Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Kerusakan Manusia | Kutipan 366

18 Agustus 2020

Aku berdiri di atas alam semesta hari demi hari untuk mengamati, dan Aku dengan rendah hati menyembunyikan diri-Ku di tempat tinggal-Ku untuk menjalani kehidupan manusia, mempelajari dengan saksama setiap perbuatan manusia. Tidak seorang pun pernah benar-benar mempersembahkan dirinya kepada-Ku. Tidak seorang pun pernah mengejar kebenaran. Tidak seorang pun pernah bersikap penuh tanggung jawab untuk-Ku. Tidak seorang pun pernah membuat kebulatan hati di hadapan-Ku dan setia menjalankan tugasnya. Tidak seorang pun pernah mengizinkan Aku untuk tinggal di dalam dirinya. Tidak seorang pun menghargai Aku seperti ia menghargai hidupnya sendiri. Tidak seorang pun pernah melihat seluruh keberadaan keilahian-Ku dalam realitas yang praktis. Tidak seorang pun pernah bersedia untuk berkomunikasi dengan Tuhan yang praktis itu sendiri. Ketika perairan menelan manusia seluruhnya, Aku menyelamatkan mereka dari perairan yang tergenang dan memberi mereka kesempatan untuk memiliki kehidupan yang baru. Ketika manusia kehilangan kepercayaan diri untuk menjalani hidup, Aku menarik mereka dari ambang kematian, memberi mereka keberanian untuk hidup, sehingga mereka menganggap Aku sebagai landasan keberadaan mereka. Ketika manusia tidak menaati-Ku, Aku membuat mereka mengenal-Ku dalam ketidaktaatan mereka. Mengingat sifat lama manusia dan berdasarkan belas kasihan-Ku, ketimbang menghukum mati manusia, Aku memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memulai lagi dari awal. Ketika manusia menderita bencana kelaparan, Aku merenggut mereka dari kematian asalkan mereka masih memiliki sehela napas, untuk mencegah mereka menjadi mangsa tipu muslihat Iblis. Sudah berapa kali manusia melihat tangan-Ku; sudah berapa kali mereka melihat wajah-Ku yang ramah, melihat wajah-Ku yang tersenyum; dan sudah berapa kali mereka melihat keagungan-Ku, melihat murka-Ku. Meskipun umat manusia tidak pernah mengenal-Ku, Aku tidak memanfaatkan kelemahan mereka untuk menimbulkan masalah yang tidak perlu. Setelah merasakan penderitaan umat manusia, Aku bersimpati dengan kelemahan manusia. Hanyalah sebagai respons terhadap ketidaktaatan manusia dan sikap mereka yang tidak tahu berterima kasih, Aku memberikan hukuman yang berbeda-beda beratnya.

Aku menyembunyikan diri-Ku di saat-saat sibuk manusia dan menyatakan diri-Ku di waktu luang mereka. Umat manusia membayangkan Aku sebagai yang Maha Mengetahui dan Tuhan sendiri yang mengabulkan semua permohonan. Karena itulah kebanyakan orang datang di hadapan-Ku hanya untuk mencari pertolongan Tuhan, bukan karena keinginan untuk mengenal-Ku. Ketika sedang dalam penderitaan karena sakit, manusia memohon pertolongan-Ku dengan sangat. Ketika berada dalam kemalangan, mereka menceritakan kesulitan mereka kepada-Ku dengan segenap kekuatan untuk mencurahkan penderitaan mereka. Namun tidak satu manusia pun yang mampu untuk juga mengasihi-Ku dalam kegembiraan. Tidak seorang pun datang kepada-Ku ketika mereka mengalami kedamaian dan kebahagiaan, sehingga Aku bisa mengambil bagian dalam sukacita mereka. Ketika keluarga dekat mereka dalam keadaan bahagia dan baik, manusia menyingkirkan Aku atau menutup pintu terhadap-Ku, melarang-Ku masuk, dan dengan demikian menikmati kebahagiaan keluarga yang diberkati. Pikiran manusia terlalu sempit, terlalu sempit bahkan untuk memikirkan Tuhan yang sedemikian penuh kasih, berbelas kasihan, dan bisa didekati seperti Aku. Berapa kali Aku ditolak oleh manusia pada saat mereka tertawa gembira; berapa kali Aku dijadikan sandaran untuk menopang manusia saat mereka tersandung; berapa kali Aku dipaksa untuk mengambil peran sebagai dokter oleh orang-orang yang sedang menderita sakit. Betapa kejamnya umat manusia! Benar-benar keterlaluan dan tidak bermoral! Bahkan perasaan yang seharusnya memperlengkapi manusia pun tidak dapat dirasakan di dalam mereka. Mereka nyaris sepenuhnya tidak memiliki jejak kemanusiaan. Renungkanlah masa lalu dan bandingkan dengan masa sekarang. Apakah ada perubahan yang terjadi dalam dirimu? Apakah hal-hal di masa lalu sudah berkurang di masa sekarang? Ataukah hal-hal di masa lalu itu belum diubah?

Aku telah berjalan menaiki bukit dan menuruni lembah, mengalami pasang surut dunia. Di antara manusia Aku telah mengembara, dan di antara manusia Aku telah hidup selama bertahun-tahun, tetapi tampaknya watak manusia hanya sedikit berubah. Seakan-akan sifat lama manusia telah mengakar dan bertumbuh dalam diri mereka. Mereka tidak pernah mampu mengubah sifat lama itu, hanya sedikit memperbaikinya dari landasan yang semula. Seperti dikatakan orang, esensinya tidak berubah, tetapi bentuknya telah banyak berubah. Semua orang tampaknya sedang mencoba untuk mengelabui Aku dan membuat-Ku terpesona, agar ia dapat menyelinap dengan diam-diam dan mendapatkan penghargaan dari-Ku. Aku tidak menghargai serta tidak memperhatikan tipu muslihat manusia. Daripada menjadi murka secara tiba-tiba, Aku mengambil sikap melihat tetapi tidak memperhatikan. Aku berencana memberi umat manusia sedikit kelonggaran dan setelah itu menangani semua manusia sebagai satu kesatuan. Karena semua manusia merupakan orang-orang yang tidak menghormati diri sendiri dan tak berguna, tidak menghargai diri mereka sendiri, lalu mengapa mereka membutuhkan Aku untuk menunjukkan belas kasihan dan kasih yang diperbarui? Tanpa terkecuali, manusia tidak mengenal diri mereka sendiri, dan tidak mengetahui kemampuan mereka. Mereka harus menimbang diri mereka sendiri. Umat manusia tidak memperhatikan-Ku, jadi Aku juga tidak menanggapi mereka dengan serius. Manusia tidak memperhatikan-Ku, jadi Aku juga tidak perlu mengerahkan upaya bagi mereka. Tidakkah ini yang terbaik bagi kedua belah pihak? Bukankah hal ini menggambarkan engkau, umat-Ku? Siapakah yang telah menyatakan kebulatan tekad di hadapan-Ku dan tidak mencampakkannya sesudahnya? Siapakah yang telah menyatakan kebulatan tekad untuk jangka panjang di hadapan-Ku ketimbang menetapkan hati tentang ini dan itu berulang kali? Manusia selalu membuat kebulatan tekad di hadapan-Ku di saat-saat yang mudah dan membatalkan semuanya di saat-saat yang sulit. Kemudian mereka memungut kembali kebulatan tekad itu dan meletakkannya di hadapan-Ku. Begitu tidak terhormatkah Aku sehingga Aku akan begitu saja menerima sampah yang telah diambil orang dari tumpukan sampah? Hanya sedikit manusia yang berpegang teguh pada kebulatan tekad mereka, hanya sedikit yang kudus, dan hanya sedikit yang memberikan hal yang paling berharga sebagai pengorbanan mereka kepada-Ku. Tidakkah engkau semua sama seperti ini? Jika engkau tidak dapat memegang teguh tugas-tugasmu sebagai bagian umat-Ku dalam kerajaan, engkau akan dibenci dan ditolak oleh-Ku!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 14"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan