Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 120

08 Juni 2020

Bagi mereka yang hidup dalam daging, mengubah watak mereka butuh tujuan untuk diraih, dan mengenal Tuhan butuh menyaksikan perbuatan dan wajah nyata Tuhan. Keduanya hanya dapat dicapai oleh Tuhan yang berinkarnasi dalam daging, dan keduanya hanya dapat diraih oleh daging yang normal dan nyata. Ini sebabnya mengapa inkarnasi penting, dan dibutuhkan oleh manusia yang rusak. Karena manusia ingin mengenal Tuhan, citra tuhan yang samar dan supranatural harus dihapuskan dari hati mereka, karena manusia ingin membuang watak rusaknya, mereka harus lebih dulu mengenali watak rusak mereka. Apabila manusia berupaya untuk menghilangkan citra tuhan yang samar dari hatinya, maka ia akan gagal memperoleh hasilnya. Citra tuhan yang samar di hati manusia tidak dapat dicabut, dibuang, atau benar-benar dihapus oleh firman saja. Dengan begitu, akhirnya tidaklah mungkin melenyapkan hal-hal yang telah sangat berakar dari diri manusia. Hanya Tuhan yang praktis dan citra sejati Tuhan yang dapat menggantikan hal-hal yang samar dan supranatural tersebut, sehingga manusia dapat perlahan-lahan mengetahuinya, dan hanya dengan cara ini hasil yang diinginkan dapat dicapai. Manusia menyadari bahwa Tuhan yang ia cari di masa lalu tidaklah jelas dan supranatural. Kesadaran ini dapat diraih bukan karena kepemimpinan langsung Roh, apalagi pengajaran individu tertentu, melainkan buah dari Tuhan yang berinkarnasi. Pemahaman manusia seperti tak ada apa-apanya saat Tuhan yang berinkarnasi secara resmi melaksanakan pekerjaan-Nya, karena kenormalan dan realitas Tuhan yang berinkarnasi adalah antithesis dari imajinasi manusia akan Tuhan yang samar dan supranatural. Pemahaman manusia yang semula hanya dapat disingkapkan melalui perbandingan kontras terhadap Tuhan yang berinkarnasi. Tanpa perbandingan dengan Tuhan yang berinkarnasi, pemahaman manusia tak dapat disingkapkan; dengan kata lain, tanpa perbandingan dengan kenyataan, hal-hal samar tidak akan dapat diungkapkan. Tak ada yang mampu menggunakan kata-kata untuk melakukan pekerjaan ini, dan tak ada seorang pun yang mampu mengartikan pekerjaan ini dengan menggunakan kata-kata. Hanya Tuhan sendirilah yang dapat melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan tak ada yang lain yang dapat melakukan pekerjaan atas nama-Nya. Tak peduli betapa kayanya bahasa manusia, ia tak mampu mengartikan realitas dan kenormalan Tuhan. Manusia hanya dapat mengenal Tuhan secara lebih nyata, dan hanya dapat melihat Dia dengan lebih jelas, bila Tuhan secara pribadi bekerja di antara manusia dan benar-benar menunjukkan rupa dan keberadaan-Nya. Hal ini tak dapat dicapai oleh manusia mana pun. Tentu saja, Roh Tuhan juga tak mampu mencapai hal ini. Tuhan dapat menyelamatkan manusia yang cemar dari pengaruh Iblis, namun pekerjaan ini tak dapat secara langsung dirampungkan oleh Roh Tuhan; sebaliknya, hal itu hanya dapat dilaksanakan oleh daging yang dikenakan Roh Tuhan, oleh Tuhan yang berinkarnasi dalam daging. Daging ini adalah manusia dan juga Tuhan, manusia dengan kemanusiaan-Nya yang normal dan juga Tuhan dengan keilahian-Nya yang penuh. Maka, meskipun daging ini bukanlah Roh Tuhan, dan berbeda sekali dari Roh, daging ini adalah Tuhan sendiri yang berinkarnasi, yang menyelamatkan manusia, yang adalah Roh juga daging. Tak peduli disebut siapa Dia, yang terpenting dia adalah Tuhan itu sendiri yang menyelamatkan umat manusia. Karena Roh Tuhan tak terpisahkan dari daging, dan pekerjaan daging juga adalah pekerjaan Roh Tuhan; hanya saja pekerjaan ini tak dikerjakan dengan identitas Roh, melainkan identitas daging. Pekerjaan yang harus dikerjakan langsung oleh Roh tidak memerlukan inkarnasi, dan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh daging tidak dapat dikerjakan langsung oleh Roh, dan hanya bisa dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi. Inilah yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, dan yang dibutuhkan oleh umat manusia yang cemar. Dalam tiga tahap pekerjaan Tuhan, hanya satu tahap yang langsung dikerjakan oleh Roh, dan dua tahap lainnya dilaksanakan oleh Tuhan yang berinkarnasi, dan tidak langsung oleh Roh. Pekerjaan hukum taurat yang dilakukan oleh Roh tidak melibatkan perubahan watak manusia yang cemar, dan tak ada kaitannya dengan pengetahuan manusia akan Tuhan. Namun, pekerjaan Tuhan dalam rupa daging di Zaman Kasih Karunia dan Zaman Kerajaan, melibatkan watak manusia yang cemar dan pengetahuannya akan Tuhan, dan merupakan bagian yang penting dan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan keselamatan. Oleh karena itu, manusia yang cemar lebih membutuhkan keselamatan dari Tuhan yang berinkarnasi, dan lebih butuh pekerjaan langsung dari Tuhan yang berinkarnasi. Umat manusia membutuhkan Tuhan yang berinkarnasi untuk menggembalakan, mendukung, melepaskan dahaga, memberi makan, menghakimi dan menghajarnya, manusia juga butuh lebih banyak kasih karunia dan penebusan yang lebih besar dari Tuhan yang berinkarnasi. Hanya Tuhan dalam daging yang bisa menjadi kepercayaan manusia, gembala manusia, pertolongan nyata saat dibutuhkan, dan inilah pentingnya inkarnasi saat ini dan di masa lalu.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Berinkarnasi"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Tinggalkan Balasan

Bagikan

Batalkan