Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 208

29 Juli 2021

Seberapa besarkah rintangan terhadap pekerjaan Tuhan? Apakah ada yang pernah mengetahuinya? Dengan orang-orang yang terperangkap dalam warna-warni takhayul yang mendarah daging, siapa yang mampu mengetahui wajah Tuhan yang sebenarnya? Dengan pengetahuan budaya terbelakang yang sedemikian dangkal dan tak masuk akal ini, bagaimana mungkin mereka memahami sepenuhnya firman yang disampaikan oleh Tuhan? Bahkan ketika firman disampaikan kepada mereka dengan bertatapan muka, dan mereka diberi makan dari mulut ke mulut, bagaimana mereka bisa paham? Terkadang firman Tuhan seakan-akan didengarkan oleh telinga yang tuli: orang-orang tidak sedikit pun bereaksi, mereka menggeleng-gelengkan kepala dan tidak memahami apa pun. Bagaimana mungkin ini tidak mengkhawatirkan? "Sejarah budaya dan pengetahuan budaya kuno sejak zaman dahulu kala" ini telah memelihara sekelompok orang tidak berguna. Budaya kuno ini—warisan berharga ini—adalah setumpukan sampah! Semua itu menjadi aib abadi sejak zaman dahulu, dan tak pantas disebut-sebut! Budaya kuno ini telah mengajari manusia tipu muslihat dan teknik untuk menentang Tuhan dan "bimbingan yang teratur dan lembut" dari pendidikan nasional telah menjadikan manusia bahkan semakin tidak taat kepada Tuhan. Setiap bagian dari pekerjaan Tuhan sangat sulit, dan setiap tahap dari pekerjaan-Nya di bumi menyengsarakan Tuhan. Betapa berat pekerjaan-Nya di bumi! Langkah-langkah pekerjaan Tuhan di bumi melibatkan kesukaran yang besar: oleh karena kelemahan manusia, kekurangan, kekanak-kanakan, ketidaktahuannya, dan segala sesuatu dari manusia, Tuhan membuat perencanaan yang cermat dan pertimbangan yang matang. Manusia itu seperti macan kertas yang orang tidak berani mengganggu atau mengusiknya; dengan satu sentuhan ringan, ia balas menggigit, atau jatuh lalu tersesat, dan seolah-olah, jika sedikit saja konsentrasinya hilang, ia kumat atau mengabaikan Tuhan, atau lari kepada orang tuanya yang seperti babi dan anjing untuk memuaskan hal-hal najis dari tubuh mereka. Benar-benar halangan yang besar! Hampir di setiap langkah pekerjaan-Nya, Tuhan dicobai, dan hampir di setiap langkah-Nya, Tuhan menghadapi bahaya yang besar. Firman-Nya tulus dan murni dan tanpa kebencian, tetapi siapa yang mau menerimanya? Siapa yang bersedia tunduk sepenuhnya? Ini menghancurkan hati Tuhan. Dia berusaha siang dan malam bagi manusia, Dia diliputi kecemasan karena hidup manusia dan Dia bersimpati dengan kelemahan manusia. Dia telah menanggung banyak perubahan dan perkembangan tak terduga di setiap langkah pekerjaan-Nya, untuk setiap firman yang Dia ucapkan; Dia pernah dihadapkan pada dua pilihan sulit dan memikirkan kelemahan, ketidaktaatan, sikap kekanak-kanakan, dan kerapuhan manusia ... siang dan malam tanpa henti. Siapa yang pernah mengetahui hal ini? Kepada siapa Dia bisa menceritakannya? Siapa yang bisa memahaminya? Dia selalu membenci dosa manusia, dan kurangnya keberanian, dan kelemahan karakter manusia, dan Dia selalu mengkhawatirkan kerapuhan manusia dan merenungkan jalan yang ada di hadapan manusia. Tatkala mengamati perkataan dan perbuatan manusia, Dia selalu dipenuhi dengan belas kasih dan amarah, dan pemandangan akan hal-hal ini selalu menyakitkan hati-Nya. Bagaimanapun juga, orang-orang lugu ini, telah menjadi mati rasa; mengapa Tuhan harus selalu mempersulit mereka? Manusia yang lemah benar-benar kehilangan ketekunannya, mengapa Tuhan selalu merasakan kemarahan yang tanpa henti terhadap dirinya? Manusia yang lemah dan tak berdaya tidak lagi memiliki daya hidup sedikit pun; mengapa Tuhan harus selalu menegurnya karena ketidaktaatannya? Siapa yang bisa manahan ancaman Tuhan yang di surga? Manusia, bagaimanapun juga, rapuh dan Tuhan, berada dalam situasi yang sulit ini, telah mendorong kemarahan-Nya jauh ke dalam hati-Nya, agar manusia perlahan-lahan dapat merenungkan dirinya sendiri. Namun manusia, yang berada dalam masalah besar, tidak sedikit pun memiliki penghargaan terhadap kehendak Tuhan; manusia telah diinjak-injak oleh raja Iblis tua, tetapi ia sama sekali tidak menyadarinya, ia selalu menentang Tuhan, atau bersikap tidak panas ataupun dingin terhadap Tuhan. Tuhan sudah mengucapkan begitu banyak firman, tetapi siapa yang pernah menganggapnya serius? Manusia tidak memahami firman Tuhan, tetapi ia tetap tidak merasa gelisah, dan tidak pernah punya kerinduan, dan tidak pernah benar-benar mengenal hakikat si iblis tua. Orang-orang hidup di dunia orang mati, di neraka, tetapi percaya bahwa mereka hidup di istana di dasar laut; mereka dianiaya oleh si naga merah yang sangat besar, tetapi mengira diri mereka disayang oleh negara; mereka dicemooh oleh Iblis tetapi mengira mereka menikmati karya seni daging yang luar biasa. Benar-benar segerombolan manusia yang kotor dan hina! Manusia telah mengalami kemalangan, tetapi ia tidak mengetahuinya dan dalam masyarakat yang gelap ini, ia menderita kecelakaan demi kecelakaan, tetapi ia tidak pernah terbangun karena hal ini. Kapankah ia akan menyingkirkan watak yang seperti budak dan menyayangi diri sendiri ini? Mengapa ia begitu tidak peduli dengan hati Tuhan? Apakah diam-diam ia memaafkan penindasan dan kesulitan ini? Tidakkah ia mengharapkan datangnya hari di mana ia bisa mengubah kegelapan menjadi terang? Tidakkah ia berharap untuk sekali lagi memperbaiki ketidakadilan terhadap keadilan dan kebenaran? Apakah ia rela memperhatikan dan tidak melakukan apa pun ketika orang-orang meninggalkan kebenaran dan memutarbalikkan fakta? Apakah ia dengan senang hati terus menanggung perlakuan yang salah ini? Apakah ia bersedia menjadi budak? Apakah ia bersedia binasa di tangan Tuhan bersama dengan para budak dari negari yang gagal ini? Di manakah tekadmu? Di manakah ambisimu? Di manakah harga dirimu? Di manakah integritasmu? Di manakah kebebasanmu? Apakah engkau rela mempersembahkan seluruh hidupmu bagi si naga merah yang sangat besar, si raja Iblis? Apakah engkau bahagia membiarkannya menyiksamu sampai mati? Permukaan jurang yang dalam ini kacau dan gelap, sementara rakyat yang menderita penderitaan seperti itu, berseru kepada surga dan mengeluh kepada bumi. Kapankah manusia akan mampu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi? Manusia kurus kering dan kerempeng, bagaimana ia mampu melawan Iblis yang kejam dan tiran ini? Mengapa ia tidak mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan secepat yang ia bisa? Mengapa ia masih bimbang? Kapan ia bisa menyelesaikan pekerjaan Tuhan? Karena tanpa tujuan ditindas dan ditekan, seluruh hidupnya pada akhirnya dihabiskan dalam kesia-siaan; mengapa ia begitu terburu-buru datang dan begitu buru-buru untuk pergi? Mengapa ia tidak menyimpan sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada Tuhan? Apakah ia sudah lupa akan ribuan tahun kebencian?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Tinggalkan Balasan

Bagikan

Batalkan