuhan dalam daging, manusia berkembang dari yang sebelumnya menentang menjadi taat, dari yang sebelumnya menganiaya menjadi menerima, dari pemahaman menjadi pengenalan, dan dari penolakan menjadi kasih—inilah dampak dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi. Manusia hanya diselamatkan melalui penerimaan atas penghakiman-Nya, manusia hanya perlahan-lahan mengenal-Nya melalui firman dari mulut-Nya, manusia ditaklukkan oleh-Nya saat dia menentang-Nya, dan dia menerima pemeliharaan hidup dari-Nya selama menerima hajaran-Nya. Semua pekerjaan ini adalah pekerjaan Tuhan dalam daging dan bukan pekerjaan Tuhan dalam identitas-Nya sebagai Roh. Pekerjaan yang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi adalah pekerjaan terbesar, dan pekerjaan paling mendalam, dan bagian penting dari ketiga tahap pekerjaan Tuhan adalah kedua tahap pekerjaan inkarnasi. Kerusakan manusia yang mendalam adalah halangan besar bagi pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi. Secara khusus, pekerjaan yang dilaksanakan atas manusia di akhir zaman sangatlah sulit, dan lingkungannya penuh perseteruan, dan kualitas semua jenis manusia sangat buruk. Namun, pada akhirnya, pekerjaan ini akan tetap mencapai dampak yang seharusnya, tanpa cacat; inilah dampak dari pekerjaan daging, dan dampak ini lebih meyakinkan daripada pekerjaan Roh. Ketiga tahap pekerjaan Tuhan akan diselesaikan di dalam daging, dan harus diselesaikan oleh Tuhan yang berinkarnasi. Pekerjaan terpenting dan yang paling genting dilaksanakan di dalam daging, dan penyelamatan manusia harus dilakukan secara pribadi oleh Tuhan dalam daging. Meskipun seluruh umat manusia merasa bahwa Tuhan dalam daging sepertinya tidak berkaitan dengan manusia, pada kenyataannya, daging ini bersangkutan dengan nasib dan keberadaan seluruh umat manusia.
Setiap tahap pekerjaan Tuhan dilaksanakan demi umat manusia, dan ditujukan bagi seluruh umat manusia. Meskipun ini merupakan pekerjaan-Nya dalam daging, hal ini tetap ditujukan bagi seluruh umat manusia; Dia adalah Tuhan atas seluruh umat manusia, dan Tuhan atas semua makhluk yang diciptakan dan tidak diciptakan. Meskipun pekerjaan-Nya dalam daging berada dalam lingkup terbatas, dan sasaran pekerjaan ini pun terbatas, setiap kali Dia menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia memilih sasaran pekerjaan-Nya yang benar-benar bersifat representatif; Dia tidak memilih sekelompok orang sederhana dan tak menonjol sebagai sasaran pekerjaan-Nya, tetapi sebaliknya, sebagai sasaran pekerjaan-Nya, Dia memilih sekelompok orang yang mampu menjadi representasi pekerjaan-Nya dalam daging. Kelompok orang ini dipilih karena cakupan pekerjaan-Nya dalam daging terbatas, dan dipersiapkan khusus untuk daging inkarnasi-Nya, serta dipilih khusus untuk pekerjaan-Nya dalam daging. Pilihan Tuhan atas sasaran pekerjaan-Nya bukanlah tanpa dasar, tetapi berdasarkan prinsip: sasaran pekerjaan-Nya haruslah bermanfaat bagi pekerjaan Tuhan dalam daging, dan harus bisa merepresentasikan seluruh umat manusia. Sebagai contoh, orang Yahudi mampu merepresentasikan keseluruhan umat manusia dalam menerima penebusan pribadi dari Yesus, dan orang Tionghoa mampu merepresentasikan seluruh umat manusia dalam menerima penaklukan pribadi dari Tuhan yang berinkarnasi. Ada dasar mengapa orang Yahudi menjadi representasi seluruh umat manusia, dan juga ada dasar mengapa orang Tionghoa menjadi representasi seluruh umat manusia dalam menerima penaklukan pribadi dari Tuhan. Tak ada yang mengungkapkan pentingnya penebusan lebih daripada pekerjaan penebusan yang terjadi di antara orang Yahudi, dan tak ada yang mengungkapkan kesaksamaan dan keberhasilan pekerjaan penaklukan lebih daripada pekerjaan penaklukan yang terjadi di antara orang Tionghoa. Pekerjaan dan firman Tuhan yang berinkarnasi tampaknya hanya ditujukan bagi sekelompok kecil orang, tetapi pada kenyataannya, pekerjaan-Nya di antara kelompok kecil ini adalah pekerjaan atas seluruh semesta, dan firman-Nya ditujukan bagi seluruh umat manusia. Setelah pekerjaan-Nya dalam daging berakhir, mereka yang mengikuti-Nya akan mulai menyebarluaskan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya di antara mereka. Hal terbaik tentang pekerjaan-Nya dalam daging adalah bahwa Dia dapat meninggalkan firman dan nasihat yang akurat, dan kehendak-Nya yang khusus bagi mereka yang mengikuti-Nya, sehingga kemudian pengikut-Nya dapat lebih akurat dan lebih konkret lagi meneruskan semua pekerjaan-Nya dalam daging dan kehendak-Nya bagi seluruh umat manusia, kepada mereka yang menerima jalan ini. Hanya pekerjaan Tuhan dalam daging di antara manusia yang sungguh-sungguh menggenapkan fakta bahwa wujud Tuhan berada dan tinggal bersama manusia. Hanya pekerjaan inilah yang memenuhi keinginan manusia untuk melihat wajah Tuhan, menyaksikan pekerjaan Tuhan, dan mendengar firman Tuhan pribadi. Tuhan yang berinkarnasi mengakhiri zaman ketika hanya punggung Yahweh yang ditampakkan kepada umat manusia, dan Dia juga mengakhiri zaman kepercayaan manusia kepada Tuhan yang samar. Secara khusus, pekerjaan inkarnasi terakhir Tuhan membawa seluruh umat manusia ke dalam zaman yang lebih realistis, lebih nyata, dan lebih indah. Dia bukan saja mengakhiri Zaman Hukum Taurat dan doktrin, melainkan lebih penting dari itu, Dia menyingkapkan kepada umat manusia Tuhan yang nyata dan normal, yang benar dan kudus, yang membuka pekerjaan dari rencana pengelolaan dan menunjukkan misteri dan tempat tujuan umat manusia, yang menciptakan umat manusia dan mengakhiri pekerjaan pengelolaan, dan yang telah tersembunyi ribuan tahun lamanya. Dia sepenuhnya mengakhiri masa ketidakjelasan, Dia mengakhiri zaman di mana seluruh umat manusia ingin mencari wajah Tuhan tetapi tidak mampu mencari-Nya, Dia mengakhiri zaman di mana seluruh umat manusia melayani Iblis, dan Dia memimpin seluruh umat manusia menuju era yang sepenuhnya baru. Semua ini adalah hasil pekerjaan Tuhan dalam daging, bukan Roh Tuhan. Saat Tuhan bekerja dalam daging-Nya, mereka yang mengikuti Dia tak lagi mencari dan meraba-raba hal-hal yang sepertinya ada dan tidak ada, dan berhenti menebak-nebak kehendak Tuhan yang samar. Saat Tuhan menyebarluaskan pekerjaan-Nya dalam daging, mereka yang mengikuti Dia akan meneruskan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya dalam daging kepada semua agama dan denominasi, dan mereka akan menyampaikan seluruh firman-Nya ke telinga seluruh umat manusia. Semua yang didengar oleh mereka yang menerima injil-Nya akan menjadi fakta pekerjaan-Nya, akan menjadi hal yang dilihat dan didengar manusia secara pribadi, dan akan menjadi fakta, bukan kabar angin belaka. Fakta ini adalah bukti yang Dia gunakan untuk menyebarluaskan pekerjaan-Nya, dan juga alat yang digunakan-Nya dalam menyebarluaskan pekerjaan-Nya. Tanpa adanya fakta, injil-Nya tak akan tersebar ke semua negara dan ke segala tempat; tanpa fakta, tetapi hanya dengan imajinasi manusia, Dia tak akan pernah dapat melakukan pekerjaan penaklukan seluruh semesta. Roh tak mudah dipahami manusia, dan tak dapat dilihat manusia, dan pekerjaan Roh tak mampu memberikan bukti lebih atau fakta tentang pekerjaan Tuhan bagi manusia. Manusia tidak akan pernah melihat wajah sejati Tuhan, dan akan selalu percaya kepada Tuhan yang samar, yang tak pernah ada. Manusia tak akan pernah melihat wajah Tuhan, juga tidak akan pernah mendengar firman yang diucapkan Tuhan secara pribadi. Lagi pula imajinasi manusia itu hampa, dan tidak dapat menggantikan wajah sejati Tuhan; watak yang melekat dalam diri Tuhan dan pekerjaan Tuhan sendiri, tidak dapat ditiru oleh manusia. Tuhan yang tak kasat mata di surga dan pekerjaan-Nya hanya dapat dibawa ke bumi oleh Tuhan yang berinkarnasi, yang secara pribadi melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Ini adalah cara paling ideal bagi Tuhan untuk menampakkan diri kepada manusia, di mana manusia melihat Tuhan dan mengenal wajah sejati-Nya, dan itu tak dapat dicapai oleh Tuhan yang tak berinkarnasi. Setelah Tuhan melakukan pekerjaan-Nya hingga tahap ini, pekerjaan-Nya telah mencapai dampak yang optimal, dan telah sepenuhnya berhasil. Pekerjaan pribadi Tuhan dalam daging telah menyelesaikan 90% pekerjaan dari keseluruhan pengelolaan-Nya. Daging ini memberikan permulaan yang lebih baik bagi seluruh pekerjaan-Nya, dan telah merangkum seluruh pekerjaan-Nya, dan telah mempermaklumkan seluruh pekerjaan-Nya, dan membuat penambahan terakhir yang menyeluruh atas seluruh pekerjaan-Nya. Sejak saat ini, tak akan ada Tuhan yang berinkarnasi lainnya untuk melakukan tahap keempat pekerjaan Tuhan, dan tak akan pernah ada pekerjaan ajaib dari inkarnasi Tuhan yang ketiga.
Setiap tahap pekerjaan Tuhan dalam daging merepresentasikan pekerjaan-Nya di seluruh zaman dan tidak merepresentasikan masa tertentu, seperti halnya pekerjaan manusia. Dengan demikian, akhir dari pekerjaan inkarnasi terakhir-Nya tidak berarti bahwa pekerjaan-Nya telah sepenuhnya berakhir, karena pekerjaan-Nya dalam daging merepresentasikan seluruh zaman, dan tidak hanya merepresentasikan masa di mana Dia melakukan pekerjaan-Nya dalam daging. Hanya saja Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya di seluruh zaman selama Dia dalam daging, setelah itu, pekerjaan-Nya menyebar ke segala tempat. Setelah Tuhan yang berinkarnasi menggenapi pelayanan-Nya, Dia akan memercayakan pekerjaan-Nya di masa depan kepada mereka yang mengikuti Dia. Dengan cara ini, pekerjaan-Nya di seluruh zaman akan berlanjut tanpa terputus. Pekerjaan seluruh zaman dari inkarnasi hanya akan dianggap selesai jika telah menyebar ke seluruh semesta. Pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi memulai era baru, dan mereka yang melanjutkan pekerjaan-Nya adalah orang-orang yang dipakai-Nya. Pekerjaan yang dilakukan manusia seluruhnya berada dalam pelayanan Tuhan dalam daging, dan tak dapat melampaui lingkup ini. Jika Tuhan yang berinkarnasi tidak datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, manusia tak mungkin dapat mengakhiri zaman yang lama, dan tak akan dapat memulai era yang baru. Pekerjaan yang dikerjakan manusia hanya berada dalam cakupan tugasnya yang mungkin untuk dilakukan secara manusiawi, dan tidak merepresentasikan pekerjaan Tuhan. Hanya Tuhan yang berinkarnasi yang dapat datang dan menuntaskan pekerjaan yang harus Dia lakukan, dan selain Dia, tak seorang pun yang bisa melakukannya atas nama-Nya. Tentu saja, yang Aku bicarakan berkaitan dengan pekerjaan inkarnasi. Tuhan yang berinkarnasi ini pertama-tama melaksanakan langkah pekerjaan yang tidak sesuai dengan pemahaman manusia, setelahnya Dia melakukan lebih banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan pemahaman manusia. Tujuan dari pekerjaan-Nya adalah menaklukkan manusia. Dalam hal ini, inkarnasi Tuhan tidak sesuai dengan pemahaman manusia, terlebih lagi Dia melakukan lebih banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan pemahaman manusia, sehingga manusia mengembangkan pandangan yang lebih kritis mengenai Dia. Dia hanya melakukan pekerjaan penaklukan di tengah manusia yang memiliki segudang pemahaman tentang Dia. Terlepas dari cara mereka memperlakukan-Nya, begitu Dia sudah menggenapi pelayanan-Nya, seluruh manusia akan tunduk pada kekuasaan-Nya. Fakta tentang pekerjaan ini tidak hanya tecermin di antara orang Tionghoa, tetapi juga merepresentasikan bagaimana seluruh umat manusia akan ditaklukkan. Dampak yang akan dicapai atas orang-orang ini adalah pendahuluan dari dampak yang akan dicapai atas seluruh umat manusia, dan dampak pekerjaan yang dilakukan-Nya di kemudian hari akan semakin melampaui dampak atas orang-orang ini. Pekerjaan Tuhan dalam daging tidak melibatkan kehebohan besar, tidak pula diliputi oleh ketidakjelasan. Pekerjaan ini nyata dan aktual, dan inilah pekerjaan di mana satu tambah satu sama dengan dua. Ini tidak tersembunyi bagi siapa pun, tidak pula menipu siapa pun. Apa yang orang lihat adalah hal-hal yang nyata dan asli, dan apa yang manusia peroleh adalah kebenaran dan pengetahuan yang nyata. Saat pekerjaan ini berakhir, manusia akan memperoleh pengetahuan baru akan Dia, dan mereka yang sungguh-sungguh mengejar Tuhan tak akan lagi memiliki gagasan tentang Dia. Ini bukan hanya dampak dari pekerjaan-Nya atas orang Tionghoa, tetapi juga merepresentasikan dampak pekerjaan-Nya dalam menaklukkan seluruh umat manusia, karena tidak ada yang lebih bermanfaat bagi pekerjaan penaklukan seluruh umat manusia daripada daging ini, dan pekerjaan daging ini, dan segala sesuatu dari daging ini. Semua itu bermanfaat bagi pekerjaan-Nya saat ini, dan bermanfaat bagi pekerjaan-Nya di kemudian hari. Daging ini akan menaklukkan seluruh umat manusia dan akan mendapatkan seluruh umat manusia. Tak ada pekerjaan yang lebih baik yang melaluinya seluruh umat manusia akan melihat Tuhan, menaati Tuhan, dan mengenal Tuhan. Pekerjaan yang dilakukan manusia hanya mewakili lingkup yang terbatas, dan saat Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak berbicara kepada orang tertentu, tetapi berbicara kepada seluruh umat manusia, dan semua yang menerima firman-Nya. Akhir yang dinyatakan-Nya adalah akhir dari seluruh umat manusia, bukan kesudahan dari orang tertentu saja. Dia tidak memberikan perlakuan khusus atas siapa pun, tidak pula menjadikan siapa pun sebagai korban, dan Dia bekerja dan berbicara kepada seluruh umat manusia. Dengan demikian, Tuhan yang berinkarnasi ini telah mengelompokkan seluruh umat manusia menurut jenisnya, telah menghakimi seluruh umat manusia, dan telah mengatur tempat tujuan yang sesuai bagi seluruh umat manusia. Meskipun Tuhan hanya melakukan pekerjaan-Nya di Tiongkok, pada kenyataannya Dia telah menyelesaikan pekerjaan atas seluruh alam semesta. Dia tidak dapat menunggu sampai pekerjaan-Nya menyebar di antara seluruh umat manusia sebelum mengucapkan perkataan-Nya dan membuat pengaturan langkah demi langkah. Bukankah itu akan terlambat? Sekarang, Dia sepenuhnya mampu menyelesaikan pekerjaan masa depan di awal. Karena Dia yang bekerja adalah Tuhan dalam daging, Dia melakukan pekerjaan tanpa batas dalam lingkup yang terbatas, dan selanjutnya Dia akan membuat manusia melakukan tugas yang seharusnya dilakukan manusia; inilah prinsip kerja-Nya. Dia hanya dapat hidup bersama manusia untuk sementara waktu, dan tidak dapat menemani manusia sampai pekerjaan seluruh zaman dirampungkan. Karena Dia adalah Tuhan, Dia menubuatkan pekerjaan-Nya di kemudian hari terlebih dahulu. Selanjutnya, Dia akan mengelompokkan seluruh umat manusia menurut jenisnya dengan firman-Nya, dan umat manusia akan masuk ke dalam pekerjaan-Nya yang selangkah demi selangkah sesuai dengan firman-Nya. Tak ada yang bisa lolos, dan semua harus melakukan penerapan sesuai dengan ini. Jadi, di masa mendatang, zaman akan dibimbing oleh firman-Nya, dan bukan dibimbing oleh Roh.
Pekerjaan Tuhan dalam daging harus dikerjakan dalam daging. Jika dilakukan langsung oleh Roh Tuhan, hal itu tak akan membawa dampak. Bahkan jika dilakukan oleh Roh, pekerjaan itu tak akan memiliki makna penting yang besar, dan akhirnya, akan sama sekali tidak meyakinkan. Semua makhluk ingin tahu apakah pekerjaan Sang Pencipta memiliki makna penting, dan merepresentasikan apakah pekerjaan itu, dan dilakukan demi siapa, dan apakah pekerjaan Tuhan itu penuh otoritas dan hikmat, dan apakah pekerjaan ini benar-benar bernilai dan bermakna penting. Pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah demi penyelamatan seluruh umat manusia, demi mengalahkan Iblis, dan untuk memberikan kesaksian tentang Diri-Nya Sendiri di antara segala sesuatu. Dengan demikian, pekerjaan yang Dia lakukan pastilah sangat bermakna penting. Daging manusia telah dirusak Iblis dan telah begitu dibutakan, dan sangat dicelakakan. Alasan paling mendasar mengapa Tuhan bekerja secara pribadi dalam daging adalah karena sasaran keselamatan-Nya adalah manusia yang adalah daging, dan karena Iblis juga menggunakan daging manusia untuk mengganggu pekerjaan Tuhan. Perang melawan Iblis sesungguhnya adalah pekerjaan penaklukan manusia, dan pada saat yang sama, manusia juga merupakan sasaran keselamatan Tuhan. Dengan begini, pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi adalah penting. Iblis merusak daging manusia, dan manusia menjadi perwujudan Iblis, dan menjadi sasaran yang akan dikalahkan Tuhan. Maka, pekerjaan untuk berperang melawan Iblis dan menyelamatkan umat manusia terjadi di bumi, dan Tuhan harus menjadi manusia untuk berperang melawan Iblis. Ini adalah pekerjaan paling nyata. Ketika Tuhan bekerja dalam daging, Dia sesungguhnya sedang berperang melawan Iblis dalam daging. Ketika Dia bekerja dalam daging, Dia sedang melakukan pekerjaan-Nya di alam roh, dan membuat seluruh pekerjaan-Nya di alam roh menjadi nyata di bumi. Yang ditaklukkan adalah manusia, manusia yang tidak taat kepada-Nya, dan yang dikalahkan adalah perwujudan Iblis (tentu saja, ini juga manusia), yang berseteru dengan Dia, dan yang akhirnya diselamatkan juga adalah manusia. Dengan cara ini, lebih penting bagi-Nya untuk menjadi manusia yang memiliki "wujud luar" seorang ciptaan, sehingga Dia bisa melakukan perlawanan yang nyata terhadap Iblis, untuk menaklukkan manusia yang tidak taat kepada-Nya dan memiliki wujud luar yang sama dengan-Nya, dan untuk menyelamatkan manusia, yang memiliki wujud luar yang sama dengan-Nya dan yang telah dicelakakan oleh Iblis. Musuh-Nya adalah manusia, sasaran penaklukan-Nya adalah manusia, dan sasaran keselamatan-Nya adalah manusia, yang diciptakan-Nya. Jadi, Dia harus menjadi manusia, dan dengan cara ini, pekerjaan-Nya jadi lebih mudah. Dia dapat mengalahkan Iblis dan menaklukkan umat manusia, dan, lebih jauh lagi, dapat menyelamatkan umat manusia. Meskipun daging ini normal dan nyata, Dia bukanlah daging biasa: Dia bukanlah hanya daging yang manusiawi, tetapi daging yang manusiawi sekaligus ilahi. Inilah perbedaan-Nya dengan manusia, dan inilah tanda dari identitas Tuhan. Hanya daging yang seperti ini yang dapat melakukan pekerjaan yang hendak dilakukan-Nya, dan menggenapi pelayanan Tuhan dalam daging, dan sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan-Nya di antara manusia. Jika tidak demikian, pekerjaan-Nya di antara manusia akan selalu menjadi hampa dan bercela. Meskipun Tuhan bisa berperang melawan roh Iblis dan menang, natur lama manusia yang rusak tak pernah dapat diselesaikan, dan mereka yang tidak taat kepada Tuhan dan melawan-Nya tak akan pernah benar-benar tunduk pada kekuasaan-Nya, yang artinya, Dia tak akan pernah bisa menaklukkan umat manusia, dan tidak akan pernah bisa mendapatkan seluruh umat manusia. Jika pekerjaan-Nya di bumi tidak bisa diselesaikan, pengelolaan-Nya tak akan bisa diakhiri dan seluruh umat manusia tidak akan bisa masuk ke dalam perhentian. Jika Tuhan tidak dapat masuk ke dalam perhentian bersama seluruh makhluk ciptaan-Nya, tidak akan pernah ada hasil dari pekerjaan pengelolaan tersebut, dan sebagai akibatnya, kemuliaan Tuhan akan hilang. Meskipun daging-Nya tidak memiliki otoritas, pekerjaan yang dilakukan-Nya akan mencapai dampaknya. Ini tujuan yang tak bisa dielakkan dari pekerjaan-Nya. Terlepas dari apakah daging-Nya memiliki otoritas atau tidak, selama Dia dapat melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, maka Dia adalah adalah Tuhan itu Sendiri. Tanpa memandang betapa normal dan biasanya daging ini, Dia dapat melakukan pekerjaan yang Dia harus lakukan, karena daging ini adalah Tuhan dan bukan sekadar manusia. Alasan daging ini bisa melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia adalah karena hakikat batin-Nya tidak sama dengan hakikat batin manusia mana pun, dan alasan Dia dapat menyelamatkan manusia adalah karena identitas-Nya berbeda dari manusia mana pun. Daging ini juga amat penting bagi umat manusia karena Dia adalah manusia dan lebih dari itu, Dia adalah Tuhan, karena Dia dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan manusia biasa, dan karena Dia dapat menyelamatkan manusia yang rusak, yang hidup bersama-Nya di bumi. Meskipun Dia identik dengan manusia, Tuhan yang berinkarnasi lebih penting bagi umat manusia daripada orang penting mana pun, karena Dia dapat melakukan pekerjaan yang tak dapat dilakukan Roh Tuhan, Dia lebih mampu daripada Roh Tuhan untuk menjadi kesaksian tentang Tuhan itu sendiri, dan lebih mampu daripada Roh Tuhan untuk sepenuhnya mendapatkan umat manusia. Sebagai akibatnya, meskipun daging ini normal dan biasa, sumbangsih-Nya bagi umat manusia dan makna penting-Nya bagi keberadaan umat manusia membuat-Nya teramat berharga, dan nilai serta makna penting sesungguhnya dari daging ini tak terukur dibandingkan manusia mana pun. Meskipun daging ini tak dapat secara langsung menghancurkan Iblis, Dia dapat menggunakan pekerjaan-Nya untuk menaklukkan umat manusia dan mengalahkan Iblis, dan membuat Iblis sepenuhnya tunduk pada kekuasaan-Nya. Karena Tuhan berinkarnasi, Dia dapat mengalahkan Iblis dan bisa menyelamatkan umat manusia. Dia tidak secara langsung menghancurkan Iblis, tetapi sebaliknya, Dia menjadi daging untuk melakukan pekerjaan menaklukkan manusia, yang telah dirusak Iblis. Dengan begini, Dia lebih mampu memberi kesaksian bagi diri-Nya sendiri di antara makhluk ciptaan-Nya, dan lebih mampu menyelamatkan manusia yang rusak. Tuhan yang berinkarnasi mengalahkan Iblis, menjadi kesaksian yang lebih besar, dan lebih meyakinkan, daripada penghancuran Iblis secara langsung oleh Roh Tuhan. Tuhan dalam daging lebih mampu menolong manusia untuk mengenal Sang Pencipta, dan lebih mampu menjadi kesaksian bagi diri-Nya sendiri di tengah mahkluk ciptaan-Nya.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.