Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 14

10 Februari 2021

Siapa yang Menetapkan Kesudahan Manusia?

Ada persoalan sangat penting lainnya, dan itu adalah sikapmu terhadap Tuhan. Sikap ini sangat penting! Itu menentukan apakah engkau semua pada akhirnya akan berjalan menuju pemusnahan, atau menuju tempat tujuan nan indah yang sudah Tuhan siapkan untukmu. Di Zaman Kerajaan, Tuhan telah bekerja lebih dari 20 tahun, dan sepanjang 20 tahun ini, hatimu mungkin sedikit tidak yakin tentang kinerjamu. Akan tetapi, dalam hati Tuhan, Dia telah membuat catatan yang aktual dan benar untuk setiap orang dari antara engkau semua. Mulai dari ketika setiap orang mulai mengikuti-Nya dan mendengarkan khotbah-Nya, memahami semakin banyak kebenaran, sampai ketika mereka melakukan tugas mereka—Tuhan memiliki catatan untuk setiap penampilan ini. Ketika seseorang melakukan tugas mereka, ketika mereka diperhadapkan dengan semua jenis keadaan, semua jenis ujian, seperti apakah sikap orang tersebut? Bagaimana mereka menjalankannya? Bagaimana perasaan mereka terhadap Tuhan dalam hati mereka? ... Tuhan memiliki catatan mengenai semua ini, catatan semuanya. Mungkin dari sudut pandangmu, semua persoalan ini membingungkan. Akan tetapi, dari tempat Tuhan berdiri, semua itu sangat jelas, dan bahkan tidak ada sedikit pun kecerobohan. Ini adalah persoalan yang melibatkan kesudahan setiap orang, dan nasib serta prospek masa depan mereka juga. Selain itu, ini adalah tempat Tuhan mengerahkan seluruh jerih payah-Nya. Oleh karena itu, Tuhan tidak berani mengabaikannya sedikit pun, dan tidak akan menoleransi setiap kecerobohan. Tuhan mencatat kisah umat manusia ini, membuat sebuah catatan berisi seluruh perjalanan manusia mengikuti Tuhan, dari awal sampai akhir. Sikapmu terhadap Tuhan pada waktu ini akan menentukan nasibmu. Bukankah ini benar? Sekarang, apakah engkau semua percaya bahwa Tuhan itu benar? Apakah tindakan Tuhan tepat? Apakah engkau semua masih memiliki gambaran lain tentang Tuhan dalam benakmu? (Tidak.) Lalu apakah menurutmu kesudahan manusia itu ditentukan oleh Tuhan atau ditentukan oleh manusia itu sendiri? (Ditentukan oleh Tuhan.) Siapakah yang menentukannya? (Tuhan.) Engkau semua tidak yakin, betul? Saudara-saudari dari Hong Kong, bicaralah—siapakah yang menentukan itu? (Manusia sendiri yang menentukannya.) Manusia sendiri yang menentukannya? Lalu, bukankah itu berarti tidak ada kaitannya dengan Tuhan? Saudara dan saudari dari Korea Selatan, bicaralah. (Tuhan menetapkan kesudahan manusia berdasarkan semua tindakan dan perbuatan mereka, dan berdasarkan jalan yang mereka lalui.) Ini sebuah respons yang sangat objektif. Ada sebuah fakta yang harus Aku sampaikan kepada engkau semua: Di sepanjang pekerjaan penyelamatan Tuhan, Dia menetapkan sebuah standar untuk manusia. Standar ini adalah agar manusia dapat menaati firman Tuhan, dan berjalan dalam jalan Tuhan. Standar inilah yang digunakan untuk menimbang kesudahan manusia. Jika engkau melakukan pengamalan sesuai dengan standar Tuhan ini, maka engkau dapat memperoleh kesudahan yang baik; jika engkau tidak melakukan demikian; maka engkau tidak dapat memperoleh kesudahan yang baik. Jadi, siapakah menurutmu yang menetapkan kesudahan ini? Bukan Tuhan sendiri yang menetapkannya, melainkan Tuhan dan manusia bersama-sama. Apakah benar demikian? (Ya.) Mengapa demikian? Karena Tuhanlah yang secara aktif ingin terlibat dalam pekerjaan penyelamatan umat manusia, dan menyiapkan tempat tujuan yang indah untuk manusia; manusia adalah target pekerjaan Tuhan, dan kesudahan ini, tempat tujuan ini, adalah apa yang Tuhan siapkan untuk manusia. Jika tidak ada target untuk pekerjaan-Nya, maka Tuhan tidak perlu melakukan pekerjaan ini; jika Tuhan tidak melakukan pekerjaan ini, maka manusia tidak akan punya kesempatan untuk mendapat keselamatan. Manusia adalah target penyelamatan, dan kendati manusia berada di sisi yang pasif dalam proses ini, sikap dari sisi inilah yang menentukan apakah Tuhan akan berhasil atau tidak dalam pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Jika bukan karena tuntunan yang Tuhan berikan kepadamu, maka engkau tidak akan mengetahui standar-Nya, dan engkau tidak akan memiliki tujuan. Jika engkau memiliki standar ini, tujuan ini, namun engkau tidak bekerja sama, engkau tidak melakukannya dalam tindakan nyata, engkau tidak bersedia membayar harganya, maka engkau tetap tidak akan memperoleh kesudahan ini. Oleh sebab inilah, Aku mengatakan bahwa kesudahan seseorang tidak dapat dipisahkan dari Tuhan, dan tidak dapat dipisahkan dari manusia. Dan sekarang engkau semua mengetahui siapa yang menetapkan kesudahan manusia.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan dan Hasil yang Akan Dicapai Pekerjaan-Nya"

Lihat lebih banyak

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Bagikan

Batalkan