Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Kerusakan Manusia | Kutipan 348

14 Agustus 2020

Mengelola manusia adalah tugas-Ku, dan terlebih lagi membuatnya takluk kepada-Ku adalah sesuatu yang ditetapkan ketika Aku menciptakan dunia. Orang-orang mungkin tidak mengetahui bahwa Aku akan menaklukkan mereka seluruhnya pada akhir zaman dan mungkin juga tidak menyadari bahwa bukti kekalahan Iblis adalah dengan menaklukkan para pemberontak di antara umat manusia. Namun, saat musuh-Ku berperang melawan-Ku, Aku telah memberitahunya bahwa Aku akan menjadi penakluk mereka yang telah ditawan oleh Iblis dan dijadikan sebagai anak-anak dan pelayan setia yang mengawasi rumahnya. Makna asli dari menaklukkan adalah mengalahkan, memberikan penghinaan. Dalam bahasa Israel, kata ini bermakna sepenuhnya mengalahkan, menghancurkan dan membuat musuh tidak mampu lagi melawan-Ku. Namun sekarang, sebagaimana digunakan di antara engkau sekalian, maknanya adalah menaklukkan. Engkau sekalian harus tahu bahwa niat-Ku adalah untuk sepenuhnya menghancurkan dan menyingkirkan si jahat dari antara umat manusia, sehingga jangankan memberontak terhadap-Ku, mengambil napas untuk menyela atau mengganggu pekerjaan-Ku pun tidak bisa. Demikianlah, sejauh menyangkut manusia, hal itu berarti penaklukan. Apa pun konotasi istilah tersebut, pekerjaan-Ku adalah untuk mengalahkan umat manusia. Sebab, meskipun benar bahwa umat manusia merupakan pelengkap untuk pengelolaan-Ku, lebih tepatnya, umat manusia tidak lain adalah musuh-Ku. Umat manusia adalah si jahat yang menentang dan tidak taat kepada-Ku. Umat manusia tidak lain adalah keturunan si jahat yang Ku-kutuk. Umat manusia tidak lain adalah keturunan malaikat utama yang mengkhianati-Ku. Umat manusia tidak lain adalah warisan Iblis yang sejak dulu Ku-tolak, dan sejak itu telah menjadi musuh-Ku yang tidak terdamaikan. Di atas umat manusia, langit mendung, redup dan suram, tanpa secercah cahaya, dan dunia manusia terjerumus ke dalam kegelapan pekat, sehingga dia yang tinggal di dalamnya bahkan tidak bisa melihat tangannya yang terjulur di depan wajahnya ataupun melihat cahaya ketika dia menengadahkan kepalanya. Jalan yang dia lalui berlumpur dan penuh lubang, juga sangat berliku-liku; seluruh daratan bergelimang mayat. Sudut-sudut gelap dipenuhi dengan jasad manusia, dan di sudut-sudut dingin dan temaram, kerumunan setan telah tinggal di sana. Di mana-mana di dunia manusia, setan datang dan pergi bergerombol. Keturunan dari segala macam binatang, berlumur kenajisan, sedang terjebak di medan pertempuran dengan suara yang sangat menakutkan. Pada saat yang demikian, dalam dunia yang demikian, "surga dunia" yang demikian, ke mana dia mencari kebahagiaan hidup? Ke mana dia pergi menemukan tempat tujuan hidupnya? Umat manusia yang telah lama diinjak-injak oleh Iblis, sejak awal telah menjadi aktor yang menyandang gambar Iblis—bahkan, menjadi jelmaan Iblis yang dengan lantang dan jelas memberi kesaksian untuk Iblis. Bagaimana bisa umat manusia yang sedemikian bobrok dan keturunan dari keluarga manusia yang sedemikian rusak menjadi saksi Tuhan? Dari manakah kemuliaan-Ku akan datang? Di manakah seseorang dapat mulai berbicara tentang kesaksian-Ku? Kepada musuh yang setelah merusak manusia dan melawan-Ku, ia telah mengambil alih umat manusia—umat manusia yang Ku-ciptakan dahulu kala dan dipenuhi dengan kemuliaan dan cara hidup-Ku—dan mengotori mereka. Dia telah merenggut kemuliaan-Ku, dan semua yang telah dia tanamkan kepada manusia adalah racun yang dipenuhi keburukan Iblis, dan esensi dari buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Pada mulanya, Aku menciptakan umat manusia, yaitu nenek moyang manusia bernama Adam. Dia diberkati dengan rupa dan gambar, penuh kekuatan, penuh kegagahan, dan selain itu, ada di dalam kemuliaan-Ku. Itulah hari mulia ketika Aku menciptakan manusia. Setelah itu, Hawa diciptakan dari tubuh Adam, dan dia juga merupakan nenek moyang manusia, sehingga orang-orang yang Ku-ciptakan dipenuhi dengan napas dan kemuliaan-Ku. Adam lahir dari tangan-Ku dan merupakan perwujudan dari gambar-Ku. Dengan demikian, makna asli dari "Adam" adalah diciptakan oleh-Ku, dipenuhi dengan daya hidup-Ku, kemuliaan-Ku, memiliki rupa dan gambar, juga roh dan napas-Ku. Dia adalah satu-satunya makhluk ciptaan, memiliki roh, yang mampu mewakili-Ku, menyandang gambar-Ku, dan menerima napas-Ku. Pada awalnya, Hawa adalah manusia kedua yang diberkati dengan napas penciptaannya telah Ku-tetapkan, sehingga makna asli dari "Hawa" adalah makhluk ciptaan yang akan meneruskan kemuliaan-Ku, dipenuhi dengan daya hidup-Ku, bahkan sangat diberkati dengan kemuliaan-Ku. Hawa berasal dari Adam sehingga dia juga memiliki gambar-Ku, karena dia adalah manusia kedua yang diciptakan berdasarkan gambar-Ku. Makna asli dari "Hawa" adalah manusia yang hidup dengan roh, daging, dan tulang, kesaksian-Ku yang kedua, juga gambar-Ku yang kedua di antara umat manusia. Mereka merupakan nenek moyang umat manusia, harta paling murni, dan berharga, sejak awal, mereka adalah makhluk hidup yang diberkati dengan roh. Namun, si jahat mengambil keturunan dari nenek moyang umat manusia itu dan menindas, serta menawan mereka, menjerumuskan dunia manusia ke dalam kegelapan total, dan membuatnya sedemikian rupa sehingga keturunan manusia itu tidak lagi percaya akan keberadaan-Ku. Bahkan yang lebih keji lagi, ialah ketika si jahat merusak dan menindas mereka, dia juga dengan kejamnya merenggut kemuliaan-Ku, kesaksian-Ku, daya hidup yang Ku-berikan, napas dan kehidupan yang Ku-hembuskan kepada mereka, seluruh kemuliaan-Ku di dunia manusia, dan darah yang telah Ku-curahkan untuk umat manusia. Umat manusia tidak lagi berada dalam terang, mereka telah kehilangan segala yang Ku-berikan, membuang kemuliaan yang Ku-berikan. Bagaimana bisa mereka mengakui bahwa Aku-lah Tuhan dari segala makhluk ciptaan? Bagaimana bisa mereka terus percaya akan keberadaan-Ku di surga? Bagaimana bisa mereka menemukan perwujudan kemuliaan-Ku di atas bumi? Bagaimana bisa anak-cucu ini menerima Tuhan yang dihormati nenek moyangnya sebagai Tuhan Sang Pencipta? Anak-cucu yang menyedihkan ini dengan murah hatinya telah "mempersembahkan" kemuliaan, gambar, juga kesaksian yang Ku-berikan kepada Adam dan Hawa, kepada si jahat, serta kehidupan yang Ku-anugerahkan kepada umat manusia dan tempat mereka bergantung untuk bertahan hidup, serta, tanpa memedulikan sedikit pun akan kehadiran si jahat, mereka telah memberikan seluruh kemuliaan-Ku kepadanya. Bukankah ini asal dari sebutan "sampah"? Bagaimana bisa seperti itu: umat manusia, setan jahat, mayat hidup, sosok Iblis, dan musuh-musuh-Ku memiliki kemuliaan-Ku? Aku akan mengambil kembali kemuliaan dan kesaksian-Ku yang hidup di antara manusia; mengambil kembali segala yang pernah Ku-miliki dan yang pernah Ku-berikan kepada umat manusia sejak dahulu—Aku akan sepenuhnya menaklukkan umat manusia. Akan tetapi, engkau harus tahu, manusia yang Ku-ciptakan adalah orang-orang kudus yang menyandang gambar dan kemuliaan-Ku. Mereka bukan berasal dari Iblis atau pun tempat pijakannya, namun mereka adalah perwujudan murni dari diri-Ku dan sama sekali bebas dari racun Iblis. Karena itu, Aku membiarkan umat manusia tahu bahwa Aku hanya menginginkan ciptaan tangan-Ku, yang kudus yang Ku-cintai dan yang bukan berasal dari entitas lain. Selain itu, Aku akan menikmatinya dan menganggapnya sebagai kemuliaan-Ku. Akan tetapi, yang Ku-inginkan bukanlah umat manusia yang telah dirusak oleh Iblis, yang saat ini dimiliki oleh Iblis, dan tidak lagi menjadi ciptaan asli-Ku. Karena Aku berniat untuk mengambil kembali kemuliaan-Ku yang berada di dunia manusia, maka Aku akan mendapatkan kemenangan mutlak atas mereka yang tersisa di antara umat manusia, sebagai bukti dari Kemuliaan-Ku dalam mengalahkan Iblis. Aku hanya akan mengambil kesaksian-Ku sebagai kristalisasi diri-Ku, sebagai objek kesukaan-Ku. Inilah kehendak-Ku.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Makna Menjadi Seorang Pribadi Sejati"

Lihat lebih banyak

3. Jika Anda bersedia menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan mendapatkan bantuan Tuhan, klik tombol untuk bergabung dalam kelompok belajar.

Bagikan

Batalkan